You are on page 1of 6

Stratified Random Sampling

Konsep/Definisi

Metode pengambilan sampel acak terstratifikasi (stratified random sampling)


adalah metode pemilihan sampel denga cara membagi populasi ke dalam
kelompok-kelompok yang homogen yang disebut strata, dan kemudian
sampel diambil secara acak dari tiap strata tersebut. Apabila anggota-
anggota populasi tidak homogen, tetapi bisa dikelompokkan dalam
kelompok-kelompok yang relatif homogen, maka proses pengambilan
sampel dengan metode acak sederhana akan menimbulkan bias, karena
keheterogenan yang ada pada anggota populasi akan berpengaruh terhadap
informasi yang diperoleh dari variabel yang diobservasi. Pada kondisi
tersebut perlu dilakukan pembagian anggota-anggota populasi ke dalam
kelompok-kelompok yang relatif homogen tersebut. Agar standar deviasi
yang diperoleh tetap kecil, maka satuan sampel yang relatif homogen dalam
karakteristik yang diteliti dijadikan satu kelompok yang dinamakan strata.
Dengan demikian variasi yang ada antar strata mengggambarkan variasi
dalam tiap strata. Selanjutnya dari tiap strata ini diambil sampel secara
acak.

Penarikan sampel berstrata adalah suatu metode dimana


populasi, yang berukuran N, dibagi-bagi menjadi subpopulasi-
subpopulasi yang masing-masing terdiri atas N1, N2, N3, N4, …
NL elemen. Diantara dua subpopulasi tidak boleh ada yang
saling tumpang tindih, sehingga N1 + N2 + N3 + N4 + … + NL
= N. Selanjutnya setiap anak populasi disebut sebagai strata
(stratum).

Dalam pembentukan strata harus diusahakan agar elemen-elemen yang


hampir sama dimasukkan ke dalam satu strata sehingga varians di dalam
masing-masing strata menjadi lebih homogen. Di samping itu, akan lebih
baik lagi jika perbedaaan rata-rata karakteristik antar strata dibuat sebesar
mungkin perbedaannya. Secara skematis pembentukan strata sebagai
berikut.

Populasi
♦ ♠ ♦ ♥ ♥ ♠ ♥ ♣ ♦ ♠
♦ ♣
♠ ♦ ♠ ♣ ♠ ♥ ♠ ♦ ♠ ♠
♣ ♠
♣ ♥ ♣ ♦ ♣ ♦ ♣ ♥ ♣ ♣
♥ ♦
♥ ♣ ♥ ♠ ♥ ♣ ♥ ♥ ♠ ♦
♥ ♥
Bentuk gambar merupakan ciri dari elemen
populasi

Populasi distratifikasi
I II III IV
♦ ♦ ♦ ♠ ♠ ♠ ♣ ♣ ♣ ♥
♥ ♥
♦ ♦ ♦ ♠ ♠ ♠ ♣ ♣ ♣ ♥
♥ ♥
♦ ♦ ♠ ♠ ♠ ♣ ♣ ♣ ♥ ♥
♥ ♥
♦ ♦ ♠ ♠ ♠ ♣ ♣ ♣ ♥ ♥
♥ ♥

Yang perlu diperhatikan dalam penerapan rancangan penarikan sampel


berstrata adalah variabel apa yang digunakan sebagai dasar pembentukan
strata, alokasi sampel pada masing-masing strata, dan ukuran sampel yang
diperlukan untuk menduga suatu statistik dengan presisi yang dikehendaki.

Pelapisan/sratifikasi adalah sebuah teknik biasa. Ada beberapa alasan prinsip


untuk penggunaannya, prinsip yang dimaksud antara lain.

1. Jika data diketahui ketelitian yang diinginkan untuk subkelompok


tertentu dari populasi, ada baiknya memperlakukan setiap
subkelompok sebagai suatu populasi yang tertentu.

2. Administrasi yang baik dapat memakai kegunaan pelapisan; sebagai


contoh, agen survei dapat menggunakan kantor-kantor cabang, yang
masing-masing dapat mengawasi survei sebagai bagian dari populasi.

3. Masalah penarikan sampel dapat berbeda dalam bagian populasi yang


berbeda. Dengan populasi manusia, orang-orang yang hidup dalam
adat kebiasaan (misalkan hotel, rumah sakit, dan penjara), seringkali
ditempatkan pada lapisan yang berbeda dengan orang-orang yang
tinggal di rumah-rumah biasa, karena pendekatan yang berbeda untuk
penarikan sampelnya sesuai untuk dua keadaan tersebut. Dalam
penarikan sampel perusahaan, kita dapat memperoleh sebuah daftar
dari perusahaan-perusahaan besar yang ditempatkan pada lapisan
yang terpisah dengan perusahaan-perusahaan kecil.

4. Pelapisan dapat menghasilkan suatu manfaat dalam ketelitian


perkiraan dari karakteristik seluruh populasi. Hal ini memungkinkan
kita untuk membagi sebuah populasi yang heterogen menjadi
subpopulasi-subpopulasi, dengan setiap subpopulasi menjadi
homogen. Subpopulasi ini dinamakan lapisan (strata). Jika tiap-tiap
lapisan homogen, maka pengukuran varians antarlapisan menjadi
kecil, dan perkiraan yang teliti dari setiap rata-rata lapisan dapat
diperoleh dari sampel kecil dalam lapisan tersebut. Perkiraan ini
kemudian dapat dikombinasikan dengan perkiraan yang teliti untuk
seluruh populasi.

Yang perlu diperhatikan dalam pembentukan strata:

1. Variabel dasar, variabel yang berkorelasi kuat dengan variabel yang


akan diteliti;

2. Alokasi sampel, agar simple to work with and easy to observe;

3. Ukuran sampel.
Syarat:

1. Di dalam pembentukan strata harus diusahakan agar elemen-elemen


yang hampir sama dimasukkan ke dalam satu strata sehingga varians
di masing-masing strata menjadi lebih homogen;

2. Akan lebih baik jika perbedaan rata-rata karakteristik antar strata


dibuat sebesar mungkin perbedaannya sehingga varians antar strata
menjadi lebih heterogen.

Keuntungan/Kerugian

Apabila kondisi yang dihadapi tepat, akan diperoleh keuntungan-keuntungan


penggunaan sampling acak terstratifikasi sebagai berikut:

1. Penduga varians biasanya dapat direduksi karena varians observasi


dalam tiap strata biasanya lebih kecil dari varians populasi secara
keseluruhan.

2. Biaya pengumpulan dan analisis data seringkali dapat diperkecil


dengan adanya pembagian populasi yang besar menjadi strata-strata
yang lebih kecil.

3. Estimasi yang terpisah dapat diperoleh untuk strata secara terpisah


tanpa harus melakukan penarikan sampel yang lain maupun
pengambilan sampel tambahan.

4. Nilai estimasi dengan presisi lebih tinggi, baik untuk setiap strata
maupun untuk populasi secara keseluruhan atau dengan kata lain
taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat.

5. Tiap strata bisa dianggap sebagai populasi tersendiri sehingga presisi


yang dikehendaki maupun penyajiannya bisa tersendiri.
6. Masalah penarikan sampel dapat berbeda dalam bagian populasi
yang berbeda.

7. Metode ini akan efisien dalam memberikan hasil yang lebih baik dari
acak sederhana jika variasi (standar deviasi) populasi dalam kelompok-
kelompok lebih kecil dari standar deviasi keseluruhan populasi.

8. Sampel yang terambil akan mampu memberikan informasi yang lebih


baik dan lebih banyak karena perbedaan antar kelompok juga dapat
dilakukan.

9. Secara administratif, pelaksanaannya lebih mudah dari acak


sederhana.

10. Untuk jumlah sampel yang sama, stratified random sampling lebih
efisien dibanding simple random sampling.
11. Selain meningkatkan efisiensi, stratified random sampling juga
digunakan untuk memastikan kategori-kategori yang proporsinya kecil
dalam populasi cukup terwakili.

Kelemahan:

1. Sering tidak ada informasi awal yang tepat sebagai dasar


pengelompokkan, akibatnya strata yang dibuat tidak sesuai dengan
tujuan. Pengenalan terhadap populasi yang akan diteliti untuk
menentukan ciri heterogenitas yang ada pada populasi.

2. Harus dibuat kerangka sampel terpisah dan berbeda untuk tiap


kelompok. Sehingga dibutuhkan daftar populasi setiap strata.

3. Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.

Kondisi dan Kasus Penggunaan

Pada banyak kasus, suatu populasi seringkali terdiri atas beberapa kelompok
yang jelas-jelas memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Dengan
demikian, populasi tersebut perlu dikelompokkan (stratified) sesuai dengan
kelompok (strata) yang memiliki perbedaan tersebut, kemudian dari tiap
kelompok diambil sampel secara acak. Inilah yang disebut dengan
pengambilan acak terstratifikasi.

Melalui pengambilan acak terstratifikasi diharapkan sampel dapat terambil


dan mewakili semua kelompok yang ada, sehingga ada jaminan tidak ada
kelompok yang terabaikan. Selain itu dapat diharapkan pula bahwa
pengaruh tiap kelompok terhadap sampel dapat diabaikan. Tanpa
stratifikasi, dapat terjadi bahwa sampel (atau sebagian besar sampel) yang
terambil hanya akan terambil dari kelompok (strata) tertentu saja.
Sebagai langkah awal penerapan rancangan penarikan sampel berstrata
adalah menentukan variabel yang digunakan sebagai dasar pembentukan
strata. Untuk survei, sampel yang hanya mempelajari satu variabel saja,
misalnya Y, maka variabel yang terbaik yang digunakan sebagai dasar
stratifikasi adalah variabel Y itu sendiri. Pada kenyataannya hal tersebut
sangat jarang terjadi, karena survei sampel biasanya karakteristik-
karakteristik yang dipelajari sangat rinci dan masing-masing variabel
memiliki derajat kegunaan yang sama. Untuk mengatasi hal tersebut, cara
terbaik sebelum menentukan variabel mana yang digunakan sebagai dasar
pembentukan strata terlebih dahulu dipelajari besarnya korelasi antar
variabel yang dipelajari. Variabel yang digunakan sebagai dasar
pembentukan strata adalah variabel yang memiliki korelasi yang erat
dengan varibel-variabel yang diteliti.

Variabel yang digunakan sebagai dasar pembentukan strata dapat berupa


variabel yang memiliki skala pengukuran selang atau kategorik. Misalnya
survei industri, variabel yang berkorelasi erat dengan produksi adalah jumlah
tenaga kerja; survei produktifitas padi, maka variabel kategorik yang
berpotensi untuk digunakan sebagai dasar pembentukan strata adalah
variabel letak geografis desa/kelurahan (pantai, dataran tinggi/pegunungan,
daerah aliran sungai/DAS, dan dataran rendah).

Perhatikan contoh berikut: suatu penelitian ingin mengetahui tingkat


pendapatan dokter di DKI Jakarta. Kerangka sampelnya adalah semua orang
yang berprofesi dokter yang ada di DKI Jakarta. Ternyata para dokter
tersebut bisa dikelompokkan menjadi kelompok dokter umum, kelompok
dokter kandungan, kelompok dokter spesialis mata, dan lain-lain. Agar
populasinya terwakili, maka sebaiknya populasi juga dibagi menurut
spesialisasi dokter. Kelompok-kelompok menurut spesialisasi inilah yang
disebut strata. Dari tiap strata (kelompok spesialisasi) ini kemudian diambil
sampel yang proporsional atau tidak proporsional dengan metode acak
sederhana.

Agar pengelompokan (stratifikasi) lebih baik, harus diperhatikan adanya


hubungan antara jenis strata dengan ciri yang diteliti. Pada contoh
sebelumnya, spesialisasi dokter diasumsikan akan berhubungan dengan
pendapatannya. Hubungan ini tentu sudah harus diketahui peneliti sejak
awal, misalnya dari penelitian terdahulu, pengalaman atau teori yang
mendukung.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, bisa diringkas tahapan-tahapan yang


diperlukan untuk menarik sampel terstrata, sebagai berikut:

1. Tetapkan strata.

2. Tetapkan tiap satuan sampling dari populasi ke dalam strata yang


sesuai.
3. Setelah satuan sampling dibagi menjadi beberapa strata, dilakukan
pemilihan sampel secara acak sederhana untuk tiap strata dengan
cara yang telah dijelaskan.

4. Harus yakin bahwa sampling yang terpilih dari strata adalah


independen. Dengan demikian skema sampling yang berbeda harus
digunakan dalam tiap strata, sehingga observasi yang terpilih dalam
tiap strata tidak tergantung pada sampel lainnya yang terpilih.

Daftar Pustaka

Sugiarto, dkk. 2001. Teknik Sampling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Purwanto, J. Editor: Sri Budianti. 2003. Dasar-dasar Metode Penarikan


Sampel. Jakarta: STIS
Prasetyo, Achmad. Modul Metode Penarikan Sampel. Jakarta: STIS

Cochran, William G. 1977. Teknik Penarikan Sampel. Jakarta: Universitas


Indonesia Press

Nasution, Rozaini. 2003. Teknik Sampling. Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Sumatera Utara

http://therizkikeperawatan.blogspot.com/2009/07/kelemahan-tehnik-
stratified-random.html

http://nic.unud.ac.id/~dayu/RM/Kuliah8.pdf

You might also like