You are on page 1of 8

Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565

Volume 10 Nomor 2 Desember 2007 (Volume 10, Number 2, December, 2007)


Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive Waste Technology Center)

KARAKTERISTIK HASIL IMOBILISASI ABU DAN PASTA


YANG MENGANDUNG LIMBAH TRANSURANIUM
Aisyah, Herlan Martono, Wati
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif – BATAN

ABSTRAK
KARAKTERISTIK HASIL IMOBILISASI ABU DAN PASTA YANG MENGANDUNG LIMBAH
TRANSURANIUM. Pada pengujian bahan bakar paska iradiasi di Instalasi Radiometalurgi timbul limbah
padat yang dikategorikan sebagai limbah transuranium. Limbah ini mengandung radionuklida Np
dengan waktu paro panjang yang memerlukan pengelolaan dengan tingkat keselamatan yang tinggi.
Imobilisasi limbah ini dilakukan dengan polimer. Telah dilakukan penelitian penggunaan resin epoksi
sebagai bahan matriks untuk imobilisasi limbah padat transuranium sebagai fungsi kandungan limbah,
yaitu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 % berat. Limbah padat transuranium simulasi berupa abu dan pasta
kertas yang mengandung radionuklida transuranium. Karakteristik penting yang dipelajari adalah
densitas, kuat tekan dan laju lindih dari blok polimer-limbah hasil imobilisasi. Pengukuran densitas
dilakukan dengan mengukur berat spesifik, sedangkan kuat tekan dan laju lindih masing-masing
dilakukan dengan alat uji tekan Paul Weber dan alat uji lindih sokhlet. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa untuk limbah simulasi baik yang berbentuk abu maupun pasta, jika kandungan limbah semakin
tinggi, maka densitas dan laju lindih blok polimer-limbah makin besar, tetapi kuat tekannya semakin
turun. Limbah dalam bentuk abu memberikan hasil yang lebih baik dibanding limbah dalam bentuk
pasta, dan limbah dalam bentuk abu dengan kandungan limbah maksimum 30 %berat akan
menghasilkan karakteristik blok polimer-limbah yang terbaik.

Kata kunci: Limbah transuranium, imobilisasi, polimer

ABSTRACT
THE CHARACTERISTIC OF IMMOBILIZED ASH AND SLURRY CONTAINING TRANSURANIC
WASTE. Testing of irradiated waste spent fuel in Radio-metallurgy Installation generated transuranic
solid waste which contain Np radio-nuclide which has long half lives that needs to be managed with
high safely level. The immobilization of this kind of waste is carried out by using polymer. Research
using epoxy resin for matrix material for immobilization of transuranic waste on the basis of waste
loading has been done, i.e.: 10, 20, 30, 40, 50, and 60 weight percent. The main characteristic of bulk
product of immobilized polymer waste was determined for its density, compressive strength and
leaching rates was studied. The density was determined by measuring its specific weight, the
compressive strength was measured with Paul Weber compactor and the leaching rate was determined
by soxhlet apparatus. The research shows that the higher the waste loading, results in the higher the
density and the leaching rates, and as well the lower the compressive strength. The immobilization of
ashed transuranic waste give better result compared with the immobilization of slurried waste. The 30
weigh percent of waste loading of ashed waste gives the best characteristic of bulk of polymer waste.

PENDAHULUAN
Pada saat ini Indonesia telah memasuki era teknologi nuklir. Teknologi nuklir telah dipakai
secara luas dalam berbagai bidang, seperti bidang kesehatan, pertanian, industri dan bahkan tidak
lama lagi akan berdiri Pusat Pembangkit Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Sejalan dengan hal itu
tentunya akan ditimbulkan sejumlah limbah yang harus dikelola dengan baik, aman bagi manusia dan
lingkungan.
Pada saat ini pula, strategi Indonesia dalam daur bahan bakar nuklir adalah daur terbuka, yaitu
bahan bakar bekas tidak diproses ulang (reprocessing), sehingga sebagai limbah aktivitas tinggi adalah
bahan bakar bekas itu sendiri. Selain itu di BATAN terdapat pula limbah yang dikategorikan sebagai
limbah transuranium (TRU) yaitu limbah yang berasal dari Instalasi Radiometalurgi baik berupa limbah
padat maupun limbah cair, limbah yang timbul dari produksi Mo-99 di Instalasi Produksi Radioisotop
(IPR), dan limbah dari PT. Batan Teknologi dengan skema seperti yang disajikan pada Gambar 1 [1].
Di Instalasi Radiometalurgi (IRM), limbah padat TRU yang timbul mempunyai aktivitas total
1,965 Bq/µg, dengan jumlah yang relatif sedikit dan sampai saat ini limbah tersebut masih tersimpan

9
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), Vol. 10 No. 2 2007 ISSN 1410-9565

dalam hot cell. Di Instalasi Produksi Radioisotop, limbah TRU ditimbulkan dari ekstraksi produksi isotop
Mo. Isotop Mo dibuat dari iradiasi target uranium (93% U235) dalam reaktor. Selain itu limbah radioaktif
pemancar alfa yaang ditimbulkan dari produksi elemen bakar nuklir oleh PT. BATAN Teknologi adalah
limbah dengan kandungan uranium ≤ 50 g/l yang terbentuk ketika bahan baku UF6 dan atau UO2(NO3)2
dikonversikan menjadi ammonium uranil karbonat (AUK).

Gambar 1. Limbah aktivitas tinggi dan TRU yang timbul dari kegiatan di BATAN

Limbah padat TRU dari IRM dapat berupa logam, kertas merang dan kertas tisu yang
terkontaminasi radionuklida TRU. Limbah ini timbul pada pengujian bahan bakar paska iradiasi seperti
proses pemotongan, pemolesan untuk keperluan metalografi. Untuk keperluan proses pengolahan,
limbah TRU ini dipisahkan sesuai dengan jenisnya. Limbah logam dapat diproses dengan melting
process yang menghasilkan logam non radioaktif dan radionuklida. Limbah padat terbakar yang berupa
kertas dilakukan proses reduksi volume dengan dibakar dalam insenerator, sehingga diperoleh abu dan
kemudian abu diimobilisasi dengan polimer. Selain itu limbah padat yang berupa kertas dapat pula
dibuat pasta dengan melarutkannya dalam air yang kemudian pasta diimobilisasi dengan polimer.
Limbah padat transuranium dari IRM mempunyai karakteristik seperti yang disajikan pada Tabel
1. Dalam Tabel 1 terlihat bahwa radionuklida TRU yang terdeteksi dalam limbah adalah Neptunium,
sedangkan radionuklida yang dominan adalah Cesium. Meskipun aktivitas radionuklida Np relatif kecil
dibandingkan dengan radionuklida yang lainnya, namun Np ini mempunyai waktu paro yang cukup
panjang yaitu 2,14 juta tahun [2]. Oleh karena itu limbah ini perlu penanganan dengan tingkat
keselamatan yang tinggi.

Tabel 1. Komposisi limbah padat TRU dari IRM (hasil analisis laboratorium IRM)
Limbah Padat Limbah Padat
No Radionuklida No Radionuklida
Aktivitas (Bq/µg) Aktivitas (Bq/µg)
1 Cd-109 0.0330 7 Co-57 0.0276
2 Ce-144 0.0033 8 Np-237 0.0012
3 Ru-106 - 9 Ba-131 0.0139
4 Cs-134 0.0989 10 Ra-226 -
5 Cs-137 1.6737 11 Eu-154 0.0392
6 Co-60 - 12 Br-82 0.073
Aktivitas total 1,965 Bq/µg

10
Aisyah, Herlan Martono, Wati : Karakteristik Hasil Imobilisasi Abu dan Pasta yang Mengandung Limbah Transuranium

Sesuai dengan standar Internatioanl Atomic Energy Agency (IAEA) proses imobilisasi limbah
TRU dilakukan dengan polimer [3]. Gelas tidak dapat digunakan untuk imobilisasi limbah TRU karena,
jika kandungan PuO2 melebihi 4% berat akan terjadi pemisahan fase. Demikian pula semen tidak
dapat digunakan karena umur semen lebih pendek dibandingkan umur radionuklida dalam limbah TRU.
Dari segi pembuatan polimer yang eksotermis lebih sederhana dibandingkan gelas. Ada beberapa jenis
polimer yang telah dipelajari sebagai bahan matriks untuk imobilisasi limbah TRU seperti poliester
stiren, epoksi akrilat, stiren divinil benzena dan resin epoksi [4]
Dalam penelitian ini digunakan polimer resin epoksi sebagai bahan matriks untuk imobilisasi
limbah TRU. Resin epoksi merupakan salah satu jenis polimer yang banyak digunakan sebagai
material struktur. Resin epoksi terbentuk dari reaksi antara epiklorohidrin dengan biphenilpropana
(bisphenol A) dengan reaksi sebagai berikut [5]:

CH3
H
(n + 1) HO C OH + (n + 2) H2C C CH2Cl

CH3 O
bisfenol A epiklorohidrin

CH3 CH3
R O C O CH2 CH CH2 O C O R
CH3 OH n CH3
epoksi
Gambar 2. Pembentukan epoksi oleh reaksi bisfenol A dan epiklorohidrin

Resin epoksi memiliki sifat yang unggul diantaranya kekuatan mekanik yang bagus, tahan
terhadap bahan kimia, adesif, mudah diproses dan proses curing berlangsung dengan reaksi
polimerisasi yang bersifat eksotermis. Berdasarkan pada keunggulan ini, maka resin epoksi dipilih
untuk imobilisasi limbah TRU.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh komposisi polimer-limbah yang optimal sehingga
diperoleh karakteristik blok polimer-limbah yang baik. Karakteristik blok polimer limbah yang dipelajari
adalah densitas, kuat tekan dan laju pelindihan sebagai fungsi kandungan limbah (waste loading).
Sedangkan limbah padat TRU simulasi yang dipelajari dalam bentuk abu dan pasta yang mengandung
radionuklida TRU simulasi, yaitu dengan mengganti radionuklida Np dengan Ce [6].
Densitas merupakan salah satu karakteristik untuk menentukan kualitas blok polimer-limbah.
Densitas dibutuhkan untuk memprediksi keselamatan transportasi, penyimpanan sementara (interim
storage), dan penyimpanan lestarinya [7].
Kuat tekan adalah gaya maksimum yang dibutuhkan untuk menghancurkan benda dibagi
dengan luas permukaan yang mendapat tekanan. Kuat tekan blok polimer-limbah merupakan
karakteristik penting untuk mengevaluasi besarnya benturan agar menjamin keselamatan penanganan,
transportasi dan penyimpanan lestarinya [6].
Laju pelindihan merupakan salah satu karakteristik blok polimer-limbah yang penting untuk
mengevaluasi limbah hasil imobilisasi, karena tujuan akhir imobilisasi limbah adalah meminimalkan
potensi terlepasnya radionuklida yang ada dalam limbah ke lingkungan. Untuk mengukur laju pelindihan
dapat dilakukan dengan dua metode yaitu laju pelindihan dipercepat dan laju pelindihan jangka
panjang. Laju pelindihan dipercepat digunakan untuk penelitian jangka pendek untuk meneliti pengaruh
beberapa parameter dan mengevaluasi kualitas hasil imobilisasi. Pengujian ini menggunakan suhu 100
0
C guna mempercepat pelindihan dengan cara mengekstrak sampel dengan alat sokhlet. Pengujian laju
pelindihan jangka panjang dilakukan menggunakan ukuran polimer limbah yang sesungguhnya dan
simulasi kondisi lingkungan dalam penyimpanan lestari. [8,9].

11
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), Vol. 10 No. 2 2007 ISSN 1410-9565

TATA KERJA
Bahan
Dalam penelitian ini digunakan bahan:
1. Polimer jenis resin epoksi, yang dibeli dari pasaran dengan merk dagang EPOSIR.
2. Limbah padat simulasi yang berupa kertas merang
3. Cesium Chloride (CsCl) dari Merck dan Cerium Oxide (CeO2) dari Sigma Chem.Co.
Metode
Limbah padat TRU simulasi dibuat dalam dua cara:
1. Membakar kertas merang sampai menjadi abu dan kemudian dicampur dengan CsCl dan CeO2
2. Mencampur kertas merang dengan air sampai menjadi pasta kertas, kemudian dicampur dengan
CsCl dan CeO2.
Proses imobilisasi dilakukan dengan mencampur resin epoksi, pengeras (hardener) dengan
limbah simulasi (abu dan pasta) dengan kandungan limbah 0, 10 , 20, 30 , 40, 50 dan 60 % berat.
Campuran polimer-limbah diaduk sampai homogen kemudian dimasukkan ke dalam cetakan yang
berbentuk silinder dengan diameter 29,5 mm dan tinggi 24,5 mm dan dibiarkan selama 8 jam untuk
proses curing. Karakterisasi dilakukan terhadap polimer-limbah yang telah mengeras dengan mengukur
densitas, kuat tekan dan laju pelindihannya.

Pengujian
1. Pengukuran densitas dilakukan dengan mengukur volume dan berat contoh polimer-limbah yang
dibuat dengan ukuran 2x2x2 cm. Densitas blok polimer-limbah dihitung dengan persamaan:
m
ρ =
V
dimana: ρ = berat jenis (gram cm-3), m = massa contoh (gram), v = volume contoh (cm3) [7].
2. Uji Tekan dilakukan dengan alat tekan Paul Weber. Contoh polimer-limbah dibuat dengan ukuran
2x2x2 cm dan dilakukan penekanan sampai pecah. Kekuatan tekan polimer-limbah dihitung
dengan persamaan:
Pmaks
σc=
A
dimana σc adalah kekuatan tekan (kN/cm2); Pmaks : beban tekanan maksimum (kN); dan A adalah
luas penampang mula-mula (cm2) [8]
3. Laju pelindihan dilakukan menurut Japan Industrial Standard (JIS) , yaitu laju pelindihan
dipercepat dalam medium air. Contoh gelas-limbah dengan ukuran 2x2x2 cm dimasukkan dalam
basket dan dipasang pada alat sokhlet untuk direfluks dengan air suling pada suhu 100 0C selama
24 jam Laju pelindihan dihitung berdasarkan berat contoh yang hilang dengan persamaan [8,9]:
W0 − Wt
LR =
A⋅ t
dimana: LR : laju pelindihan (g cm-2 hari-1), A : luas permukaan contoh (cm2 g-1), W0 : berat contoh
sebelum dilindih (g), Wt : berat contoh sesudah dilindih (g) dan t : waktu pelindihan (hari)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada pengamatan visual hasil imobilisasi, sampel dengan 0 % berat kandungan limbah warna
sampel jernih kekuningan dengan sifat material kaku dan kuat. Pada penambahan abu yang
mengandung limbah TRU simulasi ke dalam polimer akan menghasilkan blok polimer-limbah warna
hitam. Warna hitam ini timbul karena adanya penambahan abu hasil pembakaran limbah simulasi.
Pada penambahan limbah bentuk pasta ke dalam polimer, menghasilkan blok polimer-limbah warna
kuning keruh.
Gambar 3 menunjukkan pengaruh kandungan limbah terhadap densitas blok polimer-limbah
hasil imobilisasi baik untuk limbah bentuk abu maupun bentuk pasta . Dari Gambar 3 tampak bahwa
untuk kandungan limbah sampai dengan 40 % berat, maka densitas blok polimer-limbah untuk limbah
berbentuk pasta mempunyai kecenderungan lebih tinggi dari pada limbah yang berbentuk abu. Hal ini
terjadi karena air yang terkandung dalam pasta limbah kertas masih dapat bercampur dengan polimer

12
Aisyah, Herlan Martono, Wati : Karakteristik Hasil Imobilisasi Abu dan Pasta yang Mengandung Limbah Transuranium

dan membentuk emulsi sehingga air akan menaikkan densitas blok polimer-limbah yang terjadi. Namun
demikian, untuk kandungan limbah diatas 40 % berat, maka densitas blok polimer-limbah untuk limbah
berbentuk pasta cenderung lebih rendah dari limbah berbentuk abu. Hal ini karena untuk kandungan
limbah lebih besar 40 % berat, maka air dalam pasta limbah sudah terlalu banyak sehingga tidak dapat
lagi membentuk emulsi dengan polimer, sehingga air akan banyak keluar pada saat proses curing
selesai.

1,6

1,4 y = -3E-05x2 + 0.0073x + 0.9619


Densitas (gram.cm -3 )

1,2

1
y = 6E-05x2 + 0.0039x + 0.9262
0,8

0,6

0,4 Abu

0,2 Pasta

Poly.
0
(Abu)
0 10Poly. 20 30 40 50 60 70
(Pasta)
Kandungan Limbah (% berat)

Gambar 3. Pengaruh kandungan limbah terhadap densitas polimer- limbah hasil imobilisasi

Semakin besar kandungan limbah maka akan memperbesar densitas blok polimer-limbah baik
untuk limbah berbentuk abu maupun pasta. Hal ini karena persentase unsur-unsur dengan berat atom
ysng besar meningkat, sehingga densitas blok polimer-limbah akan semakin besar. Jadi dapat
dikatakan bahwa dengan penambahan kandungan limbah akan mengakibatkan pengurangan bahan
polimer epoksi dalam proses imobilisasi, sehingga akan dihasilkan suatu bentuk blok polimer-limbah
yang mempunyai berat jenis tinggi. Hubungan antara kandungan limbah dan densitas untuk limbah
berbentuk abu dan pasta masing-masing menurut persamaan y = 6E-05x 2 + 0.0039x + 0.9262 dan y =
-3E-05x2 + 0.0073x + 0.9619.

7 y = 0.0004x2 - 0.0854x + 7.6048


-3
)

6
Kuat Tekan (kN.cm

3 y = 0.0006x2 - 0.1039x + 7.4738


Abu
2
Pasta
1
Poly.
0 (Abu)
Poly.
0 10 20 30 40 50 60 70
(Pasta)
Kandungan Limbah (% berat)

13
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), Vol. 10 No. 2 2007 ISSN 1410-9565

Gambar 4. Pengaruh kandungan limbah terhadap kuat tekan polimer-limbah hasil imobilisasi

Gambar 4 menyajikan hubungan antara kandungan limbah dengan kuat tekan blok polimer
limbah hasil imobilisasi baik untuk limbah berbentuk abu maupun pasta. Semakin besar kandungan
limbah maka semakin kecil kuat tekannya baik untuk limbah berbentuk abu maupun pasta. Hal ini
terjadi karena polimer epoksi mempunyai struktur linier. Adanya persentase limbah yang semakin besar
maka persentase polimernya semakin sedikit. Ini berarti rantai polimer yang terbentuk semakin pendek.
Dengan rantai polimer yang semakin pendek dan volume blok polimer-limbah yang semakin besar
maka tiap lapisan rantai polimer tidak cukup mengungkung limbah, sehingga kekuatan tekannya
semakin menurun.
Blok polimer-limbah dalam bentuk pasta mempunyai kuat tekan yang lebih kecil daripada abu.
Hal ini disebabkan, dengan semakin meningkatnya kandungan limbah maka kandungan air yang
terdapat dalam pasta limbah juga meningkat. Kekuatan ikat polimer akan semakin kecil dengan adanya
air. Dengan adanya air maka air akan terperangkap dalam pori-pori blok polimer-limbah. Pada saat
ditekan air akan keluar dari pori-pori limbah tersebut. Struktur blok polimer-limbah dengan banyak pori-
pori akan rapuh sehingga akan menurunkan kuat tekannya. Selain itu dalam proses polimerisasi
adanya air dalam jumlah tertentu dapat mengakibatkan terjadinya perubahan suhu transisi gelas “Tg”.
Perubahan Tg akan disertai dengan perubahan karakteristik polimer yang dihasilkan antara lain
perubahan kuat tekannya.
Blok polimer-limbah dalam bentuk abu mempunyai kuat tekan yang lebih besar karena
kandungan limbahnya hanya terdiri dari abu, epoksi, dan hardener. Tidak adanya kandungan air maka
kekuatan ikat polimer menjadi besar sehingga struktur polimer menjadi kompak dan kuat tekannya lebih
besar. Hubungan antara kandungan limbah dengan kuat tekan untuk limbah berbentuk abu dan pasta
masing-masing menurut persamaan y = 0.0004x2 - 0.0854x + 7.6048 dan y = 0.0006x2 - 0.1039x +
7.4738.

0,35

y = 4E-05x2 + 0.0028x - 0.0081


Laju Lindih (gram.cm -2.hari -1)

0,3

0,25
Abu

0,2 Pasta

Poly.
0,15
(Abu)
Poly.
0,1 (Pasta)

y = 8E-05x2 - 0.0008x - 0.002


0,05

0
0 10 20 30 40 50 60 70

Kandungan Limbah (% berat)

Gambar 5. Pengaruh kandungan limbah terhadap laju lindih polimer-


limbah hasil imobilisasi

Gambar 5 menyajikan hubungan antara kandungan limbah dengan laju lindih untuk blok
polimer-limah hasil imobilisasi untuk limbah berbentuk abu maupun pasta. Semakin besar kandungan
limbah semakin besar pula laju pelindihan. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan kandungan limbah
akan mengurangi kemampuan ikat polimer epoksi terhadap radionuklida dalam limbah. Jumlah satuan
volume tertentu dalam kerangka polimer ditempati oleh radionuklida yang banyak jumlahnya sehingga
ikatan polimer terhadap radionuklida akan melemah. Ikatan radionuklida yang lemah dalam kerangka
polimer akan mengakibatkan radionuklida mudah terlepas ke luar pada saat uji pelindihan. Hal ini juga

14
Aisyah, Herlan Martono, Wati : Karakteristik Hasil Imobilisasi Abu dan Pasta yang Mengandung Limbah Transuranium

disebabkan konsentrasi unsur-unsur dalam rongga antara ikatan polimer makin besar sehingga
perbedaan konsentrasi sebagai gaya dorong proses difusi menjadi lebih besar.
Pada blok polimer limbah hasil imobilisasi untuk limbah dalam bentuk pasta, laju pelindihan
terlihat lebih besar daripada blok polimer-limbah dengan limbah dalam bentuk abu. Hal ini disebabkan
struktur polimer yang tidak kompak, lebih lunak, banyak pori-pori bekas molekul air yang terperangkap,
sehingga lebih mudah terjadi difusi dan pelarutan unsur-unsur di dalam polimer limbah. Pada
kandungan limbah 50 % dan 60 % berat, terjadi perubahan warna air lindih dari bening menjadi keruh
yang disebabkan adanya intrusi air ke dalam blok polimer-limbah sehingga melarutkan padatan limbah
yang tidak terikat sempurna oleh polimer.
Blok polimer-limbah hasil imobilisasi untuk limbah dalam bentuk abu mempunyai laju lindih
yang lebih kecil dibandingkan dalam bentuk pasta, hal ini terjadi dengan tidak adanya air maka reaksi
polimer akan berlangsung lebih baik, sehingga dihasilkan polimer-limbah yang lebih kuat dan kompak.
Oleh karena itu akan terjadi pengurangan difusi dan pelindihan radionuklida akan berkurang. Hubungan
antara kandungan limbah dengan laju lindih untuk limbah berbentuk abu dan pasta masing-masing
sesuai dengan persamaan y = 8E-05x2 - 0.0008x - 0.002 dan y = 4E-05x2 + 0.0028x - 0.0081.
Dalam suatu proses pengolahan limbah ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan yaitu
hasil pengolahan yang memenuhi persyaratan, proses sederhana sehingga dapat diterapkan di
Instalasi Pengolahan Limbah (IPLR) dan tentunya ekonomis. Kandungan limbah yang besar sudah
barang tentu akan lebih ekonomis, namun karakteristik polimer limbah yang dihasilkan cenderung
menurun. Demikian pula sebaliknya karakteristik polimer-limbah yang baik dapat diperoleh pada
proses dengan kandungan limbah yang lebih rendah. Tujuan pengolahan limbah radioaktif adalah
mengungkung radionuklida dalam bahan matriks tertentu sehingga meminimalkan potensi pelepasan
radionuklida ke lingkungan. Pada kandungan limbah lebih besar 30 % berat pada blok polimer limbah
hasil imobilisasi untuk limbah dalam bentuk abu, terjadi kenaikan nilai laju lindih yang cukup besar,
sehingga mempunyai potensi pelepasan radionuklida ke lingkungan yang lebih besar. Oleh karena itu
pengolahan limbah transuranium ini akan memberikan karakteristik hasil imobilisasi yang optimal pada
kandungan limbah maksimum 30 % berat dan limbah berada dalam bentuk abu.

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa reduksi volume limbah
padat TRU yang timbul dari pengujian bahan bakar paska iradiasi dari IRM lebih baik dilakukan dengan
membakar limbah tersebut sampai menjadi abu dan kemudian abu diimobilisasi dengan polimer. Resin
epoksi mempunyai kemampuan yang baik sebagai bahan matriks untuk imobilisasi limbah padat TRU,
karena karakteristik polimer limbah yang dihasilkan cukup baik. Kandungan limbah maksimum 30
%berat akan memberikan karakteristik hasil imobilisasi seperti densitas, kuat tekan dan laju lindih yang
optimal dengan proses cukup ekonomis.

DAFTAR PUSTAKA
1. Aisyah (2004) Pengaruh Keasaman Dan Kandungan Limbah Pada Imobilisasi Limbah TRU Dari
Instalasi Radiometalurgi Dengan Polimer, Hasil Penelitian Pusat Pengembangan Pengelolaan
Limbah Radioaktif 2003, P2PLR, Jakarta
2. Wakil, M.M.EL. (1962) Nuclear Power Engineering, McGraw-Hill Book Company, Inc, USA
3. International Atomic Energy Agency (1988)Treatment of Alpha Bearing Waste, Technical Reports
Series No.287, IAEA, Viena
4. Aisyah (2004)Penggunaan Beberapa Jenis Polimer Untuk Imobilisasi Limbah Transuranium,
Laporan Teknis
5. Fried, J.R (1995) Polymer Science and Technology”. Prentice-Hall Inc. USA
6. Mertono, H., Aisyah (2006) Pengaruh Kandungan Radionuklida Hasil Belah Terhadap Sifat Fisika
Dan Kimia Gelas-Limbah, Prosiding Seminar Nasional Kimia Dan Kongres Nasional Himpunan
Kimia Indonesia, Pusat Penelitian Kimia - LIPI Dan Himpunan Kimia Indonesia, Jakarta
7. Aisyah, Martono, H (2006) Pengaruh Kadar Silika Dalam Glass Frit Terhadap Densitas, Titik Leleh
Dan Koefisien Muai Panjang Gelas-Limbah, Prosiding Seminar Nasional Kimia Dan Kongres
Nasional Himpunan Kimia Indonesia, Pusat Penelitian Kimia - LIPI Dan Himpunan Kimia Indonesia,
Jakarta
8. Mertono, H., Aisyah (2006), Pengaruh Kandungan Radionuklida Hasil Belah Terhadap Sifat Fisika
Dan Kimia Gelas-Limbah, Prosiding Seminar Nasional Kimia Dan Kongres Nasional Himpunan

15
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), Vol. 10 No. 2 2007 ISSN 1410-9565

Kimia Indonesia, Pusat Penelitian Kimia - LIPI Dan Himpunan Kimia Indonesia, Jakarta 22 Februari
2006.
9. Aisyah, Gustri Mirawati (2005) Pengolahan Limbah Transuranium Dari Instalasi Radiometalurgi
Dengan Media Polimer Super Adsorben, Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah Volume 8 Nomor 1
Juni 2005, ISSN 1410-9565, P2PLR-BATAN.

16

You might also like