You are on page 1of 11

KEPOLARAN SENYAWA

1. Judul
Menyelidiki Kepolaran Berbagai Senyawa Molekul

2. Dasar Teori :
2.1. Ikatan Kovalen polar adalah :
Ikatan antar atom yang berbeda keelektronegatifannya.
Contoh :
HCl, H2O, NH3 , dll
2.2. Ikatan Kovalen Non-Polar :
Ikatan antaratom dengan keelektronegatifan yang sama atau hampir sama.
Contoh :
H2 , O2 , N2, dll
2.3. Senyawa kovalen polar dapat ditarik oleh medan magnet.
Sedangkan senyawa kovalen non polar, tidak dapat ditarik oleh medan magnet.
Kepolaran dapat dinyatakan dengan momen dipol. (8 )
8=Qxr
Q = muatan
r = jarak antar pusat muatan positif dg pusat muatan negatif.

3. Tujuan :
Untuk meyelidiki sifat polar dan non polar dari beberapa larutan yang ada di
sekeliling kita dalam kehidupan sehari-hari.

4. Alat :
Gelas kimia
Buret (3)
Statif (3
Corong (3)
Magnet batang (3)

5. Bahan :
Akuades ( ± 50 ml )
Minyak tanah ( ± 50 ml )
Etanol ( ± 50 ml )

6. Prosedur / Urut-urutan kerja/ Langkah-langkah Kerja :


1. Susun alat seperti pada gambar disamping.
2. Isi buret dengan akuades. Buka kran buret dan
dekatkan magnet batang pada cucuran air.
Perhatikan apakah cucuran air tertarik magnet
atau tidak.
3. Ganti buret dengan buret yang bersih dan kering.
Kemudian ulangi prosedur (2) di atas dengan
menggunakan minyak tanah.
4. Ganti lagi buretnya, kemudian ulangi prosedur (2)
dengan menggunakan etanol (alcohol

7. Hasil Percobaan :
Percobaan ke- Bahan yang diuji Tertarik / Tidak Tertarik
1 Akuades Tertarik
2 Minyak tanah Tidak tertarik
3 Etanol Tidak tertarik

8. Pembahasan :
Dari hasil eksperimen yang kami lakukan akuades dapat dibelokkan oleh medan
magnet. Sedangkan larutan ............................ ( silahkan diulas sendiri )

9. Kesimpulan : ( silahkan diisi sendiri )


1. .........................................
2. .........................................
3. ........................................,

10. Daftar Pustaka

1. Purba Michael, 2007,Kimia untuk SMA kelas X KTSP standar isi 2006, Jakarta,
Erlangga

2. Tim MGMP Kimia Surabaya, 2008, Kimia untuk Sekolah Menengah Atas,
Surabaya, C.V.
Arlina.
3. (Silahkan cantumkan sendiri literatur yang kalian miliki )
VOLUME MOLAR GAS H2
HUKUM KEKEKALAN MASSA

I. Judul
Hukum Kekekalan Massa

II. Tujuan Kegiatan


o Siswa dapat membuktikan Hukum Kekekalan Massa

III. Dasar Teori


Lengkapi sendiri! ( cari referensi dari Buku Paket Kimia, buku kimia lainnya
maupun dari internet! )

IV. Alat
a) Tabung reaksi kecil ( 2 buah )
b) Labu Erlenmeyer
c) Sumbat / tutup gabus
d) Neraca analisis
e) Gelas kimia / beaker

V. Bahan
a) Larutan timbal (II) nitrat 0,1 M [ Pb(NO3)2 ]
b) Larutan kalium iodida 0,1 M ( KI )
c) Larutan natrium karbonat 0,1 M ( Na2CO3 )
d) Larutan kalsium klorida 0,1 M ( CaCl2 )

VI. Prosedur Percobaan


1) Masukkan tabung reaksi kecil (kosong) ke dalam gelas beaker dan taruhlah di
atas neraca analisis!
2) Settinglah neraca analisis sehingga massa tabung reaksi kecil dan gelas
beaker dianggap = nol!
3) Masukkan 5 mL larutan Pb(NO3)2 0,1 M ke dalam tabung reaksi kecil!
4) Timbanglah tabung reaksi yang telah berisi larutan Pb(NO 3)2 0,1 M tersebut
(catat massa larutan Pb(NO3)2 0,1 M)!
5) Taruhlah labu Erlenmeyer kosong (bersumbat) di atas neraca analisis!
6) Settinglah neraca analisis sehingga massa labu Erlenmeyer dan sumbatnya
dianggap = nol!
7) Masukkan 10 mL larutan KI 0,1 M ke dalam labu Erlenmeyer dan tutuplah
dengan sumbat!
8) Timbanglah labu Erlenmeyer beserta sumbatnya dan larutan KI 0,1 M tersebut
(catat massa larutan KI 0,1 M)!
9) Tuanglah larutan Pb(NO3)2 0,1 M yang terdapat dalam tabung reaksi kecil ke
dalam labu Erlenmeyer yang berisi larutan KI 0,1 M tersebut!
10)Tutuplah labu Erlenmeyer dengan sumbat sehingga sistem terisolasi!
11)Timbanglah labu Erlenmeyer bersumbat beserta isinya dan catatlah massanya!
12)Lakukan cara kerja seperti di atas dengan menggunakan larutan Na 2CO3 0,1 M
dan larutan CaCl2 0,1 M
VII. Tabel pengamatan
N
Hal yang Diamati Massa (gram)
o
1 Larutan Pb(NO3)2 0,1 M

2 Larutan KI 0,1 M
Larutan Pb(NO3)2 0,1 M + KI 0,1
3
M
4 Larutan Na2CO3 0,1 M

5 Larutan CaCl2 0,1 M


Larutan Na2CO3 0,1 M + CaCl2
6
0,1 M

VIII. Pertanyaan / Bahan Diskusi


1) Dalam percobaan tersebut, manakah senyawa yang termasuk
pereaksi / reaktan?
2) Bagaimana cara kalian mengetahui telah terjadi reaksi dalam
percobaan ini?
3) Berapa massa zat hasil reaksi tersebut? Bandingkan dengan
massa total pereaksi!
4) Apakah massa sebelum dan sesudah reaksi adalah sama?
5) Perubahan apa yang terjadi pada reaksi tersebut?

IX. Kesimpulan
 Berikan kesimpulan berdasarkan data dan pengamatan yang telah
kalian lakukan!
PENGUJIAN DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN

I. Judul
Menguji daya hantar listrik larutan

II. Tujuan Kegiatan


Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat menguji daya hantar
listrik dari berbagai spesi kimia yang berasal dari senyawa ion.

III. Dasar Teori


Mengidentifikasi sifat larutan non elektrolit dan larutan elektrolit berdasarkan
data hasil percobaan.

IV. Alat dan Bahan


Alat : 1. Gelas Kimia (beaker glass) 100 mL

2. Baterai 9 Volt enam buah

3. Elektroda karbon

4. Penjepit (mulut buaya)

5. Lampu

6. Kertas Tisue

7. Botol Semprot

Bahan : 1. Larutan Kaliun klorida


2. Larutan Magnesium hidroksida
3 Larutan Kalium hidroksida
4.Larutan Natrium hidroksida
5. Larutan Barium hidroksida
6.Padatan Kalium hidroksida
7.Padatan Garam dapur
8.Larutan garam dapur
9.Larutan Barium klorida
10.Larutan Magnesium klorida

VII.
Lakukan langkah percobaan berikut secara berurutan!

1. Susunlah alat uji daya hantar listrik sehingga berfungsi dengan baik seperti pada
gambar 1.2.

2. Masukkan 50 mL larutan garam dapur ke dalam gelas kimia.


3. Bersihkan elektroda dengan air suling.

4. Keringkan elektroda dengan kertas tisue.

5. Ujilah daya hantar listrik larutan dengan cara mencelupkan elektroda kedalam
larutan garam.

6. Catatlah hasil pengamatan nyala lampu dan gelembung pada elektroda.

7. Ujilah daya hantar listrik bahan-bahan yang lain dengan cara yang sama.

VIII.

Catatlah hasil pengamatan Anda pada Tabel 1.2

Tabel 1.2. Tabel data pengamatan percobaan menguji daya hantar listrik spesi kimia
Bahan Lampu Gelembung gas
(Menyala/Tidak (Ada/Tidak ada )
Menyala)
Larutan Kalium klorida
Padatan Garam dapur
Larutan garam dapur
Larutan Barium klorida
Larutan Magnesium klorida
Larutan Magnesium hidroksida
Larutan Kalium hidroksida

Larutan Natrium
hidroksida
Larutan Barium
hidroksida
Padatan Kalium
hidroksida

ix. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan yang sudah Anda lakukan ?

1. Untuk larutan asam, basa, dan garam

Senyawa yang merupakan elektrolit kuat .................................................


Senyawa yang merupakan elektrolit lemah ............................................
2. Untuk garam dapur, ditinjau dari sifat daya hantar listrik

Padatan garam dapur = ..............................................................................


Larutan garam dapur = ...............................................................................
3. Spesi kimia yang tidak menghantarkan arus listrik ..................................
...................................................................................................................
4. Penyusun senyawa elektrolit di atas adalah senyawa

TITRASI ASAM BASA

I.Judul
Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat.

II.Tujuan
Mengetahui kemolaran larutan HCl dengan menggunakan larutan basa kuat.

Dasar Teori
III. Dasar teori
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi asam-basa
adalah titrasi yang yang melibatkan asam maupun basa sebagai titer (zat yang telah
diketahui konsentrasinya) maupun titrant (zat yang akan ditentukan kadarnya) dan
berdasarkan reaksi penetralan asam-basa. Kadar larutan asam ditentukan dengan
menggunakan larutan basa yang telah diketahui kadarnya, dan sebaliknya, kadar
larutan basa dapat diketahui dengan menggunakan larutan asam yang diketahui
kadarnya. Titik ekivalen yaitu pH pada saat asam dan basa (titrant dan titer) tepat
ekivalen atau secara stoikiometri tepat habis bereaksi.
Ada dua cara umum untuk mengetahui titik ekivalen pada titrasi asam basa:
1. Memakai pH meter.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses
titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi, dan
pada saat itulah titrasi dihentikan.
Titik akhir titrasi yaitu pH pada saat indikator berubah warna dan saat itu juga titrasi
dihentikan. Pada titrasi asam kuat dengan basa kuat digunakan indikator
Fenolftalein (trayek pH 8,3-10) karena kesalahannya paling kecil. Dalam titrasi ini
titik akhir pH>7 dan perubahan warna pada titik akhit titrasi adalah merah.
Untuk mengetahui kemolaran asam kuat (HCl) dapat diketahui setelah mengetahui
volum basa kuat (KOH) yang berkurang sampai titik akhir titrasi (reaksi dihentikan).
Pada saat titik ekivalen mol basa kuat akan sama dengan mol asam kuat, sehingga
kemolaran asam kuat dapat dicari.

IV. Alat dan Bahan


Alat :
1. Statif dan klem
2. Erlenmeyer 
3. Biuret 
4. Corong 
5. Pipet tetes 
6. Gelas ukur
7. Gelas kimia
8. Kapas
Bahan :
1. HCl 20 mL 
2. NaOH 0,1 M 50 mL
3. KOH 0,1 M 100 mL
4. Fenolftalein (PP)

V. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Masukkan 20 mL larutan HCl ke dalam gelas ukur.
3. Tuangkan 20 mL larutan HCl tersebut ke dalam erlenmeyer.
4. Tambahkan tiga tetes indikator Fenolftalein (PP) ke dalam larutan HCl tersebut.
5. Masukkan 50 mL larutan NaOH 0,1 M dengan menggunakan gelas kimia ke
dalam biuret setelah memastikan biuret sudah terpasang dengan baik pada klem
dan telah terpasang corong pada biuret untuk memudahkan penuangan NaOH 0,1
M ke dalam biuret.
6. Perguakan pipet tetes saat skala pada biuret hampir mencapai angka nol, dan
pastikan bagian meniskus cekung yang bawah (NaOH 0,1 M) tepat pada angka nol
biuret.
7. Menetesi larutan HCl dengan NaOH 0,1 M. Penetesan dilakukan secara hati-hati
dan pelan-pelan yaitu tetes demi tetes dan erlenmeyer terus menerus diguncangkan.
Penetesan dihentikan saat terjadi perubahan warna yang tetap pada larutan HCl
yaitu merah muda.
8. Mencatat volum NaOH 0,1 M pada biuret yang berkurang (bereksi dengan larutan
HCl).
9. Ulangi prosedur di atas menggunakan larutan KOH 0,1 M (disaring menggunakan
kapas saat dituang ke dalam biuret) untuk menggantikan NaOH 0,1 M sebanyak dua
kali dengan indikator fenolftalein (PP) lima tetes.

VI. Data
No Asam kuat Basa Kuat
 Nama
Larutan Volum yang
digunakan Nama
Larutan Volum awal pada biuret Volum akhir pada biuret Volum yang digunakan
1 HCl 20 mL NaOH 0,1 M 50 mL 15 mL 35 mL
2 HCl 20 mL KOH 0,1 M 50 mL 29 mL 21 mL
3 HCl 20 mL KOH 0,1 M 50 mL 33 mL 17 mL

VII. Analisis Data


Volum rerata basa kuat yang digunakan adalah 
 Keterangan:
 Pada percobaan pertama volum NaOH 0,1 M yang digunakan sebanyak 35 mL.
Jika dibandingkan dengan volum yang digunakan KOH 0,1 M pada percobaan
kedua dan ketiga, volum NaOH memiliki selisih yang cukup jauh, sehingga dalam
menghitung rerata volum yang digunakan oleh larutan basa kuat, percobaan
pertama dianggap tidak ada (tidak dihitung).
Jumlah mol KOH 0,1 M yang digunakan adalah
n KOH = M . V 
  = 0,1.19
  = 1,9 mmol 
  = 0,0019 mol

KOH(aq) + HCl(aq)  KCl(aq) + H O(l)


  0,1 M x M
  19 mL 20 mL

n KOH = 0,0019 mol


koefisien KOH = koefisien HCl, maka
n HCl = n KOH
  = 0,0019 mol

M HCl
  = 0,095 M 

Kemolaran HCl yang sebenarnya yaitu 0,1 M dan seharusnya volum KOH yang
berkurang pada biuret sebanyak 20 mL. Sedangkan dalam percobaan didapat
bahwa perhitungan rerata volum KOH yang berkurang sebanyak 19 mL, sehingga
didapat kemolaran HCl adalah 0,095 M. Hal ini terjadi karena kurang telitinya mata
dalam membedakan warna yang permanen (tetap) pada titik akhir titrasi.

VIII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa kemolaran larutan HCl
adalah 0,095 M.

IX. Daftar Pustaka


  Michael Purba. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Erlangga
MEMBEDAKAN LARUTAN DENGAN SISTEM KOLOID

You might also like