You are on page 1of 3

Nama : Abdul Aziz Nurussadad Kelas : A04

NIM : G14070002 Mata Kuliah : Kewirausahaan


Departemen Statistika

IDE PENGEMBANGAN USAHA

Kapan terakhir kali Anda mengenakan T-shirt (kaos oblong)? Jika


pertanyaan ini dilontarkan kepada Anda, pasti jawabannya adalah saat ini saya
sedang mengenakannya, atau semalam, atau tadi pagi saya memakainya. Pastinya
T-shirt adalah pakaian yang paling nyaman dikenakan dikenakan untuk segala
kesempatan. Hal inilah yang mendorong saya mengembangkan ide untuk
membuka usaha di bidang garmen khususnya kaos oblong seperti Dagadu,
Dadung, C59, Joger dan lain-lain. Alasan lain yang mendorong saya adalah
kegemaran saya sendiri memakai kaos oblong itu sendiri. Selain itu, peluang
bisnis di bidang ini cukup menjanjikan karena kaos oblong memiliki banyak
konsumen dari berbagai kalangan. Walaupun sekarang ini industri garmen
Indonesia sedang mengalami masa surut karena munculnya produk-produk dari
Cina yang sekarang ini telah membanjiri pasar Indonesia.
Untuk mulai usaha industri kaos oblong ini, saya harus mempunyai
strategi merebut pasar. Pertama kali berdiri, usaha industri saya ini pastinya
dimulai dengan modal terbatas. Maka langkah yang saya lakukan pertama kali
adalah jeli melihat pasar. Ternyata masyarakat lebih memilih membeli produk
yang tengah tren meski kualitasnya nomor 2 daripada kulitasnya nomor 1 namun
ketinggalan zaman. Karena belanja busana pada umumnya lebih mengarah pada
kegiatan rekreasi bukan kepada kebutuhan utama atas sandang itu sendiri, maka
produk yang saya sodorkan ke masyarakat harus menarik, dinamis, dan terdepan.
Bila perlu saya harus membuat terobosan baru agar bisa menjadi trend setter
sekaligus trend center. Seperti saat ini model kaos oblong yang sedang tren adalah
graffiti art yaitu kaos oblong dengan gurat-guratan abstrak baik berupa angka,
huruf atau hanya sekedar garis-garis membentuk sesuatu yang tidak jelas. Agar
tidak ketinggalan informasi perlu juga adanya mata-mata dalam menjalankan
usaha saya. Tentunya mata-mata dalam arti positif yaitu orang yang bertugas
mengumpulkan informasi untuk mendukung kemajuan usaha ini. Untuk itulah
saya harus menjalin komunikasi yang baik dengan orang-orang yang kira-kira
mau member informasi kepada saya. Memperluas jaringan komunikasi sangat
diperlukan, selain mempermudah mendapatkan informasi juga memperluas daerah
pemasaran kaos oblong saya.
Langkah kedua saya adalah berani berinvestasi. Sebagai pemula dalam
usaha yang terbatas dalam pendanaan, yang saya lakukan adalah menjual aset
peusahaan yang bisa menghasilkan uang untuk kemudian digunakan untuk
berinvestasi. Saya tidak akan menggantungkan diri untuk menunggu mendapatkan
akses modal dari bank guna memperluas pangsa pasar. Langkah kedua ini saya
dapat dari Prinsip Bisnis Cina yang terbukti telah merajai dunia industry garmen
termasuk di Indonesia. Cara ini lebih realistis dan memenuhi kelayakan aspek
bisnis sebab dengan investasi akan membuat produk lebih terserap pasar sehingga
dapat mengembangkan usaha tanpa harus terbelit cicilan hutang perbankan.
Langkah berikutnya adalah fokus dalam berusaha. Kelemahan dari usaha
yang ada selama ini adalah tidak mampu mengelola kesuksesan yang telah dicapai
dengan melakukan tindakan yang tidak terkendali. Sebagai contoh beberapa
pengusaha garmen tergiur keuntungan sesaat dari bisnis valas saat krisis moneter
1998, ramai-ramai mereka mereka ikut mencoba bisnis valas. Akibatnya, bisnis
garmen yang ditekuni selama ini terbengkalai sementara bisnis valasnya merugi
akibat ketiadaan pengalaman bisnis finansial. Untuk itu, saya harus fokus dalam
rencana awal bisnis saya.
Langkah ke empat dalam usaha saya adalah promosi. Dengan adanya
promosi, masyarakat dapat mengenal produk yang saya tawarkan. Sarana promosi
pertama yang akan saya pilih adalah mengikuti bazaar. Bazaar adalah sarana
promosi yang murah dan bisa menjadi momen dalam meraih keuntungan.
Pertama-tama saya harus mengetahui rencana atau jadwal adanya bazaar yang
bisa saya dapat dari media informasi seperti iklan-iklan di majalah, tabloid, Koran
ataupun internet. Informasi ini juga bisa saya dapat dari jaringan “mata-mata”
saya. Setelah itu tinggal mempersiapkan sarana promosi lainnya seperti brosur,
spanduk, peralatan maupun perlengkapan lainnya.
Untuk langkah pemasaran, saya akan membuka toko seperti butik, yang
mungkin lebih tepat disebut distro. Kaos oblong produksi saya hanya bisa didapat
di Distro saya tersebut, sebut saja nama Distro ini NuRuSSaDaD pOEnyA. Hal
ini untuk menjaga keunikan dari produk kaos oblong yang saya produksi. Karena
semakin unik suatu barang, semakin banyak yang mencari, maka akan semakin
besar peluang saya untuk mencapai kesuksesan. Selain itu untuk membuat
konsumen lebih loyal dan tertarik, saya akan memberikan nilai tambah pada pada
pelayanan distro saya. Nilai tambah ini dapat berupa mendapatkan tas keren
dengan gratis, yang bisa didapatkan saat membeli produk saya. Selain itu, saya
akan memberikan diskon pada hari-hari tertentu untuk menarik konsumen lebih
banyak. Hal ini saya lakukan karena kaos oblong merupakan barang elastis yaitu
dengan perubahan harga sedikit, maka akan terjadi perubahan atas barang yang
diminta dalam jumlah besar. Jadi jika harga saya turunkan sedikit dengan
memberikan diskon maka jumlah barang yang diminta akan akan meningkat.
Setelah distro saya berkembang dengan baik, saya akan membuka cabang-
cabangnya di tempat lain, tetap dengan nama yang sama NuRuSSaDaD
pOEnyA untuk memperluas jaringan pemasaran. Sasaran pemasaran pertama
produk saya adalah pasar dalam negeri. Kesalahan industri garmen sekarng ini
adalah lebih mengutamakan produknya untuk ekspor daripada untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri yang memiliki potensi lebih besar karena jumlah
penduduk Indonesia sangat besar. Industri kaos oblong yang saya bangun ini
adalah industri padat karya sehingga dapat menampung banyak tenaga kerja
sehingga mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
Saya juga akan memanfaatkan ilmu yang saya pelajari selama kuliah di
Departemen Statistika IPB, diantaranya akan saya gunakan dalam analisa peluang
keberhasilan membuka cabang baru, analisa regresi ketahanan tren suatu mode,
dan lain-lain. Mengingat almamater saya adalah IPB, Institut Pertanian Bogor,
maka saya akan menggunakan hasil pertanian Indonesia sebagai bahan baku kaos
oblong saya demi kemajuan pertanian Indonesia.
Selain langkah-langkah tersebut saya juga harus memiliki jiwa seorang
wirausaha yang merupakan soft skill yang diantaranya ketekunan, berani
mengambil resiko, terampil, tidak mudah putus asa, mempunyai kemauan terus
belajar, pandai mengelola dan yang paling penting berdo’a. Karena semua usaha
dan rencana kita tidak akan berhasil tanpa adanya ridho dari Allah SWT.

You might also like