You are on page 1of 42

Protozoa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari


Keseluruhan artikel atau bagian tertentu dari artikel ini perlu di-wikifikasi.

Protozoa biasanya berkisar 10-50 μm, tetapi dapat tumbuh sampai 1 mm, dan mudah
dilihat di bawah mikroskop. Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk seperti ekor
disebut flagela. Mereka sebelumnya jatuh di bawah keluarga Protista. Lebih dari 30.000
jenis telah ditemukan. Protozoa terdapat di seluruh lingkungan berair dan tanah,
menduduki berbagai tingkat trophic. Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau
berserabut ganggang, bakteri, dan microfungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai
herbivora dan konsumen di decomposer link dari rantai makanan. Protozoa juga
memainkan peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan biomas. Protozoa
dapat menyerap makanan melalui membran sel mereka, beberapa, misalnya amoebas,
mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau "mulut
pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang mencerna makanan
di perut mereka seperti kompartemen disebut vakuola. [2]

Sebagai komponen dari mikro-dan meiofauna, protozoa merupakan sumber makanan


penting bagi microinvertebrates. Dengan demikian, peran ekologis protozoa dalam
transfer bakteri dan ganggang produksi ke tingkat trophic berurutan adalah penting.
Protozoa seperti parasit malaria (Plasmodium spp.), Dan Leishmania trypanosomes juga
penting sebagai parasit dan symbionts dari hewan multisel.

Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap proliferatif


(misalnya trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat bertahan hidup
kondisi yang sulit, seperti terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya,
atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu
tertentu. Menjadi spesies parasit kista memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tuan
rumah, dan memungkinkan mereka transmisi dari satu host ke yang lain. Ketika protozoa
adalah dalam bentuk trophozoites (Yunani, tropho = untuk memberi makan), mereka
secara aktif memberi makan dan tumbuh. Proses mana protozoa yang mengambil bentuk
kista disebut encystation, sedangkan proses mentransformasikan kembali ke trophozoite
disebut excystation.

Protozoa dapat mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi. Beberapa
protozoa bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara beberapa
menggunakan kombinasi, (mis. Coccidia). Seorang individu protozoon adalah
hermaphroditic.

Nama lain untuk protozoa adalah Acrita (R. Owen, 1861). Mereka dapat menyebabkan
malaria atau disentri amuba.
Flagellata
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

"Flagellata" dari Ernst Haeckel's Kunstformen der Natur, 1904

Giardia lamblia

Alga hijau (Chlamydomonas)

Flagellata atau Mastigophora dalam taksonomi kuno merupakan salah satu kelas dalam
filum protozoa atau protista yang mirip hewan, namun dalam taksonomi modern menjadi
superkelas yang dibagi menjadi dua kelas: Phytomastigophorea dan Zoomastigophorea.
Alat gerak Flagellata adalah flagellum atau cambuk getar, yang juga merupakan ciri
khasnya, sehingga namanya disebut Flagellata (flagellum = cambuk). Flagellata juga
memiliki alat pernapasan yang disebut stigma. Stigma ini berfungsi sebagai alat respirasi
yang dilakukan untuk pembakaran hidrogen yang terkandung di dalam kornel.

Beberapa jenis Flagellata bersifat parasit dan merugikan, contohnya genus Trypanosoma
dan genus Trichomonas. Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodesiense
merupakan parasit pada darah manusia dan dapat menyebabkan penyakit tidur yang
mematikan. Di Afrika, penularan dilakukan melalui lalat Tse-tse (Glosina palpalis).

Wikispecies memiliki artikel mengenai:


Mastigophora
Artikel bertopik biologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu
Wikipedia dengan mengembangkannya.

Plasmodium
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari


?Plasmodium

Klasifikasi ilmiah
Domain: Eukariot
(tidak Alveolata
termasuk)
Filum: Apicomplexa
Kelas: Aconoidasida
Ordo: Haemosporida
Famili: Plasmodiidae
Genus: Plasmodium
Species
Plasmodium accipiteris
Plasmodium achiotense
Plasmodium
achromaticum
Plasmodium acuminatum
Plasmodium adunyinkai
Plasmodium aegyptensis
Plasmodium aeuminatum
Plasmodium agamae
Plasmodium
alloelongatum
Plasmodium anasum
Plasmodium anomaluri
Plasmodium
arachniformis
Plasmodium ashfordi
Plasmodium atheruri
Plasmodium audaciosum
Plasmodium aurulentum
Plasmodium australis
Plasmodium attenuatum
Plasmodium azurophilum
Plasmodium balli
Plasmodium bambusicolai
Plasmodium basilisci
Plasmodium beebei
Plasmodium beltrani
Plasmodium berghei
Plasmodium bertii
Plasmodium bigueti
Plasmodium bitis
Plasmodium biziurae
Plasmodium booliati
Plasmodium bouillize
Plasmodium bowiei
Plasmodium brodeni
Plasmodium brasilianum
Plasmodium brasiliense
Plasmodium brumpti
Plasmodium brucei
Plasmodium brygooi
Plasmodium bubalis
Plasmodium bucki
Plasmodium bufoni
Plasmodium buteonis
Plasmodium capistrani
Plasmodium carinii
Plasmodium cathemerium
Plasmodium causi
Plasmodium cephalophi
Plasmodium cercopitheci
Plasmodium chabaudi
Plasmodium chalcidi
Plasmodium chiricahuae
Plasmodium circularis
Plasmodium circumflexum
Plasmodium clelandi
Plasmodium cordyli
Plasmodium cnemaspi
Plasmodium
cnemidophori
Plasmodium coatneyi
Plasmodium coggeshalli
Plasmodium colombiense
Plasmodium columbae
Plasmodium corradettii
Plasmodium coturnixi
Plasmodium coulangesi
Plasmodium cuculus
Plasmodium cyclopsi
Plasmodium cynomolgi
Plasmodium diminutivum
Plasmodium diploglossi
Plasmodium dissanaikei
Plasmodium divergens
Plasmodium dominicana
Plasmodium draconis
Plasmodium durae
Plasmodium effusum
Plasmodium egerniae
Plasmodium elongatum
Plasmodium eylesi
Plasmodium fabesia
Plasmodium fairchildi
Plasmodium falciparum
Plasmodium falconi
Plasmodium fallax
Plasmodium fieldi
Plasmodium fischeri
Plasmodium foleyi
Plasmodium formosanum
Plasmodium forresteri
Plasmodium floridense
Plasmodium fragile
Plasmodium galbadoni
Plasmodium garnhami
Plasmodium gallinaceum
Plasmodium gemini
Plasmodium georgesi
Plasmodium giganteum
Plasmodium
giganteumaustralis
Plasmodium giovannolai
Plasmodium girardi
Plasmodium gonderi
Plasmodium globularis
Plasmodium gologoense
Plasmodium gonatodi
Plasmodium gracilis
Plasmodium griffithsi
Plasmodium guangdong
Plasmodium gundersi
Plasmodium guyannense
Plasmodium heischi
Plasmodium hegneri
Plasmodium hermani
Plasmodium herodiadis
Plasmodium
heteronucleare
Plasmodium hexamerium
Plasmodium holaspi
Plasmodium holti
Plasmodium huffi
Plasmodium hylobati
Plasmodium incertae
Plasmodium icipeensis
Plasmodium iguanae
Plasmodium inconstans
Plasmodium inopinatum
Plasmodium inui
Plasmodium japonicum
Plasmodium jefferi
Plasmodium jiangi
Plasmodium josephinae
Plasmodium joyeuxi
Plasmodium
juxtanucleare
Plasmodium kempi
Plasmodium kentropyxi
Plasmodium knowlesi
Plasmodium koreafense
Plasmodium lacertiliae
Plasmodium lagopi
Plasmodium lainsoni
Plasmodium landauae
Plasmodium leanucteus
Plasmodium lemuris
Plasmodium
lepidoptiformis
Plasmodium limnotragi
Plasmodium lionatum
Plasmodium lophurae
Plasmodium loveridgei
Plasmodium lucens
Plasmodium lutzi
Plasmodium lygosomae
Plasmodium mabuiae
Plasmodium mackerrasae
Plasmodium mackiei
Plasmodium maculilabre
Plasmodium maior
Plasmodium majus
Plasmodium malariae
Plasmodium
multivacuolaris
Plasmodium marginatum
Plasmodium matutinum
Plasmodium
megaglobularis
Plasmodium megalotrypa
Plasmodium melanoleuca
Plasmodium
melanipherum
Plasmodium mexicanum
Plasmodium michikoa
Plasmodium minasense
Plasmodium minuoviride
Plasmodium modestum
Plasmodium morulum
Plasmodium multiformis
Plasmodium murinus
Plasmodium narayani
Plasmodium necatrix
Plasmodium neotropicalis
Plasmodium neusticuri
Plasmodium
nucleophilium
Plasmodium octamerium
Plasmodium odocoilei
Plasmodium osmaniae
Plasmodium ovale
Plasmodium paddae
Plasmodium papernai
Plasmodium
parahexamerium
Plasmodium
paranucleophilum
Plasmodium parvulum
Plasmodium pedioecetii
Plasmodium pelaezi
Plasmodium
percygarnhami
Plasmodium pessoai
Plasmodium petersi
Plasmodium pifanoi
Plasmodium pinotti
Plasmodium pinorrii
Plasmodium pitheci
Plasmodium pitmani
Plasmodium polare
Plasmodium pulmophilum
Plasmodium pythonias
Plasmodium quelea
Plasmodium reichenowi
Plasmodium relictum
Plasmodium rhadinurum
Plasmodium rhodaini
Plasmodium robinsoni
Plasmodium rousetti
Plasmodium rousseloti
Plasmodium rouxi
Plasmodium sandoshami
Plasmodium sasai
Plasmodium
saurocaudatum
Plasmodium schweitzi
Plasmodium scelopori
Plasmodium scorzai
Plasmodium semiovale
Plasmodium semnopitheci
Plasmodium shortii
Plasmodium siamense
Plasmodium silvaticum
Plasmodium simium
Plasmodium simplex
Plasmodium smirnovi
Plasmodium stuthionis
Plasmodium tanzaniae
Plasmodium tenue
Plasmodium tejerai
Plasmodium telfordi
Plasmodium tomodoni
Plasmodium torrealbai
Plasmodium toucani
Plasmodium traguli
Plasmodium tribolonoti
Plasmodium tropiduri
Plasmodium tumbayaensis
Plasmodium tyrio
Plasmodium uilenbergi
Plasmodium uluguruense
Plasmodium uncinatum
Plasmodium
uranoscodoni
Plasmodium utingensis
Plasmodium uzungwiense
Plasmodium watteni
Plasmodium wenyoni
Plasmodium vacuolatum
Plasmodium vastator
Plasmodium vaughani
Plasmodium vautieri
Plasmodium
venkataramiahii
Plasmodium vinckei
Plasmodium vivax
Plasmodium volans
Plasmodium voltaicum
Plasmodium wenyoni
Plasmodium yoelii
Plasmodium youngi
Plasmodium zonuriae
Plasmodium merupakan genus protozoa parasit. Penyakit yang disebabkan oleh genus ini
dikenal sebagai malaria. Parasit ini sentiasa mempunyai dua inang dalam siklus
hidupnya: vektor nyamuk dan inang vertebra. Sekurang-kurangnya sepuluh spesies
menjangkiti manusia. Spesies lain menjangkiti hewan lain, termasuk burung, reptilia dan
hewan pengerat.

Daftar isi
[sembunyikan]

• 1 Taksonomi dan inang


• 2 Siklus hidup
• 3 Evolusi
• 4 Pembiakan
• 5 Biologi molekular
• 6 Spesies menurut subgenera
• 7 Spesies yang menjangkiti manusia
o 7.1 Rujukan umum
• 8 Referensi

• 9 Pranala luar

Taksonomi dan inang


Genus Plasmodium dinamakan pada tahun 1885 oleh Marchiafava dan Celli dan terdapat
lebih dari 175 spesies yang diketahui berada dalam genus ini. Genus ini pada tahun 2006
perlu dirombak kembali karena terbukti parasit lain yang tergolong dalam genus
Haemocystis dan Hepatocystis kelihatan terkait rapat dengan genus ini. Kemungkinan
spesies lain seperti Haemoproteus meleagridis akan dimasukkan ke dalam genus ini
setelah diperbaharui kembali.

Jenis inang pada urutan mamalia tidak seragam. Sekurang-kurangnya 25 spesies


menjangkiti primata; hewan pengerat di luar kawasan tropis Afrika jarang dijangkiti;
beberapa spesies diketahui menjangkiti kelelawar, landak dan tupai; karnivora, pemakan
serangga dan marsupial tidak pernah diketahui bertindak sebagai inang.

Siklus hidup
Pada tahun 1898 Ronald Ross membuktikan keberadaan Plasmodium pada dinding perut
tengah dan kelenjar liur nyamuk Culex. Atas penemuan ini ia memenangkan Hadiah
Nobel Kedokteran pada tahun 1902, meskipun sebenarnya penghargaan itu perlu
diberikan kepada profesor Italia Giovanni Battista Grassi, yang membuktikan bahwa
mamalia manusia hanya bisa disebarkan oleh nyamuk Anopheles.
Siklus hidup Plasmodium amat rumit. Sporozoit dari liur nyamuk betina yang mengigit
disebarkan ke darah atau sistem limfa penerima[1]. Penting disadari bahwa bagi sebagian
spesies vektornya mungkin bukan nyamuk.

Nyamuk dalam genus Culex, Anopheles, Culiceta, Mansonia dan Aedes mungkin
bertindak sebagai vektor. Vektor yang diketahui kini bagi malaria manusia (>100 spesies)
semuanya tergolong dalam genus Anopheles. Malaria burung biasanya dibawa oleh
spesies genus Culex. Siklus hidup Plasmodium diketahui oleh Ross yang menyelidiki
spesies dari genus Culex.

Sporozoit berpindah ke hati dan menembus hepatosit. Tahap dorman bagi sporozoit
Plasmodium dalam hati dikenal sebagai hipnozoit. Dari hepatosit, parasit berkembang
biak menjadi ribuan merozoit, yang kemudian menyerang sel darah merah.

Di sini parasit membesar dari bentuk cincin ke bentuk trofozoit dewasa. Pada tahap
skizon, parasit membelah beberapa kali untuk membentuk merozoit baru, yang
meninggalkan sel darah merah dan bergerak melalui saluran darah untuk menembus sel
darah merah baru. Kebanyakan merozoit mengulangi siklus ini secara terus-menerus,
tetapi sebagian merozoit berubah menjadi bentuk jantan atau betina (gametosit) (juga
dalam darah), yang kemudiannya diambil oleh nyamuk betina.

Dalam perut tengah nyamuk, gametosit membentuk gamet dan menyuburkan satu sama
lain, membentuk zigot motil yang dikenal sebagai ookinet. Ookinet menembus dan lepas
dari perut tengah, kemudian membenamkan diri pada membran perut luar. Di sini mereka
terbelah berkali-kali untuk menghasilkan sejumlah besar sporozoit halus memanjang.
Sporozoit ini berpindah ke kelenjar liur nyamuk, di mana ia dicucuk masuk ke dalam
darah inang kedua yang digigit nyamuk. Sporozoit bergerak ke hati di mana mereka
mengulangi siklus ini.

Dalam beberapa spesies jaringan selain hati mungkin dijangkiti. Namun hal ini tidak
berlaku pada spesies yang menyerang manusia.

Evolusi
Siklus hidup ini paling baik dipahami melalui segi evolusi. Dipercaya bahwa
Plasmodium berubah dari parasit yang disebarkan melalui jalur tinja (orofekal) yang
menjangkiti dinding usus halus. Pada satu tingkat parasit ini mengembangkan
kemampuan untuk menjangkiti hati. Pola ini dapat dilihat pada genus Cryptosporidium
yang terkait jauh dengan Plasmodium.

Pada satu tingkat leluhur Plasmodium mengembangkan kemampuan menjangkiti sel


darah dan terselamat dan menjangkiti nyamuk. Bila jangkitan nyamuk telah mantap
jangkitan melalui jalur tinja (orofekal) sebelumnya lenyap.

Plasmodium berkembang sekitar 130 juta tahun yang lalu. Masa ini bersamaan dengan
perkembangan angiosperma (tumbuhan berbunga) yang cepat. Perkembangan ini pada
angiosperma dipercaya disebabkan oleh sekurang-kurangnya satu kejadian penyalinan
genom. Kemungkinan peningkatan dalam bunga mendorong kepada peningkatan jumlah
nyamuk dan hubungan mereka dengan vertebra.

Selain darah, nyamuk hidup memakan madu. Hidangan darah hanya diperlukan oleh
nyamuk betina sebelum bertelur karena kandungan protein dalam madu amat rendah.

Nyamuk berubah di Amerika Selatan sekitar 230 juta tahun yang lalu. Kini terdapat lebih
dari 3.500 spesies nyamuk yang diketahui tetapi hingga kini evolusi mereka tidak banyak
diketahui sehingga pengetahuan kita mengenai evolusi Plasmodium tetap kurang.

Pada masa kini dipercayai bahwa reptilia merupakan kelompok pertama yang dijangkiti
oleh Plasmodium diikuti oleh burung. Pada satu ketika primata dan hewan pengerat turut
dijangkiti kemungkinan dari spesies burung. Spesies lain yang dijangkiti selain kelompok
ini kemungkinan kejadian yang baru berlaku.

Pada masa kini, sekuens DNA tersedia untuk kurang dari 60 spesies dan kebanyakan dari
spesies yang menjangkiti inang pengerat atau primata. Pola jangkitan yang dicadangkan
hanya bersifat spekulatif dan mungkin direvisi bila sekuens DNA lanjut dari spesies
tambahan diperoleh.

Pembiakan
Pola pembiakan berselang seksual dan aseksual yang mungkin nampak membingungkan
pada awalnya merupakan pola biasa pada spesies parasit. Kelebihan evolusi kehidupan
jenis ini diketahui oleh Gregor Mendel.

Dalam keadaan baik pembiakan aseksual lebih baik daripada seksual karena parentalnya
beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan dan keturunannya mewarisi gen ini.
Berpindah kepada inang baru atau ketika masa sulit, pembiakan seksual biasanya lebih
baik karena menghasilkan pengocokan gen yang rata-rata menghasilkan individu yang
lebih menyesuaikan diri pada habitat baru. Faktor tekanan ini menyebabkan kebanyakan
sel menjadi aktif.

Biologi molekular
Semua spesies yang dikaji hingga kini mempunyai 14 kromosom, satu mitokondria dan
satu plastida. Kromosom berkisar antara 500 kilobasa hingga 3,5 megabasa panjang.
Dipercaya bahwa pola inilah yang ada pada keseluruhan genus.

Plastida ini, berbeda dengan apa yang terdapat pada alga, tidaklah fotosintesis. Fungsinya
tidak diketahui tetapi terdapat bukti cadangan bahwa ia mungkin menyebabkan
pembiakan.
Pada tahap molekul, parasit merusak sel darah merah dengan menggunakan enzim
plasmepsin - protease asam aspartat yang menguraikan hemoglobin.

Spesies menurut subgenera


Plasmodium (Asiamoeba) draconis
Plasmodium (Asiamoeba) vastator

Plasmodium (Bennettinia) juxtanucleare

Plasmodium (Carinamoeba) basilisci


Plasmodium (Carinamoeba) minasense
Plasmodium (Carinamoeba) rhadinurum
Plasmodium (Carinamoeba) volans

Plasmodium (Giovannolaia) anasum


Plasmodium (Giovannolaia) circumflexum
Plasmodium (Giovannolaia) dissanaikei
Plasmodium (Giovannolaia) durae
Plasmodium (Giovannolaia) fallax
Plasmodium (Giovannolaia) formosanum
Plasmodium (Giovannolaia) gabaldoni
Plasmodium (Giovannolaia) garnhami
Plasmodium (Giovannolaia) gundersi
Plasmodium (Giovannolaia) hegneri
Plasmodium (Giovannolaia) lophurae
Plasmodium (Giovannolaia) pedioecetii
Plasmodium (Giovannolaia) pinnotti
Plasmodium (Giovannolaia) polare

Plasmodium (Haemamoeba) cathemerium


Plasmodium (Haemamoeba) coggeshalli
Plasmodium (Haemamoeba) elongatum
Plasmodium (Haemamoeba) gallinaceum
Plasmodium (Haemamoeba) giovannolai
Plasmodium (Haemamoeba) lutzi
Plasmodium (Haemamoeba) matutinum
Plasmodium (Haemamoeba) paddae
Plasmodium (Haemamoeba) parvulum
Plasmodium (Haemamoeba) relictum
Plasmodium (Haemamoeba) tejera

Plasmodium (Huffia) elongatum


Plasmodium (Huffia) hermani
Plasmodium (Laverania) falciparum
Plasmodium (Laverania) reichenowi

Plasmodium (Novyella) ashfordi


Plasmodium (Novyella) bertii
Plasmodium (Novyella) bambusicolai
Plasmodium (Novyella) columbae
Plasmodium (Novyella) corradettii
Plasmodium (Novyella) dissanaikei
Plasmodium (Novyella) hexamerium
Plasmodium (Novyella) kempi
Plasmodium (Novyella) nucleophilum
Plasmodium (Novyella) papernai
Plasmodium (Novyella) paranucleophilum
Plasmodium (Novyella) rouxi
Plasmodium (Novyella) vaughani

Plasmodium (Paraplasmodium) chiricahuae


Plasmodium (Paraplasmodium) mexicanum
Plasmodium (Paraplasmodium) pifanoi

Plasmodium (Plasmodium) brasilianum


Plasmodium (Plasmodium) cynomolgi
Plasmodium (Plasmodium) eylesi
Plasmodium (Plasmodium) fieldi
Plasmodium (Plasmodium) fragile
Plasmodium (Plasmodium) georgesi
Plasmodium (Plasmodium) girardi
Plasmodium (Plasmodium) gonderi
Plasmodium (Plasmodium) inui
Plasmodium (Plasmodium) jefferyi
Plasmodium (Plasmodium) knowlei
Plasmodium (Plasmodium) hyobati
Plasmodium (Plasmodium) malariae
Plasmodium (Plasmodium) ovale
Plasmodium (Plasmodium) petersi
Plasmodium (Plasmodium) pitheci
Plasmodium (Plasmodium) rhodiani
Plasmodium (Plasmodium) schweitzi
Plasmodium (Plasmodium) semiovale
Plasmodium (Plasmodium) shortii
Plasmodium (Plasmodium) silvaticum
Plasmodium (Plasmodium) simium
Plasmodium (Plasmodium) vivax
Plasmodium (Plasmodium) youngi
Plasmodium (Sauramoeba) achiotense
Plasmodium (Sauramoeba) adunyinkai
Plasmodium (Sauramoeba) aeuminatum
Plasmodium (Sauramoeba) beltrani
Plasmodium (Sauramoeba) brumpti
Plasmodium (Sauramoeba) agamae
Plasmodium (Sauramoeba) giganteum
Plasmodium (Sauramoeba) heischi
Plasmodium (Sauramoeba) josephinae
Plasmodium (Sauramoeba) pelaezi
Plasmodium (Sauramoeba) tropiduri

Plasmodium (Vinckeia) aegyptensis


Plasmodium (Vinckeia) anomaluri
Plasmodium (Vinckeia) atheruri
Plasmodium (Vinckeia) berghei
Plasmodium (Vinckeia) booliati
Plasmodium (Vinckeia) brodeni
Plasmodium (Vinckeia) bubalis
Plasmodium (Vinckeia) bucki
Plasmodium (Vinckeia) cephalophi
Plasmodium (Vinckeia) chabaudi
Plasmodium (Vinckeia) coulangesi
Plasmodium (Vinckeia) cyclopsi
Plasmodium (Vinckeia) foleyi
Plasmodium (Vinckeia) girardi
Plasmodium (Vinckeia) inopinatum
Plasmodium (Vinckeia) lemuris
Plasmodium (Vinckeia) odocoilei
Plasmodium (Vinckeia) percygarnhami
Plasmodium (Vinckeia) sandoshami
Plasmodium (Vinckeia) traguli
Plasmodium (Vinckeia) uilenbergi
Plasmodium (Vinckeia) vassali
Plasmodium (Vinckeia) vinckei
Plasmodium (Vinckeia) watteni
Plasmodium (Vinckeia) yoelli

Spesies yang menjangkiti manusia


Sel darah merah yang dijangkiti malaria

Spesies Plasmodium yang menyerang manusia termasuk:

• Plasmodium falciparum (sumber malaria tersiana maligna)


• Plasmodium vivax (sumber yang biasa menyebabkan malaria tersiana benigna)
• Plasmodium ovale (lain-lain, jarang, sumber malaria tersiana benigna)
• Plasmodium malariae (sumber malaria kuartana benigna)
• Plasmodium knowlesi
• Plasmodium brasilianum
• Plasmodium cynomolgi
• Plasmodium inui
• Plasmodium rhodiani
• Plasmodium schweitzi
• Plasmodium semiovale
• Plasmodium simium

Rujukan umum

• Short, H. E. (1951) Life-cycle of the mammalian malaria parasite" British


Medical Bulletin 8(1): pp. 7-9, (PMID 14944807);
• Baldacci, Patricia and Ménard, Robert (Oct. 2004) "The elusive malaria
sporozoite in the mammalian host" Molecular Microbiology 54(2): pp. 298-306,
(AN 14621725);
• Bledsoe, G. H. (December 2005) "Malaria primer for clinicians in the United
States" Southern Medical Journal 98(12): pp. 1197-204 (PMID 16440920);

Some history of malaria -


http://muse.jhu.edu/journals/bulletin_of_the_history_of_medicine/v079/79.2slater.html

Referensi
1. ^ HHMI Staff (22 Januari 2006) "Malaria Parasites Develop in Lymph Nodes"
HHMI News Howard Hughes Medical Institute
Pranala luar

Wikispecies mempunyai informasi mengenai


Plasmodium

Protista
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari


?Protista

Paramecium aurelia, a ciliate


Klasifikasi ilmiah
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Protista (invalid)
Haeckel, 1866
Fila
• Filum Rhodophyta
(alga merah)
• Chromista
o Filum
Heterokontoph
yta
(heterokonta)
o Filum
Haptophyta
o Filum
Cryptophyta
• Alveolates
o Filum
Dinoflagellata
o Apicomplexa
o Ciliophora
(ciliates)
• Excavates
o Euglenozoa
o Percolozoa
o Metamonada
• Rhizaria
o Radiolaria
o Foraminifera
o Cercozoa
• Amoebozoa
• Choanozoa

• dan lain-lain;
klasifikasi bervariasi

Wikispecies memiliki artikel mengenai:


Protista

Protista adalah sekelompok mahluk hidup heterogen, terdiri dari eukariota yang tidak
termasuk hewan, tumbuhan, atau fungus. Mereka pernah dikelompokkan ke dalam satu
kerajaan bernama Protista, namun sekarang tidak dipertahankan lagi. Penggunaannya
masih digunakan untuk kepentingan kajian ekologi dan morfologi bagi semua organisme
eukariotik bersel tunggal yang hidup secara mandiri atau, jika membentuk koloni,
bersama-sama namun tidak menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan yang berbeda-
beda.[1]. Dari sudut pandang taksonomi, pengelompokan ini ditinggalkan karena bersifat
parafiletik.

Daftar isi
[sembunyikan]

• 1 Klasifikasi tradisional
o 1.1 Protozoa, protista yang menyerupai hewan
o 1.2 Algae, protista yang menyerupai tumbuhan
o 1.3 Protista yang menyerupai jamur
• 2 Catatan kaki

Klasifikasi tradisional
Protista pertama kali diusulkan oleh Ernst Haeckel. Secara tradisional, protista
digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kesamaannya dengan kerajaan
yang lebih tinggi yaitu protista yang menyerupai hewan (Protozoa), protista yang
menyerupai tumbuhan (algae), dan protista yang menyerupai jamur (jamur lendir dan
jamur air).

Dulu, bakteri juga dianggap sebagai protista dalam sistem tiga kerajaan (Animalia,
Plantae termasuk jamur, dan Protista). Namun kemudian bakteri dipisah dari protista
setelah diketahui bahwa ia adalah prokariotik.

Protozoa, protista yang menyerupai hewan

Protozoa hampir semuanya protista bersel satu, mampu bergerak yang makan dengan
cara fagositosis, walaupun ada beberapa pengecualian. Mereka biasanya berukuran 0,01-
0,5 mm sehingga secara umum terlalu kecil untuk dapat dilihat tanpa bantuan mikroskop.
Protoza dapat ditemukan di mana-mana, seperti lingkungan berair dan tanah, umumnya
mampu bertahan pada periode kering sebagai kista (cyst?) atau spora, dan termasuk
beberapa parasit penting. Berdasarkan pergerakannya, protozoa dikelompokkan menjadi:

• Flagellata yang bergerak dengan flagella(rambut cambuk). Contoh:


Trypanosoma, Trichomonas
• Amoeboida yang bergerak dengan pseudopodia (kaki semu/kaki akar) yaitu yang
berarti setiap kali ia akan bergerak harus membentuk kaki semu sebelum dapat
bergerak dan pembentukan kaki ini dinamakan fase gel. Contoh: Amoeba
• Cilliata yang bergerak dengan silia (rambut getar). Contoh: Paramaecium
• Sporozoa yang tidak memiliki alat; beberapa mampu membentuk spora. Contoh:
Toxoplasma

Algae, protista yang menyerupai tumbuhan

Algae mencakup semua organisme bersel tunggal maupun banyak yang memiliki
kloroplas. Termasuk di dalamnya adalah kelompok-kelompok berikut.

• Alga hijau, yang memiliki relasi dengan tumbuhan yang lebih tinggi
(Embryophyta). Contoh: Ulva
• Alga merah, mencakup banyak alga laut. Contoh: Porphyra
• Heterokontophyta, meliputi ganggang coklat, diatom, dan lainnya. Contoh:
Macrocystis.
Alga hijau dan merah, bersama dengan kelompok kecil yang disebut Glaucophyta,
sekarang diketahui memiliki hubungan evolusi yang dekat dengan tumbuhan darat
berdasarkan bukti-bukti morfologi, fisiologi, dan molekuler, sehingga lebih tepat masuk
dalam kelompok Archaeplastida, bersama-sama dengan tumbuhan biasa.

Protista yang menyerupai jamur

Beragam organisme dengan organisasi tingkat protista awalnya dianggap sama dengan
jamur, sebab mereka memproduksi sporangia. Ini meliputi chytrid, jamur lendir, jamur
air, dan Labyrinthulomycetes. Chytrid sekarang diketahui memiliki hubungan dengan
Fungi dan biasanya diklasifikasikan dengan mereka. Sementara yang lain sekarang
ditempatkan bersama dengan heterokontofita lainnya (yang memiliki selulosa, bukan
dinding chitin) atau Amoebozoa (yang tidak memiliki dinding sel).

Catatan kaki
1. ^ Adl SM, Simpson AG, Farmer MA, et al. (2005). "The new higher level
classification of eukaryotes with emphasis on the taxonomy of protists". J.
Eukaryot. Microbiol. 52 (5): 399–451. DOI:10.1111/j.1550-7408.2005.00053.x.

Artikel bertopik biologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu
Wikipedia dengan mengembangkannya.
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Protista"
Kategori: Protista
Kategori tersembunyi: Rintisan bertopik biologi

Eukariota
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari


?Eukariota
Rentang fosil: Proterozoic - Sekarang
Ostreococcus adalah eukariota hidup terkecil
yang diketahui dengan ukuran rata-rata 0.8 µm.
Klasifikasi ilmiah
Domain: Eukaryota
Whittaker & Margulis,1978
Kerajaan
Animalia - Animals
Fungi
Amoebozoa
Plantae - Plants
Chromalveolata
Rhizaria
Excavata
Filogeni alternatif
• Unikonta
o Opisthokonta
 Metazoa
 Mesomycetozoa
 Choanozoa
 Eumycota
o Amoebozoa
• Bikonta
o Apusozoa
o Rhizaria
o Excavata
o Archaeplastida

o Chromalveolata

Eukariota (berasal dari bahasa Yunani "eu" yang artinya "baik", dan "karyon" yang
artinya menunjuk pada nuklei sel) adalah organisme dengan sel kompleks, di mana
bahan-bahan genetika disusun menjadi nuklei yang terikat membran. Eukariota termasuk
hewan, tumbuhan, dan jamur—yang kebanyakan multiselular—serta berbagai kelompok
lainnya yang diklasifikasikan secara kolektif sebagai protista (banyak di antaranya
uniselular). Sebaliknya, organisme-organisme lainnya, misalnya bakteri, tidak
mempunyai nuklei dan struktur sel kompleks lainnya; organisme-organisme seperti itu
disebut prokariota.

Daftar isi
[sembunyikan]

• 1 Ciri-ciri sel
o 1.1 Membran internal
o 1.2 Mitokondria dan plastida
• 2 Reproduksi

• 3 Referensi

Ciri-ciri sel
Pada umumnya, sel eukariota memiliki ukuran yang lebih besar dari prokariota dan
memiliki bagian-bagian sub-selular yang disebut dengan organel dan sitoskeleton yang
terdiri atas mikrotubulus, mikrofilamen dan filamen antara. Berbeda dengan prokariota,
DNA eukariota disimpan dalam kumpulan kromosom yang tersimpan di dalam nuklei
yang terbungkus membran nuklei. Selain melakukan pembelahan sel secara aseksual,
kebanyakan eukariota juga bisa melakukan reproduksi seksual melalui proses fusi sel,
yang tidak ditemukan pada prokariota.

Membran internal

Sel eukariotik memiliki bermacam-macam struktur yang dibatasi membran, yang secara
kolektif disebut sistem endomembran. Ruang sederhana, yang disebut vesikel atau
vakuola, dapat terbentuk dengan pemisahan dari membran lain. Banyak sel menelan
makanan dan bahan lain melalui proses yang disebut endositosis, dimana membran luar
melekuk ke dalam kemudian putus membentuk vesikel. Kemungkinan banyak organel
bermembran lainnya berasal dari vesikel yang demikian.

Inti sel dilapisi oleh membran ganda, yang memiliki pori-pori yang memungkinkan
bahan-bahan keluar-masuk. Bermacam peluasan membran nukleus yang berbentuk
tabung atau lembaran membentuk retikulum endoplasma (atau RE), yang terlibat dalam
transpor dan pematangan protein. RE terdiri atas RE kasar yang memiliki ribosom yang
melekat, dan protein yang disintesis ribosom itu memasuki ruang dalam atau lumen .
Kemudian, biasanya mereka memasuki vesikel, yang terpisah dari RE halus. Pada
kebanyakan eukariota, vesikel pembawa protein ini dilepaskan dan dimodifikasi pada
tumpukan vesikel yang memipih yang disebut badan Golgi atau diktiosom.

Vesikel dapat berspesialisasi untuk beragam kegunaan. Contohnya, lisosom mempunyai


enzim yang menguraikan isi vakuola makanan, dan peroksisom yang fungsinya
menguraikan peroksida, yang beracun. banyak protozoa memiliki vakuola kontraktil,
yang mengumpulkan dan membuang kelebihan air dan ekstrusom, yang mengeluarkan
bahan yang dipakai untuk melawan pemangsa atau menangkap mangsa. Pada tumbuhan
tingkat tinggi, sebagian besar ruang sel diisi oleh vakuola pusat, yang fungsi utamanya
untuk menjaga tekanan osmotik.

Mitokondria dan plastida

Mitokondria adalah organel yang ditemukan pada hampir semua eukariota. Mitokondria
diselubungi membran ganda, yang membran dalamnya berlekuk-lekuk ke dalam
membentuk krista, tempat berlangsungnya respirasi aerobik. Mitokondria memiliki DNA
dan ribosom-nya sendiri dan hanya terbentuk dari pembelahan mitokondria lain.
Sekarang mereka umumnya berkembang dari prokariota yang berendosimbiosis,
mungkin proteobacteria. Beberapa protozoa yang tidak memiliki mitokondria ditemukan
mempunyai organel yang diturunkan dari mitokondira seperti hidrogenosom dan
mitosom.

Tumbuhan dan berbagai kelompok alga juga memiliki plastida. Dan plastida ini juga
mempunyai DNA sendiri dan berkembang dari proses endosimbiosis, dalam hal ini
cyanobacteria. Biasanya plastida berbentuk kloroplas, yang mengandung klorofil dan
menghasilkan energi melalui fotosintesis seperti halnya cyanobacteria. Plastida lain
terlibat dalam menyimpan makanan. Meskipun plastida mungkin memiliki satu asal,
tidak semua grup yang memiliki plastida berkerabat dekat. beberapa eukariota
mendapatkannya dari yang lain dengan endosimbiosis penelanan sekunder.

Sel eukariotik mempunyai dua buah isoenzim malate dehydrogenase yang berupa
mitokondria (m-MDH) dan plastida (bahasa Inggris: cytoplasmic) (s-MDH). Enzim ini
berfungsi untuk konfigurasi isomer L pada asam malik (bahasa Inggris: malate). Inhibitor
enzim ini adalah ATP, ADP, AMP, tiroksin, yodium sianida, and molekul yodium.[1]

Reproduksi
Reproduksi eukariota dilakukan melalui pembelahan sel, yang umumnya terjadi secara
mitosis, yaitu proses pembelahan inti sel yang menyebabkan sebuah sel anak menerima
duplikat setiap kromosom yang dimiliki sel induk. Pada kebanyakan eukariota terdapat
juga reproduksi seksual, di antara sel haploid, yaitu sel yang hanya memiliki satu buah
kromosom dari masing-masing pasang kromosom yang dimiliki sel induk yang
melibatkan proses fusi inti sel (singami) dan pembelahan secara meiosis yang
menghasilkan sel diploid, yaitu sel yang memiliki pasangan kromosom yang lengkap.

Referensi
1. ^ (en) Malic Dehydrogenase from bovine heart. (pdf) Sigma Aldrich. Diakses
pada 26 Februari 2010

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Eukariota"


Kategori: Eukariota

Klasifikasi ilmiah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari


Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah
dirapikan, tolong hapus pesan ini.
Ada usul agar halaman atau bagian halaman ini digabungkan dengan halaman Tata
nama biologi (diskusikan)

Klasifikasi ilmiah menunjuk ke bagaimana ahli biologi mengelompokkan dan


mengkategorikan spesies dari organisme yang punah maupun yang hidup. Klasifikasi
modern berakar pada sistem Carolus Linnaeus, yang mengelompokkan spesies menurut
kesamaan sifat fisik yang dimiliki . Pengelompokan ini sudah direvisi sejak Carolus
Linnaeus untuk menjaga konsistensi dengan asas sifat umum yang diturunkan dari
Darwin.

Untuk mengenali dan mempelajari makhluk hidup secara keseluruhan tidak mudah
sehingga dibuat klasifikasi (pengelompokan) makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup
adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau
unit tertentu. Urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke terendah
(kepastian terakhir) adalah Domain, Kingdom(kerajaan), Phylum atau Filum
(hewan)/Divisio (tumbuhan), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Famili (Suku), Genus
(Marga), dan Spesies (Jenis).

Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali,


membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari
persamaan dan perbedaan sifat atau ciri pada makhluk hidup.

Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki
makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya. Makhluk hidup yang
memliliki ciri yang sama dikelompokkan dalam satu golongan. Contoh klasifikasi
makhluk hidup adalah :

• Berdasarkan ukuran tubuhnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi


pohon, perdu, dan semak.
• Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan
menjadi tumbuhan yang hidup di lingkungan kering (xerofit), tumbuhan yang
hidup di lingkungan air (hidrofit), dan tumbuhan yang hidup di lingkungan
lembab (higrofit).
• Berdasarkan manfaatnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tanaman
obat-obatan, tanaman sandang, tanaman hias, tanaman pangan dan sebagainya
• Berdasarkan jenis makanannya. Contoh: Hewan dikelompokkan menjadi hewan
pemakan daging (karnivora), hewan pemakan tumbuhan (herbivora), dan hewan
pemakan hewan serta tumbuhan (omnivora).

Cara pengelompokan makhluk hidup seperti ini dianggap kurang sesuai yang disebabkan
karena dalam pengelompokan makhluk hidup dengan cara demikian dibuat berdasarkan
keinginan orang yang mengelompokkannya.

Daftar isi
[sembunyikan]

• 1 Sistem Klasifikasi Domain


• 2 Sistem Klasifikasi Enam Kingdom
o 2.1 Kingdom Eubacteria
o 2.2 Kingdom Archaebacteria
o 2.3 Kingdom Protista
o 2.4 Kingdom Fungi (Jamur)
o 2.5 Kingdom Animalia (Hewan)

• 3 Pranala luar

Sistem Klasifikasi Domain


Belakangan, sistem Kingdom sempat dianggap basi, sehingga dibentuk sistem baru yang
menambah urutan dan memiliki lebih sedikit jenis, yaitu Domain.
Ada tiga jenis Domain, yaitu:

1. Archaea (dari Archaebacteria)


2. Bacteria (dari Eubacteria)
3. Eukarya (termasuk fungi, hewan, tumbuhan, dan protista)

Sistem Klasifikasi Enam Kingdom


Semula para ahli hanya mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan, yaitu
kerajaan tumbuhan dan kerajaan hewan. Dasar para ahli mengelompokkan makhluk
hidup menjadi 2 kerajaan :

1. Kenyataan bahwa sel kelompok tumbuhan memiliki dinding sel yang tersusun
dari selulosa.
2. Tumbuhan memiliki klorofil sehingga dapat membuat makanannya sendiri
melalui proses fotosintesis dan tidak dapat berpindah tempat dan hewan tidak
memiliki dinding sel sementara hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri,
dan umumnya dapat berpindah tempat.

Namun ada tumbuhan yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, yaitu jamur
(fungi). Berarti, tumbuhan berbeda dengan jamur maka para ahli taksonomi kemudian
mengelompokkan makhluk hidup menjadi tiga kelompok, yaitu Plantae (tumbuhan),
Fungi (jamur), dan Animalia (hewan).

Setelah para ahli mengetahui struktur sel (susunan sel) secara pasti, makhluk hidup
dikelompokkan menjadi empat kerajaan, yaitu Prokariot, Fungi, Plantae, dan Animalia,
Pengelompokan ini berdasarkan ada tidaknya membran inti sel. Sel yang memiliki
membran inti disebut sel eukariotik, sel yang tidak memiliki membran inti disebut sel
prokariotik.

Pada tahun 1969 Robert H. Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima
kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pengelompokan ini
berdasarkan pada susunan sel, cara makhluk hidup memenuhi makanannya, dan tingkatan
makhluk hidup.
Namun sistem ini kemudian diubah dengan dipecahnya kingdom monera menjadi
kingdom Eubacteria dan Archaebacteria.

Penjelasan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Enam Kingdom:

Kingdom Eubacteria

Para makhluk hidup di Kingdom Eubacteria berupa makhluk hidup sel tunggal
(uniseluler). Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Eubacteria memiliki sel
prokariotik (sel sederhana yang mempunyai kapsul sebagai lapisan terluarnya dan
dinding sel didalamnya). Eubacteria juga dikenal dengan istilah bakteria.

Kingdom Archaebacteria

Makhluk hidup di Kingdom Archaebacteria tidak jauh berbeda dengan yang ada di
Kingdom Eubacteria karena mereka dulunya satu Kingdom. Namun Archaebacteria
umumnya tahan di lingkungan yang lebih ekstrim.

Kingdom Protista

Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista memiliki sel eukariotik.
Protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak
berdiferensiasi. Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok
ini terdiri dari Protista menyerupai tumbuhan (ganggang), Protista menyerupai jamur, dan
Protista menyerupai hewan (Protozoa, Protos: pertama, zoa: hewan). Protozoa
mempunyai klasifikasi berdasarkan sistem alat geraknya, yaitu Flagellata/Mastigophora
(bulu cambuk, contoh Euglena, Volvox, Noctiluca, Trypanosoma, dan Trichomonas),
Cilliata/Infusiora (rambut getar, contoh Paramaecium), Rhizopoda/Sarcodina (kaki semu,
contoh Amoeba), dan Sporozoa (tidak mempunyai alat gerak, contoh Plasmodium).

Kingdom Fungi (Jamur)

Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat makanannya sendiri. Cara
makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga
hidupnya bersifat parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali
jamur lendir (Myxomycota) dan jamur air (Oomycota). Beberapa kelompok kelas antara
lain:

a. kelas Myxomycetes (jamur lendes) contoh nya Physarum policephalius.

b. kelas Phycomycetes (jamur ganggang) contoh nya jamur tempe (Rhizopusorizae,


mucor mue)

=== Kingdom Plantae (Tumbuhan) ===.


Tumbuhan terdiri dari tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku
(Pteridophyta), tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), dan tumbuhan
berbiji tertutup (Angiospermae).

Kingdom Animalia (Hewan)

Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel yang telah
berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri
sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan tidak
bertulang belakang (invertebrata/avertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).

Pada tahun 1970-an seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan peneliti lain dari
university of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan
berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan
Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariot dibandingkan
bakteri lain yang merupakan prokraiot. Hal itu menyebabkan terciptanya sistem
klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom Archaebacteria dari anggota kingdom Monera
lain yang kemudaian disebut Eubacteria. Namun hingga sekarang yang diakui sebagai
sistem klasifikasi standar adalah sistem Lima Kingdom yang ditemukan oleh Whittaker.

Pranala luar
• (en) Wikispecies
• (en) International Code of Botanical Nomenclature
• (en) ICZN website, for zoological nomenclature
• (en) Text of the ICZN, Electronic version
• (en) ZooBank: The World Register of Animal Names
• (en) International Committee on Systematics of Prokaryotes for bacteria
• (en) International Code of Nomenclature of Bacteria (ICNB)
• (en) ICTVdB website, for virus nomenclature

Artikel bertopik ilmu pengetahuan ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat
membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_ilmiah"
Kategori: Klasifikasi ilmiah
Kategori tersembunyi: Artikel yang perlu dirapikan | Artikel yang belum dirapikan Maret
2010 | Artikel yang layak digabungkan

Excavata
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari


?Excavata

Giardia lamblia, diplomonad parasit


Klasifikasi ilmiah
Domain: Eukarya
Kerajaan: Excavata
(Cavalier-Smith) Simpson, 2003
Filum
Metamonada
Loukozoa
Euglenozoa
Percolozoa

Excavata adalah kumpulan utama dari eukariota[1] bersel satu[2]. Kategori filogenetik
Excavata terdiri atas bermacam-macam bentuk yang hidup bebas atau bersimbiosis dan
termasuk beberapa parasit manusia yang penting.

Daftar isi
[sembunyikan]

• 1 Ciri-ciri
• 2 Pengelompokan
• 3 Rujukan

• 4 Pranala luar

Ciri-ciri
Banyak excavata telah kehilangan mitokondria 'klasik' - organisme ini sering disebut
'amitokondriata' (yang berarti 'tidak bermitokondria'), meski kebanyakan, mungkin
semua, tetap memiliki organel mitokondia dalam bentuk yang sangat termodifikasi. Yang
lainnya memiliki mitokondria dengan krista tubuler, diskoid atau lembaran dalam kasus
tertentu. Banyak excavates memiliki dua, empat atau lebih flagel[3] dan banyak yang
mempunyai lekukan makanan ventral yang mencolok dengan ultrastruktur khas ditunjang
oleh mikrotubulus[4]. Akan tetapi, bermacam kelompok yang tidak punya ciri ini dianggap
sebagai excavata berdasarkan bukti genetis (terutama pohon filogenetik dari sekuensi
molekuler).

Pengelompokan
Excavata diklasifikasikan menjadi empat kelompok utama pada tingkat filum atau
superfilum. Ini ditunjukkan oleh tabel di bawah ini.

Genera
Superfilum Filum Deskripsi
Representatif
Banyak parasit penting, satu
contoh Euglena,
Euglenozoa kelompok yang berplastida
Trypanosoma
(kloroplas).
Banyak yang berganti-ganti bentuk
Percolozoa contoh Naegleria,
Discoba antara bentuk berflagel dan
(Heterolobosea) Acrasis
amoeboid (mirip amoeba).
Hidup bebas, kadang-kadang
Loukozoa contoh Jakoba,
berflagel lorikat. Beberapa
(Jakobida) Reclinomonas
anggotanya amitokondriata.
contoh Flagelata amitokontriata, ada yang
Preaxostyla Oxymonads, hidup bebas (Trimastix) atau hidup
Trimastix di usus belakang serangga
contoh Giardia, Amitokondriata, kebanyakan
Fornicata
Metamonada Carpediemonas bersimbiosis dan parasit binatang.
Flagelata amitokontriata, biasanya
contoh komensal di usus serangga.
Parabasalia
Trichomonas Beberapa penyebab penyakit
manusia.

Heterolobosea (Percolozoa) dan Euglenozoa nampaknya berhubungan dan disatukan oleh


keberadaan krista diskoid dalam mitokondrianya (Superfilum Discicristata). Baru-baru
ini hubungan erat telah ditunjukkan antara Discicristata dan Jakobida [5]. Kebanyakan
jakobida berkrista tubuler, seperti kebanyakan protista lain, sedangkan metamonada tidak
biasa karena kehilangan mitokondria klasiknya; sebagai gantinya, mereka memiliki
'hidrogenosom', 'mitosom' atau organel tak berciri. Selain grup pada tabel diatas, genus
Malawimonas umumnya dianggap sebagai anggota Excavata karena morfologi
excavatanya yang khas dan keterkaitan filogenetis dengan grup-grup excavata pada
beebrapa filogeni molekuler. namun, kedudukannya diantara excavata belum dipahami.

kekerabatan excavata belum pasti; mungkin mereka bukan kelompok yang monofiletik.
kemonofiletikan excavata jauh dari kejelasan, meskipun kelihatannya ada beberapa klad
dalam excavata yang monofiletik.[6]

Excavata tertentu sering dianggap eukariota primitif, sebagian berdasarkan penempatan


mereka pada banyak pohon evolusioner. hal ini dapat mendorong usulan bahwa excavata
adalah tingkat parafiletik yang termasuk moyang dari eukariota yang hidup sekarang.
Namun penempatan excavata tertentu sebagai 'cabang awal' mungkin merupakan artifak
analisis yang diakibatkan oleh tarikan cabang panjang, seperti yang telah dilihat pada
beberapa grup lain, contohnya, microsporidia.

Rujukan
1. ^ Hampl V, Hug L, Leigh JW, et al (March 2009). "Phylogenomic analyses
support the monophyly of Excavata and resolve relationships among eukaryotic
"supergroups"". Proc. Natl. Acad. Sci. U.S.A. 106 (10): 3859–64.
DOI:10.1073/pnas.0807880106.
2. ^ Simpson, Ag; Inagaki, Y; Roger, Aj (2006), "Comprehensive multigene
phylogenies of excavate protists reveal the evolutionary positions of "primitive"
eukaryotes", Molecular biology and evolution 23 (3),
doi:10.1093/molbev/msj068, http://mbe.oxfordjournals.org/cgi/pmidlookup?
view=long&pmid=16308337
3. ^ Simpson AG (November 2003). "Cytoskeletal organization, phylogenetic
affinities and systematics in the contentious taxon Excavata (Eukaryota)". Int. J.
Syst. Evol. Microbiol. 53 (Pt 6): 1759–77. DOI:10.1099/ijs.0.02578-0.
4. ^ Cavalier-Smith T (March 2002). "The phagotrophic origin of eukaryotes and
phylogenetic classification of Protozoa". Int. J. Syst. Evol. Microbiol. 52 (Pt 2):
297–354.
5. ^ Naiara Rodríguez-Ezpeleta, Henner Brinkmann, Gertraud Burger, Andrew J.
Roger, Michael W. Gray, Hervé Philippe, and B. Franz Lang (August 2007).
"Toward Resolving the Eukaryotic Tree: The Phylogenetic Positions of Jakobids
and Cercozoans". Curr. Biol. 17 (16): 1420-1425.
DOI:10.1016/j.cub.2007.07.036.
6. ^ Laura Wegener Parfrey, Erika Barbero, Elyse Lasser, Micah Dunthorn,
Debashish Bhattacharya, David J Patterson, and Laura A Katz (December 2006).
"Evaluating Support for the Current Classification of Eukaryotic Diversity". PLoS
Genet. 2 (12): e220. DOI:10.1371/journal.pgen.0020220.

Pranala luar
• Tree of Life Eukaryotes
• Tree of Life: Jakobida
• Tree of Life: Fornicata

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Excavata"


Kategori: Protista | Excavata
Alga
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Alga merah Laurencia

Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ
dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki "organ"
seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya). Karena itu, alga
pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus.

Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak dianjurkan karena
dapat menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan yang hidup di air lainnya,
seperti Hydrilla.

Dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi dimasukkan
dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-pisahkan sesuai dengan
fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu kelompok
takson tersendiri.

Kelompok-kelompok alga
Dalam pustaka-pustaka lama, alga selalu gagal diusahakan masuk dalam satu kelompok,
baik yang bersel satu maupun yang bersel banyak. Salah satu contohnya adalah
pemisahan alga bersel satu (misalnya Euglena ke dalam Protozoa) dari alga bersel banyak
(ke dalam Thallophyta). Belakangan disadari sepenuhnya bahwa pengelompokan sebagai
satu klad tidak memungkinkan bagi semua alga, bahkan setelah dipisahkan berdasarkan
organisasi selnya, karena sebagian alga bersel satu lebih dekat berkerabat dengan alga
bersel banyak tertentu.
Saat ini, alga hijau dimasukkan ke dalam kelompok (klad) yang lebih berdekatan dengan
semua tumbuhan fotosintetik (membentuk klad Viridiplantae). Alga merah merupakan
kelompok tersendiri (Rhodophycophyta atau Rhodophyceae); demikian juga alga pirang
(Phaeophycophyta atau Phaeophyceae) dan alga keemasan (Chrysophyceae).

Alga prokariotik

Alga biru-hijau kini dimasukkan sebagai bakteri sehingga dinamakan Cyanobacteria


("bakteri biru-hijau", dulu disebut Cyanophyceae, "alga biru-hijau") Dengan demikian,
sebutan "alga" menjadi tidak valid. Cyanobacteria memiliki struktur sel prokariotik
seperti halnya bakteri, namun mampu melakukan fotosintesis langsung karena memiliki
klorofil. Sebelumnya, alga ini bersama bakteri masuk ke dalam kerajaan Monera. Akan
tetapi dalam perkembangan selanjutnya diketahui bahwa ia lebih banyak memiliki
karakteristik bakteri sehingga dimasukkan ke dalam kelompok bakteri benar
(Eubacteria). Sebagai tambahan, beberapa kelompok organisme yang sebelumnya
dimasukkan sebagai bakteri, sekarang malah dipisahkan menjadi kerajaan tersendiri,
Archaea.

Alga eukariotik

Diagram yang menggambarkan teori mengenai evolusi alga (dan tumbuhan) masa kini
yang banyak didukung.

Jenis-jenis alga lainnya memiliki struktur sel eukariotik dan mampu berfotosintesis, entah
dengan klorofil maupun dengan pigmen-pigmen lain yang membantu dalam asimilasi
energi.

Dalam taksonomi paling modern, alga-alga eukariotik meliputi filum/divisio berikut ini.
Perlu disadari bahwa pengelompokan semua alga eukariotik sebagai Protista dianggap
tidak valid lagi karena sebagian alga (misalnya alga hijau dan alga merah) lebih dekat
kekerabatannya dengan tumbuhan daripada eukariota bersel satu lainnya.

• Archaeplastida : Regnum Viridiplantae atau Plantae (tumbuhan):


o Filum Chlorophyta (alga hijau)
o Filum Charophyta (alga hijau berkarang)
• Archaeplastida : Regnum incertae sedis
o Filum Rhodophyta (alga merah)
• Archaeplastida : Regnum incertae sedis
o Filum Glaucophyta

• Superregnum Cabozoa: Regnum Rhizaria:


o Filum Cercozoa
 Kelas Chlorarachnia
• Superregnum Cabozoa: Regnum Excavata:
o Filum Euglenozoa

• Regnum Chromalveolata: Superfilum Chromista


o Filum Heterokontophyta (atau Heterokonta)
 Kelas Bacillariophyceae (Diatomae)
 Kelas Axodina
 Kelas Bolidomonas
 Kelas Eustigmatophyceae
 Kelas Phaeophyceae (alga coklat)
 Kelas Chrysophyceae (alga keemasan)
 Kelas Raphidophyceae
 Kelas Synurophyceae
 Kelas Xanthophyceae (alga pirang)
o Filum Cryptophyta
o Filum Haptophyta
• Regnum Chromalveolata: Superfilum Alveolata
o Filum Dinophyta (atau Dinoflagellata)

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Alga"


Kategori: Alga

Guru NgeBlog
November 18, 2008
Mengenal Protozoa

Diarsipkan di bawah: Klasifikasi — gurungeblog @ 2:57 am


Tags: Apicomplexa (Sporozoa), Ciliata (Ciliophora), Flagellata (Mastigophora),
Protozoa, Rhizopoda

ciri-protozoa

Kompetensi
1. Mendeskripsikan ciri-ciri Protozoa berdasarkan pengamatan
2. Mengklasifikasikan Protozoa berdasarkan ciri-ciri morfologi alat gerak
3. Menjelaskan cara-cara perkembang biakan Protozoa
4. Mengidentifikasi Protozoa yang menguntungkan dan merugikan bagi manusia

Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum
dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan
menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria.
Ciri-ciri umum :
1. Organisme uniseluler (bersel tunggal)
2. Eukariotik (memiliki membran nukleus)
3. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
4. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
5. Hidup bebas, saprofit atau parasit
6. Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
7. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela

Klasifikasi
Protozoa memiliki 4 kelas yang dibedakan berdasarkan alat geraknya.
klasifikasi-protozoa

Rhizopoda
Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel.
Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam
tubuh hewan atau manusia.Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.
Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas),
contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria.
Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya
Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.

Flagellata (Mastigophora)

flagellata
Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera
dan alat bantu untuk menangkap makanan.
Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
Fitoflagellata
Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya : Euglena viridis,
Noctiluca milliaris, Volvox globator.Zooflagellata
Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas).Contohnya : Trypanosoma gambiens,
Leishmania

Ciliata (Ciliophora)

cillliata

Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang
digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel
Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi
hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual,
dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses
reproduksi seksual.
Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam
tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar.
Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli.

Apicomplexa (Sporozoa)
Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara
perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu
ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang.
Hidupnya parasit pada manusia dan hewan.
Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium vivax. Gregarina.

Perkembangbiakan.
pembelahan-mitosis

Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dengan cara :
1. pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti
dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner
terjadi pada Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/
memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi.Euglena membelah secara
membujur /memanjang (longitudinal).
2. Spora, Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan
membentuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora
yang dihasilkan disebut sporozoid.

Seksual (Generatif)
Perkembangbiakan secara seksual pada Protozoa dengan cara :
1. Konjugasi, Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya.
Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan
makronukleus, proses ini disebut singami.
2. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan
gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh nyamuk.

Protozoa

Klasifikasi Protozoa yang penting untuk Kedokteran :

Filum : Protozoa

Subfilum : Sarcomastigophora (pseudopodia dan flagella)

Ciliophora (cilia)

Apicomplexa (apical complex)


Sub filum Superkelas Kelas Genus
Sarcodina Rhizopodia Entamoeba

(Pseudopodia untuk Zoomastigophora Endolimax


pergerakan)
Iodamoeba
Mastigophora
Dientamoeba
(flagella untuk
pergerakan) Acanthamoeba
Sarcomastigophor
Opalinata Naegleria
a
(tidak penting) Giardia

Chilomastix

Trichomonas

Leishmania

Trypanosoma
Ciliophora Ciliatea Balantidium
Plasmodia

Coccidia termasuk :
Apicomplexa Sporozoasidea
Toxoplasma
Sarcocystis
Isospora

Ameba

Ameba yang menginfeksi manusia


Istilah yang berkaitan dengan Ameba :

Trofozoit : Secara harfiah berarti tiap stadium dalam siklus hidup


protozoa yang dapat mencerna makanan. Praktisnya stadium ini
adalah bentuk aktif yang pada Entamoeba histolytica adalah stadium
yang dapat mengadakan invasi ke jaringan.

Kista : Bentuk yang tidak aktif, dilindungi oleh membrane yang jelas
atau dinding kista. Merupakan stadium ameba yang infektif kecuali
pada Dientamoeba Fragilis dan Entamoeba Gingivalis.
Sporokista : Adalah trofozoit berbentuk bulat sebelum stadium kista
(stadium peralihan) , bedanya dengan kista adalah ia memiliki dinding
kista.

Ekskistasi : Adalah proses keluarnya trofozoit dari kista.

Enkistasi : Adalah proses pembentukan kista dari trofozoit.

Metakista : Trofozoit yang keluar dari kisa.

Ektoplasma : Adalah bagian luar dari sitoplasma yang terdiri atas hialin
yang biasanya terlihat bilatrofozot bergerak.

Endoplasma : Adalah bagian dalam sitoplasma yang bergranula


bersikan berbagai sisa makanan.

Benda kromatoid : Adalah RNA-protein kompleks yang pada pulasan


dasar berwarna gelap. Dijumpai pada genus Entamoeba. Dengan
mikroskop electron ia menampakkan struktur Kristal yang mirip
partikel virus.

Vakuol Glikogen : Adalah cadangan glikogen yang berwarna gelap


dengan jodium terutama pada kista.

Pseudopodium (kaki palsu) : Adalah tonjolan sitoplasma yang dibentuk


pada permukaan trofozoit dan bersifat sementara.

Vakuol makanan : Vesikel dengan memban yang dibentuk dalam


sitoplasma di sekitar butir makanan.

Vakuol kontraktil : Vesikel dengan membran yang dibentuk sitoplasma


yang mnegambil dan mengeluarkan air dari sel. Ini terdapat pada
ameba yang hidup bebas.

Kromatin : Adalah zat dalam inti sel yang terpulas dengan pewarnaan
dasar.

Klasifikasi Ameba
Untuk memudahkan penguraian, Ameba dapat di klasifikasikan :

Ameba usus yang patogen :

Entamoeba histolytica
Ameba Usus yang tidak pathogen:

Entamoeba Hartmanii

Entamoeba Colii

Iodomoeba Butschliii

Endolimax Nana

Dientamoeba Fragilis

Entamoeba Gingivalis

Ameba yang hidup bebas :

Nagleria Spp

Acanthamoeba (Hartmanella) Spp

You might also like