You are on page 1of 16

Makalah Uterotonika

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini ilmu kebidanan sangat
berkembang pesat, seiring dengan itu
kualitas pelayanan kepada ibu hamil,
persalinan dan nifas juga sangat
membanggakan. Kehidupan janin didalam
rahim pun menjadi kajian yang berkembang
pesat dimana janin sudah dijadikan sebagai
pasien/ klien tersendiri yang sangat
menentukan apakah janin tetap
dipertahankan dalam kehidupan dalam
rahim ataukah harus hidup diluar rahim yang
berarti harus dilahirkan. Apabila janin
diputuskan harus dilahirkan maka kita akan
dihadapkan pada masalah induksi persalinan
dimana saat ini pemakaian oksitosin sebagai
induksi persalinan sangat banyak digunakan.
Perdarahan pasca persalinan masih menjadi
momok sebagai salah satu penyebab
kematian ibu terutama dinegara
berkembang seperti negara kita Indonesia.
Berbagai kebijakan telah dicanangkan
antara lain Gerakan Sayang Ibu maupun
Making Pregnancy Saver yang salah satu
pesan kuncinya adalah penanganan masalah
kegawat daruratan kebidanan dimana salah
satu focus gerakannya adalah pencegahan
dan penanganan perdarahan pasca
persalianan. Untuk pencegahan perdarahan
pasca persalinan saat ini setiap petugas
kesehatan dituntut harus melaksanankan
asuhan persalinan normal dengan salah satu
terobosan adalah penatalaksanaan aktif kala
tiga dimana penggunaan uterotonika secara
tepat guna harus diterapkan.
Baik dalam hal induksi persalinan, maupun
masalah pencegahan dan penanganan
perdaran pasca persalinan sangat berkaitan
dengan penggunaan oksitosin. Setiap
petugas kesehatan yang menangani masalah
ini dituntut mempunyai pengetahuan
memadai tentang uterotonika, baik tentang
cara kerjanya, cara pemberianya maupun
tentang efek yang tidak diinginkan.
Seperti yang telah kita ketahui bersama,
obat merupan salah satu penunjang sarana

kesehatan. Segala macam penyakit tidak


dapat lepas begitu saja tanpa keberadaan
obat. Dengan penggunaan obat kita harus
mengikuti aturan aturan tertentu karena
obat dalam penggunaan yang digunakan
dalam jumlah yang berlebihan dapat
meracuni sedangkan racun yang digunakan
dalam jumlah sedikit justru dapat menjadi
obat bagi tubuh kita.. Salah satu dari obat
yang sudah sering dipergunakan adalah
uterotonik dan anti perdarahan. Obat obat
uterotonika dan anti perdarahan tidak
pernah lepas dari segala masalah kesehatan
yan berhubungan dengan kehamilan dan
persalinan.Masalah kehamilan dan
persalinan merupakan masalah yang riskan
karena sangat erat dengan keselamatan jiwa
seseoramg sehingga ironis sekali apabila
terjadi kesalahan walau hanya sedikit saja.
Hal hal yang perlu diketahui adalah
mengenai nama obat, tujuan penggunaan,
mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi,
efek samping, cara pemakaian serta dosis
yang digunakan.
Uterotonika Adalah Zat Yanag Digunakan
Untuk meningkatkan kontraksi
uterus.Uterotonik banyak digunakan untuk
induksi, penguatan persalinan, pencegahan
serta penanganan perdarahan post partum,
penegndapan perdarahan akibat abortus
inkompletikus dan penanganan aktif pada
Kala III persalinan.
B. Rumusan masalah
- Menjelaskan tentang pengertian
uterotonika.
- Menjelaskan jenis-jenis obat uterotonika
dan reaksinya.
- Menjelaskan dampak negative dan
positif penggunaan obat uterotonika.
C. Tujuan
- Dapat mengetahui penertian
uterotonika.
- Dapat mengetahui jenis-jenis obat
uterotonika dan reaksinya.
- Dapat mengetahui dampak negative dan
positif penggunaan obat uterotonika.
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian

Uterotonika adalah obat yang dapat


meningkatkan kontraksi otot polos uterus.
Banyak obat memeperlihatkan efek
oksitosik, tetapi hanya beberapa saja yang
kerjanya cukup selektif dab dapat berguna
dalam praktek keperawatan. Obat yanng
bermanfaat itu ialah oxytocin(oksitosin) dan
derivatnya, alkaloid ergot dan derivatnya,
dan beberapa prostaglandin semisintetik.
Obat- obat tersebut memperlihatkan
respons bertingkat (graded respons) pada
kehamilan, mulai dari kontraksi uterus
spontan, ritmis sampai kontraksi tetani.
Meskipun obat ini mempunyai efek
farmakodinamik lain, tetapi manfaat dan
bahayanya terutama terhadap uterus.
Derivat prostaglandin merupakan obat yang
baru dikembangkan tahun tujuh puluhan.
Pembicaraan di sini terbatas pada efek
Prostaglandin E dan F terhadap uterus serta
penggunaannya sebagai abortivum, dan
oksitosin untuk induksi partus.
B. Fungsi obat uterotonika
Indikasi obat uterotonika adalah untuk:
a.
Induksi partus aterm
10 unit oksitosin dilarutkan dalam satu
liter dekstrosa 5%=10 ml unit/ml diberikan
melalui infus dengan kecepatan 0,2 ml/mnt
Jika tidak ada respon selama 15 menit,
kecepatan dinaikkan sampai 2 ml/ mnt
b.
Mengontrol PPP
Penggunaan oksitosin sudah tidak
dianjurkan lagi
Penggunaan ergonovine atau
metilergonovine lebih disukai karena
toksisitasnya rendah, durasi lama, dosis 0,2
0,3 mg IM/ 0,2 IV
Pilihan lain PGF2 250 g IM
c.
Abortus terapeutik
abortus terapeutik pada kehamilan
trimester I dilakukan dengan section
curretage
pada trimester II dilakukan dengan
penyuntikan Nacl hipertonik 20 % ke dalam
amnion
prostaglandin cukup efektif untuk
menimbulkan abortus pada trimester ke II
Pemberian PGE2 20 mg dalam bentuk
vaginal supositoria memberikan hasil yang

efektif
d.
Uji oksitosin (challenge test)
digunakan untuk menentukan ada
tidaknya insufisiensi utero plasenta
dilakukan terutama pada kehamilan yang
beresiko tinggi misalnya, DM, preeklamsia
dilakukan pada minggu terakhir sebelum
pesalinan
oksitosin diberikan perinfus dengan
kecepatan 0.5 ml U/ mnt kemudian
ditingkatkan sampai terjadi kontraksi uterus
tiap 3 4 mnt.
e.
Menghilangkan pembengkakan
payudara
pada gangguan ejeksi susu oksitosin
diberikan intra nasal 2 3 menit sebelum
anaknya menyusui.
C. Macam-macam obat uterotonika
Jenis-jenis obat yang dring digunakan
adalah sebagai berikut:
a.
Metrgin
Metergin meropakan obat yang termasuk
dalam k\golongan alkaloid ergot yang
bersumber dari jamur gandum Clavicus
purpurea dan mengandung karbohidrat,
gliserida, steroid, asam amino, amin, basa
amonium kuaterner)

Nama generic
:metal
ergometrin, metal ergometrina, hydrogen
maleat

Nama paten
:methergin,
met6hernial, methorin, metilat, myomergin
Yang termnasuk obat golongan alkaloid
lainnya adalah , Ergotamin (alkaloid asam
amino), Dihidroergotamin (dehidro alkaloid
asam amino), Ergonovin (alkaloid amin)
b.
Oksitosin
Oksitosin diproduksi dan disimpan oleh
hipofisis posterior. Rangsangan dari serviks,
vagina dan payudara secara refleks
melepaskan oksitosin, hal tersebut
berkaitan dg semakin sensitivnya uterus
terhadap oksitosin, sehingga pada akhir
kehamilan kadar oksitosin meninggi dimana
berikatan dg reseptor oksitosin yg terletak
di dlm miometrium yaitu dlm membran
plasma sel otot polos uterus , oksitosin
adalah golongan obat yang digunakan untuk
merangsang kontraksi otot polos uterus

dalam membantu proses persalinan,


pencegahan perdarahan pasca persalinan
(P3) serta penguatan persalinan , Oksitosin
merangsang otot polos uterus dan mammae
selektif dan cukup kuat Stimulus sensoris
pada serviks, vagina dan payudara
merangsang hipofisis posterior melepaskan
oksitosin. Sensitivitas uterus meningkat dng
pertambahan usia kehamilan.
Nama Paten iton S. , Syntocinon ,
Hypophysi , Piroglandol
Sediaan Oksitosin

Injeksi Oksitosin (Pitosin) 10 unit


USP/ml IM atau IV

Semua sediaan sintetis, yang alam


mahal

Semprot hidung: 40 unit USP/ml

Tablet sublingual: 200 unit USP


c.
Prostaglandin
Prostaglandin merupakan senyawa yg dibuat
dari fosfolipid pada membran sel dlm
jaringan tubuh. Senyawa tersebut
merupakan substansi yg penting sebagai
hormon lokal Prostaglandin di dlm tubuh
sangat penting dlm membantu proses
melahirkan :

Pematangan serviks

Kontraksi uterus (oksitosin +


prostaglandin)
Pembentukan prostaglandin oleh amnion
akan meningkat pd saat menjelang akhir
kehamilan sehingga menaikkan kadar
prostaglandin. Prostaglandin Ditemukan
dalam ovarium, miometrium, darah
menstruasi juga pada saat Post coitus
ditemukan prostaglandin di vagina,
Prostaglandin terbagai dua jenis yaitu :
PGE dan PGF

PGF merangsang uterus hamil dan


tidak hamil

PGE merelaksasi uterus tidak


hamil, dan merangsang kontraksi uterus
hamil
Sensitivitas uterus thdp prostaglandin akan
meningkat secara progresif sepanjang
kehamilan. Dalam bulan terakhir kehamilan,
serviks menjadi matang (pengaruh PGE2) yg
meningkatkan produksi enzim yg memecah
dan melonggarkan kolagen serviks .

Ada 4 tipe prostaglandin yg mempunyai


peranan penting dlm proses melahirkan

PGE1
: Mematangkan serviks

PGE2
: Meningkatkan
kontraksi uterus dan mematangkan serviks

PGI2 : Aliran darah darah dari ibu


ke janin

PGI2 : Menimbulkan kontraksi


uterus segala waktu
Prostaglandin tersedia dalam bentuk
sediaan, Sediaan :
- Karbopros trometamin : 15-metil PGF2
tersedia dalam bentuk suntikan 250 g/ml.
- Dinoproston : PGE2 tersedia dalam
suppositoria vaginal 20 mg.
- Gmeprost : analog alprostadil yang
berefek oksitosik.
- Sulproston : derivat dinoproston.
D. Respon obat uterotonika terhadap
tubuh
1. OXYTOCIN (OKSITOSIN)
A. FARMAKOLOGI
UTERUS.
Oksitosin merangasang frekuensi dan
kekuatan kontraksi otot polos uterus. Efek
ini tergantung pada konsentrasi estrogen.
Pada konsentrasi estrogen yang rendah,
efek oksitosin terhadap uterus juga
berkurang. Progestin digunakan secara luas
di klinik untuk mengurangi aktivitas uterus
pada kasus abortus habitualis meskipun
efektivitasnya tidak jelas. Pada kehamilan
trimester I dan II aktivitas motorik uterus
sangat rendah, dan aktivitas ini secara
spontan akan meningkat dengan cepat pada
trimester III dan mencapai puncaknya pada
saat persalinan. Oksitosin dapat memulai
atau meningkatkan ritme kontraksi uterus
pada setiap saat, namun pada kehamilan
muda diperlukan dosis yang tinggi. Oksitosin
menyebabkan pengelepasan prostaglandin
pada beberapa spesies, tetapi tidak jelas
apakah ini merupakan efek primernya atau
berhubungan dengan kontraksi uterus.
KELENJAR MAMA.
Bagian alveolar kelenjar mama dikelilingi
oleh jaringan otot polos, yaitu mioepitel.
Kontraksi mioepitel menyebabkan susu
mengalir dari saluran alveolar ke dalam

sinus yanng besar, sehingga mudah dihisap


bayi. Fungsi ini di namakan ejeksi susu.
Mioepitel sangat peka terhadap oksitosin.
Sediaan oksitosin berguna untuk
memperlancar ejeksi susu, bila oksitosin
endogen tidak mencukupi. Juga berguna
untuk mengurangi pembengkakan payudara
pasca persalinan.
SISTEM KARDIOVASKULER.
Apabila oksitosin diberikan dalam dosis
besar akan terlihat relaksasi otot polos
pembuluh darah secara langsung. Terjadi
penurunan tekanan sistolik dan terutama
penurunan tekanan sistolik dan terutama
penurunan tekanan diastolik, warna kulit
menjadi merah, dan aliran darah ke
ekstermitas bertambah. Bila dosis besar
diberikan terus menerus secara infus, maka
penurunan tekanan darah akan diikuti
sedikit penggian tekanan darah tetapi
menetap. Dosis oksitosin untuk indikasi
obstetrik, tidak jelas menimbulkan
penurunan tekanan darah. Penurunan
tekanan darah jelas terjadi pada penderita
yang mendapat dosis besar, yang diberikan
selama anestesia dalam. Otot polos yang
sensitif terhadap oksitosin hanyalah uterus,
pembuluh darah dan miopitel kelenjar
payudara.
B. FARMAKOKINETIK
Oksitosin memberikan hasil baik pada
pemberian parenteral. Pemberian oksitosin
intranasal, meskipun kurang efisien lebih
disukai daripada pemberian parenteral.
Oksitosin diabsorpsi dengan cepat melalui
mukosa mulut dan bukal sehingga
memungkinkan oksitosin diberikan sebagai
tablet hisap.
Cara pemberian nasal atau tablet hisap
dicadangkan untuk penggunaan pascapersalinan. Selama kehamilan, kadar
aminopeptidase dalam plasma(oksitosinase
atau sistil aminopeptidase) meningkat
sepuluh kali dan menurun setelah
persalinan. Enzim ini menginaktifkan
oksitosin dan ADH melalui pemecahan
ikatan peptida. Enzim ini diduaga
meregulasi konsentrasi oksitosin lokal di
uterus tetapi sedikit pengaruhnya terhadap

eliminasi kadar oksitosin dalam plasma. Di


duga sumber oksitosinase ini adalah
plasenta. Waktu paruh oksitosin sangat
singkat, antara 12-17 menit. Penurunan
kadar plasma sebagian besar disebabkan
ekskresi oleh ginjal dan hati.
Penggunaan klinik adalah :
1. Untuk diagnosa janin mengalami
gangguan atau tidak, terjadinya sirkulasi
pada placenta.
2. Untuk terapi; Mempercepat proses
persalinan, tidak mungkinnya keluar janin
secara sempurna, meningkatkan pancaran
air susu ibu, perdarahan setelah
melahirkan,dan sulitnya air susu keluar.
Mempunyai efek samping,yaitu kematian
janin karena adanya hipertensi , sobeknya
uterus karena kontraksi kuat,
afibrinogeremia ( menurunnya fibrin dalam
darah). Dan mempunyai kontra
indikasi,prematur dan keadaan janin
abnormal. Pada janin yang tidak normal tdk
boleh diberi oxytocin.
2. ALKALOID ERGOT
Sumber alkaloid ergot ialah claviceps
purpurea suatu jamur yang hidup sebagai
parasit dalam butir rye dan gandum, banyak
terdapat di Eropa dan Amerika. Penyebaran
penularan terjadi melalui perantaraan
serangga dan angin yang memindahkan
spora ke kepala putik yang sudah di buahi.
Selanjutnya spora mengeluarkan miselium
yang akan menembus putik, kemudian
membentuk jaringan padat berwarna ungu
dan menjadi keras. Substansi ini dinamai
sklerosium. Sklerosium inilah yang
merupakan sumber ergot.
Zat- zat dalam ergot. Ergot mengandung zat
yang penting yaitu alkohol ergot dan zat
lain seperti zat organik, karbohidrat,
gliserida, steroid, asam amino, amin dan
basa amonium kuatener. Beberapa amin dan
basa memiliki efek farmakologi penting,
misalnya histamin, tiramin, kolin, dan
asetilkolin. Jamur Claviceps purpurea dibiak
in vitro, seperti jamur penghasil antibiotik.
Alkaloid ergot terdapat sebagai isomer 1 dan
d.Isomer 1 merupakan zat aktif (penamaan
dengan akhiran -in), sedangkan isomer d

tidak aktif sama sekali (penamaan dengan


akhiran -inin). Yang pertama merupakan
alkaloid alam, sedangkan yang kedua
merupakan hasil perubahan oleh pengaruh
zat kimia sewaktu isolasi. Alkaloid pertama
yang berhasil di isolasi dalam bentuk kristal
dan aktif ialah ergotoksin, yang waktu itu
dianggap sebagai alkaloid murni. Sekarang
terbukti bahwa ergotoksin merupakan
campuran 4 zat, yaitu
ergokristin,ergokornin,- ergokriptin, dan
- ergokriptin.
Ergotamin. Ergotamin yang paling kuat dari
kelompok alkaloid asam amino yang aktif,
dan ergotamin yang tidak aktif merupakan
alkaloid ergot murni yang pertama
ditemukan. Kemudian ditemukan zat
uterotonik larut air dinamakan ergonovin
(ergometrin. Ergonovin dan turunannya
menghasilkan asam lisergat dan amin pada
hidrolisis, maka disebut juga alkaloid amin.
Alkaloid dengan berat molekul tinggi yang
mengandung asam lisergal, amonia, asam
piruvat, prolin dan asam amino lainnya
dikenal juga sebagai alkaloid asam amino
atau ergopeptin. Salah satu derivat
ergopeptin adalah bromokriptin.
A. FARMAKOKINETIK
Alkaloid asam amino, yaitu ergotamin di
absorpsi secara lambat dan tidak sempurna
melalui saluran cerna. Obat ini mengalami
metabolisme lintas pertama, sehingga
kadarnya dalam darah sangat rendah. Kadar
puncak plasma dicapai dalam 2 jam.
Pemberian 1 mg ergotamin bersama 100 mg
kafein akan meningkatkan kecepatan
absorpsi dan kadar puncak plasma ergotamin
sebesar dua kali, namun biovailibitasnya
tetap di bawah 1%.
Bersihan ergotamin hati kira- kira sama
dengan alir darah hati, ini menjelaskan
rendahnya bioavailabilitas oral. 90%
metabolit dieksresi melalui empedu.
Sebagian kecil obat yang tidak
dimetabolisme, ditemukan di urin dan tinja.
Keadaan ini yang menyebabkan ergotamin
memperlihatkan efek terapeutik dan efek
toksik yang lebih lama meskipun waktu
paruhnya diplasma kira- kira 2 jam. Pada

pemberian oral, bromokroptin diabsorbsi


lebih sempurna dan dieliminasi lebih lambat
dari ergotamin. Dihidroergotamin dan
dihidroergotoksin diabsorpsi kurang
sempurna dan dielaminasi lebih cepat dari
ergotamin.
Alkaloid amin diabsorpsi secara cepat dan
sempurna pada pemberian oral. Kadar
puncak plasma dicapai dalam waktu 60-90
menit, 10 kali lebih besar daripada kadar
puncak ergotamin pada pemberian dosis
yang sebanding. Kontraksi uterus sudah
terlihat dalam 10 menit setelah pemberian
0,2 mg ergonovin per oral pada wanita
pasca persalinan. Metabolisme dan ekskresi
ergonovin dan metil ergonovin berlangsung
lebih cepat daripada ergotamin.
B. FARMAKODINAMIK
Berdasarkan efek dan struktur kimianya
alkaloid ergot dibagi menjadi 3 kelompok :
1. Alkaloid asam amino dengan prototip
ergotamin
2. Derivat dihidro alkaloid asam amino
dengan prototip dihidro- Ergotamin
3. Alkaloid amin dengan prototip ergonovin
UTERUS.
Semua alkaloid ergot alam meningkatkan
kontraksi uterus dengan nyata. Dosis kecil
menyebabkan peninggian amplitudo dan
frekuensi, kemudian diikuti relaksasi. Dosis
besar menimbulkan kontraksi tetanik, dan
peninggian tonus otot dalam keadaan
istirahat. Dosis yang sangat besar
menimbulkan kontraktur yang berlangsung
lama. Sediaan ergot alam yang paling kuat
adalah ergonovin.
SISTEM KARDIOVASKULER.
Ergotamin dan alkaloid yang sejenis
menimbulkan vasokonstriksi pada keracunan
ergot. Terhadap sistem kardiovaskuler,
ergotamin mempunyai efek paling
kuat,dibandingkan dengan sediaan ergot
lainnya. Dihidroergotamin mempunyai efek
sedikit, sedangkan dihidroergotoksin boleh
dikatakan tidak berefek. Alkaloid amin pada
dosis terapi, hanya menyebabkan
pegurangan aliran darah ke ekstremitas.
RESPONS VASKULER DAN MIGREN.
Ergotamin efektif menghilangkan gejala

migren. Efek ini tidak berdasarkan efek


sedaktif dan analgetik. Nyeri migran antara
lain dihubungkan dengan peningkatan
amplitudo pulsasi arteri kranial, terutama
cabang arteri karotis eksterna.
3. PROSTAGLANDIN
Prostaglandin pertama kali diketemukan
dari cairan semen manusia pada sekitar
tahun 1930 oleh Ulf von Euler dari Swedia.
Oleh karena diduga berasal dari kelenjar
prostat, sang penemu memberinya nama
prostaglandin.
Prostaglandin, seperti hormon, berfungsi
layaknya senyawa sinyal tetapi hanya
bekerja di dalam sel tempat mereka
tersintesis. Rumus bangun prostaglandin
adalah asam alkanoat tak jenuh yang terdiri
dari 20 atom karbon yang membentuk 5
cincin. Prostaglandin tersintesis dari asam
lemak dan asam arakidonat.
Prostaglandin F2 memberi efek
peningkatan MMP-1 dan MMP-3.
Di dalam tubuh terdapat berbagai jenis
prostaglandin (PG) dan tempat kerjanya
berbeda- beda, serta saling mengadakan
interaksi dengan autakoid lain,
neurotransmitor, hormon serta obatobatan. Prostaglandin ditemukan pada
ovarium, miometrim dan cairan menstrual
dengan konsentrasi berbeda selama siklus
haid. Sesudah senggama ditemukan PG yang
berasal dari semer; dalam sistem produksi
wanita. PG (prostaglandin) ini diserap dari
vagina dan cukup untuk menghasilkan kadar
dalam darah, yang menimbulkan efek
fisiologis. Walaupun PG (prostaglandin) ini
sudah dipastikan sebagai oksitosik, namun
status peranan fisiologiknya pada saat
menstruasi dan kehamilan masih
diperdebatkan. Dalam hal ini haruslah
dibedakan antara efek fisiologik dan efek
farmakologik; dosis farmakologik relatif
tinggi dan lebih nyata. Pada manusia PG
berperan penting dalam peristiwa
persalinan. Berlainan dengan oksitosin, PG
dapat merangsang terjadinya persalinan,
pada setiap usia kehamilan. Pada saat
persalinan spontan, konsentrasi PG dalam
darah perifer dan cairan amnion meningkat.

FARMAKOLOGI
Prostaglandin dapat dianggap sebagai
hormon lokal, karena kerjanya terbatas
pada organ penghasil dan segera
diinaktifkan di tempat yang sama.
Prostaglandin yang terdapat pada uterus,
cairan menstrual dan cairan amnion ialah
PGE dan PGF. Di bidang keperawatan
penggunaan PG terbatas pada PGE2 dan
PGF2 . Semua PGF merangsang kontraksi
uterus baik hamil maupun tidak. Sebaliknya
PGE2 merelaksasi jaringan uterus tidak
hamil in vitro, tetapi memperlihatkan efek
oksitosik lebih kuat dari PGF2 .
Prostaglandin memperlihatkan kisaran dosisrespons yang sempit dalam menimbulkan
kontraksi fisiologik, dan ini memudahkan
terjadinya hipertoni uterus yang
membahayakan.bahaya ini dapat dicegah
dengan pengamatan yang cermat dan
meningkatkan kecepatan infus secara sedikit
demi sedikit.
E. EFEK OBAT UTEROTONIKA
Jenis-jenis obat yang sering digunakan
adalah sebagai berikut:
a.
Metrgin
Efek pada uterus:
1.
Semua alkaloid ergot
meningkatkan kontraksi uterus secara nyata
2.
Dosis kecil menyebabkan kontraksi,
dosis besar menyebabkan tetani
3.
Kepekaan uterus tergantung
maturitas dan kehamilan
4.
Sediaaan ergot paling kuat:
ergonovin
Indikasi dan kontraindikasi
Indikasi :

Uterotonika dan pengobatan Migren

Migren etiologinya multifaktor


(emosi, stress fisik, diet, hormonal)

Pemberian analgesik perlu dicoba


dulu sebelum ergotamin (toksik)

Ergotamin menghilangkan 95%


migren dan 15% sakit kepala lainya

Dosis: 0,25-0,5 mg SK atau IM


Kontraindikasi :
Dapat menyebabkan ganggan tidak
boleh diberikan pada penderita:
- Sepsis

- Penyakit pembuluh darah


(arterosklerosis)
- Penyakit pembuluh darah koroner
- Tromboflebitis
- Penyakit hati dan ginjal
Efek samping
Kontraksi dapat terjadi begitu kuat
sehingga resiko retensio plasenta akan
meningkat. Keadaan ini disebabkan oleh
kontraksi segmen bawah uterus yang terjadi
berurutan sehingga perlepasan plasenta
terhalang.
Diare dan muntah , Kerja metergin
menyerupai kerja
dopamine yang kerap kali menimbulkan
mual dan muntah pada 20-30 % ibu
melahirkan.
Gx keracunan: mual, muntah, diare,
gatal, kulit dingin, nadi lemah dan cepat,
bingung dan tidak sadar, Pengliatan kabur,
sakit kepala, kejang, koma, meninggal.
Toksik keracunan akut dan kronik
Paling toksik ergotamine
Dosis keracunan fatal: 26 mg per oral
selama beberapa hari, atau dosis tunggal
0,5-1,5 mg parenteral
Gejala keracunan kronik: perubahan
peredaran darah ( tungkai bawah, paha,
lengan dan tangan jadi pucat), nyeri otot,
denyut nadi melemah, gangren, angina
pectoris, bradikardi, penurunan atau
kenaikan tekanan darah
Keracunan biasanya disebabkan: takar
lajak dan peningkatan sensitivitas
Terapi ergotisme , Penghentian
pengobatan Pemberian terapi simptomatis :
mempertahankan aliran darah ke jaringan :
antikoagulan, na nitroprusid (vasodilator
kuat) Atropin atau antiemetik gol fenotiazin
untuk menghilangkan mual dan muntah
Kalsium glukonat untuk menghilangkan
nyeri otot.
b.
Oksitosin
Efek pada Uterus:

Merangsang frekuensi dan kontraksi


uterus
Efek pada uterus menurun jika estrogen
menurun
Uterus imatur kurang peka thd oksitosin

Infus oksitoksin perlu diamati


menghindari tetani respon uterus
meningkat 8 x lipat pada usia kehamilan 39
minggu
Efek pada mamae:
Menyebabkan kontraksi otot polos
mioepitel susu mengalir (ejeksi susu)
Sediaan oksitosin berguna untuk
memperlancar ejeksi susu, serta mengurangi
pembengkakan payudara pasca persalina
Efek Kardiovaskuler:
Relaksasi otot polos pembuluh darah
(dosis besar)
Penurunan tekanan sistolik, warna kulit
merah, aliran darah ke ekstremitas
menurun, takikardi dan curah jantung
menurun
Hasil baik pada pemakaian parenteral
Cepat diabsorbsi oleh mukosa mulut
Efektif untuk pemberian tablet isap
Selama hamil ada peningkatkan enzim
Oksitosinase atau sistil aminopeptidase
berfungsi mengaktifkan oksitoksin enzim
tersebut berkurang setelah melahirkan,
diduga dibuat oleh plasenta
Bersama dengan faktor-faktor lainnya,
oksitoksin memainkan peranan yang sangat
penting dalam persalinan dan injeksi ASI.
Oksitoksin bekerja pada reseptor oksitoksik
untuk menyebabkan :
1. Kontraksi uterus kehamilan aterm yang
terjadi lewat kerja langsung pada otot polos
maupun lewat peningkatan produksi
prostaglandin
2. Konstriksi pembuluh darah umbilicus
Kontraksi sel-sel miopitel (refleks ejeksi
ASI)
3. Oksitoksin bekerja pada reseptor
hormone antidiuretik (ADH)* untuk
menyebakan :
a. Peningkatan atau penurunan yang
mendadak pada tekanan darah
b. (khususnya diastolic) karena terjadinya
vasodilatasi.
c. Retensi air
d. Kerja oksitoksin yang meliputi :
kontraksi tuba uterine (fallopi)
e. untuk membantu pengangkutan
sperma; luteolisis (involusi korpus

f. luteum); perana neurotransmitter yang


lain dalam system saraf pusat.
Oksitoksindisintesis I dalam hipotalamus,
kelenjar gonad, plasenta dan uterus. Mulai
dari usia kehamilan 32 minggu dan
selanjutnya, konsentrasi oksitoksin dan
demikian pula aktivitas uterus akan lebih
tinggi pada malam harinya.
Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi

Oksitosik dan mengurangi


pembengkakan payudara
Kontra indikasi

Kontraksi uterus hipertonik

Distress janin

Prematurisasi dan gawat janin

Letak bati tidak normal

Disporposi sepalo pelvis

Predisposisi lain untuk pecahnya


rahim

Obstruksi mekanik pada jalan lahir

Peeklamsi atu pemnyakit


kardiovaskuler atu pada ibu hamil yang
berusia 35 tahun

Resistensi dan mersia uterus

Uterus yang starvasi


c.
Prostaglandin
Efek samping

Hiperstimulasai uterus

Pireksia

Infalamasi

Sensitisasi terhaap rasa nyeri

Diuresis+kehilangan elektrolit

Efek pada sistem syaraf pusat


( tremor merupakan efek samping yang
jarang terjadi )

Pelepasan hormon hipofise renin


steroid adrenal

Sakit persisten pada punggung bwah


dan perut
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uterotonika Adalah Zat Yanag Digunakan
Untuk meningkatkan kontraksi
uterus.Uterotonik banyak digunakan untuk
induksi, penguatan persalinan, pencegahan
serta penanganan perdarahan post partum,
penegndapan perdarahan akibat abortus

inkompletikus dan penanganan aktif pada


Kala III persalinan.
B. Saran
Yang terpenting dalam mengatasi situasi
darurat adalah keyakinan bahwa kita
mampu. Namun, tentu saja sikap percaya
diri harus didukung keterampilan melakukan
langkah-langkah yang tepat, berikan obat
sesuai dosis.
Baca dengan teliti petunjuk dokter agar
tidak terjadi kesalahan dalam pemberian
obat.
DAFTAR PUSTAKA

You might also like