You are on page 1of 28

BAB II

ISI

2.1 Sistem Pemerintahan Kuba

Secara sederhana Sosialisme diartikan kepemilikan bersama sarana-sarana produksi


dan pembatasan kepemilikan pribadi atau swasta terhadap sarana tersebut.
Sosialisme adalah sistem ekonomi berfilosofi sosio-politik yang berlandaskan pada
perluasaan kepemilikan negara dan penghapusan kepemilikan swasta. Tujuannya,
menghindari terulangnya keburukan sistem kapitalisme dan kesewenang-wenangan para
pemilik modal, menghilangkan perbedaan tingkatan sosial masyarakat dan menjamin
keadilan sosial -dalam anggapan mereka dalam pembagian sumber daya alam suatu bangsa.
Penghapusan kepemilikan swasta secara keseluruhan maupun sebagian, negara punya
hak milik dan bertanggung jawab terhadap sarana produksi dengan menetapkan beberapa
kebijakan yang membatasi kepemilikan swasta. Dan yang lebih ekstrim lagi, penghapusan
hak pewarisan harta kekayaan.Persamaan kedudukan manusia, tanpa memandang potensi
dan kapasitas mereka yang berbeda dalam lapangan pekerjaan, pendidikan, perumahan dan
proteksi social, karena negara menanggung semua beban hidup masing-masing
individu.Negara berhak melakukan intervensi kehidupan perekonomian dan menentukan arah
perekonomian nasional dengan menetapkan sumber barang dan harga jual sesuai kepentingan
dan urusan negara (ekonomi terpimpin).Otoritas golongan proletar seperti para petani dalam
menentukan kebijakan pemerintahan karena mereka merupakan tulang punggung sumber
produksi negara. Pemberian limit kebebasan kepemilikan pihak swasta dan melarang keluar
dari ideologi pemaksaan negara terhadap kebijakan perekonomian. Kebebasan pemakaian
fasilitas umum dan sarana kesehatan serta seruan guna menghargai semua jenis profesi
apapun

* Komparasi Sosialisme dan Kapitalisme

* Para sosialis berasumsi, bahwa mereka telah menyelamatkan dunia dari cengkeraman
pemahaman kaum kapitalis dengan konsep mengedepankan kepentingan umum
daripada kepentingan pribadi. Sosialisme memiliki beberapa\keungulan.
* Larangan kesewenang-wenangan individu dan swasta .
* Menghilangkan perbedaan strata sosial dalam masyarakat karena semua orang
berkedudukansama .
* Negara menjamin lapangan pekerjaan bagi setiap warganya sehingga masalah
pengangguran bisa diatasi .

* Meninggikan nilai kebersamaan dan spirit koperatif, meninggalkan semua pertikaian,


memperhatikan kepentingan umum, mencegah kekacauan ideologi dan pluralisme .
* Negara bertanggung jawab memberikan jaminan batas minimum penghasilan guna
pemenuhan kebutuhan pokok setiap warga negara tanpa terkecuali , larangan hidup
berfoya-foya dalam pemakaian fasilitas luks.

2.1.1 Kekurangan Nyata Sosialisme Sistem sosialisme

Terlalu “hiper” mementingkan kemaslahatan umum dibanding kebebasan pribadi.


Akibatnya, negara ibarat penjara besar yang dipimpin oleh sekelompok orang, gerak-gerik
warga negara dibatasi, mereka hanya bekerja untuk bisa makan dan tidak disediakan ruang
guna mengekspresikan pendapat, ide dan gagasan apalagi merancang pemberontakan.
Kehidupan manusia tidak akan berjalan mulus jika diatur oleh sistem seperti ini, buktinya
telah banyak negara penganut sistem ini yang hancur –khususnya ekstrimis-, semua warga
telah menyadari seutuhnya, betapa radikalnya kepemimpinan kaum sosialis ekstrimis
tersebut. Dari aplikasinya terbukti kelemahan sistem sosialis dalam beberapa aspek berikut:
Pernyataan perang Sosialisme? terhadap keinginan individu yang telah memuncak dalam
kepemilikan harta guna menghidupi keluarga dan anak-anaknya sebagai bentuk kasih sayang
demi kehidupan mereka di masa depan. Penentangan sosialisme? terhadap agama dengan
alasan agama mengakui kepemilikan pribadi dan swasta serta menerima kenyataan adanya
perbedaan strata sosial dalam masyarakat, agama juga menentang teori materealistis kaum
sosialis dalam hidup yang hanya menjadikan manusia sebagai alat yang dipekerjakan dengan
jaminan makanan, minuman, sandang dan tempat tinggal sebagai upah dari pengorbanannya
terhadap negara.

Sosialisme menyia-nyiakan potensi anak bangsa dan tidak memanfatkan kapabilitas


mereka demi meningkatkan hasil produksi dan peningkatan hasil devisa negara. Padahal
kondisi tersebut bisa saja diwujudkan dengan menjanjikan mereka penghasilan tambahan
bagi anak-anak dan keluarganya .Di negara sosialis, kebutuhan warga negaranya sangat
dibatasi pada kebutuhan pokok semata, ini menyurutkan semangat mereka untuk
meningkatkan produksi dan pengorbanan terhadap bangsa.

Kesewenang-wenangan birokrasi yang menjadi tembok penghalang bekerja dan


berproduksi, pemerintah menetapkan kebijakan-kebijakan guna menjamin pengawasan aset
negara serta penjagaan dari pemborosan dan perampasan. Karena ketatnya pengawasan dan
kalkulasi, mengakibatkan pekerjaan menjadi susah. Pasalnya, kekhawatiran para pejabat yang
diberi tanggung jawab bila dijatuhi sanksi hukum ketika melakukan kesalahan pengawasan
dan kalkulasi. Kondisi ini mendorong pejabat yang berwenang memberikan wewenangnya
pada pejabat lain agar dia lepas dari tanggung jawab yang dibebankan padanya, meskipun
demi kepentingan dan kelancaran pekerjaan. Pekerjaan diselesaikan dengan memakan waktu
lama, produksi turun, kualitas barang berkurang dan sektor publik semakin merugi
.Sosialisme terpaksa menggunakan bahasa-bahasa kekerasan dalam menjalankan prinsip-
prinsipnya, memakai sistem korespondensi dan spionase serta melemparkan tuduhan-tuduhan
atas dasar praduga. Semua ini membentuk karakter warga negara yang selalu bimbang, ragu,
takut dan selalu merasa diawasi gerak-geriknya. Pada gilirannya, membuat mereka selalu
ingin mengisolasi diri karena takut pada pemerintah. Dalam iklim kelam semacam ini,
tersembunyi sumber aset nasional dan aktifitas investasi menurun serta membuka peluang
bagi kaum hipokritis dan orang-orang yang mengeksploitasi kesempatan dalam kesempitan
guna menduduki jabatan-jabatan penting, sementara rakyat sipil sering menjadi korban
kezhaliman.Sosialisme terkait erat dengan ketajaman politik internal yang berjuang
mengokohkan sistem sosialis dan menjaga kesinambungannya, makanya negara menguasai
berbagai jenis media informatika berupa radio, surat kabar dan majalah-majalah yang
didalamnya menulis tentang rancangan agenda pengawasan ketat terhadap warga negara
sebagai tindakan preventif terhadap kemunculan gagasan dan kegiatan-kegiatan yang
menentang sistem sosialis. Tekanan media massa terasa sangat kental dalam membentuk pola
pikir warga negara sesuai keinginan pemerintah. Keberhasilan ini dilengkapi dengan
penerbitan buku-buku dan selebaran-selebaran periodik yang berisi pesan-pesan sosialis dan
dibagikan pada setiap individu warga negara serta kaum intelek. Akibatnya kebebasan dan
pemikiran menjadi terkekang

Politik internal sosialisme yang membela dan mempublikasikan prinsip-prinsip


mereka ke negara-negara lain, loyalitas dalam negara sosialis diartikan sebagai upaya
membantu negara-negara sosialis lain dan ikut memerangi lawan-lawan politik mereka.
Kerjasama ini hingga mencapai level penopangan kekuatan materi dan non materi.
Penyimpangan nyata dari prinsip dan penerapan? Sosialisme: Hitler menamakan partainya
dengan Partai Sosialis NAZI, Musellini menamakan partainya dengan Partai Sosialis
Fasisme, Pemerintah Inggris yang menganut paham liberalisme mengakui negaranya sebagai
negara sosialis, Perancis dipimpin partai sosialis, Rusia pernah menjadi benteng sosialisme,
China kebangsaan sosialis, Yugoslavia pernah menganut paham sosialisme. Negara-negara
diatas walaupun mengaku sebagai negara sosialis, tapi antara mereka sering terjadi pertikaian
yang berkepanjangan. Pada akhirnya, sosialisme hanya menjadi istilah hampa yang dipakai
dan diartikan sesuai keinginan dan kepentingan. Di negara manapun sosialisme masuk, maka
niscaya diikuti oleh pertumpahan darah dan perang senjata .Kita telah? menyaksikan
sosialisme memakai seragam Kristen di Eropa –partai Kristen sosialis- kemudian datang ke
Mesir dengan memakai seragam Islam . Kita pernah dengar sosialisme Arab, sebagian
paradigma seputar Islam sebagai agama sosialis dan sosialisme merupakan bagian dari Islam,
bahkan ada pula istilah “Islam Kiri”. Apakah dengan hanya berbekal beberapa point
kesamaan menjadikan Islam sebagai sosialis? Islam juga mempunyai beberapa titik kesamaan
dengan Yahudi lalu apakah itu bermakna Islam sama dengan Yahudi? Prinsip Islam memiliki
beberapa point kesamaan dengan Kristen, lalu apakah itu berarti bahwa Islam sama dengan
Kristen? Jika sesama negara berpaham sosialisme masih terdapat perbedaan disana-sini lalu
mungkinkah kia menjadikan sosialisme sebagai solusi Apakah ini halal atau haram wahai
para intelek dan penyeru validitas ilmiah.

2.1.2 SISTEM POLITIK KUBA

Setelah berkuasa sekitar 49 tahun, akhirnya Fidel Alejandro Castro Ruz (Fidel Castro)
yang lahir 13 Agustus 1926 secara resmi mundur secara terhormat dari jabatan presiden dan
panglima tertinggi angkatan bersenjata Kuba. Selanjutnya menyerahkan kekuasaannya pada
adiknya sendiri Raul Castro. Suatu regenerasi kepemimpinan yang tidak biasa terjadi, apalagi
saat dunia telah dilanda eforia sistem demokrasi. Namun pilihan politik Kuba pada sistem
sosialis (komunis) menjadikan regenerasi kepemimpinan tersebut dianggap sah-sah saja.
Lamanya kekuasaan Castro mengingatkan kita pada Suharto yang telah berkuasa di negeri ini
selama 32 tahun. Bedanya, kekuasaan Suharto berakhir dengan kisah menyedihkan. Bukan
hanya dipaksa mundur oleh hampir semua elemen bangsa karena krisis ekonomi yang sangat
parah. Juga dikejar-kejar oleh kekuatan demokrasi, termasuk pemimpin sesudahnya, karena
kasus pelanggaran HAM dan berbagai kasus korupsi yang dituduhkannya. Memang ada yang
mengidolakannya, tetapi tidak sedikit juga yang mencemohkannya. Maski kepemimpinan
Castro tidak pernah berhenti dari cobaan politik, terutama pengaruh eksternal, akibat tekanan
Amerika Serikat (AS) dan konco-konconya yang melancarkan kebijakan Ekonomi Blokade.
Berlangsung sejak Tahun 1962, AS telah melakukan embargo di segala bidang. Diperluas
lagi pada dekade 90-an, dengan melakukan embargo yang lebih luas, bukan hanya terhadap
perusahaan-perusahaan AS, tapi juga negara-negara lain. Kelompok opisisi yang selama
mencoba melakukan perlawanan, tidak begitu kuat menggoyang kekuasaan Castro. Pelarian
politik ke Amerika yang selama menuntut reformasi politik Kuba yang lebih terbuka dan
demokratis. Belum juga mendapat simpatik dan dukungan dari masyarakat Kuba. Maski
kepemimpinan Castro tidak pernah berhenti dari cobaan politik, terutama pengaruh eksternal,
akibat tekanan Amerika Serikat (AS) dan konco-konconya yang melancarkan kebijakan
Ekonomi Blokade. Berlangsung sejak Tahun 1962, AS telah melakukan embargo di segala
bidang. Diperluas lagi pada dekade 90-an, dengan melakukan embargo yang lebih luas,
bukan hanya terhadap perusahaan-perusahaan AS, tapi juga negara-negara lain. Kelompok
opisisi yang selama mencoba melakukan perlawanan, tidak begitu kuat menggoyang
kekuasaan Castro. Pelarian politik ke Amerika yang selama menuntut reformasi politik Kuba
yang lebih terbuka dan demokratis. Belum juga mendapat simpatik dan dukungan dari
masyarakat Kuba. idak membuat Kuba jatuh sakit dan melarat, tetapi Kuba tetap tampil
percaya diri menghadapi tekanan AS dan konco-konconya dengan sikap kritis. Castro tetap
mampu menggunakan sumber dayanya secara maksimal, konsentrasi dalam membangun
aspek pendidikan dan kesehatan sebagai program strategisnya. Di bawah kekuasaannya,
Kuba lebih berkembang dengan kualitas pembangunan yang lebih baik. Membuat Kekuasaan
Castro bukan hanya bisa bertahan tetapi bertambah kuat, apalagi diperkuat dengan kerelaan
dan dukungan rakyat Kuba, yang menjadikannya icon perlawanan kepada kapitalisme dan
hegemoni super power AS. Termasuk dalam bidang diplomasi luar negeri, Kuba tergolong
negara yang sangat berani dalam menentang kebijakan negara-negara besar termasuk
kebijakan ekonomi dan politik AS. Kuba pernah sukses dalam merespon tindakan Amerika
Serikat, yang dikenal dengan peristiwa Teluk Babi. Pada akhir Tahun 1962, tentara Fidel
Castro sanggup mematahkan serbuan yang dikoordinasikan CIA, saat Amerika Serikat di
bawah presiden Kennedy. Terpaksa harus membayar makanan dan obat-obatan seharga 53
juta dolar untuk menukar 1.113 tawanan yang disekap oleh Castro. Hal itulah yang membuat
citra Kuba di mata dunia internasional semakin meningkat dan tidak dipandang sebelum
Inilah yang pertama dalam sejarah, Imperialisme telah membayar kerugian perang demikian
kata Castro. Kepemimpinan Castro begitu lama di puncak kekuasaan Kiba, bukan hanya
didukung oleh sistem politiknya yang otoriter, dengan menutup peluang kelompok oposisi
untuk hidup. Juga didukung oleh gaya kepemimpinan Castro yang konsisten melayani
rakyatnya dengan baik. Prestasinya yang cemerlang dalam mengangkat harkat dan martabat
masyarakat Kuba, telah melahirkan rasa kepuasaan di hati masyarakat kuba. Sejarah panjang
kekuasaan Fidel Castro berawal ketika merebut kekuasaan Kuba dari tangan rezim Jenderal
Fulgencio Batista yang korup. Kemudian mulai mengubah haluan revolusinya menjadi
revolusi yang berwatak sosialis, membersihkan pengaruh-pengaruh luar yang semula banyak
dipengaruhi oleh AS. Langsung menerapkan kebijakan revolusioner yang lebih mendasar
pada kepentingan publik, dari reforma agraria secara radikal, pajak progresif untuk
menyokong ekonomi rakyat. Castro juga mulai menata sektor pendidikan dan kesehatan
sebagai kekuatan utamanya. Hasilnya, Castro kemudian dinilai sangat cemerlang dalam
menyukseskan agenda tersebut, terlihat dari keberhasilannya menjalankan program
pendidikan dan pelayanan kesehatan gratis bagi rakyatnya. Tidak salah jika Castro sejak awal
kekuasaannya, tepatnya tanggal 26 September 1960, di depan Majelis Umum PBB,
megumumkan kepada dunia bahwa “tahun depan rakyat kami melancarkan serangan all-out
melawan buta huruf dengan tujuan ambisius mengajar setiap orang yang buta huruf untuk
bisa membaca dan menulis.” Castro sebagai penguasa di negara sosialis otoriter, tentu bisa
terlepas dari gaya militerismenya. Tidak heran jika terinsiprasi degan jargon-jargon militer.
Menguatkan tentara bukan hanya untuk perang tetapi juga dalam aspek pendidikan. Namun
bukan dengan bekal senjata tetapi dengan pena dan buku untuk perang melawan kebodohan.
Castro sangat menghargai betul kaum muda-nya yang jadi tentara pena dan buku. Jargon
“study, work, rifle” atau “belajar, berkarya, dan senjata”. Dengan membentuk
brigade pemberantasan buta huruf dan alfabetizadores. Brigade melibatkan murid-murid SMP
dan SMA ke seluruh pelosok Kuba untuk mengajar rakyat membaca dan menulis. Sedangkan
alfabetizadores melibatkan kaum dewasa di kota-kota untuk mengajar membaca dan menulis
pada kelas-kelas khusus pada malam hari dan akhir pekan. Untuk merangsang tenaga
pendidik, pemerintah Kuba memberikan upah yang sangat layak, profesi guru menjadi
pekerjaan primadona bagi rakyat Kuba. Castro yakin betul pada aspek pendidikan sebagai
kunci utama pembangunan. Karena rakyat yang bodoh, tidak akan mampu merespon
kebijakan dan strategi yang ada. Program pendidikan gratis menjadi trend dalam
pembangunan pendidikan, di semua level pendidikan semua biaya ditanggung oleh negara,
dari pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan tinggi. Komitmen pada agenda strategis
tersebut, bukan hanya berhasil menurunkan tingkat kesenjangan ras, tetapi juga ikut
meningkatkan partisipasi gender yang sangat signifikan. Hasilnya sangat maksimal, data
Tahun 2004 saja, sudah didapatkan data yang cukup fantastis. Jumlah melek huruf 96,8%,
Jumlah pengangguran 1,9%, Tenaga kerja: 4.6 juta (pemerintah 78%, Non-pemerintah 22%.
Jumlah pengangguran hanya mencapai 1,9% di nilai rendah biarpun standar harga tenaga
kerjanya dianggap rendah. Dampaknya yang lebih besar dari kesuksesan aspek kesehatan
tersebut menjadikannya Indeks Pembangunan Manusia (HDI) Kuba dalam kategori high class
dalam deretan negara-negara dunia. Kuba masuk nomor 51 dengan HDI 0,826, jauh di atas
Indonesia di urutan 107 dengan HDI 0,728. Jumlah tenaga dokter per kapita Kuba jauh lebih
banyak dibandingkan negara mana pun di dunia. Saat ini saja, sudah ada lebih 130.000 tenaga
medis profesional. Keberhasilan Kuba dalam melahirkan dokter dan tenaga medis unggul,
membuat Kuba mampu menjadi pengekspor tenaga medis termasuk para dokter unggul di
banyak negeri Amerika Latin dan Afrika. Selain itu, sebagian lagi beklerja untuk misi
kemanusiaan sekitar 25.845 tenaga dokter di 66 negara, 450 di antaranya bekerja di Haiti,
negara termiskin di benua Amerika. Sebagian lainnya bekerja di kawasan-kawasan miskin di
Venezuela. Termasuk juga di Indonesia saat ada bencana tsunami di Aceh.

2.1.3 SISTEM PEMILU

Ketika meraih kekuasaan dari tangan diktator Fulgencio Batista yang mendapatkan
dukungan penuh dari AS, pada 1959, pemerintahan baru pimpinan Fidel Castro Ruz
dihadapkan pada tugas utama untuk mengganti model negara lama dengan negara baru yang
sesuai dengan cita-cita revolusioner mereka. Ini bukan pekerjaan yang mudah karena
pertama, tidak seperti revolusi sosialis lainnya di dunia, revolusi Kuba ini dilakukan tanpa
adanya sebuah partai pelopor, tanpa adanya koherensi ideologi yang terartikulasi dengan
solid dan kemampuan militer yang sangat sederhana. Yang kedua, para revolusioner itu tidak
memiliki struktur politik yang permanen yang bisa dijadikan lokomotif untuk menarik
gerbong revolusi lebih jauh. William LeoGrqande menyebut pemerintahan pada saat itu
sebagai "pemerintahan gerilya" yang ditandai oleh sifatnya yang tidak terorganisasi, kacau
disertai dengan sedikit sekali kontrol formal (Lihat Peter Roman, People's Power, Cuba's
Experience with Representative Government, Updated Edition, Rowman & Littlefield
Publishers,2003).Baru setelah tahun 1961, setahap demi setahap bentuk pemerintahan
revolusioner Kuba semakin tampak. Pada masa-masa ini, konsep demokrasi langsung mulai
diujicobakan, dimana menurut LeoGrande, konsep ini berdasarkan pada definisi bahwa
partisipasi politik bermakna dukungan aktif mayoritas warga negara. Dukungan itu
termanifestasi dalam wujud mobilisasi massa untuk menerapkan kebijakan-kebijakan, yang
menurut pemerintah, untuk melayani kepentingan rakyat dan untuk mencapai tujuan-tujuan
nasional yang diidentifikasi oleh para pemimpin. Dalam pandangan Haroldo Dilla Alfonso,
seorang sosiolog Kuba, praktek demokrasi langsung pada periode ini merupakan bagian dari
pembangunan
Budaya politik baru yakni menghubungkan partisipasi rakyat dengan pertahanan
militer atas revolusi dan kedaulatan nasional, serta mobilisasi rakyat untuk mempromosikan
pembangunanekonomi. Sebagai wujud nyata pembangunan partisipasi rakyat yang aktif dan
meluas, pada akhir 1961 hinga 1965, pemerintah mendirikan pemerintahan lokal yang
dinamakan "the Coordination, Operation and Inspections Board" (Juntas de Coordinacion,
Ejecucion e Inspeccion atau JUCEI). Komposisi dalam lembaga ini datang dari organisasi
politik dan massa, dan dari aparat pemerintah pusat yang mengkoordinasikan seluruh
aktivitas ekonomi dan sosial. Namun demikian, walau lembaga ini bertujuan menggalang
partisipasi rakyat keberadaannya sepenuhnya berada di bawah kontrol pemerintahan
revolusioner. Itu sebabnya keberadaan lembaga ini tidak bertahan lama. Akibat kelemahan
struktural yang fatal, pada 1966 lembaga ini diganti dengan lembaga baru yang disebut
"Kekuasaan Lokal" (Local Power atau Poder Local). Lembaga baru ini bertahan hingga
terbentuknya the Organs of People's Power (OPP) pada pertengahan 1970an. Kekuasaan
lokal ini memiliki dua basis obyektif: pertama, desentralisasi yang signifikan bagi otoritas
pemerintahan lokal agar lebih responsif pada kebutuhan dan kondisi-kondisi lokal; kedua,
peningkatan besar-besaran partisipasi rakyat dalam pemerintahan lokal. Peningkatan
partisipasi ini bermakna ganda yakni, dukungan rakyat yang besar terhadap penerapan
kebijakan dan masukan dari rakyat bagi pembuatan kebijakan.Asal-muasal sistem pemilihan
kepala daerah di Kuba dapat dilacak di sini. Dalam badan Kekuasaan Lokal ini, duduk para
delegasi yang dipilih dari lingkungan dan tempat kerja. Para kandidat yang akan
duduk dalam badan ini dinominasikan secara langsung oleh para pemilih yang hadir dalam
pertemuan di lingkungan dan tempat kerja, tanpa intervensi dari Partai Komunis Kuba
(Partido Communista de Cuba/ PCC). Bukan berarti partai tidak menominasikan kandidatnya
tapi, kandidat yang dinominasikan oleh PCC tidak selalu menang. Para delegasi ini dipilih
dengan cara mengacungkan jari tangannya. Setiap kotamadya memiliki sepuluh orang
delegasi hasil pemilihan, dua sekretaris dan satu orang presiden yang dipilih melalui inti
lokal PCC. Tahap-tahap Pemilu Anggota Dewan Kota :

A. Nominasi dan Kandidat


B. Penominasian kandidat yang diusulkan sebagai anggota Dewan Kota,
dilakukan sebulan sebelum pelaksanaan pemilu. Penominasian dilakukan
di tingkat subdivisi dalam distrik pemilihan yang disebut areas. Dalam
setiap distrik terdapat delapan area, tergantung pada besaran
populasi. Mereka yang berhasil meraih 50 persen suara atau lebih,
berhak untuk ikut dalam pemilu distrik. Penominasian ini bertempat di kantor Komisi
Pemilu Lokal. Hanya mereka yang berhak memilih yang bisa menominasikan
kandidat. Demikian pula, hanya mereka yang berhak dipilih yang bisa dinominasikan
sebagai kandidat. Pemilih tidak bisa menominasikan dirinya sendiri sebagai
kandidat, dan tidak ada partai atau organisasi yang boleh mengusulkan atau
mempublikasikan dukungannya bagi para kandidat. Mereka yang
berhak memilih dan dipilih adalah yang berumur di atas 16 tahun, tidak
sedang menderita cacat mental, atau kehilangan hak-hak politiknya atau
yang sedang berada di penjara. Person yang mengusulkan kandidat, diwajibkan untuk
memberikan alasan-alasan mengapa ia mengusulkan kandidat tersebut. Dengan
mekanisme ini, maka antara konstituen dan wakilnya terdapat hubungan
yang erat, saling kenal prestasi dan reputasi masing-masing. Dengan mekanisme ini,
maka bisa dikatakan proses pemilu di Kuba bukanlah sebuah proses politik. Tidak ada
kampanye dari para kandidat tentang program dan janji-janji terhadap konstituen jika
mereka menang kelak. Sebabnya, karena para kandidat dicalonkan dan dipilih sendiri
oleh konstituen. Tidak ada pengerahan massa, tidak juga membutuhkan biaya yang
sangat besar seperti yang terjadi dalam pelaksanaan pemilu
di negara-negara yang menganut sistem demokrasi liberal.

B. Tahap Pemilihan

Pelaksanaan pemilu di Kuba dilakukan oleh sebuah badan yang disebut


Komisi Pemilihan Umum (National Electoral Commission/Comision Electoral Nacional
atau CEN). Pada tingkat distrik, disebut komisi pemilihan umum distrik. Anggota komisi
ini sebanyak lima orang yang bertempat tinggal di distrik tersebut dan bekerja tanpa
dibayar. Tiga bulan sebelum pelaksanaan pemilu, komite pertahanan revolusi (Comites de
la defensa de la Revolucion/Committtees for the Defense of the Revolution/CDR),
menyerahkan kepada KPU daftar nama-nama yang berhak dipilih. Komisi juga
mempersiapkan pertemuan untuk nominasi, memverifikasi nama-nama kandidat yang
diusulkan, mempersiapkan tempat pemilu, dan menginformasikan kepada publik dimana
lokasi mereka memilih, dan perhitungan suara. Setelah pertemuan nominasi, KPU
kemudian menulis dan mencetak biografi singkat para kandidat di setiap distrik
pemilihan, dan dua minggu sebelum hari pelaksanaan pemilu, menyebarkan foto-foto
para kandidat di tempat-tempat umum, di papan buletin CDR, dan di depan tempat
pelaksanaan pemilu. Biografi singkat itu memuat antara lain: nama, umur, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, dan "keterlibatan dalam revolusi" (yang maknanya
keanggotaan dalam partai, atau pemuda komunis, organisasi-organisasi massa dan
militer). Penyebaran biografi ini penting karena tidak semua orang mengenal detail
kandidat yang dinominasikan, walaupun telah ada proses
penominasiansebelumnya.Penyebaran biografi ini bukan tanpa kritik. Pencantuman
poin"keterlibatan dalam revolusi" dianggap sebagai bagian dari metode pemerintahan
Kuba untuk menyeleksi dan kemudian membatalkan setiap kandidat yang diusulkan.
Sebab di Kuba hanya ada satu partai. Dengan demikian, pemilu dianggap sebagai akal-
akalan pemerintah terhadap proses penindasan politik selama ini. Terhadap kritik ini,
hasil studi Peter Roman menunjukkan sebaliknya, keanggotaan seseorang dalam partai
bukanlah faktor utama yang mendorong pemilih untuk memberikan suaranya. Sebagai
contoh, pada 1988, Carlos Walfrido Rodriquez, seorang lelaki kulit hitam dan bukan
anggota partai, terpilih untuk kedua kalinya dalam pemilihan di distrik Miramar seksi
Playa. Rodriquez adalah anggota Dewan Kotamadya, Anggota Dewan Provinsi, dan
anggota profesional Komisi Eksekutif Dewan Kotamadya. Pada kedua pemilihan
itu.Rodirquez mengungguli kandidat yang menjadi anggota Partai. Rodriquez baru
menjadi anggota partai pada awal tahun 1990. Setelah proses ini selesai, proses
selanjutnya adalah pemungutan suara dan penghitungan suara. Sejak pelaksanan pemilu
Kotamadya yang pertama pada tahun 1976, keterlibatan rakyat Kuba dalam pemilu selalu
di atas angka 95 persen. Pada 19 Oktober 1986, 97,7 persen pemilih yang berhak memilih
menggunakan hak konstitusionalnya ini, untuk memilih 12. 623 anggota Dewan
Kotamadya. Pada 30 April 1989, 98,3 persen pemilih menggunakan hak pilihnya untuk
memilih 13.815 anggota Dewan Kota. Dan pada 9 Juli 1995, dari 7,568,548 warganegara
yang tercata memiliki hak suara sebesar 97,1 persen. Dari jumlah itu, 97,7 persen
memilih 14,229 anggota. Selama masa pemungutan suara ini, 11,3 persen kota suara
dinyatakan tidak sah; sekitar 4,3 persen ditemukan blanko kosong; dan 7 persen suara
dinyatakan batal. Selama pelaksanaan pemilu, sebanyak 50,8 persen kandidat yang masih
menjabat (incumbent candidates) tidak terpilih kembali. 40,2 persen dari presiden Dewan
Kota yang masih menjabat tidakterpilih, dari 61,5 persen wakil presiden juga tidakterpilih
kembali. Jumlah perempuan yang terpilih meningkat dari 13,55 persen pada tahun
1992,menjadi 15,43 persen, Hanya 6,8 persen dari mereka yang terpilih itu berhasildipilih
sebagai presiden dan wakil presiden Dewan Kotamadya. Selanjutnya, pada pemilu
1997,97.59 persen dari pemilih yang berhak memilih menggunakan hak pilihnya untuk
memilih 14.533 anggota Dean Kota, meningkat dari 97,1 persen pada pemilu 1995.
Selama penghitungan suara, 7.21 persen kotak suara kosong atau dibatalkan, turun dari
11.3 persen pada 1995. Pada pemilu putaran kedua pada 26 Oktober, dari 1,098 distrik
tidak kandidat yang meraih suara mayoritas, dari 94,77 persen suara yang masuk.
Bandingkan dengan 89,2 persen pada pemilu 1995. Mereka yang menang, 49,5 persen
adalah yang masih menjabat, 17 persen perempuan, 12,5 persen berumur di bawah 50
tahun, 76,18 persen adalah anggota PCC, 31,4 persen adalah lulusan universitas, dan 7,21
persen bukan anggota PCC. Mewakili sektor-sektor dalam masyarakat Kuba, para
delegasi yang terpilih 2.265 adalah buruh, 2.649 adalah teknisi, 1.426 adalah pekerja
administratif, 441 adalah karyawan di sektor jasa, 5.388 adalah manajer, 10 mahasiswa,
380 tentara, 453 adalah karyawan menteri tenaga kerja, 624 mereka yang berhenti dari
pekerjaannya (retirees), 170 pembantu rumah tangga, 64 pekerja mandiri, 575 petani, dan
88 adalah mereka yang memiliki pekerjaan sampingan.

Namun, berpartisipasi dalam pemilu adalah pengalaman baru bagi mereka. Apa
sebabnya Ketiga bapak tersebut baru memperoleh kembali status kewarganegaraan Republik
Indonesia (RI) pada 2007 dan 2008 setelah berpuluh-puluh tahun terdampar di negeri
orangdengan status tanpa kewarganegaraan (stateless). Ini dampak pergolakan politik yang
terjadi pada masa transisi Orde Lama ke Orde Baru.Ketika itu, Pak Pradja dan Pak Widodo
tengah menuntut ilmu di Eropa Timur, sementara Pak Salim sedang berobat ke China. Pasca-
peristiwa 30 September 1965, mereka tidak dapat kembali ke Tanah Air karena satu dan lain
hal, sehingga status kewarganegaraan mereka dicabut.Setelah sempat terombang-ambing dari
satu negara ke negara lain, akhirnya mereka menetap di Kuba dengan berstatus stateless.
Untunglah, seiring dengan hadirnya era reformasi, anak-anak bangsa yang hilang tersebut
dapat kembali ke pangkuan ibu pertiwi.Tidak tanggung-tanggung, dalam pemilu yang
pertama kali mereka ikuti, Pak Pradja dan Pak Widodo langsung bertindak sebagai anggota
Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN). Bahkan sebelumnya, PPLN Havana diketuai oleh
Bapak Gunardito Kartodimulio yang juga mengalami nasib sama: berstatus stateless di negeri
asing selama puluhan tahun. Sayangnya, pada Januari lalu, Tuhan memanggil Pak Gun,
begitu sapaannya, sebelum ia menuntaskan tugasnya sebagai penyelenggara pemilu di
Havana.

Hambatan – hambatan yang menjadi kendala dalam sistem politik dan pemerintahan kuba
adalah

* Ekonomi

Dalam hal ekonomi jumlah GNP dan incomepercapita kuba masih dibawah rata-rata
,sebab dalam hal pembangunan faktor kesejahteraan adalah yang menjadi utama dimana
dengan membaiknya keadaan ekonomi maka akan membaik pula dalam hal ekonomi
dan pembangunan , sistem sosialis bolivarian yang digunakan kuba mempengaruhi
secara makro kehidupan di kuba

*sosial dan budaya

Dalam hal ini sistem sosial dan budaya kuba tergantung kepada sistem masyarakat dan
mayoritas masih memiliki pendidikan politik yang rendah,hal ini sungguh bertolak
belakang dengan cita-cita sosialisme

*militer

Tak bisa dipungkiri militer memiliki hal dan fungsi yang penting dalam pembangunan
nasional dengan perkembangan ini pula kuba masih belum siap menhadapi jika suatu
waktu terjadi konstalasi politik yang mengarah ke perang

Solusi dalam sistem politik dan pemerintahan kuba adalah

Pertama, tudingan atau tuduhan bahwa sosialisme bertentangan dengan


demokrasi adalah keliru. Justru yang terjadi, sosialisme berusaha membawa kembali
demokrasi pada maknanya yang sebenarnya: kekuasaan rakyat. Metodenya adalah dengan
terus berusaha mendekatkan proses pengambilan keputusan menyangkut hajat hidup di
tangan rakyat. Selama ini demokrasi yang berlaku adalah demokrasi yang dikuasai dan
dijalankan oleh elite, dimana rakyat hanya menjadi peserta penggembira setiap lima tahun
sekali.

Kedua, pemilu di Kuba berlangsung secara aktif, reguler, rahasia, partisipasi rakyat yang
penuh dan nyata. Tidak seperti di Indonesia, misalnya, dimana para kandidat diseleksi
dan ditetapkan oleh partai, di Kuba, kandidat anggota dewan di seleksi dan ditetapkan
oleh rakyat.

Ketiga, di Kuba para anggota dewan bekerja secara sukarela, mereka tidak dibayar atas
kerja-kerja mereka sebagai wakil rakyat. Mereka memperoleh pendapatan dari tempat
mereka bekerja sehari-hari. Jadi jika semula seorang anggota dewan adalah pegawai
bank, maka ketika menjadi anggota dewan ia tidak meninggalkan pekerjaannya sebagai
pegawai bank dan menerima gaji seperti biasanya. Hal ini menyebabkan posisi atau
jabatan sebagai anggota dewan, bukan sebuah keistimewaan. Posisi itu adalah sebuah
pengabdian, bukan karier politik

2.2 Sistem Perekonomian Kuba

Sejak Fidel Castro mengambil alih pemerintahan dari diktator Batista, Kuba resmi
menjadi sebuah negara sosialis,termasuk sistem perekonomian dan adanya indoktrinisasi
kurikulum di sekolah yang menjadikan kuba betul-betul negara depan idiologi timur di
amerika latin. Dahulu sejak castro mengambil alih pemerintahan langkah pertama yang di
ambil untuk menyelamatkan perekonomian yang sangat terpuruk oleh karena korupsi
pemerintahan sebelumnya adalah : memotong bunga bank sebesar 50%, menyita 13% tanah
pertanian kuba dan membaginya menjadi koperasi-koperasi pertanian.Ekonomi Kuba
dipelihara pola perkembangan ekonomi mono yang mengutamakan produksi gula tebu dalam
waktu panjang.

Kuba adalah salah satu negara produksi gula yang utama di dunia, dan disebut
'Kaleng Gula Dunia'. Industrinya terutama adalah produksi gula, dan menduduki 7% ke atas
total produksi gula dunia, volume produksi gula perkapita menduduki nomor satu dunia,
volume produksi pertahun gula tebu menduduki 40% pendapatan nasional. Sektor pertanian
terutama ialah penanaman tebu, areal tanaman tebu merupakan 55% tanah garapan seluruh
negeri. Beberapa tahun ini, Kuba sepenuhnya menggunakan keunggulan unik tersebut untuk
mengembangkan usaha pariwisata, sehingga usaha pariwisata telah menjadi industri soko
guru nomor satu ekonomi nasional.

Permasalahan perekonomian kuba, yaitu :

1. Laju pertumbuhan ekonomi sangat lambat sekitar 1%

2. Tingkat pengangguran yang sangat tinggi

3. Tingkat kriminalitas yang tinggi

4. Kesenjangan distribusi pendapatan

Adapun hambatan-hambatan yang menyebabkan ekonomi lambat, yakni:

1. Idiologi negara Kuba adalah sosialis dan induknya telah runtuh ( uni soviet)

2. Embargo ekonomi As

3. Terhapus dari IMF dan organisasi lainya

4. Terisolasi dari pasar modal internasional

5. Monopoli negara yang berlebihan

Hambatan- hambatan tersebut sangat memperburuk situasi masyarakat kuba yang sampai
sekarang dinyatakan miskin. Berikut situasi di negara kuba yang menjadi indikasi
perekonomian kuba yang buruk :

1. Gaji pegawai rendah

2. PDB turun 35% sejak tahun 1950 sampai sekarang

3. Nilai tukar peso turun sampai 180 per dollar AS

4. Bahan bakar langka

5. Kurang sumber-sumber energi

6. Pajak yang tinggi

7. Biaya izin usaha yang sangat tinggi

8. Potongan pajak keuntungan sampai 50%


Adapun solusi untuk memperbaiki perekonomian kuba menjadi lebih baik adalah :

1. Mengurangi fanatik idiologi

2. Monopoli negara harus dikurangi

3. Memperbaiki hubungan kerjasama dengan AS

4. Meningkatkan usaha gabungan antara lokal-asing

5. Investasi swasta d’permudah izinya

6. Sistem bonus bagi individu yang mencapai target produktivitas

2.3 Sistem Pendidikan di Negara Kuba

Meski didera krisis ekonomi sejak awal 1990-an, Kuba tetap menaruh perhatian besar
terhadap pembangunan pendidikan. Bahkan, kebijakan Presiden Fidel Castro sanggup
mempertahankan sistem pendidikan di negara itu sebagai yang terbaik di kawasan Amerika
Latin hingga kini. Dengan begitu, sistem ini layak dijadikan model pendidikan bagi negara di
dunia ketiga. Menurut laporan Kementerian Pendidikan Kuba, baru-baru ini, 98 persen
penduduk setempat telah mengenal aksara. Persentasi itu jauh di atas mayoritas negara di
kawasan Amerika Latin. Dengan kata lain, pendidikan di Kuba berada pada level yang sama
dengan di Amerika Serikat dan Eropa. Dalam sistem pendidikan tersebut, setiap warga negara
usia sekolah wajib menempuh pendidikan. Untuk itu, rakyat Kuba tak perlu mengkawatirkan
masalah biaya. Pasalnya, seluruh biaya penyelenggaraan pendidikan ditanggung negara,
termasuk penyediaan gedung dan tenaga pengajar. Selain itu, pemerintah juga menyediakan
peralatan sekolah dan makanan bagi dua juta siswa di Negeri Cerutu itu. Komitmen di bidang
pendidikan tersebut juga tetap berlanjut meski anggaran pemerintah untuk perbaikan sekolah
menurun sejak lima tahun terakhir. Untuk itu, pemerintah tetap berupaya mengalokasikan
anggaran lebih besar lagi sehingga peningkatan populasi warga usia sekolah dapat diimbangi
dengan jumlah gedung. Selanjutnya, pemerintah juga berniat meneruskan program
pendistribusian sekitar 300 ribu unit monitor televisi dan komputer produk Cina kepada
sejumlah sekolah dan rumah-rumah Sistem pendidikan kelas dunia diberikan gratis kepada
seluruh warga Kuba sampai ke tingkat perguruan tinggi. Dari usia sekolah dasar, para siswa
disekolahkan dalam semua disiplin ilmu untuk melengkapi mereka dengan keahlian agar
menjadi warga yang produktif sehingga mereka dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan bangsa. Penekanan pada pendidikan telah membuahkan hasil, dengan tingkat
buta huruf hampir mendekati nol. Di bidang pendidikan rakyat Kuba dapat menikmati
pendidikan dengan cuma-cuma, begitu pula dengan layanan kesehatan. Jadi meski
kelihatannya pendapatan mereka tidak tinggi tetapi pengeluaran pun tidak banyak. Mereka
hidup terjamin meski tidak mewah. Sistem pendidikan juga mendukung warga Kuba untuk
mencintai negerinya. Murid-murid sekolah dasar diajarkan untuk bekerja keras dan mencintai
tanah air. Masyarakat Kuba bangga dengan prestasi negerinya. Meski merupakan negara
kecil, namun Kuba berhasil menduduki peringkat 11 Olimpiade Athena serta peringkat 52
indeks pembangunan manusia (bandingkan dengan Indonesia yang menduduki peringkat
111).

Hambatan-hambatan Pendidikan di Kuba

Namun, masih ada hambatan-hambatan yang menghambat lancarnya jalan pendidikan


di negara Kuba. Diantaranya, beberapa rakyat Kuba masih belum menyadari bahwa
pendidikan sangatlah penting untuk masa depan yang sukses. Mereka masih beranggapan
bahwa menuntut ilmu itu hanya membuang-buang waktu. Ada beberapa orangtua yang
memaksa anak mereka untuk membantu mereka bekerja, sebab apabila mereka tidak
membantu orangtua mereka, akan kekurangan penghasilannya sehari-hari. Selain itu, anak-
anak yang sudah terbiasa atau yang sudah mengenal harga sebuah uang, tidak lagi peduli
dengan pendidikannya, karena mereka beranggapan sudah bisa menghasilkan uang sendiri
tanpa harus bersusah payah untuk sekolah dan menuntut ilmu. Hal-hal seperti ini bisa
menghambat jalannya pendidikan di negara Kuba dan akan mengakibatkan naiknya tingkat
kebodohan di negara Kuba apabila hampir seluruh rakyat Kuba beranggapan sama bahwa
menuntut ilmu itu hanya membuang-buang waktu dan tidak menghasilkan uang yang banyak.

Solusi untuk menyelesaikan hambatan pendidikan di negara Kuba

Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut ada beberapa solusi untuk


mengatasinya, yaituMengadakan sosialisasi mengenai pentingnya pendidikan untuk rakyat
generasi penerus negara Kuba ke beberapa desa terpencil dan tingkat pendidikannya yang
masih rendah di negara Kuba Membuat sistem belajar yang menarik dan tidak membosankan
bagi rakyat Kuba, agar suasana belajar menjadi lebih fokus dan menarik karena sistem
pembelajarannya yang dapat di mengerti setiap siswanya. Tidak menganggu waktu bekerja
mereka, dalam arti tetap memberikan kesempatan dan waktu kepada mereka untuk bekerja,
setelah pulang sekolah.

2.4 Sistem Kesehatan di Negara Kuba

Sistem kesehatan Kuba pada satu sisi diawali dengan rumah sakit tenda di medan
pertempuran pada zaman revolusi tahun 1950an. Bentuk lain adalah beberapa praktik dokter
pribadi dan layanan kesehatan yang “diwariskan penjajah” Amerika Serikat (1905-1960an).
Proses pengembangan sistem itu terus melaju bersama dengan perkembangan pembangunan
sumber daya manusia. Secara umum sistem kesehatan di Kuba seperti halnya di negara lain,
menempel pada sistem pemerintahan negara yang bersangkutan. Artinya ada sistem di tingkat
nasional, propinsi, dan kabupaten/kota yang bertanggung jawab dari layanan kesehatan
primer hingga tertier.

Pelayanan kesehatan di Negara Kuba dimulai dengan layanan kesehatan primer


(primary health care) atau layanan kesehatan tingkat pertama di masyarakat. Layanan
kesehatan primer ini dimulai dengan menempatkan seorang dokter keluarga yang melayani
100-150 keluarga.Untuk membina dan menjaga kualitas dokter keluarga, maka pada setiap 10
dokter keluarga ditempatkan sebuah Kantor Satuan Tugas Dokter Keluarga. Satuan tugas ini
terdiri atas 3 dokter spesialis yaitu spesialis penyakit dalam, spesialis kebidanan dan
kandungan, dan spesialis penyakit dalam, serta seorang pekerja sosial masyarakat. Struktur
tertinggi dari layanan kesehatan primer di Kuba adalah sebuah poliklinik yang melayani
sekitar 40.000 penduduk untuk setiap poliklinik.Dalam tahun terakhir ini, Pemerintah Kuba
berupaya untuk melengkapi Puskesmasnya menjadi pusat pelayanan primer yang dapat
diandalkan sehingga tidak mengherankan bila di puskesmas dapat dilakukan pemeriksaan
endoskopi, test alergi, operasi sederhana, dan beberapa tindakan medis yang diperlukan untuk
menolong kedaruratan.

Pemeliharaan peralatan kedokteran dilakukan secara cermat oleh tenaga elektro medik
yang terlatih, sehinggan peralatan tersebut dapat dipergunakan dalam waktu cukup lama.
Pemeliharaan kebersihan dilakukan secara teratur sehingga meskipun kursi dan meja sudah
berusia tua, namun tidak dijumppai adanya sebu yang menempel dan perlengkapan kantor
terjaga dengan rapi.Peralatan kesehatan serta obat yang dipergunakan di pelayanan kesehatan
di puskesmas ini hampir seluruh produk Kuba. Misalnya alat EKG, reagen test alergi, bahkan
obat streptokinesis yang di Indonesia harganya dapat mencapai Rp. 6 juta untuk sekali pakai
juga buatan Kuba. Semua layanan kesehatan di Kuba diberikan secara cuma-cuma. Sekitar
85% kebutuhan alat medis, reagen laboratorium, dan obat telah dapat dipenuhi sendiri oleh
Kuba sehingga mereka dapat menghemat devisa dan tidak tergantung pada suplai dari luar
negeri.Sesuai dengan pola penyakit di Kuba yang lebih banyak didominasi oleh penyakit
kronik, maka tugas utama puskesmas adalah menumbuhkan kebiasan hidup sehat.
Masyarakat diingatkan kembali untuk menerapkan pola hidup sehat. Tugas ini dipermudah
dengan tingginya pendidikan masyarakat dan sebagian besar konsep hidup sehat telah
diajarkan si sekolah. Sehingga petugas kesehatan tinggal mengingatkan kembali.Salah satu
layanan yang menarik di Puskesmas Kuba adalah rehabilitasi medik.di Puskesmas tersedia
berbagai peralatan rehabilitasi medik, baik berupa peralatan untuk menunjang fungsi gerak,
pernafasan, maupunfungsi bicara. Latihn rehabilitasi ini dapat dilakukan di rumah-rumah
penduduk dengan bantuan petugas kesehatan.

Sebagai rujukan dari layanan kesehatan primer, Pemerintah Kuba menyediakan rumah
sakit -rumah sakit. Rumah sakit rujukan pertama atau secondary health care di Kuba berupa
rumah sakit yang disediakan bagi masyarakat Kuba yang membutuhkan layanan rawat inap
dan rujukan. Pembagian peran administrasi pemerintah dalam penanganan program dan
layanan kesehatan sangat jelas, rumah sakit rujukan pertama di Kuba merupakan tanggung
jawab dari pemerintah provinsi sementara puskesmas merupakan tanggung jawab pemerintah
kabupaten/kota.Layanan kesehatan tertinggi di Kuba berupa layanan kesehatan tertier atau
tertiary health care diwujudkan dalam bentuk layanan rumah sakit-rumah sakit nasional dan
pusat penelitian kedokteran tingkat tinggi yang mampu memberikan layanan kesehatan
bertaraf internasional. Rumah sakit rujukan dan pusat penelitian ini merupakan tanggung
jawab badan-badan rumah sakit dan semuanya dalam koordinasi Ministry Salud Publica atau
Departemen Kesehatan Masyarakat.Keberhasilan dan Pelajaran dari Kuba Secara nasional
layanan kesehatan Kuba terdiri atas 14.671 kantor dokter keluarga, 444 puskesmas, 162
klinik gigi, 267 rumah sakit, 272 balai kesehatan ibu, 144 balai kesehatan lansia, 32 balai
kesehatan orang cacat, 25 bank darah, dan 12 pusat penelitian kesehatan. Apa hasil semua itu
bagi warga Kuba? Apakah Pemerintah Kuba tidak merasa rugi berinvestasi peralatan
kesehatan dan kedokteran bagi warga negaranya? Apa saja hasil yang telah mereka raih dari
investasi dan upaya keras selama ini? Ternyata dengan segala keterbatasan yang ada,
pemerintah Kuba telah memberikan perhatian yang tinggi dalam pembangunan kesehatan
yang berwujud layanan kesehatan primer hingga ke tertier dengan kualitas tinggi.
Hambatan-hambatan kesehatan di Kuba :

1. Masyarakat Kuba pola kehidupannya tidak sehat.

2. Penyakit di Kuba didominasi oleh penyakit kronik.

Solusi-solusi permasalahan kesehatan di negara Kuba :

1. Peningkatan layanan dan fasilitas kesehatan masyarakat Kuba.

2. Tiap puskesmas bertugas menumbuhkan kebiasaan hidup sehat pada masyarakat.

3. Menempatkan seorang dokter keluarga yang melayani 100-150 orang di tiap


kabupaten.

4. Membina dan menjaga kualitas dokter keluarga.

5. Pemerintah Kuba berupaya untuk melengkapi puskesmasnya menjadi pusat pelayanan


primer.

6. Pemeliharaan peralatan kedokteran dilakukan secara cermat oleh tenaga elektro medic
yang terlatih.

7. Menyediakan layanan rehabilitasi medic di tiap puskesmas.

8. Memberikan layanan kesehatan bertaraf internasional di tiap rumah sakit – rumah


sakit nasional dan pusat penelitian kedokterab tingkat tinggi.

2.5 Sistem Sosial Budaya di Negara Kuba

Sistem sosial budaya di kuba tampak pada komposisi penduduknya yang menurut
CIA World factbook, 51% penduduk Kuba adalah Mulatto ( Campuran kulit putih dan
hitam), 37% kulit putih, 11% kulit hitam, dan 1% Tionghoa, penduduk Tionghoa yang di
bawa ke kuba pada abad ke 19 untuk membangun jalan-jalan kereta api dan bekerja di
tambang-tambang seperti halnya yang terjadi di negara Amerika Serikat pada saat
bersamaan. Namun begitu pekerjaan itu selesai, kebanyakan dari mereka tidak mampu
membayar biaya pulang kembali ke Tiongkok dan akhirnya menetap di pulau itu.
Dokumen-dokumen historis menunjukan bahwa meskipun dianggap lebih rendah
daripada orang-orang kuba keturunan Eropa, mereka di anggap lebih tinggi daripada
orang-orang kulit hitam, karena kulit mereka lebih terang warnanya.

Hambatan-Hambatan Sosial dan Budaya Negara Kuba

1. Di Kuba masih terdapat sedikit ketegangan rasial dalam sikap


rakyatnya terhadap sesamanya.

2. Sejumlah penduduk Jamaika yang ada di Santiago de Cuba menderita


karena mempunyai citra sebagai orang malas.

3. Orang-orang yang kulitnya lebih terang seringkali mempunyai


pekerjaan yang ‘lebih tinggi’ ( meskipun di negara Kuba yang sosialis
ini tidak berarti perbedaan penghasilan yang besar).

4. Kuali pencampuran diungkapkan tidak hanya dalam pengertian rasial,


tetapi juga dalam agama dan musik Kuba.

Solusi- Solusi

Solusi bagi permasalahan rasial yang ada di negara Kuba adalah dengan
memberikan perlakuan yang sama antara hak dan kewajiban sebagai warga
negara bagi semua penduduk tanpa membedakan ras, hal itu harus dilakukan
oleh pemerintah agar tidak terjadi perpecahan Internal di Negara Kuba.
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan Revolusi Kuba 1959 telah menghantarkan negara tersebut menjadi lebih
berdaulat dan mandiri dari intervensi ekonomi maupun politik negara-negara imperialis
khususnya Amerika Serikat. Pasca revolusi, Kuba mengakhiri dominasi Amerika Serikat
yang sebelumnya dijalankan melalui pemerintahan yang merupakan perpanjangan tangan dari
Amerika Serikat. Upaya ini dilakukan melalui distribusi aset-aset ekonomi kepada rakyat
yang sebelumnya hanya dimiliki oleh segelintir pemilik modal dan kemudian membuka
akses-akses terhadap infrastruktur politik kepada rakyat sehingga kebijakan yang diterapkan
betul-betul mewakili aspirasi rakyat mayoritas. Upaya perubahan yang dilakukan
pemerintahan baru pasca revolusi Kuba tentunya berseberangan dengan kepentingan ekonomi
politik Amerika Serikat yang terus berupaya untuk menguasai potensi-potensi ekonomi dan
menancapkan hegemoni politik di Kuba pada khususnya dan di kawasan Amerika Latin pada
umumnya. Dengan demikian, Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan luar negeri dengan
menerapkan embargo ekonomi terhadap Kuba untuk meminimalisir aksesibilitas Kuba
terhadap kehidupan ekonomi politik global. Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan beberapa
hal : 1. Embargo yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap Kuba telah mempengaruhi
pembangunan ekonomi, sosial dan politik di Kuba yang kemudian berimplikasi pada
lambannya proses pembangunan di negara tersebut khususnya pasca runtuhnya Blok Timur
yang sebelumnya menjadi sandaran pembangunan Kuba. 2. Embargo tersebut mengharuskan
Kuba untuk memformat dan menjalankan alternatif-alternatif dalam menjalankan
pembangunan ekonomi, sosial dan politik dengan tidak merujuk pada pola yang diajukan
oleh negara-negara maju sehingga negara tersebut tetap mampu menjalankan
pembangunannya tanpa mesti bergantung terhadap negara-negara maju khususnya Amerika
Serikat seperti yang dialami oleh kebanyakan negara-negara Dunia Ketiga. 3. Meski berada
dalam kepungan embargo dan semakin massifnya penerapan kebijakan-kebijakan neo-liberal
di negara-negara Amerika Latin melalui proses integrasi ekonomi yang disponsori oleh
Amerika Serikat, Kuba masih dapat bertahan dengan sistem alternatif yang diterapkan dan
mampu memperlihatkan kemajuan-kemajuan di berbagai bidang seperti pendidikan dan
kesehatan. 4. Revolusi Kuba yang berujung pada embargo yang diberlakukan Amerika
Serikat telah turut mempengaruhi perlawanan-perlawanan di negara-negara Amerika Latin
lainnya yang juga menentang dominasi ekonomi dan politik Amerika Serikat. Sehingga
kondisi tersebut mengharuskan Amerika Serikat untuk melakukan integrasi ekonomi melalui
FTAA (Free Trade Area of Americas) yang betujuan untuk tetap memperkuat dominasi
ekonomi dan hegemoni politik atas negara-negara Amerika Latin.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berakhirnya perang dingin pada dekade tahun 1990-an menjadi babak baru bagi tata
ekonomi politik internasional. Keruntuhan Uni Soviet dan negara-negara Eropa Timur yang
menjadi simbol kekuatan blok timur yang bertendensi sosialiskomunis semakin
mengukuhkan kekuatan Blok Barat yang diwakili oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya
yang bertendensi kapitalis-liberal. Bahkan dalam sebuah jurnal The National Interest yang
berjudul “The End of History” Francis Fukuyama dengan berani mengatakan bahwa akhirnya
demokrasi liberal-lah yang menjadi pemenang dalam pertarungan antara kedua ideologi yang
menjadi arus utama sebelum runtuhnya tembok Berlin yang menandai kemenangan
liberalisme pasar saat ini. Apa yang sedang kita saksikan bukanlah akhir Perang Dingin, atau
periode dari sejarah; yakni, titik akhir dari evolusi ideologi umat manusia dan universalisasi
demokrasi liberal Barat sebagai bentuk final pemerintahan umat manusia.Negara-negara
Dunia Ketiga yang telah tergantung secara ekonomi kepada negara-negara Dunia Pertama
akibat jeratan utang luar negeri harus menjalankan paketan-paketan kebijakan yang
didiktekan lembagalembaga donor internasional tersebut. Kebijakan tersebut berupa
pencabutan subsidi sosial, deregulasi, privatisasi, dan liberalisasi perdagangan. Selain itu,
untuk semakin memperkuat posisi tawar negara-negara Dunia Pertama dalam pentas politik
dalam negeri dan untuk meyakinkan bahwa paket kebijakan tersebut betul-betul dijalankan
maka dibentuklah pemerintahan boneka yang tunduk pada kepentingan modal asing. Dan ini
terjadi di beberapa negara-negara Dunia Ketiga khususnya di kawasan Amerika Latin,
seperti; Batista di Kuba, Somoza di Nikaragua, Trujillo di Republik Dominika, Odrio di Peru,
Perez Jimenez di Venezuela, Armas di Guatemala dan banyak lagi. Pemerintahan boneka
tersebut yang kemudian membuka akses seluasluasnya bagi pelaksanaan paket kebijakan
neoliberal tersebut. Mayoritas pemerintahan boneka tersebut mengambil kebijakan dalam dan
luar negeri yang pada intinya berupaya untuk mengakomodasi kepentingan akumulasi modal
negara-negara maju, lembaga-lembaga dan dijalankan secara otoriter dan menutup ruang-
ruang demokrasi dalam masyarakat. Cara ini ditempuh untuk menghancurkan potensi-potensi
resistensi atau perlawanan dalam masyarakat akibat kebijakan-kebijakan yang memiskinkan
dan tidak berpihak kepada mayoritas rakyat. Sejarah telah banyak mencatat bahwa beberapa
dari pemerintahan yang diktator kemudian harus tumbang oleh gerakan parlementer ataupun
ekstra parlementer. Dan fenomena ini telah terjadi di berbagai negara, tidak kurang
demikianlah yang terjadi di Kuba pada tahun 1959 ketika pemerintahan Fulgencio Batista
yang mengabdi pada kepentingan Amerika Serikat akhirnya harus tumbang oleh gerakan 26
Juli yang dipimpin oleh Fidel Castro Ruz. Setelah revolusi, Kuba melakukan perubahan
mendasar dalam berbagai bidang dan berusaha melepaskan diri dari belenggu kapitalisme
dibawah kendali Amerika Serikat. Dan saat ini Kuba merupakan salah satu negara di
Amerika Latin yang bebas dari belenggu ekonomi dan politik Amerika Serikat.

1.2 Dasar Teori

Dalam melakukan suatu penelitian yang bersifat ilmiah, diperlukan seperangkat teori
maupun konsep sebagai pijakan dasar untuk memulainya. Tentu saja teori dan konsep disini
harus relevan dengan penelitian yang dilakukan. Dewasa ini kehidupan ekonomi politik
setiap bangsa akan sangat dipengaruhi oleh konstalasi ekonomi politik global. Hal ini terjadi
akibat adanya relasi antarnegara dalam bingkai sistem ekonomi politik dominan. Hal tersebut
merupakan konsekuensi logis dari proses liberalisasi ekonomi atau sering kita menyebutnya
sebagai globalisasi yang memiliki ideologi neoliberalisme. Konsep tentang neoliberalisme
atau juga biasa disebut dengan istilah “kanan baru” mengacu pada konsep liberalisme klasik
yang beranggapan bahwa negara harus meminimalisir perannya dalam menjalankan
mekanisme pasar sehingga memicu terjadinya persaingan sempurna dalam proses
perdagangan bebas.Mengenai neoliberalisme, Mansour Fakih menjelaskan : Pada pokoknya
paham ini memperjuangkan leissez feire (persaingan bebas) yakni paham yang
memperjuangkan hak-hak atas pemilikan dan kebebasan individual. Mereka lebih percaya
pada kekuatan pasar untuk menyelesaikan masalah sosial ketimbang melalui metode regulasi
negara.Selanjutnya, untuk memuluskan jalannya program-program neoliberalisme maka
dibuatlah blok-blok ekonomi yang pada dasarnya bertujuan untuk membuka pasar seluas-
luasnya bagi kepentingan pemodal internasional.Hal tersebut kemudian yang memunculkan
fenomena regionalisme ataupun integrasi ekonomi yang pada dasarnya adalah upaya untuk
memaksimalkan potensi-potensi ekonomi dari berbagai kawasan untuk kepentingan pemodal.
Konsep integrasi khususnya dalam bidang ekonomi pada dasarnya adalah upaya antar elit
negara dalam hal ini para pemilik modal baik nasional maupun internasional untuk
memperluas atau dalam kerangka proses penetrasi pasar yang

Lebih besar cakupannya sehingga kekuasaan-kekuasaan negara-bangsa beralih kepada


blok-blok ekonomi yang telah terbangun baik secara de facto maupun de jure. Dalam hal ini,
Ernest B. Haas mengatakan bahwa integrasi adalah : Proses dimana aktor-aktor politik
nasional dari berbagai negara diminta mengarahkan loyalitas, harapan, dan kegiatan politik
mereka ke institusi pusat baru dan lebih besar; yang lembaga-lembaganya memiliki atau
mengambil alih yurisdiksi yang semula berada di tangan negara-bangsa.Untuk merespon
kondisi dalam maupun luar negeri dalam kaitannya dengan ekonomi politik global, maka
sebuah negara atau wilayah harus menentukan garis kebijakan dalam dan luar negerinya
secara jelas dan terarah. Kebijakan tersebut tentunya harus memperhatikan aspek-aspek yang
berkaitan dengan apresiasi dan kebutuhan masyarakat secara dominan yang merupakan
bagian terpenting dari kepentingan nasional. Kepentingan nasional (national interest)
dipahami sebagai konsep kunci dalam politik luar negeri. Konsep tersebut dapat
diorientasikan pada ideologi suatu negara ataupun pada sistem nilai sebagai pedoman prilaku
negara tersebut. Artinya bahwa keputusan dan tindakan politik luar negeri bisa didasarkan
pada pertimbangan-pertimbangan ideologis ataupun dapat terjadi atas dasar pertimbangan
kepentingan. Namun bisa juga terjadi interplay antara ideologi dengan kepentingan sehingga
terjalin hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara pertimbangan-pertimbangan
ideologis dengan pertimbangan pertimbangan kepentingan yang tidak menutup kemungkinan
terciptanya formulasi kebijaksanaan politik luar negeri yang lain atau baru.

Kepentingan nasional (national interest) idealnya harus merupakan cerminan dari


kehendak rakyat dari sebuah negara dalam artian sebenarnya. Tidak hanya menjadi keputusan
sepihak dari elit yang mendominasi ruang-ruang ekonomi politik tanpa membuka space
kontrol yang lebih demokratis. Ketika rumusan kepentingan nasional yang lebih objektif telah
disepakati oleh semua elemen rakyat, maka hal tersebut yang kemudian menjadi rumusan
kebijakan luar negeri. Politik luar negeri merupakan pencerminan dari kepentingan nasional
yang ditujukan ke luar negeri, yang tidak terpisah dari keseluruhan tujuan nasional, dan tetap
merupakan komponen atau unsur dari kondisi dalam negeri.
DAFTAR PUSTAKA

www.Google.com

http://kamudaponti.blogspot.com/2010/01/memandang-kuba-dalam-demokrasi.

Guevara, Che. 2007. Dari Sierra Maestra hingga Havana. Narasi: Yogyakarta.
Mukmin, Hidayat. 1980. Pergolakan di Amerika Latin. Ghalia Indonesia:Jakarta.
Pambudi, A. 2007. Fidel Castro 60 Tahun Menentang

Jurnal bulanan Cuba Socialista edisi September 1962

Makalah Y.B Mangunwijaya dalam Seminar Lemhanas “Wawasan Kebangsaan


Menuju Indonesia Baru” Jakarta 22-23 September 1998

Sastrapratedja, M., 2001, Pancasila sebagai Visi dan Referensi Kritik Sosial,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

mediacare@yahoogroups.com

http://rakyatpekerja.blogspot.com

coenpontoh.wordpress.com/2005/11/01/pendidikan-di-kuba/

http://kontaktuhan.org/news/news176/eLetter/gv_32.ht
m

http://berita.liputan6.com/luarnegeri/200112/24628/clas
s=%27vidico%27

http://rumahpengetahuan.web.id/kehidupan-peneliti-di-
kuba.html
MAKALAH TENTANG PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN NEGARA
DUNIA KETIGA
( NEGARA KUBA)
Disusun Oleh :
Benyamin F.Rumapea
Meilyska Purba
Julwandri munthe
Abdul Halim Sembiring
Ian Pasaribu
Teguh
Friska Ginting

You might also like