You are on page 1of 14

Indera Penglihatan / Penglihat (Mata)

Mata memiliki reseptor penglihatan dan system pembiasan yang


memfokuskan sinar pada reseptor yang terdapat di retina sehingga mampu
mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya dengan cepat. Mata juga meiliki
reseptor khusus yang mampu mengenali perubahan warna dan sinar yang datang.
Adapun yang disebut mata bukan hanya bola mata saja, tetapi termasuk di
dalamnya otot-otot pengerak bola mata serta otot-otot rangka yang
memungkinkan kelopak mata menutup dan melindungi bagian depan bola mata,
kotak mata (rongga tempat mata berada), bulu mata di tepi setiap tepi kelopak
mata.

1. Bola Mata
Bagian bola mata manusia yang berada di bagian permukaan anterior
1
hanya /6 bagian saja. Sedangkan sisanya terlindung dalam orbita mata. Secara
anatomi, bola mata dapat dibedakan menjadi tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu:

A. Sklera
(Selaput
Putih)
Sklera merupakan selaput jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna
putih buram (tidak tembus cahaya) berfungsi untuk bagian-bagian dalam bola
mata dan untuk mempertahankan kekakuan bola mata.

B. Kornea
Kornea merupakan selaput bening yang melapisi bagian anterior bola
mata. Kornea juga merupakan jalan masuk cahaya pada mata dengan
menempatkannya pada retina. Lapisan luar kornea ditutup oleh lapisan epitel yang
berkesinambungan dengan epidermis yang disebut konjungtiva.

C. Koroid
Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam, merupakan membran
tipis yang mengandung pigmen dan melapisi permukaan sebelah dalam sklera.
Koroid mengandung banyak pembuluh darah yang menyalurkan nutrisi ke retina.
Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar).

D. Lensa Mata
Lensa mata berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk dan
memfokuskan cahaya pada retina. Lensa berada tepat di belakang iris dan
tergantung pada ligamen suspensori. Bentuk lensa dapat berubah-ubah, diatur oleh
otot siliaris. Ruang yang terletak diantara lensa mata dan retina disebut ruang
viterus, berisi cairan yang lebih kental (humor viterus), yang bersama dengan
humor akueus berperan dalam memelihara bentuk bola mata.

D. Retina
Retina adalah bagian mata vertebrata yang peka terhadap cahaya,
merupakan lapisan terdalam dari bola mata. Bagian ini berfungsi untuk menerima
cahaya, mengubahnya menjadi impuls saraf dan menghantarkan impuls ke saraf
optik (II). Retina tersusun atas lapisan jaringan saraf (sebelah dalam merupakan
bagian visual) dan lapisan berpigmen (sebelah luar merupakan bagian non-visual).
Lapisan jaringan saraf pada retina mengandung tiga daerah neuron yaitu:
1) Neuron Fotoreseptor
2) Neuron Bipolar
3) Neuron Ganglion
Neuron fotoreseptor berfungsi untuk menerima stimulus cahaya. Neuron
fotoreseptor dapat dibedakan menjadi rods (sel batang) dan cones (sel kerucut).
Sel batang mengandung pigmen rodospin yang dikhususkan untuk penglihatan
hitam-putih dalam cahaya redup, serta untuk membedakan gelap dan terang serta
tidak dapat menghasilkan yang berwarna. Sedangkan sel kerucut mengandung
pigmen iodopsin, yang dikhususkan untuk melihat benda berwarna dan dapat
menghasilkan bayangan yang tajam dalam cahaya terang.
Sel kerucut terpusat pada fovea sentral, suatau lekukan kecil pada makula lutea.
Makula lutea (bintik kuning) terdapat pada bagian posterior retina, bersesuaian
dengan sumbu visual mata. Bayangan hanya dapat direspon oleh mata, jika jatuh
pada binti kuning. Cahaya yang diterima oleh neuron-neuron fotoreseptor diubah
menjadi impuls syaraf, kemudian dihantarkan ke neuron bipolar dan diteruskan ke
neuron ganglion.

2. Otot Mata
Setiap mata memiliki 6 otot yang mengelilingi bola mata yang berfungsi
memegang sklera. Empat di antaranya disebut otot rektus (rektus inferior, rektus
superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Otot rektus berfungsi
menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya
adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).

3. Fungsi mata
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan
lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan
vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-
bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka
terhadap sinar.

Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan
sel batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi
pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama
pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel
basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus
berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke
tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning
hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu
senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari,
maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali
pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan
waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu
adaptasi, mata sulit untuk melihat.
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang
merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu
sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel
konus tersebut mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel
konus akan menyebabkan buta warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum
proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik
jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang
masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari
obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar tampak
paralel. Lihat Gambar 11.18. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat
harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina
agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang
jelas disebut pemfokusan.
Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva
kornea. Cahaya dari obyek yang dekat
membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk
pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh. Mata
mamalia mampu mengubah derajat pembiasan
dengan cara mengubah bentuk lensa. Cahaya
dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis
panjang, sedangkan cahaya dari obyek yang
dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan
pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja
otot siliari. Saat melihat dekat, otot siliari
berkontraksi sehingga memendekkan apertura
yang mengelilingi lensa. Sebagai akibatnya lensa
menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot
siliari relaksasi sehingga apertura yang
mengelilingi lensa membesar dan tegangan
ligamen suspensor bertambah. Sebagai akibatnya
ligamen suspensor mendorong lensa sehingga
lensa memanjang dan pipih.Proses pemfokusan
obyek pada jarak yang berbeda-berda disebut
daya akomodasi.

a. Akomodasi mata saat


melihat jauh

b. Akomodasi mata saat


melihat dekat

4. Kelainan Pada Mata

Kelainan dan penyakit pada alat indra dapat mengganggu manusia ketika
berinteraksi terhadap lingkungannya. Berkat kemajuan ilmu pengetahuan,
sebagian kelainan dan gangguan tersebut dapat diatasi. Beberapa kelainan dan
penyakit yang menyerang alat-alat indra antara lain sebagai berikut.

a. Miopi

Miopi (rabun jauh) adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan mata
tidak dapat melihat jauh. Hal itu terjadi karena bola mata terlalu panjang dan
bayangan benda jatuh di depan bintik kuning. Kelainan ini dapat diatasi dengan
memakai kaca mata berlensa cekung (negatif).

b. Hipermetropi
Hipermetropia (rabun dekat) adalah kelainan pada mata yang ditandai
dengan mata tidak dapat melihat dekat. Hal itu terjadi karena bola mata terlalu
pendek dan bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Kelainan ini dapat diatasi
dengan memakai kaca mata berlensa cembung (positif).

Gbr. Kelainan mata : (a) Miopi, (b) Hipermetropi

c. Astigmatis

Astigmatis (mata silindris) adalah kelainan pada mafa yang menyebabkan


penglihatan menjadi kabur. Hal ini terjadi karena penderita tidak mampu melihat
garis-garis horizontal dan vertikal secara bersama-sama. Mata tidak mampu
memfokuskan pandangan karena kornea mata tidak berbentuk bola. Kelainan ini
dapat diatasi dengan memakai kacamata silindris.

d. Presbiopia

Presbiopia (rabun dekat danjauh) adalah kelainan yang ditandai dengan mata tidak
dapat melihat dekat dan jauh. Hal itu terjadi ka.rena daya akomodasi mata mulai
berkurans. Kelainan ini dialami oleh orang tua sehingga disebut juga mata tua.
Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kacamata berlensa rangkap, yaitu
bagian atas berlensa cekung (negatif) dan bagian bawah berlensa cembung
(positif). Kelainan miopia, hipermetropia, dan presbiopia serta cara menolongnya
telah kamu pelajari di kelas VIII.

e. Imeralopi (Rabun Senja)

Penderita rabun senja (rabun ayam) tidak dapat melihat dengan baik pada senja
dan malam hari ketika cahaya mulai rentang-remang. Gangguan penglihatan ini
disebabkan oleh kekurangan vitamin A. Cara mencegah dan mengatasi gangguan
ini ialah dengan mengonsumsi rnakanan yang banyak mensandung vitamin A.
Misalnya wortel. pepaya, dan tomat.

f. Keratomalasi
Keratomalasi ditandai dengan kornea mata yang keruh. Penyebabnya
adalah kekurangan vitamin A yang sangat parah. Jadi, penyakit ini merupakan
tingkat lanjut rabun senja. Kekurangan vitamin A menimbulkan penebalan selaput
lendir mata. Akibatnya, permukaan mata yang biasanya basah menjadi kering dan
kasar (xeroftalmia/xerosis). Ji ka tidak segera cliatasi. akan menimbulkan
kebutaan.

g. Katarak

Katarak (bular mata) merupakan kelainan pada lensa mata. Lensa mata
menjadi kabur dan keruh sehingga cahaya yang masuk tidak dapat mencapai
retina. Biasanya, katarak diderjta oleh orang yang berusia lanjut. Katarak dapat
diatasi dengan tindakan operasi.

h. Juling

Kelainan mata ini disebabkan adanya ketidak serasian kerja otot penggerak
bola mata kanan dan kiri. Kelainan ini dapat diatasi dengan tindakan operasi pada
otot mata.

i. Glaukoma

Kelainan ini ditandai dengan peningkatan tekanan di dalam bola mata.


Tekanan terjadi karena adanya sumbatan pada saluran di dalam bola mata dan
pembentukan cairan di bola mata yang berlebihan. Kelainan yang tidak segera
diatasi dapat menyebabkan kebutaan. Kelainan ini dapat diatasi dengan obat-
obatan yang harus diminum seumur hidup atau dengan tindakan pembedahan.

j. Buta Warna

Penderita buta warna tidak dapat membedakan warna tertentu. misalnya


merah, hijau. dan biru. Buta warna merupakan penyakit keturunan yang tidak
dapat disembuhkan. Buta warna lebih banyak diderita laki-laki dari pada
perempuan.

Indera Penciuman / Pembau (Hidung)


Hidung terdiri daripada bagian eksternal dan internal. Bahagian eksternal
terdapat dipermukaan muka dan terdiri daripada rangka penyokong yang dibentuk
oleh tulang dan rawan. Di dalam hidung terdapat banyak sel kemoreseptor untuk
mengenali bau lingkungan sekitar atau dari aroma yang dihasilkan.
➢ Anatomi dan Fisiologi Pernafasan

Rongga hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan
bagian internal berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara. Hidung bagian
luar tertutup oleh kulit dan disupport oleh sepasang tulang hidung. Rongga hidung
terdiri atas :

a. Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi Dalam rongga
hidung terdapat rambut yang berperan sebagai penapis udara Struktur konka yang
berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya yang berlapis.

b. Sel silia yang berperan untuk mlemparkan benda asing ke luar dalam usaha
untuk membersihkan jalan napas

Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi


rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut
septum. Masing-masing rongga hidung dibagi menjadi 3 saluran oleh penonjolan
turbinasi atau konka dari dinding lateral.

Rongga hidung dimulai dari Vestibulum, yakni pada bagian anterior ke


bagian posterior yang berbatasan dengan nasofaring. Rongga hidung terbagi atas 2
bagian, yakni secara longitudinal oleh septum hidung dan secara transversal oleh
konka superior,medialis,dan inferior.

➢ Fungsi Hidung

Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru.
Jalan napas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta
menghangatkan udara yang dihirupkan ke dalam paru-paru. Hidung bertanggung
jawab terhadap olfaktori atau penghidu karena reseptor olfaksi terletak dalam
mukosa hidung. Fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia.

Terdapat 3 fungsi Rongga Hidung, antara lain :

a. Dalam hal pernafasan, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan
menjalani tigs proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban.

b. Epithellium olfactory pada bagian meial rongga hidung memiliki fungsi


dalam penerimaan sensasi bau.

c. Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukkan suara-suara fenotik


dimana ia berfungsi sebagai ruang resonansi.

➢ Bagian-bagian hidung manusia


Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang
di sebut dengan Nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat
dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan
membran yang mensekresi lendir lengket.

Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar
ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan
bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut
kita yang di sebut dengan Palate.

Mucous membrane berfungsi mengahangatkan udara dan


melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna
untuk menangkap debu, bagkteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat
merusak paru-paru.

➢ Cara kerja indera penciuman (hidung)

Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di


udara. Dia atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif
terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi
bau(smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta.

Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke the
olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak
dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita,
apakah itu harumnya bau sate padang atau menyengat nya bau selokan.

Indera Pengecap (Lidah)


Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal
sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah
juga turut membantu dalam tindakan bicara.

➢ Struktur lidah
Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang
hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis.
Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.

Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut
papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:

1. Papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus;

2. Papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf


V di belakang lidah;

3. Papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.

Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila folliata
pada hewan pengerat.

➢ Bagian-bagian Lidah yang memberikan rasa

Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh
lidah di tempat yang berbeda-beda. Letak masing-masing rasa berbeda-beda yaitu:

1. Rasa Asin = Lidah Bagian Depan

2. Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi

3. Rasa Asam = Lidah Bagian Samping

4. Rasa Pahit = Lidah Bagian Belakang

Indera Pendengaran (Telinga)


Gambar:telinga

Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan


untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian
telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah


meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada
telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls
ke otak untuk diolah.

➢ Susunan Telinga

Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan
telinga dalam.

a.Telinga luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang
telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini
kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara.
Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga
pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang
telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-
rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang
menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.

b.Telinga tengah

Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan
udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang
menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga tengah
berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan telinga
tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang
keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.

Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti
rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang
tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang
landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka
bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes)
yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang
sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.
Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara
dari gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke
jendela oval.

c.Telinga dalam

Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan
labirin membran.

Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.

1. Tiga saluran setengah lingkaran

2. Ampula

3. Utrikulus

4. Sakulus

5. Koklea atau rumah siput

Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga


saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ
keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin
tulang. Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari
tiga saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan
jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan
jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh
membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran
Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat
membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal
sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di
sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di permukaan membran
basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel
pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf
yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap
rangsang bunyi ini disebut organ Korti.

➢ Cara kerja indra pendengaran

Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan


gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela
oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang
ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan
membran Reissmer dan menggetarkan cairan
Limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam
saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan
menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan
melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu
akan menggetarkan selaput-selaput

Basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah.


Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan
(impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel
sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim
ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.

➢ Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan

Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran
setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ
keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus.

Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula
yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang
menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat
keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori
yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini
disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap
gerakan kepala.

Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok


sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu
butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada
rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.

Indera Peraba (Kulit)


Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk
sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan.

1. Fungsi Kulit

Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan
tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka
terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.
Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi
dengan reseptorreseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok
masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis
yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung
reseptornya terletak di dekat epidermis.

2. Susunan Kulit

Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu: epidermis (lapisan luar/kulit ari),
dermis (lapisan dalam/kulit jangat). Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).

1) Epidermis

Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum. stratum


granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel
mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak
berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum granulosum tersusun
atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen melanin. Stratum germinativum
tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.

○ Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu


mengelupas.
○ Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
○ Stratum granulosum, mengandung pigmen
○ Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar

2) Dermis
Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut,
pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini
adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula
sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut
berbagai macam garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan melalui saluran
kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam
kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak
berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak
kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh
kapiler di bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak
rambut.

○ Akar rambut
○ Pembuluh darah
○ Syaraf
○ Kelenjar minyak (glandula sebasea)
○ Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
○ Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh
dari pengaruh suhu luar

3) Hipodermis

Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung


lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap
benturan, dan menahan panas tubuh.

You might also like