You are on page 1of 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan nagara kepulauan dimana sebagian besar luas wilayahnya
adalah laut , yang memiliki , serta mempunyai sumber hayati perikanan yang tinggi
untuk dapat dikelola dan dimafaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Sulawesi utara , khususnya perairan kota Bitung mempunyai sumber daya hayati
perikanan yang tinggi dan melimpah serta memberikan manfaat yang besar bagi para
nelayan modern maupun tradisional yang mengelolahnya , terlabih lagi menambah
devisa negara.
Merupakan suatu program pendidikan yang diselenggarakan oleh Akademi Perikanan
Bitung diluar kampus yakni ; Praktek Kerja Lapangan I (satu) . kegiatan P K L I
dilaksanakan pada kawasan usaha perikanan dengan pengelolahan sumber daya perikanan ,
keluatan, bisnis, serta manajemen . sehingga dengan dilaksanakannya P K L I ini melatih
taruna untuk mulai mengenal dan mencintai lingkungan dan kehidupan laut sehingga
timbul semangat kebaharian untuk tetap menjaga kelestrian sumber daya kelautan serta
dapat bersosialisasi dangan masyarakat nelayan dimana para taruna ditempatkan pada
saat Praktek .
Praktek kerja lapangan satu yang dilaksanakan di Kelurahan Batu Putih Bawah
Kecamatan Ranowulu kota Bitung yang pada umumnya profesi masyarakat setempat
adalah nelayan , dan salah satu jenis alat tangkap yang banyak digunakan dan di
operasikan adalah “ usaha penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap Bagan”
yang merupakan judul dari laporan kami , dikarenakan alat tangkap ini merupakan alat
tangkap yang ramah lingkungan , mudah diopersikan karena alat tangkap ini menangkap
ikan pelagis kecil seperti ikan layang , selar , teri, sardin , dll . selain itu biaya
pembuatan alat tangkap dapat dijangkau serta keuntungannya cukup menjanjikan apabila
usaha dikelola dengan manajemen yang tapat.

1
1.2 TUJUAN PELAKSANAAN
TUJUAN UMUN
Mampu mendeskripsikan manajemen perusahaan perikanan skala kecil / menengah
yang meliputi tujuan / kebijakan perusahaan , investasi, kegiatan produksi , pasca
produki dan pemasaran hasil, serta ikut terlibat dalam aktivitas perusahaan.
TUJUAN KHUSUS
Praktek kerja lapangan satu yang kami laksanakan mempunyai tujuan sebagai
berikut:
1. Mengembangkan pola pikir , intelektual, dan keterampilan Taruna secara
komprehensif dalam kegiatan –kegiatan usaha perikanan dan kegiatan kepelautan .
2. Melati Taruna agar mampu menginventarisasi sarana perikanan tangkap dilokasi
praktek yang berada diwilayah pesisir
3. Melati Taruna untuk mlai mengenal dan mencntai lingkungan laut termaksud
didalamnya kehidupan sebagai seorang nelayan dan mampu beradaptasi dengan
perushaan perikanan serta masyarakat nalayan yang ada di lokasi praktek
4. Dapat mengetahui cara pengoperasian alat tangkap Bagan , faktor-faktor dalam
operasi dan mengetahui sejauh mana prospek/ peluang usaha penangkapan ikan
dengan menggunakan alat tangkap Bagan
5. Untuk mengikuti seminar dan merupakan syarat umtuk dapat melanjutkan studi
ke semester I(satu)

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
JARING ANGKAT ( LIFT NET)

2.1 Pengertian umum


Jaring angkat adalah jarring yang biasanya berbentuk empat persegi panjang, di
bentangkan di dalam ar secara horizontal dengan mengunakan bambu, kayu ,besi , dan
tali sebagai rangkanya .pemasangan jarring angkat ini dapat dilakukan dilapsan tengah ,
dasar , permukaan perairan ikan –ikan yang berada atau berkumpul diatas jarring baik
sebagai akibat daya tarik cahaya lampu atau terbawa arus akan tertangkap dengan
mengangkat jarring dan Salah satu jenis jarring angkat (lift net) adalah Bagan

2.1 Jenis-jenis Bagan


1. Bagan tancap yaitu bagan yang ditancapkan didasar perairan atau bagan yan
dioperasikan pada perairan yang dangkal. Dengan kedalaman kurang lebih 15 m
2. Bagan Rakit bagan lain yang sangat sederhana dan biasa digunakan oleh nelayan
khususnya disungai atau muara sungai umumnya bagan ini oerasinya berpindah-
pindah
3. Bagan perahu (ramboo) bagan ini pula disebut bagan perahu listrik . ukurannya
bervariasi tetapi umumnya di Sulawesi selatan umumnya menggunakan jarring
dengan panjang total 45 m dan lebar yan sama

2.3 Teknik pengoperasian Bagan


Pada saat nelayan tiba dibagan maka yang pertama dilakukan adalah menurunkan
jarring atau memasang lampu yaitu pada bulan galap , setelah bebrapa jam kemudian
(sekitar 4 jam) atau di anggap sudah banyak ikan yang berkumpul dibawah bagan maka
penarikan jarring (hauling) mulai dilakukan . penarikan dengan menggunakan roller,
sehingga jarring akan terangkat keatas. Setelah jarring terangkat maka pengambilan
hasil tangkapan dilakukan dengan scoop net demikian seterusnya. Jika operasi
penangkapan ikan ingin dilanjutkan kembali maka jarring diturunkan keperairan seperti
semula.

3
2.4 Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam operasi
Arus dan angin
Seperti yang telah diketahui bahwa kecepatan arus permukaan dan dasar berbeda
yang dapat menyebabkan posisi atau perubahan posisi jarring maupun bagan itu
sendiri , namu tidak terlepas juga tali jangkar oleh karena hal itu kita harus ber jaga-
jaga pada saat apapun agar supaya ketika ada perubahan arah arus kita harus melihat
kondisi tali jangkar, tali pemberat , dan tali jarring pada saat itu juga . jangan sampi
posisi tali jring atau pelampung tali jangkar berada didawah bagan atau dekat dengan
rangka boi bagan karna dapat menyebabkan pada jarring dan tali pemberat akan
bersatu berkumpul dan kusut didalam air. Hal ini biasa ter jadi pad saat angin dan arus
datang secara bersama dan berlawanan arah .

2.5 Cara mencegah / mengatasi terjadinya jaring yang kusut.


1. Pada saat arus dan angin datang yang menyababkan perubahan kedudukan
bagan dan jarring sehingga pelampung jangkar berada semakin dekat dengan
rangka bagan maka sesegara mungkin tali jangkat ditarik dan pelampung
diangkat kaatas bagan sampai tali jangkar lurus.
2. Melakukan hauling pada jaring ini mencegah agar jaring tidak menggulung dan
kusut dengan tali jangkar.
3. Pemberat diangkat
4. Apabila arus dan angin redah kemudian tali jangkar dapat dilepas kembali dan
setting bisa dilanjutkan.

4
2.6 Bagian – bagian pada alat tangkap Bagan dan fungsinya
a. bagian – bagian Bagan
Gambar Bagan dilihat Dari Atas

Gambar 1 : Gambar Bagan dilihat Dari Atas


Sumber : Bpk. Max Keleyan , nelayan kel. Batu Putih atas

5
Gambar Bagan dilihat dari dapan

Gambar Bagan dilihat dari samping

6
Keterangan :
1. Bahateng
2. Mistar/rangka pelampung
3. Putaran / line holler
4. Tali jangkar
5. Tali Pemberat
6. Pemberat
7. Pelampung
8. Tali pengangkat jaring
9. Rumah
10. Lubang lampu
11. Jaring induk
12. Jaring penampung
13. Penggantung jaring
14. Pelampung jangkar

b. fungsi bagian dari alat tangkap Bagan


Alat tangkap yang di gunakan di kelurahan batu putih bawah adalah bagan, alat
tangkap merupakan alat yang menangkap ikan pelagis atau ikan perrmukaan yang
sifatnya masih sangat sederhana dan tradisional.alat ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Bagan utama yang fungsinya untuk menangkap ikan
2. Bagan kurungan yang fungsinya untuk menampung hasil tangkapan
Alat tangkap ini di pasang menetap dan namun dapat berpindah – pindah jikalau
keadaan ikan di daerah penagkapan habis atau karena keadaan cuaca yang tidak
mendukung operasi penangkapan yang jaraknya sekitar 4 mil dari daerah pesisir pantai
kelurahan batu putih Atas . alat tangkap bagan mempunyai bagian – bagian dan
fungsinya antara lain:
a. Jaring
Jarring berfungsi untuk menangkap dan menampung ikandan terbuat dari bahan
Polyethiline.
b. Pemberat
Pemberat berfungsi untuk menenggelamkan jaring kedalam air.pemberat terbuat dari
bahan timah
c. Tali Ris Atas
Tali ris atas berfungsi untuk tempat menggantung jaring. Terbuat dari bahan
polyethiline.
d. Jangkar

7
Jangkar berfungsi untuk menahan bagan dari tiupan angin dan arus. Terbuat dari pasir
yang di isi dalam karung.
e. Tali jangkar
Tali jangkar berfungsi untuk menghubungkan antara jangkar dengan alat tangkap
bagan.terbuat dari bahan polyethiline
f. Pelampung
Pelampung berfungsi untuk mengapungkan bagan, terletak di sebelah kiri dan kanan
bagan yang terbuat dari gabus
g. Batu arus
Batu arus berfungsi untuk membuat jaring agar tetap terbuka pada saat ber ada di
dalam air.

2.7 Keadaan Alat Bantu Penangkapan


Alat bantu penangkapan yang di gunakan pada alat tangkap bagan
adalah:
a. Winch
Winch digunakan untuk menarik alat tangkap pada saat penarikan alat tangkap
b. Lampu
Lampu berfungsi untuk mengumpan daya tarik ikan agar masuk ke dalam jarring.
c. Ember
Ember digunakan untuk mengangkat / memindahkan ikan hasil tangkapan ke dalam
jaring penampung

8
.
2.8 Keadaan Perahu dan Motor Yang Digunakan
a . Keadaan Perahu
Pada alat tangkap jenis bagan perahu disini digunakan sebagai alat transportasi menuju
ke daerah penangkapan (Fishing Ground). Perahu ini dibuat dari kayu dan memiliki
kapasitas untuk mengngkut 3 orang. Pada bagian kiri dan kanan perahu terdapat bambu yang
berfungsi sebagai pengimbang perahu pada saat berada dalam air. Di samping itu juga
perahu ini mempunyai dua penggerak yaitu mesin dan dayung.

Spesipikasi perahu yaitu:

Jenis / Tipe Perahu : Katinting


Panjang parahu : 7m
Lebar : 60 cm
Dalam : 50 cm
Tahun Pembuatan : 2005
Jenis Kayu : Balangitan
b. Keadaan Motor

Pengoperasian Motor Penggerak

1. Sebelum menjalankan mesin , biarkan mesin hidup ¼ gas selama 3 – 5 menit


untuk pemanasan .
2. Gunakan oli dengan perbandingan 30 : 1
3. Periksalah tengki bahan bakar
4. Jangan memasukan gigi waktu putaran tinggi dan jangan memasukan gigi
mundur langsung menjadi maju , dapat merusak gigi
5. Jangan meruubah stelan kaburator saat pengapian
6. Seringlah melihat air pendingin
7. Jangan mencuci dengan solar, bensin , dan oli tetapi dengan air sabun
8. Buka kunci luck trim wktu mesin berjalan maju dan tutup pada saat
mengemudi
9. Lepakan termosat agar mesin lebih sempurna pendinginnya .

9
Perawatan motor tempel

1. Pada waktu motor selesai digunakan , motor harus dicuci dengan menggunakan
air tawar kemudian dikeringkan dengan menggunakan kain setelah itu
disemprotkan solar keseuruh bagian mesin setiap 2 minggu sekali
2. Ganti oli mesin setiap 2 minggu sekali
3. Jika busi telah haus , maka gantilah dengan yang baru

Spesifikasi Motor penggerak


Tabel 5. Motor Penggerak
NO URAIAN SPESIFIKASI
1 Motor Tempel 1 unit
2 Daya 15 HP
3 Merk Yamaha
4 Buatan Japang
5 Bahan Bakar Bensin + Minyak tanah
6 Minyak Pelumas Oli Mesran SAE 40
7 sistem Start Engkol
Sumber : Perahu Pelang 2009

10
2.7 Perhitungan analisis usaha
2.7.1 Investasi
No Bahan banyaknya harga(Rp)
1 kayu Bagan I unit 5.000.000
2 paku 20 kg 400.000
3 jaring 5 bantal 500.000
4 tali no 17 3 rol 495.000
5 atap rumbia 50.000
6 dinding 50.000
7 putaran dan mistar 400.000
8 jangkar 20 kg 500.000
9 pelampung 12 buah 300.000
10 genset 1 buah 750.000
11 lampu petromaks 3 buah 500.000
12 peruhu dan mesin 1 unit 1.750.000
13 pemeliharaan 1.000.000
Total biaya investasi Rp. 11.765.000

Table 1 biaya investasi alat tangkap Bagan


Sumber : Bpk. Max Keleyan , nelayan krl. Batu Putih ata

11
2.7.2 Biaya Tetap
No Bahan harga(Rp)
A Penyusutan
1 kayu Bagan 10% 500.000
2 jaring 20% 100.000
3 tali no 17 5% 24.750
4 atap 5% 25.000
5 dinding 5% 25.000
6 genset 10% 75.000
7 lampu petromaks 10% 150.000
8 perahu dan mesin 15% 262.500
9 pemeliharaan 10% 100.000
Total biaya tetap 1.262.250
Sumber : Bpk. Max Keleyan , nelayan krl. Batu Putih atas

2.7.3 Biaya produksi


No Bahan harga(Rp)
1 minyak tanah 17.500
2 solar 17.500
3 Kaos lampu 5.000
4 senter 20.000
5 baterae 50.000
6 makanan dan minuman 30.000
Total biaya produksi 140.000
Sumber : Bpk. Max Keleyan , nelayan krl. Batu Putih atas

2.7.3 Total produksi setahun


4 ember x 180 operasi penangkapan setahun = 720 ember

12
2.7.4 Total biaya produksi setahun
Jumlah pengoperasian x total biaya produksi setahun = 180 x Rp 140.000
= Rp. 25.200.000
2.7.5 Pendapatan setahun
= Hasil tangkapan x jumlah pengoperasian setahun x harga jual per ember
= 4 ember x 180 x Rp. 100.000
= Rp. 72.000.000

2.7.6Keuntungan
= Pendapatan - pengeluaran
= Rp 72.000.000 - Rp. 25.200.000
= Rp 46. 800.000
2.7.7 Break event point
B E P produksi = total biaya produksi = Rp 25.200.000 = 252 ember
Harga jual 100.000

B E P harga = total biaya produksi = Rp 25.200.00 = Rp


Total produksi 720

2.7.8 Return of Investment = laba usaha x 100% = Rp 46. 800.000 x 100%


Modal usaha
=
2.7.9 R / C = total penerimaan = Rp 72.000.000 =
Total biaya

13
BAB III
KEADAAN LOKASI PRAKTEK

3.1 KEADAAN UMUM LOKASI


Kelurahan Batu Putih Atas kecamatan Ranowulu merupakan salah satu kelurahan
yang dimana penduduknya sebagian besar berprofesi sebagai nalayan tadisional ini
karena letak geografis kelurahan ini yang merupakan tempat pelak sanaan P K L I
Taruna tngkat I A P B t. a 2009 . dangan luas wilayah 1032 ha
Adapun batas-batas wilayah kelurahan batuh putih atas sebagai berikut
Sebelah utara berbatasan dengan desa Rinondoran kec. Likupang

Sebeah timur berbatasan dengan lautan Maluku (perairan batu Putih)

Seelah selatan berbatasan dengan kel.Batu Putih Bawah

Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pinenek

Kelurahan batuh putih Atas terbagi menjadi empat lingkungan dan R/t yang
masing-masing dipimpin oleh kepala lingkungan dan R/t ( lihat struktur organisasi kel.
Batu PutiH Atas) dengan jumlah penduduk seluruhnya adalah 2038 jiwa
Yang terdiri dari :
1. Laki-laki : 1058 jiwa
2. Perempuan : 980 jiwa
Dan jumlah kepala keluarga sebanyak 553 KK

14
Berikut ini uraian mata pencaharian penduduk Kel. Batu Putih atas dapat dilihat pada
table berikut ini :

No Jenis pekerjaan banyaknya


1 Nelayan 592
2 Buruh 387
3 Tukang Kayu 32
4 Pedagang 35
5 Pegawai negeri sipil 15
6 Petani 361
Sumber : Kantor Lurah Batu Putih Atas

Penduduk kel. Batu Putih Atas hanya menganut dua Agama yaitu 1831 masyarakat
beragama Kristen dan 207 masyarakat ber agama muslim
Berikut table pendidikan masyarakat Kel . Batu PutiH Atas
Tabel
No Tingkat Pendidikan jenis kelamin
L / p
1 SD 527 534
2 SMP 294 281
3 SMK 150 120
4 perguruan tinggi 8 14
Sumber : Kantor Lurah Batu Putih Atas

15
Table Sarana Dan Prasarana Yang ada di kel. Batu Putih Atas
No Sarana dan Prasarana Banyaknya
1 TK 3
2 SD 3
3 SMP 1
4 SMK 1
5 Gereja 4
6 Mesjid 1
7 Dermaga 1
8 Puskesmas 1
9 Kantor Lurah 1
10 Balai Kelurahan 1
11 Rumah Penduduk
Permanen 498 unit
Semi permanen 50 unit
Sumber : Kantor Lurah Batu Putih Atas

16
Stuktur organisasi kelurahan Batu Putih Atas

Lurah
Yan David Lumampak
Nip : 010144648

Sekertaris Lurah
Opal David Fian

Kepala kepala kepala kepala


Lingkungan Ilingkungan II lingkungan III lingkungan IV
Gambar 2.: struktur organisasi kantor lurah Batu Putih Atas
Sumber : kantor Lurah Batu Putih Atas

17
Spesifikasi Alat Tangkap Bagan
Rangka Bagan
Panjang bagan 9,5m
Lebar bagan 9m
Panjang mistar 9,5m
Lebat Mistar 75cm
Panjang kayu utama Bahateng 9m
Tinggi Bagan 3m
Sisi miring Bagan 15
Jaring
Panjang jaring 8,5m
Lebar jaring 8m
Dalam jaring 4m
Warna jaring hitam

18
Jumlah pemberat 7 pemberat
Nomor tali pemberat 17
Nomor tali ris atas 14
Jumlah pelampung 12
Bahan pelampung gabus
Bentuk pelampng bulat silinder
Line holler 1 buah
Alat bantu penangkapan = 3 buah petromaks
3 buah penutup kain warna merah
3 buah penutup kain warna hijau
3 scoop net
Panjang tali jaring
1 tali tengah depan 15 + 3 = 18m
2 tali kiri depan 15 + 5 = 20m
3 tali kanan depan 15 + 5 = 20m
4 tali tengah kiri 15 + 7 = 22m
5 tali tengah kanan 15 + 7 = 22m
6 tali belakang kiri 15 + 8 = 23m
7 tali belakang kanan 15 + 8 = 23m

19
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 KEGIATAN TEKNIS


4.1.1 Persiapan Sebelum Operasi Penangkapan
Perlu diketahui bahwa pengoperasian alat tangkap BAGAN mempunyai system
penangkapan one day fishing atau satu hari operasi penangkapan
Sebelum melaksanakan operasi penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap
BAGAN maka kita harus mempersiapkan ;
a. bahan-bahan yang diperlukan untuk operasi yaitu :
1. minyak tanah
2. Solar
3. Kaos lampu
4. Senter
5. Baterai
6. Makanan dan minuman
b. Persiapan Mesin
-Pemasangan mesin
Mesin tempel di tempatkan di bagian belakang kapal.Tempat kedudukan mesin
membentuk sudut 12-18 derajat dari posisi tegak lurus, agar posisi mesin pada waktu
berjalan dapat diatur tegak lurus.Periksa klem apakah sudah terkancing rapat.

-Pengoperasian Motor tempel


a.Persiapan
1.Pemeriksaan tengki bahan bakar
2.Pemeriksaan oli pada sistem pelumasan
3.pemeriksaan selang bahan bakar lalu memasukannya pada motor tempel.
4.Mengatur gagang porseneling ke “N”
5.Mengalirkan bahan bakar

20
b.menghidupkan mesin
Setelah tahap persiapan selesai.mesin siap untuk dihidupkan
1.Memutar swith utama ke on
2.Menarik starter
3.Jika mesin dingin,tariklah coknya untuk membantu menghidupkan mesin
4.biarkan mesin hidup selama 3-5 menit
c.mematikan mesin
Untuk mematikan mesin dilakukan cara sebagai berikut:
1.Kurangi gas (1/2 gas)
2.Biarkan mesin jalan selama 3-5 menit
3.Kemudian atur porseneling dalam keadaan netral
4.Menekan saklar penyetop mesin
5.Memutar switch ke posisi Of
6.Melepaskan penghubung selang bahan bakar pada bagian mesin.

Setelah semuanya siap maka nelayan siap berangkat ke Bagan.


Setibanya nelayan di Bagan selain memindahkan barang / bahan dari perahu maka
pemberat langsung diturunkan dan jaring yang digantung pada bodi Bagan langsung
dilepas.

4.1.2 Cara Operasi Alat Tangkap Bagan


Pengoperasian alat tangkap Bagan ini dimulai pada pukul 18 :30 / sore hari dengan
Langkah-langkah operasi sebagai berikut :
1. Setelah jaring dilepas maka langsung memasang lampu petromaks (tiga buah
lampu)
2. Kemudian dilakukan penurunan jaring dengan memutar line holler (dengan
memutar tuas pemutar kearah depan ) dengan kedalaman 10 sampai 15 meter
3. Pada saat jaring diturunkan kita harus memperhatikan tali jaring
4. Selang beberapa jam , ketika ikan mulai berkumpul di bawah Bagan karena
tertarik olah cahaya lampu atau pun karena terbawah arus , jika kondisinya
memungkinkan untuk dilakukan haulling maka pada saat itu juga proses
hauling dapat dilakukan
21
5. Setelah ikan berkumpul proses hauling dilakukan dengan memutar line holler
(dengan memutar tuas line holler kearah belakang) sampai jaring beraba diatas
permukaan air kira-kira 40cm diatas permukaan air
6. Tentunya dalam proses hauling ini kita ini kita harus memperhatikan atah arus
dan posisi tali serta jaring yang berada didalam air
7. Pada saat proses hauling berlangsung ketika datang arus yang menyababkan
posisi tali dan pemberat jaring berubah , maka tali jangkar perlahan-lahan
dilepas / di area agar supaya posisi jaring kembali ke posisi semula.
8. Setelah jaring berada di atas air maka tali jangkar yang di area tadi ditarik /
hibob kembali dengan memutar line holler jangkar
9. Mengumpulkan ikan / menampung pada tempat penampung ikan apabila melakukan
setting yang selanjutnya

4.1.3 Penanganan hasil tangkapan

Umumnya hasil tangkapan daengan menggunakan alat tangkap Bagan merupakan


ikan-ikan kecil yang hidup di permukaan air atau pelagis . seperti ikan selar / ikan
tude , ikan laying / malalugis , ikan teri / ikan putih , sardine , kembung dll.
Ikan yang terkumpul tadi langsung dibunuh dengan menarik isi dari jaring dan
dikumpulkan pada sisi sebelah kanan Bagan lalu dimuat ke perahu dengan
menggunakan scoop net atau serok / sibu-sibu , setelah dimuat lalu dibawa menuju darat
untuk dilakukan penanganan / mengawetkan ikan dengan menggunakan es yang
perbamdingannya selanjutnya untu dipasarkan / dijual pada masyarakat sekitar . apabila
hasil melimpah dapat dijual desa-desa sekitar atau dapat juga dijaul dipasar yang
terdekat kurang lebih jaraknya 15 km dari kel.Batu Putih Atas ke Pasar Girian , kel
Girian Bawah
Namun biasanya juga hasil tangkapan di jual ke kapal penangkap ikan dengan
menggunakan alat tangkap pole and line sebagai umpan untuk ikan cakalang , tuna , dll
yang dijual per ember.

22
Jenis-jenis hasil tangkapan.
Jenis-jenis hasil tangkapan yang diperoleh oleh alat tangkap bagan yaitu:
Tabel . Jenis-jenis hasil tangkapan

No Indonesia Inggris Latin

1 Layang Scad Decapterus spp

2 Selar Travallies Selaroides spp

3 Sardine Fringescale Sardine sardinella fimbriat

4.2 Kegiatan Manejerial Dan Bisnis


4.2.1 Kegiatan Manejerial

Dalam mejalankan uasha penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap


Bagan dibutuhkan suatu system manajerial yang baik agar supaya usaha dapat berjalan
dangan baik dan tujuan yang diharapkan dapat terwujud
Biasanya Usaha penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap Bagan ini dalam
peng operasiannya hanya dua atau tiga orang , bahkan satu orang. Sedangkan
pemasaran hasil yang di jual didarat ditangani oleh buruh atau pun anggota keluarga
yang sudah berkerja sama untuk menengani hal ini , sedangkan penjualan di atas
bagan (di jual ke kapal pole and line) dilakukan oleh nelayan yang sementara berada di
bagan tersebut ( Dalam proses penangkapan ).
Oleh karena itu perlu menerapkan kegiatan manejarial agar supaya usaha dapat berjalan
sesuai rencana , manajemen yang ada pada usaha penangkapan ikan dengan alat
tangkap bagan ini dipimpin oleh seorang tonaas sampai pada buruh sebagai distributor
dan sampai pada konsumen atau masyarakat . ini dapat dilihat pada struktur organisasi
berikut ini

23
Sruktur organisasi usaha panangkapan ikan
Dangan menggunakan alat tangkap
Bagan

TONAAS

Bpk. Max Keleyan

PEMBANTU TONAAS
Bpk.James .Lohonauman

Gambar .6.
Sumber :nelayan, kel. Batu putih atas

1. Tonaas
Bertugas sebagai penanggung jawab kapal, serta hasil tangkapan meliputi:
a. Menentukan fishing ground.
b. Mengatur saat setting atau hauling
c. Mengatur pembagian hasil tangkapan.
d. Mengoperasikan mesin tempel.
e. Memperbaiki mesin tempel.
f. Mengetahui konsumsi bahan bakar.
2. Pembantu tonaas
Bertugas membantu tonaas dalam proses penangkapan maupun dalam
kegiatan permesinan.

24
4.2.2 Kegiatan Bisnis
Hasil tangkap yang diperoleh nalayan biasanya kalau hasil tangkapan banyak hasil
tangkapan tersebut dijual dibeberapa tempat misalnya
1. Di jual pada kapal ikan
2. Di jual pada pedagang pengumpul ( tibo – tibo )
3. Dijual pada tempat pelelangan ikan
Inilah sistim yang dilakukan oleh warga setempat, dan mereka mempunyai cara tersendiri
untuk membagi upah kerja dengan sisitim bagi hasil.Jadi biaya yang diperoleh dipotong
dengan biaya bahan bakar.
Berikut ini adalah rincian pendapat yang diperoleh dalam satu trip x 24 Jam :
Pendapatan :
 10 ember tude x 1 ember Rp 100.000 = Rp 1.000.000
 10 ember ikan putih x 1 ember Rp 100.000 = Rp 1.000.000
 10 ember Malalugis x 1 ember Rp 100.000 = Rp 1.000.000
` Sumber :nelayan, kel. Batu putih atas

Pengeluaran :
 Minyak Tanah 2 Ltr/24 jam x 1 Ltr Rp 4.000 = Rp 8.000
 Bensin 5 Ltr/24 jam x 1 Ltr Rp 5.000 = Rp 25.000
 Kaus Lampu 2 Pasang x 1 Pasang Rp 5.000 = Rp 10.000
 Bahan Makanan 1 Trip/24 jam = Rp 15.000
 Pembantu Tonaas = Rp 150.000
Jumlah = Rp 2.720.000
Sumber :nelayan, kel. Batu putih atas
Sehingga keuntungan diperoleh dengan menghitung pendapatan dikurangi pngeluaran dan
dieroleh sebesar Rp. 1.720.000.000

25
4.3 PENGABDIAN MASYATAKAT

Pada saat Praktek Kerja Lapangan Satu (P K L I) yang berlangsung pada tanggal
07 - 16 Desember 2009 kami melaksanakan kegiatan –kegiatan rutinitas kami sebagai
seorang Taruna Tingkat I (satu) Akademi Perikanan Bitung yaitu :
 Melaksanakan kebersihan dalam dan luar rumah neleyan yang kami tempati
selama praktek berlangsung dan juga membantu dalam mengurusi kegiatan dilam
rumah lainya seperti mencuci pakaian , membantu tugas ibu rumah tangga
 Membantu para nelayan pada saat pergi dan dating dari melaut. (mendorong
perahu )
 Membersihkan jalan raya bersama-sama dengan masyarakat setempat.
 Melaksanakan kegiatan ibadah pemuda. Bagi taruna yang beragama Kristen,
 Bagi taruna yang beragama muslim aktif dalam ibadah shalat

26
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Yang menjadi kesimpulan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan I (satu ) ini
adalah :
1. Kami para taruna dapat mengembangkan pola pikir , intelektual, dan
keterampilan kami secara komprehensif dalam kegiatan –kegiatan usaha
perikanan dan kegiatan kepelautan .
2. Kami mampu menginventarisasi sarana perikanan tangkap dilokasi praktek yang
berada diwilayah pesisir
3. Kami lebih mengenal dan mencintai lingkungan laut termaksud didalamnya
kehidupan sebagai seorang nelayan dan mampu beradaptasi dengan perushaan
perikanan serta masyarakat nalayan yang ada di lokasi praktek
4. Kami dapat mengetahui cara pengoperasian alat tangkap Bagan , faktor-faktor
dalam operasi dan mengetahui sejauh mana prospek/ peluang usaha penangkapan
ikan dengan menggunakan alat tangkap Bagan

5.2 SARAN
Yang menjadi saran dari penulisan laporan ini adalah :
1. Sebaiknya usaha Bagan Ini didalam pengoperasianya harus dioptimalkan
dengan memasang alat navigasi perikanan seperti fishfinder agar
pengoperasian dapat berjalan dengan baik dan hasil yang diperoleh akan
memuaskan. Tentuya alat bantu penangkapan ini perlu juga didukung dengan
fasilitas pembangkit listrik berupa genset.
2. Sebaiknya panitia PKL harus lebih memperhatikan keaadaan pembagian uang
makan karena keterlambatan yang terjadi dapat menimbulkan sedikit
percekcokan dan hal ini dapat berpengaruh pada generasi PKL selanjutnya

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Ir. H . Sudirman M.Pi , Prof. Dr. Ir. Achmar Mallawa. DAE . Teknik
Penangkapan Ikan . Rineka Cipta . 2004
2. Tim Penulis PS . Agri Bisnis Perikanan Edisi Revisi . penebar Swadaya .
Jakarta . 2007
3. Kantor keluarahan Batu Putih Atas .Data Penduduk tahun 2009
4. Subani . w . Alat Dan Cara Penangkapan Ikan Di Indonesia . Jakarta . jilid .
lembaga Penelitian Perikanan . 1972
5. Ayodhyoa .A.U . Teknik Penangkapan Ikan . bagian Teknik penangkapan ikan
Bogor : institute pertanian . 1976
6. PT . Daya Pioner – Internasional . Daftar Cara Mengatasi Kerusakan Pada
Motor Tempel . out board , Jakarta
7. Yamaha Marine. Buku Pedoman Pemilik . out board , Jakarta

28

You might also like