You are on page 1of 5

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 1280/Menkes/SK/X/2002
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT

BAB I
KETENTUAN UMUM

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. Perawat adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan pelayanan Keperawatan kepda masyarakat pada sarana kesehatan.

2. Perawat terampil adalah seseorang perawat yang ditetapkan berdasarkan


jenjang pendidikannya, mulai dari SPK / sederajat, SLTA, D-I, D-II, dan D-III
Keperawatan serta fungsinya yang sesuai dengan jenjang pangkat dan golongan
mulai dari yang terendah II/a sampai dengan tetinggi golongan III/d.

3. Perawat ahli adalah seseorang perawat yang ditetapkan bedasarkan jenjang


pendidikannya, dari S1 / D-IV Keperawatan, S2 Keperawatan dan S3
Keperawatan, serta fungsinya yang sesuai dengan jenjang pangkat dan golongan
mulai dari yang terendah III/a sampai dengan tetinggi golongan IV/c.

4. Pendidikan dan latihan fungsional di bidang kesehatan adalah Pendidikan /


latihan baik di dalam maupun di luar negeri, antara lain berupa penataran, kursus
dalam bidang kesehatan / keperawatan, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap
dan keterampilan, untuk kelancaran pelaksanaan tugas kesehatan / keperawatan,
diikuti secara terus menerus dan mendapat STTPL.

5. Pelayanan Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional yang


merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat Keperawatan yang mencakup bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat,
baik sakit maupun sehat yang meliputi peningkatan derajat kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan kesehatan dan alam
pelaksanaannya menggunakan pendekatan proses Keperawatan.

6. Asuhan Keperawatan
Suatu rangkaian kegiatan praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada
pasien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan
metodologi proses keperawatan, (pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan,
merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan dan evaluasi
keperawatan) dalam lingkup dan wewenang serta tanggung jawab keperawatan.

7. Pengkajian dasar adalah kegiatan pengumpulan data keperawatan, meliputi


bio-psiko-sosio-spiritual pada masalah sederhana.

8. Pengkajian lanjutan adalah kegiatan pengumpulan data keperawatan, meliputi


bio-psiko-sosio-spiritual pada masalah kompleks.
9. Konsultasi pengkajian adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan
konsultasi, bimbingan, pengarahan, dan menerima rujukan dari perawat untuk
melaksanakan pengkajian keperawatan dasar dan pengkajian lanjutan.

10. Analisa sederhana adalah kegiatan menganalisa data keperawatan dasar yang
telah dikumpulkan untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada masalah
sederhana.
11. Analisa kompleks adalah kegiatan menganalisa data keperawatan dasar yang
telah dikumpulkan untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada masalah
kompleks.

12. Konsultasi analisis data keperawatan adalah kegiatan untuk memberikan


konsultasi, bimbingan, pengarahan dan menerima rujukan dari perawatan untuk
menganalisa data keperawatan dasar dan pengkajian yang telah dilakukan.

13. Rencana tindakan keperawatan sederhana adalah kegiatan menyusun rencana


tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan / keperawatan yang
bersifat sederhana.

14. Rencana tindakan keperawatan kompleks adalah kegiatan menyusun rencana


tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan / keperawatan yang
bersifat kompleks.

15. Menerima konsultasi / rujukan penyusunan rencana tindakan keperawatan


kompleks adalah kegiatan untuk memberikan konsultasi, bimbingan, pengarahan
dan menerima rujukan dari perawatan untuk menyusun rencana tindakan
keperawatan terhadap masalah kompleks.

16. Tindakan keperawatan dasar Kategori I adalah Tindakan keperawatan dasar


yang memerlukan pengetahuan dasar yang dimiliki oleh semua jenjang jabatan
perawat, tanpa kesulitan dan tanpa mengandung resiko.

17. Tindakan keperawatan dasar Kategori II adalah Tindakan keperawatan dasar


yang memiliki kesulitan minimal dan memerlukan bimbingan tanpa mengandung
resiko tapi perlu pengalaman kerja.

18. Tindakan keperawatan dasar Kategori III adalah Tindakan keperawatan dasar
yang mempunyai kesulitan sedang dan memerlukan pengalaman tanpa
mengandung resiko.

19. Tindakan keperawatan dasar Kategori IV adalah Tindakan keperawatan dasar


yang mempunyai kesulitan sedang dapat menimbulkan gangguan fisik dan psikis.

20. Tindakan keperawatan kompleks Kategori I adalah Tindakan keperawatan


kompleks dengan kesulitan minimal, perlu bimbingan dapat menimbulkan
gangguan fisik dan psikis, perlu pengalaman kerja.

21. Tindakan keperawatan kompleks Kategori II adalah Tindakan keperawatan


kompleks dengan kesulitan sedang, dapat menimbulkan gangguan fisik dan
psikis, perlu pengalaman dan tambahan pengetahuan.

22. Tindakan keperawatan kompleks Kategori III adalah Tindakan keperawatan


kompleks dengan kesulitan besar, dapat mengancam keselamatan jiwa, perlu
tambahan pengetahuan khusus melalui pelatihan.
23. Tindakan keperawatan kompleks Kategori IV adalah Tindakan keperawatan
kompleks dengan kesulitan besar, perlu tambahan pengetahuan khusus melalui
pelatihan (sertifikat) dapat mengancam keselamatan jiwa (akibat henti
nafas/ganguan jantung).

24. Penyuluhan kesehatan masyarakat, adalah upaya pemberian informasi dan


pendidikan oleh perawat kepada kelompok-kelompok tertentu kepada
masyarakat, dengan cara membeikan ceramah dan demonstrasi dengan
mempegunakan alat-alat peraga yang berkaitan dengan materi penyuluhan.

25. Program penyuluhan kesehatan dengan metoda sederhana adalah menyusun


progam penyuluhan kesehatan tanpa alat peraga.

26. Menyusun program penyuluhan kesehatan dengan metoda kompleks adalah


menyusun progam penyuluhan kesehatan dengan alat peraga.

27. Penyuluhan dengan metoda sederhana adalah memberikan penyuluhan


kesehatan secara sistematis dengan menggunakan alat peraga yang telah ada.

28. Penyuluhan dengan metoda kompleks adalah memberikan penyuluhan


kesehatan secara sistematis dengan menggunakan alat peraga sesuai dengan
masalah telah ada.

29. Pelatihan kader adalah kegiatan melatih kader yang berasal dari masyarakat,
yang selanjutnya dapat membantu di dalam kegiatan-kegiatan peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan meliputi ceramah, diskusi, demonstasi,
memberikan pedoman tertulis dan lain-lain.

30. Menyusun rancangan pelatihan kader adalah kegiatan menyusun program


pelatihan kader meliputi tujuan, sasaran, materi pelatihan, jadwal dan biaya
pelatihan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

31. Konsultasi (konsulen) penyusunan program pelatihan adalah kegiatan


memberikan konsultasi, bimbingan, pengarahan dan menerima rujukan dari
perawat tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penyusunan program
pelatihan kader.

32. Membimbing kader dilapangan adalah kegiatan yang bersifat memberi


contoh dan petunjuk kepada kader kesehatan dalam upaya mengatasi masalah
kesehatan di masyarakat.

33. Pertolongan persalinan normal tanpa episiotomi adalah menolong persalinan


(Partus) normal tanpa melakukan episiotomi sesuai SOP.

34. Pertolongan persalinan normal dengan episiotomi adalah menolong


persalinan (Partus) normal dengan melakukan episiotomi sesuai SOP.

35. Persalinan dengan pertolongan khusus menolong persalinan dengan bantuan


alat sesuai SOP.

36. Konsultasi pertolongan persalinan adalah kegiatan memberikan konsultasi,


bimbingan, pengarahan dan menerima rujukan dari perawat tentang berbagai hal
yang berkaitan dengan pertolongan persalinan.
37. Tindakan Anestesi adalah melakukan tindakan medik yang dilakukan oleh
Perawat Anestesi dan atau Perawat bersertifikat an dilaksanakan berdasarkan
program operasi yang dibuat oleh operator sesuai dengan pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan paa operasi kecil, sedang, besar dan khusus.

38. Konsultasi pelaksanaan tugas anestesi adalah kegiatan membeikan,


konsultasi, bimbingan, pengarahan dan menerima rujukan dari perawat dalam
pelaksana / tindakan anestesi sesuai program operasi.

39. Melaksanakan tugas limpah adalah melaksanakan kegiatan / tindakan diluar


kewenangan perawat sesuai SOP.

40. Evaluasi keperawatan sederhana adalah kegiatan menilai pencapaian hasil


tindakan keperawatan, sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, pada masalah
keperawatan sederhana.

41. Evaluasi keperawatan kompleks adalah kegiatan menilai pencapaian hasil


tindakan keperawatan, sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, pada masalah
keperawatan kompleks.

42. Konsultasi evaluasi keperawatan secara sederhana adalah kegiatan


memberikan konsultasi, bimbingan, pengarahan dan menerima rujukan dari
perawat untuk pelaksanaan evaluasi keperawatan pada masalah keperawatan
sederhana.

43. Konsultasi evaluasi keperawatan secara kompleks adalah kegiatan


memberikan konsultasi, bimbingan, pengarahan dan menerima rujukan dai
perawat untuk pelaksanaan evaluasi keperawatan pada masalah keperawatan
kompleks.

44. Daerah terpencil adalah daerah yang sangat sukar dijangkau oleh transportasi
dan komunikasi termasuk daerah sangat terpencil dan rawan konflik yang
ditetapkan oleh pejabat berwenang.

45. Resiko pekerjaan adalah suatu ancaman terhadap keselamatan / kesehatan


pada peawat sebagai akibat bertugas di unit pelayanaan kesehatan tertentu.

46. Pengembangan teknologi tepat guna dibidang keperawatan adalah


mengembangkan suatu cara / metode pemberian pelayanan kepertawatan dengan
ketentuan :
• Mengutamakan pengunaan bahan-bahan yang ada dan mudah dijangkau serta
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dalam bidang keperawatan.
• Didukung oleh karya tulis ilmiah ( makalah) yang memenuhi persyaratan.
• Diuji, dinilai dan disyahkan serta dibuktikan dengan SK, Tim penilai khusus
(Tim Teknis) yang ditunjuk.
• Dibuat dan dikaji oleh perawat pada kedudukan golongan IV/a – IV/c.

47. Penunjang pelayanan keperawatan adalah kegiatan lain di luar keperawatan


yang dilakukan oleh perawat dalam upaya memperlanca pelaksanaan pelayanan.

48. Peran serta dalam delegasi ilmiah dalam bidang keperawatan atau kesehatan
adalah setiap kali ditunjuk oleh pejabat yang berwenang sebagi wakil untuk
mengikuti pertemuan ilmiah dalam rangka pengembangan atau saling tukar
informasi di bidang kesehatan / keperawatan yang diselenggarakan di dalam atau
di luar negeri.
49. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya adalah mendapat tambahan gelar
akademi / keahlian lain yang tidak ada kaitannya dengan bidang keperawatan
dalam rangka tugas belajar.

50. Pejabat yang berwenang adalah pejabat di lingkungan Departemen Kesehatan


yang diberi kuasa oleh Menteri Kesehatan untuk menetapkan angka kredit (PAK)
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 76 / MENKES / SK / I /
2002 tentang Pemberian Kuasa Penandatanganan Keputusan Mutasi
Kepegawaian Dalam Lingkungan Departemen Kesehatan.

BAB II

RUANG LINGKUP PETUNJUK TEKNIS


JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT

Ruang lingkup petunjuk teknis jabatan fungsional Perawat dan angka kreditnya
mencakup : Tugas pokok dan jenjang jabatan / pangkat, Mekanisme Penilaian,
Penetapan Angka Kredit, serta rincian kegiatan.

BAB III

TUGAS POKOK, KUALIFIKASI PENDIDIKAN


DAN JENJANG JABATAN / PANGKAT

Tugas pokok Perawat adalah memberikan pelayanan Keperawatan berupa asuhan


Keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan
kesehatan serta pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian
Keperawatan.

You might also like