You are on page 1of 14

LATAR BELAKANG PERPAJAKAN

DASAR-DASAR PEMUNGUTAN PAJAK OLEH NEGARA

HENNY JULIANI, SH, MH


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2010
LATAR BELAKANG PERPAJAKAN

1. Why (masalah dasar pembenaran pemungutan pa-


jak oleh negara)
2. How much (masalah beban pajak di antara pen-
duduk)
3. How to be done (asas-asas pelaksanaan pemungut-
an pajak oleh negara)
I. WHY ?

Masalah dasar pemungutan pajak oleh negara


Mengapa negara memungut pajak
A. Pajak untuk Kepentingan Pemungut

Didukung oleh teori bakti atau teori kewajiban pajak


mutlak, yang menurut beberapa ahli dinyatakan
sebagai berikut:
Menurut Otto Van Gierke
Menurut W. H. Van Den Berge
1. Menurut Otto Van Gierke

“Negara adalah organische staatsleer, yaitu negara


adalah organisasi paksaan, untuk memaksakan
kehendaknya kepada masyarakat”

Timbul dari teori negara sebagai perjanjian


masyarakat  T. Hobbes  J. J. Rousseau du
contract social, yaitu:
“negara terdiri dari individu-individu, di mana
individu itu menyerahkan sebagian haknya kepada
negara, sehingga negara memberikan hidup kepada
tiap-tiap individu”
2. Menurut W. H. Van Den Berge

Negara adalah groepsverband (organisasi dari


golongan), yaitu hak negara memungut pajak adalah
atas dasar ajaran hak mutlak negara untuk memajaki
penduduknya
Dasar hukum pajak terletak dalam hubungan
rakyat dengan negara yang memungut pajak darinya
Negara masih berbentuk monarchi absolut
Negara adalah saya (l’etat cest moi)
B. Pajak untuk Kepentingan yang Dipungut

Didukung oleh 2 teori:


 Teori badan umum
 Teori asuransi
1. Teori Badan Umum

Negara pada hakekatnya adalah sama dengan badan umum


(perkumpulan). Negara melayani kepentingan rakyat, untuk itu
rakyat harus memberi iuran berupa pajak
Iuran itu pada akhirnya digunakan untuk kepentingan
pembayar pajak atau rakyat

Negara badan umum

Kepentinganiuran

Rakyat anggota

Konsepsi negara masih bersifat “ negara sebagai penjaga


malam “
2. Teori Asuransi

Termasuk tugas negara adalah melindungi orang dengan


segala kepentingannya : keselamatan, keamanan jiwa, juga
harta bendanya seperti halnya setiap perjanjian asuransi
(pertanggungan), maka untuk perlindungan tersebut
diperlukan pembayaran premi, dalam hal ini pajak
dianggap sebagai preminya, yang pada waktu-waktu
tertentu harus dibayar oleh masing-masing

Pajak premi asuransi

Pembayar pajak pembayar premi


(wajib pajak) (tertanggung)
Kelemahan Teori Badan Umum dan Teori Asuransi

Dalam pajak yang tidak ada ganti rugi seperti premi


asuransi karena pengembalian pajak oleh negara
tidak secara langsung, tetapi berupa fasilitas umum
Dua teori ini melupakan unsur paksaan dalam pajak
yang berdasarkan UU, sedangkan premi dilakukan
secara sukarela
Dua teori ini juga menganggap bahwa pajak
disamakan dengan retribusi
C. Pajak untuk Kepentingan Masyarakat Umum

Teori yang mendukung adalah:


1. Teori gaya beli (teori masyarakat umum atau teori
pompa)
2. Teori deviden
1. Teori Gaya Beli

Menurut teori ini, pajak dipandang sebagai gejala


dalam masyarakat, dapat disamakan dengan pompa,
yaitu mengambil gaya beli dari rumah tangga-rumah
tangga dalam masyarakat untuk rumah tangga negara
dan kemudian menyalurkannya kembali ke
masyarakat dengan maksud memelihara hidup
masyarakat dan membawanya ke arah tertentu

Negara pajak kepentingan umum masyarakat


2. Teori Deviden

Teori ini berpendapat:


Kepentingan negara dan kepentingan masyarakat
dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan
Pajak itu pada hakekatnya adalah harta negara yang
sedang berada di tangan penduduk, sehingga pajak
merupakan deviden milik negara
Teori Deviden (lanjutan)

Teori ini menyebutkan bahwa negara adalah


pemegang saham. Arti saham adalah surat yang
menyebutkan bahwa pemegangnya mempunyai modal
dalam suatu perusahaan, sedangkan deviden adalah
bagian keuntungan dari saham yang dimiliki.

Bentuk saham yang dimiliki oleh negara adalah


dalam bentuk penyediaan fasilitas umum oleh negara
sehingga negara berhak atas bagian keuntungan dalam
bentuk pembayaran pajak oleh penduduk

You might also like