You are on page 1of 108

Bab I.

Gambaran Umum
Pengelolaan BMM
1.1. Pendahuluan

Perkembangan industri keuangan syariah secara informal telah dimulai


sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan
operasional perbankan syariah di Indonesia. Sebelum tahun tahun 1992
telah berdiri bebrapa badan usaha pembiayaan nonbank yang
menerapkan konsep bagi hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hal
tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-
institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai
dengan syariah.

Untuk menjawab kebutuhan masyarakat bagi terwujudnya sistem


perbankan yang sesuai syariah, pemerintah telah memasukkan
kemungkinan tersebut dalam undang-undang. Pada tahun 1998
dikeluarkan UU No 10 tahun 1998 sebagai amandemen dari UU No 7
tahun tahun 1992 tentang perbankan yang memberikan landasan
hukum yang lebih kuat bagi keberadaan sistem perbankan syariah.
Sehingga operasional lembaga keuangan syariah baik bank maupun non
bank dapat berkembang lebih pesat dalam mendukung roda
perekonomian masyarakat Indonesia.

Banyak hal yang dapat mendukung dikembangkannya lembaga


keuangan syariah di Indonesia. Adanya standar-standar moral dalam
pengoperasian lembaga keuangan syariah akan menjadi faktor penentu
suksesnya keberadaan lembaga keuangan tersebut. Standar moral
dalam sistem syariah yang prinsipnya didasarkan atas asas keadilan
dan kemanfaatan bagi seluruh umat akan mendorong terbinanya
hubungan antaralembaga keuangan dan nasabahnya yang didasarkan

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________1


atas nilai-nilai moral dan kode etik yang tinggi. Selain itu, diterapkannya
prinsip bagi hasil sebgai salah satu prinsip pokok dalam kegiatan
lembaga keuangan syariah juga akan menumbukan tanggung jawab
pada masing-masing pihak, baik lembaga keuangan maupun
debiturnya. Kondisi ini akan meninmbulkan prinsip kehati-hatian dan
akan memperkecil kemungkinan risiko kegagalan.

Koperasi Wirausaha Nasional Jawa Barat (KOWINA) Jawa Barat


merupakan koperasi yang berbasiskan organisasi kepemudaan GP.
Anshor, yang bernaung dalam wadah Nahdlatur Ulama. Tingginya
angka pengangguran pada kalangan usia produktif yang notabene
merupakan kelompok muda akan menimbulkan kondisi rawan. Kondisi
tersebut dikhawatirkan dapat menurunkan stabilitas negara dan
melunturkan semangat untuk maju bagi kalangan muda.

Sebagai salah satu ujung tombak pemberdayaan ekonomi dari GP Ansor


Jawa Barat serta membantu peningkatan motivasi kerja kaum muda
pada bidang ekonomi. Dengan bentuk memberikan dukungan
permodalan sekaligus pembinaan kemampuan ekonomi rakyat
kebanyakan KOWINA JABAR memiliki komitment untuk mengembangkan
lembaga keuangan mikro syariah dengan nama Baitul Maal wal
Muaawanah (BMM). Dengan program tersebut diharapkan terjadi
peningkatan dan pemerataan ekonomi sekaligus solidaritas sosial,
sehingga dapat terjadi pembangunan ekonomi yang seiring dengan
pembangunan masyarakat mutamaddin (masyarakat yang beradab).

1.2. Prinsip, Tujuan dan Sasaran

Baitul Maal wal Mu’aawanah (selanjutnya disebut BMM), merupakan


salah satu gugus kerja dari Koperasi Wirausaha Nasional (selanjut
disebut KOWINA) Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Divisi Permodalan.
Fungsi BMM adalah melakukan upaya pemberdayaan dan

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________2


penswadayaan masyarakat agar kuat dan sejahtera dengan
menggalang kemitraan melalui pendekatan kultur silaturahmi dan
persaudaraan sosial. Pendekatan ini diambil berdasarkan kondisi
anggota GP Anshor dan masyarakat Jawa Barat secara umum yang
sangat kental dengan kultur tersebut. Terlebih lagi bagi masyarakat
yang berada di lingkungan pesantren maupun di lingkungan non
pesantren yang berada di pedesaan.

1.2.1. Prinsip Pengelolaan BMM

Prinsip-prinsip yang digunakan pada pengelolaan BMM adalah :


A. Maqaashid al-syarii’ah :
1. Tahdziib al-fardi (pensucian diri/individu).
2. Iqaamah al-‘adaalah fi al-ijtima’ (penegakan keadilan di
masyarakat).
3. Iqaamah al-mashlahah (penegaka
kemaslahatan/kebaikan).

Ketiga maqaashid tersebut diperhatikan ketiga martabatnya :


1. Dharuuriyyah (primer).
2. Haajiyyah (sekunder).
3. Tahsiiniyyah (pelengkap/penyempurna).

B. Mabaadi Khaira Ummah.


1. Al-shidq ; kejujuran, kebenaran, kesungguhan dan keterbukaan
yang bersumber dari hati nurani.
2. Al-amaanah wa al-wafaa u bi al’ahdi ; dapat dipercaya, setia,
tepat janji serta mampu memecahkan masalah sosial yang dihadapi.
3. Al-‘adaalah ; bersikap dan bertindak adil dalam segala situasi.
4. Al-ta’aawun ; tolong menolong/bermitra dalam kebaikan.
5. Al-istiqaamah ; konsisten menjalankan garis/ketentuan yang
telah disepakati bersama.
6. Al-syuraa ; musyawarah dalam menyelesaikan persoalan sosial.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________3


7. Al-musawwa ; demokrasi dengan dasar egalitarianisme.

C. Aturan ekonomi syari’ah yang berintikan saling ridha.

1.2.2. Tujuan Pembentukan BMM

Program pembentukan dan pengembangan BMM bertujuan


meningkatkan kemampuan ekonomi rakyat dalam masyarakat
mutamaddin (masyarakat yang beradab) melalui :
1. Penyediaan dana permodalan usaha.
2. Pembinaan kemampuan usaha, baik dari sisi manajemen,
pemasaran, maupun teknologi produksi.
3. Penghimpunan dan pendistribusian dana sosial sebagai bagian
dari solidaritas sosial dan pemerataan ekonomi.
4. Penggalangan kemitraan sebagai bagian dari jaringan sosial dan
ekonomi.

1.2.3. Sasaran Pembentukan BMM

a. Sasaran Kerja BMM

Sasaran kerja BMM adalah :


1. Donatur ; mereka yang memberikan dana sosialnya untuk
dikelola oleh BMM, seperti zakat, infaq dan sedekah.
2. Mustahiq ; mereka yang berhak mendapatkan dana sosial.
3. Penabung ; mereka yang membuka tabungan di BMM, baik
tabungan biasa maupun tabungan berjangka.
4. Debitur ; mereka yang mendapatkan pembiayaan (pinjaman) dari
BMM dengan akad mudharabah, murabahah.
5. Mitra ; mereka yang menjalin kerja sama usaha dengan BMM
dengan akad musyarakah.

b. Sasaran Kerja BMM

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________4


Sasaran kegiatan dari BMM adalah :
1. Baitul Maal ; lembaga pengelola zakat, infaq, sedekah dan dana
sosial lainnya sebagai upaya pembinaan solidaritas sosial yang
merupakan bagian dari masyarakat mutamaddin (masyarakat yang
beradab).
2. Baitul Mu’aawanah ; lembaga pengelola keuangan mirip
perbankan, dalam arti simpan dan pinjam, dalam bentuk kemitraan
yang dilengkapi dengan pembinaan.

1.3. Strategi

BMM dikelola dengan strategi sebagai berikut :


1. Membina dan mengembangkan ekonomi rakyat seiring
dengan pembentukan masyarakat mutamaddin.
2. Pola pelayanan jemput bola.
3. Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat.
4. Meningkatkan persaudaraan dan solidaritas sosial.
5. Pembinaan dan pendampingan masyarakat, baik sebagai
donatur, penabung, debitur maupun mitra.
6. Penyediaan dana untuk modal usaha dan dana sosial.

1.4. Pendanaan
Dana pelaksanaan program secara menyeluruh diharapkan dapat
diperoleh dari berbagai pihak, dalam hal ini pinjaman jangka panjang,
lembaga donor, pemerintah, simpatisan/donatur maupun masyarakat.
Dana tersebut dipinjamkan oleh KOWINA JABAR kepada BMM yang harus
dikembalikan dalam jangka waktu tiga tahun.

1.5. Pelaksanaan
Pada dasarnya, BMM merupakan lembaga keuangan mikro syariah
yang akan diproyeksikan menjadi koperasi syariah atau BPRS yang
benar-benar murni dari-oleh-dan untuk masyarakat.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________5


Daur pengembangan BMM meliputi :
a. KSM dalam hal ini adalah lembaga keuangan mikro syariah,
b. Koperasi Simpan Pinjam Syariah yang kemudian akan dikembangkan
menjadi
c. Bank Perkreditan Rakyat Syariah.

BMM dibina dan diawasi oleh Koperasi Wirausaha Nasional Jawa Bara
yang dalam operasionalnya melibatkan unsur—unsur tenaga ahli di
bidang syariah, ekonomi, pemerintah, dan tokoh masyarakat.

1.6. Struktur Organisasi Program


Struktur umum organisasi pelaksana dari program pembentukan dan
pengembangan BMM adalah sebagai berikut :
Lembaga KOWINA
donor JAWA BARAT
(pemerintah/
swasta/lembag
a keuangan
DIVISI KONSULTAN
PERMODALAN

KOWINA DT II /
HIMPUNAN
PENGUSAHA / BMM
LEMBAGA
SOSIAL

MASYARAKAT /
NASABAH BMM

= garis kerja sama.


= garis struktural (instruktif, pembinaan dan
pengawasan)
= garis pengaduan.

1.6.1. Komponen Pembentukan BMM

Keseluruhan tanggung jawab program berada di KOWINA Jawa Barat.


Pelaksanaan dari tanggung jawab tersebut secara teknis dilaksanakan

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________6


oleh divisi permodalan yang membawahi, mengkoordinir, membina dan
mengawasi setiap BMM.

Dalam melaksanakan kerjanya, Divisi permodalan dapat bekerja sama


dengan berbagai konsultan sesuai dengan kebutuhan. Konsultan
tersebut dapat berupa lembaga maupun perorangan.
BMM bekerja sama dengan KOWINA DT II, Himpunan Pengusaha dan
Lembaga-lembaga sosial di wilayah pelayanannya.

Ketidakpuasan atau penyelewengan yang dilakukan oleh BMM dapat


diadukan oleh masyarakat nasabahnya kepada Divisi Permodalan.
Penyelewengan Divisi Permodalan dapat diadukan kepada Pengurus
KOWINA. Penyelewengan KOWINA dapat diadukan kepada Pengawas
dalam struktur KOWINA serta rapat anggota.

1.7. Baitul Maal Wal Muawanah


Baitul maal wal muaawanah merupakan lembaga keuangan mikro
syariah yang dikelola oleh masyarakat dan ditujukan bagi kemandirian
ekonomi masyarakat di suatu komunitas. Dilihat dari sisi yuridis,
berdasarkan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, BMM tidaklah
termasuk lembaga keuangan formal. Sebagai lembaga keuangan non
formal atau lebih dikenal lembaga keuangan mikro, maka BMM tidak
dapat menyalurkan dana secara luas kepada masyarakat. Terkecuali,
BMM telah mampu memenuhi persyaratan pendirian bank sebagaimana
tertera pada undang-undang tersebut diatas.

Untuk dapat mengembangkan diri dan melakukan aktivitas secara legal,


maka BMM pada awal pendiriannya disarakan untuk membentuk dirinya
menjadi Kelompok Swadaya Masyarakat yang berada di bawah naungan
KOWINA JAWA BARAT.

1.7.1. Organisasi BMM

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________7


Struktur Organisasi BMM berdasarkan bentuk badan hukum dibagi
menjadi tiga :
1. KSM dengan batasan sebagai berikut :
Jumlah akumulasi modal : Rp 5 juta s.d Rp 50 juta
Jumlah nasabah dan kreditur : kurang dari 100 orang

2. Koperasi, dengan batasan sebagai berikut :


Jumlah akumulasi modal : lebih dari Rp 50 juta
Jumlah nasabah dan kreditur : lebih dari 100 orang
3. Bank Perkreditan Rakyat Syariah, dengan batasan sebagai berikut :
Jumlah akumulasi modal : lebih dari Rp 1 miliar
Jumlah nasabah dan kreditur : lebih dari 250 orang

A. KSM

a. Susunan Pengelola BMM


1. Manajer
2 2. Bendahara/kasir
3. Pendamping/penagih
b. Kriteria Pengelola BMM

1. Warga Nahdliyin
2. Pendidikan minimal SMA untuk staf dan minimal D3 untuk
manajer. Bagi staf keuangan diutamakan lulusan SMEA
jurusan akuntansi atau setingkat SMU dan menguasai
akuntansi.
3. Mampu mengoperasikan komputer
4. Bertanggung jawab, jujur dan memiliki integritas tinggi
terhadap pekerjaannya (amanah).
5. Bagi manajer diutamakan yang memiliki kemampuan
memimpin dan mendapatkan dukungan tokoh masyarakat,
serta memiliki relasi yang kuat.
6. Pernah/sedang aktif dalam organisasi.
7. Mengetahui teori kewirausahaan dan pendampingan,

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________8


8. Lulus Psikotest
9. Telah mengikuti Pelatihan yang diadakan oleh KOWINA.
10. Antar pengelola, tidak memiliki ikatan perkawinan atau
hubungan darah.

c. Struktur Organisasi BMM Tahap Awal

Rapat Anggota

MANAGER Penasehat/
umum Staf ahli ekonomi
dan syariah

Kasir/ administrasi Pendamping/


penagih

= garis instruktif dan deregulatif


= garis koordinatif

d . Deskripsi Kerja BMM

o Penasehat
• Memberikan masukan dan usulan dalam kegiatan BMM
• Memberikan rekomendasi dan penilaian calon anggota

o Pengelola
a. Manager Umum
Dalam fungsinya merangkap sebagai fungsi pengerahan
dana
• Memimpin seluruh operasional sehari-hari.
• Memimpin pelaksanaan teknis program kerja.
• Mengangkat dan memberhentikan karyawan atas usul manager.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________9


• Mengajukan usulan kepada pengurus untuk kebijakan strategis
yang diperlukan untuk pelaksanaan teknis.
• Bertanggung jawab kepada Divisi Permodalan
b. Bendahara/kasir
(Dalam fungsinya merangkap sebagai penanggung jawab
pembiayaan)
• Menyusun anggaran bulanan BMM
• Membuat laporan keuangan BMM
• Menerima pemasukan tabungan.
• Menerima pemasukan zakat/infaq dan shadaqah.
• Melayani pengambilan tabungan.
• Melakukan pembagian dan penyaluran dana haq mustahiq.
• Bertanggungjawab kepada manager umum
c. Pendamping/penagih
(Dalam fungsinya merangkap sebagai penanggung jawab
pembukuan)
• Melakukan penagihan pada cicilan yang tidak lancar
• Menguji kelayakan ajuan kredit
• Merekomendasikan kelayakan ajuan kredit kepada manager
• Melakukan pendampingan usaha para debitur
• Mendata para donatur, mustahiq, muzzaki, debitur dan kredit,
serta potensi usaha di daerah tersebut,
• Membuat laporan pendampingan dan kondisi usaha pada
kreditur.
• Bertanggung jawab pada manajer umum.
3
o Organisasi BMM tahap Lanjut
(Koperasi/BPRS)

 Penasehat
Terdiri dari tokoh masyarakat yang dituakan dan mempunyai
keahlian dalam bidang syariah serta ekonomi.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________10


Pengelola
Susunan Pengelola BMM terdiri dari :
1. Manager Umum dengan dua staf
a. Sekretaris
b. Auditor internal
2. Manager I bidang Baitul Maal dengan dua staf dan karyawan
a. Kabag I bidang Donatur.
b. Kabag II bidang Mustahiq.
c. Karyawan
3. Manager II bidang Baitut Mu’aawanah dengan dua staf dan
karyawan:
a. Kabag I bidang Penabung.
b. Kabag II bidang Pembiayaan / perkreditan.
c. Karyawan
4. Manager III bidang Pembinaan dan Kemitraan Usaha
dengan dua staf dan karyawan :
a. Kabag I bidang Pembinaan
b. Kabag II bidang Kemitraan Usaha.
c. Karyawan.
5. Manager IV bidang Administrasi Keuangan dengan dua staf dan
karyawan:
a. Kabag I bidang Keuangan Baitul Maal.
b. Kabag II bidang Keuangan Baitul Mu’aawanah.
c. Karyawan

o Struktur Organisasi BMM Tahap Lanjut

MANAGER Penasehat /
umum Staf ahli syariah
dan ekonomi

SEKRETARIS AUDITOR
INTERNAL

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________11


MANAGER I MANAGER II MANAGER III MANAGER IV

KA KA KA KA KA KA KA KA
BAG BAG BAG BAG BAG BAG BAG BAG
I II I I I II
II II

KARY KAR KAR KAR KAR KAR KAR KAR


A YA YA YA YA YA YA YA
WAN WAN WAN WAN WAN WAN WAN WAN

= garis instruktif dan deregulatif


= garis koordinatif

b. Deskripsi Kerja

PENASEHAT

• Memberikan masukan dan usulan dalam kegiatan BMM


• Memberikan rekomendasi dan penilaian calon anggota

Pengelola BMM

1. Manager Umum
• Memimpin seluruh operasional sehari-hari.
• Memimpin pelaksanaan teknis program kerja.
• Mengangkat dan memberhentikan karyawan atas usul manager.
• Mengajukan usulan kepada pengurus untuk kebijakan strategis
yang diperlukan untuk pelaksanaan teknis.
• Bertanggung jawab kepada DPPEK

a. Sekretaris
• Membantu manager umum dalam administrasi, arsip, surat
dan penjadwalan kegiatan manager.
• Bertanggung jawab kepada manager umum
b. Auditor internal
• Memeriksa semua laporan keuangan.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________12


• Bertanggung jawab kepada manager umum.

2. Manager Baitul Maal


• Memimpin pelaksanaan operasional baitul maal sehari-hari.
• Mengusulkan pengangkatan kabag dan karyawan baitul maal
kepada manager umum.
• Menyusun program baitul maal untuk diajukan kepada manager
umum.
• Menggalang kemitraan dengan lembaga sosial.
• Menggalang kemitraan dengan lembaga yang berkaitan dengan
kesejahteraan masyarakat.
• Bertanggungjawab kepada manager umum

a. Kabag Donatur
• Mendata para donatur.
• Melakukan pendekatan terhadap para donatur.
• Membantu perhitungan zakat para muzakki.
• Mengusulkan pengangkatan karyawan kepada manager
baitul maal.
• Bertanggungjawab kepada manager baitul maal.
• Kabag Mustahiq
• Mendata para mustahiq.
• Melakukan pembagian dan penyaluran dana haq
mustahiq.
• Menyusun skala prioritas dan kebutuhan mustahiq.
• Membina para mustahiq.
• Mengusulkan pengangkatan karyawan kepada manager
baitul maal.
• Bertanggung jawab kepada manager baitul maal
c. Karyawan
Melaksanakan tugas sesuai bidangnya di bawah kabagnya
masing-masing.

3. Manager Baitul Mu’awanah


• Memimpin pelaksanaan operasional baitul mu’aawanah
sehari-hari.
• Mengusulkan pengangkatan kabag dan karyawan baitul
mu’aawanah kepada manager umum.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________13


• Menyusun program baitul mu’aawanah untuk diajukan
kepada manager umum.
• Bertanggungjawab kepada manager umum

1. Kabag Penabung dan Deposan


• Mengupayakan peningkatan jumlah penabung.
• Menerima pemasukan tabungan.
• Melayani pengambilan tabungan.
• Mengusulkan pengangkatan karyawan kepada manager
baitul mu’aawanah.
• Bertanggung jawab kepada manager baitul mu’aawanah.

Kabag Pembiayaan / perkreditan

• Menarik para debitur.


• Menguji kelayakan ajuan kredit.
• Merekomendasikan kelayakan ajuan kredit kepada
manager umum melalui manager baitul mu’aawanah.
• Mengusulkan pengangkatan karyawan kepada manager
baitul mu’aawanah.
• Bertanggung jawab kepada manager umum

Karyawan
Melaksanakan tugas sesuai bidangnya di bawah kabagnya
masing-masing.

4. Manager Pembinaan dan Kemitraan Usaha.

• Memimpin pelaksanaan operasional bidang penelitian


dan pengembangan.
• Menyusun program pengembangan BMM.
• Mengusulkanpengangkatan kabag dan karyawan
kepada manager umum
• Bertanggungjawab kepada manager umum

Kabag Pembinaan

• Melakukan pendampingan usaha para debitur..

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________14


• Menyusun dan melaksanakan program pembinaan
karyawan sesuai ajuan dari para manager.
• Menyusun dan melaksanakan program pembinaan
usaha para debitur sesuai dengan kebutuhannya.
• Mengusulkan pengangkatan karyawan kepada
manager pembinaan dan kemitraan.
• Bertanggung jawab kepada manager pembinaan dan
kemitraan.

Kabag kemitraan Usaha

• Menggalang kemitraan usaha dengan berbagai pihak.


• Melakukan tugas BMM sebagai mitra usaha.
• Melakukan kajian terhadap kelayakan kemitraan usaha.
• Bertanggung jawab kepada manager pembinaan dan
kemitraan usaha.

Karyawan
Melaksanakan tugas sesuai bidangnya di bawah kabagnya
masing-masing.

5. Manager Administrasi Keuangan


• Memimpin pelaksanaan pencatatan dan pelaporan
seluruh administrasi keuangan.
• Mengusulkan pengangkatan kabag dan karyawan
administrasi keuangan kepada manager umum.
• Bertanggung jawab kepada manager umum.

Kabag Administrasi Keuangan Baitul Maal

• Menyusun catatan dan laporan keuangan baitul maal


sesuai dengan data dari baitul maal.
• Mengusulkan pengangkatan karyawan kepada manager
administrasi keuangan.
• Bertanggung jawab kepada manager administrasi
keuangan.

Kabag Administrasi Keuangan Baitul Mu’aawanah

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________15


• Menyusun catatan dan laporan keuangan baitul mu’aawanah
sesuai dengan data dari baitul mu’aawanah.
• Mengusulkan pengangkatan karyawan kepada manager
administrasi keuangan.
• Bertanggung jawab kepada manager administrasi keuangan.

Karyawan

Melaksanakan tugas sesuai bidangnya di bawah kabagnya


masing- masing.

1.8. Keanggotaan BMM

Sebagaimana diutarakan diatas, bahwa baitul maal wal muaawanah


merupakan lembaga keuangan yang berbasis pada masyarakat.
Merujuk pada undang-undang perbankan Nomor 10 tahun 1998, BMM
dengan besar modal dan area penanganannya tidak tergolong pada
Bank. Untuk itu, luas wilayah, jumlah nasabah dan dana yang
disalurkanpun terbatas. Maka, untuk menjaga likuiditas BMM, perlu
disusun aturan keanggotaan pada BMM.

Baitul maal muaawanah sebagai binaan Koperasi Wirausaha Nasional


Jawa Barat, merupakan kepanjangan tangan dari GP Anshor. Dimana GP
Anshor sebagai badan otonom dari Nahdlatul Ulama, maka dalam
pelayanan program BMM, akan diutamakan bagi warga nahdliyin.

Adapun dalam rangka menarik anggota secara umum akan


bekerjasama dengan majlis taklim, DKM maupun pesantren yang
dipimpin oleh warga nahdliyin. Walau tidak menutup kemungkinan
untuk memberikan peluang bagi warga masyarakat lain bergabung
menjadi anggota BMM.

Secara umum, persyaratan keanggotaan BMM adalah sebagai berikut :


1. Warga masyarakat (diutamakan warga nahdliyin),

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________16


2. telah tinggal di tempat tersebut minimal 6 bulan, dan akan tinggal
dalam jangka waktu minimal 2 tahun.
3. bergabung dalam kelompok pengajian,

Bab II.
PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN
BAITUL MAAL WAL MUAWANAH
Untuk mempermudah pelaksanaan pengelolaan Baitul Maal wal
Muaawanah di daerah, Koperasi Wirausaha Nasional Jawa Barat, telah
merancang sejumlah petunjuk kerja. Petunjuk-petunjuk ini sengaja
disusun dalam bagian-bagian saling terpisah, agar pelaksana dapat
memilih petunjuk mana yang diperlukan pada tahap-tahap tertentu
pelaksanaan tugasnya.Beberapa petunjuk dilengkapi dengan lampiran
yang memberikan penjelasan lebih jauh dan sejumlah format formulir
yang siap digunakan oleh para pelaksana.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________17


Petunjuk-petunjuk kerja yang dimaksud, dibagi dalam 5 kelompok,
yaitu :
1. Petunjuk-petunjuk pendirian BMM, meliputi pengajuan pendirian
BMM, proses rekuitment pengelola, tatacara pendirian BMM, proses
peresmian BMM, serta sosialisasi pada masyarakat.
2. Petunjuk-petunjuk pengajuan dana stimulan kepada kowina Jabar.
3. Petunjuk-petunjuk pengelolaan BMM, meliputi pengelolaan baitul
maal, pengelolaan baitul muawanah, tatacara pengajuan pembiayaan,
tatacara pencairan dana,tatacara penagihan dan penanganan kredit
macet.
4. Petunjuk-petunjuk pendampingan dan monitoring pada anggota,
meliputi petunjuk pendampingan anggota, petunjuk pelaporan
penggunaan dana , petunjuk monitoring kegiatan usaha anggota, dan
petunjuk monitoring bmm oleh kowina.
5. Petunjuk-petunjuk pelaporan dan evaluasi program pembiayaan,
meliputi , petunjuk pelaporan bmm, dan petunjuk pelaporan
penanggung jawab bmm kepada kowina.

A. PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIRIAN


Baitul Maal wal Muaawanah

I. Pengertian

Pendirian BMM merupakan tahapan awal yang sangat penting dalam


pengelolaan BMM. Sistem pengelolaan BMM yang berbeda dengan
sistem lem baga keuangan lain, memerlukan dasar yang kuat, mulai
dari proses pengajuan pendirian BMM.

II. Tujuan

Tujuan pendirian BMM adalah sebagai berikut :

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________18


1. Memberi bantuan pendanaan pada masyarakat sekitar BMM.l
2. Meningkatkan aktivitas ekonomi.

III. Penanggung Jawab

Penanggung jawab kegiatan ini adalah Ketua Kowina Jabar, melalui


divisi permodalan Kowina Jabar

IV. Tahapan Kerja

Pengajuan pendirian BMM dapat dilakukan dengan dua cara,


1. Dilakukan atas pengajuan dari masyarakat,
2. Usulan diajukan oleh Divisi Permodalan Kowina Jabar.
Tahapan kerja secara rinci, dapat dilihat pada tabel A.

V. Keluaran

Keputusan untuk mendirikan sebuah BMM pada wilayah atau komunitas


tertentu sebagai lokasi sasaran akan dinyatakan dalam berita acara
(format A-2).
VI. Ketentuan Umum

Syarat BMM yang akan diresmikan :


1. Mendapatkan persetujuan dari KOWINA JABAR,
2. Memiliki ruangan kantor ukuran 4 x 4 m yang dilengkapi line telpon,
3. Memiliki 1 unit komputer,
4. Memiki peralatan kantor seperti meja dan kursi,
5. Dilengkapi format-format dan kelengkapan pendukung lainnya.
6. Memiliki Papan Nama.
7. Telah melakukan proses sosialisasi.

Syarat Pengelola BMM :


1. Warga Nahdliyin
2. Pendidikan minimal SMA untuk staf dan minimal D3 untuk
manajer. Bagi staf keuangan diutamakan lulusan SMEA jurusan
akuntansi atau setingkat SMU dan menguasai akuntansi. Bagi

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________19


Manajer diprioritaskan yang pernah bekerja di Bank atau lembaga
keuangan sejenis, minimal 1 tahun.
3. Mampu mengoperasikan komputer
4. Bertanggung jawab, jujur dan memiliki integritas tinggi
terhadap pekerjaannya (amanah).
5. Bagi manajer diutamakan yang memiliki kemampuan
memimpin dan mendapatkan dukungan tokoh masyarakat, serta
memiliki relasi yang kuat.
6. Pernah/sedang aktif dalam organisasi.
7. Mengetaui teori kewirausahaan dan pendampingan,
8. Lulus Psikotest
9. Telah mengikuti Pelatihan yang diadakan oleh KOWINA.
10. Bersedia mengikuti magang di lembaga keuangan mikro
bagi yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan maupun
pekerjaan di bidang perbankan.
11. Antar pengelola, tidak memiliki ikatan perkawinan atau
hubungan darah.
12. Menyerahkan persyaratan administrasi meliputi :
Biodata
Pas foto ukuran 3 x 4
Fotokopi KTP

VII. Alur Pendirian BMM

BMM

Mengajukan
Usulan Kepada Divisi Permodalan

Div Permodalan
Melakukan Survey

Usulan Tidak
dianalisis Layak

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________20


Layak

BMM Dibentuk
VIII. Langkah Kerja

Tabel A-1. Langkah-langkah Pendirian BMM Berdasarkan Pengajuan dari


Masyarakat

No Langkah Kegiatan Penanggung Tempat Waktu


Jawab
1 Kelompok masyarakat Kantor
mengajukan pendirian Kowina
BMM secara tertulis
pada KOWINA JABAR
2. Kowina melakukan Divisi Lokasi BMM Maksimal 2
kunjungan pada lokasi Permodalan minggu
yang diajukan setelah surat
diterima.
3. Kowina melakukan Divisi Kantor Setelah
evaluasi kelayakan Permodalan kowina langkah 2,
lokasi, berdasarkan dan pengurus maksimal 1
aktivitas ekonomi, kowina minggu
peta organisasi (basis setelah
massa atau bukan), kunjungan.
keberadaan rentenir,
persentase dukungan
masyarakat.

4 Kowina memutuskan Pengurus Lokasi BNM Maksimal 1


hasil verivikasi Kowina minggu
setelah
tahap 3.

Tabel A-2. Langkah-langkah Pendirian BMM Berdasarkan Usulan Divisi


Permodalan

No Langkah Kegiatan Penanggun Tempat Waktu


g Jawab
1 Kowina melakukan Divisi Lokasi
kunjungan pada lokasi Permodalan BMM

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________21


yang dinilai cocok.
2. Kowina melakukan evaluasi Divisi Kantor Setelah
kelayakan lokasi, Permodalan kowina langkah 1,
berdasarkan aktivitas dan maksimal 1
ekonomi, peta organisasi pengurus minggu
(basis massa atau bukan), kowina setelah
keberadaan rentenir, kunjungan.
persentase dukungan
masyarakat.
3 Kowina memberikan Divisi Lokasi Maksinal 1
informasi kepada permodalan BMM minggu
masyarakat mengenai setelah
kemungkinan tahap 2.
didirikannya BMM di
daerah tersebut.
4 Kowina memutuskan hasil Pengurus Lokasi Maksimal 1
verivikasi Kowina BNM minggu
setelah
tahap 3.

Tabel A-3. Langkah-langkah Rekruitment Calon Pengelola BMM

No Langkah Kegiatan Penanggun Tempat Waktu


g Jawab
1 Tokoh masyarakat/pengaju Divisi Lokasi
BMM, mengusulkan nama- Permodalan BMM
nama calon pengelola BMM
kepada Kowina Jabar,min 3
orang, max 9 orang.
3. Kowina Jabar melakukan Divisi Kantor Maksimal 2
psikotes kepada para Permodalan kowina minggu
calon pengelola BMM, Setelah
langkah 1,.
3 Kowina Jabar melakukan Divisi Kantor Maksinal 1
pelatihan kepada para permodalan kowina minggu
calon pengelola BMM setelah
yang lulus psikotes tahap 2.
4. Calon pengelola yang Divisi Tempaat Maks 1
telah mengikuti pelatihan, Permodalan magang minggu
diikutkan pada magang di setelah
BMT atau BMM atau tahap 3,
lembaga keuangan selama 1
lainnya. bulan.
5 Calon pengelola BMM Pengurus Kantor Maksimal 1
yang telah mengikuti Kowina Kowina minggu
pelatihan dan magang setelah
mendapatkan tahap 4.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________22


pengesahan untuk
mengelola BMM di
daerahnya.
Tabel A-4. Langkah-langkah Pendirian BMM

No Langkah Kegiatan Penanggun Tempat Waktu


g Jawab
1 Penanggung jawab BMM Divisi Lokasi
yang telah mendapat sk, Permodalan BMM
membuat berita acara
pembentukan pengurus,
dengan dilampiri
persyaratan : fotocopy KTP,
pas foto 3x4 2 buah, dan
bio data.
3. Penanggung jawab BMM Divisi Kantor Maksimal 2
mengajukan proposal Permodalan kowina minggu
business plan Setelah
langkah 1,.
3 Pengelola BMM Divisi Kantor Maksinal 1
menyediakan sarana dan permodalan kowina minggu
prasarana yang dibutuhkan setelah
oleh BMM, meliputi tahap 2.

4 Kowina mengesahkan Pengurus Kantor Maksimal 1


berita acara pendirian Kowina Kowina minggu
BMM setelah
tahap 3.
5. Kowina memberikan
fasilitas dana stimulan
berserta format-format
penyelenggaraan BMM
pada BMM yang telah
disahkan

Tabel A-5. Langkah-langkah Peresmian BMM

No Langkah Kegiatan Penanggun Tempa Waktu


g Jawab t
1. BMM yang telah disahkan Manajer BMM BMM Max minggu
oleh Kowina Jabar, setelah
melakukan sosialisasi pengesahan.
kepada masyarakat.
2. Bersamaan dengan Manajer BMM BMM Bersamaan
sosialisasi, BMM juga dengan tahap
melakukan pendataan dan 1.
penarikan nasabah, serta
pembenahan kantor.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________23


3. Setelah nasabah berjumlah Manajer BMM BMM Max 1 minggu
30 orang, ,BMM setelah tahap
menyiapkan peresmian 1.
dengan mengajukan
tanggal peresmian pada
Kowina jabar.
4. Kowina Jabar memberikan Ketua Kantor Maksimal 1
jawaban mengenai waktu Kowina kowina minggu
peresmian BMM. Setelah
langkah 1,.
5 BMM mempersiapkan Manajer BMM Kantor Maksinal 1
acara peresmian. BMM minggu
setelah tahap
2.
6 Kowina beserta tokoh Manajer BMM Kantor Maksimal 1
masyarakat setempat BMM minggu
melakukan peresmian setelah tahap
pendirian BMM. 3.

Tabel A-6. Langkah-langkah Sosialisasi BMM

No Langkah Kegiatan Penanggun Tempat Waktu


g Jawab
1 Penanggung jawab BMM Divisi Lokasi Setelah
menyiapkan sosialisasi. Permodalan BMM mendapat SK
dari Kowina
Jabar. Dan
berkelanjuta
n setiap
bulan.
3. Penanggung jawab BMM Divisi Kantor Maksimal 2
mengajukan membuat Permodalan kowina minggu
jadwal sosialisasi . Setelah
langkah 1,.
3 Penanggung jawab BMM Divisi Kantor Maksinal 1
melakukan sosialisasi permodalan kowina minggu
kepdaa masyakat, melalui setelah
media pengajian, tahap 2.
pertemuan atau brosu

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________24


B. PETUNJUK PENGAJUAN DANA
STIMULAN KEPADA KOWINA JABAR
I. Pengertian

Pecarian dana merupakan tahapan yang sangat penting dalam


pengelolaan BMM. Sebagai sebuah lembaga keuangan, BMM tidak
akan terlepas dari kebutuhan akan dana untuk mempertahankan
aktivitasnya. Jenis pendanaan yang akan dikembangkan sangat
beragam, bergantung pada tujuan yang ingin dicapai.

II. Tujuan

Tujuan pencarian dana bagi BMM adalah sebagai berikut :


1. Mempertahankan likuiditas, dan profitabilitas lembaga.
2. Menjaga kepercayaan masyarakat terhadap BMM.

III. Penanggung Jawab

Penanggung jawab kegiatan ini adalah Ketua Kowina Jabar, pada


level propinsi, dan manager BMM pada level kecamatan/ kelurahan.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________25


IV. Tahapan Kerja

Pencarian dana secara rinci dibagi dalam beberapa kegiatan, yaitu :


Tahapan kerja secara rinci, dapat dilihat pada tabel B.

V. Keluaran

Kontrak untuk pemberian bantuan dari KOWINA JABAR.

VI. Ketentuan Umum

Syarat Pengajuan Dana stimulan BMM kepada Kowina Jabar :


1. Menyampaikan business plan
2. Melampirkan berkas-berkas pendukung, meliputi :
. Peta lokasi
. Peta desa/ kelurahan
Kondisi usaha di daerah.
. Analisa pesaing.
. Jumlah calon nasabah potensial
Jumlah calon investor potensial.

VII. Alur Pencairan Dana Stimulan kepada BMM

BMM Yang
Sudah Dibentuk

Mengajukan Proposal dan


Rencana anggaran
Kepada Divisi Permodalan

Div Permodalan
Melakukan penilaian
Proposal dan Usulan Anggaran

Usulan Tidak
dianalisis Layak

Layak

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________26


Daftar BMM Yang Siap Dibiayai
Diserahkan pada Bendahara

Bendahara mencairkan dana stimulan


Kepada BMM, ,dan menyerahkan
Copy kwitansi kepada Divisi Permodalan
Untuk dimasukkan dalam database

VIII. Langkah Kerja

Tabel A-1. Petunjuk Pengajuan Dana Stimulan kepada Divisi Permodalan

No Langkah Kegiatan Penanggung Tempat Waktu


Jawab
1 BMM yang telah BMM Kantor
disetujui dan Kowina
mengikuti pelatihan,
menyerahkan proposal
kepada Divisi
Permodalan.
2. Divisi Permodalan Divisi Kantor Maksimal 1
memeriksa proposal Permodalan Kowina minggu
BMM dan melakukan setelah
penilaian pengajuan proposal
dana. diterima.
3. Divisi Permodalan Divisi Kantor Setelah
memberikan jawaban Permodalan kowina langkah 2,
kepada BMM maksimal 1
mengenai hasil minggu .
penilaian proposal.
4 Proposal yang Divisi Kantor Maksimal 1
memenuhi syarat akan Permodalan Kowina minggu
mendapatkan setelah
pencairan dana tahap 3.
5 Proposal yang belum Divisi Kantor

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________27


memenuhi syarat, Permodalan Kowina
dikembalikan kepada
BMM untuk direvisi.
6. Proposal yang telah Divisi Kantor Maksimal 1
direvisi, diserahkan Permodalan Kowina minggu
kembali kepada Divisi setelah
Permodalan tahap 4.

C. PETUNJUK PELAKSANAAN
PENGELOLAAN Baitul Maal wal
Muaawanah

I. Pengertian

Pengelolaan BMM merupakan salah satu tahapan penting setelah


pendirian BMM. Pada tahap ini, BMM akan mengalami fase
mempertahankan kepercayaan baik dari lembaga maupun dari
masyarakat. Pengelolaan secara benar akan memberikan hasil yang
optimal, sedangkan jika terjadi penyimpangan, akan menimbulkan
dampak yang cukup berat.

II. Tujuan

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________28


Tujuan pengelolaan BMM adalah sebagai berikut :
1. Menjaring dana zis dari masyarakat untuk dimanfaatkan bagi
kepentingan umat, terutama di komunitas setempat .
2. Menggali dana masyarakat untuk dimanfaatkan bagi kepentingan
masyarakat, melalui baitul muaawanah.

III. Penanggung Jawab

Penanggung jawab kegiatan ini adalah Manajer BMM pada komunitas


setempat.

IV. Tahapan Kerja

Pengelolaan BMM secara rinci dibagi dalam beberapa kegiatan, yaitu


:
1. Kegiatan dalam pengelolaan Baitul Maal, pembuatan program kerja
dan melakukan melalui pendataan mustahiq dan muzakki, di wilayah
setempat, pengumpulan dana dari masyarakat, menjalin kemitraan
dengan lembaga social setempat dan penyaluran dana BMM kepada
mustahiq.
2. Pengelolaan Baitul Muaawanah, meliputi pengumpulan dana
masyarakat melalui tabungan, pemberian pembiayaan bagi
masyarakat yang mengajukan pembiayaan.
Tahapan kerja secara rinci, dapat dilihat pada tabel C.

V. Keluaran

5.1. Baitul Maal

1. Akad pemberian dana zakat/infaq/shadaqah dan kwitansi dari muzakki.


2. Akad penerimaan dana ZIS dan kwitansi oleh mustahiq
5.2. Baitul Muaawanah

1. Akad tabungan, akad kredit, kwitansi, slip pembayaran

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________29


VI. Ketentuan Umum

Petunjuk Umum Pengelolaan BMM

Setiap kantor kas BMM disarankan memiliki unit usaha produktif .


2. Kantor kas buka setiap hari, mulai pukul 08.00 s.d 14.00, atau
disesuaikan dengan kondisi masyarakat. (Misalnya : 2 kali
seminggu pada jam-jam tertentu
3. Operasional dilakukan dengan cara jemput bola dan tidak diam di
tempat.
Pengelolaan BMM harus mengacu pada aturan yang telah disusun.
Format-format yang digunakan sesuai dengan contoh yang diberikan.
Petugas harus menggunakan tanda pengenal dan pakaian seragam.

Petunjuk Umum Pengelolaan Baitul Maal

Baitul Maal adalah bagian dari BMM yang berfungsi mengelola dana-
dana sosial, seperti zakat, infaq, sedekah.. Dana sosial yang dikelola
oleh Baitul Maal didistribusikan dengan sesuai dengan peruntukkan
dengan dua peruntukkan :
1. Konsumtif
Untuk dana konsumtif diprioritaskan untuk dana pendidikan dan
kesehatan. Adapun untuk kebutuhan sehari-hari dilakukan sebagai
langkah penanggulangan sementara sebelum kegiatan produktif yang
dibiayai mendapatkan hasil.
2. Produktif
Dana produktif diberikan dengan memperhatikan kebutuhan
modal usaha. Dana produktif tersebut dapat berupa pemberian ataupun
pinjaman.

Dalam melaksanakan kerja tersebut, Baitul Maal harus mempunyai


program kerja dan sistem pendistribusian dana sosial sesuai dengan
peruntukannya. Dalam program kerja tersebut harus terkandung :
1. Pola penggalangan donatur.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________30


2. Pola pendistribusian dana sosial.
3. Sistem penentuan prioritas pembagian dana sosial.
4. Pola pelaporan yang terbuka (transparan) kepada masyarakat luas.

Pendistribusian dana sosial dilakukan dengan dua kriteria :


1. Dana zakat
Dana zakat didistribusikan kepada delapan asnaf sesuai dengan
ketentuan syari’ah. Dalam menghitung bagian zakat yang diberikan
dipergunakan dua parameter, yaitu :
a. Kewajiban minimal jumlah yang mendapat bagian menurut fiqh, yaitu
tiga asnaf dan tiga orang per asnaf.
b. Nilai kebutuhan dengan ukuran :
o Fakir ; senilai dengan kebutuhan modalnya agar dapat mencukupi
kebutuhannya ditambah penanggulangan kebutuhan sebelum
usahanya dapat dinikmati hasilnya.
o Miskin ; senilai dengan kebutuhan modalnya agar dapat mencukupi
kebutuhannya ditambah penanggulangan kebutuhan sebelum
usahanya dapat dinikmati hasilnya.
o Gharim ; senilai denganjumlah utang yang harus dibayarnya.
o Ibnu sabil ; senilai dengan kebutuhan ongkos dan bekalnya untuk
mencapai tempat tujuannya.
o Fi sabilillah ; sesuai dengan kebutuhannya dalam berjuang.
o Amil ; senilai dengan gaji umum yang sesuai dengan pekerjaannya
(mempertimbangkan UMR)
o Muallaf ; senilai dengan kebutuhannya. Diprioritaskan dana tersebut
dana produktif, baik untuk kemandiriannya maupun untuk
pendidikannya.
o Riqab ; sesuai dengan nilai tebusan yang harus diberikannya kepada
tuannya supaya dapat merdeka.
2. Dana non zakat
Dana non zakat didistribusikan dengan bebas sesuai kebutuhan yang
ada. Prioritas pendistribusian diberikan untuk :

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________31


 Kesehatan.
 Pendidikan.
 Usaha.
 Pembayaran utang.
 Lingkungan.

Petunjuk Umum Pengelolaan Baitul Muaawanah

Baitul Mu’aawanah adalah bagian dari BMM yang mengelola dana


tabungan dan pembiayaan.

C.1. Tabungan
1. Jenis tabungan :
a. Tabungan harian
dalam bentuk tabungan wadiah
: titipan dana kerja sama yang dapat diambil kapan saja.
b. Tabungan program ; titipan dana kerja sama yang hanya dapat
diambil pada jangka waktu dengan tujuan yang telah disepakati
(untuk biaya pendidikan, hari raya, walimah, qurban atau bentuk
yang diminati masyarakat).
2. Syarat ketentuan tabungan :
a. Ketentuan Umum.
 Tabungan adalah perjanjian kerjasama antara penabung
dan BMM dalam bentuk titipan.
 Tabungan dapat diperuntukkan bagi perorangan maupun
lembaga.
 Pembukaan tabungan dilakukan dengan mengisi formulir
pembukaan rekening dan dilengkapi oleh photo copy kartu
pengenal (KTP/SIM/KTM).
 Apabila saldo tabungan berbeda antara buku tabungan dan
catatan BMM, maka yang berlaku adalah catatan BMM.
 Apabila terjadi kesalahan, maka penabung wajib
mengembalikan dana lebih yang telah diambil penabung.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________32


 Apabila terjadi kesalahan, maka BMM memenuhi dana
yang kurang dari tabungan.
 Seluruh tabungan dijamin oleh KOWINA Jawa Barat.

b. Bagi Hasil.
 Bagi hasil tidak dianjurkan pada tahap awal pendirian
BMM. Adapun, pemberian bagi hasil dimungkinkan dalam
bentuk pemberian bonus Bagi hasil diberikan oleh BMM
setiap tanggal 16 dari tiap bulannya.

c. Penyetoran dan Penarikan


 Setoran awal sekurang-kurangnya senilai Rp. 5.000,00
(Lima ribu rupiah).
 Setoran selanjutnya tidak terbatas.
 Penarikan dapat dilakukan setiap saat pada jam
pelayanan BMM.
 Penarikan harus menyisakan saldo minimal.
 Saldo minimal senilai Rp. 5.000, (Lima ribu rupiah).

d. Biaya Administrasi
 Buku tabungan dibeli dengan harga Rp. 2.500,00 (dua
ribu lima ratus rupiah).
 Biaya administrasi di awal dikenakan Rp 5.000,- (lima
ribu rupiah), sedangkan biaya administrasi bulanan
tidak ada.
 Setiap penggantian buku tabungan, maka penabung
dikenakan biaya pembelian buku tabungan yang baru.

e. Pengelolaan dana tabungan


Dana tabungan setiap minggunya disetorkan ke Bank. Setengah
dari dana tabungan merupakan dana tambahan bagi dana
pembiayaan di BMM. Sedangkan sisanya merupakan dana talangan

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________33


jika terjadi penarikan dana oleh penabung. Pembiayaan dengan
menggunakan dana masyarakat dilakukan jika dana stimulan telah
habis disalurkan.

C.2. Pembiayaan
Pembiayaan merupakan jenis pelayanan yang diberikan kepada
anggota/ nasabah BMM. Pembiayaan hanya akan diberikan kepada
anggota/nasabah yang telah menabung atau memiliki simpanan di
BMM. Tujuan pemberian persyaratan tersebut, sehubungan bentuk
badan hokum BMM yang merupakan lembaga keuangan non bank,
sehingga tidak boleh memberikan pembiaayaan pada orang lain diluar
anggota/nasabah.

1. Jenis Pembiayaan
a. MUDHARABAH
Mudharabah adalah memberikan bantuan modal usaha
dengan sistem bagi hasil. Dalam pola mudharabah, bantuan
modal usaha harus dikembalikan sesuai dengan perjanjian yang
disepakati oleh pihak BMM dan pihak penerima manfaaat. Pada
pola mudharabah, BMM tidak terlibat dalam pengelolaan.
Nisbah bagi hasil mudharabah bervariasi sebagai berikut ;
 Untuk usaha harian dapat mencapai nilai terendah 5 %
berbanding 95 %
 Untuk usaha mingguan dapat mencapai nilai terendah
senilai yang diperkirakan ekuivalen dengan 15% dari nilai
pembiayaan. Diperkirakan nisbah terendahnya adalah 15 % : 85
%
 Untuk usaha bulanan dapat mencapai nilai terendah senilai
yang diperkirakan ekuivalen dengan 25 % dari nilai pembiayaan.
Diperkirakan nisbah terendah adalah 25 % : 75 %

b. MURABAHAH

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________34


Murabahah (ba’i bits tsaman ‘ajil) ; BMM membeli barang
yang dibutuhkan nasabah dan kemudian menjualnya kembali
ke nasabah secara kredit dengan harga lebih tinggi dari
pembelian.
Keuntungan yang diambil oleh BMM dapat mencapai nilai terendah
2,5 % dari harga pembelian dengan lama cicilan, maksimal 10 kali.
Dengan demikian keuntungan yang diambil BMM menggunakan
rumus 2,5 % x jumlah bulan.
Apabila pembiayaan diberikan sepuluh bulan, maka keuntungan yang
diambil BMM adalah 2, 5 % X 10 = 25 %. Untuk tiga bulan 2,5 % X 3
= 7,5 %. Demikian seterusnya.

c. MUSYARAKAH
Musyarakah (kemitraan) ; pembiayaan dengan sistem bagi
hasil. Pada pola ini, BMM terlibat dalam pengelolaan. BMM
berstatus sebagai pemilik sebagian modal. Modal milik BMM
dapat dikembalikan pada waktu tertentu sehingga BMM
kehilangan kepemilikannya dan dapat pula tidak dikembalikan,
sehingga BMM menjadi pemilik sebagian modal seterusnya.
Dalam prakteknya, BMM diarahkan untuk memegang peranan dalam
kebijakan strategisnya saja.

2. Kelayakan Pembiayaan
Kelayakan pembiayaan usaha dilakukan sebagai persyaratan untuk
memperoleh bantuan pembiayaan.

3. Syarat pembiayaan.
Nasabah yang mengajukan pembiayaan harus melengkapi persyaratan
sebagai berikut
Telah memiliki simpanan di BMM

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________35


Mengisi formulir pembiayaan,
Menyerahkan photo copy tanda pengenal (KTP) sebanyak 1
lembar
Pas photo ukuran 3 x 4, 2 buah.
e. Menyerahkan rekomendasi atau tanda anggota pengajian dari
ustadz atau kiainya.
f. Menanda tangani perjanjian pembiayaan yang ditandatangani
istri/suami/ orang tua.

Kriteria kelayakan usaha :


a. Jelas usahanya.
b. Jelas pasarnya.
c. Mempunyai keuntungan terendah senilai 10 %.
d. Dapat memenuhi pengembalian modal sesuai jadwal.
e. Dapat memenuhi kebutuhan hidup pengusaha.
Apabila tidak memenuhi kebutuhan hidup pengusaha dipertimbangkan
untuk mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dari dana sosial di
Baitul Maal.

4. Pengembalian
a. Mudharabah dan Murabahah
Pengembalian pembiayaan usaha dilakukan dengan cara mencicil
setiap jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan. Nilai cicilan merupakan
hasil bagi dari nilai pembiayaan oleh waktu pengembalian yang
disepakati. Setiap terjadi cicilan, maka terjadi pengurangan nilai
prosentase pembiayaan yang dipergunakan sebagai modal usaha.
Setiap terjadi cicilan, maka terjadi pengurangan nilai prosentase
pembiayaan yang dipergunakan sebagai modal usaha. Untuk
meringankan nasabah dalam mencicil, maka nasabah disarankan untuk
menabung setiap hari. Sehingga pada saat jatuh tempo, maka
tabungan yang ada dapat dibayarkan untuk cicilan pembiayaan.

d. Musyarakah

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________36


Pada pola musyarakah, pengembalian dilakukan secara sekaligus di
akhir perjanjian. Setiap bulan, nasabah diharuskan memberikan bagi
hasil keuntungan sesuai dengan kesepakatan pada akad kredit.
“Jatuh tempo cicilan” disesuaikan dengan jenis usaha (harian /
mingguan / bulanan / proyekan). Jumlah kewajiban merupakan hasil
bagi dari nilai pembiayaan oleh waktu pengembalian yang disepakati.

5. Cicilan
Pembayaran cicilan dilakukan setiap jatuh tempo, sesuai dengan
perjanjian yang disepakati (harian/mingguan/bulanan). Cicilan dapat
dibayarkan di kas atau ditagihkan. Setiap pembayaran cicilan akan
memperoleh bukti pembayaran dari penagih/kasir.

6. Bagi Hasil

Bagi hasil dilakukan antara BMM dengan KOWINA JABAR dan antara
BMM dengan nasabah.

A. Penghitungan bagi hasil.

a. Bagi hasil BMM dengan Nasabah

Bagi hasil dari pembiayaan.


Rumus penghitungan bagi hasil dari pembiayaan adalah :

(Keuntungan bersih X prosentasi prosentase penyertaan BMM) X


nisbah bagi hasil
Contoh :
Seseorang mendapatkan pembiayaan Rp. 100.000,00 untuk usaha
harian yang 100 % dimodali oleh pembiayaan tersebut.
Keuntungan bersih usaha 15 %.
Bagi hasil 10 % : 90 %

Maka nilai keuntungan = 15 % X Rp. 100.000,00 = Rp. 15.000,00

Bagi hasil adalah :


Untuk BMM = (Rp. 15.000,00 X 100 %) X 10 %
= Rp. 15.000,00 X 1 %
= Rp. 1500,00
Untuk pengusaha = (Rp. 15.000,00 X 100 %) X 90 %
= Rp. 15.000,00 X 90 %
= Rp. 13.500,00

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________37


Bagi hasil dari tabungan
Rumus bagi hasil dari tabungan adalah :

Nilai tabungan nasabah


---------------------------- X (5 % X keuntungan bersih BMM
Nilai tabungan total

Contoh :
Apabila keuntungan BMM adalah Rp. 2.000.000,00
Nilai tabungan total adalah Rp. 10.000.000,00
Nilai tabungan nasabah adalah Rp. 500.000,00

Maka perhitungan bagi hasil untuk nasabah adalah :

Rp. 500.000,00
Bagi hasil nasabah = -------------------------- X (5 % X Rp. 2.000.000,00)
Rp. 10.000.000,00

Rp. 500.000,00
Bagi hasil nasabah = -------------------------- X Rp. 100.000,00
Rp. 10.000.000,00

Bagi hasil nasabah = Rp. 5.000,00

b. Bagi hasil Kowina dengan BMM

Bagi hasil antara Kowina dengan BMM dialokasikan dengan nisbah 15 :


85 dari keuntungan diperoleh BMM. Bagi hasil dibayarkan kepada
KOWINA JABAR, pada bulan keempat setelah dana stimulan dicairkan.

Misalnya : pendapatan BMM adalah Rp 1.000.000,-


Bagi hasil yang diserahkan BMM kepada KOWINA JABAR adalah
15 % x Rp 1.000.000,- = Rp 150.000,-

B. Peruntukkan dana bagi hasil.

Dana bagi hasil, diperuntukkan untuk :


1. Bagi hasil pada kowina Jabar,
2. Bagi hasil pada nasabah,
3. Membiayai kegiatan operasional.
4. Tambahan modal
Prosentase dana bagi hasil adalah sebagai berikut :
1. Bagi hasil pada kowina Jabar = 15 %
2. Bagi hasil pada nasabah = 5%

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________38


3. Kegiatan operasional = 55 %
4. Tambahan modal = 25 %

8. PENUTUPAN BMM
BMM dapat ditutup apabila :
1. Dinyatakan pailit (tidak dapat menunaikan kepada nasabah) dan tidak
dapat diperbaiki.
Pailit dapat terjadi karena kerugian yang diderita BMM atau pun
pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola.
2. Tidak prospektif ; BMM tidak mempunyai kemampuan untuk
berkembang.
Parameter yang dipergunakan adalah analisa likuiditas. BMM yang tidak
mampu untuk mencapai 50 % dari tolok ukur dinyatakan tidak prospektif.

IX. Langkah Kerja

Tabel C-1. Petunjuk Kerja Baitul Maal

No Langkah Kegiatan Penanggung Tempat Waktu


Jawab
1 BMM melakukan BMM Kantor BMM Awal
pendataan mustahiq, pendirian
muzzaki dan donatur. dan setiap
pertengahan
bulan
2. BMM menyebarkan BMM Kantor BMM Akhir bulan
brosur pada muzzaki
dan donatur
3. BMM mendatangi BMM Kantor BMM Awal bulan .
donatur dan muzzaki
yang menyatakan
kesediaannya.
4 BMM menyalurkan 75 BMM Kantor BMM Minggu
persen dari dana yang ketiga.
telah terkumpul pada
para mustahiq dan
menyimpan sisanya
untuk cadangan dana
bulan berikutnya.
5 BMM menyampaikan BMM Kantor BMM Setiap akhir
laporan penyaluran bulan .
dana zis pada muzakki

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________39


dan donatur, setiap
bulan.

Tabel C-2. Petunjuk Pembukaan Tabungan

No Langkah Kegiatan Penanggung Tempat Waktu


Jawab
1 Calon Nasabah mengisi BMM Kantor BMM
formulir prmbukaan atau tempat
tabungan dan membayar tinggal/
biaya administrasi serta tempat
setoran awal. kerja calon
nasabah.
2. Nasabah yang telah Kasir Kantor BMM
terdaftar,. Kemudian atau tempat
mendapatkan buku tinggal/
tabungan dan dapat tempat
menabung setiap hari kerja calon
atau disesuaikan nasabah.
dengan kondisi
nasabah.
3. Aktivitas penabungan Kurir/penagih/ Kantor BMM Disesuaikan
selanjutnya dapat Kasir / Tempat dengan
diambil oleh kurir yang tinggal/ permintaan
ditugaskan atau tempat nasabah.
dengan mendatangi kerja calon
kas. nasabah.
4. Setiap penabung yang Kurir/penagih/ Kantor BMM Setelah
telah menyetorkan Kasir langkah 3.
uang harus mendapat
bukti slip setoran.

Tabel C-3. Petunjuk Penarikan Tabungan

No Langkah Kegiatan Penanggung Tempat Waktu


Jawab
1 Nasabah yang telah Kasir Kantor BMM
menabung, dapat menarik atau tempat
uang tabungan sesuai tinggal/
dengan jenis simpanan. tempat
kerja calon
nasabah.
2. Bagi tabungan wadiah, Kasir Kantor BMM
maka penarikan dapat atau tempat
dilakukan kapanpun tinggal/
dengan menyisakan tempat
uang sejumlah Rp kerja calon
5.000,- nasabah.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________40


3. Penarikan diatas Rp 1 Kurir/penagih/ Kantor BMM
juta rupiah, harus Kasir / Tempat
memberitahukan BMM tinggal/
satu hari sebelumnya. tempat
kerja calon
nasabah.
4. Bagi penarikan Kurir/penagih/ Kantor BMM
tabungan program Kasir
tertentu, maka
penarikan dapat
dilakukan pada saat
jatuh tempo. Setiap
penarikan harus
menyisakan uang
sebesar Rp 5.000,- .

Tabel C-4. Petunjuk Penutupan Tabungan

No Langkah Kegiatan Penanggung Tempat Waktu


Jawab
1 Nasabah yang telah Kasir Kantor BMM
menabung, dapat menutup atau tempat
tabungan dengan tinggal/
memberitahukan satu hari tempat
sebelumnya.. kerja calon
nasabah.
2. Bagi tabungan wadiah, Kasir Kantor
maka penutupan dapat BMM.
dilakukan kapanpun
dengan membayar
administrasi sebesar Rp
10.000,-
3. Bagi penarikan Kasir Kantor BMM
tabungan program
tertentu, maka
penutupan dapat
dilakukan pada saat
jatuh tempo. Jika
penutupan dilakukan
sebelum jatuh tempo,
maka nasabah akan
terkena biaya
administrasi sebesar Rp
15.000,-.

Tabel C-5. Petunjuk Pengajuan Dana Pembiayaan

No Langkah Kegiatan Penanggung Tempat Waktu

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________41


Jawab
1 Calon Nasabah BMM Kantor BMM
mengisi formulir ajuan
pembiayaan dan
rencana usaha. .
Melengkapi formulir
dengan persyaratan.

2. Berkas yang sudah Divisi Kantor BMM Maksimal 1


lengkap diverivikasi pendampinga minggu
oleh bagian n BMM setelah
pendampingan. proposal
diterima.
3. Kunjungan lapangan Divisi Kantor BMM Setelah
dilakukan pada pendampinga langkah 2,
pemohon yang n BMM maksimal 1
berkasnya telah minggu .
diverivikasi,
4 Pemohon yang Divisi Kantor BMM Maksimal 1
berkasnya disetujui, pendampinga minggu
menandatangani akad n BMM setelah
kredit.. tahap 3.
5 .Usulan yang tidak Divisi Kantor BMM
disetujui, direvisi oleh pendampinga
pemohon. n BMM
6. Proposal yang telah Divisi Kantor BMM Maksimal 1
direvisi, diserahkan pendampinga minggu
kembali kepada Divisi n BMM setelah
Permodalan untuk tahap 4.
mendapatkan proses
lanjut.

Tabel C-6. Petunjuk Penerimaan Cicilan

No Langkah Kegiatan Penanggung Tempat Waktu


Jawab
1. Setiap nasabah yang Kurir Kantor
usulan pembiayaannya BMM/tempat
disetujui, diharuskan tinggal/
menabung setiap hari. tempat
usaha
nasabah.
2 Tabungan yang ada Kasir dan kurir Kantor BMM
dibayarkan untuk
membayar cicilan dan
bagi hasil sesuai
dengan jumlah yang
harus dibayarkan.
Jika kurang, maka

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________42


kekurangannya
ditagihkan pada
nasabah.
3 Mengeluarkan bukti Kasir Kantor BMM .
pembayaran cicilan
kepada penerima dana.
4. Menlakukan pencatatan Kasir Kantor BMM
pembayaran cicilan pada
buku cicilan.

Tabel C-7. Petunjuk Penanganan Kredit Macet

No Langkah Kegiatan Penanggung Tempat Waktu


Jawab
1. Auidit kreditor yang Kasir Kantor BMM .
belum memenuhi
kewajiban pada bulan
berjalan
2 Menghubungi kreditor Penagih Domisili .
untuk menanyakan kreditur
pemenuhan kewajiban-
bulan berjalan.
3 Audit kreditor yang Penagih Domisili
belum memenuhi kreditur
kewajiban tiga bulan
berturut-turut.
4. Menghubungi kreditor Penagih Domisili
untuk menanyakan kreditur
kemampuan
pemenuhan kewajiban-
kewajiban.
7. Melakukan sita atas Penagih Domisili
barang jaminan dari kreditor
kreditor apabila kreditor
tidak sanggup pemuhi
sisa kewajibannya.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________43


D. PETUNJUK PELAKSANAAN
PENDAMPINGAN DAN MONITORING

I. Pengertian

Pendampingan adalah proses kegiatan atau usaha-usaha yang


dilakukan dengan tujuan memperbaiki, meningkatkan, dan mendidik
BMM dan nasabah BMM menjadi pengusaha kecil yang amanah,

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________44


dapat dipercaya dan agar usahanya berjalan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai.
Pendampingan merupakan salah satu kegiatan BMM yang
merupakan keunggulan dari program ini. Pendampingan diberikan
secara dua tahap, yaitu pendampingan BMM oleh KOWINA dan
pendampingan nasabah oleh BMM. Dengan adanya kegiatan
pendampingan, diharapkan terjadi ikatan emosional antara seluruh
unsure yang terlibat dalam kegiatan di BMM. Sehingga aktivitas
ekonomi (simpanan dan pembiayaan) akan lebih berkembang dan
akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan umat.

II. Tujuan

Tujuan Pendampingan anggota adalah :


1. Meningkatkan kesadaran nasabah BMM
terhadap perilaku usaha ekonomi yang amanah, jujur, kreatif
dan inovatif.
2. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan
nasabah BMM dalam pengelolaan BMM.
3. Meningkatkan jaringan hubungan antara
BMM dengan nasabahnya dengan membantu mengatasi
kesulitan dan hambatan, baik dalam meningkatkan kualitas
keagamaannya maupun usahanya.

III. Penanggung Jawab

Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator pendampingan di


tingkat propinsi, dan pendamping di tingkat BMM.

IV. Tahapan Kerja

Secara rinci disajikan pada point VII.


V. Keluaran

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________45


Laporan hasil pendampingan baik pendapingan BMM maupun
pendampingan nasabah.

VI. Ketentuan Umum

Sasaran pembinaan adalah nasabah BMM agar berperilaku sebagai


pengusaha kecil yang amanah, jujur, kreatif dan inovatif serta mampu
mengelola usaha yang menguntungkan

Pentingnya pembinaan anggota karena dengan pembinaan dapat


meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap wirausaha, juga
kelangsungan usaha masing-masing anggota dapat dipantau dan
kegagalan usaha dapat diperkecil.

Syarat-syarat pembinaan dan monitoring :


1. Pembinaan dapat dilakukan apabila pengelola BMM
mengenal nasabah dan usahanya dan terjalin hubungan
yang baik antara pengelola BMM dengan nasabahnya.
2. Pengelola BMM mempunyai data atau informasi yang
relatif lengkap mengenai masalah yang dihadapi oleh
nasabah dalam usahanya melalui pemantauan yang
dilakukan, sehingga kegiatan pembinaan tidak dikira-kira.
3. Dalam kegiatan pembinaan anggota dan usahanya,
diperlukan beberapa alternatif pemecahan masalah yang
dihadapi anggotanya dalam berusaha.
4. Pengelola BMM memiliki sikap, dan tingkah laku yang baik,
sehingga menjadi suri tauladan bagi nasabah BMM.

Media pembinaan dan monitoring anggota :


1. Pertemuan rutin/berkala ditempat yang telah
disepakati.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________46


2. Kunjungan khusus kerumah atau tempat usaha
nasabah.
3. Observasi yang dilakukan oleh pembina
ketempat usaha anggotanya.
4. Konsultasi khusus pada hari-hari tertentu
dikantor BMM.
5. Kunjungan anggota ke kantor BMM ketika
menabung atau mendapatkan pembiayaan.

Teknis Pendampingan dan monitoring BMM :


1. Pertemuan dengan
BMM minimal satu Bulan sekali
2. Evaluasi kemajuan
minimal satu bulan satu kali.
3. Bersama BMM
membuat laporan tertulis (sebulan sekali)
4. Membuat rencana
kerja bulan depan.
5. KOWINA JABAR
memberikan kesempatan pada pengelola BMM untuk
meningkatkan pengetahuan melalui pelatihan.

Teknis Pendampingan dan monitoring nasabah :


Seorang pendamping menangani maksimal 20 orang nasabah.
Setiap pertemuan diikuti oleh maksimal 20 orang nasabah.
Setiap nasabah diwajibkan mengikuti pertemuan rutin
4. Setiap BMM membuat jadwal pertemuan melalui
kegiatan pengajian atau pertemuan khusus lainnya.
5. Pertemuan dengan anggota dilakukan dua minggu sekali
selama 1 jam.
Evaluasi kemajuan anggota minimal dua minggu sekali
Bersama anggota membuat laporan usaha
Membuat rencana kerja

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________47


Bentuk Pembinaan :
Pembinaan yang dilakukan oleh Kowina kepada pengelola BMM
nasabahnya berbentuk :
1. Pembinaan formal ; memberikan kesempatan dan fasilitas untuk
mendapatkan pendidikan tau pelatihan pada lembaga formal.
2. Pembinaan informal ; memberikan berbagai pelatihan dan kursus
singkat untuk materi atau kemapuan tertentu.
3. Pembinaan nonformal ; memberikan bimbingan, asistensi serta
konsultasi dalam keseharian.

VII. Alur Evaluasi dan Monitoring BMM

Divisi Permodalan

Melakukan Evaluasi dan


Monitoring kinerja BMM
Setiap bulan secara acak.

Hasil
Monitoring
dianalisis

Pelanggaran Sesuai aturan

Dikenakan teguran lisan, rekomendasi untuk


tertulis atau rekomendasi mendapat reward.
Pemecatan kepada ketua Kowina

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________48


VIII. Langkah Kerja

Tabel D-1. Langkah-langkah Pendampingan BMM kepada Nasabah

No Langkah Kegiatan Penanggung Tempat Waktu


Jawab
1 BMM membuat jadwal Pendamping Kantor BMM Awal
rutin kegiatan atau tempat pendirian
pendampingan dan yang BMM
monitoring. disepakati.
2. BMM melakukan Pendamping Kantor BMM .Awal
sosialisasi jadwal atau tempat Pendirian
monitoring lapangan yang BMM dan
dan pembinaan rutin. disepakati. tiap 3 bulan
3. BMM membuat berita Pendamping Kantor BMM Akhir
a cara monitoring dan atau tempat Pertemuan
pendampingan, serta yang
membuat notulensi disepakati.
setiap pertemuan..
4 BMM melaporkan hasil Pendampling Kantor BMM Setiap Bulan.
pertemuan atau tempat
yang
disepakati.

Tabel D-1. Langkah-langkah Pendampingan dan Monitoring BMM


oleh Kowina Jabar

No Langkah Kegiatan Penanggung Tempat Waktu


Jawab
1 Divisi Permodalan Koordinator Kantor BMM Awal
membuat jadwal monitoring atau tempat pendirian
monitoring rutin. yang BMM
Baik ada pengaduan disepakati.
ataupun tidak.
2. BMM dapat meminta Koordinator Kowina Setiap bulan
pendampingan pada Monitoring
saat diperlukan..
3. Staff Divisi Koordinator Kantor BMM Setiap bulan
permodalan Monitoring
mendatangi BMM
untuk memberikan

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________49


pendampingan dan
monitoring kegiatan
BMM
4 Divisi permodalan Koordinator Kantor BMM Setiap Bulan.
melaporkan hasil Monitoring
pendampingan dan
monitoring
5. Hasil monitoring Koordinator KOWINA Setiap Bulan
dimasukkan dalam Monitoring JABAR
buku perkembangan
BMM.

E. PETUNJUK EVALUASI DAN PELAPORAN

I. Pengertian

Evaluasi dan pelaporan adalah kegiatan untuk mengetahui kinerja


BMM. Dari hasil evaluasi dan pelaporan, dapat dilihat kondisi masing-
masing BMM, sehingga tidak terjadi peristiwa yang tidak diharapkan.

II. Tujuan

Tujuan evaluasi dan pelaporan adalah :


1. Meningkatkan kinerja BMM.
2. Mengurangi kesalahan yang mungkin dilakukan oleh BMM
3. Sebagai sarana untuk mengetahui kondisi BMM, baik dari segi
usaha maupun kegiatannya.

III. Penanggung Jawab

Penanggung jawab kegiatan ini adalah manajer BMM.

IV. Tahapan Kerja

Secara rinci disajikan pada point VII.


V. Keluaran

Laporan keuangan dan kegiatan BMM.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________50


VI. Ketentuan Umum

6.1. Pelaporan
Laporan yang disampaikan adalah laporan keuangan dan laporan
kegiatan. Untuk lebih jelasnya, bentuk pelaporan dapat dilihat pada
buku panduan penyusunan laporan BMM.

6.2. PENGADUAN

Pengaduan terhadap pelanggaran atau penyelewengan yang terjadi


dalam program pembentukan dan pengembangan BMM dilakukan
kepada lembaga diatasnya, dengan disertai bukti atau sekurang-
kurangnya data yang dapat diklarifikasi.
• Pelanggaran karyawan diadukan pada mangernya.
• Pelanggaran pengelola BMM diadukan kepada Divisi Permodalan
• Pelanggaran Divisi permodalan diadukan kepada KOWINA
• Pelanggaran KOWINA diadukan kepada pengawas dan rapat
anggota.

Apabila terjadi pelanggaran hukum dapat dilakukan pengaduan kepada


kepolisian dan tuntutan di pengadilan.

6.3. PENGHARGAAN DAN SANGSI

a. Penghargaan.
Seluruh BMM akan mendapatkan penilaian dan akreditasi dari Divisi
Permodalan dengan berdasarkan parameter yang telah disusun..
Secara bertingkat dari akreditasi tersebut setiap BMM akan
mendapatkan fasilitas berbeda dalam bentuk

1. Pelatihan.
2. Program kesejahteraan untuk pengelola.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________51


b.. Sangsi
Apabila terjadi pelanggaran atau penyelewengan dalam pengelolaan
maka para pengelola akan mendapatkan sangsi sesuai kesalahannya
secara bertingkat sebagai berikut :
1. Peringatan untuk pelanggaran kedisiplinan kerja.
2. Skorsing untuk pengulangan pelanggaran kedisiplinan ketiga kali.
3. Sangsi administratif (pemecatan) untuk penyelewengan atau
perilaku yang merugikan BMM secara moril.
4. Sangsi hukum untuk penyelewengan yang merugikan BMM yang
melanggar hokum positif.
5. Pemberhentian dengan hormat untuk para pengelola yang tidak
dapat menunjukkan kemauan dan usaha yang dapat meningkatkan
kinerjanya.

VII. Alur Pengaduan dan Pelaporan BMM

Alur Pengaduan

Nasabah

Mengadukan penyimpangan
Yang dilakukan BMM kepada
Divisi Permodalan.

Divisi Permodalan
melakukanCross Chek
ke lapangan.

Penyimpangan Tidak

Dikenakan teguran lisan, nasabah mendapat


tertulis atau rekomendasi peringatan.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________52


Pemecatan kepada ketua Kowina

Alur Pelaporan BMM


BMM Yang
Sudah Dibentuk

Menyerahkan laporan
Keuangan dan kegiatan pada
Tanggal 10 setiap bulan
Kepada Divisi Permodalan

Laporan yang sudah diserahkan,


Diperiksa oleh Divisi Permodalan

Laporan Tidak
dianalisis Benar

Sesuai

Laporan Didokumentasikan

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________53


Bab III.
PEDOMAN PELAPORAN
BAITUL MAAL WAL MUAAWANAH

A .PENDAHULUAN

Deskripsi Kegiatan Pokok


Pedoman Akuntansi Baitul Maal Wal Muawanah (BMM) dibutuhkan dalam upaya
membantu pengelola BMM dalam menyajikan laporan keuangan sebagai
pertanggungjawaban dari aktivitas pengelolaannya. Adapun pengelolaan keuangan
BMM dibagi menjadi 2 pengelolaan, yaitu :
1. Pengelolaan keuangan Baitul Maal, sebagai pengelola dana sosial, seperti
Zakat, Infak Shodaqoh
2. Pengelolaan keuangan Baitul Muawanah, sebagai pengelola dana
pembiayaan usaha.

Tujuan dan Ruang Lingkup


Tujuan laporan keuangan BMM adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan aktivitas operasi BMM yang
bermafaat dalam pengambilan keputusan.

Suatu laporan keuangan bermanfaat apabila informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan.

Adapun yujuan dibuatnya Pedoman Akuntansi Keuangan BMM, diantaranya :


1. Menyeragamkan sistem pengelolaan keuangan untuk menghasilkan laporan
keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan
2. Membina pengelola BMM dalam mengelola data keuangan melalui
peningkatan kemampuan Akuntansi
3. Menjaga akuntabilitas Publik Sektor
4. Menjamin auditabilitas kebijakan yang ada

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________54


Dengan adanya Pedoman Akuntansi BMM diharapkan dapat menciptakan
keseragaman perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan sehingga
meningkatkan daya banding antara laporan keuangan BMM

Pedoman akuntansi BMM ini akan direvisi secara berkala, sehingga dapat
menampung setiap perkembangan yang terjadi di lapangan dan sesuai dengan
Standar Akuntansi yang terbaru.

Acuan Penyusunan Pedoman Akuntansi Baitul Maal Wal


Muawanah (BMM)
Sebagai acuan utama, penyusunan Pedoman Akuntansi BMM ini adalah Standar
Akuntansi Keuangan (SAK), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.59
tentang Akuntansi Perbankan Syariah dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah
(PAPSI).

Sistematika
Sistematika dari Pedoman Akuntansi BMM ini sbb :
a. Pendahuluan
b. Sistem Akuntansi Pokok BMM
c. Penutup
d. Daftar Pustaka
e. Lampiran-Lampiran

Masa Berlaku
Pemberlakukan Pedoman ini sejak tanggal ditetapkan dengan mempertimbangakan
kondisi masing-masing BMM untuk dapat melaksanakan secara bertahap.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________55


B. SISTEM AKUNTANSI POKOK

A. Dasar
1. Siklus Akuntansi BMM
Dalam upaya menyajikan Laporan Keuangan yang diperlukan, dibutuhkan langkah-
langkah di dalam proses akuntansi (Siklus Akuntansi). Hal ini merupakan prosedur
yang biasanya digunakan untuk memastikan bahwa pengaruh transaksi dicatat
dengan benar.

SIKLUS AKUNTANSI
(Tahap-Tahap Kegiatan)

Identifikasi & Pengukuran Transaksi


 Bukti Transaksi

JURNAL PEMBALIK PENJURNALAN


(REVERSING ENTRIES)
 Jurnal Umum (General Journal)
(Optional)
 Jurnal Khusus (Speccial
NERACA SALDO PENUTUPAN Journal)
(Post Closing Entries Trial Balance)
(Optional)

POSTING
Buku Besar (General Ledger)
Buku Pembantu (Subsidiary Ledger)

JURNAL PENUTUP
LAPORAN KEUANGAN
(CLOSING ENTRIES)
 Laporan Laba Rugi
 Laporan Perubahan NERACA SALDO
Ekuitas (TRIAL BALANCE)
 NERACA
 Laporan Arus Kas
 Lap. Perubahan Dana
Investasi
• Terikat
Jurnal Yang dipakai ada 2 yaitu :
Work Sheet
 Lap. Sumber dan AYAT JURNAL PENYESUAIAN
(Optional) (ADJUSTMENT ENTRIES)
Penggunaan Dana ZIS
 Lap. Sumber dan
Penggunaan Dana Qardh
 Catatan Atas Lap.
Keuangan

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________56


NERACA SALDO PENYESUAIAN
(TRIAL BALANCE ADJUSTMENT)

2. Ketentuan Umum Laporan Keuangan BMM

Ketentuan laporan keuangan BMM secara umum, diantaranya :

a) Tujuan laporan keuangan


Laporan keungan bertujuan untuk menyediakan infomasi yang bermanfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi yang
rasional

b) Tanggung jawab atas laporan keuangan


Pengelola BMM (manajemen) bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian
laporan keuangan. Lapran keuangan juga merupakan sarana pertanggungjawaban
pengelola BMM atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka

c) Komponen laporan keuangan


Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen :
1) Neraca
2) Laporan laba rugi
3) Laporan perubahan ekuitas
4) Laporan arus kas
5) Laporan penggunaan dana investasi terikat
6) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak dan shodaqah
7) Laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan, dan
8) Catatan atas laporan keuangan

d) Bahasa laporan keuangan


Laporan keuangan harus disusun dalam bahasa Indonesia

e) Mata uang pelaporan


Mata uang pelaporan harus dalam rupiah

f) Kebijakan akuntansi
Kebijakan akuntansi harus mencerminkan prinsip kehati-hatian dan mencakup
semua informasi yang material dan sesuai dengan ketentuan dalam PSAK

g) Penyajian
Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan dan laporan
keuangan lainnya disertai pengungkapan yang diharuskan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Pada setiap lembar laporan keuangan harus diberikan pernyataan

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________57


bahwa “catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari
laporan keuangan”

h) Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus
konsisten kecuali diperkenankan oleh PSAK

i) Materialitas
Penyajian laporan keuangan didasarkan pada konsep materialitas

j) Saling hapus
Jumlah aktiva dan kewajiban yang disajikan pada neraca tidak boleh saling
dihapuskan keuali dibenarkan oleh hukum

k) Periode laporan
Laporan keuangan wajib disajikan secara tahunan berdasarkan tahun takwim.
Dalam hal BMM batu berdiri laporan keuangan dapat disajikan untuk periode yang
lebih pendek dari satu tahun takwim.

l) Informasi komparatif
Laporan keuangan tahunan dan interm harus disajikan secara komparatif dengan
periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sedangkan untuk laporan interim harus
mencakup periode sejak awal tahun buku sampai dengan akhir periode interim
yang dilaporakan.

m) Laporan keuanga interim


Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua
laporan tahunan dan harus dipandang sebagai bagian integral dari laporan periode
tahunan. Penyusunan laporan keuangan interim dapat dilakukan secara bulanan,
triwulan atau periode yang lain yang kurang dari satu tahun. Laporan keuangan
interim memuat komponen yang sama seperti laporan keuanga tahunan

3. Kebijakan Akuntansi
a) Dasar pengukuran laporan keuangan
Laporan keuangan untuk aktiva, kewajiban, investasi tidak terikat, penghasilan
dan beban disajikan berdasarkan konsep biaya historis

b) Dasar penyusunan laporan keuangan


Laporan keuangan atas transaksi-transaksi dicatat berdasarkan dasar akrual

c) Kas dan Setara Kas


Semua investasi yang tidak dibatasi yang kurang dari tiga bulan diklasifikasikan ke
dalam kas dan setara kas.

d) Aktiva Tetap

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________58


Aktiva tetap dicatat sebesar harga perolehannya. Penyusutan dihitung
berdasarkan metode garis lurus berdasarkan estimasi umur ekonomis aktiva tetap
tanpa nilai sisa

Biaya-biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap dibebankan pada saat


terjadi. Perbaikan dan atau penambahan yang signifikan dikapitalisasi. Aktiva
tetap yang tidak atau pembuangan (disposal) aktiva tetap, nilai terbawa dan
akumulasi depresiasinya dikurangkan dari total akumulasi. Keuntungan dan
kerugian dari transaksi ini dicatat pada periode berjalan.

Estimasi umur ekonomis aktiva tetap ditetapkan sebagai berikut

JENIS AKTIVA TETAP UMUR EKONOMIS TARIF % PENYUSUTAN

Tanah dan hak atas tanah 20 tahun 5%

Bangunan 20 tahun 5%

Kendaraan 8 tahun 12,5 %

Komputer dan peralatannya 4 tahun 25 %

Furniture (mebelair) 4 tahun 25 %

Alat elektronik 4 tahun 25 %

Litelatur 2 tahun 50 %

e) Pengakuan Pendapatan
Pendapatan dari sumbangan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima. Namun
jumlah komitmen dari pendapatan yang diberikan secara bertahap, diungkapkan
dalam laporan keuangan

f) Pengakuan Beban
Semua beban dicatat pada saat transaksi terjadi. Pembayaran yang dilakukan
terhadap program yang belum pasti diketahui jumlahnya dicatat sebagai uang
muka.

g) Capital dan Revenue Expenditure


Pengeluaran untuk pemeliharaan atau perbaikan suatu aktiva tetap akan
dikapitalisir menambah nilai aktiva tetap yang bersangkutan, jika menambah masa
manfaat aktiva tetap tersebut dan jumlahnya cukup material.

Jika pengeluaran untuk pemeliharaan atau perbaikan aktiva tetap tidak menambah
masa manfaat aktiva tetap yang bersangkutan namun jumlahnya cukup material,
maka pengeluaran tersebut dicatat sebagai beban pemeliharaan dan perbaikan
yang ditangguhkan.

h) Biaya Pedidikan dan Latihan


Seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk keperluan pendidikan dan latihan
dibebankan pada tahun berjalan.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________59


B. Rancangan Formulir – Formulir
Berdasarkan inventarisir aktivitas pokok BMM, formulir-fomulir (terlampir) yang
dipandang perlu diantaranya :

1. Bukti Kas Masuk


Formulir Bukti Kas Keluar berfungsi untuk merekam data transaksi penerimaan kas,
seperti :
a) Penerimaan tunai dari modal penyertaan KOWINA
b) Penerimaan tunai dari modal sumbangan
c) Penerimaan pinjaman dari kreditur
d) Penrimaan piutang karyawan
e) …

2. Bukti Kas Keluar


Formulir Bukti Kas Keluar berfungsi untuk merekam data transaksii pengeluaran kas,
seperti :
a) Pembelian tunai Perlengkapan, Persediaan, Peralatan dll
b) Pembayaran Beban-Beban tunai, seperti, Beban Sewa dll
c) Pemberian pinjaman kepada karyawan
d) Pembayaran pijaman/utang kepada kreditur
e) Pengeluran tunai dana ZIS
f) …

3. Slip Setoran
Formulir Slip Setoran berfungsi untuk merekam data transaksii pengumpulan dana,
seperti :
a) Tabungan Wadiah
b) Simpanan Mudharabah dan Simpanan Mudharabah Berjangka (sesuai akad)
c) …

4. Slip Penarikan
Formulir Slip Penarikan berfungsi untuk merekam data transaksii penarikan dana yang
telah dihimpun, seperti :
a) Tabungan Wadiah
b) Simpanan Mudharabah, Simpanan Mudharabah Berjangka (sesuai akad)
c) …

5. Slip Setoran ZIS dan Sumbangan


Formulir Slip Setoran ZIS dan Sumbangan berfungsi untuk merekam data transaksi
pengumpulan dana sosial, seperti :
a) Dana ZIS
b) Dana Sumbangan

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________60


6. Buku Tabungan
Formulir/Buku Tabungan berfungsi untuk mencatat data transaksi Tabungan Wadiah

7. Kartu Pembiayaan
Formulir/Kartu Pembiayaan berfungsi untuk mencatat data transaksi pembiayaan
(murabahah, bai bithaman ajil, mudharabah dan musyarakah)

8. Bukti Memorial
Formulir Bukti Memorial berfungsi untuk mencatat data transaksi intern, seperti :
a) Penyusutan Aktiva Tetap,
b) Pemakaian Perlengkapan,
c) Kerugian dan Penghapusan Piutang,
d) Catatan pembayaran bagi hasil,
e) Penerimaan hibah/wakaf berbentuk barang dll
f) …

9. Jurnal
Format jurnal digunakan untuk membuat catatan Akuntansi baik untuk Jurnal Umum, Jurnal
Penyesuaian, Jurnal Penutup maupun Jurnal Pembalik

10.Buku Besar dan Buku Pembantu


Format Buku Besar digunakan untuk membuat catatan Akuntansi terakhir
(menggolongkan)/pemindahan ayat jurnal ke dalam Akun masing-masing. Dan Buku
Pembantu digunakan untuk merinci Akun tertentu yang perlu rinciannya (Seperti Buku
Pembantu untuk Piutang, Utang, Aktiva Tetap dll)

11.Neraca Saldo
Format Neraca Saldo digunkan untuk mengikhtisarkan saldo dari setiap Akun Buku Besar
sebelum disajikan Laporan Keuangan dan Neraca Saldo Setelah Penutupan setelah dibuat
Jurnal Penutup.

12.Neraca Lajur
Neraca Lajur digunakan sebagai kertas kerja untuk memudahkan penyajian Laporan Keuangan
yang diperlukan

13.Daftar Uang Masuk (DUM) Tabungan/Simpanan Dan Pembiayaan


Formulir ini digunakan untuk mencatat data penerimaan uang masuk dari
Tabungan/Simpanan dan Pembiayaan

14.Daftar Uang Keluar (DUK) Tabungan/Simpanan Dan Pembiayaan


Formulir ini digunakan untuk mencatat data pengeluaran uang dari penarikan
Tabungan/Simpanan dan penyaluran dana pembiayaan

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________61


15.Daftar Uang Masuk (DUM)ZIS
Formulir ini digunakan untuk mencatat data penerimaan uang masuk dari Zakat, Infak
dan Shodaqah

16.Daftar Uang Keluar (DUK) ZIS


Formulir ini digunakan untuk mencatat data pengeluaran uang dana Zakat, Infak dan
Shodaqah

C. Rancangan Catatan Akuntansi


1. Aktiva
a) Kas
1) Definisi
Kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun valuta asaing yang
masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah

2) Perlakuan Akuntansi
 Pengakuan dan Perlakuan
Transaksi Kas diakui sebesar nilai nominal
 Penyajian
Kas merupakan pos neraca yang paling likuid (lancar), dasn lazim disajikan
pada urutan pertama pada aktiva

3) Contoh Jurnal
 Penerimaan Setoran :
Db. Kas xxx
Kr. Rekenig yang dituju xxx
 Penarikan :
Db. Rekening Yang ditarik xxx
Kr. Kas xxx

b) Penempatan Pada Bank


1) Definisi
Penempatan pada Bank adalah peneneman dana pada Bank Syariah/Lain dalam
bentuk antara lain Sertifikat Investasi Mudharabah, Deposito Mudharabah,
Tabungan Mudharabah, Giro Wadiah dan Tabungan Wadiah yang dimaksudkan
untuk optimalisasi pengelolaan dana.

2) Perlakuan Akuntansi
 Pengakuan dan Pengukuran:
Penempatan pada Bank diakui pada saat penyerahan sebesar jumlah
yang diserahkan
 Penyajian :
o Penempatan pada Bank disajikan dalam neraca sebesar nilai
bruto tagihan Bank
o Saldo penempatan pada Bank tidak boleh
dikurangi/dikompensasikan dengan saldo kewajiban kepada bank

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________62


o Penyisihan kerugian atas penempatan pada Bank disajikan
sebagai pos lawan (contra account) dari penempatan pada Bank

3) Contoh Jurnal
 Pada Saat Penempatan
Db. Giro pada Bank xxx
Kr. Kas xxx
 Saat Pengakuan Pendapatan Bagi Hasil/Bonus
Db. Giro pada Bank xxx
Kr. Pendapatan Bagi Hasil/Bonus xxx
 Saat Jatuh Tempo
Db. Kas xxx
Kr. Giro pada Bank xxx

c) Investasi Pada Efek (Surat Berharga)


1) Definisi
Investasi pada Efek (Surat Berharga) adalah investasi yang dilakukan pada surat
berharga komersial, antara lain : wesel ekspor, saham, obligasi dan unit
penyertaan atau kontrak investasi kolektif (reksadana) sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.

2) Perlakuan Akuntansi
 Pengakuan dan Pengukuran :
o Transaksi efek untuk pertama kali diakui berdasarkan
biaya perolehan. Biaya perolehan efek/surat berharga terdiri dari jumlah
harga beli ditambah biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan perolehan
efek/surat berharga tersebut. Biaya-biaya yang terjadi, misalnya : biaya
pencatatan, biaya pendaftaran, biaya provisi dan brokerage fee.
o Transaksi efek dengan tujuan untuk dimiliki hingga jatuh
tempo dinilai sebesar harga perolehan.
 Penyajian :
o Efek disajikan berdasarkan tingkat likuiditasnya
o Efek yang dimliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar
harga perolehan
o Dalam laporan arus kas, arus kas yang digunakan untuk
atau berasal dari pembelian, penjualan dan jatuh tempo efek dalam
kelompok dimiliki hingga jatuh tempo harus diklasifikasikan sebagai arus
kas aktivitas investasi dan dilaporkan sebesar nilai bruto dalam laporan arus
kas.

3) Contoh Jurnal
 Pada saat pembelian efek/surat berharga :
Db. Efek/Surat berharga xxx
Kr. Kas xxx
 Pada saat pengakuan bagi hasil :
Db. Piutang bagi hasil efek xxx
Kr. Pendapatan bagi hasil efek xxx
 Pada saat penerimaan bagi hasil :

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________63


Db. Kas xxx
Kr. Piutang bagi hasil efek xxx
 Pada saat menjual / jatuh tempo :
Db. Kas xxx
Kr. Efek/Surat berharga xxx

d) Piutang Murabahah/Bai Bithaman Ajil


1) Definisi
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

2) Perlakuan Akuntansi :
 Pengakuan dan Pengukuran :
o Pengakuan dan pengukuran urbun (uang muka)
a Urbun diakui sebagai uang muka pembelian sebesar
jumlah yang diterima
b Jika transaksi murabahah dilaksanakan, maka urbun
diakui sebagai bagian dari pelunasan piutang
c Jika transaksi murabahah tidak dilaksanakan, maka urbun
dikembalikan kepada nasabah setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang telah
dikeluarkan oleh BMM
o Pengakuan piurang
Pada saat akad transaksi murabahah, putang murabahah diakui sebesar
nilai perolehan ditambah keuntungan (margin) yang disepakati
o Pengakuan keuntungan
Keuntungan murabahah diakui :
a Pada periode terjadinya, apabila akad berakhir pada
periode laporan keuangan yang sama; atau
b Selama periode akad secata proporsional, apabila akad
melampaui satu periode laporan keuangan
o Pengakuan potongan pelunasan dini diakui dengan
menggunakan salah satu metode :
a Pada saat penyelesaian, BMM mengurangi piutang
murabahah dan keuntungan murabahah, dan
b Setelah penyelesaian, BMM terlebih dahulu menerima
pelunasan piutang murabahah dari nasabah, kemudian BMM membayar
potongan pelusanan dini kepada nasabah dengan mengurangi keuntungan
murabahah.
o Pengakuan denda
Denda diakui sebagai dana kebajikan pada saat diterima
 Penyajian :

Penilaian piutang murabahah pada akhir periode akuntansi :


o Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang
dapatdirealisasikan, yaitu saldo piutang murabhah dikurangi penyisihan
kerugian piutang.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________64


o Margin murabahah ditangguhkan disajikan sebagai pos
lawan piutang murabahah.
3) Contoh Jurnal :
 Pada saat perolehan aktiva murabahah:
Db. Persediaan xxx
Kr. Kas xxx
 Pada saat penjualan aktiva murabahah kepada nasabah :
Pembayaran secara angsuran .
Db. Piutang Murabahah xxx
Kr. Margin Murabahah ditangguhkan xxx
Kr. Persediaan xxx
 Urbun :
o Penerimaan uang muka (urbun) dari nasabah :
Db. Kas xxx
Kr. Uang Muka Murabahah xxx
o Pembatalan pesanan, pengmbalian urbun kepada nasabah :
Db. Uang Muka Murabahah xxx
Kr. Kas xxx
Kr. Pendapatan Operasional xxx
o Apabila murabahah jadi dilaksanakan :
Db. Uang Muka Murabahah xxx
Kr. Piutang Murabahah xxx
 Pada saat penerimaan angsuran dari nasabah (pokok dan margin) :
Db. Kas xxx
Kr. Piutang Murabahah xxx
Db. Margin Murabahah ditangguhkan xxx
Kr. Pendapatan Margin Murabahah xxx
 Pengakuan pendapatan murabahah yang performing dengan
katergori kolektibilitas lancar :
o Pada saat pengakuan pendapatan :
Db. Piutang Murabahah Jatuh Tempo xxx
Kr. Piutang Murabahah xxx
Db. Margin Murahabah ditangguhkan xxx
Kr. Pendapatan margin murabahah xxx
o Pada saat penerimaan angsuran tunggakan (pokok dan margin) :
Db. Kas xxx
Kr. Piutang Murabahah Jatuh Tempo xxx
 Pemberian potongan pelunasan dini dapat dilakukan dengan
menggunakan 2 (dua) metode berikut ini :
o Jika pada saat penyelesaian, BMM mengurangi piutang
murabahah dan keuntungan murabahah :
Db. Kas xxx
Db. Margin Murabahah ditangguhkan xxx
Kr. Piutang Murabahah xxx
Kr. Pendapatan Margin Murabahah xxx

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________65


o Jika setelah penyelesaian, BMM terlebih dahulu menerima
pelunasan pitang murabahah dari nasabah, kemudian BMM membayar potongan
pelunasan dini murabahah kepada nasabah dengan mengurangi keuntungan
murabahah:
Db. Kas xxx
Kr. Piutang Murabahah xxx
Db. Margin Murabahah ditangguhkan xxx
Kr. Pendaptan Margin Murabahah xxx
Db. Potongan pelunasan dini murabahah xxx
Kr. Kas xxx
 Penerimaan denda dari nasabah :
Db. Kas xxx
Kr. Simpanan Wadiah – Dana Kebajikan xxx

e) Pembiayaan Mudharabah
1) Definisi
Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara BMM sebagai
pemilik dana (shabibul maal) dan nasabah sebagai pengelola dana (mudharib)
untuk melakukan kegiatan usaha dengan nisbah pembagian hasil (keuntungan
atau kerugian) menurut kesepakatan dimuka.

2) Perlakuan Akuntansi
Pengakuan dan Pengukuran :
o Pembiayaan mudharabah dalam bentuk kas diakui pada saat
pembayaran sebesar jumlah uang yang diberikan BMM kepada pengelola dana
o Pembiayaan mudharabah yang diberikan dalam bentuk aktiva
non-kas dinilai sebesar nilai wajar akitiva non-kas. Selisih antara nilai wajar
dan nilai buku aktiva non-kas diakui sebagai keuntungan atau kerugian BMM
pada saat penyerahan kepada pengelola dana
o Pembiayaan mudharabah yang diberikan secara bertahap diakui
pada setiap tahap pembayaran
o Biaya yang terjadi akibat akad mudharabah tidak dapat diakui
sebagai bagian pembiayaan mudharabah kecuali telah disepakati bersama
o Pembayaran kembali pembiayaan mudharabah oleh mudahrib
akan mengurangi pembiayaan mudharabah
o Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang sebelum
dimulainya pekerjaan/proyek karena adanya kerusakan atau sebabga lainnya
tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pihak mudharib, maka kerugian tersebut
mengurangi pembiayaan mudharabah dan diakui sebagai kerugian BMM.
Apaabila khilangan tersebut terjadi setelah dimulainya perkerjaan, hal ini tidak
mempengaruhi penilaian pembiayaan mudharabah.
o Apabila seluruh pembiayaan mudharabah hilang dan bukan
disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan mudharib, maka pembiayaan
mudharabah diakhiri dan kerugian yang timbul diakui sebagai beban BMM
o Apabila akad mudharabah diakhiri sebelum jatuh tempo dan
saldo pembiayaan mudharabah tidak langsung dibayar oleh mudharib, maka
pembiayaan mudharabah diakui sebagai piutang mudharbah jatuh tempo.

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________66


o Penyisihan penghapusan jpembiayaan mudharabah harus
dibentuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku
o Pengakuan keuntungan/laba pembiayaanmudharabah diakui
pada periode terjadinya hak bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati
o Pengakuan kerugian pembiayaan mudharabah diakui pada saat
terjadinya kerugian tersebut dan mengurangi saldo pembiayaan mudharabah
o Kerugian yang timbul akibat kelalaian atau kesalahan mudharib
diakui sebagai piutang mudharabah jatuh tempo..

3) Contoh Jurnal
 Pada saat BMM melakukan pembayaran pembiayaan
mudharabah dalam bentuk kas kepada mudharib
Db. Pembiayaan mudharabah xxx
Kr. Kas xxx
 Pada saat BMM menyerahkan aktiva non-kas pembiayaan
mudharabah kepada mudharib
o Jika nilai wajar aktiva yang diserahkan lebih rendah dari
nilai buku :
Db. Pembiayaan mudharabah xxx
Db. Kerugian penyerahan aktiva xxx
Kr. Aktiva non-kas xxx
o Jika nilai wajar aktiva yang diserahkan lebih tinggi dari
nilai buku :
Db. Pembiayaan mudharabah xxx
Kr. Aktiva non-kas xxx
Kr. Keuntungan penyerahan aktiva xxx
 Pengeluaran biaya dalam rangka akad mudharabah
Db. Uang muka dalam rangka mudharabah xxx
Kr. Kas xxx
 Pengakuan biaya-biaya yang dikeluarkan atas pemberian
pembiayaan mudharabah
o Jika berdasarkan kesepakatan dapat diakui sebgai biaya
pembiayaan mudharabah
Db. Beban akad mudharabah xxx
Kr. Uang muka dalam rangka akad mudharabah xxx
o Jika berdasarkan kesepakatan dapat diakui sebagai
pembiayaan
Db. Pembiayaan mudharabah xxx
Kr. Uang muka dalam rangka akad mudharabah xxx
 Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang sebelum
dimulainya pekerjaan karena adanya kerusakan atau seban lainnya tanpa
adanya kelalaian mudharib
Db. Kerugian pembiayaan mudharabah xxx
Kr. Pembiayaan mudharabah xxx
 Apabila sebagaian pembiayaan mudharabah hilang setelah
dimulainya pekerjaan karena adanya kerusakan atau sebab lainnya tanda
adanya kelalaian mudharib
Tidak ada jurnal;

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________67


Pada saat akad diakhir akan dikompensasi dengan bagi hasil untuk BMM
(shahibul maal)
 Apabila akad mudharabah diakhiri sebelum jatuh tempo atau
setelah jatuh tempo dan pembiayaan mudharabah belum dibayar oleh
mudharib, maka pembiayaan mudharabah diakui sebagai piutang jatuh
tempo
Db. Pembiayaan mudharabah-piutang jatuh tempo xxx
Kr. Pembiayaan mudharabah xxx
 Apabila seluruh pembiayaan mudharabah hilang setalah
dimulainya pekerjaan karena adanya kerusakan atau sebab lainnya tanpa
adanya kelalaian mudharib maka BMM mengakui kerugian pembiayaan
mudharabah
Db. Kerugian pembiayaan mudharabah xxx
Kr. Pembiayaan mudharabah xxx
 Pada saat akad mudharbah diakhiri sebelum jatuh tempo atau
pjada saat jatuh tempo dan pembiayaan mudharabah belum dibayar oleh
mudharib, maka pembiayaan mudharabah diakui sebagi piutang jatuh tempo
Db. Pembiayaan mudharabah-piutang jatuh tempo xxx
Kr. Pembiayaan mudharabah xxx
 Penerimaan keuntungan mudharabah
Db. Kas xxx
Kr. Pendapatan bagi hasil mudharabah xxx
 Pencatatan kerugian mudharabah yang melewati satu
periode pelaporan
Db. Kerugian pembiayaan mudharabah xxx
Kr. Pembiayaan mudharabah xxx
 Pencatatan kerugian yang timbul akibat kelalaian atau
kesalahan mudharib
Db. Pembiayaan mudharabah-piutang jatuh tempo xxx
Kr. Pembiayaan mudharabah xxx
 Pelunasan pembiayaan mudharabah sebelum atau saat akad
jatuh tempo
Db. Kas xxx
Kr. Pembiayaan mudharabah xxx

f) Pembiayaan Musyarakah
1) Definisi
Musyarakah adalah akad kerjasama yang terjadidiantara para pemilik modal
(mitra musyarakah) untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha secara
bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah pembagian hasil sesuai dengan
kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung secara proporsional sesuai dengan
kontribusi modal

2) Perlakuan Akuntansi
 Pengakuan dan Pengukuran
o Pembiayaan musyarakah dalam bentuk kas diniai sebesar
jumlah yang dibayar
o Pembiayaan musyarakah yang diberikan dalam bentuk
non-kas dinilai sebesar nilai wajair aktiva non-kas. Selisih antara nilai

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________68


wajari dan nilai buku aktiva non-kas diakui sebagai keuntungan atau
kerugian BMM pada saat penyerahan
o Biaya-biaya yang timbul akibat akad musyarakah tidak
dapat diakui sebagai bagian pembiayaan musyarakah kecuali ada
persetujuan dari srluruh mitra musyarakah
o Pengakuan keuntungan/pendapatan dan kerugian
musyarakah :
a Dalam pembiayaan musyarakah permanen yang
melewati satu periode laporan, maka :
(1) Laba diakui pada periode terjadinya sesuai
dengan nisbah bagi hasil yang telah disepakati
(2) Rugi diakui pada periode terjadinya kerugian
tersebut dan mengurangi pembiayaan musyarakah
(3) Apabila dalam pembiayaan musyarakah
menggunkan metode bagi laba (profit sharing), dimana periode sebelumnya
terjadi kerugian, maka keuntungan yang diperoleh pada periode tersebut
harus dialokasikan terlebih dahulu untuk memulihkan pengurangan modal
akibat kerugian pada periode sebelumnya
b Dalam pembiayaan musyarakah menurun yang
melewati satu periode laporan dan terdapat pengembalian sebagian atau
seluruh pembiayaan musyarakah maka :
(1) Laba diakui pada periode terjadinya sesuai
dengan nisbah bagi hasil yang telah disepakati
(2) Rugi diakui pada periode terjadinya secara
proporsional sesuai dengan kontribusi modal dan mengurangi pembiayaan
musyarkah
(3) Apabila dalam pembiayaan musyarakah
menggunakan meotde bagi laba (profit sharing), dimana periode
sebelumnya terjadi kerugian, maka keuntungan yang diperoleh pada periode
tersebut harus dialokasikan terlebih dahulu untuk memulihkan pengurangan
modal akibat kerugian pada periode sebelumnya
o Pada saat akad pembiayaan musyarakah berakhir,
keuntungan yang belum diterima BMM dari mitra musyarakah diakui
sebagai piutang musyarakah jatuh tempo
o Apabila terjadi kerugian dalam musyarkah akibat
kelalaian atau peyimpangan mitra musyarakah , mitra yang melakukan
kelalaian tersebut menanggung beban kerugian itu. Kerugian BMM yang
diakibatkan kelalaian atau penyimpangan mitra tersebut diakui sebagai
piutang musyarakah jatuh tempo
o Pada saat akad dikhiri, saldo pembiayaan musyarkah
yang belum diterima diakui sebagai piutang musyarakah jatuh tempo
o Penyisihan kerugian pembiayaan musyarakah dan
piutang musyarakah harus dibentuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku

 Penyajian
Penyajian pembiayaan musyarakah pada akhir periode akuntansi :
o Pembiayaan musyarakah permanen dinilai sebesar nilai perolehan
(jumlah kas yang dibayarkan tau nlai wajar aktiva pada saat akad) setelah dikurangi
dengan kerugian yang telah diakui

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________69


o Pembiayaan musyarakah menurun disajikan sebesar harga
perolehannya dikurangi bagian yang telah dialihkan kepada mitra musyarakah
3) Contoh Jurnal
 Pada saat BMM membayarkan uang tunai kepada mitra
(syirkah)
Db. Pembiayan musyarakah xxx
Kr. Kas xxx
 Pada saat BMM menyerahkan aktiva non-kas kepada mitra
(syiirkah)
o Jika nilai wajar akitva yang diserahkan lebih rendah atas nilai buku :
Db. Pembiayaan musyarakah xxx
Db. Kerugian Penyerahan aktiva xxx
Kr. Aktiva non-kas xxx
o Jika nilai wajar aktiva yang diserahkan lebih tinggi atas nilai buku :
Db.. Pembiayaan musyarakah xxx
Kr. Aktiva non-kas xxx
Kr. Keuntungan penyerahan aktiva xxx
 Pengeluaran biaya dalam rangka akad musyarakah
Db. Uang muka dalam rangka akad musyarakah xxx
Kr. Kas xxx
 Pengakuan biaya-biaya yang dikeluarkan atas pemberian
pembiayaan musyarakah
o Jika berdasarkan kesepakatan dapat diakui sebagai biaya
pembiayaan musyarakah
Db. Beban akad musyarakah xxx
Kr. Uang muka dalam rangka akad musyarakah xxx
o Jika berdarakan kesepakatan dapat diakui sebagai pembiayaan
Db. Pembiayaan musyarkah xxx
Kr. Uang muka dalam rangka akad musyarakah xxx
 Penerimaan pendapatan/keuntungan musyarakah
Db. Kas xxx
Kr. Pendapatan bagi hasil musyarakah xxx
 Pengakuan kerugian musyarakah
Db. Kerugian pembiayaan musyarakah xxx
Kr. Pembiayaan musyarakah xxx
 Penurunan/pelunasan modal musyarakah dengan mengalihkan
kepada mitra musyarakah lainnya
Db. Kas xxx
Kr. Pembiayaan musyarakah xxx
 Pengakuan kerugian yang lebih tinggi dari modal mitra akibat
kelalaian atau penyimpangan mitra musyarakah
Db. Pembiayaan musyarakah-Piutang mitra jatuh tempo xxx
Kr. Pembiayaan musyarakah xxx
 Pengembalian modal musyarakah non-kas dengan nilai wajar
lebih rendah dari nilai historis
Dr. Aktiva non-kas xxx
Db. Kerugian penyelesaian pembiayaan musyarakah xxx
Kr. Pembiayaan musyarakah xxx

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________70


 Pengembalian modal musyarakah non-kas dengan nilai wajar
lebih tinggi dari nilai historis
Db. Aktiva non-kas xxx
Kr. Keuntungan penyelesaian pembiayaan musyarakah xxx
Kr. Pembiayaan musyarakah xxx
g) Pijaman Qardhul Hasan
1) Definisi
Pinjaman Qardhul Hasan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam
dan pihak yang meminjam yang mewajibkan peminjam melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu

2) Perlakuan akuntansi
 Pengakuan dan Pengukuran
o Pinjaman qardhul hasan diakui sebesar jumlah yang dipinjamkan
pada saat terjadinya
o Pengenaan biaya adiminstrasi diakui sebagai pendaptan oprasional
lainnya.
o Penerimaan imbalan diakui sebagai pendapatan operasional lainnya
sebesar jumlah yang diterima
 Penyajian
Pinjaman qardhul hasan yang bersumber dasri intern BMM, disajian dalam
neraca BMM pada pos pinjaman qardhul hasan, sedangkan yang bersumber
dari ekstern BMM, disajikan dalam laporan sumber dan pengunaan dana
qardhul hasan.

3) Contoh Jurnal
 Pada saat pinjaman qardh diberikan
Db. Pinjaman qardh xxx
Kr. Kas xxx
 Pada saat penerimaan biaya administrasi
Db. Kas xxx
Kr. Pendapatan adm. Pinjaman qardh xxx
 Pada saat penerimaan imbalan
Db. Kas xxx
Kr. Pendapatan adm pinjaman qardh xxx
 Pada saat pelunasan/cicilan
Db. Kas xxx
Kr. Pinjaman qardh xxx
 Pada saat penghapusan pinjaman qardh
Db. Cadangan penyisihan kerugian piutang qardh xxx
Kr. Pinjamn qardh xxx

h) Penyaluran Dana Investasi Terikat


1) Definisi
Penyaluran dana investasi teriakat (mudharabah muqayyadah-executing) adalah
akad kerjasama usaha antara BMM sebagai pengelola dana (mudhaarib) dan
nasabah sebagai pemilik dana (shahibul maal) dimana pemilik dana
memberikan persyaratan tertentu dalam tujuan pembiayaan, sektor usaha, lokasi

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________71


dan persyaratan lainnya serta BMM ikut menanggung risiko atas penyaluran
dana investasi terikat tersebut.

2) Perlakuan Akuntansi
Pengakuan, Pengukuran dan Penyajian :
Sesuai dengan prinsip-prinsip penyaluran dana yang ada dan mengikuti
ketentuan pada masing-masing penyaluran dana tersebut

3) Contoh Jurnal
Lihat contoh jurnal masing-masing prinsip penyaluran dana

i) Penyisihan Kerugian dan Penghapusan Aktiva Produktif


1) Definisi
2) Perlakuan Akuntansi
3) Contoh Jurnal

j) Persediaan
1) Definisi
Persediaan adalah aktiva non-kas tersedia untuk :
 Dijual dengan akad murabahah
 Diserahkan sebagai bagian modal BMM dalam akad pembiayaan
mudharabah/musyarakah

2) Perlakuan Akuntansi
 Pengakuan dan Pengukuran
o Persediaan aktiva murabahah diakui pada awal perolehan
sebesar biaya perolehan
o Potongan pembelian dari pemasok sebelum akad ditandatangani
diakui sebagai pengurang biaya perolehan aktiva murabahah
o Pada akhir periode laporan keuangan, persediaan aktiva
murabahah diukur :
(1) Sebesar biaya perolehan jika aktiva tersebut tersedia untuk
dijual dalam murabahah pesanan mengikat
(2) Sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi atau biaya
perolehan mana yang lebih rendah, jika aktiva tersedia untuk dijual dalam
murabahah pesanan tidak mengikat atau murabahah tanpa pesanan. Selisih kurang
antara biaya perolehan dengan nilai bersih yang dapat direalisasi diakui sebagi
kerugian
o Pada akhir periode laporan keuangan, persediaan diukur sebesar
nilai bersih yang dapta direalisasi atau biaya perolehan mana yang lebih rendah (the
lower of cost and net realizable value). Serlisih kurang antara biaya perolehan
dengan nilai bersih yang dapat direalisasi diakuui sebagai kerugian
 Penyajian
Persediaan disajikan sebagai aktiva persediaan

3) Contoh Jurnal
 Pada saat pembayaran uang muka kepada pemasok
Db. Uang muka pembelian persediaan xxx
Kr. Kas xxx

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________72


 Pada saat perolehan barang murabahah
Db. Persediaan xxx
Kr. Uang muka pembelian persediaan xxx
 Pada saat dibatalkan, sebagian uang muka diterima kembali
Db. Kas xxx
Db. Beban operasional lain xxx
Kr. Uang muka pembelian persediaan xxx
 Pada saat penjualan/penyerahan kepada nasabah (saat akad
murabahah)
Db. Piutang murabahah xxx
Kr. Persediaan xxx
Kr. Margin murabahah yg ditangguhkan xxx

k) Tagihan dan Kewajiban Akseptasi


1) Definisi
2) Contoh Jurnal

l) Penyertaan Pada Entitas Lain


1) Definisi
2) Contoh Jurnal

m) Akitba Tetap dan Akumulasi Penyusutan


1) Definisi
 Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap
pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka keghiatan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
 Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan
atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat
perolehan atau konstruksi sampai dengan akitva tersebut dalam kondisi dan tempat
yang siap untuk digunakan
 Jumah tercatat (crrying amount) adalan nilai buku , yaitu biaya
perolehan suatu aktiva setelah dikurangi akumulasi penyusutan
 Nilai sisa adalah jumlah neto yang diharapkan dapat diperoleh pada
akhir masa manfaat suatu aktiva setelah dikurangi taksiran biaya pelpasan
 Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari
suatu aktiva sepanjang masa manfaat
 Jumlah yang dapat disusutkan adalah biaya perolehan sutau aktiva, atau
jumlah lain yang disubstitusikan untuk biaya perolehan dalam laporan keuangan,
dikurangi nilai sisanya
 Masa manfaat adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh
perusahaan
 Penghapusan aktiva adalah penghapusan nilai buku suatu aktiva yang
dilakukan apabila nilai buku yang tercantum tidak lagi menggambarkan manfaat dari
aktiva yang bersangkutan

2) Perlakuan Akuntansi
 Perlakuan dan Pengukuran

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________73


o Pada awal perolehan aktiva berwujud yang memenuhi kualifikasi
sebagai aktiva tetap diakui berdasarkan biaya perolehan
o Penyusutan (depresiasi) untuk setiap periode diakui sebagai beban
untuk periode yang bersangkutan

 Penyajian
o Aktiva tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva tersebut
dikurangi akumulasi penyusutan
o Tanah disajikan sebagai bagian kelompok aktiva tetap berwujud
hanya sebesar harga perolehan

3) Contoh Jurnal
 Perolehan aktiva tetap dapat dilakukan melalui :
o Pembelian
Db. Aktiva tetap xxx
Kr. Kas xxx
o Sumbangan
Db. Aktiva tetap xxx
Kr. Modal sumbangan xxx
o Pertukaran
Db. Aktiva tetap (baru) xxx
Db. Akumulasi penyusutan xxx
Kr. Aktiva lama xxx
Keterangan :
Dalam pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis dimungkinkan terjadi
keuntungan atau kerugian pertukaran aktiva tetap
 Alokasi penyusutan
Db. Beban penyusutan xxx
Kr. Akumulasi penyusutan xxx
 Pada saat penghentian aktiva tetap
Db. Kerugian penghentian aktiva tetap xxx
Db. Akumulasi penyusutan xxx
Kr. Aktiva tetap xxx
 Pada saat penjualan
o Jika mengalami keuntungan
Db. Kas xxx
Db. Akumulasi penyusutan xxx
Kr. Aktiva tetap xxx
Kr. Keuntugan penjualan aktiva tetap
o Jika pengalami kerugian
Db. Kas xxx
Db. Akumulasi penyusutan xxx
Db. Kerugian penjualan aktiva tetap xxx
Kr. Aktiva tetap xxx
 Pada saat terjadi perbaikan yang menambah manfaat ekonomis aktiva
tetap
Db. Aktiva tetap xxx
Kr. Kas xxx
Atau

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________74


Db. Akumulasi penyusutan xxx
Kr. Kas xxx

n) Piutang Pendapatan Bagi Hasil


1) Definisi
Piutang pendapatan bagi hasil adalah tagihan yang timbul karena mudhrib telah
melaporkan bagi hasil atas pengelolaan usaha tetapi kasnya belum diserahkan
kepada BMM

2) Perlakuan Akuntansi
 Pengakuan dan Pengukuran
Piutang pendapatan bagi hasil diakui pada saat BMM menerima laporan
bagi hasil dari mudharib (pengelola dana) sebesar jumlah bagi hasil yang
menjadi hak BMM

 Penyajian
Piutang pendapatan bagi hasil disajikan dalam neraca sebesar jumlah bagi
hasil yang menjadi hak BMM

3) Contoh Jurnal
 Pada saat pengakuan pendapatan bagi hasil
Db. Piutang pendapatan bagi hasil xxx
Kr. Pendapatan bagi hasil xxx
 Pada saat penerimaan pendapatan bagi hasil
Db. Kas xxx
Kr. Piutang pendapatan bagi hasil xxx

2. Akuntansi Kewajiban
a) Kewajiban Segera
1) Definisi
Kewajiban segera adalah kewajiban kepada pihak lain yang sifatnya wajib
segera dibayarkan sesuai perintah pemberi amanat

2) Perlakuan Akuntansi
 Pengakuan dan Pengukuran
Transaksi kewajiban segera diakui pasa saat :
o Timbulnya kewajiban, atau
o Diterima perintah dari pemberi amanat, baik dari masyarakat
maupun dari pihak lain

 Penyajian
Kewajiban segera disajikan di neraca sebesar jumlah kewajiban BMM yang
wajib segera dibayarkan
3) Contoh Jurnal
 Bagi hasil simpanan berjangka mudharabah yang belum diambil
shahibul maal
o Pada saat bagi hasil simpanan berjangka mudharabah yang jatuh
tempo dikeluarkan namun belum diambil oleh shahibul maal
Db. Beban bagi hasil

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________75


simpanan berjangka mudharabah xxx
Kr. Kewajiban segera-bagi hasil xxx
o Pada saat bagi hasil simpanan berjangka mudharabah jatuh
tempo diambil oleh shahibul maal
Db. Kewajiban segera-bagi hasil xxx
Kr. Kas xxx
Kr. Kewajiban segera-pajak nasabah xxx

 Penutupan rekening tabungan wadiah/mudharabah


o Penutupan rekening tabungan wadiah/mudharabah oleh nasabh
dan atau BMM
Db. Tabungan Wadiah/Mudharabah xxx
Kr. Kewajiban segera-penutupan rek xxx
o Pada saat penyelesaian rekening yang ditutup
Db. Kewajiban segera-penutupan rek xxx
Kr. Kas xxx

b) Bagi Hasil Yang Belum Dibagikan


1) Definisi
Bagi hasil yang belum dibagikan adalah kewajiban mudharib (BMM) kepada
shahibul maal atas bagian keuntungan hasil usaha BMM yang telah disisihkan
dari pengelolaan dana mudharabah

2) Perlakuan Akuntansi
 Pengakuan dan Pengukuran
Bagi hasil yang belum dibagikan diakui pada saat dana diterima atau
dipindahkan dari rekening asal
 Penyajian
Bagi hasil yang belum dibagikan disajikan di neraca sebesar jumlah
kewajiban BMM yang wajib segera dibayarkan

3) Contoh Jurnal
 Pada saat perhitungan bagi hasil yang harus dibagikan kepada shahibul
maal
Db. Beban bagi hasil xxx
Kr. Bagi hasil yang masih harus dibagikan xxx
 Pada saat bagi hasil dibagikan kepada shahibu maal
Db. Bagi hasil yang masih harus dibagikan xxx
Kr. Kas xxx

c) Simpanan
1) Definisi
 Simpanan adalah kewajiban BMM kepada pihak ketiga berupa giro dan
tabungan yang mempergunakan prinsip wadiah
 Wadiah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan
setiipa saat bila nasabah yang bersangkutan menghendaki. BMM bertanggungjawab
atas pengembalian titipan dana tersebut.

2) Perlakuan Akuntansi

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________76


 Pengakuan dan Pengukuran
o Giro wadiah
(1) Giro wadiah diakui sebesar nominal penyetoran atau
penarikan yang dilakukan oleh pemilik rekening
(2) Setoran giro wadiah yang diterima secara tunai diakui
pada saat uang diterima. Setoran giro wadiah melalui kiriman uang diakui
setelah efektif diterima
o Tabugan wadiah
(1) Tabungan wadiah diakui sebesar nominal penyetoran
atau penarikan yang dilakukan oleh pemilik rekening
(2) Setoran tabunga wadiah yang diterima secara tunai
diakui pada saat uang diterima. Setoran tabungan wadiah melalui kiriman
uang diakui setelah efektif diterima
o Pemberian bonus atas simpanan kepada nasabah diakui sebagai
beban pada saat terjadinya

 Penyajian
Saldo simpanan wadiah disajikan sebesar jumlah nominalnya untuk masing-
masing bentuk simpanan

3) Contoh Jurnal
 Pada saat penerimaan titipan
Db. Kas xxx
Kr. Giro/Tabugan wadiah xxx
 Pada saat penarikan
Db. Giro/Tabungan wadiah xxx
Kr. Kas xxx
 Pembayaran bonus giro/tabungan wadiah
Db. Beban bonus giro/tabungan wadiah xxx
Kr. Giro/Tabungan wadiah xxx
Kr. Kewajiban pajak penghasilan xxx

d) Kewajiban Dana Investasi Terikat (Executing)


1) Definisi
Kewajiban dana investasi terikat (executing) adalah dana investasi dimana
pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana mengenai tempat,
cara, dan objek investasi serta BMM ikut menanggung risiko hasil usaha dari
proyek yang dibiayai

2) Perlakuan Akuntansi
 Pengakuan dan Pengukuran
o Apabila BMM tidak menanggung risiko atas penyaluran dana
investasi terikat (chanelling agent), maka dana investasi terikat tersebut dicatat sebesar
jumlah uang yang diterima
o Apabila BMM menanggung risiko atas penyaluran dana investasi
terikat (xecuting agent), maka pelaporannya dilakukan dalam neraca sebesar porsi
risiko yang ditanggung oleh BMM

 Penyajian

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________77


o Apabila BMM tidak menanggung risiko atas penyaluran dana
investasi terikat (chanelling agent), maka disajikan dalam laporan perubahan investasi
terikat dalam catatan atas laporan keuangan
o Apabila BMM menanggung risiko atas penyaluran dana terikat
(executting agent), maka disajikan dalam laporan perubahan investasi terikat dalam
neraca.

3) Contoh Jurnal
 Pada saat penerimaan setoran
Db. Kas xxx
Kr. Investasi terikat- Simpanan Mudharabah
/Simp berjangka mudharabah xxx
 Pada saat penarikan simpanan
Db. Investasi terikat-Simpanan Mudharabah
/Simpanan berjangka mudharabah xxx
Kr. Kas xxx
 Pada akhir periode dilakukan perhitungan bagi hasil
simpanan/simp. Berjangka mudharabah
Db. Beban bagi hasil investasi terikat-
Simpanan/simp. Berjangka mudharabah xxx
Kr. Bagi hasil yang berlum dibagikan-
Investasi terikat simp/simp.berjangka mudharabah xxx
 Pada saat realisasi pembayaran bagi hasil ke rekening
masing-masing penabung
Db. Bagi hasil yang belum dibagikan-
Investasi terikat simp./simp. Berjangka mudharaabah xxx
Kr. Kas xxx
 Pada saat simp. Berjangka mudharabah jatuh tempo :
Db. Investasi terikat-simp. Berjangka mudharabah xxx
Kr. Kas xxx
 Pada saat penyaluran sesuai dengan akadnya
Db. Penyaluran Investasi terikat (sesuai dengan akadnya) xxx
Kr. Kas xxx

3. Akuntansi Investasi
a) Investasi Tidak Terikat
1) Definisi
 Mudharabah adalah akad kerjasama antara pemilik dana
(shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan
usaha dengan nisbah bagi hasil (keuntungan atau kerugian) menurut
kesepakatan di muka
 Mudharabah muthlaqah adalah akad mudharabah dimana
shahibul maal membeikan kebebasan kepada pengelola dana (mudharib)
dalam pengelolaan investasinya

2) Perlakuan Akuntansi
 Pengakuan dan Pengukuran
o Investasi tidak terikat dari pihak ketiga diakui pada saat diterima
sebesar jumlah yang diterima

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________78


o Bagi hasil investasi tidak terikat diberikan sesuai nisbah yang
disepakati pada awal akad

 Penyajian
o Investasi tidak terikat dari pihak ketiga disajikan sebesar nominalnya
untuk masing-masing bentuk investasi tidak terikat, antara lain simpanan mudharabah
dan simpanan berjangka mudharabah
o Bagi hasil investasri tidak terikat yang sudah diperhitungkan dan
telah jatuh tempo tetapi belum diserahkan kepada nasabah disajikan dalam pos
kewajiban segera
o Bagi hasil investasi tidak terikat yang sudah diperhitungkan pada
akhir periode tetapi belum jatuh tempo disajikan dalam pos bagi hasil yang berlum
dibagikan

3) Contoh Jurnal
 Pada saat penerimaan setoran
Db. Kas xxx
Kr. Investasi tidak terikat- Simpanan Mudharabah
/Simp berjangka mudharabah xxx
 Pada saat penarikan simpanan
Db. Investasi tidak terikat-Simpanan Mudharabah
/Simpanan berjangka mudharabah xxx
Kr. Kas xxx
 Pada akhir periode dilakukan perhitungan bagi hasil
simpanan/simp. Berjangka mudharabah
Db. Beban bagi hasil investasi tidak terikat-
Simpanan/simp. Berjangka mudharabah xxx
Kr. Bagi hasil yang berlum dibagikan-
Investasi tidak terikat simp/simp.berjangka mudharabah xxx
 Pada saat realisasi pembayaran bagi hasil ke rekening
masing-masing penabung
Db. Bagi hasil yang belum dibagikan- Investasi tidak terikat
simp./simp.Berjangka mudharaabah xxx
Kr. Kas xxx
 Pada saat simp. Berjangka mudharabah jatuh tempo :
Db. Investasi tidak terikat-simp. Berjangka mudharabah xxx
Kr. Kas xxx
 Pada saat penyaluran sesuai dengan akadnya
Db. Penyaluran Investasi tidak terikat xxx
Kr. Kas xxx

4. Ekuitas
a) Modal Penyertaan KOWINA Prop. Jabar
1) Definisi
Modal penyertaan KOWINA Prop Jabar adalah seluruh nilai modal penyertaan
yang diterima BMM sesuai dengan Kebijakan KOWINA Prop. Jabar/Panduan
Umum BMM

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________79


2) Perlakuan Akuntansi
 Pengakuan dan Pengukuran
o Penambahan modal penyertaan KOWINA dicatat berdasarkan :
(1) Jumlah uang yang diterima
(2) Nilai wajar aktiva non-kas yang diterima
o Pengurangan modal penyertaan KOWINA dicatat berdasarkan :
(1) Jumlah uang yang dibayarkan
(2) Nilai wajar aktiva non-kas yang diserahkan

 Penyajian
Penyajian modal penyertaan KOWINA dalam neraca harus dilakukan sesuai
dengan ketentuan/peraturan yang berlaku

3) Contoh Jurnal
 Pada saat penyetoran awal modal penyertaan oleh KOWINA
Prop Jabar secara tunai
Db. Kas xxx
Kr. Modal Penyertaan KOWINA xxx
 Penyetoran modal dalam bentuk barang
Db. Aktiva yang diterima (nilai wajar) xxx
Kr. Modal Penyertaan KOWINA xxx

b) Saldo Laba/Rugi
1) Definisi
Saldo laba/rugi adalah akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan
pembagian laba/rugi untuk Pengelola BMM dan KOWINA

2) Perlakuan Akuntansi
 Saldo laba tidak boleh dibebani atau dikredit dengan pos-pos
yang seharusnya diperhitungkan pada laba/rugi tahun berjalan
 Kewajiban pembagian laba untuk Pengelola BMM dan
KOWINA pada saat berakhirnya satu tahun periode akuntansi dan dengan
demikian pada saat tersebut saldo laba akan dibebani dengan jumlah yang
dibagikan tersebut.

3) Contoh Jurnal
 Pemindahan laba tahun berjalan ke saldo laba
Db. Ikhtisar Laba/rugi xxx
Kr. Saldo laba xxx
 Pemindahan rugi tahun berjalan ke saldo laba
Db. Saldo Laba xxx
Kr. Ikhtisar Laba/rugi xxx
 Pembagian laba secara tunai
o Pada saat kewajiban timbul
Db. Saldo laba xxx
Kr. Utang pembagian laba xxx
o Pada saat dibayar
Db. Utang pembagian laba xxx
Kr. Kas xxx

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________80


5. Rancangan Struktur dan Kode Akun

1 KELOMPOK AKTIVA
10 Golongan Kas dan Setara Kas
101 Kas
102 Bank
10201 Giro pada Bank Jabar Syariah
10202 Giro pada BNI ‘46

11 Golongan Investasi Jangka Pendek


111 Surat Berharga Saham
11101 Saham PT A
11102 Saham PT B
112 Surat Berharga Obligasi
11201 Obligasi PT A
11202 Obligasi PT B

12 Golongan Piutang Usaha


121 Piutang Bai Bithaman Ajil (BBA)
12101 Piutang BBA Tn.A
12102 Piutang BBA Tn.B
122 Piutang Bai Bithaman Ajil Jatuh Tempo
123 Piutang Murabahah (MBA)
12301 Piutang MBA Tn.A
12302 Piutang MBA Tn.B
124 Piutang Murabahah Jatuh Tempo
129 Penyisihan Penghapusan Piutang

13 Golongan Piutang Lainnya


131 Piutang Karyawan
13101 Piutang A
13102 Piutang B
132 Piutang Bagi Hasil Surat Berharga

14 Golongan Persediaan dan Perlengkapan


141 Persediaan
14101 Persediaan Komputer
14102 Persediaan Printer
142 Perlengkapan
14201 Perlengkapan ATK

15 Golongan Pembiayaan
151 Pembiayaan Musyarakah
15101 Pembiayaan Musyarakah A
15102 Pembiayaan Musyarakah B
152 Pembiayaan Musyarakah-Piutang Jatuh Tempo
153 Pembiayaan Mudharabah
15301 Pembiayaan Mudharabah A

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________81


15302 Pembiayaan Mudharabah B
154 Pembiayaan Mudharabah-Piutang Jatuh Tempo
159 Penyisihan Penghapusan Pembiayaan

16 Golongan Beban Dibayar Dimuka


161 Beban Sewwa Dibayar Dimuka
162 Uang Muka Pembelian Persediaan
163 Uang muka dalam rangka akad Mudharabah
164 Uang muka dalam rangka akad Musyarakah

17 Golongan Investasi
171 Investasi pada Wartel
172 Investasi pada Mini Market

18 Golongan Aktiva Tetap


181 Tanah
182 Bangunan
183 Akumulasi Penyusutan Bangunan
184 Peralatan
185 Akumulasi Penyusutan Peralatan

19 Golongan Aktiva Lian-Lain


191 Kas ZIS
192 Kas Non Syariah

2 KELOMPOK KEWAJIBAN
20 Golongan Kewajiban Jangka Pendek
201 Tabungan Wadiah
202 Kewajiban Pajak Penghasilan
203 Kewajiban Segera-Bagi Hasil
204 Kewajiban Segera-Pajak Nasabah
205 Kewajiban Segera-Penutupan Rekening
206 Dana ZIS
20601 Dana Zakat
20602 Dana Infak/Shodaqoh
207 Dana Nonsyariat

21 Golongan Kewajiban Jangka Panjang


211 Pinjaman yang Diterima
Kewajiban Dana Investasi Terikat
221 Simpanan Mudharabah
22101 Simpanan Mudharabah A
22102 Simpanan Mudharabah B
222 Simpanan Mudharabah Berjangka
22201 Simpanan Mudharabah Berjangka A
22202 Simpanan Mudharabah Berjangka B

22 Investasi Tidak Terikat


231 Simpanan Mudharabah

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________82


23101 Simpanan Mudharabah A
23102 Simpanan Mudharabah B
232 Simpanan Mudharabah Berjangka
23201 Simpanan Mudharabah Berjangka A
23202 Simpanan Mudharabah Berjangka B

23 Golongan Bagi Hasil dan Margin Ditahan


241 Pendapatan Margin Ditangguhkan
242 Bagi Hasil yang Belum Dibagikan

29 Golongan Kewajiban Lain


291 Uang Muka Murabahah
292 Utang Pembagian Laba
299 Kewajiban Lain-lain

3 KELOMPOK EKUITAS
31 Golongan Modal
311 Modal Penyertaan KOWINA
312 Saldo Laba
313 Laba yang Dibagikan
315 Modal Sumbangan
319 Ikhtisar Laba Rugi

4 KELOMPOK PENDAPATAN
40 Golongan Pendapatan Operasi
401 Pendapatan Bagi Hasil dan Margin
40101 Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah
40102 Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah
40103 Pendapatan Margin Bai Bithaman Ajil (BBA)
40104 Pendapatan Margin Murabahah (MBA)
41 Golongan Pendapatan Operasi Lainnya
411 Hasil Investasi
41001 Hasil Investasi – Wartel
41002 Hasil Investasi – Mini Market
412 Pendapatan Bagi Hasil/Bonus lainnya
41201 Pendapatan Bagi Hasil/Bonus Giro
41202 Pendapatan Bagi Hasil Surat Berharga
41203 Pendapatan Operasional
41204 Pendapatan Administrasi Pinjaman Qardhul Hasan
41205 Keuntungan Penyelesaian Pembiayaan Musyarakah
41206 Keuntungan Penyelesaian Pembiayaan Mudharabah

49 Golongan Pendapatan Non Operasional


491 Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap
492 Keuntungan Penyerahan Aktiva
499 Keuntungan Lain-lain

5 KELOMPOK BEBAN
50 Golongan Beban Bagi Hasil

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________83


501 Beban Bagi Hasil
50101 Beban Bagi Hasil Simpanan Mudharabah
50102 Beban Bagi Hasil Simpanan Mudharabah Berjangka

51 Golongan Beban Operasional


511 Beban Bonus Tabungan Wadiah
512 Beban Administrasi dan Umum
51201 Beban Personalia
51202 Beban Listrik, Air dan Telepon
51203 Beban Penyusutan Bangunan
51204 Beban Penyusutan Peralatan
51205 Beban Pemeliharaan Aktiva Tetap
51206 Beban Sewa
51207 Beban Perlengkapan
51208 Beban Penghapusan Piutang
51209 Beban Penghapusan Pembiayaan
51210 Beban Akad Mudharabah
51211 Beban Akad Musyarakah
513 Beban Pendidikan dan Latihan
514 Beban Pajak Penghasilan

59 Golongan Beban Non Operasional


591 Kerugian Penjualan Aktiva Tetap
592 Kerugian Penghentian Aktiva Tetap
593 Kerugian Penyerahan Aktiva
594 Kerugian Penyelesaian Pembiayaan Mudharabah
595 Kerugian Penyelesaian Pembiayaan Musyarakah
596 Kerugian Pembiayaan Mudharabah
597 Kerugian Pembiayaan Musyarakah
599 Kerugian Lain-Lain
D. Rancangan Laporan yang diperlukan
1. Laporan Laba Rugi
a) Definisi
Laporan laba rugi BMM adalah laporan yang menggambarkan kinerja dan kegiatan
usaha BMM pada suatu periode tertentu yang meliputi pendapatan dan beban yang
timbul pada operasi utama BMM dan operasi lainnya.

b) Contoh Laporan Laba Rugi


(terlampir)

2. Laporan Perubahan Ekuitas


a) Definisi
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas
BMM yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau
kekayaan selama periode tertentu

b) Contoh Laporan Perubahan Ekuitas


(terlampir)

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________84


3. Laporan Perusahan Posisi Keuangan
a) Definisi
Neraca atau disebut juga posisi keuangan menggambarkan posisi keuangan
perusahaan dalam suatu tanggal tertentu. Posisi yang digambarkan sudah tertentu,
yaitu posisi harta,. Utang dan modal. Dengan kata lain Neraca adalah laporan yang
sistematis tentang aktiva, kewajiban serta ekuitas dari suatu perusahaan pada suatu
saat tertentu.

b) Contoh Laporan Posisi Keuangan


(terlampir)

4. Laporan Arus Kas


a) Definisi
1) Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas pada BMM selama periode tertentu yang
dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan
2) Aktivitas operasi (operating) adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
BMM (Principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan
3) Aktivitas investasi (investing) adalah akitvitas perolehan dan pelepasan
aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak setara kas
4) Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman BMM

b) Contoh Laporan Arus Kas


(terlampir)

5. Laporan Perubahan Investasi Terikat


a) Definisi
1) Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara pemilik dana/nasabah
(shahibul maal) dan pengelola dana/BMM (mudharib) dengan nisbah pembagian hasil
(keuntungan atau kerugian) menurut kesepakatan dimuka
2) Mudharabah muqayyadah adalah akad mudharabah dimana shahibul
maalmemberikan batasan kepada mudharib mengenai tempat, cara, dan obyek
investasi. Sebagai contoh mudharib dapat diperintahkan untuk :
a. Tidak mencampurakan dana shahibul maal dengan dana lainnya
b. Tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan,
tanpa jaminan, atau jaminan, atau
c. Mengharuskan mudharib untuk melakukan investasi sendiri tanpa
melalui pihak ketiga

b) Contoh Laporan Perubahan Investasi Terikat


(terlampir)

6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana ZIS


a) Definisi

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________85


1) Laporan sumber dan penggunaan ZIS merupakan laporan yang
menunjukkan sumber dan penggunaan dana selama suatu jangka waktu tertentu, serta
saldo ZIS pada tanggal tertentu
2) Zakat merupakan sebagian dari harta yang wajib dikeluarkan oleh muzaki
(pembayar zakat) untuk diserahkan kepada mustahiq (penerima zakat) sesuai dengan
ketentuan syariah

b) Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Dana ZIS


(terlampir)

7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardh (Qardhul Hasan)


a) Definisi
1) Laporan sumber dan penggunaan qardh merupakan laporan yang
menunjukkan sumber dan penggunaan dana selama suatu jangka waktu tertentu, serta
saldo qardh pada tanggal tertentu
2) Qardh merupakan pinjaman tanpa imbalan yang memungkinkan peminjam
untuk menggunakan dana tersebut selama jangka waktu tertentu dan wajib
mengembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir periode yang disepakati

b) Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan


(terlampir)

8. Catatan Atas Laporan Keuangan


Pedoman ini mengatur pengungkapan yang mencakup, tetapi tidak terbatas, pada
unsur-unsur yang diuraikan dalam bagian ini. Catatan atas Laporan Keuangan secara
umum :
a) Pengungkapan pada umumnya dilakukan dalam catatan atas laporan keuangan
yang merupakan bagian tak terpisahkan drai laporan keuangan
b) Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan mengenai gambaran
umum BMM, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan dan
informasi penting lainnya
c) Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos
dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan
perubahan dana investasi terikat, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak,
shodaqah, dan laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan harus berkaitan
dengan informasi yang ada dalam catatan atas laporan keuangan
d) Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :
1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi
yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting
2) Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan dalam neraca;
laporan laba rugi; laporan perubahan ekuitas; laporan arus kas; laporan
perubahan dana investasi terikat; laporan sumber dan penggunaan dana zakat,
infak, shodaqah; dan laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan
3) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam neraca; laporan laba rugi;
laporan perubahan ekuitas; laporan arus kas; laporan perubahan dana investasi
terikat; laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak, shodaqah; dan
laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan tetapi diperlukan dalam
rangka penyajian secara wajar

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________86


4) Penjelasan dan perincian pos-pos yang nilainya material dan pos-pos yang
bersifat khusus BMM tanpa mempertimbangkan materialitasnya
5) Penjelasan sifat dari unsur utamanya dan perincian pos yang merupakan hasil
penggabungan beberapa akun sejenis
6) Jumlah dan saldo pos dari setiap jenis transaksi dengan pihak terkait (pihak
yang memiliki hubungan istimewa) secara terpisah
7) Aktiva BMM yang diasuransikan yang meliputi : jenis dan nilai aktiva yang
diasuransikan, nilai pertanggungan asuransi serta pendapat manajemen atas
kecukupan pertanggungan asuransi. Dalam hal ini tidak diasuransikan, harus
diungkapkan alasannya.

PENUTUP

Perjalanan BMM mulai digulirkan. Ada harapan besar sebagai muslim bahwa setahap demi
setahap kajian menurut syariat mulai diimplementasikan.

BMM sebagai lembaga keuangan non bank yang bergerak dalam pengelolaan keuangan
sosial (Zakat, infak dan shodaqah) dan pembiayaan pada saat digulirkan layaknya seorang
bayi yang baru dilahirkan, masih kecil dan belum dapat berbuat banyak. Namun dengan
perhatian dan kasih sayang bayi dapat tumbuh besar dan yang banyak menentukan pada
awal pertumbuhan adalah orang tua dan lingkungannya. Begitupun dengan BMM yang
dilahirkan oleh KOWINA Propinsi Jawa Barat, perkembangan dan pertumbuhan BMM
pada awal pertumbuhan perhatian, pembinaan dan pengawasan KOWINA lah yang
memberikan andil utama.

Kepada pengelola BMM (BMM yang baru lahir) penyusun mengajak untuk aaling
mengingatkan dalam operasional BMM : “Jangan menginginkan segera melakukan
perkerjaan besar, atau mengharapkan datangnya pekerjaan besar, karena pekerjaan besar
belum saatnya datang. Yang sekarang ada dihadapan mata adalah pekerjaan kecil, namun

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________87


jangan meremehkan pekerjaan kecil tersebut, karena jika belum biasa dengan perkerjaan
mudah, bagaimana akan mampu melaksanakan pekerjaan yang sulit. Oleh karena itu,
segala yang ditemui saat ini, laksanakan dengan sungguh-sungguh dan selalu mohon
pertolongan dari Allah SWT, karena tidak ada perkerjaan di dunia ini yang tidak karena
kehendak Allah SWT, meski yang telihat kecil sekalipun.

Salah satu infrastruktur yang ditawarkan untuk dijadikan acuan dalam mengelola data
keuangan di BMM adalah Pedoman Akuntansi BMM Revisi.0 yang msaih sederhana (baru
lahir).Mudah-mudahan Allah SWT selalu memberikan kekuatan kepada kita semua dalam
upaya untuk mencobanya. Amin

DAFTAR PUSTAKA

Hertanto Widodo,1999, PAS (Pedoman Akuntansi Syariah), Panduan


Praktis Operasional Baitul Mal Wattamwil (BMT), Penerbit
Mizan, Bandung

IAI, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat,


Jakarta

Kieso & Weygandt, 1995, Akuntansi Intermediate, Jilid Satu, Penerbit


Binarupa Aksara, Jakarta (Alih Bahasa : Herman Wibowo)

Muhamad, 2001, Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syariah,


Penerbit UII Press, Yogyakarta

Muhamad, 2003, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah,


Penerbit UII Press, Yogyakarta

Mulyadi, 1997, Sistem Akuntansi, Bagian Penerbitan STIE YKPN,


Yogyakarta

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________88


Munawir, 1997, Analisa Laporan Keuangan, Penerbit Liberty
Yogyakarta

Sofyan Syafri Harahap, 1994, Teori Akuntansi Laporan Keuangan,


Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Teguh Pudjo Muljono,1994, Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam


Praktek Perbankan, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Tim Penyusun, 2002, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.59


Akuntansi Perbankan Syariah, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta

Tim Penyusun, 2002, Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian


Laporan Keuangan Bank Syariah, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.

Tim Penyusun, 2003, Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah


Indonesia (PAPSI) 2003, Penerbit Bank Indonesia, Jakarta

Tim Penyusun DPPEK, Pedoman Akuntansi, Kowina Propinsi Jawa


Barat, Bandung

Tim Penyusun, Materi Pelatihan Pengelola Baitul Maal Wat Tamwil,


Pusat Inkubator Bisnis Usaha Kecil (Pinbuk) Wilayah Jawa
Barat

LAMPIRAN-LAMPIRAN

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________89


A. LAMPIRAN CONTOH LAPORAN
KEUANGAN

B. LAMPIRAN FORMULIR-FORMULIR

C. LAMPIRAN CONTOH KASUS SATU


SIKLUS AKUNTANSI

D. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

E. ANGGARAN.

A. LAMPIRAN CONTOH LAPORAN


KEUANGAN

1. Contoh Laporan Laba Rugi

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________90


BAITUL MAAL WAL MUAWANAH “X”
LAPORAN LABA RUGI
Untuk bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan 30 Nopember 20X1

31 Desember 30 Nopember
PENDAPATAN OPERASIONAL
Pendapatan Bagi Hasil dan Margin
Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah xxx xxx
Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah xxx xxx
Pendapatan Margin Bai Bithaman Ajil (BBA) xxx xxx
Pendapatan Margin Murabahah (MBA) xxx xxx

Pendapatan Hasil Investasi


Hasil Investasi – Wartel xxx xxx
Hasil Investasi – Mini Market xxx xxx
xxx xxx

Beban Bagi Hasil


Beban Basil Simpanan Mudharabah (xx) (xx)
Beban Basil Simpanan Mudharabah Berjangka (xx) (xx)
(xx) (xx)
Pendapatan Bagi Hasil dan Margin xxx xxx

Pendapatan Operasional Lainnya


Pendapatan Bagi Hasil/Bonus lainnya xxx xxx
Pendapatan Bagi Hasil/Bonus Giro xxx xxx
Pendapatan Bagi Hasil Surat Berharga xxx xxx
Pendapatan Operasional xxx xxx
Pendapatan Administrasi Pinjaman Qardh xxx xxx
Keuntungan Penyelesaian Pembiayaan MSA xxx xxx
Keuntungan Penyelesaian Pembiayaan MDA xxx xxx
xxx xxx
Total Pendapatan Operasional xxx xxx

BEBAN OPERASIONAL
Beban Bonus Tabungan Wadiah (xx) (xx)
Beban Administrasi dan Umum
Beban Personalia (xx) (xx)
Beban Listrik, Air dan Telepon (xx) (xx)
Beban Penyusutan Bangunan (xx) (xx)
Beban Penyusutan Peralatan (xx) (xx)
Beban Pemeliharaan Aktiva Tetap (xx) (xx)
Beban Sewa (xx) (xx)
Beban Perlengkapan (xx) (xx)
Beban Penghapusan Piutang (xx) (xx)
Beban Penghapusan Pembiayaan (xx) (xx)
Beban Akad Mudharabah (xx) (xx)
Beban Akad Musyarakah (xx) (xx)
Beban Pendidikan dan Latihan (xx) (xx)
Total Beban Operasional (xx) (xx)

Laba / (Rugi)Usaha xxx xxx

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________91


PENDAPATAN NON OPERASI
Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap xxx xxx
Keuntungan Penyerahan Aktiva xxx xxx
xxx xxx
BEBAN NON OPERASI
Kerugian Penjualan Aktiva Tetap (xx) (xx)
Kerugian Penghentian Aktiva Tetap (xx) (xx)
Kerugian Penyerahan Aktiva (xx) (xx)
(xx) (xx)
Laba / (Rugi) Diluar Usaha xxx xxx
Laba / (Rugi) bersih sebelum Zakat dan Pajak xxx xxx

Zakat (xx) (xx)


Pajak Penghasilan (xx) (xx)
(xx) (xx)
Laba Bersih Setelah Zakat dan Pajak xxx xxx

2. Contoh Laporan Perubahan Ekuitas

BAITUL MAAL WAL MUAWANAH “X”


LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X2 dan 31 Desember 20X1
Modal Modal Saldo Laba Jumlah
Uraian Penyertaan Sumbangan (Defisit) Ekuitas
KOWINA
Saldo 1 Januari 2003 xxx - - xxx
Penambahan (Pengurangan)
Modal Penyertaan/Sumbangan xxx - - xxx
Laba (Rugi) bersih - - xxx xxx
Pembagian Laba - - (xx) (xx)
Saldo 31 Desember 2003 xxx - xxx xxx
Penambahan (Pengurangan)
Modal Penyertaan/Sumbangan - xxx - -
Laba (Rugi) bersih - xxx xxx
Pembagian Laba - (xx) (xx)
Saldo 31 Desember 2004 xxx xxx xxx xxx

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________92


3. Contoh Neraca

BAITUL MAAL WAL MUAWANAH “X”


NERACA
Bulan yang berakhir 31 Desember dan 30 Nopember 20X1
31 Desember 30 Nopember
AKTIVA
Kas xxx xxx
Giro pada Bank Jabar Syariah xxx xxx
Giro pada BNI ’46 xxx xxx
Piutang Bai Bithaman Ajil (BBA) xxx xxx
Piutang Murabahah (MBA) xxx xxx
Penyisihan Penghapusan Piutang (xx) (xx)
Persediaan xxx xxx
Perlengkapan xxx xxx
Pembiayaan Musyarakah xxx xxx
Pembiayaan Mudharabah xxx xxx
Penyisihan Penghapusan Pembiayaan (xx) (xx)
Beban Sewa Dibayar Dimuka xxx xxx
Investasi Wartel xxx xxx
xxx xxx
Aktiva Tetap :
Peralatan xxx xxx
Akumulasi Penyusutan Peralatan (xx) (xx)
xxx xxx
Aktiva Lian-Lain :
Kas ZIS xxx xxx
Kas Non Syariah xxx xxx
xxx xxx
TOTAL AKTIVA xxx xxx
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek :
Tabungan Wadiah xxx xxx
Kewajiban Segera-Bagi Hasil xxx xxx
Dana Zakat xxx xxx
Dana Infak/Shodaqoh xxx xxx
Dana Nonsyariat xxx xxx
Pendapatan Margin Ditangguhkan xxx xxx
Bagi Hasil yang Belum Dibagikan xxx xxx
xxx xxx
Kewajiban Jangka Panjang :
Pinjaman yang Diterima xxx xxx

Kewajiban Dana Investasi Terikat :


Simpanan Mudharabah xxx xxx
Simpanan Mudharabah Berjangka xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
Investasi Tidak Terikat :
Simpanan Mudharabah xxx xxx
Simpanan Mudharabah Berjangka xxx xxx
xxx xxx
TOTAL KEWAJIBAN xxx xxx

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________93


EKUITAS
Modal Penyertaan KOWINA xxx xxx
Saldo Laba xxx xxx
Modal Sumbangan xxx xxx
TOTAL EKUITAS xxx xxx

TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS xxx xxx

4. Contoh Laporan Arus Kas

BAITUL MAAL WALMUAWANAH “X “


LAPORAN ARUS KAS
UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DES DAN 30 NOP 20X1

31 Desember 30 Nopember
ARUS KAS DARI OPERASI
Penerimaan kas dari Bagi Hasil dan Margin xxx xxx
Penerimaan kas dari Sumbangan xxx xxx
Penerimaan kas dari Pengembalian Piutang & Pembiayaan xxx xxx
Penerimaan kas dari Penabung xxx xxx
Penerimaan dana ZIS xxx xxx
Penerimaan dari dana Non Syariah xxx xxx
Penyaluran Piutang dan Pembiayaan (xx) (xx)
Pengambilan oleh Penabung (xx) (xx)
Pembayaran Bagi Hasil (xx) (xx)
Pembayaran Bonus (xx) (xx)
Pembayaran Beban Administrasi Umum (xx) (xx)
Penyaluran Dana ZIS (xx) (xx)
Kas Bersih yang Diterima (Digunakan) dari Aktivitas Operasi xxx xxx

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


Penjualan Aktiva Tetap xxx xxx
Hasil Investasi yang diterima xxx xxx
Penyertaan pada Sektor Riil (xx) (xx)
Pembelian Aktiva Tetap (xx) (xx)
Kas Bersih yang Diterima (Digunakan) dari Aktivitas Investasi xxx xxx

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN


Penerimaan Pinjaman Jangka Panjang xxx xxx
Penerimaan Simpanan Berjangka xxx xxx
Pembayaran Kembali Pinjaman Jangka Panjang (xx) (xx)
Pengambilan Kembali Simpanan Berjangka (xx) (xx)
Kas Bersih yang Diterima (Digunakan) dari Aktivitas Pendanaan xxx xxx
Kenaikan (Penurunan) Bersih Dalam Kas dan Setara Kas xxx xxx
Kas dan Setara Ka Pada Awal Periode xxx xxx
Kas dan Setara Kas Pada Akhir Periode xxx xxx

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________94


5. Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Dana ZIS

BAITUL MAAL WALMUAWANAH “X “


LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA ZIS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DES 20X2 DAN 31 DES 20X1

31 Des 20X2 31 Des 20X1


SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA ZAKAT
SUMBER DANA
Dari Masyarakat xxx xxx
Dari BMM xxx xxx
Dari Lembaga Amil ZIS lain xxx xxx
Total Sumber Dana xxx xxx

PENGGUNAAN DANA
Fakir dan Miskin xxx xxx
Gharimin xxx xxx
Ibnu Sabil xxx xxx
Fi Sabilillah xxx xxx
Muallaf xxx xxx
Amil xxx xxx
Total Penggunaan Dana xxx xxx
KENAIKAN (PENURUNAN) SUMBER ATAS PENGGUNAAN xxx xxx
SALDO AWAL DANA ZAKAT xxx xxx
SALDO AKHIR DANA ZAKAT xxx xxx

SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA INFAQ/SHODAQOH


SUMBER DANA
Dari Masyarakat xxx xxx
Dari BMM xxx xxx
Dari Lembaga Amil ZIS lain xxx xxx
Pengembalian Piutang Al Qordhul Hasan xxx xxx
Total Sumber Dana xxx xxx

PENGGUNAAN DANA
Sumbangan xxx xxx
Piutang Al Qordhul Hasan xxx xxx
Total Penggunaan Dana xxx xxx
KENAIKAN (PENURUNAN) SUMBER ATAS PENGGUNAAN xxx xxx
SALDO AWAL DANA INFAQ/SHODAQOH xxx xxx
SALDO AKHIR DANA INFAQ /SHODAQOH xxx xxx

SALDO AKHIR DANA ZIS xxx xxx

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________95


6. Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul
Hasan
BAITUL MAAL WALMUAWANAH “X “
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA ZIS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DES 20X2 DAN 31 DES 20X1

31 Des 20X2 31 Des 20X1


SUMBER DANA QARDH
Dari Masyarakat xxx xxx
Dari BMM xxx xxx
Dari Lembaga Amil ZIS lain xxx xxx
Pengembalian Piutang Al Qordhul Hasan xxx xxx
Total Sumber Dana xxx xxx

PENGGUNAAN DANA QARDH


Sumbangan xxx xxx
Piutang Al Qordhul Hasan xxx xxx
Total Penggunaan Dana xxx xxx
KENAIKAN (PENURUNAN) SUMBER ATAS PENGGUNAAN xxx xxx
SALDO AWAL DANA QARDH xxx xxx
SALDO AKHIR DANA QARDH xxx xxx

SALDO AKHIR PIUTANG AL QORDHUL HASAN xxx xxx

7. Contoh Laporan Perubahan Investasi Terikat


BAITUL MAAL WAL MUAWANAH “X”
LAPORAN PERUBAHAN DANA INVESTASI TERIKAT
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X2 dan 31 Desember 20X1
Investasi pada Investasi pada
Total
Uraian Wartel Mini Market
20X2 20X1 20X2 20X1 20X2 20X1
Saldo awal xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Penerimaan Dana xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Penarikan Dana (xx) (xx) (xx) (xx) (xx) (xx)
Keuntungan (Rugi) Investasi xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Saldo Investasi Akhir Periode xxx xxx xxx xxx xxx xxx

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________96


B. LAMPIRAN FORMULIR-FORMULIR

Formulir Keuangan
1. BUKTI KAS MASUK

BAITUL MAAL WALMUAWANAH “X” Nomor : __/___/__/__


Jl. Kebon Manggu No. 102 Bandung Tanggal : ___/___/___
Telp. (022) 4217218 No. Cek :
__________
 BUKTI KAS MASUK 
Diterima dari : ......................................................................................
Uang sebesar : Rp. ..........................
Terbilang : ( .................................................................................... )
Keperluan : ......................................................................................

No. Debet Kredit Mengetahui, Yang Menerima Yang Menyetor


Akun Manajer Sub Bagian Kas

(……………………………..) (……………………………..) (……………………………..)


Tanggal Pembukuan : …………………………. Lembar 1 : Penyetor
Halaman Buku Jurnal : …………………………. Lembar 2 : Bag. Akuntansi
Paraf : ………………………… Lembar 3 : Arsip

2. BUKTI KAS KELUAR

BAITUL MAAL WALMUAWANAH “X” Nomor :


____/___/_/___
Jl. Kebon Manggu No.102 Bandung Tanggal :
_____/___/___
Telp. (022) 4217218 No. Cek : _____________

 BUKTI KAS KELUAR 


Dibayarkan kpd :.....................................................................................
Uang sebesar : Rp. ..........................
Terbilang : ( .................................................................................... )
Keperluan : ......................................................................................

No. Debet Kredit Disetujui Oleh Dibayar Oleh Yang Menerima


Akun Manajer Sub Bag. Kas

(…………………………) (…………………………) (…………………………)


Tanggal Pembukuan : …………………………. Lembar 1 : Penyetor
Halaman Buku Jurnal : …………………………. Lembar 2 : Bag. Akuntansi
Paraf : ………………………… Lembar 3 : Arsip

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________97


KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________98
3. SLIP SETORAN

BAITUL MAL WAL MU'AWANAH (BMM) "X"

No. Transaksi :……………


SLIP SETORAN (SS)
Nama Nasabah
Nomor Rekening
Alamat

Transaksi :
Tabungan Wadi'ah Rp.
Simpanan Mudharobah Rp.
Simp. Berjangka. Mudharobah :
Simpanan Idul Fitri Rp.
Simpanan Idul Qurban Rp.
Simpanan Haji Rp.
Simpanan Pendidikan Rp
Simpanan Kesehatan Rp.
Beban Administrasi Rp
………………………. Rp.
J u m l a h Rp.

Terbilang : ……………………………………………………………………
…………………………………………………………………….

…………………
Petugas BMM Penyetor

lembar 1 = untuk BMM


lembar 2 = untuk Nasabah …………………. ………………….

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT 2004 __________________________________99


4. SLIP PENARIKAN

BAITUL MAL WAL MU'AWANAH (BMM) "X"

No. Transaksi :……………


SLIP PENARIKAN (SP)
Nama Nasabah
Nomor Rekening
Alamat

Transaksi :
Tabungan Wadi'ah Rp.
Simp. Berjangka. Mudharobah :
Simpanan Idul Fitri Rp.
Simpanan Idul Qurban Rp.
Simpanan Haji Rp.
Simpanan Pendidikan Rp
Simpanan Kesehatan Rp.
………………………. Rp.
J u m l a h Rp.

Terbilang : ……………………………………………………………………
…………………………………………………………………….

…………………
Petugas BMM Penyetor

…………………. ………………….

2004
KOWINA PROPINSI JAWA BARAT
__________________________________100
5. SLIP SETORAN ZIS DAN SUMBANGAN

BAITUL MAAL WALMUAWANAH (BM) "X"

SLIP SETORAN ZIS DAN SUMBANGAN

No. Transaksi ………………… Tanggal : ……………………..

Nomor Rekening …………………..

UNTUK PEMBAYARAN : DATA MUZAKI


1 Wakaf Rp
2 Zakat Rp Nama ………………………………..
3 Infaq/Shodaqoh Rp Alamat Rumah/Telp. ……………………………….
4 Dana Produktif Ummat Rp ……………………………….
5 Lainnya ………………. Rp Alamat Kantor/Telp. ……………………………….
6 ………………………… Rp ……………………………….
Jumlah Rp

Terbilang : ………………………...………………….……………………………………
………………………………………………………………………………….

Penerima Penyetor

…………………………. ………………………

2004
KOWINA PROPINSI JAWA BARAT
__________________________________101
6. BUKU TABUNGAN

BAITUL MAL WAL MU'AWANAH (BMM) “X”


Jl. Kebon Manggu No. 102 Telp. (022) 4217218 Bandung

Nomor Rekening
Nama
Alamat

No. Telp.
Tanda Pengenal

Sah menjadi Nasabah sejak tanggal …………….


Pengesahan Petugas

No. Tanggal Sandi Debet Kredit Saldo Pengesahan

2004
KOWINA PROPINSI JAWA BARAT
__________________________________102
7. KARTU PEMBIAYAAN

BAITUL MAL WAL MU'AWANAH (BMM) "X"

KARTU PEMBIAYAAN

Nama : No. Rek. :


Alamat : Jangka Waktu :
Besar Pembiayaan : Tanggal Pembiayaan :
Bagi hasil : Tanggal Jatuh Tempo :
Cicilan Sisa
No Tanggal Bagi Hasil Jumlah
Pokok Pembiayaan Tanda Tangan kasir
1
2
3
4
5
6

8. SLIP MEMO / BUKTI UMUM

BAITUL MAL WAL MU'AWANAH (BMM) "X

SLIP MEMO
Tanggal : …………….
Uraian : …………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
Keterangan / Nama Akun No.Akun Debet Kredit

………………………20…

(……………………………)

2004
KOWINA PROPINSI JAWA BARAT
__________________________________103
9. RANCANGAN FORMAT JURNAL

Tanggal No.Bukti Keterangan Ref Debit Kredit

10. RANCANGAN FORMAT BUKU BESAR dan BUKU


PEMBANTU

Saldo Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

11. NERACA SALDO

No. Akun NAMA PERKIRAAN DEBET KREDIT

12. NERACA LAJUR / WORKSHEET

No Nama Neraca Saldo Penyesuaian NS Laba / Rugi Neraca


Disesuaikan
Akun. Akun Debit Kredi Debit Kredi Debit Kredi Debit Kredi Debit Kredi
t t t t t

2004
KOWINA PROPINSI JAWA BARAT
__________________________________104
13. DAFTAR UANG MASUK (DUM)ZIS

BAITUL MAAL WAL MUAWANAH

DAFTAR UANG MASUK (DUM) ZIS

Bulan : ……………… Tahun : ………………..


PENERIMAAN
ZAKAT INFAK/SHODAQOH
No.
Tanngal Keterangan Ref TOTAL
Bukti Pengembalian
Masy BMM Lainnya Jumlah Masy BMM Lainnya Jumlah
Qordhul Hasan

14. DAFTAR UANG KELUAR (DUK) ZIS

BAITUL MAAL WAL MUAWANAH

DAFTAR UANG KELUAR (DUK) ZIS

Bulan : ……………… Tahun : …………


PENGELUARAN
ZAKAT INFAK / SHODAQOH
No.
Tanngal Keterangan Ref TOTAL
Bukti Faqir / Ibn Jumlah Jumlah
Gharim Riqab Fi Sabilillah Muallaf Amil Sumbagan Q.H
Miskin Sabil

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT _______________________________________________________________________________________________ 105


15. DAFTAR UANG MASUK (DUM) TABUNGAN/SIMPANAN DAN PEMBIAYAAN

BAITUL MAAL WAL MUAWANAH

DAFTAR UANG MASUK (DUM) SIMPANAN DAN PEMBIAYAAN

Bulan : ………………………. Tahun : …………………..


PENERIMAAN
TABUNGAN/SIMPANAN PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN DAN LAINNYA
Tanngal No. Bukti Keterangan Ref Simp TOTAL
Simp Simp Simp Jumlah Jumlah
Tab Simp Haji Idul Ang. Pemb. Bagi Hasil /
Pend Ekah Lain-Lain
Adha BBA MBA MDA MSA Margin Adm Lainnya

16. DAFTAR UANG KELUAR (DUK) TABUNGAN/SIMPANAN DAN PEMBIAYAAN

BAITUL MAAL WAL MUAWANAH

DAFTAR UANG KELUAR (DUK) SIMPANAN DAN PEMBIAYAAN

Bulan : ………………… Tahun : …………….


PENGELUARAN
TABUNGAN/SIMPANAN PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN DAN LAINNYA
No.
Tanngal Keterangan Ref Simp Simp Bagi TOTAL
Bukti Simp Simp Simp Jumlah Persediaan Jumlah
Tab Idul Lain- MDA MSA Hasil / Adm Lainnya
Haji Pend Ekah BBA/MBA
Adha Lain Bonus

KOWINA PROPINSI JAWA BARAT _______________________________________________________________________________________________ 106


2. Formulir Non Keuangan
C. LAMPIRAN CONTOH KASUS SATU SIKLUS
AKUNTANSI

D. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

E. ANGGARAN.

You might also like