Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Nur Laily Af’Idah 6450407094
Afrida Riyani 6450407105
Rombel : 01
1.2. Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, Penulis dapat mengambil masalah
bagaimana identifikasi sistem HACCP pada sayur labu siam tersebut.
1.3. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi HACCP pada makanan sayur labu siam
Tujuan Khusus
1. Untuk Penetapan CCP pada tahap penerimaan
2. Untuk Penetapan CCP pada tahap persiapan
3. Untuk Penetapan CCP pada tahap pengolahan
4. Untuk Penetapan CCP pada tahap penyajian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Mengendalikan (kata kerja)
Melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjamindan memelihara pemenuhan
kriteria yang ditetapkan dalam perencanaan HACCP
Pengendalian (kata benda)
Keadaan dimana prosedur-prosedur yang benar dilaksnakan dan kriteria dipenuhi.
Pengukuran Pengendalian (PP) (Control Measure)
Setiap tindakan dan kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencegah atau
meniadakan bahaya keamanan pangan atau menguranginya sampai pada tingkat
yangdapat diterima.
Tindakan Perbaikan (Corrective Action-CA)
Setiap tindakan yang harus diambil apabila hasil pemantauan pada titik kendali kritis
menunjukkan kehilangan kendali.
Titik Kendali Kritis (TKK) (Critical Control Point-CCP)
Suatu langkah dimana pengendalian dapat dilakukan dan mutlak diterapkan untuk
mencegah atau meniadakan bahaya keamanan pangan, atau menguranginya sampai
pada tingkat yang dapat diterima.
Batas Kritis (BK) (Critical Limit-CL)
Suatu kriteria yang memisahkan antara kondisi yang dapat diterima dan yang tidak
dapat diterima.
Penyimpangan (Deviation)
Kegagalan untuk memenuhi batas kritis
Diagram alir (Flow Diagram)
Suatu gambaran yang sistematis dari urutan tahapan atau pelaksanaan pekerjaan
yang dipergunakan dalam produksi atau dalam menghasilkan pangan tertentu.
Analisa Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (HACCP)
Suatu sistem yang mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan bahaya
yang nyata bagi keamanan pangan.
Rencana HACCP (HACCP Plan)
Dokumen yang dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip HACCP untuk menjamin
pengendalian bahaya yang nyata bagi keamanan pangan pada bagian rantai pangan
yang sedang dipertimbangkan.
Bahaya (Hazard)
Unsur biologi, kimia, fisika atau kondisi dari pangan, yang berpotensi menyebabkan
dampak buruk pada kesehatan.
Analisa bahaya (Hazard Analysis)
Proses pengumpulan dan penilaian informasi mengenai bahaya dan keadaan sampai
dapat terjadinya bahaya, untuk menentukan yang mana berdampak nyata terhadap
keamanan pangan, dan harus ditangani dalam rencana HACCP.
Memantau (Monitor)
Tindakan melakukan serentetan pengamatan atau pengukuran terencana mengenai
parameter pengendali untuk menilai apakah Titik Kendali Kritis (CCP) dalam
kendali.
Langkah (Step)
Suatu titik, prosedur, operasi atau tahap dalam rantai pangan yang meliputi bahan
baku dari produksi primer hingga konsumsi akhir.
Validasi (validation)
Memperoleh bukti bahwa unsur-unsur dan rencana HACCP adalah efektif.
Verifikasi (verification)
Penerapan metoda, prosedur, pengujian dan cara penilaian lainnya disamping
pemantauan untuk menentukan kesesuaian dengan rencana HACCP.
2.2 Prinsip HACCP
Sistem HACCP terdiri dari tujuh prinsip sebagai berikut :
Prinsip 1 : Melaksanakan analisa bahaya.
Prinsip 2 : Menentukan Titik Kendali Kritis (CCPs).
Prinsip 3 : Menetapkan batas kritis.
Prinsip 4 : Menetapkan sistem untuk memantau pengendalian TKK (CCP).
Prinsip 5 : Menetapkan tindakan perbaikan untuk dilakukan jika hasil pematauan
menunjukkan bahwa suatu titik kendali kritis tertentu tidak dalam
kendali.
Prinsip 6 : Menetapkan prosedur verifikasi untuk memastikan bahwa sistem HACCP
bekerja secara efektif.
Prinsip 7 : Menetapkan dokumentasi mengenai semua prosedur dan catatan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip sistem HACCP dan penerapannya.
KELOMPOK
KARAKTERISTIK
BAHAYA
Kelompok khusus yang terdiri dari produk non-steril yang
BAHAYA A ditujukan untuk konsumen beresiko tinggi seperti bayi, orang
sakit, orang tua, dan lain-lain.
Produk yang mengandung bahaya/ingredienyang sensitif
BAHAYA B
terhadap bahaya biologis, kimia, atau fisik
BAHAYA C Didalam prosesnya tidak terdapat tahap yang dapat membunuh
mikroorganisme berbahaya atau mencegah/menghilangkan
bahaya fisik atau kimia
Produk yang kemungkinan mengalami pencemaran kembali
BAHAYA D
setelah pengolahan sebelum pengemasan
Kemungkinan terjadi kontaminasi kembali atau penanganan
yang salah selama distribusi, penjualan atau
BAHAYA E
penanganan/penyimpananoleh konsumen sehingga produk
menjadi berbahaya bila dionsumsi
Tidak ada proses pemanasan setelah pengemasan atau waktu di
persiapkan di rumah yang dapat memusnahkan/menghilangkan
BAHAYA F bahaya biologis atau tidak ada cara lagi bagi konsumenuntuk
mendeteksi, menghilangkan atau menghancurkan bahaya kimia
atau fisika
Tahap yang kedua menetapkan pedoman resiko terhadap makan, bahan mentah, dan
ingredient berdasarkan karakteristik bahaya, yaitu :
KARAKTERISTIK KATEGORI
BAHAYA RESIKO KETERANGAN
0 0 Tidak mengandung bahaya A s/d F
(+) I Satu bahaya B s/d F
(++) II Dua bahaya B s/d F
(+++) III Tiga bahaya B s/d F
(++++) IV Empat bahaya B s/d F
(+++++) V Lima bahaya B s/d F
A+ ( Kategori khusus)
Kategori resio paling tinggi (semua
tanpa/dengan bahaya B VI
produk yang mempunyai bahaya A)
s/d F
BAB III
METODOLOGI
3.2.6 Pencatatan semua bahaya potensial yang berkaitan dengan setiap tahapan,
pengadaan suatu analisa bahaya dan menyarankan berbagai pengukuran
untuk mengendalikan bahaya-bahaya yang teridentifikasi
Tim HACCP harus membuat daftar bahaya yang mungkin terdapat pada tiap
tahapan dari produksi utama, pengolahan, manufaktur, dan distribusi hingga sampai
pada titik konsumen saat konsumsi. Tim HACCP harus mengadakan analisis bahaya
untuk mengidentifikasi program HACCP dimana bahaya yang terdapat secara alami,
karena sifatnya mutlak harus ditiadakan atau dikurangi hingga batas-batas yang
dapat diterima, sehingga produksi pangan tersebut dinyatakan aman. Dalam
mengadakan analisis bahaya, apabila mungkin seyogyanya dicakup hal-hal sebagai
berikut :
¨ kemungkinan timbulnya bahaya dan pengaruh yang merugikan terbadap
kesehatan;
¨ evaluasi secara kualitatif dan/atau kuantitatif dari keberadaan bahaya;
¨ perkembangbiakan dan daya tahan hidup mikroorganisme-mikroorganisme
tertentu;
¨ produksi terus menerus toksin-toksin pangan, unsur-unsur fisika dan kimia;
¨ kondisi-kondisi yang memacu keadaan di atas.
Tim HACCP harus mempertimbangkan tindakan pengendalian, jika ada yang
dapat dilakukan untuk setiap bahaya. Lebih jauh tindakan pengendalian disyaratkan
untuk mengendalikan bahaya-bahaya tertentu dan lebih, jauh satu bahaya
dikendalikan oleh tindakan pengawasan yang tertentu.
3.2.8 Penentuan batas-batas kritis (critical limits) pada tiap TKK (CCP)
Batas-batas limit harus ditetapkan secara spesifik dan divalidasi apabila mungkin
untuk setiap TKK. Dalam beberapa kasus lebih dari satu batas kritis akan diuraikan
pada suatu tahap khusus. Kriteria yang sering digunakan mencakup pengukuran-
pengukuran terhadap suhu, waktu, tingkat kelembaban, pH, Aw, keberadaan
chlorine, dan parameter-parameter sensori seperti kenampakan visual dan tekstur.
Batas kritis harus ditentukan untuk setiap PTK. Dalam beberapa kasus batas kritis
kriteria pengukurannya antara lain suhu, waktu, tingkat kelernbaban, pH, Aw dan
ketersediaan chlorine dan parameter yang berhubungan dengan panca indra
(penampakan dan tekstur).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tim HACCP Pada Warung Makan ”Podo Moro” dengan produk Sayur Labu
Siam
Tim penyusun HACCP disini terdiri dari 2 anggota yaitu :
Nurlaily A.
Afrida Riyani
Dengan menganalisa tabel diatas sebagian besar bahan untuk membuat sayur
labu siam mempunyai tingkat resiko yang merupakan titik kritis yang perlu
mendapatkan pengawasan agar tidak terjadi hazard sehingga sayur labu siam yang
dihasilkan aman untuk dikonsumsi
Ya CCP
Bahan mentah (produksi dan pemeliharaan, lokasi/ kondisi/ lingkungan, praktek kerja,
prosedu/tahapan proses).
Yang dapat dikendalikan untuk mengurangi bahaya (CCP2)
Ya bukan CCP
Ya CCP
b.Tahap persiapan
P1. Apakah tahap ini khusus ditujukan untuk menghilangkan/ mengurangi
bahaya sampai batas aman?
Ya CCP
P2. Apakah kontaminasi bahaya dapat meningkat sampai melebihi batas?
Tidak Bukan CCP
P3. Apakah tahap proses selanjutnya dapat menghilangkan atau mengurangi
bahaya sampai batas aman?
Ya Bukan CCP
c.Tahap pengolahan
P1. Apakah tahap ini khusus ditujukan untuk menghilangkan / mengurangi
bahaya sampai batas aman?
Ya CCP
d.Tahap pemasaran
P1. Apakah tahap ini khusus ditujukan untuk menghilangkan /
mengurangi bahaya sampai batas aman?
Tidak
Ya CCP
Cara pemantauan:
a. Pengamatan
b. Pengukuran/analisa terhadap proses pengolahan (waktu, suhu, kematangan serta
sanitasi terhadap bahan mentah produk dan penjamah)
DAFTAR PUSTAKA
http://images.google.co.id/imgres?
imgurl=http://www.caliso9000.com/art/haccp_hazard.jpg&imgrefurl=http://www.caliso
9000.com/haccp.html&usg=__0-
SERYM3guhjIxEy7y1VZgav5vk=&h=485&w=658&sz=90&hl=id&start=11&um=1&t
bnid=tOh89oJevk_1DM:&tbnh=102&tbnw=138&prev=/images%3Fq%3Dhaccp%26hl
%3Did%26client%3Dfirefox-a%26channel%3Ds%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official
%26sa%3DX%26um%3D1
http://staff.unud.ac.id/~nengah_sujaya/wp-content/uploads/2009/08/bab-
5efbc89e38080haccp-sistem.doc
http://www.ebookpangan.com/E-BOOK%20GRATIS/Ebook%20Pangan/sni%2001-
4852-1998%20%20HACCP.pdf
http://library.enaca.org/AquacultureAsia/Articles/April-June-2004/9haccp-siri.pdf
http://download.journals.elsevierhealth.com/pdfs/journals/0002-
8223/PIIS0002822302000068.pdf
1. Bawang merah, bawang putih, dan kencur dikupas kemudian dicuci bersih
Sedangkan cabe, kemiri langsung dicuci bersih
2. bumbu dihaluskan
3. udang dikupas(dipilah) dan dicuci bersih
4. labu siam dikupas, dicuci kemudian dipotong dadu
5. daun jeruk dicuci
6. kelapa dicuci kemudian diparut dan diperas dijadikan santan
7. tuangkan minyak pada penggorengan, kemudian masukkan bumbu yang sudah
dihaluskan
8. udang dimasukkan, ditumis hingga harum dan udang berwarna agak orange
9. masukkan labu siam
10. lalu masukkan santan
11. tambahkan gula merah, air asam, garam
12. didihkan
13. sayur labu siam siap untuk disajikan