You are on page 1of 6

Vv

Contoh Naskah Drama Cerita Rakyat


Pengenalan Naskah Drama Cerita Rakyat
Indonesia memiliki berbagai macam budaya, bereda-beda di berbagai daerah. Salah satu hasil
kebudayaan yang ada adalah cerita rakyat. Cerita yang juga dikenal sebagai cerita tutur atau
folklore ini banyak ditemukan di berbagai daerah. Jawa memiliki banyak cerita rakyat karena
kebudayaan bercerita lebih berkembang di Jawa, sehingga banyak cerita dihasilkan tanpa jelas
asal usulnya. Kali ini, contoh naskah drama cerita rakyat yang diangkat adalah cerita Panji dari
Jawa Timur.
Agar sebuah pertunjukan drama dapat berlangsung maksimal, dibuatlah sebuah naskah yang
berisi garis besar jalan cerita. Pemain boleh improvisasi, namun tidak boleh menyimpang dari
naskah yang ada. Berikut ini contoh naskah drama cerita rakyatbeserta unsur-unsurnya.
Skenario Drama
Cerita Panji berkisah mengenai sepasang kekasih yang harus berpisah karena kekejaman ibu tiri
sang perempuan. Agar lebih maksimal, pemain yang dibutuhkan berjumlah delapan orang. agar
lebih jelas, perhatikan skenario di bawah ini.
Tema : Cerita bertema percintaandibalut suasana kerajaan-kerajaan zaman dulu.
Ritme :
a. Eksposisi : Dua rombongan berpapasan di hutan. Raden Inu, Panji Sumirang, empat orang
pengawal.
b. Permasalahan : Raden Inu diminta menikahi Dewi Ajeng. Dewi Liku, Dewi Ajeng, Raden
Inu.
c. Komplikasi : Kerajaan Kediri terbakar. Raden Inu, Dewi Liku, Dewi Ajeng, empat orang
Pengawal.
d. Penyelesaian : Raden Inu menyelamatkan diri di hutan. Dewi Candra Kirana, Raden Inu, dua
orang pengawal.
e. Kesimpulan : Tuhan Maha Adil, jikalau jodoh pasti bertemu. Raden Inu dan Dewi Candra
Kirana menikah di Jenggala. Raden Inu, Dewi Candra Kirana.
Pemain :
a. Raden Inu Kertapati (protagonis),
b. Dewi Candra Kirana (protagonis),
c. Dewi Liku (antagonis),
d. Dewi Ajeng (antagonis),
e. Dua orang pengawal Raden Inu (protagonis),
f. Dua orang pengawal Panji Sumirang (protagonis).
Latar :
a. Waktu : Siang hari

b. Tempat : Hutan dan Kerajaan Kediri


Naskah Drama Cerita Rakyat
Alkisah, seorang pangeran bernama Inu Kertapati pergi menuju Kerajaan Kediri dengan ditemani
pengawal. Di sebuah hutan dalam perjalanan, mereka bertemu dengan rombongan Panji
Sumirang dari Kerajaan Asmarantaka yang terkenal jahat di mata orang-orang. Kedua
rombongan berhenti, dan Raden Inu diminta untuk mendatangi rombongan Panji Sumirang oleh
dua orang pengawal.
Raden Inu : Ada apa gerangan Raja memanggil saya?
Panji Sumirang : Hendak kemanakah Raden pergi?
Raden Inu : Saya hendak pergi ke Kediri, menemui tunangan saya.
Panji Sumirang : Siapakah gerangan nama tunangan Raden?
Raden Inu : Dewi Candra Kirana.
Panji Sumirang : Baiklah, hati-hati dan semoga selamat sampai tujuan. Selamat jalan.
Kesan jahat Panji Sumirang di mata Inu Kertapati hilang seketika. Ia justru merasa tak asing
dengan wajah raja dari seberang itu. Keduanya melanjutkan perjalanan.

Sesampainya di Kediri, kerajaan nampak sepi. Ketika Inu menunggu di paseban, Dewi Liku dan
Dewi Ajeng, ibu tiri dan adik tiri Dewi Candra Kirana keluar menemui.
Dewi Liku : Apa Kabarmu Inu?
Raden Inu : Baik, Ibu. Ibu juga baik-baik saja bukan? Saya kemari ingin
bertemu dengan Dewi Candra Kirana. Dimanakah ia gerangan?
Dewi Liku : Ia sudah pergi entah kemana, seperti orang gila yang lupa ingatan. Jangan lagi cari
dia. Menikahlah dengan Dewi Ajeng.(Berkata denan wajah pura-pura sedih).
Raden Inu : Tapi Bu, saya mencintainya. Tapi jikalau memang demikian, saya bersedia.
Raden Inu kembali ke Jenggala. Karena ia mendapat guna-guna dari Dewi Liku, ia bersedia
menikahi Dewi Ajeng. Persiapan Pernikahan dilakukan sesegera mungkin.
Satu bulan kemudian, pesta pernikahan Raden Inu dan Dewi Ajeng dilangsungkan. Rakyat
Kediri meramaikan alun-alun Kerajaan Kediri untuk menyaksikan pernikahan agung tersebut.
Jalan-jalan penuh dengan hiasan umbul-umbul dan janur kuning. Gamelan ditabuh. Nampak
Raden Inu, Dewi Ajeng, dan Dewi Liku berbahagia menyambut pesta yang akan dilangsungkan.
Tak disangka semua kemeriahan terlahap api yang membabi buta, menghanguskan kerajaan
hanya dalam beberapa menit.Raden Inu diselamatkan oleh pengawal-pengawalnya ke hutan. Ia
kemudian menemukansebuah rumah kawula biasa. Seorang pujangga perempuan dengan daun
lontar di tangannya sedang melantunkan syair cinta yang begitu mengharukan dengan gerakan
badan yang gemulai, mengingatkan Raden Inu akan kisah cintanya. Ia berada di dalam rumah,

tepat di depan pintu membelakangi Inu. Raden Inu menikmati lantunan syair tersebut beberapa
saat. Raden Inu lalu tersadar, terlepas dari guna-guna sihir Dewi Liku.
Raden Inu : Permisi, saya Raden Inu Kertapati dari Jenggala, saya terkesan dengan syair yang
Nyai bawakan.
Penyair : (membalikkan badan, sambil berhenti bersyair)
Raden Inu : Sepertinya saya tidak asing dengan wajah Nyai. Apakah kita pernah bertemu
sebelumnya?
Penyair : Raden Inu.... (berkata sambil mendekat pelan ke tempat Raden Inu berdiri,
melihat tajam ke wajah Raden Inu dengan raut muka berharap)
Raden Inu : Siapa gerangan Nyai?
Keduanya saling bertatap muka untuk beberapa saat, sebelum kemudian menyingsingkan
senyuman di raut wajah masing-masing. Raden Inu menyadari, rupanya sang Nyai penyair
adalah Dewi Candra Kirana.
Raden Inu : Putri, kenapa kamu ada di hutan seperti ini?
Dewi Candra Kirana: Ceritanya panjang Raden. Saya disihir oleh Dewi Liku, karena beliau
menginginkan raden menikahi anaknya. Sudah bertahun-tahun, sejak
kepulangan Raden Inu dari Kediri untuk menemui saya yang terakhir kalinya
saya menjadi lupa ingatan.
Raden Inu : Lalu, bagaimana kamu bisa sembuh dan selamat sampai di sini?
Dewi Candra Kirana: Saya diselamatkan oleh seorang kakek tua yang sakti. Ini rumahnya.
Beliau
sudah meninggal beberapa bulan yang lalu. Saya tinggal di sini. Apa yang
membawamu kemari pangeranku ?
Raden Inu : Aku hampir saja menikahi Dewi Ajeng, karena pengaruh sihir Dewi Liku. Aku
hampir saja melewatkanmu. Aku diselamatkan para pengawalku ke hutan ini.
Dewi Candra Kirana: Ternyata hari itu sudah tiba....
Raden Inu : Apa maksud perkataanmu?
Dewi Candra Kirana: Aku selalu mengawasi Kerajaan Kediri dari Jauh. Aku juga selalu
mengawasimu
Kanda.
Raden Inu : Ketika di perjalanan menuju Kediri itu, Panji Sumirang....
Dewi Candra Kirana: Ya, itu aku.
Raden Inu : Marilah ikut aku ke Jenggala dan menikahlah denganku.
Keduanya kemudian pergi ke Jenggala, dikawal oleh dua orang pengawal Kerajaan Jenggala. Di
sana keduanya melangsungkan pernikahan yang disaksikan oleh seluruh rakyat Jenggala.
Semuanya menyambut bahagia, sebahagia Raden Inu dan Dewi Candra Kirana. Tuhan memang
Maha Adil. Tuhan tahu yang terbaik bagi umatnya. Lalu, di manakah Dewi Liku dan Dewi
Ajeng? Keduanya tinggal di hutan dan menjadi orang gila yang lupa ingatan.
Demikianlah contoh naskah drama cerita rakyat Panji. Ketika akan melangsungkan pertunjukan,
pastikan dialog dan latar naskah cocok dengan tema yang diusung, dan pesan yang ingin

disampaikan telah termuat. Pastikan pula bahwa pemaian drama sudah cocok memerankan
perannya tersebut.
Read more: http://contohdramakomedi.blogspot.com/2014/07/contoh-naskah-dramalegenda.html#ixzz3ltBexR7R

You might also like