Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Polip hidung merupakan salah satu jenis penyakit telinga, hidung dan tenggorok (THT)
yang sudah umum didengar di masyarakat. Sebagian orang sering menyebutnya sebagai tumbuh
daging dalam hidung. Sebagian orang juga menamainya tumor hidung. Polip Hidung sebenarnya
adalah suatu pertumbuhan dari selaput lendir hidung yang bersifat jinak.
Polip hidung bukan penyakit yang murni berdiri sendiri. Pembentukannya sangat terkait
erat dengan berbagai problem THT lainnya seperti rinitis alergi, asma, radang kronis pada
mukosa hidung-sinus paranasal, kista fibrosis, intoleransi pada aspirin.
Sampai saat ini para pakar belum mendapatkan jawaban secara pasti apa yang mendasari
munculnya benjolan putih keabu-abuan bertangkai itu. Namun dari studi dan pengamatan medis,
baru ditemukan ada sejumlah faktor yang “memudahkan” pemunculan benjolan itu. Antara lain
radang kronis yang berulang pada mukosa hidung dan sinus paranasal, gangguan keseimbangan
vasomotor, peningkatan cairan interstitial serta oedema (pembengkakan) mukosa hidung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi
Polip hidung adalah massa lunak yang mengandung banyak cairan didalam rongga
hidung, berwarna putih keabu-abuan, yang terjadi akibat inflamasi mukosa. Polip dapat
timbul pada penderita laki-laki maupun perempuan, dari usia anak-anak sampai usia
lanjut. Bila ada polip pada anak dibawah usia 2 tahun, harus disingkirkan kemungkinan
meningokel atau meningoensefalokel.
Dulu diduga predisposisi timbulnya polip nasi adalah adanya rhinitis alergi atau
penyakit atopi, tetapi makin banyak penelitian yang mengemukakan berbagai teori dan
para ahli sampai saat ini menyatakan bahwa etiologi polip nasi masih belum diketahui
dengan pasti.
b. Patogenesa
c. Makroskopi
Secara makroskopi polip merupakan massa bertangkai dengan permukaan licin,
berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih keabu-abuan, agak bening, lobular, dapat
tunggal atau multiple dan tidak sensitive (bila ditekan atau ditusuk tidak terasa sakit).
Warna polip yang pucat tersebut disebabkan karena mengandung banyak cairan dan
sedikitnya aliran darah ke polip. Bila terjadi iritasi kronis atau proses peradangan warna
polip dapat berubah menjadi kemerah-merahan dan polip yang sudah menahun warnanya
dapat menjadi kekuning-kuningan karena banyak mengandung jaringan ikat.
Tempat asal tumbuhnya polip terutama dari kompleks osteomeatal di meatus medius dan
sinus etmoid. Bila ada fasilitas pemeriksaan dengan endoskop, mungkin tempat asal
tangkai polip dapat dilihat.
Ada polip yang tumbuh kearah belakang dan membesar di nasofaring, disebut polip
koana. Polip koana kebanyakan berasal dari dalam sinus maksila dan disebut juga polip
antrokoana. Ada juga sebagian kecil polip koana yang berasal dari sinus etmoid.
d. Mikroskopi
Secara mikroskopi tampak epitel pada polip serupa dengan mukosa hidung normal
yaitu epitel bertingkat semu bersilia dengan submukosa yang sembab. Sel-selnya terdiri
dari limfosit, sel plasma, eosinofil, neutrofil dan makrofag. Mukosa mengandung sel-sel
goblet, pembuluh darah, saraf dan kelenjar sangat sedikit. Polip yang sudah lama dapat
mengalami metaplasia epitel karena sering terkena aliran udara, menjadi epitel
transisional, kubik atau gepeng berlapis tanpa keratinisasi.
Berdasarkan jenis sel peradangannya, polip dikelompokkan menjadi 2, yaitu polip
tipe eosinofilik dan tipe neutrofilik. Polip Eosinofilik mempunyai latar belakang alergi
dan Polip Neutrofilik biasanya disebabkan infeksi atau gabungan keduanya.
Pencegahan
1. Mengatur alergi dan asma. Mengikuti pengobatan dokter rekomendasi untuk mengelola
asma dan alergi. Jika gejala tidak mudah dan secara teratur di bawah kendali, konsultasi
dengan dokter Anda tentang perubahan rencana pengobatan Anda.
2. Hindari iritasi. Sebisa mungkin, hindari hal-hal yang mungkin untuk memberikan
kontribusi untuk peradangan atau iritasi sinus Anda, seperti alergen, polusi udara dan
bahan kimia.
3. Hidup bersih yang baik. Cuci tangan Anda secara teratur dan menyeluruh. Ini adalah
salah satu cara terbaik untuk melindungi terhadap infeksi bakteri dan virus yang dapat
menyebabkan peradangan pada hidung dan sinus.
4. Melembabkan rumah Anda. Gunakan pelembab ruangan jika Anda memiliki udara kering
di rumah Anda. Hal ini dapat membantu meningkatkan aliran lendir dari sinus Anda dan
dapat membantu mencegah sumbatan dan peradangan.
5. Gunakan bilasan hidung atau nasal lavage. Gunakan air garam (saline) spray atau nasal
lavage untuk membilas hidung Anda. Hal ini dapat meningkatkan aliran dan
menghilangkan lendir penyebab alergi dan iritasi. Anda dapat membeli semprotan saline
atau lavage nasal dengan perangkat, seperti sedotan, untuk mngantarkan bilasan. Anda
dapat membuat solusi sendiri dengan mencampurkan 1 / 4 sendok teh (1.2 ml) garam
dengan 2 cangkir (0,5 liter) air hangat. Hindari air garam semprot yang mengandung zat
aditif yang dapat membakar lapisan mukosa hidung Anda.
DAFTAR PUSTAKA