You are on page 1of 3

MAKALAH AUDITING

DEFINISI DAN FILOSOFI AUDIT

Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang
dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan
independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan (Arens & Leobbecke ; 1998) sedangkan menurut R.K
Mautz,Husain A sharaf ;1993 mendefinisikan auditing sebagai rangkaian praktek dan prosedur,
metode dan teknik, suatu cara yang hanya sedikit butuh penjelasan, diskripsi, rekonsiliasi dan
argumen yang biasanya menggumpal sebagai teori. Selanjutnya Mulyadi & Kanaka Puradiredja
(1998) mendifinisikan auditing adalah proses sistematis untuk mempelajari dan mengevaluasi
bukti secara objektip mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadianekonomi,
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan.
Pembicaraan mengenai auditing selalu dikaitkan dengan keberadaan profesi Akuntan Publik,
yang dikenal oleh masyarakat sebagai penyedia jasa audit laporan keuangan kepada pemakai
informasi keuangan. Para praktisi dan pendidik terkadang timbul suatu pertanyaan teori apakan
sebenarnyayang melatar belakangi auditing. Literatur-literatur yang terkait dengan auditing lebih
banyak didominasi oleh pembicaraan yang terkait dengan praktek dan teknik audit. Dan sedikit
sekali literatur profesional yang mengulas mengenai teori auditing.
Beberapa masalah-masalah dalam auditing sampai saat ini masih menjadi bahan perdebatan dan
tidak kunjung terpecahkan, misalnya apakah tes dan pengambilan sampel yang biasa dipakai
auditor kurang dalam menjustifikasi opininya ?, masalah independensi auditor dan kepentingan
auditor terhadap audit fee. Tidak hanya layanan auditor saja yang menjadi perdebatan akan tetapi
juga menyangkut tanggung jawab kinerja dan fungsi historisnya. Bagaimana kedudukan auditor
mengenai kewajiban untuk mengungkapkan pelanggaran hukum oleh klien, terlebih lagi peranan
auditor dalam pelanggaran hukum klien yang sampai saat ini masih diperdebatkan.
Pembicaraan mengenai teori auditing sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari sejarah auditing itu
sendiri. Auditing pada awalnya dikembangkan sebagai sebuah prosedur dengan pengecekan yang
detail sehingga kelihatannya teori tidak diinginkan dan diperlukan, Para auditor jaman dahulu
hanya terdorong untuk menginfestigasi kecocokan hal-hal yang diinfestigasi dengan model atau
standar, hal ini tidak beda jauh dengan kondisi pada saat ini. Akan tetapi apakah hal demikian
benar ?
“ Kami berpendapat bahwa ada teori auditing, yang terdiri dari sejumlah asumsi dasar dan suatu
kerangka dari ide-ide yang terintegrasi, pemahaman yang akan banyak membantu secara
langsung dalam pengembangan dan praktek seni auditing. Lebih jauh lagi kami percaya,yang
akan kami usahakan untuk mendukung kepercayaan kami ini dibagian-bagian berikut, bahwa
pemahaman mengenai teori auditing dapat membawa kita ke solusi yang paling masuk akal dari
masalah-masalah yang paling tidak menyenangkan yang dihadapi oleh auditing saat ini” (Mautz,
R. K., and Hussein A. Sharaf ; 1961)
Selama bertahun-tahun auditing sibuk menyiapkan kelahirannya dan diterima jika selama
bertahun-tahun itu hanya sedikit waktu untuk introspeksi, namun ketika suatu teori menjadi
semakin matang maka waktu instrospeksiyang dibutuhkan semakin berkurang. Sungguh ada
sesuatu yang tidak layak mengenai profesi dengan tidak ada dukungan yangterlihat dalam bentuk
struktur teori yang komprehensip dan terintegrasi, maka diperlukan Filosofi Auditing.

Perbedaan antara audit dan pencatatan akuntansi :

• Pencatatan akuntansi menurut tujuannya

Tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi data yang relevan & andal sehingga dapat berguna
bagi pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi adalah suatu proses yang kreatif. Para
pegawai entitas terlibat dalam proses akuntansi ini, sedangkan tanggung jawab akhir untuk
laporan keuangan terletak pada manajemen entitas.

• Dilihat dari proses pencatatan akuntansi

Pencatatan akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan transaksi yang dapat
mempengaruhi entitas. Setelah diidentifikasi, maka bukti transaksi ini diukur, dicata,
dikelompokkan, serta dibuat ikhtisar dalam catatan-catatan akuntnsi. Hasil proses ini adalah
penyusunan dan distribusi laporan keuangan yang sesuai dengan PABU (GAAP).

• Audit menurut tujuannya

Tujuan utama audit laporan keuangan bukan untuk menciptakan informasi baru, melainkan untuk
menambah keandalan laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen. Audit laporan
keuangan ini merupakan tanggung jawab auditor.

• Dilihat dari proses audit

Proses audit keuangan yang khas terdiri dari upaya memahami bisnis dan industry klien serta
mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan manajemen,
sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada kenyataannya laporan keuangan tersebut
telah menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, serta arus kas secara wajar sesuai dengan
GAAP (PABU). Auditor bertanggung jawab untuk mematuhi standar auditing yang berlaku
umum-SABU (GAAS) dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, serta dalam menerbitkan
laporan yang memuat kesimpulan auditor yang dinyatakan dalam bentuk pendapat atau opini atas
laporan keuangan. Jadi audit berpedoman selain pada PABU juga berpedoman pada SABU
(GAAS).

Secara lebih singkatnya pencatatan akuntansi merupakan rekaman dari data historis keuangan
ekonomi suatu entitas dalam bentuk laporan keuangan berdasarkan PABU sedangkan Audit
merupakan proses sistematis untuk menelusuri dari laporan keuangan suatu entitas sampai
kepada bukti transaksi atas kejadian ekonomi entitas untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan yang telah dibuat oleh manajemen berdasarkan SABU bahwa laporan keuangan
tersebut telah disajikan sesuai PABU.

You might also like