Professional Documents
Culture Documents
مجاهدة النفــــس
MUJAHADAH TERHADAP JIWA
مجاهدة النفــــس
(ة َ ُ )لMAKNA MUJAHADATUN NAFSI SECARA ETIMOLOGIS
ً غ
Mujahadatun nafsi adalah susunan idlofah (kata majmu’), yang terdiri dari mudlaf (kata yang
.disandarkan), yaitu mujahadah dan mudlaf ilahi (kata yang dijadikan sandaran), yaitu an-nafsi
Mujahadah menurut Ibnu Manzhur dalam Lisanul ‘Arab adalah: Menyapih jiwa dari syahwat
.dan melepaskan hati dari angan-angan rusak serta syahwat
Nafs dalam Bahasa Arab bermakna ruh, hati, hakikat, dzat sesuatu (Lisanul Arab), kebesaran,
.kesombongan, kebanggaan, obsesi, inti, dan harga diri
(ً لحا
َ ِصط
ْ ِ )اMAKNA MUJAHADATUN NAFS SECARA TERMINOLOGIS
Memerangi jiwa yang selalu menyuruh berbuat buruk dengan cara memaksanya melakukan hal-
hal yang berat, namun diperintahkan dalam syari’at. (Dikutip dari At-Ta’rifat: 263 secara ringkas
dan dengan sedikit perubahan. Ada pembagian lain mengenai jiwa, sebagaimana yang
disebutkan oleh Al-Jurjani, yaitu jiwa nafs nabatiyah, nafs insaniyah, nathiqah dan lain
(sebagainya
Al-Munawi berkata, “Dinyatakan bahwa mujahadah adalah memaksa jiwa melakukan hal-hal
yang memberatkan fisik dan menentang hawa nafsu. Juga dinyatakan bahwa mujahadah adalah
mencurahkan hal yang dimampui untuk melakukan perintah Dzat Yang ditaati; Allah azza wa
(jalla.” (At-Tauqif: 297
Ibnu ‘Alan berkata, “Mujahadah adalah bentuk mufa’alah dari kata al-juhdu yang bermakna
kemampuan. Maka manusia bermujahadah terhadap jiwanya dengan menggunakannya dalam
hal-hal yang memberi manfaat, baik saat ini atau yang akan datang. Dan, jiwa pun berjihad
(padanya untuk melakukan apa yang diinginkannya.” (Dalilul Falihin, 1: 302
Ibnu Hajar –rahimahullah- mengomentari ungkapan Bukhari, “Bab siapa yang berjihad terhadap
jiwanya dalam mentaati Allah azza wa jalla.” Ini merupakan penjelasan keutamaan orang yang
bermjahadah. Dan, yang dimaksud mujahadah adalah: Menahan jiwa dari kehendak-
.(kehendaknya yang dapat menyibukkannya dengan selain ibadah (kepada Allah
MACAM-MACAM JIWA
َ
ّ س ا ْل
yaitu yang cenderung ,(ُماَرة ْ ّ )َالنJiwa yang sangat menyuruh pada kejahatan.1
ُ ف
pada tabi’at fisik, menyuruh pada kelezatan dan syahwat indrawi, dan menarik hati
menuju arah kerendahan. Dengan demikian jiwa ini merupakan rumah kejahatan dan
.sumber akhlak tercela. Dan, jiwa inilah yang harus diperangi
yaitu jiwa yang memantulkan sinar hati ,(ة ُ م ّ ّ س الل
َ وا ُ ف ْ ّ )َالنJiwa yang sangat mencela.2
seukuran yang menyebabkanya tersadar dari kelupaan. Sehingga setiap kali terjadi
.kejahatan karena tabi’at jiwa, ia mencela dirinya sendiri
jiwa yang benar-benar tersinari oleh cahaya hati, ,(ة َ ْ مط
ُ ّ مئ ِن ُ ْ س ال
ُ فْ ّ )َالنJiwa yang tenang.3
.sehingga terlepas dari siafat-sifat tercela dan terhiasi akhlak-akhlak mulia
Allah swt. berfirman, “Aku bersumpah dengan hari kiamat, dan aku bersumpah dengan.1
jiwa yang amat menyesali dirinya sendiri. Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak
akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami
(kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.” (Al-Qiyamah: 1-4
Allah swt. berfirman, “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya.2
dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat
(tinggal (nya).” (An-Nazi’at: 40 – 41
Allah swt. berfirman, “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah.3
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya
(beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.” (Asy-Syams: 7 – 9
Allah swt. berfirman, “Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda.4
Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya
berkata, ’Marilah ke sini.’ Yusuf berkata, ’Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku
telah memperlakukan aku dengan baik.’ Sesungguhnya orang-orang yang lalim tiada
akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu)
dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata
dia tiada melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan
daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-
hamba Kami yang terpilih. Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu
menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati
suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata, ’Apakah pembalasan terhadap orang
yang bermaksud berbuat serong dengan istrimu, selain dipenjarakan atau (dihukum)
dengan azab yang pedih?’ Yusuf berkata, ’Dia menggodaku untuk menundukkan diriku
(kepadanya),’ dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya, ’Jika
baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang
yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta,
dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar.’ Maka tatkala suami wanita itu melihat baju
gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia, ’Sesungguhnya (kejadian) itu adalah di
antara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar.’ (Hai) Yusuf,
’Berpalinglah dari ini dan (kamu hai istriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena
kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah.’ Dan wanita-wanita di
kota berkata, ‘Istri Al Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya
(kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam.
(Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata.” (Yusuf: 23 – 30
ه ُ عممدَ َلمم َ ق َ ف َ ه ِ ق ِ م ِبممأ َطُْر َ َن آد ِ عممدَ ِلْبمم َ ق َ ن َ طا َ ْ شممي ّ ن ال ّ ِإ
ك َ ِ ن آب َممائ َ وِدي َ ك َ َ وت َذَُر ِدين َ م ُ ِ سل ْ ُل ت َ قا َ ف َ ِ سَلم ْ ِ ق اْل ِ ري ِ َب ِط
ْ َ َ فعصاه َ ء أ َِبي
ة ِ جَر ْ ه ِ ق ال ِ ري ِ َه ب ِط ُ َ عد َ ل َ ق َ م ّ ُم ث َ َ سل ْ فأ
َ
ُ َ َ َ ك ِ وآَبا َ
ل ُ مث َمم َ ممما َ ّ وإ ِن َ ماءَك َ َ سم َ و َ ض مك َ َ ع أْر ُ َ و ت َ مد َ جُر ِ همما َ ُل ت َ قمما َ ف َ
جَر َ همما َ ف َ ُصمماه َ ع َ ف َ ل ِ و َ في الطّم ِ س ِ فَر َ ْ ل ال ِ َ مث َ َر ك ِ ج ِ ها َ م ُ ْ ال
د
ُ هم ْ جَ و َ هم ُ ف َ ُ ه مد ِ جا َ ُل ت َ قمما َ ف َ همماِد َ ج ِ ْ ق ال ِ ريِ َه ب ِط ُ َ عد َ ل َ قَ م ّ ُث
ُ َ مممْرأ
ة َ ْ ح ال ُ كمم َ ْ فت ُن َ ل ُ قَتمم ْ ُ فت َ ل ُ قاِتمم َ ُ فت َ ل ِ ممما َ ْ وال َ س ِ فمم ْ ّ الن
هِ ل الل ّم ُ سممو ُ ل َر َ قمما َ ف َ َ ه مد َ جا َ ف َ ُصمماه َ ع َ ف َ ل ُ ممما َ ْ م ال ُ س َ ق ْ ُ وي َ
قما ّ ح َ ن َ ك كما َ َ ل ذَل ِم َ عم َ ف َ ن ْ مم َ ف َ م َ سمل ّ َ و َ ه ِ علْيم َ َ ه ّ
ُ صلى الل ّ َ
َ
ن َ ل ك َمما َ قت ِ م ُ ن ْ مم َ و َ ة َ ّ جن َ ْ ه ال ُ َ خل ِ ْن ي ُد ْ لأ ّ ج َ و َ عّز َ ه ِ ّ عَلى الل َ
َ
ق
َ ر ِ غمم َ ن ْ ِ وإ َ ة َ جّنمم َ ْ ه ال ُ َ خل ِ ْ ن ي ُ مد ْ لأ ّ ج َ و َ عّز َ ه ِ ّ عَلى الل َ قا ّ ح َ
َ َ
ه ُ داب ُّتمم َ ه ُ ْ صت َ ق َ و َ و ْ ةأ َ ّ جن َ ْ ه ال ُ َ خل ِ ْن ي ُد ْ هأ ِ ّ عَلى الل َ قا ّ ح َ ن َ كا َ
َ ّ عَلى الل
ةَ ّ جن َ ْ ه ال ُ َ خل ِ ْن ي ُد ْ هأ ِ َ قا ّ ح َ ن َ كا َ
Sesungguhnya syetan duduk di jalan-jalan yang dilalui manusia; ia mengganggu”
manusia di jalan Islam, ia berkata, ’Engkau masuk Islam, meninggalkan agamamu,
agama ayahmu, dan agama nenek moyangmu?’ Maka manusia pun mendurhakainya dan
masuk Islam. Kemudian ia duduk mengganggu di jalan hijrah; ia berkata, ’Engkau
berhijrah meninggalkan tanah airmu. Padahal perumpamaan orang yang hijrah itu seperti
kuda yang diikat dengan tali.’ Maka manusia pun mendurhakainya dan berhijrah.
Kemudian ia menggoda manusia di jalan jihad, ia berkata, ’Engkau berjihad, padahal
jihad itu memberatkan jiwa dan harta; engkau berperang dan akan terbunuh, lantas
istrimu dinikahi orang dan hartamu dibagi-bagi?’ Maka manusia pun mendurhakainya
dan berjihad. Rasulullah saw. bersabda, ’Siapa yang melakukan hal itu, maka ia Allah
akan memasukkannya ke surga. Siapa yang terbunuh, maka Allah akan memasukkannya
ke surga. Apabila ia tenggelam, maka Allah akan memasukkannya ke surga, atau jika
kendaraannya membawanya ke tempat jauh, maka Allah akan memasukkannya ke
surga.” (HR. An-Nasai 6/21 – 22 dalam bab Jihad. Muhaqqiq jami’ul ushul mengatakan
(9/540-541) bahwa sanad Hadits ini Shahih. Dianggap shahih oleh Ibnu Hibba serta di
(anggap hasan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Al-Ishabah 3/64
Anas ra. berkata, ”Pamanku Anas bin Nadlor tidak ikut serta dalam perang Badr. Maka ia .3
berkata kepada Rasulullah saw., ’Wahai Rasulullah saw., saya tidak ikut serta dalam
peperangan engkau yang pertama melawan kaum musyrikin. Apabila Allah memberi
kesempatan padaku untuk memerangi kaum musyrikin, maka Ia akan melihat apa yang
akan aku perbuat.’ Ketika perang Uhud terjadi dan kaum muslimin terkalahkan, ia
berdoa, ’Ya Allah, aku mohon ampun kepada-Mu dari apa yang dilakukan oleh mereka
(kaum muslimin yang melarikan diri) dan aku berlepas diri kepada-Mu dari apa yang
dialkukan oleh mereka (kaum musyrikin).’ Kemudian ia maju dan bertemu Sa’d bin
Mu’adz, ia berkata, ’Wahai Sa’d, surga demi Tuhan Nadlor. Sesungguhnya saya
mencium baunya di balik Uhud.’ Sa’d berkata, ’Aku tidak mampu melakukan seperti apa
”.yang dilakukannya, wahai Rasulullah saw
Anas ra. berkata, ”Kami menjumpai delapan puluh lebih luka ditubuhnya, baik karena
sabetan pedang, tusukan tombak, atau lemparan anak panah. Kami menjumpainya telah
terbunuh dan tubuhnya dipotong-potong oleh kaum musyrikin. Sehingga tiada seorang
”.pun yang mengenalinya, kecuali saudarinya melalui jari jemarinya
Anas ra. melanjutkan penuturannya, ”Kami beranggapan bahwa karena dia dan orang-
orang sepertinyalah ayat berikut diturunkan, ”Di antara orang-orang mukmin itu ada
orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara
mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan
mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya). (Al-Ahzab: 23).” (HR. Bukhari, Fathul
(Bari 6/2805 dan Muslim 1903. Redaksi di atas dari riwayat Bukhari
Rabi’ah bin Ka’b Al-Aslami ra. berkata, ”Aku bermalam bersama Rasulullah saw.,.4
kemudian aku membawakan air wudlu dan kebutuhan beliau. Beliau berkata kepadaku,
’Ajukan permintaan!’ Aku pun berkata, ’Aku mohon bisa menemanimu di surga.’ Beliau
’ ,bertanya, ’Apa ada selain itu?’ Aku menjawab, ’Hanya itu.’ Beliau bersabda
َ
ِجوْد ّ ك ب ِك َث َْرةِ ال
ُ س َ س
ِ ى ن َْف
َ عل
َ ي ِ فَأ
ّ عن
Bantulah aku untuk kepentingan dirimu dengan memperbanyak sujud (shalat).’ (HR.’
(Muslim 489
,Mughirah bin Syu’bah ra. meriwayatkan.5
َ
:ه ُ ل ل َمَ قي ْم َ . ُماه
ِ ف َ َ قد َ ت ْ خَ ف َ َ حّتى ا ِن ْت َ صّلى َ r ي ّ ِ ن الن ّب ّ أ
ممماَ و
َ ك َ ِ ن ذَن ْب ْ م
ِ م َ ّ قد َ َ ما ت
َ ك َ َه ل ُ فَر الل َ ْ قد
َ غ َ و َ ه
َ ذا َ ف ُ ّ أ َت ُك َل
"ورا ً ؟ َ ً عْبدا َ َ َ "أ: ل ّ َ ت َأ
ْ ُ شك َ ن َ و ْ ُ فل َ أك َ قاَ فَ .خَر
Sesungguhnya Rasulullah saw. melakukan shalat hingga dua telapak kaki beliau”
bengkak. Maka ditanyakan kepada beliau, ”Apakah engkau memaksakan seperti ini,
padahal Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?” beliau
menjawab, ”Tidakkah aku menjadi hamba yang sangat bersyukur?” (Fathul Bari 1130
(dan Muslim 2819. Redaksi di atas dari riwayat Muslim
Katakanlah, ’Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta”
menutup hatimu, siapakah Tuhan selain Allah yang Kuasa mengembalikannya kepadamu?’
perhatikanlah bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami),
(kemudian mereka tetap berpaling (juga).” (Al-An’am: 46
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan”
yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak
beriman kepadanya. dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka
tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus
memenempuhnya. yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan
(mereka selalu lalai dari padanya.” (Al-A’raf: 146
.Ini adalah jihad dengan ucapan, sementara sebelumnya adalah jihad dengan perbuatan
Dan, sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).” (Al-‘Alaq: 19) Setiap sujud adalah“
pendekatan tertentu yang dapat mengantar pelakunya menaiki tangga kedekatan (pada Allah),
sehingga berakhir pada tingkatan menjadi teman Rasul tercinta saw. Dan, dengan begitu ia
,.mendapatkan seperti yang difirmankan Allah swt
Katakanlah, ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi“
(dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali Imran: 31
Dekat dengan Rasulullah saw. tidak mungkin tercapai kecuali dengan mendekatkan diri kepada
Allah swt. Dan, kedekatan dengan Allah swt. tidak mungkin tercapai kecuali dengan kedekatan
.dengan Rasulullah saw
Dua kedekatan itu saling mempengaruhi, satu tidak mungkin dipisahkan dari yang lainnya.
Karena itulah, Allah menempatkan tindakan mengikuti Rasul-Nya di antara dua kecintaan untuk
mengajarkan kepada kita, bahwa cinta hamba kepada Allah dan cinta Allah kepada hamba-Nya
(sangat tergantung pada tindakan mengikuti RAsulullah saw.” (Dalilul falihin, 1/318
Ibnu Hajar menambahkan, “Berjihadlah pada jiwamu dengan pedang-pedang latihan. Dan,
latihan itu ada empat macam; makan yang hanya sekedar menghilangkan lapar, sedikit tidur,
sedikit bicara, dan menanggung gangguan dari seluruh manusia. Sedikit makan dapat
menyebabkan kematian syahwat, sedikit tidur dapat menjernihkan kehendak, sedikit bicara dapat
menyelamatkan dari berbagai penyakit, dan kemampuan menanggung derita dapat mengantar
pada tujuan. Tiada yang berat bagi seorang hamba melebihi sikap santun saat diperlakukan kasar
.dan sabar saat mendapatkan gangguan
Apabila kehendak syahwat dan keinginan berbuat dosa mulai bergerak dalam jiwa, hingga kata-
kata pun keluar secara berlebihan, maka pedang ssedikit makan terhunus dari sarung tahajjud dan
sedikit tidur, lalu menebas keinginan tersebut dengan menggunakan tangan sedikit bicara,
sehingga jiwa terhindar dari kezhaliman, aman dari berbagai bahaya, tercerahkan dari kegelapan
syahwatnya, selamat dari gangguan penyakitnya, dan ia menjadi bersih, bercahaya, serta ringan
mengarungi berbagai kebaikan, dan menapaki jalan-jalan ketaatan, seperti kuda yang berlari
(kencang di lapangan dan seperti raja yang rekreasi di kebun.” (Ihyaa ulumud din, 3/66
Malik bin Dinar jalan-jalan di pasar. Apabila ia melihat sesuatu yang diinginkan oleh jiwanya,
maka ia berkata kepada jiwanya, “Bersabarlah, demi Allah aku tidak mencegahmu kecuali
(karena kemuliaanmu atas diriku.” (Ihyaa ulumud din, 3/67
Ahnaf bin Qais tidak berpisah dengan lampu di malam hari; ia meletakkan jarinya pada lampu
itu seraya berkata kepada jiwanya, “Apa yang menyebabkanmu melakukan ini dan itu pada hari
”.ini dan itu
Umar bin Khathab ra. memberi sangsi pada dirinya saat tertinggal jamaah shalat Ashar, dengan
.cara menshodaqahkan tanahnya yang senilai dua ratus ribu Dirham
Apabila Ibnu Umar tertinggal shalat jamaah, maka ia menghidupkan seluruh malamnya. Dan,
suatu ketika ia mengundur shalat Maghrib, hingga dua bintang terbit, maka ia memberi sangsi
.dengan memerdekakan budak
Ibnu Abi Rabi’ah (al-Harits bin Abdullah bin Abi Rabi’ah; gubernur Bashrah dan salah satu
tokoh tabi’in, Tahdzibut Tahdzib, Al-Ishabah 2039) tertinggal dari dua rakaat sebelum shubuh,
.maka ia memerdekakan budak
Sebagian ulama memaksa dirinya untuk shaum selama setahun, menunaikan haji dengan berjalan
kaki, dan bershodaqah dengan seluruh hartanya. Itu semua sebagai pengikat jiwa dan pemberian
.sangsi kepadanya demi keselamatannya
Dikisahkan bahwa ada sekelompok orang yang menjenguk Umar bin Abdul Aziz yang sedang
sakit. Di antara mereka terdapat seorang pemuda yang badannya kurus. Umar berkata
”?kepadanya, “Wahai pemuda, apa yang membuatmu menjadi seperti yang aku lihat
”.Ia menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, karena sakit
”.Umar berkata, “Saya bersumpah dengan Nama Allah, bicaralah dengan jujur padaku
Ia menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, saya mencicipi manisnya dunia, tapi saya rasakan
pahit. Saya menganggap sepele bunga duna dan kelezatannya. Menurutku sama saja emas dunia
dan batunya. Dan, seolah-olah saya melihat Arsy Allah serta melihat manusia digiring ke surga
dan ke neraka. Karena itu, siang hari aku dahaga, malam hari aku begadang, dan segala apa yang
.aku miliki hanya sedikit serta hina bila dibanding pahala dan siksa Allah
Abu Darda’ berkata, “Andai tidak ada tiga hal, maka tidak ingin hidup sehari pun; Dahaga
karena Allah di siang hari, sujud untuk Allah di tengah malam, dan duduk bersama orang-orang
”.yang memilih ucapan baik, sebagaimana mereka memilih buah-buahan yang baik
Al-Aswad bin Yazid serius dalam beribadah dan shaum pada hari yang panas, sehingga
badannya membiru. Maka Al-Qamah bin Qais menegurnya, “Mengapa engkau menyiksa diri?”
”.Ia menjawab, “Aku menginginkan kemuliaannya
Kurz bin Wabrah berjihad terhadap dirinya dengan maksimal untuk melakukan ibadah. Maka
seseorang berkata kepadanya, “Engkau telah melelahkan dirimu.” Ia menjawab dengan balik
bertanya, “Berapa usia dunia?” Dijawab, “Tujuhpuluh ribu tahun.” Ia bertanya, “Berapa ukuran
sehari di hari kiamat?” Dijawab, “Limapuluh ribu tahun.” Ia bertanya, “Bagaimana mungkin
seorang dari kalian merasa tidak mampu beramal selama tujuh hari untuk mendapatkan
”?keamanan pada hari akhir
Apabila jiwamu membisikimu, “Mereka adalah tokoh-tokoh yang kuat, kita tidak dapat
menteladani mereka.” Maka kajilah kehidupan para wanita mujahidah, kemudian katakanlah
kepada jiwamu, “Wahai jiwa, apa kamu tidak malu lebih kecil dari kamu wanita?” Sungguh hina
.laki-laki yang lebih lemah dari wanita dalam urusan agama dan dunia
:Sekarang, mari kita kenang kehidupan para wanita mujahidah
Diriwayatkan bahwa Apabila Habibah Al-‘Adawiyah hendak melaksanakan shalat Isya’, maka ia
berdiri di bagian atas rumahnya, seraya mengikat pakaian dan kerudungnya, kemudian ia
berkata, “Ya Tuhan-ku, bintang-gemintang telah telah tenggelam, beberapa mata telah terlelap,
para raja telah menutup pintu-pintunya, dan setiap kekasih telah menyendiri bersama kekasihnya.
Inilah posisiku di hadapan-Mu!” Setelah itu ia melaksanakan shalat. Apabila fajar telah terbit, ia
berkata, “Ya Tuhan-ku, malam telah berlalu dan siang telah datang menjelang. Maka alangkah
”.senangnya andai malamku kembali lagi kepadaku
Diriwayatkan bahwa ‘Ajrodah menghidupkan malam, padahal ia buta. Apabila datang waktu
sahur, maka ia berseru dengan suara sedih, “Untuk-Mu (ya Allah) Para ahli ibadah menyusuri
kegelapan malam. Mereka berlomba untuk mendapatkan rahmat-Mu dan karunia ampunan-Mu.
Kepada-Mu aku memohon, wahai Tuhan-ku, tidak kepada selain-Mu, jadikanlah aku di
kelompok pertama orang-orang yang mendapatkan kemenangan. Tinggikanlah derajatku di sisi-
Mu di kalangan orang-orang yang mulia dan orang-orang yang dekat dengan-Mu. Sampaikanlah
aku untuk bersama hamba-hamba-Mu yang shalih. Sebab Engkau adalah Yang Maha Kasih di
antara yang punya kasih, Yang Maha Agung di antara yang agung, dan Yang Maha Mulia di
antara yang mulia! Setelah itu, ia tersungkur sujud hingga hidangan sahur. Kemudian ia terus-
”.menerus berdoa dan menangis hingga shubuh
Yahya bin Bustham berkata, “Saya menyaksikan majlisnya Sya’wanah dan melihatnya
menangis.” Maka saya katakan kepada sahabatku, “Alangkah baiknya kalau kita mendatanginya
saat sendirian, kemudian menyuruhnya untuk belas kasihan pada dirinya?” Sahabatku menjawab,
“Ok. Setuju dengan pendapatmu.” Maka kami pun datang kepadanya kemudian saya berkata
kepadanya, “Apa tidak sebaiknya kalau kamu belas kasihan pada dirimu dan mengurangi
tangisanmu ini. Sebab itu dapat lebih menguatkanmu untuk mencapai apa yang kamu inginkan?”
Sya’wanah semakin menangis, kemudian berkata, “Demi Allah, aku ingin menangis hingga air
mataku kering, kemudian aku menangis mengeluarkan darah hingga tiada setetes pun darah di
tubuhku! Bagaimana aku tidak menangis! Bagaimana aku tidak menangis!” Ia terus-menerus
.mengulang kata-kata itu, hingga pingsan
Apabila engkau termasuk orang-orang yang mengawasi dirinya, maka hendaklah mengkaji
kehidupan tokoh-tokoh yang bermujahadah, baik laki-laki maupun perempuan. Sebab hal itu
dapat membangkitkan semangat dan menguatkan tekad. Jangan memperhatikan orang-orang
yang sezaman denganmu, sebab apabila engkau mengikuti kebanyakan orang yang ada di muka
.bumi, maka mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah
Kisah mengenai orang-orang yang melakukan mujahadah tidak terhingga. Dan, apa yang kami
sebutkan di atas sudah memadai untuk orang yang dapat mengambil pelajaran. Tetapi jika anda
ingin tambahan, maka silahkan membaca kitab, “Hilayatul auliyaa”. Sebab kitab tersebut
memuat penjelasan mengenai kehidupan para shahabat, tabi’in, dan generasi setelah mereka.
Dengan mengkaji kitab tersebut, anda akan mengerti perbedaan ahli agama pada generasimu dan
.generasi setelahmu
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul“
(menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu.” (Al-Anfal: 24
Allah swt. menamai ilmu dan ibadah sebagai kehidupan. Sebab jika jiwa tidak mendapatkannya,
.maka ia akan binasa untk selamanya
,Allah swt. juga menjelaskan sifat air dalam firman-Nya
Dan, dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga “
(beriman?” (Al-Anbiyaa: 30
:Kesucian jiwa dapat diraih dengan
Memperbaiki pemikiran dan proses belajar, sehingga seseorang dapat membedakan✔
keyakinan yang haq dan yang batil, ungkapan yang jujur dan yang dusta, tindakan yang
.baik dan yang buruk
Memperbaiki syahwat dengan sifat iffah (menjaga diri), agar ia terbiasa dermawan dan✔
.suka menolong dengan cara terpuji sebatas kemampuannya
Meluruskan emosi dengan cara melenturkannya, agar dapat dikendalikan. Dan, ini dapat ✔
dilakukan dengan menahan jiwa dari menuruti kebutuhan rasa takut dan ambisi yang
.tercela
Dengan meluruskan tiga kekuatan tersebut, jiwa akan seimbang dan menjadi baik. (Adz-
(Dzari’ah, Ar-Raghib, 38, 48
PENUTUP
Ketahuilah bahwa musuhmu yang sesungguhnya adalah jiwamu yang ada dalam dirimu. Sebab
jiwa diciptakan dengan membawa sifat menyuruh pada kejahatan, cenderung pada keburukan,
dan menjauh dari kebaikan. Karena itu, ia harus disucikan, diluruskan, dikendalikan dengan
rantai pemaksaan agar beribadah kepada Tuhan dan Penciptanya, dicegah dari keinginan
syahwatnya, serta disapih dari berbagai kelezatan yang diinginkannya. Apabila jiwa dibiarkan,
maka akan semakin liar dan mengalahkan pemiliknya. Tetapi jika ia selalu dikritik dan dicela,
maka ia akan menjadi jiwa lawwamah yang dipergunakan sumpah oleh Allah swt. Dan, saya
berharap semoga jiwa seperti itu akan menjadi jiwa muthma’innah yang diseru untuk bergabung
.dalam kelompok hamba-hamba Allah swt. yang ridla dan diridlai
Jangan lalaikan jiwamu meski hanya sesaat. Berilah ia peringatan dan kritikan setiap waktu.
.Jangan sibukkan diri memberi nasihat pada orang lain sebelum menasihati jiwamu sendiri
Allah swt. mewahyukan kepada Isa as., “Wahai putera Maryam, nasihati jiwamu. Apabila ia
dapat menerima nasihat, maka mulailah menasihati orang lain. Tetapi jika ia tidak menerima
.nasihat, maka hendaklah engkau malu pada-Ku
,Allah swt. berfirman
Dan tetaplah memberi peringatan, karena Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang- “
(orang yang beriman.” (Adz-Dzariyat: 55
Cara memberi nasihat padanya adalah berbicara padanya dan menegaskan kebodohan serta
kedunguannya. Sebab ia amat cerdik dan menyombongkan diri jika dinyatakan bodoh. Katakan
padanya, “Wahai jiwa, betapa bodohnya engkau. Engkau mengklaim bijaksana, cerdas, dan
cerdik, padahal engkau adalah manusia yang paling bodoh dan dungu. Apakah engkau tidak
menyadari bahwa di hadapanmu ada surga dan neraka. Dan, engkau pasti segera masuk ke salah
satunya? Mengapa engkau bergembira, tertawa-tawa, dan sibuk menuruti nafsu, padahal engkau
menghadapi bahya besar. Boleh jadi hari ini atau besuk engkau diculik kematian. Mengapakah
?aku melihatmu memandang kematian itu jauh, padahal menurut Allah swt. sangat dekat
Tidakkah engkau mengetahui bahwa setiap yang akan datang itu sangat dekat dan yang jauh itu
?tidak mungkin akan datang
Tidakkah engkau mengetahui bahwa kematian itu datang secara tiba, tanpa pemberitahuan, tanpa
perjanjian, dan tanpa kesepakatan. Ia datang tanpa pilih-pilih; hanya di musim dingin tidak di
musim panas, hanya di musim panas tidak di musim dingin, hanya di siang hari tidak di malam
hari, hanya di malam hari tidak di siang hari, hanya mendatangi orang tua tidak anak muda, atau
hanya mendatangi anak muda dan tidak mendatangi orang tua. Tetapi, setiap jiwa pasti akan
didatangi kematian secara mendadak. Apabila kematian tidak datang secara mendadak, maka
sakit akan datang secara tiba-tiba, kemudian sakit itu mengantarkan pada kematian. Mengapa
engkau tidak bersiap-siap menghadapi kematian, padahal ia lebih dekat padamu daripada orang-
?orang terdekatmu
,.Apakah engkau tidak merenungkan firman Allah swt
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada“
dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya). Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Quran
pun yang baru (di-turunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang
mereka bermain-main, (lagi) hati mereka dalam Keadaan lalai. dan mereka yang zalim itu
merahasiakan pembicaraan mereka: "Orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia (jua) seperti
kamu, Maka Apakah kamu menerima sihir itu, Padahal kamu menyaksikannya?” (Al-Anbiyaa:
(1-3
Celaka engkau wahai jiwa, dtk sepatutnya engkau tertipu oleh kehidupan dunia dan tertipu oleh
syetan yang menipu, hingga lupa Allah swt.! Perhatikanlah dirimu, sungguh engkau tidak
penting bagi orang lain! Janganlah engkau menyia-nyiakan waktumu, sebab nafasmu dapat
dihitung. Apabila sebagian nafas telah keluar darimu, maka sebagian dirimu telah hilang. Karena
itu gunakan masa sehat sebelum sakit, masa luang sebelum masa sibuk, masa kaya sebelum masa
miskin, masa muda sebelum masa tua, dan hidup sebelum mati. Persiapkanlah diri untuk hari
.akhirat seukuran kekekalanmu di dalamnya
Celaka engkau wahai jiwaku, apakah engkau mengetahui bahwa orang yang tertarik pada dunia
dan merasa nyaman dengannya, sementara kematian selalu mengntainya dari belakang, adalah
orang yang akan memperbanyak penyesalan saat berpisah dengan dunia? Sesungguhnya, orang
tersebut membekali diri dengan racun, tanpa ia sadari. Tidakkah engkau memperhatikan orang-
orang yang telah berlalu; bagaimana mereka membangun dan meninggikan banguan, kemudian
mereka pergi dan berlalu. Juga bagaimana Allah swt. mengguncangkan bumi, kampung, dan
perbekalan mereka? Apakah engkau tidak mengetahui bagaimana mereka mengumpulkan harta
yang tidak mereka makan, membangun rumah yang tidak mereka huni, dan mengharapkan
sesuatu yang tidak diraih. Masing-masing mereka membangun istana menjulang ke langit,
namun tempat tinggalnya kubur yang digali di dalam tanah? Adakah kebodohan dan kedunguan
di dunia melebihi hal tersebut? Seseorang memakmurkan dunianya, padahal ia pasti
.meninggalkannya, dan menghancurkan akhiratnya, padahal ia pasti akan memasukinya
Celaka engkau wahai jiwa, apakah engkau tidak malu? Engkau menghias lahirmu untuk
mendapat simpati makhluk, namun engkau menantang Allah swt. secara sembunyi-sembunyi
dengan melakukan dosa-dosa besar. Apakah engkau malu kepada makhluk, tetapi tidak malu
kepada Pencipta? Celaka engkau, apakah engkau menganggap pandangan Pencipta lebih ringan
?daripada pandangan makhluk
Wahai jiwa, apakah engkau memerintahkan yang baik, sementara dirimu berlumur kehinaan.
Engkau mengajak manusia kepada Allah swt., namun engkau justeru lari dari-Nya. Engkau
?mengingatkan hamba pada Allah swt., sementara engkau sendiri lupa pada-Nya
Sungguh engkau amat mengherankan, wahai jiwa! Meski itu semua engkau lakukan, namun
engkau mengklaim cerdik dan sangat paham. Di antara tanda kecerdikanmu adalah engkau
senang setiap hartamu bertambah, namun tidak bersedih setiap usiamu berkurang! Padahal apa
?manfaat penambahan harta, jika usia terus berkurang
Celaka engkau wahai jiwa, engkau berpaling dari akhirat padahal ia pasti datang padamu.
Sebaliknya engkau serius menghadap dunia, padahal ia pasti berpaling darimu! Betapa banyak
orang yang menghadap satu hari, namun tidak sempat menyempurnakan hari itu. Dan, betapa
.banyak orang yang mengharapkan sesuatu, namun tidak pernah sampai padanya
Ketahuilah wahai jiwaku, bahwa agamaku tidak dapat ditukar, imanku tidak dapat diganti, dan
fisikku tidak mempunyai cadangan. Karena itu sadarlah dengan nasihat ini dan terimalah
.wejangan ini. Sebab siapa yang berpaling dari nasihat, maka ia telah ridla masuk neraka