You are on page 1of 132

Pengertian Penelitian

(Research)
1. Suatu metode studi yang dilakukan oleh
seseorang/kelompok melalui penyelidikan yang
hati-hati dan sempurna terhadap suatu
masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang
tepat terhadap masalah tersebut (Hillway, 1956)
2. Pencarian sesuatu (inquiry) secara sistematis
dengan penekanan bahwa pencarian ini
dilakukan terhadap masalah-masalah yang
dapat dipecahkan (Whitney, 1960).

03/15/10 1
3. Investigasi yang sistematis, terkontrol,
empiris dan kritis dari suatu proposisi
hipotesis mengenai hubungan tertentu
antar fenomena (Kerlinger dalam
Mudrajad, 2003).
4. Suatu uapaya sistematis dan
terorganisasi untuk menyelidiki suatu
masalah yang muncul dalam dunia kerja
yang memerlukan solusi (Sekaran dalam
Murajad, 2003)

03/15/10 2
Motivasi dan Tujuan Penelitian
Penelitian merupakan refleksi dari keinginan
manusia yang selalu berusaha untuk
mengetahui sesuatu. Keinginan untuk
memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan merupakan kebutuhan dasar
manusia yang umumnya menjadi motivasi
untuk melakukan penelitian.

03/15/10 3
Tujuan Penelitian
1. Penelitian merupakan refleksi dari
keinginan proaktif manusia untuk
meningkatkan pengetahuannya
mengenai sesuatu;
2. Keinginan reaktif manusia untuk
menjawab pertanyaan atau
memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.

03/15/10 4
Penelitian dan Ilmu
Penelitian merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk mengembangkan
pengetahuan.
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan
yang memiliki kriteria tertentu.
Ilmu adalah suatu pengetahuan yang
sistematis dan terorganisasi

03/15/10 5
Hubungan Ilmu dan Penelitian
Ilmu dan penelitian mempunyai hubungan
yang sangat erat. Menurut Almack (1930),
hubungan antara ilmu dan penelitian
adalah seperti hasil dan proses. Penelitian
adalah proses, dan ilmu adalah hasil dari
penelitian.

03/15/10 6
Jenis-Jenis Penelitian
Penelitian Menurut Tujuan:
1. Penelitian Dasar/Penelitian Murni (Basic
Research); dan
2. Penelitian Terapan.
Penelitian Dasar:
Penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan
dan tidak secara langsung bertujuan untuk
memecahkan suatu masalah atau untuk
mengetahui konsep tertentu secara lebih
mendalam.

03/15/10 7
Jenis-Jenis Penelitian
(Lanjutan)
• Penelitian Terapan (Applied Research), merupakan
penelitian yang menyangkut aplikasi teori untuk
memecahkan permasalahan tertentu.
Ada 3 macam contoh penelitian terapan:
1. Penelitian evaluasi: penelitian yang diharapkan
dapat memberikan masukan atau mendukung
pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua
atau lebih alternatif tindakan

03/15/10 8
Jenis-Jenis Penelitian
(lanjutan)
2. Penelitian dan Pengembangan
(Research and Development): penelitian
yang bertujuan untuk mengembangkan
produk sehingga produk tersebut
mempunyai kualitas yang lebih tinggi.

3. Penelitian Tindakan (Action Research):


penelitian yang dilakukan untuk segera
dipergunakan sebagai dasar tindakan
pemecahan masalah yang ada.
03/15/10 9
Penelitian Menurut Metode:
1. Penelitian Survei:
Penelitian yang dilakukan pada populasi besar
maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data sampel yang diambil dari populasi
tersebut.
Dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi
dari pengamatan yang tidak mendalam.
Contoh: penelitian untuk mengungkapkan
kecenderungan masyarakat dalam
mengkonsumsi jenis minuman.

03/15/10 10
2. Penelitian Ex Post Facto:
Penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang
telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan
kejadian tersebut.

Contoh: Penelitian untuk mengungkapkan sebab-sebab


terjadinya penurunan produktivitas penjualan.

03/15/10 11
3. Penelitian Eksperimen
Penelitian yang berusaha mencari pengaruh
variabel tertentu terhadap variabel yang lain
dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.
Penelitian eksperimen ini pada umumnya
dilakukan pada labolatorium.
Misal: Pengaruh unsur kimia tertentu terhadap
kelezatan makanan.

03/15/10 12
4. Penelitian Naturalistic:
Metode penelitian ini disebut juga metode
kualitatif. Penelitian yang dilakukan pada
kondisi objek alamiah (lawan dari
eksperimen)
Misalnya: Penelitian untuk
mengungkapkan makna upacara ritual
atau adanya sesaji terhadap keberhasilan
bisnis.

03/15/10 13
5. Penelitian Kebijakan
Penelitian ini dimulai karena adanya masalah oleh para
pengambil keputusan pada suatu organisasi.

Suatu penelitian terhadap masalah-masalah sosial yang


mendasar, sehingga temuan-temuannya dapat
direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk
bertindak secara praktis dalam menyelesaikan masalah.

Contoh: Penelitian tentang sistem penggajian karyawan,


jenis barang apa yang perlu diproduksi secara besar-
besaran.

03/15/10 14
6. Penelitian Tindakan
Penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan metode kerja yang
paling efisien, sehingga biaya produksi
dapat ditekan dan produktivitas lembaga
dapat meningkat.

Contoh: Penelitian untuk memperbaiki


prosedur dan metode kerja dalam
pembuatan suatu jenis makanan yang
diproduksi masal.
03/15/10 15
7. Penelitian Evaluasi:
(Sudah di jelaskan sebelumnya)

8. Penelitian Sejarah:
Berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian
dimasa lalu.
Penelitian ini gunanya adalah untuk merekonstruksi kejadian-
kejadian masa lalu secara sistematis dan objektif.
Penelitian ini untuk menjawab tentang : Kapan kejadian itu
berlangsung, siapa pelaku-pelakunya, dan bagaimana prosesnya.
Contoh: Penelitian untuk mengetahui perkembangan bisnis di
Indonesia antara tahun 1600 s/d 1945.

03/15/10 16
Penelitian Menurut Tingkat
Ekplanasinya
Tingkat Ekplanasi adalah tingkat
penjelasan. Dimaksudkan untuk
menjelaskan kedudukan variabel yang
diteliti serta hubungan antara satu variabel
dengan variabel yang lain.

03/15/10 17
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel lain.
Suatu penelitian yang berusaha untuk menjawab
pertanyaan seperti: Bagaimana profil pelaku
bisnis di Indonesia, Bagaimana etos kerja dan
prestasi kerja karyawan PT. X, dll.

03/15/10 18
2. Penelitian Komparatif
Penelitian yang bersifat membandingkan.
Pada penelitian ini, variabelnya masih
mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari
satu atau dalam waktu yang berbeda.

Contoh: Adakah perbedaan keuntungan


antara BUMN dengan Swasta. Adakah
perbedaan laba tahun 2007 dengan 2008?

03/15/10 19
3. Penelitian Asosiatif/Hubungan
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih.
Penelitian ini mempunyai tingkatan yang tertinggi
jika dibandingkan dengan jenis penelitian deskriptif
dan komparatif.
Dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori
yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.
Pada penelitian ini minimal terdapat dua variabel
yang dihubungkan.

03/15/10 20
Bentuk Hubungan Variabel
1. Hubungan Simetris:
Suatu bentuk hubungan karena
munculnya bersama-sama, misalnya ada
hubungan antara datangnya kupu-kupu
dengan tamu. Jika ada kupu-kupu
masuk rumah, diramalkan akan ada
tamu yang akan datang. Sebetulnya
yang menyebabkan tamu datang,
bukanlah kupu-kupu.

03/15/10 21
Bentuk Hubungan Variabel
(Lanjutan)
2. Hubungan Kausal
Hubungan sebab akibat. Bila X… maka
Y….
Contoh: Bila gaji PNS dan pegawai
swasta naik, maka daya beli masyarakat
akan naik. Jadi yang menyebabkan daya
beli naik adalah adanya kenaikan gaji
pegawai.
03/15/10 22
Bentuk Hubungan Variabel
(Lanjutan)
3. Hubungan Interaktif/Timbal balik
(Resiprocal):
Hubungan yang saling mempengaruhi.
Bila pengeluaran untuk iklan naik, maka
nilai penjualan akan naik. Bila nilai
penjualan naik, maka biaya untuk iklan
juga akan naik.

03/15/10 23
Contoh Judul Penelitian
• Judul Penelitian Deskriptif:
1. Kinerja BUMN tahun 2008
2. Kerugian pedagang di Jakarta akibat
kerusuhan
. Judul Penelitian Komparatif:
1. Perbandingan kinerja BUMN dengan
perusahaan swasta
2 Perbandingan kerugian pedagang di Jakarta
dengan pedagang di Solo akibat kerusuhan

03/15/10 24
Contoh Judul Penelitian
(Lanjutan)
• Judul Asosiatif:
1. Pengaruh iklan terhadap nilai penjualan.
2. Hubungan antara tingkat pendidikan
masyarakat dengan daya beli.
3. Pengaruh peran Direksi, Komite Audit,
dan Internal Auditor terhadap
pelaksanaan Good Corporate
Governance (GCG)

03/15/10 25
KRITERIA ATAU CIRI-CIRI
PENELITIAN
• Penelitian harus berkisar di sekeliling
masalah yang ingin dipecahkan;
• Penelitian sedikit-dikitnya harus
mengandung unsur-unsur originalitas;
• Penelitian harus didasarkan pada
pandangan “Ingin tahu”;
• Penelitian harus dilakukan dengan
pandangan terbuka;
03/15/10 26
KRITERIA ATAU CIRI-CIRI
PENELITIAN (Lanjutan)
• Penelitian harus berdasarkan pada asumsi
bahwa suatu fenomena mempunyai hukum dan
peraturan;
• Penelitian berkehendak untuk menemukan
generalisasi atau dalil;
• Penelitian merupakan studi tentang sebab
akibat;
• Penelitian harus menggunakan pengukuran
yang akurat; dan
• Penelitian harus menggunakan teknik yang
secara sadar diketahui.

03/15/10 27
SYARAT UTAMA BERHASILNYA
SUATU PENELITIAN
• Adanya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya penelitian untuk suatu negara atau
daerah;
• Harus ada sarana dan pembiayaan yang cukup;
• Hasil penelitian harus dengan segera
diterapkan;
• Harus ada kebebasan dalam melakukan
penelitian; dan
• Peneliti harus mempunyai kualifikasi yang
diperlukan.
03/15/10 28
METODE ILMIAH
SUATU PENGEJARAN TERHADAP
KEBENARAN YANG DIATUR OLEH
PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN LOGIS.
CARA MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP
LOGIS TERHADAP PENEMUAN
PENGEJARAN TERHADAP SESUATU UNTUK
MEMPEROLEH SUATU INTERELASI

03/15/10 29
• BUATKAN SKEMA METODE ILMIAH
(LIHAT NASIR HALAMAN 49)

03/15/10 30
METODE ILMIAH DALAM MENELITI
MEMPUNYAI KRITERIA SERTA LANGKAH-
LANGKAH TERTENTU
• KRITERIA
1. BERDASAKAN FAKTA;
2. BEBAS DARI PRASANGKA;
3. MENGGUNAKAN PRINSIP ANALISIS;
4. MENGGUNAKAN HIPOTESA;
5. MENGGUNAKAN UKURAN OBJEKTIF;
6. MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTIFIKASI

03/15/10 31
METODE ILMIAH DALAM MENELITI
MEMPUNYAI KRITERIA SERTA LANGKAH-
LANGKAH TERTENTU (Lanjutan)
• Langkah-Langkah
1. Memilih dan mendefinisikan masalah;
2. Survei terhadap data yang tersedia;
3. Memformulasikan hipotesa;
4. Membangun kerangka analisis serta alat-alat dalam
menguji hipotesis;
5. Mengumpulkan data primer;
6. Mengolah, menganalisis, serta membuat interpretasi;
7. Membuat generalisasi; dan
8. Membuat laporan

03/15/10 32
Langkah-Langkah Penelitian
• Merumuskan serta mendefinisikan masalah;
• Mengadakan studi kepustakaan;
• Memformulasikan hipotesa;
• Menentukan model untuk menguji hipotesa;
• Mengumpulkan data;
• Menyusun, menganalisis dan memberikan
interpretasi,
• Membuat generalisasi dan kesimpulan; dan
• Membuat laporan ilmiah.

03/15/10 33
PERUMUSAN MASALAH
• Setiap pekerjaan penelitian harus mempunyai
masalah penelitian untuk dipecahkan.
• Masalah timbul karena adanya tantangan,
adanya kesangsian ataupun kebingungan kita
terhadap suatu hal atau fenomena, adanya
kemenduaan hati (ambiguity), adanya halangan
dan rintangan, adanya celah (gap) baik antar
kegiatan atau antar fenomena.
• Penelitian diharapkan dapat memecahkan
masalah-masalah, atau sedikitnya menutup
celah yang terjadi.
03/15/10 34
DEFINISI MASALAH
• ANY SITUATION WHERE A GAP AXISTS
BETWEEN THE ACTUAL AND THE
DESIRED IDEAL STATES

• SITUASI DIMANA TERDAPAT CELAH


ANTARA KEADAAN AKTUAL DAN
KEADAAN IDEAL YANG DIHARAPKAN

03/15/10 35
CIRI-CIRI MASALAH YANG BAIK
• MASALAH YANG DIPILIH HARUS
MEMPUNYAI NILAI PENELITIAN;
• MASALAH YANG DIPILIH HARUS
MEMPUNYAI FISIBILITAS; dan
• MASALAH YANG DIPILIH HARUS
SESUAI DENGAN KUALIFIKASI SI
PENELITI

03/15/10 36
MASALAH HARUS MEMPUNYAI
NILAI PENELITIAN
• Masalah haruslah mempunyai keaslian;
• Masalah harus menyatakan suatu
hubungan;
• Masalah harus merupakan hal yang
penting;
• Masalah harus dapat diuji;
• Masalah harus dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan.
03/15/10 37
DATA HARUS FISIBEL
• Data serta metode harus tersedia;
• Equipment dan kondisi harus
mengizinkan;
• Biaya untuk memecahkan masalah harus
seimbang;
• Masalah harus didukung oleh sponsor
yang kuat;
• Tidak bertentangan dengan hukum dan
adat.
03/15/10 38
MASALAH HARUS SESUAI
DENGAN KUALIFIKASI PENELITI

• Menarik bagi si peneliti;


• Masalah harus sesuai dengan kualifikasi;

03/15/10 39
SUMBER UNTUK MEMPEROLEH
MASALAH
• Pengamatan terhadap kegiatan manusia;
• Bacaan;
• Analisis bidang pengetahuan;
• Ulangan serta perluasan penelitian;
• Pengalaman dan catatan pribadi;
• Praktik serta keinginan masyarakat;
• Pelajaran dan mata ajaran yang sedang diikuti;
• Pengamatan terhadap sekeliling; dan
• Diskusi-diskusi ilmiah.

03/15/10 40
CARA MERUMUSKAN MASALAH
• MASALAH DIRUMUSKAN DALAM BENTUK
PERTANYAAN;
• RUMUSAN MASALAH HENDAKLAH JELAS
DAN PADAT;
• RUMUSAN MASALAH HARUS BERISI
IMPLIKASI ADANYA DATA UNTUK
MEMECAHKAN MASALAH;
• RUMUSAN MASALAH HARUS MERUPAKAN
DASAR DALAM MEMBUAT HIPOTESIS; dan
• MASALAH HARUS MENJADI DASAR BAGI
JUDUL PENELITIAN.

03/15/10 41
Contoh perumusan masalah
• Sejauhmana pengaruh peran Direksi,
Komite Audit, dan Internal Auditor
terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip
Good Corporate Governance (GCG)
• Faktor-faktor dominan apakah yang
mempengaruhi kinerja Komite Audit pada
PT. ABC, Tbk.

03/15/10 42
ADA DUA JALAN UNTUK
MEMFORMULASIKAN MASALAH:
• DENGAN MENURUNKAN MASALAH DARI
TEORI YANG ADA, SEPERTI MASALAH PADA
PENELITIAN EKSPERIMENTAL; dan
• DARI OBSERVASI LANGSUNG DI LAPANGAN.
JIKA MASALAH TERSEBUT DIPEROLEH DI
LAPANGAN, MAKA SEBAIKNYA MASALAH
TERSEBUT DIHUBUNGKAN DENGAN TEORI
YANG TELAH ADA SEBELUM MASALAH
TERSEBUT DIFORMULASIKAN.

03/15/10 43
SESUDAH MEMFORMULASIKAN
MASALAH, MAKA LANGKAH
SELANJUTNYA ADALAH
MENETAPKAN
“TUJUAN PENELITIAN”

03/15/10 44
TUJUAN PENELITIAN
• ADALAH SUATU PERNYATAAN
TENTANG APA YANG INGIN KITA CARI
ATAU YANG INGIN KITA TENTUKAN.
• JIKA MASALAH PENELITIAN
DINYATAKAN DALAM KALIMAT
PERTANYAAN, MAKA TUJUAN
PENELITIAN DINYATAKAN
DALAMKALIMAT “PERNYATAAN”
(BENTUK DEKLARATIF)

03/15/10 45
TUJUAN PENELITIAN
(LANJUTAN)
• TUJUAN PENELITIAN BIASANYA
DIMULAI DENGAN KALIMAT:
“Untuk menentukan apakah……”
Jika masalah merupakan konsep yang
masih abstrak, maka tujuan penelitian
haruslah konstrak yang lebih konkrit

03/15/10 46
Contoh tujuan penelitian
• Penelitian ini bertujuan untuk menentukan:
1.Sejauhmana pengaruh peran Direksi, Komite Audit,
dan Internal Auditor terhadap pelaksanaan prinsip-
prinsip Good Corporate Governance (GCG)
2.Faktor-faktor dominan apakah yang mempengaruhi
kinerja Komite Audit pada PT. ABC, Tbk.

03/15/10 47
TEORI
• SEBUAH KUMPULAN PROPOSISI UMUM YANG SALING
BERKAITAN DAN DIGUNAKAN UNTUK MENJELASKAN
HUBUNGAN YANG TIMBUL ANTARA BEBERAPA VARIABEL
YANG DIOBSERVASI

• FORMULASI TEORI ADALAH UPAYA UNTUK


MENGINTEGRASIKAN SEMUA INFORMASI SECARA LOGIS
SEHINGGA ALASAN ATAS MASALAH YANG DITELITI DAPAT
DIKONSEPTUALISASIKAN DAN DIUJI

• KERANGKA TEORITIS ADALAH MODEL KONSEPTUAL YANG


BERKAITAN DG BGIMANA SESEORANG MENGHUBUNGKAN
SECARA LOGIS BEBERAPA FAKTOR YANG DIANGGAP
PENTING UNTUK MASALAH

03/15/10 48
TEORI (LANJUTAN)
• TEORI MERUPAKAN ALAT UNTUK
MENJELASKAN DAN MEMPREDIKSI
FENOMENA YANG DITELITI

• TUJUAN UTAMA TEORI UNTUK


MENJELASKAN DAN MEMPREDIKSI
KENYATAAN ATAU REALITAS.

• KERANGKA TEORI MERUPAKAN FONDASI


DIMANA SELURUH KEGIATAN PENELITIAN
DIDASARKAN.

03/15/10 49
MANFAAT KAJIAN TEORI
• MEMPERDALAM PENGETAHUAN
TENTANG BIDANG YANG DITELITI;
• MENGETAHUI HASIL PENELITIAN
YANG BERHUBUNGAN, DAN SUDAH
PERNAH DILAKSANAKAN PIHAK LAIN;
DAN
• MEMPERJELAS MASALAH PENELITIAN.

03/15/10 50
SUMBER KAJIAN TEORI
• LAPORAN PENELITIAN (ABSTRAK,
JURNAL ILMIAH, TESIS, DISERTASI)
TERUTAMA PENELITIAN TERBARU;
• BUKU-BUKU TEKS

03/15/10 51
HAL MENDASAR YANG PERLU
DIPERHATIKAN DALAM KAJIAN TEORI
• VERIABEL YANG DIANGGAP RELEVAN UNTUK PENELITIAN HARUS
DIIDENTIFIKASI DAN DINAMAI DENGAN JELAS DALAM PEMBAHASAN;

• PEMBAHASAN HARUS MENYEBUTKAN MENGAPA DUA VARIABEL


ATAU LEBIH SALING BERKAITAN SATU DENGAN YANG LAIN;

• BILA SIFAT DAN ARAH HUBUNGAN DAPAT DITEORIKAN


BERDASARKAN TEMUAN PENELITIAN SEBELUMNYA, MAKA HARUS
ADA INDIKASI DALAM PEMBAHASAN MENGENAI APAKAH HUBUNGAN
POSITIF ATAU NEGATIF;

• HARUS ADA PENJELASAN YANG GAMBLANG MENGENAI MENGAPA


KITA MEMPERKIRAKAN HUBUNGAN TERSEBUT BERLAKU; DAN

• SUATU DIAGRAM SKEMATIS KERANGKA TEORITIS HARUS


DIBERIKAN AGAR PEMBACA DAPAT MELIHAT DAN DENGAN MUDAH
MEMAHAMI HUBUNGAN YANG DITEORIKAN.

03/15/10 52
TABUNGAN MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN
• Model SOLOW menyatakan bahwa:
Jika tingkat tabungan tinggi,
perekonomian akan mempunyai
persediaan modal yang besar dan tingkat
output yang tinggi. Jika tingkat tabungan
rendah, perekonomian akan memiliki
persediaan modal yang kecil dan tingkat
output yang rendah.

03/15/10 53
BEBERAPA HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN DALAM KUTIPAN
• KUTIPAN YANG DIAMBIL DARI BUKU ATAU
JURNAL YANG MEMILIKI HAK CIPTA
DIIZINKAN SELAMA TIDAK MELEBIHI 250
KATA. JIKA DIAMBIL DARI BUKU TEKS ATAU
TIDAK MELEBIHI 5% PANJANG TULISAN JIKA
DIAMBIL DARI SUATU ARTIKEL DALAM
JURNAL.
• SUMBER DARI MANA KUTIPAN DIPEROLEH,
HARUS DISEBUTKAN.

03/15/10 54
INVESTASI MEMPENGARUHI
PENDAPATAN PER KAPITA
• MODEL SOLOW MEMBUKTIKAN PADA 84
NEGARA, DIMANA INVESTASI YANG TINGGI
AKAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PER
KAPITA.
• PENINGKATAN PERTUMBUHAN POPULASI,
AKAN BERPENGARUH TERHADAP
PENURUNAN PENDAPATAN PER KAPITA.
• KEMAJUAN TEKNOLOGI BISA MENGARAH
KEPADA PERTUMBUHAN EKONOMI YANG
BERKELANJUTAN DALAM OUTPUT PER
KAPITA.
03/15/10 55
PARTISIPASI ANGKATAN KERJA WANITA
DIPENGARUHI OLEH KARAKTERISTIK
PEKERJAAN SUAMI
• KARAKTERISTIK PEKERJAAN SUAMI:
1. LAPANGAN PEKERJAAN SUAMI;
(pertanian, industri, jasa, dll)
2. SEKTOR PEKERJAAN SUAMI;
(formal, informal)
3. JENIS PEKERJAAN SUAMI;
4. KEWIRAUSAHAAN SUAMI;
(Wirausaha, non wirausaha)
5 JUMLAH JAM KERJA SUAMI.

03/15/10 56
• PENAWARAN JUMLAH UANG
BEREDAR DITENTUKAN OLEH NET
FOREIGN ASSETS (NFA) DAN NET
DOMESTIC ASSETS (NDA)- AULIA
POHAN, 2008

03/15/10 57
PERTUMBUHAN EKONOMI
MEMPENGARUHI JUMLAH
PENGANGGURAN TERDIDIK
• DALAM KURUN WAKTU 1970-1995,
PERTUMBUHAN EKONOMI SUMBAR
MENGALAMI PERTUMBUHAN EKONOMI
YANG CUKUP TINGGI SEKITAR 6%
SETAHUN. SEKTOR PENDIDIKAN JUGA
MENGALAMI PENINGKATAN. HAL TERSEBUT
AKAN MENINGKATKAN JUMLAH TENAGA
KERJA TERDIDIK, SEHINGGA MENIMBULKAN
PENINGKATAN PENGANGGURAN TERDIDIK.

03/15/10 58
• Menurut De Gergoriondan (1993) dan Fry
(1995) dalam World Development Report
1991, bahwa pertumbuhan ekonomi
dipengaruhi oleh 1) pertumbuhan investasi
asing; 2) Tingkat bunga riil; dan 3)
Pertumbuhan ekspor.

03/15/10 59
VARIABEL
• SESUATU YANG DAPAT MEMBEDAKAN ATAU
MENGUBAH NILAI;

• APAPUN YANG DAPAT MEMBEDAKAN ATAU


MEMBAWA VARIASI PADA NILAI(nilai dapat berbeda
pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama,
atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang
yang berbeda);

• SEGALA SESUATU YANG DAPAT DIBERI BERBAGAI


MACAM NILAI. (nilai variabel dapat berupa angka yang
menggunakan ukuran atau skala dalam suatu kisaran
nilai).

03/15/10 60
KONSEP, KONSTRUK, DAN
PROPOSISI
• KONSEP, SEJUMLAH PENGERTIAN
ATAU KARAKTERISTIK YANG
DIKAITKAN DENGAN PERISTIWA,
OBJEK, KONDISI, SITUASI, DAN
PERILAKU TERTENTU. KONSEP
MERUPAKAN PENDAPAT ABSTRAK
YANG DIGENERALISASI DARI FAKTA
TERTENTU

03/15/10 61
KONSEP, KONSTRUK, DAN
PROPOSISI (LANJUTAN)
• KONSTRUK, JENIS KONSEP TERTENTU
YANG BERADA DALAM TINGKATAN
ABSTRAKSI YANG LEBIH TINGGI DAN
DICIPTAKAN UNTUK TUJUAN TEORITIS
TERTENTU. MISAL: KEPUASAN KONSUMEN

• PROPOSISI, PERNYATAAN YANG


BERKAITAN DENGAN HUBUNGAN ANTARA
KONSEP-KONSEP YANG ADA DAN
PERNYATAAN DARI HUBUNGAN UNIVERSAL
ANTARA KEJADIAN-KEJADIAN YANG
MEMILIKI KARAKTERISTIK TERTENTU.
03/15/10 62
JENIS-JENIS VARIABEL
• VARIABEL DEPENDEN, variabel yang menjadi perhatian utama
dalam sebuah pengamatan/penelitian.

• VARIABEL INDEPENDEN, variabel yang dapat mempengaruhi


perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan
yang positif atau negatif bagi variabel dependen.

• VARIABEL MODERATING, variabel yang mempunyai dampak


kontinjensi yang kuat pada hubungan variabel independen dan
dependen;

• VARIABEL INTERVENING, variabel yang mempengaruhi hubungan


antara variabel inde[penden dan dependen menjadi hubungan tidak
langsung.

03/15/10 63
EVALUASI TERHADAP HASIL
PENELITIAN TERDAHULU
• NAMA PENELITI/TAHUN PENELITIAN;
• SUMBER PUBLIKASI/JUDUL
PENELITIAN;
• REKOMENDASI;
• PERSAMAAN DENGAN PENELITIAN
YANG AKAN DILAKSANAKAN; dan
• PERBEDAAN DENGAN PENELITIAN
YANG AKAN DILAKSANAKAN.
03/15/10 64
KERANGKA KONSEPTUAL
• DARI KATA “KERANGKA” KITA BISA
MENEBAK BAHWA YANG DIMAKSUD DI SINI
ADALAH GAMBARAN HUBUNGAN ANTARA
SATU BAGIAN DENGAN BAGIAN YANG LAIN.
• DARI BERBAGAI TEORI YANG TELAH
DIKUMPULKAN, AKAN DIPEROLEH
BEBERAPA KONSEP. APABILA KONSEP-
KONSEP INI DIHUBUNGKAN SATU DENGAN
YANG LAIN, MAKA HUBUNGAN ANTARA
KONSEP INILAH YANG DISEBUT
“KERANGKA KONSEPTUAL”
03/15/10 65
CONTOH KERANGKA
KONSEPTUAL
• Keberadaan dan peran Komite Audit selalu
tercantum dalam pedoman GCG.
• ”The good corporate governance amphasises
the importance of the independence of the
Audit committee”
• Direksi bertugas melaksanakan tanggung
jawab sosial perusahaan dan juga harus
memperhatikan berbagai kepentingan
stakeholders.

03/15/10 66
CONTOH KERANGKA
KONSEPTUAL
• Terdapat 10 pilar pelaksnaan GCG,
diantaranya adalah:
a public companies should maintain an
efective, full-tune internal audit function
that reports directly to the audit committee

03/15/10 67
GAMBAR KERANGKA
KONSEPTUAL
• HUBUNGAN SEBAB AKIBAT, DIGUNAKAN
ANAK PANAH SATU ARAH;
• HUBUNGAN KORELASI, DIGUNAKAN ANAK
PANAH DUA ARAH;
• HUBUNGAN SALING MEMPENGARUHI
(SALING MENUNJUKAN SEBAB AKIBAT),
DIGUNAKAN DUA ANAK PANAH SATU ARAH
YANG MASING-MASING MENUNJUKAN
KEARAH YANG BERLAWANAN.

03/15/10 68
PENGANTAR HIPOTESIS
• Setelah kita mengidentifikasi variabel
penting dalam suatu situasi dan
menetapkan hubungan antar variabel
melalui kerangka pemikiran logis, kita
berada dalam posisi untuk menguji
apakah hubungan yang diteorikan benar-
benar terbukti kebenarannya.

03/15/10 69
DEFINISI HIPOTESIS
• HUBUNGAN YANG DIPERKIRAKAN SECARA LOGIS
DIANTARA DUA VARIABEL ATAU LEBIH YANG
DIUNGKAPKAN DALAM BENTUK PERNYATAAN
YANG DAPAT DIUJI.
• JAWABAN SEMENTARA YANG DISUSUN OLEH
PENELITI, YANG KEMUDIAN AKAN DIUJI
KEBENARANNYA MELALUI PENELITIAN YANG
DILAKUKAN.
• PERNYATAAN HUBUNGAN YANG DIDUGA SECARA
LOGIS ANTARA DUA VARIABEL ATAU LEBIH YANG
DAPAT DIUJI SECARA EMPIRIS.
• JAWABAN SEMENTARA ATAS SUATU
PERMASALAHAN PENELITIAN YANG
KEBENARANNYA MASIH PERLU DIUJI.
03/15/10 70
PENJELASAN HIPOTESIS
• DUGAAN, HARUS DIDASARKAN ATAS SUATU ATAU
BEBERAPA DASAR PEMIKIRAN/KERANGKA
KONSEPTUAL;
• DASAR KERANGKA KONSEPTUAL, DIPEROLEH DARI
TEORI;
• HIPOTESIS TIDAK DAPAT DIBUAT TANPA DASAR
TEORI YANG KUAT;
• TEORI DIPEROLEH DARI HASIL PENELITIAN
TERBARU DAN BUKU TEKS; dan
• HIPOTESIS YANG DIBUAT HARUS KONSISTEN
DENGAN MASALAH PENELITIAN YANG TELAH
DIRUMUSKAN.

03/15/10 71
FUNGSI HIPOTESIS
• SEBAGAI PEDOMAN UNTUK DAPAT MENGARAHKAN
PENELITIAN AGAR SESUAI DENGAN APA YANG
DIHARAPKAN
• MENJELASKAN MASALAH PENELITIAN DAN
PEMECAHANNYA SECARA RASIONAL
• MENYATAKAN VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN
YANG PERLU DIUJI SECARA EMPIRIS
• DIGUNAKAN SEBAGAI PEDOMAN UNTUK MEMILIH
METODE-METODE PENGUJIAN DATA
• DASAR UNTUK MEMBUAT KESIMPULAN
PENELITIAN.

03/15/10 72
RUMUSAN HIPOTESIS YANG BAIK,
SEBAIKNYA MEMPERTIMBANGKAN

• BERUPA PERNYATAAN YANG MENGARAH


PADA TUJUAN PENELITIAN;
• BERUPA PERNYATAAN YANG DIRUMUSKAN
DENGAN MAKSUD UNTUK DAPAT DIUJI
SECARA EMPIRIS;
• BERUPA PERNYATAAN YANG
DIKEMBANGKAN BERDASARKAN TEORI-
TEORI YANG LEBIH KUAT DIBANDINGKAN
DENGAN HIPOTESIS LAWANNYA.

03/15/10 73
RUMUSAN HIPOTESIS
• PERNYATAAN “JIKA – MAKA”
Proposisi yang menyatakan hubungan antar
variabel dan perbedaan antara dua kelompok
atau lebih dalam kaitannya dengan variabel
tertentu yang dapat diuji.
• HIPOTESIS NOL (NULL HYPOTHESES)
Hipotesis yang menyatakan suatu hubungan
antar variabel yang definitif atau eksak sama
dengan nol, atau secara umum dinyatakan
bahwa tidak ada hubungan atau perbedaan
signifikan antar variabel yang diteliti.

03/15/10 74
RUMUSAN HIPOTESIS
(lanjutan)
• HIPOTESIS ALTERNATIF
Lawan pernyataan dari format hipotesis
nol yang menunjukan adanya hubungan
atau perbedaan signifikan antar variabel
yang diteliti.

03/15/10 75
Contoh hipotesis
• Jika karyawan mengalami tekanan dalam
bekerja, maka mereka akan memperoleh
kepuasan kerja yang lebih tinggi;
• Tidak ada perbedaan signifikan antara persepsi
akuntan dan mahasiswa terhadap etika bisnis;
dan
• Pekerja pada perusahaan asing mempunyai
motivasi kerja yang lebih tinggi daripada pekerja
pada perusahaan nasional.

03/15/10 76
JENIS-JENIS HIPOTESIS
• HIPOTESIS DIRECTIONAL
Hipotesis directional juga dikenal dengan istilah
one tilled test hypothesis, yaitu hipotesis yang
dapat menunjukan arah jawaban dari hipotesis
penelitiannya (hipotesis alternatif), apakah lebih
besar (>) atau lebih kecil (<)
Contoh:
Hipotesis Nol: Tidak ada perbedaan tinggi badan
pria dan wanita (H0 : μpria = μwanita)
Hipotesis alternatif: Pria lebih tinggi dari wanita.
(H1 : μpria > μwanita)
03/15/10 77
• Hipotesis Non Directional
Dikenal dengan two tailed test hypothesis, yaitu hipotesis
yang tidak dapat menunjukan arah jawaban atas hipotesis
penelitiannya (H1).
Pada hipotesis alternatif menggunakan simbol “ ≠ “.
Simbol ini tidak dapat menunjukan arah, karena ≠ dapat
berarti bisa > atau bisa juga <. Itulah sebabnya hipotesis
ini disebut hipotesis tanpa arah (Non Directional
Hypothesis)
Contoh:
Tidak ada perbedaan tinggi badan pria dan wanita
(μpria = μwanita )
H1 : Terdapat perbedaan tinggi badan antara pria dan
wanita
(μpria ≠ μwanita )
03/15/10 78
POPULASI (POPULATION)
• SEKELOMPOK ORANG, KEJADIAN
ATAU SEGALA SESUATU YANG
MEMPUNYAI KAREKTERISTIK
TERTENTU.
• ANGGOTA POPULASI DISEBUT
ELEMEN POPULASI

03/15/10 79
SAMPLE
• JIKA PENELITI MENELITI SELURUH
ELEMEN POPULASI, DISEBUT DENGAN
SENSUS.
• SUATU HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
DARI UNIT POPULASI.
• SEBAGIAN DARI POPULASI YANG
TERPILIH SEBAGAI SUMBER DATA
DISEBUT SAMPEL PENELITIAN ATAU
SAMPEL.
03/15/10 80
Alasan Penelitian Sampel
• Jumlah elemen populasi relatif banyak, peneliti
tidak mungkin mengumpulkan seluruh elemen
populasi, karena akan memerlukan biaya,
tenaga, dan waktu yang cukup banyak;
• Kualitas data yang dihasilkan sering lebih baik
dibandingkan dengan penelitian sensus;
• Waktu yang digunakan untuk penelitian lebih
cepat; dan
• Menghindarkan pengujian yang bersifat
merusak.

03/15/10 81
KRITERIA SAMPEL YANG
REPRESENTATIF
• AKURASI
Sampel yang akurat adalah sejauhmana statistik sampel
dapat mengestimasi parameter populasi dengan tepat.
Akurasi berkaitan dengan tingkat keyakinan (confidence
level). Semakin akurat suatu sampel, akan semakin
tinggi tingkat keyakinan bahwa statistik sampel
mengestimasi parameter populasi dengan tepat. Tingkat
keyakinan dalam statistik dinyatakan dengan
persentase. Mis: 95%, maka akurasi statistik sampel
dapat mengestimasi parameter populasinya dengan
benar adalah 95% dan probabilitas bahwa estimasi hasl
penelitian tidak benar adalah 5%.

03/15/10 82
KRITERIA SAMPEL YANG
REPRESENTATIF (Lanjutan)
• Presisi
Sampel yang presisi adalah sejauhmana hasil
penelitian berdasarkan sampel dapat
merefleksikan realitas populasinya dengan teliti.
Presisi menunjukan tingkat ketepatan hasil
penelitian berdasarkan sampel yang dapat
menggambarkan karakteristik populasinya.
Presisi biasanya dinyatakan dalam interval
keyakinan dari sampel yang dipilih. Misal: angka
65 diantara 60-70 lebih presisi dibandingkan
antara 50-70.
03/15/10 83
PROSEDUR PEMILIHAN SAMPEL
• MENGIDENTIFIKASI POPULASI TARGET (Populasi spesifik yang
relevan dengan tujuan atau masalah penelitian);
• MEMILIH KERANGKA SAMPEL (Daftar elemen2 populasi yang
dijadikan dasar untuk mengambil sampel);
• MENENTUKAN METODE PEMILIHAN SAMPEL (Probabilitas dan
Non Probabilitas);
• MERENCANAKAN PROSEDUR PENENTUAN UNIT SAMPEL
(tergantung kepada tersedianya waktu, biaya dan tenaga serta
tujuan dan masalah penelitian);
• MENENTUKAN UKURAN SAMPEL (Penentuan ukuran sampel
tergantung kepada variasi populasinya. Semakin besar dispersi
atau variasi suatu populasi, maka semakin besar ukuran sampel
yang diperlukan agar estimasi terhadap parameter populasi dapat
dilakukan dengan akurat dan presisi); DAN
• MENENTUKAN UNIT SAMPEL.

03/15/10 84
TAHAPAN PROSES PEMILIHAN
SAMPEL
• PENENTUAN POPULASI
• PENENTUAN UNIT PEMILIHAN SAMPEL
(KELOMPOK-KELOMPOK ELEMEN)
• PENENTUAN KERANGKA PEMILIHAN
SAMPEL (DAFTAR ELEMEN DARI
SETIAP UNIT PEMILIHAN SAMPEL)
• PENENTUAN DESAIN SAMPEL

03/15/10 85
JENIS DESAIN SAMPEL
• PROBABILITAS
• NON PROBABILITAS

03/15/10 86
SAMPEL PROBABILITAS
• SETIAP SAMPEL DIPILIH BERDASARKAN
PROSEDUR SELEKSI DAN MEMILIKI PELUANG
YANG SAMA UNTUK DIPILIH.
• 5 JENIS SAMPEL PROBABILITAS
1. SAMPEL RANDOM SEDERHANA
(Simple Random Sampling)
2. SAMPEL SISTEMATIS
(Systematic Sampling)
3. SAMPEL STRATIFIKASI
(Stratified Random Sampling)
4. SAMPEL KLUSTER (Clustered Sampling)
5. SAMPEL AREA (Area Sampling)

03/15/10 87
SAMPEL NON PROBABILITAS
ELEMEN-ELEMEN POPULASI TIDAK
MEMPUNYAI KESEMPATAN YANG SAMA
UNTUK TERPILIH MENJADI SAMPEL.
SAMPEL YANG DIPILIH SECARA TIDAK
ACAK, AKAN MEMBERIKAN HASIL YANG
DIRAGUKAN KEMAMPUAN
GENERALISASINYA.

03/15/10 88
JENIS-JENIS SAMPEL NON
PROBABILITAS
• SAMPEL BERDASARKAN KEMUDAHAN
(Convenience Sampling)
• Sampel Bertujuan (Purposive Sampling)
1. Sampel Berdasarkan Pertimbangan
(Judgment Sampling)
2. Sampel Berdasarkan Kuota
(Quota Sampling)
3. Snowball Sampling
03/15/10 89
JENIS DATA
• DATA SUBYEK (SELF-REPORT DATA)
Jenis data penelitian yang berupa opini,
sikap, pengalaman atau karakteristik dari
seseorang atau sekelompok orang yang
menjadi subyek penelitian (responden).
Klasifikasi data subyek berdasarkan
bentuk tanggapan yang diberikan yaitu:
lisan, tertulis dan ekspresi
03/15/10 90
JENIS DATA (LANJUTAN)
• DATA PISIK (PHYSICAL Data )
Merupakan jenis data penelitian yang
berupa obyek atau benda pisik, antara lain
dalam bentuk bangunan, pakaian, buku,
dll. Data pisik merupakan benda berwujud
yang menjadi bukti suatu keberadaan atau
kejadian pada masa lalu. Data pisik
dikumpulkan melalui observasi.

03/15/10 91
JENIS DATA (LANJUTAN)
• DATA DOKUMENTER (DOCUMENTARY
Data)
Jenis data penelitian yang antara lain
berupa: faktur, jurnal. Surat-surat, notulen
rapat, memo, dll.

03/15/10 92
SUMBER DATA
• DATA PRIMER (PRIMARY DATA)
Sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli (tidak
melalui media perantara). Data ini
dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
2 metode untuk mengumpulkan data
primer: a) metode survei, dan b) metode
observasi.
03/15/10 93
SUMBER DATA (LANJUTAN)
• DATA SEKUNDER (SECONDARY DATA)
MERUPAKAN SUMBER DATA
PENELITIAN YANG DIPEROLEH
SECARA TIDAK LANGSUNG MELALUI
MEDIA PERANTARA (DIPEROLEH DAN
DICATAT OLEH PIHAK LAIN)
DATA INI UMUMNYA BERUPA BUKTI,
CATATAN, LAPORAN HISTORIS YANG
TELAH TERSUSUN.
03/15/10 94
BEBERAPA ASPEK DARI DATA SEKUNDER
YANG HARUS DIEVALUASI PENELITI ADALAH
• Kemampuan data yang tersedia untuk menjawab masalah atau
pertanyaan penelitian;
• Kesesuaian antara periode waktu tersedianya data dengan periode
waktu yang diinginkan dalam penelitian;
• Kesesuaian antara populasi data yang ada dengan populasi yang
menjadi perhatian peneliti;
• Relevansi dan konsistensi unit pengukur yang digunakan;
• Biaya yang diperlukan untuk mengumpulkan data sekunder;
• Kemungkinan bias yang ditimbulkan oleh data sekunder; dan
• Dapat atau tidaknya dilakukan pengujian terhadap akurasi
pengumpulan data.

03/15/10 95
PENELUSURAN DATA
SEKUNDER
• PENELUSURAN SECARA MANUAL
UNTUK DATA DALAM FORMAT KERTAS
HASIL CETAKAN; DAN
• PENELUSURAN DENGAN KOMPUTER
UNTUK DATA DALAM FORMAT
ELEKTRONIK.

03/15/10 96
METODE SURVEI
• METODE PENGUMPULAN DATA PRIMER YANG
DIPEROLEH SECARA LANGSUNG DARI SUMBER
ASLINYA.
• DATA PRIMER DIKUMPULKAN OLEH PENELITI
UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN PENELITIAN.
• METODE SURVEI MERUPAKAN METODE
PENGUMPULAN DATA PRIMER YANG
MENGGUNAKAN PERTANYAAN LISAN DAN
TERTULIS.
• METODE INI MEMERLUKAN KONTAK ANTARA
PENELITI DENGAN SUBYEK PENELITIAN
(RESPONDEN) UTK MEMPEROLEH DATA YANG
DIPERLUKAN.

03/15/10 97
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
DALAM METODE SURVEI
• WAWANCARA
• KUESIONER
Ad 1. WAWANCARA
MEMERLUKAN PERTANYAAN LISAN KEPADA
RESPONDEN. DATA YANG DIKUMPULKAN
UMUMNYA BERUPA MASALAH TERTENTU YANG
BERSIFAT KOMPLEKS, SENSITIF ATAU
KONTROVERSIAL, SEHINGGA JIKA DIAJUKAN
SECARA TERTULIS TIDAK AKAN DITANGGAPI OLEH
RESPONDEN. HASIL WAWANCARA DICATAT OLEH
PENELITI SEBAGAI DATA PENELITIAN. DAPAT
DILAKUKAN MELALUI TATAP MUKA (FACE-TO-FACE
INTERVIEWS) ATAU TELEPON (TELEPHONE
INTERVIEWS).
03/15/10 98
TEKNIK WAWANCARA
• WAWANCARA DENGAN TATAP MUKA

1. Komunikasi langsung antara pewawancara dengan


responden
2. Memungkinkan untuk mengajukan pertanyaan yang
lebih banyak
3. Dapat memahami kompleksitas masalah dan
menjelaskan maksud penelitian kepada responden
4. Kemungkinan jawaban responden bias, karena
terpengaruh oleh pewawancara
5. Memerlukan biaya yang banyak (lokasi yang
terpencar).
03/15/10 99
TEKNIK WAWANCARA (lanjutan)
• Wawancara dengan telepon
1. Letak geografis dapat diatasi dan biaya lebih
murah
2. Jumlah tenaga pengumpul data lebih sedikit
3. Tidak dapat mengamati ekspresi wajah
responden
4. Memungkinkan bagi responden untuk
memutuskan telepon, karena keberatan
menjawab pertanyaan
5. Tidak semua responden mempunyai telepon.
03/15/10 100
TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM
METODE SURVEI (Lanjutan)

Ad. 2 KUESIONER (QUESTIONNAIRES)


PERTANYAAN PENELITI DAN JAWABAN
RESPONDEN DAPAT DIKEMUKAKAN
SECARA TERTULIS MELALUI SUATU
KUESIONER.
TEKNIK INI MEMBERIKAN TANGGUNG
JAWAB KEPADA RESPONDEN UNTUK
MEMBACA DAN MENJAWAB
PERTANYAAN.
03/15/10 101
Kuesioner secara personal
• Biaya akan murah jika responden
terkelompk pada suatu tempat
• Peneliti dapat berkomunikasi langsung
dan memerikan penjelasan seperlunya
kepada respnden
• Biaya relatif mahal, jika tempat responden
tersebar dan responden relatif banyak.

03/15/10 102
Kuesioner lewat pos
• Peneliti memperoleh jawaban dari responden
yang jaraknya terpencar.
• Responden sering menolak untuk menjawab
dengan tidak mengirimkan kembali kuesioner
• Tingkat tanggapan (response rate) yang
rendah, apalagi jika peneliti tidak
mebubuhkan perangko balasan.

03/15/10 103
PENGUKURAN
• PENUNJUKAN ANGKA-ANGKA PADA
SUATU VARIABEL MENURUT ATURAN
YANG TELAH DITENTUKAN

03/15/10 104
TIPE SKALA PENGUKURAN
• Ukuran NOMINAL
Skala pengukuran yang menyatakan kategori, kelompok atau
klassifikasi yang diukur dalam bentuk variabel.
Pada ukuran ini tidak ada asumsi jarak maupun urutan antara
kategori-kategori dalam ukuran itu. Dasar penggolongan hanyalah
kategori yang tidak tumpang tindih (mutually exclusive) dan tuntas
(exhaustive)

Angka yang ditunjuk untuk suatu kategori tidak merefleksikan


bagaimana kedudukan ketegori tsb terhadap kategori lainnya, akan
tetapi hanyalah sekedar label atau kode.

Misal: jenis kelamin merupakan variabel yang terdiri atas 2 kategori,


yaitu 1) pria dan 2) wanita.
Skala pengukuran jenis kelamin dapat dinyatakan dengan angka 1
(pria) dan 2 (wanita)

03/15/10 105
• Misal: 1) Islam, 2) Katolik, 3) Protestan, 4)
Hindu, 5) Konghucu.
• Angka tersebut tidak dapat dipandang sebagai
NILAI untuk mengukur bahwa derajat
keagamaan pemeluk Konghucu adalah 5X lebih
tinggi dari pemeluk agama Islam. Angka
tersebut hanya berfungsi sebagai label atau
kode saja.
• Dengan tingkat ukuran nominal, peneliti dapat
mengelompokan respondennya ke dalam
beberapa kategori menurut variabel tertentu.
03/15/10 106
TIPE SKALA PENGUKURAN
(lanjutan)
• UKURAN ORDINAL
Memungkinkan peneliti mengurutkan respondennya dari
tingkatan paling rendah ke tingkatan paling tinggi
menurut suatu atribut tertentu.
Ukuran ini tidak menunjukan angka rata-rata, dan tidak
memberikan informasi berapa besar interval atara kelas-
kelas tertentu.
Ukuran ordinal memberikan kode 1 untuk yang
terbawah, 2 untuk menengah, dan 3 untuk kelas atas.
Kita tidak dapat mengatakan bahwa kelas atas berarti 3X
lebih ……dari kelas bawah.
Ukuran ordinal banyak digunakan dalam penelitian sosial
terutama untuk mengukur kepentingan, sikap, atau
persepsi.
03/15/10 107
TIPE SKALA PENGUKURAN
(lanjutan)
• Ada peneliti yang menggunakan jenjang skor 3,
5 atau 7.
• Jenjang mana yang paling cocok untuk
digunakan, sangat tergantung dari populasi
penelitian. Bila populasi penelitian adalah
kelompok terdidik, sehingga mampu
membedakan pendapatnya secara lebih tajam,
maka digunakan jawaban yang berjenjang lebih
besar.

03/15/10 108
TIPE SKALA PENGUKURAN
(lanjutan)
• Ukuran Interval
Ukuran interval adalah mengurutkan orang atau
obyek berdasarkan suatu atribut. Ukuran ini
memberikan informasi tentang interval atau jarak
antara satu orang atau obyek dengan orang
atau obyek lainnya.
Interval atau jarak yang sama pada skala
interval dipandang sevagai mewakili interval
atau jarak yang sama pula pada obyek yang
diukur.

03/15/10 109
TIPE SKALA PENGUKURAN
(lanjutan)
• Misal: Mhs A ber IP 4, B=3,5, C=3, D=2,5,
dan E=2.
• Maka dapat disimpulkan bahwa interval
antara IP Mhs A dan C (4-3=1) adalah
sama dengan interval antara Mhs C dan E
(3-2=1)
• Interval antara dua objek penelitian dapat
dikurangi atau ditambahkan dengan
interval dua obyek lainnya.
03/15/10 110
TIPE SKALA PENGUKURAN
(lanjutan)
• Interval A dan C ditambah interval C dan
E adalah sama dengan interval A dan E.
• Interval A dan E dikurangi interval A dan
C, sama dengan interval C dan E.
• Karena IP ini adalah nilai interval, kita
tidak dapat mengatakan bahwa
mahasiswa A adalah 2X lebih pintar dari
mahasiswa E.
03/15/10 111
TIPE SKALA PENGUKURAN
(lanjutan)
• Ukuran Rasio
Ukuran rasio merupakan skala pengukuran yang
menunjukan kategori, peringkat, jarak dan
perbandingan dari variabel yang diukur.
Skala Ratio menggunakan nilai absolut.
Misal: Jika berat badan A= 50 kg dan Berat
badan B=100kg, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa berat badan B adalah 2X
lebih berat dari A.

03/15/10 112
INSTRUMEN PENELITIAN
• Pekerjaan meneliti adalah melakukan
pengukuran terhadap fenomena sosial maupun
alam. Untuk itu diperlukan alat ukur yang baik.
• Alat ukur dalam penelitian, disebut “Instrumen
Penelitian”, yaitu: suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati.
• Secara spesifik, fenomena disebut Variabel
Penelitian.

03/15/10 113
INSTRUMEN PENELITIAN
• Istrumen yang digunakan untuk mengukur
variabel dalam ilmu alam sudah banyak
tersedia dan telah teruji validitas dan
reliabilitasnya. Misal untuk Panas,
pengukurnya calorimeter, suhu adalah
termometer, dll.
• Dalam bidang sosial, peneliti sering
menyusun sendiri instrumen dan menguji
validitas dan reliabilitasnya.

03/15/10 114
INSTRUMEN PENELITIAN
• Jumlah instrumen penelitian tergantung kepada jumlah
variabel penelitian.
• Misal; Instrumen untuk mengukur variabel A, B, C, dll.
• Dasar penyusunan instrumen penelitian adalah variabel
penelitian, selanjutnya variabel penelitian tersebut
diberikan defenisi operasionalnya, selanjutnya ditetapkan
indikatornya, berdasakan indikator, ditetapkan butir-butir
pernyataan/pertanyaan kuesioner.
• Untuk memudahkan penyusunan instrumen penelitian,
maka dibuatkan “KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN”.

03/15/10 115
VALIDITAS
• SEJAUHMANA SUATU ALAT PENGUKUR
MAMPU MENGUKUR APA YANG INGIN DI
UKUR.
• Melakukan uji coba instrumen pada sejumlah
responden di luar responden penelitian.
Disarankan paling kurang 30 orang.
• Menghitung korelasi antara masing-masing
pernyataan dengan skor total dengan
menggunakan rumus teknik korelasi “product
moment”.

03/15/10 116
RUMUS VALIDITAS
(HALAMAN 137)

03/15/10 117
VALIDITAS (LANJUTAN)
• Secara statistik, angka korelasi dibandingkan
dengan angka kritik tabel korelasi –r. Dengan
melihat baris N-2. Jadi jika responden 10 orang,
maka pada 10-2=8, untuk taraf signifikat 5%,
maka angka kritik adalah 0,632. atau pada taraf
signifikan 1% diperoleh 0,765.
• Jika r hitung > r tabel, maka butir pernyataan
adalah valid, dan sebaliknya.
• Jika angka korelasi negatif, menunjukan bahwa
pernyataan tersebut bertentangan dengan
pernyataan lainnya. Atau Pernyataan tsb tidak
konsisten dengan pernyataan yang lainnya.
03/15/10 118
VALIDITAS (LANJUTAN)
• APABILA DALAM PERHITUNGAN TERDAPAT
BUTIR PERNYATAAN YANG TIDAK VALID
(TIDAK SIGNIFIKAN PADA TINGKAT 5%),
KEMUNGKINAN ITEM PERNYATAAN
TERSEBUT KURANG BAIK SUSUNAN KATA-
KATANYA ATAU KALIMATNYA.
• KALIMAT YANG DIPAKAI MENIMBULKAN
PENAFSIRAN YANG BERBEDA.

03/15/10 119
CONTOH SOAL (HALAMAN 138)

03/15/10 120
RELIABILITAS
• INDEKS YANG MENUNJUKAN SEJAUHMANA
SUATU ALAT PENGUKUR DAPAT
DIPERCAYA ATAU DAPAT DIHANDALKAN.
• BILA SUATU ALAT PENGUKUR DIPAKAI 2X
UNTUK MENGUKUR GEJALA YANG SAMA
DAN HASIL PENGUKURAN YANG
DIPEROLEH RELATIF KONSTAN, MAKA ALAT
UKUR TERSEBUT RELIABEL.
• Maksudnya, alat ukur tersebut konsisten dalam
mengukur gejala yang sama.

03/15/10 121
RELIABILITAS (LANJUTAN)
• KRITERIA PENGUKURAN:
< 0,6 tidak reliabel
0,6 – 0,7 dapat diterima
0,7 – 0,8 Baik
0,8 – 1,0 Reliabel

03/15/10 122
PEMBUATAN KUESIONER
• Pada penelitian survei, penggunaan
kuesioner merupakan hal yang pokok
untuk pengumpulan data.
• Hasil kuesioner tersebut akan terjelma
dalam angka-angka, tabel-tabel.
• Analisis data kuantitatif dilandaskan pada
hasil kuesioner tsb.

03/15/10 123
PEMBUATAN KUESIONER
(Lanjutan)
• SUSUNAN PERTANYAAN
1. Nama responden;
2. Alamat;
3. Nama Pewawancara;
4. Tanggal wawancara;
5. Umur;
6. Dll ?

03/15/10 124
JENIS PERTANYAAN
1. Pertanyaan Tertutup
Kemungkinan jawabannya sudah ditentukan
terlebih dahulu dan responden tidak diberi
kesempatan memberikan jawaban yang lain.
Contoh:
Apakah Komite audit mengevaluasi perencanaan
kerja dan anggaran Divisi Audit intern?
1) Ya 2) Tidak

03/15/10 125
JENIS PERTANYAAN
(Lanjutan)
2. Pertanyaan Terbuka
Kemungkinan jawabannya tidak
ditentukan terlebih dahulu dan responden
bebas memberikan jawaban.
Contoh:
Menurut pendapat Bapak/Ibu, apakah
Divisi audit intern telah melaksanakan
pemeriksaan sesuai dengan Standar
Profesional Fungsi Audit Intern Bank?
03/15/10 126
JENIS PERTANYAAN
(Lanjutan)
• Kombinasi Tertutup dan Terbuka
Jawabannya sudah ditentukan, tetapi
kemudian disusul dengan pertanyaan
terbuka.
Contoh:
Komite audit menseleksi calon Akuntan
Publik perusahaan.
1) Setuju 2) Tidak Setuju
Jika tidak setuju, apakah alasan Sdr?
03/15/10 127
JENIS PERTANYAAN
(Lanjutan)
• Pertanyaan Semi Terbuka
Pada pertanyaan semi terbuka,
jawabannya sudah tersusun, tetapi masih
ada kemungkinan tambahan jawaban.
Contoh:
Berapa kali jumlah rapat Komite audit
dengan Dewan Komisaris dalam 1 bulan?
a) 4x b) 3x c) 2x d) Lainnya….
03/15/10 128
PETUNJUK MEMBUAT
PERTANYAAN
• Apakah pertanyaan penelitian merupakan
bentuk pengukuran atau bukan. Setiap
pertanyaan/pernyataan harus dapat diukur.
• Bahasa yang digunakan disesuaikan dengan
kemampuan berbahasa responden.
• Pertanyaan tidak mendua. Bagaimana pendapat
anda tentang kuantitas dan kualitas produk?
• Jangan menanyakan pertanyaan yang
kemungkinan responden telah lupa. Mis:
Bagaimana peran internal audit sebelum tahun
1980an?

03/15/10 129
PETUNJUK MEMBUAT
PERTANYAAN (lanjutan)
• Pertanyaan tidak menggiring ke jawaban yang
paling baik. Mis: bagaimana jika bonus
ditingkatkan?, sebaiknya: bagaimana prestasi
kerja anda selama setahun terakhir?
• Panjang pertanyaan. Pertanyaan tidak terlalu
panjang, sehingga akan membuat responden
jenuh membaca. Disarankan jumlah pertanyaan
antara 20-30 item.
• Urutan pertanyaan. Dimulai dari yang umum
sampai dengan yang spesifik, atau dari yang
mudah sampai ke yang sulit.

03/15/10 130
PETUNJUK MEMBUAT
PERTANYAAN (lanjutan)
• Penampilan pisik angket. Penampilan
pisik angket sebagai alat pengumpulan
data akan mempengaruhi respon
responden atau keseriusan responden
dalam mengisi angket. Misal: kuesioner
yang dibuat pada kertas yang buram
dibandingkan dengan kertas berwarna
yang bagus.

03/15/10 131
03/15/10 132

You might also like