Professional Documents
Culture Documents
i adalah bilangan imaginer, t adalah waktu, ∂ / ∂t adalah turunan parsial terhadap t, ħ adalah
konstanta Planck dibagi 2π, ψ(t) adalah fungsi gelombang, dan H(t) adalah Hamiltonian.
Erwin Schrödinger
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Untuk satuan yang dinamakan menurut tokoh ini, lihat Satuan Schrödinger.
Erwin Schrödinger
Erwin Schrödinger
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Untuk satuan yang dinamakan menurut tokoh ini, lihat Satuan Schrödinger.
Erwin Schrödinger
Pernyataan di atas adalah suatu kesamaan. Persamaan dapat digunakan untuk menyatakan
kesamaan dua ekspresi yang terdiri dari satu atau lebih variabel. Sebagai contoh, untuk x anggota
bilangan nyata, persamaan berikut selalu benar:
x(x - 1) = x2 − x.
Persamaan di atas adalah contoh dari identitas: persamaan yang selalu benar, tak peduli berapa
pun nilai variabel yang ada di dalamnya. Persamaan berikut bukanlah suatu identitas:
x2 - x = 0.
Persamaan di atas adalah salah untuk sejumlah tak hingga x, dan hanya benar untuk satu nilai;
nilai akar unik dari persamaan, x=1. Karenanya, jika suatu persamaan diketahui bernilai benar,
persamaan tersebut membawa informasi mengenai nilai x. Secara umum, nilai variabel di mana
suatu persamaan menjadi benar disebut dengan solusi atau penyelesaian. Menyelesaikan suatu
persamaan berarti menemukan solusinya.
Banyak pengarang yang menggunakan istilah persamaan untuk kesamaan yang bukan identitas.
Perbedaan antara kedua konsep tersebut kadang sulit dibedakan; sebagai contoh,
(x + 1)2 = x2 + 2x + 1
adalah persamaan yang memiliki akar x=0 dan x=1. Apakah suatu pernyataan dimaksudkan
sebagai suatu identitas atau suatu persamaan, menentukan informasi mengenai variabelnya
sering dapat ditentukan berdasarkan konteksnya.
Huruf-huruf awal alfabet seperti a, b, c, ... sering kali digunakan sebagai konstanta, dan huruf-
huruf di akhir alfabet, seperti x, y, z, umumnya digunakan sebagai lambang variabel.
(72)
(73)
Persamaan Schrodinger untuk sebuah partikel yang berada dalam pengaruh potensial
adalah
(74)
Dalam 3 dimensi persamaan ini menjadi
(75)
Persamaan di atas akan diselesaikan untuk syarat batas yang menjadikan berhingga
dimana-mana (termasuk pada daerah tak hingga). Bentuk syarat batas dan makna fisisnya akan
diulas pada bagian selanjutnya.
(76)
Hal penting yang patut diperhatikan adalah bahwa persamaan ini menghasilkan tingkatan energi
diskret yang sesuai pengamatan. Pembuktiannya menyangkutkan perhitungan rumit, yang akan
diulas pada Bab 7. Untuk sementara, akan dibahas model sederhana.
Diagram energi untuk atom hidrogen ditunjukkan dalam Gambar 3.1. Jika energi kinetik adalah
Garis putus-putus pada diagram bersesuaian dengan energi kinetik negatif, karena itu berada
pada posisi yang tak teramati. Untuk elektron dapat berada pada posisi sampai
takhingga. Untuk elektron terikat (bound). Untuk harga yang besar tetapi negatif, elektron
terbatas pada potensial yang berubah sangat cepat dalam daerah yang sangat sempit. Untuk
menganalisis sifat kualitatif dari sistem yang demikian kita tinjau harga energi kuantum dari
sebuah partikel yang terbatas dalam dinding potensial takhingga 1-d, yakni
(77)
Gambar 3.2: Diagram energi dinding potensial takhingga 1-d.
Secara klasik partikel terbatas dalam daerah , dan berapapun energinya partikel
terpantul setiap kali menumbuk dinding potensial.
Persamaan Schrodinger untuk sistem dengan potensial , yang didefiniskan oleh (3.25), untuk
, adalah
(78)
Oleh karena bernilai takhingga pada , sementara suku-suku lainnya tetap berhingga,
maka diperlukan syarat batas sebagai
(79)
Dengan memperkenalkan
(80)
Persamaan menjadi
(81)
(82)
dimana
(83)
dan
(84)
dimana
(85)
(86)
(87)
Sifat penting dari spektrum energi diskret telah muncul secara alamiah dari formalisme di atas,
dan dapat dibandingkan dengan rumus Bohr untuk atom hidrogen,
(88)
Kenyataan bahwa model yang ditinjau masih sederhana tetapi telah mendekati model real atom
hidrogen merupakan kesuksesan. Perbedaan dengan faktor merupakan kekhususan dari
pendekatan 1-d (dinding potensial) terhadap sistem 3-d (atom hidrogen). Sedangkan perbedaan
tanda muncul dari kenyataan bahwa tingkatan energi atom hidrogen diukur dari puncak potensial
ke bawah. Pada dinding potensial, tingkatan energi dari bawah ke atas.
Persamaan Schrodinger diajukan pada tahun 1925 oleh fisikawan Erwin Schrodinger (1887-
1961). Persamaan ini pada awalnya merupakan jawaban dari dualitas partikel-gelombang
yang lahir dari gagasan de Broglie yang menggunakan persamaan kuantisasi cahaya Planck
dan prinsip fotolistrik Einstein untuk melakukan kuantisasi pada orbit elektron. Selain
Schrodinger dua orang fisikawan lainnya yang mengajukan teorinya masing-masing adalah
Werner Heisenberg dengan Mekanika Matriks dan Paul Dirac dengan Aljabar Kuantum.
Ketiga teori ini merupakan tiga teori kuantum lengkap yang berbeda dan dikerjakan
terpisah namun ketiganya setara. Teori Schrodinger kemudian lebih sering digunakan
karena rumusan matematisnya yang relatif lebih sederhana. Meskipun banyak mendapat
kritikan persamaan Schrodinger telah diterima secara luas sebagai persamaan yang menjadi
postulat dasar mekanika kuantum.
Persamaan Schrodinger merupakan persamaan pokok dalam mekanika kuantum –
seperti halnya hukum gerak kedua yang merupakan persamaan pokok dalam mekanika
Newton – dan seperti persamaan fisika umumnya persamaan Schrodinger berbentuk
persamaan diferensial. Bentuk umum persamaan Schrodinger adalah sebagai berikut,
dengan ? adalah fungsi Schrodinger yang mendefinisikan partikel yang bergerak dalam tiga
dimensi dengan energi tertentu dan berada di bawah pengaruh medan potensial V tertentu.
Bentuk khusus persamaan Schrodinger yaitu persamaan Schrodinger bebas waktu adalah
Bentuk ini lebih sering digunakan karena energi dan medan potensial sistem fisika
umumnya hanya bergantung pada posisi.
Walaupun rumusan matematis persamaan Schrodinger lebih sederhana dibandingkan
Mekanika Matriks dan Aljabar Kuantum, pemecahan persamaan ini tetap membutuhkan
pengetahuan matematika lanjut. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan
energi kinetik dan potensial sistem dan mensubstitusikannya ke dalam persamaan di atas.
Langkah kedua adalah merubah persamaan di atas kedalam sistem koordinat yang sesuai
dengan sistem yang ditinjau. Untuk sistem atom hidrogen sistem koordinat yang sesuai
adalah sistem koordinat bola. Langkah kedua adalah melakukan pemisahan variabel.
Persamaan Schrodinger mengandung tiga koordinat ruang yang saling ortogonal dan harus
dipisahkan menjadi 3 persamaan berbeda yang hanya mengandung satu koordinat ruang.
Langkah ketiga adalah memecahkan ketiga persamaan tersebut secara simultan. Hasil yang
diperoleh merupakan bilangan-bilangan kuantum yang memerikan struktur sistem
berdasarkan tingka-tingkat energi yang menyusun sistem tersebut. Struktur sistem ini
selanjutnya dipergunakan untuk meramalkan perilaku sistem dan interaksinya dengan
sistem lain.
Penerapan persamaan Schrodinger pada sistem fisika memungkinkan kita mempelajari
sistem tersebut dengan ketelitian yang tinggi. Penerapan ini telah memungkinkan
perkembangan teknologi saat ini yang telah mencapai tingkatan nano. Penerapan ini juga
sering melahirkan ramalan-ramalan baru yang selanjutnya diuji dengan eksperimen.
Penemuan positron – yang merupakan anti materi dari elektron – adalah salah satu ramalan
yang kemudian terbukti. Perkembangan teknologi dengan kecenderungan alat yang
semakin kecil ukurannya pada gilirannya akan menempatkan persamaan Schrodinger
sebagai persamaan sentral seperti halnya yang terjadi pada persamaan Newton selama ini.
Dunia Fisika
Memahami Fisika, Memahami Dunia
• Home
• About
• Awal
• Diskusi
• Konsultasi
• Produk
Model Atom Mekanika Kuantum
Penjelasan tentang struktur atom yang lebih lengkap diperlukan untuk mengetahui
struktur yang lebih detil tentang elektron di dalam atom. Model atom yang lengkap
harus dapat menerangkan misteri efek Zeeman dan sesuai untuk atom berelektron
banyak. Dua gejala ini tidak dapat diterangkan oleh model atom Bohr.
Efek Zeeman
Spektrum garis atomik teramati saat arus listrik dialirkan melalui gas di dalam
sebuah tabung lecutan gas. Garis-garis tambahan dalam spektrum emisi teramati
jika atom-atom tereksitasi diletakkan di dalam medan magnet luar. Satu garis di
dalam spektrum garis emisi terlihat sebagai tiga garis (dengan dua garis tambahan)
di dalam spektrum apabila atom diletakkan di dalam medan magnet. Terpecahnya
satu garis menjadi beberapa garis di dalam medan magnet dikenal sebagai efek
Zeeman.
Adapun untuk atom berelektron banyak (terdiri atas lebih dari satu
elektron), energi elektron pada kulit ke-n adalah<!--[if gte vml 1]> <![endif]--><!--
[if !vml]--><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]> <![endif]-->
Dimana
<!--[if gte vml 1]> <![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]> <!
[endif]-->
garis spektra atom yang terpisah di dalam medan magnet berasal dari spin elektron
Spin elektron diwakili oleh bilangan kuantum tersendiri yang disebut bilangan kuantum
magnetik spin (atau biasa disebut spin saja). Nilai bilangan kuantum spin hanya boleh satu dari
dua nilai +½ atau −½. jika ms adalah bilangan kuantum spin, komponen momentum sudut arah
sumbu-z dituliskan sebagai
Sz = msћ
Dimana
<!--[if gte vml 1]> <![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]> <!
[endif]-->
Spin ke atas dinyatakan dengan
<!--[if gte vml 1]> <![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]> <!
[endif]-->