You are on page 1of 9

MACAM-MACAM PERAN

YANG DIMILIKI OLEH PEMIMPIN

Disusun Oleh:
Ayuning Mustika Ati
08402241036
Pendidikan Administrasi Perkantoran Reguler

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010
I. PENGERTIAN PERAN

Pertama, suatu penjelasan historis menyebutkan, konsep peran semula dipinjam dari keluarga
drama atau teater yang hidup subur pada jaman Yunani Kuno (Romawi). Dalam arti ini, peran
menunjuk pada karakteristik yang disandang untuk dibawakan oleh seseorang aktor dalam
sebuah pentas drama.

Kedua, suatu penjelasan yang menunjuk pada konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran
sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu karakteristik (posisi)
dalam struktur sosial.

Ketiga, suatu penjelasan yang lebih bersifat operasional, menyebutkan bahwa peran seorang
aktor adalah suatu batasan yang dirancang oleh aktor lain, yang kebetulan sama-sama berada
dalam satu “penampilan/unjuk peran (role performance).”

Jadi suatu peranan dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku yang teratur, yang ditimbulkan
karena suatu jabatan tertentu, atau karena adanya suatu kantor yang mudah dikenal. Peranan
timbul karena seorang pemimpin memahami bahwa ia bekerja tidak sendirian. Dia mempunyai
lingkungan, yang setiap saat ia perlukan untuk berinteraksi. Lingkungan itu luas dan beraneka
macam, dan masing-masing pemimpin akan mempunyai lingkungan yang berlainan. Tetapi
peranan yang harus dimainkan pada hakikatnya tidak ada perbedaan. Baik pemimpin tingkat
atas, tangah maupun bawah akan mempunyai jenis peranan yang sama, hanya berbeda
lingkungan yang akhirnya membuat bobot peranan itu sedikit berbeda.

II. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Apakah arti kepemimpinan? Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada
beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:

1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung
melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu
(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur
untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok
atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada
kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan
(Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan


dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam
kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya
dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti
kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.

III. PENGERTIAN PEMIMPIN

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika
ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang
pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan
mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-
alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana,
mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan
bersama-sama (Panji Anogara, Page 23).

IV. TUGAS DAN PERAN PEMIMPIN

Para penganut behaviorisme, berdasarkan pada penelitian yang dilakukannya menyimpulkan


bahwa peran pemimpin adalah :

1. Menetapkan tujuan dan menegaskan arah untuk mencapai tujuan.


2. Melengkapi sarana untuk mencapai tujuan.
3. Melengkapi dan menegaskan tatanan organisasi.
4. Memberikan fasilitas untuk melaksanakan kegiatan dan mengadakan hubungan antar
kegiatan.
5. Memberikan fasilitas kepada kelompok dalam melaksanakan tugasnya.

Stogdill dalam Gaya Kepemimpinan – Pendekatan Bakat Situasional (Rustandi ; 1985 : h. 46)
menyimpulkan bahwa peran pemimpin menurut teori klasik, meliputi :
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengendalian
Dalam implementasinya kadang-kadang ditambahkan dengan koordinasi, supervisi, dan
motivasi, tetapi tambahan itu sesunggguhnya hanya merupakan perincian dari peran
pengendalian.

Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:

1. Pemimpin bekerja dengan orang lain

Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu
dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang
diluar organisasi.

2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).


Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung
jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas

Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas
dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat
mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur
waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual

Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual.
Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat
menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

5. Manajer adalah seorang mediator

Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus
dapat menjadi seorang mediator (penengah).

6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat

Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang
diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.

7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit

Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Jika organisasi yang dipimpinnya bisa berjalan secara efektif, maka ada empat peranan
manajemen yang harus dilakukan oleh manajer. Empat peranan itu menurut Ichak Adizes dalam
Perilaku Organisasi (Nimran : 1999: h.62), yakni : memproduksi, melaksanakan, melakukan
informasi, dan memadukan (integrating).

Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran
yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran
itu ke dalam tiga kelompok, yaitu peran antarpribadi, peran informasional, dan peran
pengambilan keputusan. Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas
yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.
1. Peranan Hubungan Antar Pribadi (Interpersonal Role)
Pada peranan ini, menyangkut hal-hal tentang pengembangan antar pribadi. contoh dari
pengembangan dirinya adalah eksistensi manajer itu sendiri dengan dunia sekitarnya.
Dalam peranan ini dibagi lagi atas tiga peranan, yaitu peranan sebagai :
a. Peran sebagai tokoh (figurehead role), karena posisinya selaku kepala dalam
organisasi setiap pemimpin mempunyai kewajiban untuk melakukan kegiatan
yang bersifat seremonial atau dalam persoalan yang timbul secara formal.
b. Peran sebagai pemimpin (leader role), dalam peranan ini manajer bertindak
sebagai pemimpin. Karena jabatannya, pemimpin bertanggungjawab atas segala
sesuatu yang dikerjakan anak buahnya. Misalnya, pemimpin bertanggungjawab
atas penggajian dan latihan kerja anak buahnya. Selain itu merupakan tugasnya
yang tidak langsung untuk memotivasi dan meningkatkan semangat kerja anak
buahnya, serta harus berusaha menyelaraskan kebutuhan anak buahnya dengan
kepentingan organisasi. Organisasi secara formal hanya menyediakan sejumlah
kewenangan, kepemimpinanlah yang menentukan sejauhmana kekuasaan yang
tersedia akan dimanfaatkan.
c. Peran sebagai pejabat perantara/penghubung (liaison role), ialah kegiatan
pemimpin untuk melakukan hubungan selain hubungan ke atas menurut jalur
komando, juga melakukan peranan yang berinteraksi dengan teman sejawat, staf,
orang-orang lain yang berada di luar organisasinya.
2. Peranan yang Berhubungan Dengan Informasi (Informational Role)
Manajer berhubungan langsung dengan informasi. Pada peranan ini dibagi menjadi tiga
peranan, yaitu peranan sebagai :
a. Peran selaku pencatat (monitor role). Karena jaringan kontak pribadinya
demikian luas, pemimpin dapat mengumpulkan informasi dari berbagai pihak.
Informasi itu didapatkannya secara langsung, termasuk yang berupa desas-desus,
kabar angin atau spekulasi. Informasi ini dapat berupa informasi lunak yang
berguna bagi kepentingan organisasi. Selain itu dalam peran ini
mengidentifikasikan seorang manajer sebagai penerima dan pengumpul informasi,
agar ia mampu untuk mengembangkan suatu pengertian yang baik dari organisasi
yang dipimpinnya dan mempunyai pemahaman yang komplit tentang
lingkungannya.
b. Peran selaku penyebar (disseminator role). Informasi yang berhasil
didapatkannya berdasarkan hubungan pribadinya, boleh jadi ada yang perlu
diketahui oleh anak buahnya. Pemimpin dapat memberikan informasi yang
diperlukan itu secara langsung. Mungkin pemimpin menjadi penghubung antara
anak buah yang saling membutuhkan, jika diantara mereka secara formal tidak
ada jalur informasi satu sama lain. Peran ini melibatkan manajer untuk
menangani proses transmisi dari informasi-informasi ke dalam organisasi yang
dipimpinnya.
c. Peran selaku juru bicara (spokesman role). Peran selaku juru bicara adalah
kegiatan pemimpin untuk memberikan keterangan tentang organisasinya kepada
pihak luar. Semisal, seorang direktur perusahaan raksasa kadang-kadang harus
menggunakan sebagian besar waktunya untuk memberikan keterangan tentang
perusahaannya kepada para wartawan. Peran ini dimainkan manajer untuk
penyampaian informasi keluar lingkungan organisasinya.
3. Pembuat Keputusan (Decission Role)
Informasi tentu saja bukan akhir dari segala kegiatannya. Informasi merupakan masukan
dasar untuk membuat keputusan. Pemimpin memainkan peran utama dalam proses
pembuatan keputusan. Peranan ini membuat manajer harus terlibat dalam suatu proses
pembuatan strategi. Peran pembuat keputusan diperinci menjadi :
a. Peran sebagai wiraswastawan (entrepreneur role). Pemimpin bertanggungjawab
untuk memajukan dan menyesuaikan organisasinya dengan perkembangan
lingkungan. Perannya selaku pengumpul informasi, suatu ketika mungkin
menemukan gagasan-gagasan baru. Gagasan-gagasan baru ini kalau dianggapnya
baik, dapat diterapkan di dalam organisasi yang dipimpinnya. Manajer bertindak
sebagai pemrakarsa dan perancang dari banyak perubahan-perubahan yang
terkendali dalam organisasinya.
b. Peran sebagai penghalau/penanggulangan gangguan (disturbande handler
role). Tidak ada suatu organisasi yang selalu berjalan mulus. Suatu saat pasti akan
mengalami gangguan tertentu yang disebabkan perkembangan keadaan.
Gangguan itu bukan saja disebabkan keterbatasan pemimpin untuk mengenali
situasi, tetapi juga karena pemimpin yang terbaikpun tidak mungkin meramalkan
akibat dari seluruh tindakannya. Pendek kata gangguan itu datang dari suatu hal
yang di luar jangkauannya. Selaku pemimpin, ia harus mampu mengatasinya. Jika
perannya selaku wiraswastawan berupa inisiatif untuk mengadakan
penanggulangan dengan sukarela, perannya selaku penanggulangan gangguan
merupakan seharusnya yang mesti dilakukan. Dimana manajer bertanggungjawab
terhadap organisasi ketika organisasinya terancam bahaya, misalnya : akan
dibubarkan, terkena gossip, isu-isu kurang baik, dan lain sebagainya.
c. Peran sebagai pembagi sumber daya (resources allocator of role),
peran pemimpin selaku pembagi sumber daya adalah tanggung jawab pemimpin
dalam menentukan “siapa akan dapat apa”, dalam organisasi yang dipimpinnya.
Sumber daya yang paling penting untuk diatur pembagiannya adalah waktu yang
dimiliki. Selanjutnya pemimpin dibebani tugas untuk mengatur pola hubungan
formal yang mengatur bagaimana pekerjaan dibagi dan dikoordinasikan. Dalam
peran ini manajer memainkan peranan untuk memutuskan kemana sumber dana
akan didistribusikan ke bagian-bagian dari organisasinya.
d. Peran sebagai perunding (negotiator role), penelitian membuktikan bahwa
pemimpin menggunakan waktunya yang tidak sedikit untuk mengadakan
perjanjian demi perjanjian. Penutupan perjanjian ini nampaknya telah merupakan
tugasnya yang rutin, yang mengalir dari kedudukannya sebagai pusat syaraf
organisasi dan kewenangan yang dimilikinya dalam organisasi
DAFTAR PUSTAKA

http://www.damandiri.or.id/file/suwandiunairbab21.pdf
http://lapmics.blogspot.com/2009/04/hakekat-kepemimpinan-dalam-organisasi.html
http://4ld1.wordpress.com/2009/08/30/4-peran-pemimpin-unggul/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/kepemimpinan-34/
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
http://organisasi.org/macam-jenis-peranan-manajemen-peran-manajer-dalam-organisasi-
perusahaan-ekonomi-manajemen
http://bona9dari.wordpress.com/2010/01/09/kepemimpinan/
http://iniiblogusi.blogspot.com/2009/12/peranan-gaya-kepemimpinan-dalam.html
http://rebaneka.blogspot.com/2009/04/peranan-manajer.html
http://christina.ngeblogs.com/category/manajemen-umum/

You might also like