Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang biasa digunakan dalam kegiatan-
kegiatan resmi, oleh karena itu perlu adanya upaya peningkatan mutu dan kualitas
hasil belajar Bahasa Indonesia khususnya di Sekolah Dasar. Usaha untuk
meningkatkan kualitas dan hasil belajar haruslah dilakukan secara sistematis
terpadu dan berkesinambungan. Perubahan-perubahan kurikulum maupu
perbaikan sarana pembelajaran yang dilakukan oleh Pemerintah tidak akan
mencapai hasil yang optimal bila tidak di dukung oleh upaya peningkatan kualitas
pembelajaran termasuk guru sebagai pengelola pembelajaran.
Berdasarkan pengalaman penulisan sebagai seorang guru di SD Negeri
18 Sibau Hilir, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, sering
sekali ditemukan banyak siswa yang tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran
masih sangat rendah. Hal ini terjadi setiap kali pelajaran tentang menulis lanjutan
(penggunaan huruf kapital) yang biasanya setelah kegiatan pembeajaran diakhiri
dengan cara singkat, nilai siswa selalu kurang dari 6, hanya beberapa siswa yang
memperoleh nilai keatas, atau tingkat penguasaan siswa kurang dari 70%.
Kesulitan yang dialami siswa tersebut penulis kemukakan dalam diskusi
Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dilakukan setiap awal bulan dalam mata
kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional dengan teman mahasiswa PGSD UT.
Berdasarkan saran dan masukan dari teman dalam pembelajaran menulis
lanjutan melalui penilitian tindakan kelas untuk meningkatkan pemahaman siswa
khususnya pada konsep penggunaan huruf kapital. Untuk mencapai tujuan
penelitian yaitu perbaiakn pembelajaran Bahasa Indonesia pada konsep
penggunaan huruf kapital untuk nama kota negara dan pulau, dilakukan prosedur
dan langkah-langkah untuk tiap Siklus, diantaranya :
B. Rumusan Masalah
Melalui diskusi dengan teman mahasiswa dan supervisor dalam mata
kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional terungka bahwa faktor penyebab
siswa kurang menguasai materi pelajaran yang diajarkan adalah :
1. Siswa memerlukan penjelasan materi dalam bentuk semi kongkrit tidak
terlalu abstrak.
2. Kurangnya contoh dan latihan.
3. Kurangnya perhatian siswa ketika pelajaran berlangsung.
Berdasarkan hal tersebut di atas, yang menjadi faktor perbaikan adalah
“Apakah penguasaan siswa meningkat terhadap materi pelajaran melalui
penggunaan contoh dan latihan”?
C. Tujuan Perbaikan
Setiap rencana dari suatu aktivitas tentu memiliki tujuan yang ingin
dicapainya sehingga pelaksanaannya bisa terarah, terpola, dan sistematik.
Demikian pula dengan penelitian ini memiliki tujuan, yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah implementasi pendekatan kontekstual dapat
meningkatkan kemampuan kreativitas siswa dalam menulis puisi
2. Untuk mengetahui apakah implementasi pendekatan kontekst dapat
meningkatkan kemampuan kreativitas siswa dalam mempresentasikan
puisi
3. Untuk mengetahui unsur-unsur apa saja yang dapat diungkapkan siswa
dalam menulis dan mempresentasikan puisi
D. Manfaat Perbaikan
Menyimak uraian pada tujuan penelitian tersebut di atas, dan dengan
tercapainya tujuan tersebut dapat dipetik manfaat penelitian, yaitu :
1. Bagi guru; jika implement pendekatan kontekstual dapat meningkatan
kemampuan kreativitas siswa dalam menulis dan mempresentasikan
puisi, ini adalah pembelajaran inovatif yang mungkin bisa diterapkan
pada materi lain ?
2. Bagi siswa; akan tumbuh kesadaran bahwa dengan belajar puisi dapat
menumbuhkan dan mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional,
dan spiritual sebagai instrumen untuk membentuk pribadi positif. Di
samping itu kompetensi kreativitas, sikap, dan minat siswa adalah salah
satu unsur dari kecakapan hidup (life skill) yang harus digali melalui
pembelajaran.
3. Bagi duni pendidikan ; bahwa paradigma sekarang berubah dari
pengajaran menjadi pembelajaran, yang berarti bahwa siswa belajar tidak
cukup dengan memperhatikan, menulis, membaca, dan berlatih tetapi
pembelajaran adalah membelajarkan siswa (sebagai subjek) dengan cara
melakukan-mengalami-mengkomunikasikan. Mulai dari kehidupan nyata
siswa diangkat menjadi konsep.
A. Hakekat Pembelajaran
Paradigma interaksi guru-siswa di Sekolah Dasar berubah, dari
pengajaran (instructional, teaching-instruksional) menjadi pembelajaran
(learning), dari guru sebagai subjek (pemain) dan siswa objek (penonton) menjadi
siswa sebagai subjek dan guru menjadi sutradara. Dalam pengajaran yang
berkonotasi aktivitas guru dengan pola informasi, contoh, tanya-jawab, latihan,
tugas, dan evaluasi memandang siswa sebagai wadah kosong yang perlu diisi
pengetahuan (sekedar tahu) sebanyak-banyaknya, suka atau tidak suka, senang
atau tidak senang, berminat atau tidak berminat, yang penting materi (tugas)
selesai tersampaikan.
Sebaliknya, dalam konteks pembelajaran, memandang siswa sebagai
subyek, jadi berkonotasi pada aktivitas siswa (minds-on dan hands-on). Karena
pada pembelajaran, yaitu membelajarkan dan membuat siswa belajar, berasumsi
bahwa siswa telah memiliki bekal (potensi) berupa intelektual, emosional, dan
spiritual yang perlu dikembangkan dengan fasilitasi dari guru. Jadi belajar dapat
dipandang sebagai pengembangan potensi tersebut secara optimal.
Prinsip pembelajaran yang dijadikan pedoman adalah (Erman, 2001)
siswa pemain-guru sutradara, siswa mengalami-melakukan-mengkomunikasikan,
negosiasi- ukan instruksi, konstruksivis dari daily life, orientasi pada kompetensi
tidak sekedar teori, dan nyaman-menyenangkan.
B. Hakekat Siswa SD
Pada umumnya usia siswa SD berkisar pada umur 6 sampai dengan 12
tahun. Piaget (dalam Erman, 2001) mengemukakan bahwa pada usia ini siswa
baru memiliki kemampuan berfikir konkrit, yang berarti bahwa mereka bisa
belajar secara bermakna (meaningfull) jika menggunakan benda konkrit dari
dunia mereka. Oleh karena itu, hindarilah pembelajaran yang sifatnya dominan
verbal agar tidak verbalisme.
C. Pendekatan Konstekstual
Pendekatan konstekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih
bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah,
tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami. Pembelajaran tidak
hanya berorientasi target penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali
siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian proses
pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil belajar, sehingga guru dituntut
untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip
membelajarkan, yaitu : memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa.
Dengan prinsip penmbelajaran seperti itu, pengetahuan bukan lagi
seperangkat fakta, konsep, dan aturan yang siap diterima siswa, melainkan harus
dikontruksi (dibangun) sendiri oleh siswa dengan fasilitasi dari guru. Siswa
belajar dengan mengalami sendiri, mengkontruksi pengetahuan, kemudian
memberi makna pada pengetahuan itu. Siswa harus tahu makna belajar dan
menyadarinya, sehingga pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya dapat
dipergunakan untuk bekal kehidupannya. Di sinilah tugas guru untuk mengatur
strategi pembelajaran dengan membantu menghubungkan pengetahuan lama
dengan yang baru dan memanfaatkannya. Siswa menjadi subjek belajar sebagai
pemain dan guru berperan sebagai pengatur kegiatan pembelajaran (sutradara) dan
fasilitator. Pembelajaran dengan cara seperti di atas disebut pembelajaran dengan
Pendekatan Kontekstual Contextual Teaching and Learning, CTL), yaitu dengan
cara guru memulai pembelajaran yang dimulai atau dikaitkan dengan dunia nyata,
D. Kemampuan Kreativitas
Kata kreativitas (creativity) bermakna mempunyai sifat kreatif (creative)
yang berasal dari kata to create (mencipta). Berdasarkan etimologi kemampuan
kreativitas berarti kemampuan menciptakan sesuatu (ide-cara- produk) yang baru.
Jadi, konotasi kreativitas berhubungan dengan sesuatu yang baru yang sifatnya
orisinal.
Kajian kreativitas merupakan kajian yang kompleks sehingga bisa
menimbulkan berbagai pandangan-pendapat, tergantung dari sisi mana mereka
membahasnya dan teori yang menjadi acuannya. Dalam hal ini kemampuan
kreativitas menurut Munandar (dalam Reni, A, 2001) berkenaan dengan tiga hal,
yaitu mengkombinasi, memecahkan masalah, dan operasional.
Ditinjau dari segi kemampuan aktivitas otak dalam kaitannya dengan
kreativitas, ternyata potensi tersebut memang telah tersedia. Kemampuan otak
dalam memproses informasi tersebut, sebagai potensi individu-anugrah dari Allah
SWT, Buzan (dalam Erman, 2004) mengemukakan bahwa otak dapat memproses
informasi sebanyak 600 &ndash ; 800 kata permenit. Dengan kemampuan otak
yang begitu hebat, patut kita syukuri dengan memanfaatkannya dalam kegiatan
positif, yaitu dengan cara belajar pada setiap situasi untuk membekali diri. Jika
tidak, dan dibiarkan menganggur, maka otak dengan sendirinya akan bekerja pada
hal-hal yang kurang bermanfaat seperti berangan-angan dan melamun.
Selanjutnya Munandar (dalam Reni A, 2001) mengemukakan bahwa ciri-
ciri kemampuan kreativitas adalah sebagai berikut :
E. Pembelajaran Berpuisi
Pembelajaran berpuisi pada kalimat di atas dimaksudkan sebagai
pembelajaran yang berkenaan dengan menulis puisi dan mempresentasikannya,
dua hal yang tidak terpisahkan karena orientasi dari pembelajaran adalah
kompetensi berpuisi.
Jadi konotasinya adalah kemampuan siswa dalam praktek, dengan
penekanan pada aspek kinerjanya. Dalam pembelajaran ini, siswa kelas V SD
tidak perlu penekanan secara teori tentang istilah-istilah dalam berpuisi akan
Lap.Perbaikan Pembelajaran-PKP 7 Non Eksakta BAHASA INDONESIA
tetapi yang lebih penting adalah bagaimana praktek membuat dan
mempresentasikan puisi, yang materinya sesuai dengan kehidupan siswa sehari-
hari, dengan menggunakan pembendaharaan kata yang luas, susunan kata-kalimat
yang logis, gaya bahasa yang tepat, dan memuat unsur esensial puisi yaitu rima,
ritme, diksi, larik, amanat, irama, dan tipografi.
Pada pertemuan pertama, setelah pembukaan pembelajaran, dengan
memotivasi dan apersepsi tentang materi puisi pada semester ganjil, guru
membacakan contoh puisi (diambil dari buku sumber) kemudian siswa
menanggapinya melalui tanya jawab lisan. Selanjutnya guru melaksanakan
pembelajaran, dalam hal ini aspek bimbingan guru masih dominan, sehingga
model yang digunakan adalah pembelajaran langsung dengan metode tanya-jawab
teknik probing- prompting. Namun demikian, dengan penggunaan model ini
aktivitas siswa tetap tinggi melalui kegiatan investigasi (penyelidikan), konjektur
(menduga), inkuri (menemukan), brainstorming (urun pendapat), dan
konstruksivis (membangun konsep). Mereka secara bersama menyusun suatu
puisi yang kemudian mencoba mempresentasikannya dengan improvisasi dan
apresiasi masing-masing.
A. Subjek Penelitian
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan di Kelas IV SD Negeri 18 Sibau
Hilir Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, mulai tanggal 9
Oktober 2009 sampai dengan 23 Oktober 2009, jadwal pelaksanaan pembelajaran
sebagai berikut :
- Hari Jumat, 9 Oktober 2009, Bahasa Indonesia Siklus I (pertama)
- Hari Jumat, 16 Oktober 2009, Bahasa.Indonesia Siklus II (kedua)
- Tanggal 23 Oktober 2009, Bahasa.Indonesia Siklus III (ketiga)
B. Deskrisi Per-Siklus
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini menggunakan tiga Siklus, yaitu :
1. Siklus I (pertama), meliputi :
a) Perencanaan
• Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan
masalah.
• Mempersiapkan konsep materi yang akan dijadikan bahan
pembelajaran.
• Kompetensi dasar menirukan pembacaan pantun anak dengan
lafal dan intonasi yang tepat
• Melaksanakan konsultasi dengan kepala sekolah dan guru
pelaksana tentang akan diadakannya pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas PTK).
• Menentukan skenario pembelajaran dengan metode berpariasi.
• Mempersipakan sumber, bahan dan alat bantu yang dibutuhkan.
• Mempersiapkan soal-soal yang dijadikan evaluasi.
b) Tindakan
• Menerapkan tindakan yang sesuai dan mengacu pada skenario
pembelajaran.
c) Pengamatan
• Melakukan proses pelaksanaan tindakan.
• Menilai hasil pekerjaan tugas siswa yang telah selesai.
d) Refleksi
• Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi
evaluasi mutu, jumlah dan waktu setiap macam tindakan.
• Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang
skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa.
• Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk
digunakan pada Siklus berikutnya.
b) Tindakan
Pelaksanaan program tindakan Siklus II (kedua) yang mengacu pada
identifikasi masalah yang muncul pada Siklus I (pertama), sesuai
dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan, antara
lain :
c) Pengamatan
• Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah
disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang
terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
• Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang
dikembangkan.
d) Refleksi
• Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada Siklus II (kedua)
berdasarkan data yang terkumpul.
• Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada
Siklus II (kedua).
• Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi
untuk digunakan pada Siklus III (ketiga).
• Evaluasi tindakan Siklus II (kedua).
b) Tindakan
Pelaksanaan program tindakan Siklus III (ketiga) yang mengacu
pada identifikasi masalah yang muncul pada Siklus II (kedua), sesuai
dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan, antara
lain melalui :
• Guru melakukan apersepsi.
• Siswa menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan
intonasi yang tepat kemudian dilaporkan untuk dinilai.
• Melakasanakan evaluasi.
• Menyimpulkan materi pembelajaran.
• Memberikan pekerjaan rumah (PR).
c) Pengamatan
• Melakukan proses pelaksanaan tindakan.
• Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah
dikembangkan.
d) Refleksi
Dari keseluruhan Siklus penelitian yang sudah dilaksanakan ternyata
memang benar dengan melihat alam secara langung siswa terbuka
A. Deskripsi Per-Siklus
Dari hasil perbaikan pembelajaran pada Siklus I (pertama) yang telah
dilaksanakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia selesai maka diperoleh
hasil perbaikan pembelajaran seperti tabel 1 dan grafik 1 berikut ini.
Tabel 1
Data Hasil Belajar Siswa Siklus I (pertama)
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. AB. JULI 50 Tidak Tuntas
2. AGUSTINUS ANDI S.M. 60 Tuntas
3. ALEXANDER MAMAT 40 Tidak Tuntas
4. AGAI JUING 40 Tidak Tuntas
5. DAMIANUS DANA 30 Tidak Tuntas
6. EMILYANA MAYLANI B. 60 Tuntas
7. KRISTINA NOVIANI 50 Tidak Tuntas
8. KANISUS KAJO TURU 50 Tidak Tuntas
9. KRISTOPER GINDAL R. 50 Tidak Tuntas
10. NOVIANA 60 Tuntas
11. MUHAMAD ALFALIZI 50 Tidak Tuntas
12. LIPUS LEBA 50 Tidak Tuntas
13. RINA JANUARTI SANTA 40 Tidak Tuntas
14. RAINERSIUS ARISTO WERU 30 Tidak Tuntas
15. RISKO RINANTO 60 Tuntas
16. HERKULANUS UJANG 50 Tidak Tuntas
17. WINDI ANGELINA 60 Tuntas
18. YESIKA ANGELINA 70 Tuntas
19. YULIANA LISKA 50 Tidak Tuntas
Rata-rata 50,00
KKM = 60
Persentase Ketuntasan 31,58%
Nilai yang diperoleh siswa pada Siklus pertama masih tergolong rendah,
rata-rata nilai siwa 50,00 dan 6 siswa yang tuntas (31,58%) yang memperoleh
nilai 60 keatas, masih banyak siswa yang tidak tuntas, mereka tidak dapat
menyelesaikan soal-soal yang diberikan untuk mengerjakan di kelas. Siswa belum
bisa menuliskan huruf kapital dengan benar, karena masih ada siswa yang
memperoleh nilai 3.
Setelah hasil observasi dan perolehan hasil belajar siswa didiskusikan
penulis dengan teman sejawat dan dibimding supervisor maka penulis
merencanakan untuk mengimplementasikan kembali perbaikan pembelajaran pada
Siklus berikut (Siklus II) sambil memperbaiki kekurangan pembelajaran pada
Siklus sebelumnya (Siklus I). Perbaikan pembelajaran difokuskan pada
memperbaiki kalimat dengan memperhatikan penggunaan huruf kapital. Hasil
yang diperoleh pada Siklus kedua seperti pada tabel 2 dan grafik 2 halaman
berikutnya
Rata-rata 62,11
KKM = 60
Persentase Ketunasan 68,42%
Nilai yang diperoleh siswa pada Siklus pertama masih tergolong rendah,
rata-rata nilai siwa 62,11 dan 13 siswa yang tuntas (68,42%) yang memperoleh
nilai 60 keatas, masih ada nilai siswa yang tidak tuntas, mereka tidak dapat
menyelesaikan soal-soal yang diberikan untuk mengerjakan di kelas. Masih ada
beberapa siswa yang tidak dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan untuk
dikerjakan di kelas.
Setelah hasil observasi dan perolehan hasil belaar siswa didiskusikan
penulis kembali dengan teman sejawat dan dibimding supervisor maka diperoleh
kesepakatan untuk mengimplementasikan perbaikan pembejaran pada Siklus
berikutnya (Siklus III) dan mengevaluasi kekurangan yang terjadi pada Siklus II
(kedua). Perbaikan pembelajaran difokuskan pada menulis paragraf dengan
memperhatikan penggunaan huruf kapital. Hasil yang diperoleh pada Siklus
ketiga seperti pada tabel 3 dan grafik 3 halaman berikutnya.
Rata-rata 76,84
KKM = 60
Persentase Ketunasan 100,00%
B. Pembahasan
Agar tercapai tujuan penelitian yaitu perbaikan pembelajaran Bahasa
Indonesia pada konsep penggunaan huruf kapital pada nama kota, negara dan
pulau dilakukan prosedur dan langkah-langkah untuk setiap Siklus adalah :
(a) mengembangkan fokus masalah; (b) merencanakan yang meliputi sejumlah
tindakan; (c) implementasi tindakan dan pengaruhnya; (d) observasi (monitoring)
implementasi, dan pengaruhnya dan; (e) refleksi data (menjelaskan kegagalan dan
keberhasilan implementasi dan merevisi ide pokok jika diperlukan). Adapun
vi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a. Dalam menjelaskan materi pelajaran, guru menggunakan media dalam
bentuk nyata misalnya lambang huruf besar yang dibuat dari papan/kertas
karton.
b. Perhatian siswa terhadap materi pelajaran dapat ditingkatkan melalui
pertanyaan-pertanyaan yang seserin mungkin dilakukan oleh guru agar
siswa tidak terlihat diam/bermain.
c. Pada saat proses belajar mengajar berlngsung siswa diberikan contoh
yang sebanyak-banyaknya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, beberapa hal yang sebaiknya dilakukan
oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia
diantaranya :
a. Mengusahakan alternatif pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
baik yang semi kongkrit maupun yang kongkrit.
b. Guru sebaiknya memberikan latihan kepada siswa baik pada saat
pembelajaran maupun di rumah.
c. Perbanyaklah kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa.
i
KATA PENGANTAR
Sebagai rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan petunjuk yang diberikan, sehingga penulis dapat
menyajikan Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran ini. Sebagaimana diketahui
bahwa penulisan Laporan ini merupakan salah satu tugas persyaratan mutlak mata
kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP), yang mana tugas tersebut
haruslah dipenuhi oleh setiap Mahasiswa Program Strata 1 (satu) Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (S.1 - PGSD) Universitas Terbuka Semester Akhir.
Penyusun,
AGUSTINI
NIM 814422209
Lap.Perbaikan Pembelajaran-PKP ii
24 Non Eksakta BAHASA INDONESIA
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN ..…………...
i
KATA PENGANTAR ………………………………………….....…………
ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………..……..
iv
SISTIMATIKA LAPORAN …………………………………………………..
vi
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
FORMAT KESEDIAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT DALAM
PENYELENGGARAAN PKP
SURAT PERNYATAAN iii
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus 1
RENCANA PERBAIKAN PEMBALAJARAN Siklus 2
RENCANA PERBAIKAN PEMBALAJARAN Siklus 3
LEMBAR OBSERVASI
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU - PKP 1 (APKG - PKP 1)
iv
A. Cara Mengatasi
• Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran
dengan perbaikan metode pembelajaran dan memotivasi siswa untuk
lebih aktif dan kreatif serta menggali kemampuan pemahaman siswa
dalam menyusun kata-kata sendiri.
B. Hasil
1. Siswa termotivasi dalam kegiatan pembelajaran.
2. Pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan.
3. Siswa menjadi terampil dalam membaca, membuat, dan memaknai puisi
serta mempunyai kepekaan terhadap sesamanya.
4. Tingkat capaian hasil belajar siswa menjadi meningkat dan bertambah
baik.
v
mengajukan pertanyaan yang kadang-kadang tidak ada hubungannya dengan
materi pelajaran, sehingga guru kelabakan menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut.
Lap.Perbaikan Pembelajaran-PKP vi
29 Non Eksakta BAHASA INDONESIA
For.Lampiran 1
Nama : AGUSTINI
NIM : 814422209
Program Studi : S.1 - PGSD
Tempat Mengajar : SD Negeri 18 Sibau Hilir
Alamat Sekolah : Desa Sibau Hilir
Telepon : -
SURAT PERNYATAAN
Nama : AGUSTINI
NIM : 814422209
UPBJJ-UT : 47/Pontianak
menyatakan bahwa :
A. Standar Kompetensi
• Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75
kata per menit, dan membaca puisi anak.
B. Kompetensi Dasar
• Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.
C. Indikator
1. Mempu memberikan tanda jeda pada puisi.
2. Mampu memberikan tanda intonasi pada puisi.
3. Mampu memberikan tanda ritme pada puisi.
4. Mampu membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
D. Tujuan Pembelajar
• Siswa dapat membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang
tepat.
2. Metode :
a. Ceramah bervariasi
b. Penugasan
c. Menemukan sendiri
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal …………………………………………….. (10 menit)
a. Siswa bercerita tentang pengalamannya membaca puisi.
b. Siswa melakukan tanya jawab tentang puisi.
2. Kegiatan Inti ……………………………….………………. (50 menit)
a. Siswa mencermati puisi.
b. Siswa memperhatikan teknik membaca puisi ; pelafalan, intonasi,
jeda, dan ritme.
c. Siswa memberikan tanda jeda, ritme dan intonasi pada puisi.
d. Siswa mengucapkan kata demi kata dengan jelas.
e. Siswa mengucapkan kalimat demi kalimat dengan tekanan yang
sesuai.
3. Kegiatan Akhir …………………………………………… (10 menit)
a. Siswa memperhatikan contoh membaca puisi.
b. Siswa menerima tugas rumah untuk embaca puisi.
H. Penilaian
1. Teknik : Tes perbuatan
2. Bentuk : Perfomance
3. Instrumen :
a. Berilah tanda jeda, intonasi, dan ritme yang tepat pada puisi
“Sungai”!
b. Bacalah puisi “Sungai” dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang
tepat.
A. Standar Kompetensi
• Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75
kata per menit, dan membaca puisi anak.
B. Kompetensi Dasar
• Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.
C. Indikator
1. Mempu memberikan tanda jeda pada puisi.
2. Mampu memberikan tanda intonasi pada puisi.
3. Mampu memberikan tanda ritme pada puisi.
4. Mampu membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
D. Tujuan Pembelajar
• Siswa dapat membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang
tepat.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal …………………………………………….. (10 menit)
a. Siswa melakukan tanya jawab tentang tugas rumahnya, serta
kesulitan yang dihadapi.
b. Siswa mencoba membaca puisi
2. Kegiatan Inti ……………………………….………………. (50 menit)
a. Siswa menghayati isi puisi.
b. Siswa mengekspresikan puisi dengan mimik dan gerak.
c. Siswa membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
secara bergantian.
3. Kegiatan Akhir …………………………………………… (10 menit)
a. Siswa menerimasaran dan perbaikan serta morivasi guru.
H. Sumber Belajar
1. Buku paket Bahasa Indonesia Kelas V SD dan MI
2. Kaset
A. Standar Kompetensi
• Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75
kata per menit, dan membaca puisi anak.
B. Kompetensi Dasar
• Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.
C. Indikator
1. Mempu memberikan tanda jeda pada puisi.
2. Mampu memberikan tanda intonasi pada puisi.
3. Mampu memberikan tanda ritme pada puisi.
4. Mampu membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
D. Tujuan Pembelajar
• Siswa dapat membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang
tepat.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal …………………………………………….. (10 menit)
a. Siswa melakukan tanya jawab tentang tugas rumahnya, serta
kesulitan yang dihadapi.
b. Siswa mencoba membaca puisi
2. Kegiatan Inti ……………………………….………………. (50 menit)
a. Siswa menghayati isi puisi.
b. Siswa mengekspresikan puisi dengan mimik dan gerak.
c. Siswa membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
secara bergantian.
3. Kegiatan Akhir …………………………………………… (10 menit)
a. Siswa menerimasaran dan perbaikan serta morivasi guru.
H. Sumber Belajar
1. Buku paket Bahasa Indonesia Kelas V SD dan MI
2. Kaset
Pengamat,
EMILIA. A, A.Ma.
NIP 19751102 199703 2 003
PETUNJUK
Baca dengan cermat rencana perbaikan pembelajaran yang akan
digunakan oleh guru/mahasiswa ketika mengajar.kemudian, nilailah semua aspek
yang terdapat dalam rencana tersebut dengan menggunakan butir penilaian di
bawah ini :
1. Menentukan bahan perbaikan
pembelajaran dan merumuskan
tujuan/indikator perbaikan 1 2 3 4 5
pembelajaran
1.1 Menggunakan bahan perbaikan
pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum dan masalah yang
diperbaiki
1.2 Merumuskan tujuan khusus/indikator
perbaikan pembelajaran
Rata-rata butir 1 = A
2. Mengembangkan dan mengorganisasi-
kan materi, media (alat bantu
pembelajaran), dan sumber belajar
2.1 Mengembangkan dan mengorganisasi-
kan materi pembelajaran
2.2 Menentukan dan mengembangkan alat
bantu perbaikan pembelajaran
2.3 Memilh sumber belajar
Rata-rata butir 2 = B
…………………………………… …………………………….……
For.Lampiran
NIP 5 NIP
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU - PKP 2
(APKG - PKP 2)
PETUNJUK
1. Amatilah dengan cermat pembelajaran yang sedang berlangsung.
2. Pusatkanlah perhatian Anda pada kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran serta dampaknya pada diri siswa.
3. Nilailah kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir-butir penilaian
berikut.
4. Khusus untuk butir 5, yaitu mendemontrasikan kemampuan khusus dalam
pembelajaran, pilihlah salah satu butir penelitian yang sesuai dengan mata
pelajaran yang sedang diajarkan.
5. Nilailah semua aspek kemampuan guru.
1. Mengelola ruang dan fasilitas 1 2 3 4 5
pembelajaran
1.1 Menata fasilitas dan sumber belajar
1.2 Melaksanakan tugas rutin kelas
Rata-rata butir 1 = A
2. Melaksanakan kegiatan perbaikan
pembelajaran
2.1 Memulai pembelajaran
2.2 Melaksanakan pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan, siswa, situasi,
dan lingkungan
2.3 Menggunakan alat bantu (media)
pem- belajaran yang sesuai dengan
tujuan, siswa, dan lingkungan
Rata-rata butir 5 = E
6. Melaksanakan penilaian proses hasil
belajar
6.1 Melaksanakan penilaian selama
proses pembelajaran
6.2 Melaksanakan penilaian pada akhir
pembelajaran
Rata-rata butir 6 = F
7. Bersikap terbuka dan luwes serta
membantu mengembangkan sikap
positif siswa terhadap belajar
7.1 Keefektifan proses pembelajaran
7.2 Penggunaan bahasa Indonesia lisan
7.3 Peka terhadap kesalahan berbahas
siswa
7.4 Penampilan guru dalam pembelajaran
Rata-rata butir 7 = G
Nilai A
APKG
+ B +PKP
C + PGSD
D+E= +Y
F+G
Y = 7 =
A+B+C+D+E+F+G
Y = 7 =
……………………………………
Pembimbing/Penguji I Pembimbing/Penguji II
…………………………………… …………………………….……
NIP NIP
1. 814422209 AGUSTINI
…………………, …………………..……..
Mengetahui :
1R1,2 + 2K1,2 Kepala UPBJJ - UT Pontianak Supervisor,
NU1,2 =
3
NU1 + NU,2
NUP =
2
…………………………………… M. AMIN, S.Pd.
NIP NIP 19630613 198902 1 001