Professional Documents
Culture Documents
BESARAN
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka,
misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll. Warna, indah,
cantik, bukan merupakan besaran karena tidak dapat diukur dan dinyatakan dengan
angka. Besaran dibagi menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Dalam kehidupan sehari-hari mungkin Anda menemui satuan- satuan berikut:
membeli air dalam galon, minyak dalam liter , dan diameter pipa dalam inchi.
Satuan-satuan di atas merupakan beberapa contoh satuan dalam sistem Inggris
(British). Selain satuan-satuan di atas masih ada beberapa satuan lagi dalam
sistem Inggris, antara lain ons, feet, yard, slug, dan pound.
Sistem Metrik menjadi sistem Standar Internasional (SI), karena satuan-satuan
dalam sistem ini dihubungkan dengan bilangan pokok 10 sehingga lebih
memudahkan penggunaannya. Di bawah ini ditunjukkan awalan- awalan dalam
sistem Metrik yang dipergunakan untuk menyatakan nilai-nilai yang lebih besar atau
lebih kecil dari satuan dasar.
BESARAN POKOK
Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan
tidak diturunkan dari besaran lain.
Satuan Besaran Pokok (Sistem Internasional/SI):
Untuk mencapai suatu tujuan tertentu di dalam fisika, kita biasanya melakukan
pengamatan yang disertai dengan pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara
umum tidak lengkap apabila tidak ada data yang didapat dari hasil pengukuran. Lord
Kelvin, seorang ahli fisika berkata, bila kita dapat mengukur yang sedang kita
bicarakan dan menyatakannya dengan angka-angka, berarti kita mengetahui apa
yang sedang kita bicarakan itu.
b. Jangka Sorong
Jangka sorong terdiri atas dua rahang, yang pertama adalah rahang tetap yang
tertera skala utama dimana 10 skala utama panjangnya 1 cm. Kedua rahang geser
dimana skala nonius berada. 10 skala nonius panjangnya 0,9 cm sehingga beda
panjang skala utama dan nonius adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.Jadi skala terkecil
pada jangka sorong 0,1 mm atau 0,01 sm sehingga ketelitiannya adalah
( ½ x 0,1 mm ) = 0,05 mm atau 0,005 cm.
c. Mikrometer Sekrup
Skala utama micrometer sekrup pada selubung kecil dan skala nonius pada selubung
luar yang berputar maju dan mundur. 1 putaran lengkap skala utama maju/mundur
0,5 mm karena selubung luar terdiri 50 skala maka 1 skala selubung luar = 0,5
mm/50 = 0,01 mm sebagai skala terkecilnya.
Jadi ketelitian atau ketidakpastian micrometer sekrup adalah ( ½ x 0,01 mm ) =
0,005 mm atau 0,0005 cm
vektor arah /vektor satuan : adalah vektor yang besarnya 1 dan arahnya sesuai dengan
yang didefinisikan. Misalnya dalam koordinat kartesian : i, j, k. yang masing masing
menyatakan vektor dengan arah sejajar sumbu x, sumbu y dan sumbu z.
Sehingga vektor a dapat ditulis : dan besar vektor a adalah :
a = ax i + ay j a = ax 2 + ay 2
OPERASI VEKTOR
3.1. Operasi penjumlahan
A
B
A+B=?
Tanda + dalam penjumlahan vektor mempunyai arti dilanjutkan.
Jadi A + B mempunyai arti vektor A dilanjutkan oleh vektor B.
B
A
A+B
b. Hukum Asosiatif
B (A + B) + C = A + (B + C)
A
C
Opersai pengurangan dapat dijabarkan dari opersai penjumlahan dengan menyatakan negatif dari suatu vektor.
A -A
B
B - A = B + (-A)
B-A -A
Vektor secara analitis dapat dinyatakan dalam bentuk :
A = Ax i + Ay j + Az k dan
B = Bx i + By j + Bz k
maka opersasi penjumlahan/pengurangan dapat dilakukan dengan cara menjumlah/mengurangi komponen-
komponennya yang searah.
B=kA
Besar vektor B adalah k kali besar vektor A sedangkan arah vektor B sama dengan arah vektor A bila k positip
dan berla-wanan bila k negatip. Contoh : F = qE, q adalah muatan listrik dapat bermuatan positip atau negatip
sehingga arah F tergantung tanda muatan tersebut.
j
i
ixj=k j x j = 1 . 1 cos 90 = 0
k x j = - I dsb
Bagaimana sifat komutatif dan distributif dari perkalian cros
8,08 mm
Angka penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasilpengukuran yang terdiri dari angka-angka penting yang
sudah pasti (terbaca pada alat ukur) dan satu angka terakhir yang ditafsir atau diragukan. Bila kita mengukur
panjang suatu benda dengan mistar berskala mm (mempunyai batas ketelitian 0,5 mm) dan melaporkan
hasilnya dalam 4 angka penting, yaitu 114,5 mm. Jika panjang benda tersebut kita ukur dengan jangka sorong
(jangka sorong mempunyai batas ketelitian 0,1 mm) maka hasilnya dilaporkan dalam 5 angka penting, misalnya
114,40 mm, dan jika diukur dengan mikrometer sekrup (Mikrometer sekrup mempunyai batas ketelitian 0,01
mm) maka hasilnya dilaporkan dalam 6 angka penting, misalnya 113,390 mm. Ini menunjukkan bahwa banyak
angka penting yang dilaporkan sebagai hasil pengukuran mencerminkan ketelitian suatu pengukuran. Makin
banyak angka penting yang dapat dilaporkan, makin teliti pengukuran tersebut. Tentu saja pengukuran panjang
dengan mikrometer sekrup lebih teliti dari jangka sorong dan mistar.
Pada hasil pengukuran mistar tadi dinyatakan dalam bilangan penting yang mengandung 4 angka penting : 114,5
mm. Tiga angka pertama, yaitu: 1, 1, dan 4 adalah angka eksak/pasti karena dapat dibaca pada skala, sedangkan
satu angka terakhir, yaitu 5 adalah angka taksiran karena angka ini tidak bisa dibaca pada skala, tetapi hanya
ditaksir.
Ketentuan Angka Penting :
1. Semua angka bukan nol merupakan angka penting.
2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol merupakan angka penting.
Contoh : 2,0067 memiliki lima angka penting.
3. Semua angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal bukan merupakan angka
penting. Contoh : 0,0024 memiliki dua angka penting, yakni 2 dan 4
4. Semua angka nol yang terletak pada deretan terakhir dari angka-angka yang ditulis di belakang
koma desimal merupakan angka penting. Contoh : 0,003200 memiliki empat angka penting, yaitu
3, 2 dan dua angka nol setelah angka 32.
5. Semua angka sebelum orde (Pada notasi ilmiah) termasuk angka penting. Contoh : 3,2 x
105 memiliki dua angka penting, yakni 3 dan 2. 4,50 x 103 memiliki tiga angka penting, yakni 4, 5
dan 0
Ketentuan perkalian dan pembagian angka penting :
Hasil akhir dari perkalian atau pembagian harus memiliki bilangan sebanyak angka dengan jumlah angka penting
paling sedikit yang digunakan dalam perkalian atau pembagian tersebut…
Contoh perkalian :
Contoh 1 :
3,4 x 6,7 = … ?
Jumlah angka penting paling sedikit adalah dua (3,4 dan 6,7 punya dua angka penting)
Hasil perkaliannya adalah 22,78. Hasil ini harus dibulatkan menjadi 23 (dua angka penting) 3,4 x 6,7 = 23
PERPINDAHAN
Perpindahan dan kecepatan merupakan besaran-besaran vektor
Perpindahan didefinisikan sebagai perubahan posisi sebuah objek
Contoh: perhatikan gerak benda A dari X1 ke X2 pada
tayangan berikut ini:
Panjang lintasan yang ditempuh: 60 m
KELAJUAN
Kelajuan dan kecepatan adalah dua kata yang sering tertukar.
Kelajuan berkaitan dengan panjang lintasan yang ditempuh dalam interval waktu
tertentu.Kelajuan merupakan besaran scalar.
Contoh: sebuah bis menempuh perjalanan dari Bandung ke Bogor yang panjang
lintasannya 120 km dalam waktu 4 jam. Maka “laju rata-rata” bis tersebut adalah 30
km/jam.
v = D /t
KECEPATAN
Kecepatan rata-rata :
berpindah dari X1 ke X2 :
Percepatan
Percepatan adalah perubahan kecepatan persatuan waktu (laju kecepatan).
Hubungan percepatan dengan waktu memiliki analogi dengan hubungan
kecepatan waktu.
Percepatan rata-rata:
vt = v0 + at
t : waktu (berubah)
v0 : kecepatan awal (tidak berubah)
a : percepatan (tidak berubah besar maupun arahnya)
vt : kecepatan pada saat t (berubah bergantung waktu)
Hukum I Newton : Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan Nol, maka:
• Benda yang mula-mula diam akan tetap diam
• Benda yang mula-mula bergerak akan terus yang mula bergerak dengan kecepatan
konstan
Gaya Normal
• Bekerja pada dua permukaan yang bersentuhan
• Arahnya tegak lurus permukaan (arah normal)
• Fungsinya (jika benda dalam keadaan seimbang) menyeimbangkan gaya pada arah tegak
lurus permukaan
F aksi = -F reaksi
• Sebuah buku terletak di atas meja. Pada buku tersebut bekerja gaya gravitasi dan gaya
normall yang besarnya normal besarnya sama tetapi arahnya berlawanan. Apakah kedua
gaya. Apakah tersebut merupakan pasangan gaya aksi-reaksi?
Kesimpulan:
• Semua gejala yang berkaitan dengan gerak dalam mekanika klasik yang berkaitan
sebetulnya dapat digambarkan melalui hukum-hukum Newton saja
• Tetapi dalam kondisi-kondisi fisis tertentu pemakaian hukum-hukum
Newton tidaklah praktis sehingga dirasakan perlu dikembangkan konsep-konsep yang lain
• Kerjakan tugas kedua dan kumpulkan minggu depan sebelum kuliah
dimulai.
• Pada pertemuan selanjutnya akan dibahas konsep Kerja-Energi dan konsep Impuls-
Momentum, yang merupakan konsep-konsepmerupakanyang lebih mudah untuk
diterapkan.
• Persiapkan diri anda dengan dengan membaca buku-buku tekstentang konsep ini. Kenali
istilah-istilah kerja atau usaha, energi, energi kinetik, energi potensial, daya, iimpuls,
momentum, daya impuls, energy tumbukan dll.
Keseimbangan Partikel
Suatu partikel disebut dalam keadaan seimbang, bila jumlah aljabar gaya-gaya yang
bekerja pada partikel tersebut nol. Syarat keseimbangan partikel adalah : F = 0
Jika partikel terletak pada bidang XY maka syarat keseimbangan : F X = 0 dan FY = 0
Momen Gaya
Momen gaya adalah perkalian silang antara gaya dengan lengan momen.
Lengan momen didefinisikan sebagai panjang garis yang ditarik dari titik poros
sampai memoton tegak lurus garis kerja gaya.
Momen gaya yang searah gerak jarum jam diberi tanda positif, sedangkan momen
gaya yang berlawanan arah gerak jarum jam diberi tanda negatif.
Apabila pada sebuah benda bekerja beberapa buah gaya, maka resultan momen
gayanya merupakan jumlah aljabar dari masing-masing momen gaya.
Sifat - sifat :
1. Jika benda homogen mempunyai sumbu simetri atau bidang simetri, maka titik
beratnya terletak pada sumbu simetri atau bidang simetri tersebut.
2. Letak titik berat benda padat bersifat tetap, tidak tergantung pada posisi benda.
3. Kalau suatu benda homogen mempunyai dua bidang simetri ( bidang sumbu )
maka titik beratnya terletak pada garis potong kedua bidang tersebut.
Kalau suatu benda mempunyai tiga buah bidang simetri yang tidak melalui satu garis,
maka titik beratnya terletak pada titik potong ketiga simetri tersebut.
a = v
2
/r
yang arahnya menuju ke pusat lingkaran (kelengkungan).
Dari hukum ke-2 Newton, bahwa apabila sebuah benda bergerak dipercepat maka pada
benda tersebut bekerja gaya. Maka pada kasus benda bergerak melingkar, pada benda
tersebut bekerja gaya yang arahnya juga ke pusat. Gaya-gaya tersebut disebut gaya
centripetal.
pada posisi di A gaya yang menuju ke pusat adalah tegangan tali T dan berat balok w, jadi Fc
=T+w
T
w
w
Pada posisi di bawah, gaya yang menuju ke pusat adalah tegangan tali T dan berat balok w
(arah menjauhi pusat). Jadi Fc = T – w
Dinamika gerak rotasi adalah mempelajari gerak rotasi dengan
memperhitungkan pengaruh gaya yang menyebabkan
benda bergerak.
Karena ada pengaruh gaya maka dinamika rotasi meliputi
1. Hukum kekekalan momentum rotasi
2. Hukum kekekalan energy
Sebuah benda tegar bergerak rotasi murni jika setiap partikel pada benda tersebut bergerak
dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus yang disebut sumbu rotasi.
Arah dari dapat dicari dengan aturan arah maju sekrup putar kanan. dan arah sama
dengan arah d/dt yang sama dengan arah bila dipercepat dan berlawanan dengan arah
bila diperlambat.
Untuk mendapatkan persamaan gerak rotasi, kita mengambil langsung persamaan gerak
yang sudah diperoleh pada gerak translasi :
(1). = o + t
(2). = o + 1/2 ( + o )t
(3). = o + ot + 1/2 t2
(4). 2 = o2 + 2 ( - o)
Panjang lintasan yang telah ditempuh partikel adalah s dan sudut yang telah disapu . Jari-
jari lintasan partikel adalah r yang berharga konstan.
s=r
bila dideferensialkan terhadap t, diperoleh :
ds/dt = d/dt . r
Kecepatan linear partikel : v=r
bila dideferensialkan sekali lagi terhadap t :
dv/dt = d/dt . r
Percepatan tangensial partkel : at = r
Pada saat tersebut partikel bergerak melingkar maka partikel juga mendapat percepatan
centripetal (radial)
ar = v2/r
ar = 2r
dimana I = miri2 adalah momen kelembaman rotasi atau momen inersia sistem partikel
tersebut. Momen inersia ini tergantung pada :
a. distribusi/bentuk massa/benda tersebut.
b. sumbu rotasi.
Untuk benda-benda kontinu momen inersia dapat dicari dari :
I = r2 dm
dm
r
Untuk benda-benda tertentu momen inersianya dapat dilihat dalam tabel. Bila sumbu putar
bergeser sejauh h dari sumbu putar yang melalui pusat massa, maka momen inersianya
menjadi :
I = Ipm + Mh2
dimana :
Ipm adalah momen inersia dengan sumbu yang melalui pusat massa.
M adalah massa total benda.
8. DINAMIKA ROTASI BENDA TEGAR
Sebuah benda berotasi dengan sumbu putar adalah sumbu z. Sebuah gaya F bekerja pada
salah satu partikel di titik P pada benda tersebut. Torsi yang bekerja pada partikel tersebut
adalah :
=rxF
Arah torsi searah dengan sumbu z.
Setelah selang waktu dt partikel telah berputar menempuh sudut d dan jarak yang
ditempuh partikel ds, dimana
ds = r d
Usaha yang dilakukan gaya F untuk gerak rotasi ini
dW = F . ds
dW = F cos ds
dW = (F cos ) (r d)
dW = d
dW = F . ds
dW/dt = d/dt
P=
P=Fv
Untuk benda yang benar-benar tegar, tidak ada disipasi tenaga, sehingga laju dilakukannya
usaha pada benda tegar tersebut sama dengan laju pertambahan tenaga kinetik rotasinya.
dW/dt = dK/dt
dW/dt = d(1/2 I 2)/dt
= 1/2 I d2/dt
= I d/dt
= I
=I
F=ma
9. MENGGELINDING
Misalkan sebuah silinder menggelinding pada bidang datar. Pusat massa silinder bergerak
dalam garis lurus, sedang titik-titik yang lain lintasannya sangat komplek (cycloid).
Bila jari-jari silinder R, saat silinder telah berputar sejauh , pusat massa telah bergeser
sejauh s = R. Oleh karena kecepatan dan percepatan linear dari pusat massa dapat
dinyatakan :
vpm = R
apm = R
K = 1/2 IP 2
= 1/2 ( Ipm + MR2) 2
= 1/2 Ipm2 + 1/2 MR22
Tampak pada ruas kanan, suku pertama menyatakan energi kinetik rotasi murni dengan
sumbu melalui pusat massa, dan suku kedua menyatakan energi kinetik gerak translasi
murni dengan kecepatan pusat massanya. Jadi gerak menggelinding dapat dipandang
sebagai gabungan gerak rotasi murni dan gerak translasi murni.
Fluida ( zat alir ) adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan
terhadap bentuk ketika ditekan, misalnya zat cair dan gas. Fluida dapat digolongkan
dalam dua macam, yaitu fluida statis dan fluida dinamis.Fluida atau zat alir adalah
bahan yang dapat mengalir dan bentuknya dapat berubah dengan perubahan
volume. Fluida mempunyai kerapatan yang harganya tertentu pada suhu dan
tekanan tertentu.Jika kerapatan fluida dipengaruhi oleh perubahan tekanan maka
fluida itu dapat mampat atau kompresibel.Sebaliknya fluida yang kerapatannya
hanya sedikit dipengruhi oleh perubahan tekanan disebut tidak dapat mampat atau
inkompresibel. Contoh fluida kompresibel adalah udara ( gas ) sedangkan yang
inkompresibel adalah air ( zat cair ). Fluida statis adalah fluida yang tidak bergerak
atau dalam keadaan diam, misalnya air dalam gelas. Dalam fluida statis kita
mempelajari hukum-hukum dasar yang dapat menjelaskan antara lain: mengapa
makin dalam kita menyelam makin besar tekanan yang kit alami; mengapa kapal laut
yang terbuat dari besi dapat mengapung di permukaan air laut; managpa kapal
selam dapat melayang, mengapung dan tenggelam dalam air laut; mengapa nyamuk
dapat hinggap dipermukaan air; berapa ketinggian zat akan naik dalam pipa kapiler.
FENOMENA FLUIDA
Kenapa kayu-kayu yang besar dan banyak lebihyang besar mudah diangkat
dalam air ?
Mengapa balon gas bisa naik ke atas ?
Mengapa telur bisa mengapung dalam air garam,sementara dalam air murni
tenggelam?
Kenapa serangga kecil bisa bergerak diatas air dan tidak tenggelam?
Bagaimana pesawat yang massanya besar dapat terbang?
TEKANAN HIDROSTATIS
Tekanan hidrostatis ( Ph) adalah tekanan yang dilakukan zat cair pada bidang dasar tempatnya.
Gaya yang bekerja pada dasar sebuah bejana tidak tergantung pada bentuk bejana dan jumlah
zat cair dalam bejana, tetapi tergantung pada luas dasar bejana ( A ), tinggi ( h ) dan
massa jenis zat cair ( r )
dalam bejana.
r = massa jenis zat cair
Ph = r g h h = tinggi zat cair dari permukaan
Pt = Po + Ph g = percepatan gravitasi HUKUM PASCAL
F=PhA=rgV Pt = tekanan total Tekanan yang dilakukan pada zat cair
Po = tekanan udara luar akan diteruskan ke semua arah
sama.
P1 = P 2
F1/A1 = F2/A2
HUKUM ARCHIMEDES
Benda di dalam zat cair akan mengalami pengurangan berat sebesar berat zat cair yang dipindahkan.
Tiga keadaan benda di dalam zat cair: W = berat benda
a. tenggelam: W>Fa Þ rb > rz Fa = gaya ke atas = rz . V' . g
rb = massa jenis benda
b. melayang: W = Fa Þ rb = rz rz = massa jenis fluida
V = volume benda
c. terapung: W=Fa Þ rb.V=rz.V' ; rb<rz V' = volume benda yang berada dalam fluida
Akibat adanya gaya ke atas ( Fa ), berat benda di dalam zat cair (Wz) akan berkurang menjadi:
Wz = W - Fa
Wz = berat benda di dalam zat cair
TEGANGAN PERMUKAAN
Tegangan permukaan ( g) adalah besar gaya ( F ) yang dialami pada permukaan
zat cair persatuan panjang(l)
g = F / 2l
KAPILARITAS
Kapilaritas ialah gejala naik atau turunnya zat cair ( y ) dalam tabung kapiler yang
dimasukkan sebagian ke dalam zat cair karena pengarah adhesi dan kohesi.
y = 2 g cos q / r g r
y = kenaikan/penurunan zat cair pada pipa (m)
g = tegangan permukaan (N/m)
q = sudut kontak (derajat)
p = massa jenis zat cair (kg / m3)
g = percepatan gravitas (m / det2)
Suhu didefinisikan sebagai derajat panas dinginnya suatu benda. Alat untuk mengukur suhu
adalah termometer, termometer ini memiliki sifat termometrik zat yang berubah jika dipanaskan.
Prinsip semua termometer mempunyai acuan yang sama dalam menetapkan skala yaitu titik lebur
es murni dipakai sebagai titik tetap bawah, sedangkan suhu uap air yang sedang mendidih pada
tekanan 1 atm sebagai titik tetap atas.
PROSES ISOTHERMAL
Proses perubahan keadaan gas yang berlangsung pada suhu konstan.
DIMANA: P adalah tekanan gas
PV KONSTAN V adalah volume gas
PROSES ISOVOLUME
Tekanan dari sejumlah tetap gas pada volum yang tetap berbanding lurus dengan
temperaturnya dalam Kelvin.
DIMANA: P adalah tekanan gas
P
KONSTAN T adalah temperatur gas (dalam Kelvin)
T
PROSES ISOBARIS
Proses keadaan gas yang berlangsung pada tekanan konstan .
DIMANA: V adalah volume gas
V
KONSTAN T adalah temperatur gas (dalam Kelvin)
T
HUKUM AVOGADRO
setiap 1 mol semua jenis gas pada tekanan dan suhu yang sama memiliki volume yang
sama pula.
DIMANA: P adalah tekanan gas
PV NkT V adalah volume gas
Siklus adalah rangkaian proses yang dimulai dari suatu keadaan awal dan berakhir pada
keadaan awalnya.
Siklus carnot merupakan suatu siklus usaha yang pertama kali dikenalkan oleh sadi Carnot
(1986-1832.)
HUKUM TERMODINAMIKA
1. . cp - cv = R
cp = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada tekanan konstan.
cv = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada volume konstan.
02. panas jenis gas ideal pada suhu sedang ,sebagai berikut:
a. Untuk gas beratom tunggal ( monoatomik ) diperoleh bahwa :
c
5
R c
3
R c P
1,67
c
P V
2 2
V
b. Untuk gas beratom dua ( diatomik ) diperoleh bahwa :
c
7
R c
5
R c P
1,4
c
P V
2 2
V
= konstanta Laplace.
3
04. Energi dalam suatu gas Ideal adalah : U n. R. T
2
0 5 . H U K U M I T E R M O D I NA M I K A
Q= U+ W
W = Usaha luar.
V1 V2
Dengan demikian pada proses ini berlaku persamaan Boyle-GayLussac
T1 T2
Jika grafik ini digambarkan dalam hubungan P dan V maka dapat grafik sebagai berikut :
Pemanasan Pendinginan
W= Q- U = m ( c p - cv ) ( T 2 - T 1 )
2. Hukum I Termodinamika untuk Proses Isokhorik ( Isovolumik )
Pada proses ini volume Sistem konstan. ( lihat gambar )
P1 P
Dengan demikian dalam proses ini berlaku Hukum Boyle-Gay Lussac dalam bentuk : 2
T1 T2
Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka grafiknya sebagai berikut :
Pemanasan Pendinginan
Q = U2 - U1
Q= U
U = m . c v ( T2 - T1 )
Pemanasan Pendinginan
T2 = T1 --------------> U = 0 ( Usaha dalamnya nol )
V2 V
W P1 V1 ( ln ) P2 V2 ( ln 2 )
V1 V1
P1 P
W P1 V1 ( ln ) P2 V2 ( ln 1 )
P2 P2
V2 V
W n R T1 ( ln ) n R T2 ( ln 2 )
V1 V1
P1 P
W n R T1 ( ln ) n R T2 ( ln 1 )
P2 P2
ln x =2,303 log x
PV PV
1 1
2 2
T1 T2
Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka berupa :
Pengembangan Pemampatan
Q = 0 ------à O = U+ W
U2 -U1 = - W
g-1 g-1
T1.V1 = T2.V2
P1 .V1
g-1 g-1
1
W = m . c v ( T1 - T2 ) atau W= ( V2 - V1 )
g g
P1.V1 = P2.V2
0 6 . HU K U M I I T E R M O D I N A M I K A
W Q2 Q1
Q2 Q2
Q1
( 1 ) 100%
Q2
T1
( 1 ) 100%
T2
T = suhu
η = efisiensi
P = tekanan
V = volume
W = usaha
E=hf
atau
E = h c/λ.
Energi cahaya tampak berkisar dari 1.55 eV hingga 3.3 eV.
Adalah gelombang yang memiliki amplitudo yang berubah – ubah antara nol sampai nilai
maksimum tertentu.
Gelombang stasioner dibagi menjadi dua, yaitu gelombang stasioner akibat pemantulan pada ujung
terikat dan gelombang stasioner pada ujung bebas.
Seutas tali yang panjangnya l kita ikat ujungnya pada satu tiang sementara ujung lainnya kita biarkan,
setela itu kita goyang ujung yang bebas itu keatas dan kebawah berulang – ulang. Saat tali di
gerakkan maka gelombang akan merambat dari ujung yang bebas menuju ujung yang terikat,
gelombang ini disebut sebagai gelombang dating. Ketika gelombang dating tiba diujung yang terikat
maka gelombang ini akan dipantulkan sehingga terjadi interferensi gelombang.
Untuk menghitung waktu yang diperlukan gelombang untuk merambat dari titik 0 ke titik P
adalah (l- x)/v . sementara itu waktu yang diperlukan gelombang untuk merambat dari titik 0 menuju
titik P setelah gelombang mengalami pemantulan adalah(l+x)/v , kita dapat mengambil persamaan
dari gelombang dating dan gelombang pantul sebagai berikut:
sehingga untuk hasil interferensi gelombang datang dan gelombang pantul di titik P yang berjarak x
dari ujung terikat adalah sebagai berikut:
y = y1+ y2
Menjadi:
y= 2 A sin(2π x/λ ) cos 2π (t/T - l/λ)
y= 2 A sinkx cos(2π/T t - 2πl/λ)
Rumus interferensi
y= 2 A sinkx cos(ωt- 2πl/λ)
Keterangan :
A = amplitude gelombang datang atau pantul (m)
k = 2π/λ
ω = 2π/T (rad/s)
l = panjang tali (m)
Superposisi gelombang
Jika ada dua gelombang yang merambat pada medium yang sama, gelombang-gelombang tersebut
akan dating di suatu titik pada saat yang sama sehingga terjadilah superposisi gelombang . Artinya,
simpangan gelombang – gelombang tersebut disetiap titik dapat dijumlahkan sehingga menghasilkan
sebuah gelombang baru.
Persamaan superposisi dua gelombang tersebut dapat diturunkan sebagai berikut:
Dengan 2A cos (∆θ/2) disebut sebagai amplitude gelombang hasil superposisi.
Dengan 2A cos (∆θ/2) disebut sebagai amplitude gelombang hasil superposisi.
Pada gelombang stasioner pada ujung bebas gelombang pantul tidak mengalami pembalikan fase.
Persamaan gelombang di titik P dapat dituliskan seperti berikut:
y1=A sin〖2π/T 〗 (t- (l-x)/v) untuk gelombang datang
y = y1 + y2
= A sin2π/T (t- (l-x)/v) + A sin2π/T (t- (l+x)/v)
y = 2 A coskx sin2π(t/T- 1/λ)
Rumus interferensi antara gelombang datang dan gelombang pantul pada ujung bebas, adalah:
Dengan:
As=2A cos2π(x/λ) disebut sebagai amplitude superposisi gelombang pada pemantulan ujung tali
bebas.
y = y1 + y2
y=A sin2π (t/T- (l-x)/λ) - A sin2π(t/(T ) – (l+x)/λ)
Saat sebuah mobil Ambulance atau patroli polisi bergerak mendekati kita sambil
membunyikan sirine, kita akan mendengar nada bunyi sirine tersebut semakin
tinggi. Kemudian jika sirine masih berbunyi saat ambulance lewat dan menjauhi
kita, nada bunyi sirine yang terdengar akan semakin rendah (sampai akhirnya
hilang).
Dari ilustrasi diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa bila sumber bunyi (dalam hal
ini adalah mobil ambulance atau patroli polisi) dan pengamat atau pendengar
bergerak relatif satu sama lain (menjauhi atau mendekati) maka frekuensi yang
ditangkap oleh pengamat tidak sama dengan frekuensi yang dipancarkan oleh
sumber.
Bila sumber bunyi dan pengamat bergerak saling mendekati, maka frekuensi
yang ditangkap pengamat (fp) akan lebih besar dari frekuensi sumber bunyi (fs),
dan sebaliknya bila sumber dan pengamat bergerak saling menjauhi, maka
frekuensi yang ditangkap pengamat lebih kecil dari frekuensi sumber bunyi.
Jadi :
1. Jika sumber bunyi dan pendengan diam , maka frekuensi yang diterima
pendengar ( fP ) sama dengan frekensi sumber bunyi (fS)
2. Sumber bunyi mendekati pengamat (yang diam) dengan kecepatan VS ,
maka frekuensi gelombang yang diamati pengamat lebih tinggi dari fs
3. Setelah sumber bunyi melewati pengamat (yang diam) dengan kecepatan
VS, maka frekuensi gelombang yang diamati pengamat lebih rendah dari
fs
1 1
'
s p
'
fs fp v vp
fp fs
v vs v v p v vs
Dengan analogi yang sama, untuk sumber menjauh dan pengamat diam, atau
v vp
sumber diam dan pengamat menjauh diperoleh :
fp fs
v vs
vp akan bertanda (+) bila pengamat bergerak mendekati sumber bunyi, dan
sebaliknya akan bertanda (-) bila ia bergerak menjauhi sumber bunyi.
vs akan bertanda (+) bila sumber bunyi bergerak menjauhi pengamat, dan
sebaliknya akan bertanda (-) bila sumber mendekati pengamat.
b. Cermin Datar
Sudut sinar pantul = 2 kali sudut perputaran cermin.
Ketentuan:
Catatan :
Cermin cembung mempunyai f bernilai negatif. jadi, misalnya benda berada 40
cm di depan cermin cembung yang jari-jarinya 20 cm, letak bayangan dihitung
sebagai berikut.
e. Pembiasan (Refraksi)
Q = Du - Dm
Q = sudut disperse
Du dan Dm = deviasi sinar ungu dan sinar merah
b. Celah Ganda (Percobaan Young)
Garis Terang (Interferensi Maksimum)
= sudut deviasi
d. Difraksi Kisi
Garis Terang (Interferensi Maksimum)
e. Selaput Tipis
Garis Terang (Interferensi Maksimum)
f. Polarisasi
Pada dasarnya magnet adalah batu-batuan yang terdapat di daerah yang namanya
Magnesia di sekitar Balkan atau Asia kecil. Yang konon ceritanya menempel di tongkat-
tongkat penggembala.
Perambatan gelombang yang fenomenal ini berhasil dibuktikan oleh Rudolf Heinrich Hertz,
Energi dari foton adalah 4.1 feV per Hz, yaitu 4.1μeV/GHz
= selang waktu antara 2 kejadian yang diamati oleh pengamat yang bergerak
= selang waktu antara 2 kejadian yang diamati oleh pengamat yang dia
U = kecepatan pengamat
E = m . C2
B. Teori Kuantum
E=h.f
E = kuantum energi dalam joule
h = konstanta Planck = 6,625 x 10 -34 joule . detik
ATOM BOHR
Postulat Bohr
GELOMBANG DE BROGLIE
= konstanta Planck
= kecepatan partikel
Efek Compton merupakan bukti paling langsung dari sifat partikel dari radiasi e.m.
= momentum foton
= konstanta Planck
= konstanta Planck
a. Semakin besar intensitas cahaya semakin banyak elektron elektron yang diemisikan
b. Kecepatan elektron yang diemisikan bergantung pada frekuensi; semakin besar f, makin besar pula
kecepatan elektron yang diemisikan
E h. f E = Energi
h = tetapan Planck
E Ek E 0 f = frekwensi
Ek E a c = kecepatan cahaya
1
m.V 2 h. f hf 0 v = kecepatan
2
1 C C
mV 2 h a = energi ambang
2 0
1 1
Ek h.c. m = massa ; λ = panjang gelombang
0
h. f h
Pfoton ;p p = momentum
C
Hypotesa de Broglie
Catatan penting :
c h h
f p m.V Ek=54 ev = 54.1,6.10-19 Joule
Massa 1e = 9,1.10-31 kg
p 2.m.Ek
Hamburan Compton :
h
' .1 cos
m 0.c
Masalah energi merupakan salah satu isu penting yang sedang hangat
dibicarakan. Semakin berkurangnya sumber energi, penemuan sumber energi
baru, pengembangan energi-energi alternatif, dan dampak penggunaan energi
minyak bumi terhadap lingkungan hidup menjadi tema-tema yang menarik dan
banyak didiskusikan. Pemanasan global yang diyakini sedang terjadi dan akan
memasuki tahap yang mengkhawatirkan disebut-sebut juga merupakan dampak
penggunaan energi minyak bumi yang merupakan sumber energi utama saat ini.
Isu energi nuklir yang berkembang saat ini memang berkisar tentang
penggunaan energi nuklir dalam bentuk bom nuklir dan bayangan buruk tentang
musibah hancurnya reaktor nuklir di Chernobyl. Isu-isu ini telah membentuk
bayangan buruk dan menakutkan tentang nuklir dan pengembangannya.
Padahal, pemanfaatan yang bijaksana, bertanggung jawab, dan terkendali atas
energi nuklir dapat meningkatkan taraf hidup sekaligus memberikan solusi atas
masalah kelangkaan energi.
Fisi Nuklir
Secara umum, energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme,
yaitu pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti melalui
reaksi fusi. Di sini akan dibahas salah satu mekanisme produksi energi nuklir,
yaitu reaksi fisi nuklir.
Sebuah inti berat yang ditumbuk oleh partikel (misalnya neutron) dapat
membelah menjadi dua inti yang lebih ringan dan beberapa partikel lain.
Mekanisme semacam ini disebut pembelahan inti atau fisi nuklir. Contoh reaksi
fisi adalah uranium yang ditumbuk (atau menyerap) neutron lambat.
Di dalam reaksi fisi yang terkendali, jumlah neutron dibatasi sehingga hanya satu
neutron saja yang akan diserap untuk pembelahan inti berikutnya. Dengan
mekanisme ini, diperoleh reaksi berantai terkendali yang energi yang
dihasilkannya dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang berguna.
Reaktor Nuklir
Energi yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir dapat dimanfaatkan untuk
keperluan yang berguna. Untuk itu, reaksi fisi harus berlangsung secara
terkendali di dalam sebuah reaktor nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling tidak
memiliki empat komponen dasar, yaitu elemen bahan bakar, moderator neutron,
batang kendali, dan perisai beton.
Elemen bahan bakar menyediakan sumber inti atom yang akan mengalami fusi
nuklir. Bahan yang biasa digunakan sebagai bahan bakar adalah uranium U.
elemen bahan bakar dapat berbentuk batang yang ditempatkan di dalam teras
reaktor.
Neutron-neutron yang dihasilkan dalam fisi uranium berada dalam kelajuan yang
cukup tinggi. Adapun, neutron yang memungkinkan terjadinya fisi nuklir adalah
neutron lambat sehingga diperlukan material yang dapat memperlambat kelajuan
neutron ini. Fungsi ini dijalankan oleh moderator neutron yang umumnya berupa
air. Jadi, di dalam teras reaktor terdapat air sebagai moderator yang berfungsi
memperlambat kelajuan neutron karena neutron akan kehilangan sebagian
energinya saat bertumbukan dengan molekul-molekul air.
Fungsi pengendalian jumlah neutron yang dapat menghasilkan fisi nuklir dalam
reaksi berantai dilakukan oleh batang-batang kendali. Agar reaksi berantai yang
terjadi terkendali dimana hanya satu neutron saja yang diserap untuk memicu
fisi nuklir berikutnya, digunakan bahan yang dapat menyerap neutron-neutron di
dalam teras reaktor. Bahan seperti boron atau kadmium sering digunakan
sebagai batang kendali karena efektif dalam menyerap neutron.
Batang kendali didesain sedemikian rupa agar secara otomatis dapat keluar-
masuk teras reaktor. Jika jumlah neutron di dalam teras reaktor melebihi jumlah
yang diizinkan (kondisi kritis), maka batang kendali dimasukkan ke dalam teras
reaktor untuk menyerap sebagian neutron agar tercapai kondisi kritis. Batang
kendali akan dikeluarkan dari teras reaktor jika jumlah neutron di bawah kondisi
kritis (kekurangan neutron), untuk mengembalikan kondisi ke kondisi kritis yang
diizinkan.
Radiasi yang dihasilkan dalam proses pembelahan inti atom atau fisi nuklir dapat
membahayakan lingkungan di sekitar reaktor. Diperlukan sebuah pelindung di
sekeliling reaktor nuklir agar radiasi dari zat radioaktif di dalam reaktor tidak
menyebar ke lingkungan di sekitar reaktor. Fungsi ini dilakukan oleh perisai
beton yang dibuat mengelilingi teras reaktor. Beton diketahui sangat efektif
menyerap sinar hasil radiasi zat radioaktif sehingga digunakan sebagai bahan
perisai.
Energi yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir terkendali di dalam reaktor nuklir
dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Instalasi pembangkitan energi
listrik semacam ini dikenal sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Salah satu bentuk reaktor nuklir adalah reaktor air bertekanan (pressurized
water reactor/PWR) yang skemanya ditunjukkan dalam gambar. Energi yang
dihasilkan di dalam reaktor nuklir berupa kalor atau panas yang dihasilkan oleh
batang-batang bahan bakar. Kalor atau panas dialirkan keluar dari teras reaktor
bersama air menuju alat penukar panas (heat exchanger). Di sini uap panas
dipisahkan dari air dan dialirkan menuju turbin untuk menggerakkan turbin
menghasilkan listrik, sedangkan air didinginkan dan dipompa kembali menuju
reaktor. Uap air dingin yang mengalir keluar setelah melewati turbin dipompa
kembali ke dalam reaktor.
Untuk menjaga agar air di dalam reaktor (yang berada pada suhu 300oC) tidak
mendidih (air mendidih pada suhu 100oC dan tekanan 1 atm), air dijaga dalam
tekanan tinggi sebesar 160 atm. Tidak heran jika reaktor ini dinamakan reaktor
air bertekanan.
Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada
listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik
adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. kuat arus pada rangkaian
bercabang sama dengan kuata arus yang masuk sama dengan kuat arus yang
keluar. sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-
ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada hambatan. pada rangkaian
seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian
bercabang tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. semua itu telah
dikemukakan oleh hukum kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang
masuk sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar". berdasarkan hukum
ohm dapat disimpulkan cara mengukur tegangan listrik adalah kuat arus ×
hambatan. Hambatan nilainya selalu sama karena tegangan sebanding dengan
kuat arus. tegangan memiliki satuan volt(V) dan kuat arus adalah ampere (A)
serta hambatan adalah ohm.
Hukum Ohm
Nilai hambatan suatu penghantar tidak bergantung pada beda potensialnya. Beda
potensial hanya dapat mengubah kuat arus yang melalui penghantar itu. Jika
penghantar yang dilalui sangat panjang, kuat arusnya akan berkurang. Hal itu
terjadi karena diperlukan energi yang sangat besar untuk mengalirkan arus listrik
pada penghantar panjang. Keadaan seperti itu dikatakan tegangan listrik turun.
Makin panjang penghantar, makin besar pula penurunan tegangan listrik.
Hukum Kirchoff
Rangkaian Seri
Berdasarkan hukum Ohm: V = IR, pada hambatan R1 terdapat teganganV1 =IR1 dan pada
hambatan R2 terdapat tegangan V2 = IR 2. Karena arus listrik mengalir melalui hambatan R1 dan
hambatan R2, tegangan totalnya adalah VAC = IR1 + IR2.
Mengingat VAC merupakan tegangan total dan kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian
seperti di atas (rangkaian tak bercabang) di setiap titik sama maka
VAC = IR1 + IR2
I R1 = I(R1 + R2)
R1 = R1 + R2 ; R1 = hambatan total
Rangkaian seperti di atas disebut rangkaian seri. Selanjutnya, R 1 ditulis Rs (R seri) sehingga Rs =
R1 + R2 +...+Rn, dengan n = jumlah resistor. Jadi, jika beberapa buah hambatan dirangkai secara
seri, nilai hambatannya bertambah besar. Akibatnya, kuat arus yang mengalir makin kecil. Hal
inilah yang menyebabkan nyala lampu menjadi kurang terang (agak redup) jika dirangkai secara
seri. Makin banyak lampu yang dirangkai secara seri, nyalanya makin redup. Jika satu lampu
mati (putus), lampu yang lain padam.
Rangkaian Paralel
Rangkaian yang menghasilkan persamaan seperti di atas disebut rangkaian paralel. Oleh karena
itu, selanjutnya Rt ditulis Rp (Rp = R paralel). Dengan demikian, diperoleh persamaan
Berdasarkan persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam rangkaian paralel, nilai
hambatan total (Rp) lebih kecil dari pada nilai masing-masing hambatan penyusunnya (R 1 dan
R2). Oleh karena itu, beberapa lampu yang disusun secara paralel sama terangnya dengan lampu
pada intensitas normal (tidak mengalami penurunan). Jika salah satu lampu mati (putus), lampu
yang lain tetap menyala.
Rangkaian resistor digunakan untuk mendapatkan suatu nilai dari beberapa resistor. Rangkaian
resistor terdiri dari rangkaian seridan rangkaian paralel.
Resistor yang disusun seri selalu menghasilkan resistansi yang lebih besar.
Pada rangkaian seri, arus yang mengalir pada setiap resistor sama besar.
R1, R2, dan R3 disusun secara seri, resistansi dari gabungan R1, R2, dan R3 dapat diganti dengan
satu resistor pengganti yaitu Rs.
Resistor yang dirangkai secara seri mempunyai nilai pengganti, yang besarnya dapat
dirumuskan: Jika semua nilai R yang disusun sama, dapat ditulis:
Resistor yang disusun secara paralel selalu menghasilkan resistansi yang lebih kecil. Pada
rangkaian paralel arus akan terbagi pada masing-masing resistor pada masing-masing resestor,
tetapi tegangan pada ujung-ujung resistor sama besar.
Pada rangkaian fresestor disamping untuk R1, R2, dan R3 disusun secara paralel, resistansi dari
gabungan R1, R2, dan R3 dapat diganti dengan satu resistor pengganti yaitu Rp.
Resistor yang dirangkai secara paralel mempunyai nilai pengganti, yang besarnya dapat
dirumuskan:
Jika semua nilai R yang disusun sama besar, maka resistor penggantinya dapat ditulis:
Rp = R / n
Listrik statis merupakan energi yang dimiliki oleh benda bermuatan listrik.
Muatan listrik bisa negatif atau positif. Semua zat terbentuk dari atom-atom.
Setiap atom mempunyai inti atom yang terdiri dari proton dan elektron yang
mengelilinginya. Proton mempunyai muatan listrik positif, dan elektron
mempunyai muatan listrik negatif. Ketika dua zat seperti balon dan tangan kamu
saling digosokkan, elektron ditarik dari material yang mempunyai daya tarik yang
lemah (tangan) dan menempel pada material yang mempunyai daya tarik yang
kuat (balon). Hal ini menyebabkan kedua material menjadi bermuatan listrik.
Material yang kehilangan elektron menjadi bermuatan positif dan material
mendapatkan elektron menjadi bermuatan negatif. Balon dan tangan merupakan
listrik netral (jumlah muatan positif dan negatifnya sebanding) sebelum digosok.
Karena jumlah muatan positif dan negatifnya sama. Setelah digosok, balon
mempunyai muatan negatif berlebih dan tangan mempunyai muatan positif yang
berlebih. Muatan listrik yang tidak sejenis saling tarik menarik, sehingga muatan
negatif balon ditarik ke muatan positif tangan karena perbedaan muatannya.
Perhatikan dalam gambar bahwa tidak ada perubahan jumlah muatan total
gabungan. Penggosokan menyebabkan elektron-elektron yang ada bergerak dari
satu obyek ke obyek yang lain.
ENERGI DAN USAHA LISTRIK (EPL) : Untuk memindahkan muatan q dari titik di tak
terhingga ke titik di mana beda potensial mutlak adalah V, usaha sebanyak q V harus
dilakukan pada muatan itu. Usaha ini menjelma sebagai EPL yang tersimpan pada
muatan itu.
Apabila muatan q dipindahkan dan mengalami perbedaan potensial V, Usaha
sebesar q V harus dilakukan pada muatan q tersebut. Usaha ini menghasilkan
perubahan EPL muatan sebesar q V.
Kalau beda potensial V positif (potensial baik), EPL muatan naik, kalau q positif. Tetapi
kalau beda potensial V negatif (potensial turun), EPL muatan akan berkurang, kalau q
positif.
Hubungan V dan E : Misalkan dalam daerah tertentu medan listriknya adalah beraturan
(homogen) dan dalam arah x; Katakanlah besarnya Ex . Karena Ex adalah gaya pada
satuan muatan uji positif, maka usaha yang dilakukan dalam memindahkan muatan uji
melalui jarak x adalah (dari W = Fx x). Beda potensial dalam medan homogen = Fx X.
Medan di antara dua keping logam yang luas, sejajar dan mempunyai muatan yang
berlawanan jenis adalah homogen. Dengan demikian, kita dapat menggunakan
persamaan ini untuk menghubungkan medan listrik E antara keping dengan keping
lainnya yang dipisahkan oleh d dan beda potensialnya V; Untuk keping parallel, V = Ed.
Satuan Energi ‘electron-Volt’ (eV) adalah usaha yang diperlukan untuk memindahkan
muatan + e (coulomb) melalui beda potensial 1 volt.
Kapasitansi
Q = CV …………….(1)
Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang
disederhanakan.
VR m sin t
iR m sin t
R
Memperlihatkan bahwa kuantitas VR dan iR fungsi waktu adalah sefase.
Rangkaian C
q
VC m sin t dengan VC ; q mC sin t
C
dq
iC C cos t im cos t im C m m
dt XC
1
XC
C
Dimana Xc adalah reaktansi kapasitif
Pada rangkaian ini memperlihatkan bahwa tegangan (V C) tertinggal terhadap arus
(iC) sebesar f = -90°
Rangkaian L
VL m sin t
di
L di m sin t
dt L
iL di cos t
L
im cos t m cos t
XL
dimana X L L disebut dengan reaktansi induktif
Pada rangkaian L memperlihatkan bahwa tegangan mendahului arus sebesar
f=+90°
GGL YANG DIBANGKITAKN KUMPARAN YANG BERPUTAR dalam medan magnet yang
mempunyai grafik yang serupa grafik pada gambar 35-1. GGL itu disebut tegangan ac (arus
bolak-balik). Jika kumparan berputar dengan frekuensi f putaran per detik, maka ggl itu
berfrekuensi f Hz (putaran per detik). Tegangan sesaat yang bangkit terbentuk :
adalah kecepatan sudut dalam satuan rad/s dan f adalah frekuensi dinyatakan dalam
satuan hertz. Frekuensi f tegangan berhubungan dengan periode T,
menurut hubungan:
Kumparan yang berputar bukanlah satu-satunya sumber tegangan ac. Banyak didapat
alat-alat elektronik yang menghasilkan tegangan ac. Tegangan ac tentunya menghasilkan
arus ac. Arus ac grafiknya mirip sekali dengan grafik tegangan yang tampak pada Gambar
35-1. Nilai sesaatnya adalah i dan amplitudonya i0. Sering terjadi bahwa arus dan
tegangan maksimum tidak terjadi pada saat yang sama, meski keduanya berfrekuensi
sama.
ALAT UKUR besaran ac menunjukkan nilai efektif atau nilai rms maupun tegangan. Nilai-
nilai ini selalu positif dan hubungannya dengan amplitude nilai sesaatnya ialah :
Adalah menjadi kebiasaan memakai huruf besar (V, I) kalau menyatakan penunjukan alat
ukur, sedangkan nilai-nilai sesaat, dinyatakan dengan huruf kecil (v, i).
KALOR YANG DIBANGKITKAN ATAU DAYA YANG DIHILANGKAN arus efektif I dalam
resistor R ialah I2R.
SEBAGAI BENTUK HUKUM OHM : Misalnya arus yang membentuk sinus dengan
frekuensi f dan nilai efektif mengaliri resistor murni R, atau inductor murni L, atau
kapsitor murni C. Maka suatu voltmeter ac yang dihubungkan pada unsur tersebut,
akan menunjuk nilai rms V sebagai berikut :
MEDAN MAGNET dikatakan ada dalam suatu ruang, jika muatan listrik yang bergerak dalam
ruang tersebut mengalami gaya tertentu (gaya bukan gesekan) selama muatan itu bergerak.
Lazimnya, ada tidaknya medan magnet ditentukan dengan memperhatikan efeknya pada
jarum kompas. Jarum kompas selalu mengan posisi sejajar medan magnet.
Arah kuat medan magnet dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan, seperti berikut
ini :
“Bila ibu jari tangan menunjukkan arah arus listrik, maka jari-jari yang digenggam
menunjukkan arah garis gaya yang kuat medan magnetnya.”
1. Induksi Magnetik
Hukum Biot-Savart
Yang mana:
k= = 10-7 weber/amp.meter.
5. Gaya Lorentz
Jika pada kumparan primer mengair arus yang berubah-ubah, maka fluks
magnet yang terjadi juga berubah, sehingga pada kumparan sekunder timbul tegangan
(GGL induksi)
Efisiensi trafo ( )
Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena konduktansinya yang dapat diubah-
ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut materi doping).
Alat Semikonduktor atau semiconductor devices, adalah sejumlah komponen elektronik yang
menggunakan sifat-sifat materi semikonduktor, yaitu Silikon, Germanium, dan Gallium Arsenide.
Alat-alat semikonduktor zaman sekarang telah menggantikan alat thermionik (seperti tabung
hampa). Alat-alat semikonduktor ini menggunakan konduksi elektronik dalam bentuk padat (solid
state), bukannya bentuk hampa (vacuum state) atau bentuk gas (gaseous state). Alat-alat
semikonduktor dapat ditemukan dalam bentuk-bentuk dicrete (potongan) seperti transistor, diode,
dll, atau dapat juga ditemukan sebagai bentuk terintegrasi dalam jumlah yang sangat besar (jutaan)
dalam satu keping Silikon yang dinamakan Sirkuit terpadu (IC).
Bila sebuah semikonduktor murni dan tidak ter"eksitasi" oleh sebuah input seperti medan
listrik dia mengijinkan hanya jumlah sangat kecil arus listrik untuk berada dalam dirinya,
dan ia merupakan sebuah insulator. Alasan utama mengapa semikonduktor begitu
berguna adalah konduktivitas semikonduktor yang dapat dimanipulasi dengan
menambahkan ketidakmurnian (doping, dengan pemberian sebuah medan listrik, dikenai
cahaya, atau dengan cara lain. CCD, sebagai contoh, unit utama dalam kamera digital,
bergantung pada kenyataan bahwa konduktivitas semikonduktor meningkat dengan
terkenanya sinar. Operasi transistor tergantung konduktivitas semikonduktor yang dapat
ditingkatkan dengan hadirnya sebuah medan listrik.
Konduksi arus dalam sebuah semikonduktor terjadi melalui elektron yang dapat bergerak
atau bebas dan lubang. Lubang bukan partikel asli; dalam keadaan yang membutuhkan
pengetahuan fisika semikonduktor untuk dapat mengerti: sebuah lubang adalah
ketiadaan sebuah elektron. Ketiadaan ini, atau lubang ini, dapat diperlakukan sebagai
muatan-positif yang merupakan lawan dari elektron yang bermuatan-negatif. Untuk
mudahnya penjelasan "elektron bebas" disebut "elektron", tetapi harus dimengerti bahwa
mayoritas elektron dalam benda padat, tidak bebas, tidak menyumbang kepada
konduktivitas.
Bila sebuah kristal semikonduktor murni sempurna, tanpa ketidakmurnian, dan ditaruh di
suhu yang mendekati nol mutlak dengan tanpa "eksitasi" (yaitu, medan listrik atau
cahaya), dia tidak akan berisi elektron bebas dan tidak ada lubang, dan oleh karena itu
akan menjadi sebuah insulator sempurna. Pada suhu ruangan, eksitasi panas
memproduksi beberapa elektron bebas dan lubang dalam pasangan-pasangan, tetapi
kebanyakan semikonduktor pada suhu ruangan adalah insulator untuk kegunaan
praktikal.
Sebelum adanya IC, hampir seluruh peralatan elektronik dibuat dari satuan-
satuan komponen(individual) yang dihubungkan satu sama lainnya menggunakan
kawat atau kabel, sehingga tampak mempunyai ukuran besar serta tidak praktis.