You are on page 1of 17

MAKALAH

FISIKA KESEHATAN
(PENGARUH TEKANAN DALAM ILMU KEBIDANAN)

Disusun Oleh :

Puji Widia Rahayu


Hesti San Putri
Mirna Wati
Erni Sagita
Azizahtul Arifah
Susila Anta Putri
Yulia Orisa

Dosen Pembimbing : dr. Festy

Akademi Kebidanan Manna


Bengkulu Selatan
TA. 2009/2010
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pengaruh Tekanan dalam Ilmu Kebidanan”  ini dengan
lancar. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen pengasuh dr. Festy.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan literatur yang penyusun peroleh
dari berbagai sumber yang berkaitan dengan Fisika kesehatan khususnya sub bab
Tekanan. Tidak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengasuh matakuliah
atas bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Penyusun harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua, Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penyusun
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih
baik.

Manna, Maret 2010


BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan tekanan merupakan salah satu factor yang penting sehingga
berbagai aktivitas seperti peredaran darah memerlukan tekanan dari jantung untuk
dapat bergerak.
Ada banyak situasi di mana tekanan fisik adalah variabel yang paling penting.
ika anda mengupas apel, maka tekanan adalah variabel kunci: jika pisau tajam, maka
bidang kontak yang kecil dan Anda dapat mengupas dengan sedikit gaya yang
diberikan pada mata pisaunya.. Jika Anda harus mendapatkan suntikan, maka
tekanan adalah variabel yang paling penting dalam mendapatkan jarum melalui kulit
Anda: lebih baik memiliki jarum tajam daripada membosankan satu sejak daerah
kontak lebih kecil menunjukkan bahwa kurang gaya yang dibutuhkan untuk
mendorong jarum melalui kulit.
Ketika Anda menghadapi tekanan dari cairan diam, media diperlakukan
sebagai distribusi kontinu materi. Tapi ketika Anda berurusan dengan tekanan gas,
hal itu harus didekati sebagai tekanan rata-rata dari molekul tumbukan dengan
dinding. Tekanan dalam fluida dapat dilihat untuk menjadi ukuran energi per satuan
volume dengan menggunakan definisi kerja. Energi ini berkaitan dengan bentuk-
bentuk lain dari energi fluida oleh persamaan Bernoulli.

B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh tekanan
dalam ilmu kebidanan
BAB II
METODE PENULISAN

Objek penulisan makalah ini adalah mengenai Fisika Kesehatan. Dengan


dasar pemilihan bahasan berdasarkan tugas mata kuliah serta pentingnya mengetahui
poengaruh tekanan dalam ilmu kebidanan dan merupakan hal yang mustahil
mengetahui berbagai permasalahan tanpa mengetahui dasar-dasar pengetahuan dan
keilmuan.
Dalam pembuatan makalah ini, metode pengumpulan data yang digunakan
adalah studi pustaka terhadap bahan-bahan kepustakaan yang sesuai dengan
permasalahan yang diangkat dalam makalah ini yaitu dengan Fisika kesehatan
khususnya sub bab pengaruh tekanan dalam ilmu kebidanan.
BAB III
Pembahasan

Tekanan (disimbolkan dengan huruf P) didefenisikan sebagai gaya per satuan

luas. Satuannya adalah N/m2, yang di dalam sistim satuan SI dinyatakan dengan
Pascal atau Pa. Di dalam dunia medis satuan tekanan dinyatakan dalam millimeter
mercuri atau disingkat dengan mmHg. Tekanan atmosfer lingkungan kita adalah 760
mmHg. Atmosfer memiliki tekanan sebesar 1 atm (atm adalah singkatan dari
atmosfer). Jadi 1 atm = 760 mmHg. Karena kita hidup di lingkungan atmosfer, maka
pengukuran tekanan apapun dihitung relatif terhadap tekanan atmosfer.
Ada sejumlah tempat di dalam tubuh yang tekanannya relatif lebih kecil dari
tekanan atmosfer (atau bernilai negatif). Sebagai contoh, ketika kita bernafas
(menarik nafas), tekanan di dalam paru-paru kita harus lebih kecil dari tekanan udara
luar (atmosfer) agar supaya udara di lingkungan kita dapat mengalir ke dalam paru-
paru. Ketika seseorang minum air dari sebuah gelas dengan menggunakan sedotan,
tekanan di dalam mulutnya harus jauh lebih kecil dari tekanan atmosfer di sekitar
gelas agar air di dalam gelas tersebut dapat mengalir ke dalam mulut.
Di dalam tubuh kita, jantung berperan sebagai sebuah pompa yang dapat
menghasilkan tekanan yang betul-betul tinggi (~100 sampai 140 mmHg) untuk
menghasilkan gaya dorong yang besar agar darah dapat didorong mengalir dari paru-
paru ke seluruh tubuh melalui arteri. Darah yang telah dialirkan ke seluruh tubuh
akan dialirkan kembali ke paru-paru melalui venous (pembuluh darah), oleh karena
itu tekanan pada venous harus betul-betul cukup kecil agar darah (khususnya pada
bagian tubuh yang paling bawah seperti kaki) dapat disedot kembali ke dalam
jantung. Kegagalan dalam menyedot kembali darah yang telah dialirkan ke wilayah
kaki ini sering menghasilkan pembengkakan pada pembuluh darah (veins).
Tekanan di dalam Tengkorak (Skull)

Ruang di sekitar otak di dalam tengkorak memiliki sekitar 150 cm3 cairan
otak (cerebrospinal fluid disingkat dengan CSF). Cairan otak ini dapat mengalir
keluar dari wilayah otak melalui saluran ventrikel (venticle). Ventricles adalah
rongga-rongga berukuran sangat kecil yang menghubungkan ruang otak dengan
rongga tulang belakang (spinal column). Aliran secara sirkulatif (bersirkulasi) cairan
CSF melalui ventricles dari ruang otak ke rongga tulang belakang dan sebaliknya
terjadi secara terus menerus. Jika ventricles mengalami penyumbatan, cairan CSF
akan terjebak di dalam ruang otak (tengkorak) sehingga akan meningkatkan tekanan
internal tengkorak. Peningkatan tekanan internal tengkorak, pada taraf yang
berlebihan akan menyebabkan terjadinya pembesaran tengkorak (kepala membesar
secara tidak normal). Pembesaran kepala yang tidak normal ini disebut sebagai
hydrocephalus. Kondisi ini sering terjadi pada bayi, dan menjadi permasalahan yang
sangat serius. Namun jika gejala ini secara dini dapat diketahui, penanggulangannya
dapat dilakukan melalui pembedahan dengan mem-by-pass sistim aliran CSF yang
tersumbat dengan teknologi yang ada. Cairan CSF melindungi otak dari berbagai
jenis benturan.
Pengukuran penambahan tekanan CSF tidak dapat dilakukan secara langsung.
Metode pengukuran yang lazim dilakukan adalah dengan mengukur panjang
lingkaran keliling kepala (tengkorak) yang terletak tepat sedikit di atas kuping. Nilai
normal panjang keliling kepala untuk bayi adalah 32 sampai 37 cm. Apabila ukuran
ini dilebihi, maka bayi tersebut memiliki kecenderungan terserang hydrocephalus.
Tekanan Pada Mata
Cairan bening di dalam bola mata yang terdapat antara permukaan mata dan
retina memiliki tekanan tertentu sehingga dapat menjaga bola mata pada bentuk dan
ukuran yang tetap. Dimensi atau bentuk mata sangatlah kritis. Bila dimensinya tidak
tepat, mata menjadi tidak dapat melihat. Perubahan 0,1 mm pada diameternya
menghasilkan efek (pengaruh) terhadap kejelasan penglihatan. Jangan sekali-kali
menekan bola mata terlalu keras karena dapat berakibat fatal dimana tekanan internal
mata tidak dapat mengembalikan bola mata ke dalam bentuk semula dan oleh karena
itu dapat menyebabkan kebutaan. Tekanan normal cairan bening mata (tekanan mata)
berada pada interval 12 sampai 23 mmHg.
Cairan di bagian depan mata tersusun sebagaian besar dari air. Mata secara
kontinu menghasilkan cairan, dan oleh sistim pengaliran yang dimilikinya membuat
cairan yang berlebihan dapat dibuang dengan baik. Apabila sistim pengaliran ini
mengalami penyumbatan sehingga sirkulasi tidak berjalan dengan sewajarnya, maka
akan mengakibatkan tekanan di dalam mata menjadi meningkat (bertambah).
Peningkatan tekanan ini dapat membatasi suplai darah ke retina mata sehingga
mempengaruhi kejelasan penglihatan. Kondisi seperti ini disebut dengan glaucoma.
Bila kondisi seperti ini sudah pada taraf yang sangat parah dapat menyebabkan
kebutaan. Tekanan yang dihasilkan cairan mata ini (tekanan mata) dapat diukur
dengan alat yang diberi nama tonometer.
Tekanan Pada Sistim Pencernaan
Sistim pencernaan memiliki pintu masukan, yaitu melalui mulut dan menuju
ke persambungan antara kerongkongan dan lambung (stomach-esophagus junction),
dan pintu pengeluaran melalui anus (anal sphincter). Panjang sistim pencernaan
manusia dari mulut sampai anus lebih kurang 6 m. Sistim pencernaan dilengkapi
dengan katub-katub (valves) yang berperan sebagai pembuka dan penutup sehingga
sistim pencernaan berproses dengan sempurna. Katub di dalam usus berperan untuk
meratakan penyaluran (pengaliran) makanan di dalamnya. Katub-katub terdapat pada
antara lambung dan usus kecil (pylorus; yang berperan untuk menghidari aliran
makanan dari usus kecil kembali ke lambung) dan antara usus kecil dan usus besar
(valve between small and large intestine). Pada beberapa kejadian aliran penyaluran
terbalik dapat saja terjadi, seperti pada saat muntah, aliran makanan berbalik dari
yang normalnya.
Tekanan di dalam lambung dan usus (bagian-bagian dari sistim pencernaan)
lebih besar dari pada tekanan atmosfer. Makanan yang dimakan (setelah kenyang)
meningkatkan tekanan pada sistim pencernaan. Pertambahan tekanan ini ditandai
dengan semakin tegangnya kulit perut. Di samping itu, pada saat makan biasanya
udara yang sempat dihirup melalui pernafasan tertahan dan terjebak di dalam tubuh.
Udara yang terjebak ini menambah tekanan secara signifikan pada sistim pencernaan.
Tekanan di dalam sistim pencernaan dapat juga dibangkitkan oleh gas-gas yang
dihasilkan oleh bakteri-bakteri yang terdapat di dalam usus. Gas-gas ini umumnya
dikeluarkan dalam bentuk kentut (flatus).
Kadang-kadang suatu bentuk penyumbatan terjadi pada katub antara usus
besar dan usus kecil dan membangkitkan tekanan yang berlebihan sehingga
menghalangi organ pembuluh darah yang ada di perut untuk mengalirkan darah ke
organ-organ penting di dalamnya. Jika tekanan yang terjadi ini menjadi cukup besar
akan menghentikan mekanisme sistim aliran darah di dalam perut yang dapat
berakibat pada kematian. Suatu teknik intubation (memasukkan pipa kecil melalui
hidung, lambung dan usus) biasanya dilakukan untuk mengurangi tekanan tersebut.
Jika usaha ini gagal, selanjutnya diatasi dengan melakukan pembedahan.
Penambahan tekanan yang besar di dalam usus akan menyebabkan resiko infeksi
pada dinding usus, karena tekanan yang besar akan menyebabkan dinding usus
cenderung robek atau retak-retak seperti teriris terluka kecil, dan gas-gas yang
terjebak di dalam usus akan dengan cepat menyebar dan memasuki luka-luka
tersebut. Resiko ini dapat direduksi dengan melakukan pembedahan di ruangan
bertekanan tinggi, dimana tekanan ruangan lebih tinggi dari tekanan usus penderita.
Tekanan di dalam Kandung Kemih
Satu dari tekanan internal tubuh yang juga sangat penting adalah tekanan
yang terjadi pada kandung kemih (bladder). Peningkatan tekanan yang terjadi pada
kandung kemih adalah akibat adanya akumulasi (pertambahan terus menerus)
volume air kencing (urine). Untuk orang dewasa volume maksimum kandung kemih
adalah 500 ml dengan tekanan rata-rata 30 cmH 2O. Jika kontraksi dinding kandung

kemih terjadi, tekanan ini dapat ditingkatkan sampai mencapai 150 cmH2O. Anak-

anak lelaki kadang-kadang sering menggunakan cara klasik untuk mengukur


seberapa besar tekanan kandung kemihnya dengan melakukan kencing secara
vertikal mengarah ke suatu tembok dan mengukur tinggi maksimum semburan yang
dicapai. Untuk orang penderita prostatic (saluran kandung kemihnya tersumbat),
tekanan kandung kemihnya dapat mencapai lebih 100 cmH2O.

Tekanan di dalam kandung kemih dapat diukur dengan memasukkan suatu


catheter yang dilengkapi dengan sensor tekanan ke dalam kandung kemih melalui
urethra (saluran keluar urine). Tekanan pada kandung kemih dapat bertambah pada
saat batuk, saat duduk dan pada saat dalam keadaan tegang. Khusus untuk wanita
hamil, tekanan pada kandung kemihnya akan bertambah dengan bertambah beratnya
janin yang dikandung dan biasanya oleh karena itu ia sering buang air kecil. Pada
situasi yang stress pun juga dapat meningkatkan tekanan pada kandung kemih,
belajar saat mau ujian membuat anda sering buang air kecil ke toilet. Hal ini
disebabkan karena “nerves”.
Tekanan Darah
Tekanan darah (BP) adalah gaya yang diberikan oleh sirkulasi darah pada
dinding pembuluh darah, dan merupakan salah satu tanda-tanda vital. Pada setiap
detak jantung, BP bervariasi antara maksimum (sistolik) dan minimum (diastolik)
tekanan. BP terjadi karena pompaan pada jantung dan resistensi pembuluh darah,
berkurang sehingga darah beredar bergerak menjauh dari jantung melalui arteri.
Darah memiliki penurunan terbesar dalam arteri kecil dan arteriol, dan terus menurun
ketika bergerak melalui darah kapiler dan kembali ke jantung melalui pembuluh
darah. Gravitasi, katup dalam pembuluh darah, dan memompa dari rangka kontraksi
otot, adalah beberapa pengaruh lain pada BP di berbagai tempat di dalam tubuh.
Istilah tekanan darah biasanya merujuk kepada tekanan yang diukur pada seseorang
di bagian lengan atas. Diukur pada bagian dalam sebuah siku di arteri brakialis, yang
merupakan lengan atas pembuluh darah utama yang membawa darah dari jantung.
BP seseorang biasanya dinyatakan dalam bentuk tekanan sistolik dan tekanan
diastolik, misalnya 120/80. Tekanan arteri ini paling sering diukur melalui
Sphygmomanometer, yang secara historis menggunakan tinggi kolom air raksa untuk
mencerminkan tekanan dari darah yang beredar. Sampai dengansaat ini nilai-nilai
BP masih dilaporkan dalam milimeter merkuri (mmHg), meskipun perangkat
elektronik aneroid dan tidak menggunakan merkuri.
Untuk setiap detak jantung, BP bervariasi antara tekanan sistolik dan
diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan puncak dalam arteri, yang terjadi di dekat
akhir siklus jantung bila ventrikel adalah kontraktor. Tekanan diastolik adalah
tekanan minimum di arteri, yang terjadi di dekat awal siklus jantung bila ventrikel
penuh dengan darah. Sebagai contoh nilai-nilai diukur normal untuk beristirahat,
orang dewasa yang sehat adalah 120 mmHg sistolik dan 80 mmHg diastolik (ditulis
sebagai 120/80 mmH.
Sistolik dan diastolik arteri BPS tidak statis tetapi mengalami variasi alam
dari satu detak jantung dan lain sepanjang hari (dalam sirkadian ritme). Yang juga
dapat mengalami perubahan akibat respons terhadap stres, faktor gizi, obat, penyakit,
olahraga, dan sejenak dari berdiri. Kadang-kadang variasi yang terjadi berukuran
besar. Hipertensi mengacu pada tekanan arteri yang abnormal tinggi, berlawanan
dengan hipotensi, ketika abnormal rendah. Berkaitan dengan suhu tubuh, laju
pernafasan, dan denyut nadi, BP adalah salah satu pengukuran yang paling sering
diukur sebagai parameter fisiologis. Tekanan arteri biasanya diukur non-invasively,
tanpa menembus kulit atau arteri. Mengukur tekanan invasively, dengan menembus
dinding arteri untuk mengambil pengukuran, jauh kurang umum, dan biasanya
terbatas pada rumah sakit.
Non invasif auscultatory dan oscillometric pengukuran lebih sederhana dan
lebih cepat daripada pengukuran invasif, membutuhkan lebih sedikit keahlian dalam
pemasangan, hampir tidak mempunyai komplikasi, dan kurang menyenangkan dan
menyakitkan bagi orang itu. Namun, metode non-invasif dapat menghasilkan akurasi
yang lebih rendah dan kecil perbedaan sistematis dalam hasil numerik. Non-invasif
metode pengukuran lebih sering digunakan untuk pemeriksaan rutin dan
pemantauan.
Nilai sistolik minimum secara kasar dapat diperkirakan tanpa peralatan
dengan palpasi, yang paling sering digunakan dalam situasi darurat. Secara historis,
siswa telah diajari bahwa palpasi dari nadi radial menunjukkan BP minimum dari 80
mmHg, denyut nadi femoralis menunjukkan sebuah di sedikitnya 70 mmHg, dan
denyut nadi karotis menunjukkan minimal 60 mmHg. Namun, setidaknya satu studi
menunjukkan bahwa metode ini sering overestimates pasien tekanan darah sistolik.
nilai yang lebih akurat dari BP sistolik dapat diperoleh dengan Sphygmomanometer
dan meraba karena ketika denyut nadi radial kembali. Pada tekanan darah diastolik
dapat tidak dapat diperkirakan dengan metode ini. Kadang-kadang palpasi digunakan
untuk mendapatkan perkiraan sebelum menggunakan metode auscultatory.
Mercury manometer Manometer raksa
Metode yang auscultatory (dari kata Latin untuk mendengarkan)
menggunakan stetoskop dan Sphygmomanometer. Ini terdiri alat tiup (Riva-Rocci)
manset diletakkan di sekitar lengan atas pada vertikal kira-kira sama tingginya
dengan hati, yang melekat pada sebuah merkuri atau aneroid manometer. Manometer
air raksa mengukur tinggi kolom merkuri, memberikan hasil yang absolut tanpa perlu
untuk kalibrasi, dan karenanya tidak tunduk pada kesalahan dan drift kalibrasi yang
mempengaruhi metode lainnya. Penggunaan merkuri manometers sering kali
dibutuhkan dalam uji klinis dan untuk pengukuran klinis hipertensi pada pasien
risiko tinggi, seperti wanita hamil.
Suatu manset ukuran yang sesuai dipasang lancar dan pas, kemudian
meningkat secara manual dengan berulang kali meremas karet arteri bohlam sampai
benar-benar tersumbat. Mendengarkan dengan stetoskop ke arteri brakialis di siku,
perlahan-lahan penguji melepaskan tekanan di dalam manset. Ketika hanya darah
mulai mengalir dalam arteri, maka aliran turbulen menciptakan "deru" atau berdebar-
debar (pertama Korotkoff suara). Tekanan di mana suara ini adalah pertama kali
mendengar adalah BP sistolik. Tekanan manset dirilis lebih lanjut sampai tidak ada
suara yang dapat didengar (Korotkoff kelima suara), di arteri diastolik tekanan.
Metode yang telah auscultatory dominan sejak awal BP pengukuran tetapi dalam
kasus-kasus lain itu digantikan oleh teknik non-invasif lain.
Metode ini pertama kali ditunjukkan pada tahun 1876 dan melibatkan
pengamatan osilasi di Sphygmomanometer manset tekanan yang disebabkan oleh
osilasi dari aliran darah, yaitu pulsa. Versi elektronik dari metode ini adalah kadang-
kadang digunakan dalam lama jangka pengukuran dan praktik umum. tetapi dengan
elektronik sensor tekanan (transducer) untuk mengamati osilasi tekanan manset,
elektronik untuk menafsirkannya secara otomatis, dan otomatis inflasi dan deflasi
manset. Sensor tekanan harus dikalibrasi secara berkala untuk menjaga akurasi.
Sejak BP bervariasi sepanjang hari, pengukuran dimaksudkan untuk
memantau perubahan-perubahan selama waktu yang lebih lama frame harus diambil
pada waktu yang sama dalam sehari untuk memastikan bahwa bacaan yang
sebanding. Cocok kali adalah:

 segera setelah bangun (sebelum mencuci / rias dan mengambil sarapan / minum),
sedangkan tubuh masih beristirahat,
 segera setelah selesai bekerja.

Klasifikasi berikut tekanan darah berlaku bagi orang dewasa berusia 18 tahun
dan lebih. Hal ini didasarkan pada rata-rata duduk BP bacaan yang benar diukur
selama 2 atau lebih banyak kunjungan.
Klasifikasi tekanan darah untuk orang dewasa

Kategori sistolik, mmHg diastolik, mmHg

Hypotension < 90 < 60

Normal 90 – 120 60 – 80

Prehypertension 121 – 139 81 – 89

Tahap 1 Hipertensi 140 – 159 90 – 99

Tahap 2 Hipertensi ≥ 160 ≥ 100

Nilai Normal

Sementara nilai rata-rata tekanan arteri dapat dihitung untuk populasi


tertentu, sering kali ada variasi yang besar dari orang ke orang; arteri juga tekanan
pada individu bervariasi dari waktu ke waktu. Selain itu, rata-rata populasi tertentu
mungkin memiliki dipertanyakan korelasi dengan kesehatan umum, sehingga
relevansi nilai rata-rata seperti itu sama dipertanyakan. Namun, dalam sebuah studi
dari 100 subyek yang tidak diketahui sejarah hipertensi, rata-rata tekanan darah
112/64 mmHg ditemukan, yang berada dalam kisaran normal.

Berbagai faktor yang mempengaruhi rata-rata seseorang BP dan variasi. Faktor-


faktor seperti usia dan jenis kelamin mempengaruhi nilai rata-rata. Pada anak-anak,
kisaran normal adalah lebih rendah daripada untuk orang dewasa dan tergantung
pada ketinggian. Sebagai orang dewasa usia, tekanan sistolik cenderung naik dan
diastolik cenderung turun. Pada lansia, BP cenderung berada di atas kisaran orang
dewasa normal , terutama karena mulai berkurangnya fleksibilitas dari arteri. Juga,
BP individu bervariasi dengan olahraga, reaksi emosional, tidur, pencernaan dan
waktu dalam sehari.
Fisika dari sistem sirkulasi sangat kompleks. Yang mengatakan, ada banyak faktor
fisik yang mempengaruhi tekanan arteri. Masing-masing pada gilirannya dapat
dipengaruhi oleh faktor fisiologis, seperti diet, olahraga, penyakit, obat-obatan atau
alkohol, stres, obesitas, dan lain-sebagainya. Beberapa faktor fisik adalah:

 Tingkat pompaan. Dalam sistem peredaran darah, tingkat ini disebut denyut
jantung, tingkat di mana darah (fluida) dipompa oleh jantung. Volume aliran
darah dari hati disebut cardiac output yang merupakan denyut jantung (laju
kontraksi) dikalikan dengan stroke volume (jumlah darah yang dipompa
keluar dari hati dengan setiap kontraksi). Semakin tinggi detak jantung,
semakin tinggi tekanan arteri, dengan asumsi tidak ada pengurangan stroke
volume.
 Volume cairan atau volume darah, jumlah darah yang terdapat dalam tubuh.
lebih banyak darah dalam tubuh, semakin tinggi tingkat pengembalian darah
ke jantung dan cardiac output yang dihasilkan. Ada beberapa hubungan
antara asupan makanan garam dan peningkatan volume darah, yang
berpotensi menyebabkan tekanan arteri yang lebih tinggi, meskipun hal ini
bervariasi dengan individu dan sangat tergantung pada respon sistem saraf
otonom dan renin - angiotensin sistem
 Perlawanan. Dalam sistem sirkulasi, ini adalah hambatan dari pembuluh
darah. Semakin tinggi resistensi, semakin tinggi tekanan arteri hulu dari
resistensi terhadap aliran darah. Perlawanan ini berkaitan dengan pembuluh
darah jari-jari (radius yang lebih besar, semakin rendah resistansi), kapal
panjang (semakin panjang pembuluh, semakin tinggi hambatan), serta
kelancaran dinding pembuluh darah. Kelancaran dikurangi dengan
membangun lemak pada dinding arteri. Substansi yang disebut
vasoconstrictors dapat mengurangi ukuran pembuluh darah, sehingga
meningkatkan BP. Vasodilators (seperti nitrogliserin) meningkatkan ukuran
pembuluh darah, sehingga mengurangi tekanan arteri. Perlawanan, dan
hubungannya dengan laju aliran volumetrik (Q) dan perbedaan tekanan antara
kedua ujung sebuah kapal dijelaskan oleh Poiseuille Hukum.
 Viscosity, atau ketebalan dari fluida. Jika mendapat darah kental, hasilnya
adalah peningkatan tekanan arteri. Beberapa kondisi medis dapat mengubah
viskositas darah. Sebagai contoh, rendahnya sel darah merah konsentrasi,
anemia, mengurangi viskositas, sedangkan peningkatan konsentrasi sel darah
merah meningkat viskositas. Viskositas juga meningkat dengan gula darah
konsentrasi-memvisualisasikan memompa sirup. Sudah berpikir bahwa
aspirin dan berhubungan "darah tipis" obat menurunkan viskositas darah,
tetapi studi ditemukan bahwa mereka bertindak dengan mengurangi
kecenderungan darah untuk menggumpal sebagai gantinya.

Dalam prakteknya, masing-masing individu sistem saraf otonom merespons dan


mengatur semua faktor yang saling berinteraksi sehingga, walaupun di atas isu-isu
yang penting, yang sebenarnya tekanan arteri respon dari individu tertentu sangat
bervariasi karena kedua sepersekian detik dan bergerak lambat tanggapan dari sistem
saraf dan akhir organ. Tanggapan ini sangat efektif dalam mengubah variabel dan BP
yang dihasilkan dari waktu ke waktu.

Rata-rata tekanan arteri

Yang berarti tekanan arteri (MAP) adalah rata-rata lebih dari satu siklus jantung dan
ditentukan oleh cardiac output (CO), resistensi vaskuler sistemik (SVR), dan tekanan
vena sentral (CVP), MAP dapat kira-kira ditentukan dari pengukuran tekanan sistolik
and the diastolic pressure dan tekanan diastolik sementara ada istirahat normal
denyut jantung Batas atas dan bawah fluktuasi dari arteri hasil tekanan dari sifat
berdenyut cardiac output, yaitu detak jantung. Nadi Tekanan ditentukan oleh
interaksi dari stroke volume jantung, kepatuhan (kemampuan untuk memperluas)
dari aorta, dan resistensi mengalir di pohon arteri. Dengan memperluas di bawah
tekanan, aorta menyerap sebagian kekuatan gelora darah dari jantung selama denyut
jantung. Dengan cara ini tekanan nadi berkurang dari apa yang akan terjadi jika aorta
itu tidak sesuai. Tekanan nadi dapat hanya dihitung dari selisih antara sistolik dan
diastolik diukur tekanan,

Tekanan vena
Tekanan vena adalah tekanan vaskular dalam pembuluh darah atau dalam atrium
jantung. Hal ini jauh lebih kecil daripada tekanan arteri, dengan nilai-nilai umum dari
5 mmHg dalam atrium kanan dan 8 mmHg di atrium kiri.

Tekanan paru

Tekanan arteri paru biasanya, tekanan di arteri paru-paru adalah sekitar 15 mmHg
saat istirahat. Peningkatan BP dalam kapiler paru-paru menyebabkan hipertensi
pulmonal, dengan edema interstisial jika tekanan meningkat menjadi di atas 20
mmHg, dan untuk jujur edema paru-paru pada tekanan di atas 25 mmHg.

Fetal tekanan darah

Fetal sirkulasi Tekanan darah Dalam kehamilan, itu adalah jantung janin dan bukan
hati ibu yang terbentuk janin BP untuk mendorong darah melalui sirkulasi janin. BP
di aorta janin adalah sekitar 30 mmHg pada kehamilan 20 minggu, dan meningkat
menjadi 45 mmHg ca pada 40 minggu kehamilan. BP rata-rata untuk jangka lengkap
bayi: 65-95 mm Hg sistolik dan30-60 mm Hg diastolik

Daftar Pustaka
Klabunde, Richard (2005). Cardiovascular Physiology Concepts. Lippincott
Williams & Wilkins. Lippincott Williams & Wilkins. pp. 93–4. ISBN 978-
0781750301
Booth, J (1977). "Sejarah singkat pengukuran tekanan darah". Proceedings of the
Royal Society of Medicine 70 (11): 793-9. PMID 341.169. PMID 341.169.
PMC 1.543.468. Http://www.pubmedcentral .nih.gov / articlerender.fcgi?
artid = 1.543.468. Diperoleh 2009/10/06.
Deakin CD, JL Rendah (September 2000). "Akurasi dari kehidupan trauma
dukungan lanjutan pedoman untuk memprediksi tekanan darah sistolik
menggunakan karotis, femoralis, dan radial pulsa: penelitian pengamatan".
BMJ 321 (7.262): 673-4. DOI: 10.1136/bmj.321.7262.673. PMID 10987771.
PMC 27.481. http://bmj.com/cgi/pmidlookup?view=long&pmid=10987771.
Interpretasi - Tekanan Darah - Vitals, "University of Florida". Diakses pada
2008/03/18.
G8 Sekunder Survey, "Manitoba". Diakses pada 2008/03/18.
(Pickering et al. 2005, h. 146) Lihat Metode Pengukuran Tekanan Darah.
Laurent, P (2003-09-28). "Blood Pressure & Hypertension". Http://www.blood-
pressure-hypertension.com/how-to-measure/measure-blood-pressure-8.shtml.
Diperoleh 2009/10/05.
Elliot, Victoria Stagg (2007-06-11). "Pembacaan tekanan darah sering tidak dapat
dipercaya". American Medical News (American Medical Association).
Http://www.ama-assn.org/amednews/2007/06/11/ hlsa0611.htm. Diperoleh
2008/08/16.
Jhalani, Juhee; Tanya Goyal, Lynn Clemow, et al (2005). "Kegelisahan dan harapan
hasil memprediksi efek jas putih". Blood Pressure Monitoring 10 (6): 317-9.
DOI: 10.1097/00126097-200512000- 00.006. PMID 16496447. PMID
16496447. http://journals.lww.com/bpmonitoring/pages/articleviewer.aspx?
year=2005&issue=12000&article=00006&type=abstract. Diperoleh
2009/10/03.

BAB IV
Kesimpulan
Tekanan memiliki pengaruh yang besar dalam ilmu kebidanan hal ini
ditunjukkan dengan banyaknya pengaturan dan pemeriksaan yang berhubungan
dengan tekanan dalam praktik-praktik kebidanan. Disamping itu pengukuran tekanan
sangat penting dalam praktik kebidanan untuk dapat mengetahui kondisi kesehatan
seorang pasien.
Penggunaan tekanan dalam kesehatan khususnya kebidanan antara lain
adalah tekanan darah, tekanan pencernaan, dan tekanan kantong kemih.

You might also like