Professional Documents
Culture Documents
Pokok Bahasan:
1. Sistem satuan dan pengantar matematika
2. Mekanika
3. Usaha dan energi
4. Momentum linear
5. Momentum sudut dan benda tegar
6. Gerak osilasi
7. Statika dan dinamika fluida
8. Temperatur dan kalor
9. Teori kinetik gas
10. Hukum termodinamika
11. Gelombang dan bunyi
Daftar Bacaan:
1. Holliday, D., & Resnick, R., Fisika (terjemahan P. Silaban & E. Sucipto),
Erlangga.
2. Sears, F.W., & Zemansky, M.W., Fisika Untuk Universitas
3. Sutrisno, Seri Fisika Dasar, Penerbit ITB.
4. Tipler, P.A. Fisika untuk Sains dan Teknik, Erlangga, 1998
5. Sudoyo P. Fisika Modern, Gajahmada Univ. Press, 2001
I.
PENDAHULUAN
Besaran dasar
Nama satuan
Simbol
Dimensi
(lambang)
1
Panjang
Meter
[L]
Massa
Kilogram
kg
[M]
Waktu
Sekon (detik)
[T]
Arus listrik
Ampere
[I]
Suhu/temperatur
Kelvin
[]
Jumlah zat
Mole
mol
[N]
Intensitas cahaya
Kandela
cd
[J]
Besaran Tambahan
No
Besaran
Satuan
Simbol
Sudut datar
Radian
rad
Sudut ruang
Steradian
sr
Awalan
Lambang
Faktor
Awalan
Lambang
101
deka
da
10-1
deci
102
hekto
10-2
centi
103
kilo
10-3
milli
106
mega
10-6
mikro
-9
10
giga
10
nano
1012
tera
10-12
piko
1015
peta
10-15
femto
1018
eksa
10-18
atto
Soal:
1. Carilah dimensi dari besaran berikut:
a. daya/luas
b. gaya x jarak
c. tekanan x tinggi
d. tekanan x volume
2. Carilah
hubungan
antara
daya
dan
gaya
kehomogenan dimensi.
melalui
prinsip
v
vo
tg = a
t (s)
y
vo
x
c. Fungsi eksponen, y = a ex
y
a
x
d. Fungsi logaritma, y = ln x
y
sin x
x
cos x
1.3.2. Diferensiasi
y = sin x
y = cos x
y = cos x
y = -sin x
y = ln x
y = 1/x
1.3.3. Integrasi
Secara
fisis,
diferensiasi
berarti
memperkecil
dimensi
atau
orde
bebas).
Sebaliknya,
integrasi
berarti
memperbesar
orde
Soal:
1. Hitung kecepatan benda setiap saat yang berada pada posisi x = 5 t 2,
dimana: x dalam meter dan t dalam detik.
v = 5 m/s
2. Carilah kecepatan dan percepatan benda pada saat t = 1 s (detik), jika posisi
benda dinyatakan dalam bentuk x = 10 t 3 t2.
v = 4 m/s dan a = - 6 m/s2
3. Sebuah benda bergerak dengan percepatan rata-rata 20 m/s2. Pada saat t = 1 s,
kecepatan benda 50 m/s dan jarak yang ditempuh 10 m. Hitunglah kecepatan
dan jarak benda pada saat t = 10 s.
v = 230 m/s (c 1 = 30) dan x = 1270 m (c 2 = -30)
A
C
atau
C = { A + B + 2 A B cos }1/2
Soal:
Seorang perambah hutan berjalan 2 km kearah timur, kemudian berubah haluan dan
meneruskan perjalanan kearah timur laut sejauh 4 km. Hitunglah:
a.
Berapa jauh orang itu dari posisi awal (jarak antara posisi awal dan posisi
akhir)
b.
2. MEKANIKA
Salah satu cabang ilmu Fisika yang mempelajari tentang gerak benda disebut
Mekanika. Secara umum mekanika dibagi dalam 2 bagian yakni: kinematika dan
dinamika. Kinematika membahas masalah gerak suatu benda tanpa memperhatikan
penyebabnya, sedangkan dinamika membahas masalah gerak suatu benda terhadap
gaya-gaya penyebabnya dan sifat (karakteristik) benda yang bergerak tersebut.
t 0
x
dx
=
t
dt
v 2 v1
v
=
t 2 t1
t
o Percepatan sesaat
a = lim
t 0
v
dv
=
t
dt
Soal:
1. Percepatan suatu partikel yang bergerak pada sumbu x da;lam bentuk
fungsi a x (t) = 15 t2, dengan a x dalam m/s2 dan t dalam s (detik).
Posisi, x = f (t)
Kecepatan, v x =
dx
dt
Percepatan, a x =
dv x
d 2x
=
dt
dt 2
i. x = x o + v xo t + a x t2
ii. v x = v xo + a x t
iii. v x 2 = v xo 2 + 2 a x x
i. y = yo + v yo t - g t2
ii. v y = v yo - g t
iii. v y 2 = v yo 2 - 2 g y
Ketiga persamaan diatas dapat digunakan, jika hambatan udara diabaikan.
Untuk menghitung kecepatan pada suatu titik atau waktu tertentu, digunakan
persamaan:
v=
2
v x2 + v y2 = v xo
+ v y2 , dan tg =
vy
v xo
Soal:
1. Seorang pemuda melempar benda keatas dengan kecepatan mula-mula
(awal) 15 m/s. Jika hambatan udara diabaikan, hitunglah:
a. Tinggi maksimum yang dapat dicapai benda
b. Berapa lama benda tersebut kembali lagi ketangan orang
yang melempar tadi.
Untuk g = 10 m/s2, maka: y = 11,25 m dan t = 3 s
2. Sebuah bola yang berada diatas tanah ditendang dan melambung dengan
kecepatan mula-mula (awal) 20 m/s.
d
dt
d 2
d
o Percepatana sudut, =
=
dt
dt 2
Soal:
Sebuah kereta mainan berputar pada suatu rel berbentuk lingkaran yang
berdiameter 1,6 m. Kereta tersebut melakukan 2 kali putaran setiap detiknya.
Hitunglah percepatan sentripetal dan gaya sentripetal kereta, jika massa kereta
200 gram. v T = 10,048 m/s, a c = 126,202 m/s2 dan F c = 25,24 N
Hukum Newton I: Setiap benda akan tetap berada dalam keadaan diam
atau bergerak lurus beraturan kecuali jika ia dipaksa untuk mengubah
keadaan itu oleh gaya-gaya yang berpengaruh padanya. Kenyataan bahwa
tanpa gaya luar, suatu benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus
beraturan. Keadaan ini sering dinyatakan dengan memberikan suatu sifat
benda yang disebut inersia (kelembaman), sehingga hukum Newton I
sering disebut Hukum Inersia atau hukum kelembaman. Bila kerangka
inersia sudah tertentu, maka hukum Newton I menyatakan keadaan
keseimbangan suatu benda (F = 0), yaitu: disebut sebagai keseimbangan
statik untuk keadaan benda tetap diam (v = 0), atau disebut keseimbangan
dinamik untuk keadaan benda bergerak lurus beraturan ( v = konstan).
sehingga:
F = (W/g) a
Soal:
Sebuah benda yang beratnya 200 N, digantung pada langit-langit sebuah
kamar dengan menggunakan seutas tali yang beratnya 3 N. Gambarkan gayagaya yang bekerja pada benda & tali, serta hitunglah besarnya tegangan pada
kedua ujung tali.
fs
N
fk
N
a0
F
Fk < F
fk
Perbandingan antara besarnya gaya gesekan statik dengan gaya normal disebut
koefisien gesekan statik s . Sedang perbandingan antara besarnya gaya gesekan
kinetik dengan gaya normal disebut koefisien gesekan kinetik k .
Dalam bentuk persamaan dinyatakan sebagai: f s s N dan
N
fk = k N
fs
W
fs
x
Wsin
Wcos
W
Analisa gaya-gaya gesekan statik dapat dilihat pada gambar diatas. Jika balok
dalam keadaan diam, maka N + f s + W = 0
Karena F = 0, maka N - W co s = 0 dan fs - W sin = 0. Jika sudut
kemiringan diperbesar sedikit demi sedikit sampai benda mulai akan bergerak,
maka pada keadaan itu sudut = s, sehingga f s = s N atau s = f s / N dengan
fs = W sin s dan N = W cos s.
Jadi dapat dinyatakan bahwa: s = W sin s / W cos s = tg s
Analisa gaya-gaya untuk gesekan kinetik, jika benda telah bergerak
melu n cu r k eb awah . Dalam h al in i F = m a, atau W sin f k = m a dan
mg sin k ma
a
, jika benda bergerak kebawah
= tg k
mg cos k
g cos k
2x
gt cos k
2
Soal:
1. Pada gambar berikut (gbr.1), diketahui massa benda m =15 kg (pelat logam
untuk papan reklame). Hitunglah tegangan pada masing-masing tali (T 1 , T 2 ,
dan T 3 ), jika massa tali diabaikan, dan ambil g = 10 m/s2.
2. Dua buah benda dengan massa m 1 = 1 kg dan m 2 = 2 kg, dihubungkan dengan
sebuah katrol licin yang tidak bermassa (gbr.2). Hitunglah tegangan tali dan
percepatan benda tersebut.
3. Buktikan bahwa besarnya percepatan masing-masing benda dan tegangan tali
pada pesawat Adwood (gbr.2) adalah: a =
2.m1 .m2 .g
m1 m2
g , dan T =
m1 + m2
m1 + m2
4. Sebuah benda dengan massa m = 10 kg, didorong keatas pada bidang miring
300 dengan kecepatan awal V o = 20 m/s. Hitung jarak yang ditempuh benda
dan ketinggian yang dapat dicapai, jika: a) bidang miring licin, dan b) antara
benda dan bidang terdapat gesekan dengan k = 0,25.
5. Sebuah kotak yang beratnya 600 N, didorong dengan gaya 250 N (sejajar
lantai) sepanjang lantai horizontal pada kecepatan konstan. Berapakah
koefisien gesekan kinetik antara kotak dan lantai.
45o
T1
30o
T2
T3
m1
m2
Gbr.1
Gbr.2
(W = 0 jika d = 0)
Jika ada gaya-gaya lain yang bekerja pada benda tersebut, misalnya: gaya berat
dan gaya gesek, maka usaha total pada benda adalah: W t = W F + W fs + W g ,
dimana: W F = usaha oleh gaya F, W fs = usaha oleh gaya gesek, dan W g = usaha
oleh gaya berat benda.
Usaha yang dilakukan oleh gaya yang berubah-ubah (tidak tetap), untuk kasus
satu dimensi. Andaikan gaya itu merupakan fungsi dari posisi (lihat gambar
berikut).
Dari gambar terlihat bahwa untuk perpindahan atau
pergeseran yang kecil x (dari x 1 ke x 2 + x),
F(x)
x2
x2
x1
x1
W 12 = lim Fx = Fdx
x 0
F(x)
F(x)
x1
x2
Usaha yang dilakukan oleh gaya yang berubah-ubah, untuk kasus dua dimensi.
Gaya F yang bekerja pada sebuah benda dapat berubah baik arah maupun besarnya
dan benda dapat bergerak sepanjang garis lengkung. Usaha dalam hal ini dapat
dihitung dengan membagi-bagi lintasan menjadi sejumlah besar pergeseran kecil
r, masing-masing berarah sepanjang lintasan dalam arah gerak.
Jadi usaha selama pergeseran r adalah, dW = F. r = F cos r
atau W ab =
Fdr = F cosdr
a
b
F
y
F
untuk F = i F x + j F y dan dr = i d x + j d y
atau
W ab =
F dr = F x dx + F y dy, maka:
b
( F dx + F dy)
a
Laju perubahan kerja atau usaha terhadap waktu didefinisikan sebagai daya, atau
daya P =
dW
[ J/s = watt ]
dt
Tinjau energi potensial elastis atau energi potensial pegas. Gaya atau tegangan
yang timbul dalam pegas disebut sebagai gaya pegas. Menurut hukum Hooke
(Robert Hooke,1678): F = - k x, dengan: k = konstanta/tetapan pegas atau angka
kekakuan dan x = perpanjangan.
Usaha gaya elastis dalam tiap proses saat pegas direnggangkan dari harga x 1 ke
x 2 adalah:
x2
W = Fds = F cosdx
x1
F=kx
x1
x2
W=
x2
x1
Fs
ds
FN
Gaya lintasan, F S = m
Jadi, F S = m v
Jika persanaan
dengan:
Fds
v2
v1
s2
s1
kinetik berkurang.
dv
dv
dv
dv ds
, dimana:
=
=v
dt
ds
dt
ds dt
dv
, atau F S ds = m v dv, dan
ds
s2
s1
v2
Fs ds = mvdv
v1
s2
s1
v2
Fs ds = mvdv ,
v1
kinetik E k = m V2
usaha tersebut. Daya P = W/t (watt), dan daya sesaat yang dikeluarkan adalah:
P = dW/dt.
Soal: Sebuah mobil mempunyai daya mesin sebesar 100 hp (1 hp = 75 kgf.m/s
= 736 watt),. Mobil bergerak dengan laju konstan 60 km/jam, berapakah gaya
dorong kedepan yang dilakukan oleh mesin pada mobil tersebut. P = W/t atau
P = F x/t = F V, jadi F = P/V = 4416 N
4. MOMENTUM LINEAR
t2
F (t )dt = mV2 mV1 , hubungan ini diturunkan dari hukum Newton
t1
II, yaitu:
F (t )dt =
t2
t1
I =
t2
t1
ma (t )dt =
t2
t1
v2
v1
v2
mdV =m dV = mV2 mV1 .
v1
t2
t1
F (t )dt =
t2
t1
Frdt = Fr
t2
t1
t2
t1
dt = Fr (t 2 t 1 ) = Fr t, jadi I = Fr t
F(t)
a
t2
diarsir.
Soal:
1. Sebuah bola yang bermassa m = 0,2 kg dipukul, dimana pemukul
bergerak horizontal dengan kecepatan tetap sebesar v = 30 m/s. Setelah
bola berpisah dengan pemukul, maka bola bergerak dengan kecepatan v =
40 m/s. Hitunglah:
a. Impuls gaya yang diterima bola, bila arah kecepatan bola setelah
dipukul: searah dengan arah datangnya bola dan berlawanan dengan
arah datangnya bola. Keadaan pertama I = 2 Ns, kedua I = - 14 Ns
b. Gaya pukulan rata-rata yang bekerja pada bola untuk kedua keadaan
diatas, bila antara bola dan pemukul terjadi kontak selama 0,01 s.
Pertama Fr = 200 N, dan kedua Fr = - 1400 N
2. Sebuah peluru yang bergerak dengan laju 500 m/s. Peluru tersebut
berhenti setelah menembus pohon kayu sedalam 12 cm. Hitunglah waktu
yang diperlukan peluru untuk menempuh jarak tersebut (12 cm).
t = 0,00048 s
4.2. Hukum Kekekalan Momentum Linear
Perubahan momentum linear persatuan waktu sebuah benda adalah
berbanding lurus dengan gaya resultan yang bekerja pada benda tersebut,
dan mempunyai arah sama dengan gaya itu. Secara matematis dapat ditulis
dalam bentuk:
dP
F = dt , atau
dm
d (mV ) dm
dV
F = dt = V dt + m dt = V dt + ma
dP
Jadi F =
berlaku umum, dan F = ma berlaku khusus.
dt
4.3.Tumbukan (collosion)
Ditinjau dari sudut energi, tumbukan biasanya dibagi atas: tumbukan
elastik sempurna dan tumbukan tak elastik. Tumbukan dikatakan elastik,
bila energi kinetik totalnya kekal (tetap), sebaliknya bila tidak kekal, maka
disebut tumbukan tak elastik. Bila dua benda melengket jadi satu setelah
terjadi tumbukan, maka tumbukannya disebut tumbukan tak elastik
sempurna (sama sekali tak lenting).
Tinjau tumbukan elastik (lenting) satu dimensi (tumbukan terjadi pada satu
garis lurus).
m1
V1
m2
V2
sebelum tumbukan
m1
V 1*
m2
V2*
setelah tumbukan
x
Dari persamaan (1) dan (2) akan diperoleh hubungan atau persamaan:
m m2
kecepatan setelah tumbukan: V1* = 1
m1 + m2
2m 2
V1 +
m1 + m2
2m1
dan kecepatan setelah tumbukan: V2* =
m1 + m2
V2 (3)
m m1
V2 (4)
V1 + 2
m1 + m2
Bila salah satu benda (partikel), misalnya m 2 mula-mula diam (V 2 = 0), maka
bagaimana dengan persamaan (3) dan (4) diatas.
Selanjutnya, jika kedua massa benda sama (m 1 = m 2 ), maka bagaimana bentuk
persamaan (3) dan (4) diatas.
Soal:
Dua buah benda mengalami tumbukan (baku tumbuk), dimana: m 1 = 30 gram
dengan V 1 = 5 m/s (+ kekanan), dan m 2 = 20 gram dengan V 2 = 10 m/s (kekiri). Hitunglah:
a. Kecepatan benda I dan benda II setelah tumbukan, jika tumbukannya
bersifat elastik sempurna. V 1 * = - 7 m/s, dan V 2 * = 8 m/s
b. Energi kinetik total sebelum tumbukan. Ek t = 1,375 J
c. Energi kinetik total setelah tumbukan. Ek t * = 1,375 J
Tumbukan yang tak elastik (saling terkait atau menyatu satu dengan lainnya),
dapat dinyatakan dalam persamaan berdasarkan hukum kekekalan momentum,
P = P1 + P2 atau P = P12 + P22 (a), dan P = P * atau
P = mV * = (m 1 + m 2 ) V12* .. (b).
Jika persamaan (a) dan (b) digabung, maka akan diperoleh:
V
*
12
m 12 V 12 + m 22 V 22
m1 + m 2
Energi yang hilang (terdisipasi) dari suatu peristiwa tumbukan dapat dihitung
melalui persamaan: E d = Ek t Ek*,
dengan, Ek total = Ek 1 + Ek 2 , dan Ek* = (m 1 + m 2 ) V12*
Soal:
Dua buah kendaraan (1) dan (2), masing-masing bergerak menuju ke arah
barat dan arah selatan. Kedua kendaraan tersebut bertemu dipersimpangan
jalan dan saling tabrak, sehingga terkait antara satu dan lainnya (saling
menyatu). Sebelum tabrakan V 1 = 72 km/jam dengan m 1 = 1000 kg dan V 2
= 90 km/jam dengan m 2 = 1200 kg. Hitunglah:
a. Kecepatan kedua kendaraan setelah tumbukan. V12* = 59 km/jam
b. Energi yang terdisipasi dalam tabrakan tersebut. E d = 0,28 MJ
Sebuah partikel bermassa m, yang berada pada vektor posisi r dan sedang
titik asal.
L = m r V , dengan: m V = P (momentum linear)
Jadi L = r P atau P = L / r
Torsi (momen gaya) dituliskan dalam bentuk: = r F , dengan:
dP
dP
dL
, jadi = r
=
F = m a atau F =
dt
dt
dt
partikel (1), maka V1 = x r1 dan L1 = r1 x P1 = m r1 x V1 , atau
L1 = m 1 r1 x ( 1 x r1 ).
Untuk perkalian silang r1 x ( 1 x r1 ) = 1 ( r1 . r1 ) - r1 ( r1 . 1 ), karena
Untuk 3 partikel, I =
m r
i =1
i i
r
i =1
mi , atau I = r 2 dm ,
1
M L2,
12
Untuk
2
M R2, dengan R = jari-jari bola.
5
yang
menggelinding
1
M R2
12
2
M R2
3
dapat
diselesaikan
dengan
6. GERAK OSILASI
1
k x2
2
d 2x
, dengan: F = -k.x , x adalah perpanjangan, dan
dt 2
adalah tetapan pegas. Jika kedua persamaan ini digabung akan diperoleh:
m
d 2x
+ k.x = 0
dt 2
atau
d 2x
k
= .x
2
m
dt
X
A sin
A cos
d2
X (t ) = -A 2 cos ( t + 0 ), dan
2
dt
k
k
. A cos ( t + 0 )
X (t ) =
m
m
Jadi untuk,
k
d2
X (t ) + X (t ) = 0 , dapat ditulis:
2
m
dt
k
. A.cos ( t + 0 ) = 0
m
-A w2 cos ( t + 0 ) +
k
, maka fungsi:
m
m
k
, jadi T = 2
k
m
k /m
2
6.2.Bandul Matematik
Jika adalah kecil, maka simpangan sepanjang busur x = l .
F = - m g sin , karena kecil, maka dibuat
l
F
W cos
F
W
d 2x
x
+ g = 0 , dikenal sebagai persamaan gerak harmonik untuk bandul,
2
l
dt
dengan x = lintasan bandul yang berupa busur lingkaran dan persamaan diatas sama
bentuknya dengan persamaan gerak harmonik sederhana, jadi dapat ditulis bahwa:
2 = g/l , T = 2 / = 2 l / g , dan f =
g /l
2
Soal:
Suatu pegas tanpa massa dipasang pada lantai horizontal, satu ujungnya diikat pada
tembok dan ujung lainnya di pasang pada benda bermassa 600 gram.
Benda ditarik
didefinisikan sebagai rasio antara berat jenis suatu zat dan berat jenis air pada 4 oC
dan tekanan atmosfir.
zat zat
=
, misalnya : S g aluminium = 2,7 ,
air air
maka
kerapatan aluminium al. = S g air = 2,7.1000 = 2700 kg/m3
Tabel. Rapat relatif beberapa zat pada t = 0 oC dan P = 1 atm
Jenis Zat
Rapat
Jenis Zat
Rapat relatif
relatif
Aluminium
2,70
Kayu
0,6 0,9
Tulang
1,7 2.0
Alkohol (ethanol)
0,806
Bata
1,4 2,2
Bensin
0,68
Semen
2,7 3,0
13,6
Tembaga
8,93
Air laut
1,025
Tanah (rata-rata)
5,52
Air (H 2 O)
1,00
Kaca (biasa)
2,4 2,8
Udara
1,293
Emas
19,3
Helium
0,1786
Es
0,92
Hidrogen
0,08994
Besi
7,96
0,6
Timah hitam
11,3
Soal:
1. Sebuah botol yang bervolume 200 ml, diisi air pada 4 oC. Bila botol
dipanaskan hingga 80 oC dan air tumpah sebanyak 6 gr. Hitunglah kerapatan
air pada 80 oC, jika pemuaian botol diabaikan. = 0,97 gr/cm3.
2. Sebuah balok (kayu) jika dicelupkan kedalam air permukaannya tenggelam
dan jika dicelupkan kedalam minyak 2/3 permukaannya tenggelam. Hitunglah
massa jenis kayu dan minyak.
Viskositas
Viskositas (kekentalan) adalah kemampuan suatu fluida untuk menahan atau
melawan tegangan atau gaya geser. Tegangan geser () antara dua lapis zat cair
adalah sebanding dengan gradien kecepatan dalam arah tegak lurus dengan gerak
(du/dy).
= kekentalan
2 r2g
( b f ) , dengan b : kerapatan bola (kg/m3), f: kerapatan fluida
.
9
(kg/m3),
g: percepatan gravitasi (m/s2), r: jari-jari bola (m), dan : kekentalan dinamik
(kg/ms).
F
dF N
(
.
2 atau Pascal = Pa), atau P =
m
dA
A
Tekanan 1 atm = 101325 Pa = 101,3 kPa, atau 1 atm = 14,7 lb/in2 = 760 mmHg.
1 bar = 105 Pa
Tekanan pada suatu titik didalam fluida (P) pada suatu kedalaman tertentu (h) dengan
tekanan luar (tekanan atmosfir) Po, maka:
Gaya hidrostatik pada satu elemen dinding dengan luas dA dan kedalaman y dari
permukaan air adalah:
dF = g y dA
Gaya yang bekerja pada seluruh dinding:
h
F = dF = . g y l dy
y
h
dy
l : lebar bendungan
h-y
M = . dF (h - y) = . g y l (h - y)dy = 1/6 g l h3
Bila suatu benda diletakkan pada zat cair, maka benda tersebut akan tenggelam,
melayang (terendam) atau mengapung, yang tergantung pada gaya berat (W) dan gaya
apung (Fa). Hukum Archimedes menyatakan bahwa benda yang terapung dan
terendam dalam zat cair akan mengalami gaya apung yang besarnya sama dengan
berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut. Dalam bentuk persamaan dapat
ditulis:
Fa = W, dengan Fa = V b f g dan W = m g = V b b g
Soal:
1. Sebuah batu beratnya 500 N (di udara), sedang di dalam air beratnya 300 N.
Hitunglah volume dan kerapatan (massa jenis) batu tersebut.
2. Sebuah balok kayu dengan panjang 200 cm, lebar 40 cm dan tinggi 30 cm,
mengapung dalam air dengan sisi tingginya vertikal. Jika rapat relatif kayu S =
0,7, hitunglah berapa cm bagian (sisi tinggi) kubus yang terendam dan berapa
massa benda yang dapat dinaikkan agar balok tidak tenggelam (permukaan
bagian atas tidak basah).
permukaan bahan lainnya. Dalam hal ini, permukaan kolom cairan dalam sebuah
gelas atau pipa adalah konkaf ke atas. Sebaliknya bila gaya adhesi relatif lebih kecil
dari gaya kohesi (seperti halnya air raksa dan gelas), maka cairan tidak membasahi
permukaan dan permukaan cairan adalah konveks.
Bila permukaan cairan konkaf ke atas, tegangan
permukaan
F
Cairan akan naik dalam pipa sampai gaya ke atas neto padanya yang disebabkan
teganagn permukaan diimbangi oleh berat cairan. Kenaikan ini disebut gerakan
kapiler atau kapilaritas, dan pipa dinamakan pipa kapiler.
Soal: Air mengalir dalam sebuah pipa yang berdiameter 2 inchi dengan kecepatan
aliran 1 m/s, dan selanjutnya pipanya mengecil menjadi 1 inchi, hitunglah kecepatan
aliran (m/s) pada pipa yang lebih kecil dan besarnya kapasitas aliran (lt/s).
Tinjau aliran dalam suatu pipa (saluran) dengan beda ketinggian y 2 y 1 , lihat
gambar.
F2 = P2 A2
x
F1 = P 1 A1
y2
x
y1
Datum
(dasar)
Gbr. Zat cair dalam pipa bergerak karena ada perbedaan tekanan.
Fluida yang mengikuti massa fluida m dalam pipa (pada titik 1) memberikan gaya
kekanan sebesar F 1 = P 1 A 1 dengan kerja W 1 = F 1 x 1 = P 1 A 1 x 1 = P 1 V. Pada
saat yang sama, fluida yang mendahului kekanan (pada titik 2), memberikan gaya
kekiri sebesar F 2 = P 2 A 2 . Gaya ini melakukan kerja negatif karena berlawanan arah
terhadap gerakan aliran, sehingga:
W 2 = - F 2 x 2 = - P 2 A 2 x 2 = - P 2 V.
Jadi kerja total yang dilakukan gaya-gaya tersebut adalah W t = P 1 V P 2 V = (P 1 P 2 ) V .
Menurut hukum kerja-energi, dapat ditulis bahwa:
W t = Ep + Ek, sehingga: (P 1 - P 2 ) V = V g (y2 - y1 ) + V (V 2 2
V 1 2)
atau P 1 + g y1 + V 1 2 = P 2 + g y2 + V 2 2, persamaan ini dikenal
sebagai persamaan Bernoulli dan ditulis dalam bentuk:
P + g y + V2 = konstan, atau
P/ + y + V2/2g = konstan,
dengan: P adalah tekanan (N/m2 atau Pascal = Pa), V: kecepatan aliran (m/s),
: berat jenis fluida (N/m3), : massa jenis fluida (kg/m3), g: percepatan
gravitasi (m/s2), y: ketinggian (m), dan = g.
Vd
Vd
, atau Re =
,
Soal:
1. Sebuah tangki air dengan lubang yang kecil pada jarak h di bawah permukaan
air. Hitunglah kecepatan air yang keluar melalui lubang tersebut, dan berapa
jarak pancaran air dari dinding tangki.
2. Air mengalir melalui sebuah pipa horizontal dengan kecepatan 2 m/s pada
tekanan 200 kPa. Pipa mengecil menjadi setengah dari diameter mula-mula,
hitunglah: a) kecepatan aliran dan tekanan pada pipa yang lebih kecil, b)
bilangan Reynolds pada kedua pipa, jika diameter pipa yang lebih besar 10
cm, dan viskositas kinematik air 10-6 m2/s.
R, sedang untuk skala Fahrenheit; titik es 32 oF dan titik uap 212 oF.
2. Pada suhu berapakah skala Celcius menunjukkan nilai yang sama dengan
skala Fahrenheit
Panas jenis air cenderung konstan, sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk
mengetahui panas jenis suatu benda, dengan memanaskan benda hingga temperatur
tertentu yang mudah diukur. Benda tadi ditempatkan dalam bejana air yang massa dan
Qa
Q0
Qb
Qc
Qd
Sejumlah energi panas tertentu dibutuhkan untuk mengubah fasa sejumlah zat
tertentu. Panas (kalor) yang dibutuhkan sebanding dengan massa zat. Panas yang
dibutuhkan untuk mencairkan zat bermassa m tanpa perubahan temperaturnya adalah:
Q = m.L f , dengan L f adalah panas laten peleburan zat tersebut. Untuk pencairan es
menjadi air pada tekanan 1 atmosfir, panas laten peleburan adalah: 333,5 kJ/kg = 79,7
kkal/kg = 80 kal/gr. Bila perubahan fasa adalah dari cairan menjadi gas, maka panas
yang dibutuhkan adalah: Q = m.Lv, dengan L v adalah panas laten penguapan. Untuk
air pada tekanan 1 atmosfir, panas laten penguapan adalah: 2,26 Mj/kg = 540 kkal/kg
= 540 kal/gr.
Untuk banyak zat lainnya didapatkan diagram (kurva) pemanasan serupa dengan
diagram pemanasan untuk air. Kalor yang harus diberikan persatuan massa suatu zat
pada titik leburnya agar seluruhnya berubah menjadi zat cair pada temperatur yang
sama disebut kalor lebur. Kalor yang harus diberikan persatuan massa suatu zat pada
titik didihnya agar berubah seluruhnya menjadi uap pada temperatur yang sama
disebut kalor penguapan.
Jika uap panas didinginkan temperaturnya akan turun, dan setelah mencapai
temperatur titik didihnya, uap itu mengembun atau mengalami kondensasi dan
menjadi cair kembali. Pada waktu mengalami kondensasi zat tersebut mengeluarkan
kalor yang sama besarnya dengan kalor yang diperlukan untuk terjadinya penguapan.
Begitu pula zat cair yang didinginkan, setelah mencapai titik leburnya, zat cair itu
membeku menjadi padat. Zat cair yang membeku mengeluarkan kalor yang sama
besarnya dengan kalor yang diperlukan zat tersebut untuk meleburkannya.
Jadi kalor kondensasi sama besarnya dengan kalor penguapan, dan kalor pembekuan
sama besarnya dengan kalor lebur. Bedanya ialah bahwa, pada peleburan dan
penguapan zat menyerap kalor, sedangkan pada pembekuan dan kondensasi zat
mengeluarkan kalor.
a. Pemuaian panjang
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa, perubahan panjang akibat pemanasan
sebanding dengan panjang sebelum diberi pemanasan dan sebanding pula dengan
perubahan suhu sebagai akibat pemanasan. Perubahan panjang dinyatakan
sebagai:
L L o .t, atau L = L o .t, dengan: L: perubahan panjang, L o : panjang
mula-mula, t: perubahan suhu, dan : koefisien muai panjang. Jadi panjang L
setelah pemanasan dapat ditulis dalam bentuk: L = L o + L = L o + L o .t = L o
(1 + t).
b. Pemuaian luas
Pemuaian luas suatu keping yang sisi-sisinya adalah a dan b, dinyatakan menurut
sifat muai panjang yaitu: a = a o + a o .t, dan b = b o + b o .t.
Karena sangat kecil, maka A = A o (1 + 2.t) = A o (1 + .t), dengan 2 =
adalah koefisien muai luas.
c. Pemuaian volume
Pemuaian volume dihitung berdasarkan tiga sisi-sisinya yaitu: a = a o + a o .t, b
= b o + b o .t, dan c = c o + c o .t.
Karena sangat kecil, maka V = V o (1 + 3.t) = V o (1 + .t), dengan: 3 =
adalah koefisien volume, dan t = (t t o ), dengan t: suhu akhir, dan t o : suhu
mula-mula.
secara radiasi disebabkan oleh pancaran kuanta materi yang membawa tenaga dari
suatu sumber radiator ke daerah sekitarnya. Radiasi kalor atau radiasi termal dapat
terjadi melewati vakum dan zat-zat transparan, yaitu: zat padat, cair dan gas.
x
sumber
panas
tabung
Q
dingin
batang
Perhatikan gambar diatas untuk konduksi kalor, potongan batang konduktor dengan
panjang (tebal) x, dan beda temperatur T. Jika Q adalah jumlah energi panas
(termal) yang dikonduksikan lewat pada potongan batang itu dalam suatu waktu t,
maka laju konduksi energi termis Q/t disebut arus termal atau aliran kalor q
(dalam satuan watt).
q=
Q
T
= k.A
, dengan k adalah koefisien konduktifitas termal (W/m.K
t
x
x
.q , atau T = q.R, dengan R
k.A
x
disebut tahanan termal (resistance thermal). Persamaan ini dapat digunakan
k.A
untuk menyelesaikan kasus beberapa bahan dengan model analogi listrik dalam
susunan seri atau parallel.
Pemanasan dari suatu bagian dari gas atau zat cair dapat terjadi dengan berbagai cara
selain oleh panas matahari. Perpindahan panas yang terjadi melalui gas (udara) atau
zat cair dapat berlangsung secara konveksi alami (bebas) dan atau konveksi paksa.
Jika konveksi kalor itu terjadi akibat perbedaan massa jenis (disebabkan oleh ekspansi
termal), proses itu disebut konveksi alami atau konveksi bebas. Jika fluida itu
geraknya dipaksa oleh suatu kipas atau pompa, maka proses itu disebut konveksi
paksa.
Aliran kalor secara konveksi dituliskan dalam bentuk persamaan:
q = h A T, dengan: A adalah luas permukaan (m2), T adalah beda
temperatur antara permukaan dinding (tembok, pipa, dll) dengan temperatur fluida,
dan h adalah koefisien konveksi (W/m2K atau W/m2.oC).
Cara ketiga untuk transfer energi termal adalah radiasi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Laju radiasi energi termal suatu benda sebanding dengan luas benda
dan dengan pangkat empat temperatur mutlak (absolutnya). Energi matahari sampai di
bumi dengan melewati ruang yang hampa, sehingga tidak mungkin terjadi konduksi
atau konveksi kalor. Secara eksperimental diperoleh bahwa, setiap permukaan
memancarkan energi radiasi, dan laju radiasi (daya radiasi) suatu permukaan
dinyatakan dengan persamaan:
q = A.e..T4, dengan: e adalah emisivitas (koefisien emisi) benda, adalah
konstanta universal yang disebut konstanta Stefan Boltzmann (nilai = 5,6703.10-8
W/m2.K4), dan T adalah suhu mutlak (K). Emisivitas e adalah pecahan yang berkisar
dari 0 sampai 1 dan tergantung pada komposisi permukaan benda (untuk benda
hitam e = 1). Bila radiasi jatuh pada benda tak tembus cahaya, sebagian radiasi
direfleksikan dan sebagian diserap. Benda-benda berwarna terang memantulkan
sebagian besar radiasi nampak, sedangkan benda-benda gelap menyerap sebagian
besar daripadanya. Jika sebuah benda memancarkan radiasi yang lebih banyak dari
yang diserapnya, maka benda menjadi lebih dingin sementara sekitarnya menyerap
radiasi dari benda sehingga sekitarnya menjadi panas. Jika benda menyerap lebih
banyak dari yang dipancarkannya, maka benda menjadi panas dan sekitarnya menjadi
dingin.
Jika sebuah benda dalam kesetimbangan termal dengan sekitarnya (T = T 0 ), dan
benda memancarkan serta menyerap radiasi pada laju yang sama, maka daya netto
yang diradiasi oleh sebuah benda adalah:
q = A.e. (T4 - T 0 4), dengan T: suhu benda, dan T 0: suhu sekitar.
Hubungan antara tekanan dan temperatur untuk gas ideal di tuliskan dalam bentuk:
P V = m R T, dengan: P: tekanan (N/m2), V: volume (m3), m: massa zat (kg),
R: konstanta gas (J/kgK), dan T: temperatur (K)
atau P = R T, dengan : massa jenis (kg/m3)
Persamaan lain menurut hukum gas ideal dituliskan sebagai: P V = n T, dengan n:
mol zat, dan adalah konstanta gas umum yang nilainya sama untuk semua gas,
yaitu:
= 8,314 J/mol.K, atau = 0,08206 lt.atm/mol.K.
Satu mol sebuah zat adalah jumlah zat tersebut yang mengandung atom-atom atau
molekul-molekul sejumlah bilangan Avogadro (N A = 6,022.1023 molekul/mol). Jika
kita mempunyai n mol zat, maka jumlah molekulnya adalah N = n N A . Massa 1 mol
dinamakan massa molar M (kadang-kadang digunakan istilah berat molekuler atau
massa molekuler). Massa molar unsur C (karbon) menurut definisi: 12 gr/mol atau
12.10-3 kg/mol. Massa n mol gas dituliskan sebagai m = nM, dan kerapatan gas ideal
= m/V = nM/V.
Soal:
1. Hitunglah volume yang ditempati 1 mol gas pada temperatur 0oC dan tekanan 1
atm. V = 22.4 lt.
2. Suatu gas mempunyai volume 2 lt, temperatur 30oC, dan tekanan 1 atm. Jika gas
ini dipanaskan hingga 60oC dan ditekan hingga volumenya menjadi 1,5 lt,
hitunglah tekanan gas pada kondisi tersebut. P = 1,47 atm
3. Seratus gram CO 2 menempati volume 55 lt pada tekanan 1 atm, hitunglah
temperatur gas tersebut. Jika volumenya ditambah menjadi 80 lt, dan temperatur
dijaga konstan, berapakah tekanan gas pada kondisi ini. T = 295 K dan P = 0,688
atm.
V = V x + V y + V x = 3 V x , atau V x = 1/3. V .
2
2
3T
, dengan M = (N A. m) adalah massa molar. Akar dari V adalah kelajuan akar
M
Jadi V rms = V =
3kT
3T
=
, persamaan ini identik dengan laju rambat bunyi
m
M
T
M
J/kgK (untuk udara). Kelajuan molekul dalam gas yang paling mungkin (maksimun)
adalah V max =
2kT
.
m
Soal:
1. Hitunglah kecepatan rata-rata untuk molekul nitrogen N 2 (M = 28 kg/kmol),
dalam udara yang bersuhu 0oC. V = 493 m/s.
2. Seandainya molekul pada soal (1) bergerak keatas tanpa mengalami
tumbukan dengan molekul yang lain, hitunglah ketinggian yang dapat
dicapai molekul tersebut. Ketinggian yang dapat dicapai molekul dapat
2
T2
T1
(dQ )v
dT
Cv.dT .
U
nRT , jadi Cv =
=
T V
nR ,
b. Proses isobarik yaitu: proses yang berlangsung pada tekanan tetap, akibatnya
volume berubah
V2
= p.dV = p (V 2 V 1 ).
V1
dV
dU
Cp =
+ p
dT p
dT P
nRT
dan U hanya bergantung pada
Untuk gas ideal , dikenal persamaan: V =
p
nR
dU
= Cv + nR , atau R = Cp Cv
temperatur, akibatnya: Cp =
+ p
dT P
p
(untuk n dari setiap zat atau gas)
V2
V1
V2
p.dV =
V1
V2
V2
nRT
.dV = nRT n 1 , dan Q = W = nRT n 1
V
V
V
nRT
dv ,
V
dT
nR dV
dT nR dV
=
atau
+
= kons tan , sehingga:
T
Cv V
T
Cv V
T.VnR/Cv = konstan.
Karena Cp - Cv = n R, maka T.VCp-Cv/Cv = konstan atau T.V -1 = konstan
Dengan cara yang sama dapat dibuktikan bahwa P.V = konstan, dengan
Cp
(perbandingan panas jenis).
Cv
Jadi kerja yang dilakukan gas ideal pada proses adiabatik adalah:
V2
W = dW = pdV = p1 .V1
V1
W =
v2
v1
dV
,
V
p1V1
1
( p1V1 p 2V2 )
dV =
1
V
atau
1
( p1V1 p 2V2 ) , dan untuk proses
1
1
( p 2V2 p1V1 )
1
1 dV
V dT
atau
1 V
V T P
1 V
V P T
T2
p2
T1
p1
T2
1
2
2
Untuk zat cair dan zat padat kerja W = .V p.dT k .V p 2 p1 , untuk
T1
2
proses isotermik dT = O,
jadi
1
2
2
WT = KV p 2 p1 , dan untuk proses
2
.V = (T2 T1 ) = V2 V1 .
Untuk air nilai = 2 . 10-6 K-1
10.2. Hukum kedua termodinamika
Penerapan hukum kedua termodinamika adalah pada suatu siklus (daur) yang
merupakan proses tertutup, misalkan siklus A B A (lihat gambar).
Usaha yang dilakukan adalah: W = p.dv , atau W = luas dibawah kurva (1)
luas dibawah kurva (2) = luas yang diarsir.
P
1
B
2
Q1 = n.R.T1 .n
P
A
B T1
V2
V1
yang
masuk ataupun yang keluar), dQ = O
D
T2
dan
V2
V3
T2
T1
V
Proses C-D: proses isotermis, jumlah kalor yang keluar adalah : Q 2 = - n R T 2
V4
V3
Q 2 < O karena V 4 < V 3
V
Proses D-A: proses adiabatis, dQ = 0, dan 1
V4
T2
T1
V3
Atau
V
= 1
V4
V2 V1
,
=
V3 V4
V2 V3
=
V1 V4
V
V2
V
- n R T 2 n 4 = n.R.n 2 (T1 T2 )
V1
V3
V3
Efesiensi siklus adalah jumlah kerja yang dilakukan dibagi dengan energi panas
(kalor) yang masuk, dituliskan dalam bentuk persamaan:
=
Q
Qkeluar
W
,
= masuk
Qmasuk
Qmasuk
V2
n.R.n (T1 T2 )
V1
T T2
T
atau =
= 1
= 1 2
T1
T1
V
n.R.n 2 T1
V1
V
Grafik diagram P-V siklus Otto
T1 .V2
= T2 .V2
Proses 2-3: proses isokhorik, pemasukan kalor yang berlangsung pada volume
tetap.
Qm = Q1 = CvdT = Cv(T3 T2 )
T3
T2
= T4V1
, dengan V 2 = V 3 dan V 1 = V 4
Proses 4-1: proses isokhorik, pengeluaran kalor yang berlangsung pada volume
tetap.
T2 T3
=
T1 T4
Soal:
1. Gas monoatonik dengan volume 20 Cm3, suhu 12 oC, dan tekanan 100 kPa,
tiba-tiba dikompresi secara adiabatik hingga volumenya tinggal 0,5 Cm3.
Hitunglah tekanan dan suhu akhir yang dicapai.
Proses
T1V1
adiabatik
= T2V2
untuk
gas
ideal
p1V1 = p 2V2 ,
dan
suhu
akhir:
= 1,67
2. Hitunglah efesiensi maksimum mesin Carnot yang bekerja antara suhu 100 oC
dan suhu 400 oC.
Efisiensi siklus Carnot = 1
Tdingin
T panas
Td = (100 + 273) K
T p = (400 + 273) K
3. Gas dengan volume 0,30 m3 dan tekanan P = 2.105 N/m3, pada tekanan tetap
volumenya berekspansi (berkembang) menjadi 0,45 m3. Gambarkan diagram
(P-V)nya dan hitunglah kerja yang dilakukan gas.
4. Suatu mesin Carnot beroperasi antara suhu 127 oC dan 77 oC. Hitunglah
efisiensi dari mesin tersebut dan gambarkan diagram (P-V)nya.
Gelombang transversal adalah suatu gerakan partikel pada medium yang tegak lurus
pada arah rambatan (penjalaran) energi gelombang. Gelombang longitudinal yaitu
gelombang dengan gangguan atau gerak medium sejajar dengan arah penjalaran
gelombang.
Bentuk umum persamaan gelombang : y = f ( x Vt ), tanda (+) gelombang bergerak
kearah kiri, dan tanda (-) gelombang bergerak kearah kanan.
dua tali (ringan dan berat), dengan tegangan yang sama, pulsa gelombang akan
menjalar lebih lambat pada tali berat. Jadi laju perjalaran gelombang pada tali (V)
berhubungan dengan tegangan (gaya) F dan rapat massa tali (massa per satuan
panjang). Dalam bentuk persamaan dinyatakan sebagai:
F
V=
Soal: Sebuah tali digunakan untuk menggantung benda yang massanya 3 kg. Panjang
tali 2,5 m dan massa tali 50 gr. Berapakah laju gelombang pada tali. V = 38,3 m/s.
antara
gangguan
tertentu
dengan
gangguan
berikutnya
disebut
A
V
Kita dapat menghubungkan frekuensi resonansi dengan laju gelombang dalam tali dan
panjang tali. Pada gambar diatas terlihat bahwa panjang tali L sama dengan setengah
panjang gelombang untuk harmonik pertama, dua kali setengah panjang gelombang
untuk harmonik kedua, 3/2. untuk harmonik ketiga, dan seterusnya. Secara umum
untuk harmonik ke n, diperoleh:
L=n
n
, untuk n = 1, 2, 3,. (syarat gelombang berdiri kedua ujung terikat).
2
V
, atau f n = n V/2L= nf 1 ,
2L / n
nada dasar
nada dasar
Soal:
1. Sebuah pipa organa tertutup, ketika ditiup memberikan nada pertama. Jika
panjang pipa 2 m, dan kecepatan rambat bunyi di udara 320 m/s, hitunglah
frekuensi nada atas pertama, dan nada dasar setelah ujung pipa dibuka.
2. Sebuah alat penggetar mempunyai frekuensi 20 Hz, dan sebuah senar dengan
rapat massa 1,56.104 kg/m yang panjangnya 24 m. Gaya tegang tali (senar)
diatur sedemikian rupa hingga terjadi resonansi. Hitung gaya F dengan
resonansi yang terjadi 2 simpul (n = 2).
..T
M
, atau
.R.T , dengan:
T = temperatur mutlak (K), dan = konstanta gas umum = 8,314 J/mol.K.
Untuk udara: = 1,4 , R = 287 J/kgK , M = 29.10-3 kg/mol.
Untuk gelombang bunyi pada suatu batang padat dan panjang, modulus limbak diganti
dengan modulus Young (Y). V =
Berdasarkan efek Doppler bahwa, jika sebuah sumber bunyi bergerak dan pendengar
diam, maka terasa ada perubahan frekuensi. Frekuensi bertambah besar, jika sumber
bergerak mendekati pendengar, dan berkurang jika sumber menjauhi pendengar.
Peristiwa ini tidak hanya berlaku untuk gelombang bunyi saja, melainkan berlaku pula
untuk gelombang elektromagnetik.
Untuk gelombang bunyi dengan kecepatan jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya (V =
3.1010
persamaan:
fp =
V Vp
V Vs
Soal:
Seorang pendengar bergerak dengan kecepatan 15 m/s. Frekuensi sumber bunyi 1000
Hz dan sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 20 m/s, hitunglah frekuensi yang
diterima pendengar: a) jika pendengar dan sumber bunyi saling mendekati, dan saling
menjauhi, b) jika pendengar diam, sumber bunyi mendekati dan menjauhi pendengar,
c) jika sumber bunyi diam, pendengar mendekati dan menjauhi sumber bunyi.
I=
Pratarata
, dan satuan intensitas adalah watt per
A
meter kuadrat. Pada jarak r dari sumber titik, besar intensitasnya adalah: I =
Prata rata
4 .r 2
Tingkat intensitas yang dinyatakan dalam satuan desibel (dB), didefinisikan sebagai:
B = 10 log
I
, dengan I adalah intensitas bunyi, dan I0 adalah intensitas acuan
I0
Pe
, dengan P e :tekanan efektif, dan P 0 : tekanan acuan = 2.10-5 N/m2.
P0
Perbandingan intensitas bunyi pada jarak yang berbeda dari sumber yang sama
I 2 r12
=
dinyatakan dalam persamaan:
, dengan:
I1 r22
I 1 adalah intensitas bunyi pada jarak r 1 dari sumber,dan I 2 adalah intensitas bunyi
pada jarak r 2 dari sumber.
sumber bunyi
r1
r2