Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Krisna Suryani Wijaya
105080501111034
115080300111057
Arif Udin
115080500111047
Sandi Santoso
125080300111084
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang telah diciptakan Tuhan di
muka bumi ini karena manusia memiliki akal pikiran yang dapat berkembang. Hal
inilah yang menjadi kelebihan manusia dibandingkan makhluk-makhluk lain yang
diciptakan Tuhan di muka bumi. Namun, kebutuhan setiap manusia berbeda-beda
berdasarkan lingkungan tempat tinggalnya dan akhirnya manusia memiliki kebutuhan
yang sama akan terbentuk menjadi satu kelompok dengan sendirinya, karena sifat akal
manusia yang unik maka akhirnya setiap kelompok akan membuat suatu ciri khas
tersendiri dan akhirnya berbagai macam budaya pun terbentuk.
Dalam kehidupannya manusia menjalani banyak aktifitas, mulai dari aktifitas
pribadi,keluarga, etnis/suku, kelompok dan masyarakat. Dari aktifitas-aktifitas tersebut
kegiatan yangmelibatkannya etnis/sukunya yang memiliki kekhasan tersendiri. Pada
umumnya kegiatan yangterjadi dalam kalangan suatu suku atau etnis merupakan
warisan turun-temurun dari para leluhur-lehuhur mereka. Sedangkan sifat dari
kegiatan-kegiatan tersebut umumnya sacral atau dianggapsuci dan bernilai oleh
kalangan masyarakat suku atau etnis tersebut.
Kegiatan-kegiatan yang telah diwariskan turun-temurun dan dianggap sakral
tersebut biasa kita sebut sebagai budaya. Selain berupa kegiatan-kegiatan budaya dapat
berupa aturan-aturan, nilai-nilai, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku didalam suatu
kalangan suku atau etnis.Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan
etnis memiliki berbagai macam budaya yang unik dan memiliki keistimewaan sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Hakikat manusia sebagai makhluk budaya.
2. Apresiasi terhadap kemanusiaan dan kebudayaan.
3. Etika dan estetika berbudaya
4. Memanusiakan manusia
5. Problematika kebudayaan
1.3 Tujuan
1. Menganalisis makna manusia sebagai makhluk berbudaya.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia adalah salah satu makhluk tuhan di dunia. Makhluk tuhan di alam
fana ini ada empat macam yaitu, alam, tumbuhan, binatang dan manusia. Sifat-sifat
yang dimiliki ke empat makhluk tuhan tersebut sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
tidak dimiliki makhluk lain. Kelebihan manusia disbanding makhluk lain terletak pada
akal budi. Anugrah tuhan akan akal budilah yang membedakan manusia dari makhluk
lain. Akal adalah kemampuan berpikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki.
Berpikir merupakan perpuatan oprasional dari akal yang meendorong untuk aktif
berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia. Jadi, fungsi dari akal
adalah
berpikir.
Karena
manusia
dianugrahi
akal
maka
manusia
dapat
berpikir.kemampuan berpikir manusia juga digunakan untuk memecahkan masalahmasalah hidup yang di hadapinya.
Dengan
akal
budinya
manusia
mampu
menciptakan,
mengkreasi,
5
4
3
2
1
Penghargaan
Sosial
Rasa aman
Fisiologis
Dengan akal budi, manusia tidak hanya memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga
mampu mempertahankan serta meningkatkan derajatnya sebagai makhluk yang tinggi
bila dibandingkan dengan makhluk lain. Manusia tidak sekedar homo, tetapi human
(manusia yang memanusiawi). Dengan demikian, manusia memiliki dan mampu
mengembangkan sisi kemanusiaannya.
Dengan akal budi, manusia mampu menciptakan kebudayaan. Kebudayaan
pada dasarnya adalah hasil akal budi manusia dalam interaksinya, baik dengan alam
maupun manusia lainnya. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya. Manusia
adalah pencipta kebudayaan.
2.2
mempertahankan
hal
tersebut.
Dalam
upaya
meningkatkan
dan
dengan budi dan akal. Ada pendapat lain mengatakan budaya berasal dari kata budi
dan daya. Budi merupakan unsure rohani. Sedangkan daya adalah unsure jasmani
manusia. Dengan demikian, budaya merupakan hasil budi dan daya dari manusia.
Definisi kebudayaan telah banyak dikemukakan oleh para ahli.beberapa
contoh sebagai berikut.
a. Herskovits memandang kebudayan sebagai sesuatu yang turun-menurun dari satu
generasi ke generasi yang lain,kemudian disebut sebagai superorganik.
b. Andreas Eppink menyatakan bahwa bebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian, nlai, norma, ilmu pengetahuan, serta keseluruhan struktur-struktur
social,religious, dan lain-lain, ditambah lagi dengan segala pernyataan intelektual
dan artistic yang menjadi cirri khas suatu masyarakat.
c. Edward B. Taylor mengemukakan bahwa kebudayan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hokum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang
didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
d. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengatakan kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rsa, dan cipta masyarakat.
e. Koetjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan
karya manusia yang harusa dibiasakan dengan belajar beserta hasil dari hasil budi
pekerti.
Dari berbagai definisi tersebut,dapat diperoleh pengertian kebudayaan
sebagai system pengetahuan yang meliputu system idea tau gagasan yang terdapat
dalam pikiran manusia, sehingga dalam bentuk sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata. Misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social,
religi, seni, dan lain-lain, yang semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan hidup bermasyarakat.
e. Kesenial
f. System pengetahuan
g. System religi
Terciptanya kebudayaan adalah hasil interaksi manusia dengan segala isi
alam raya ini. Hasil interaksi binatang dengan alam sekitar tidak membentuk
kebudayaan, tetapi hanya menghasilkan pembiasaaan saja. Hal ini karena binatang
tidak dibekali akal budi, tetapi hanya nafsu dan naluri tingkat rendah.
Karena manusia pencipta kebudayaan maka manusia adalah makhluk
berbudaya. Kebudayaan adalah ekspresi eksistensi manusia di dunia. Dengan
kebudayaannya, manusia mampu menampakakan jejak-jejaknya dalam panggung
sejarah dunia.
Norma etik ditujukan kepada umat mnusia agar terbentuk kebaikan akhlak
pribadi guna penyempurnaan manusia dan melarang manusia melakukan perbuatan
jahat. Membunuh, berzina, mencuri, dan sebagainya tidak hanya dilarang oleh
norma kepercayaan atau keagamaan saja, tetapi dirasakan juga sebagai bertentangan
dengan (norma) kesusilaan dalam setiap ati nuran manusia. Norma etik hanya
membebani manusia dengan kewajiban-kewajiban saja.
Asal atau sumber norma etik adalah dari manusia sendiri yang bersifat
otonom dan tidak ditujukan kepada sikap lahir,tetapi ditujukan kepada sikap batin
manusia. Batinya sendirilah yang mengancam perbuatan yang melanggar norma
kesusilaan dengan sanksi. Tidak ada kekuasaan didalam dirinya yang memaksakan
sanksi itu. Kalau terjadi pelanggaran norma etik, misalnya pencurian atau penipuan,
maka akan timbulah dalam hati nurani si pelanggar itu rasa penyesalan, rasa malu,
takut, dan merasa bersalah.
Norma etik atau norma moral menjadi acuan manusia dalam berperilaku.
Dengan norma etik, manusia bias membedakan mana perilaku yang baik dan mana
perilaku yang buruk. Norma etk menjadi semacam das sollen untuk berperilaku
baik. Manusia yang beretika berarti perilaku manusia itu baik sesuai dengan normanorma etik.
Budaya atau kebudayaan adalah hasil cipta, ras, dan karsa manusia. Manusia
yang beretikan akan menghasilkan budaya yang memiliki nilai-nilai etik pula. Etika
berbudaya mengandung tuntutan/keharusan bahwa budaya yang diciptakan manusia
mengandung nilai-nilai etik yang kurang lebih bersifat universal atau diterima
sebagian besar orang. Budaya yang memiliki nilai-nilai etik adalah budaya yang
mampu menjaga, mempertahankan, bahkan mampu meningkatan harkat dan
martabat manusia itu sendiri. Sebaliknya, budaya yang tidak beretika adalah
kebudayaan yang akan merendahkan atau bahkan menghancurkan martabat
manusia.
2.5
Problematika Kebudayaan
Kenudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang
berbeda-beda menghasilkan keraganman kebudayaan. Tiap persekutuaan hidup
manusia (masyarakat, suku, atau bangsa) memiliki kebudayaan sendiri yang
berbeda dengan kebudayaan kelompok lain. Kebudayaan yang dimiliki kelompok
manusia membentuk cirri dan menjadi perbedaan dengan kelompok lain. Dengan
demikian, kebudayaan merupakan identitas dari persekutuan hidup manusia.
Dalam rangka pemenuhan hidupnya manusia akan berinteraksi dengan
manusia lain, masyarakat berhubungan dengan masyarakat lain, demikian pula
terjadi hubungan antar persekutuan hidup manusia dari waktuke waktu dan terus
berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Kebudayaaan yang ada ikut pula
mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai
pemilik kebudayaaan. Berkaitan dengan hal tersebut kita mengenal adanya
pewarisan kebudayaan, perubahan kebudayaan, dan penyebaran kebudayaa.
1. Pewarisan kebudayaan
Pewarisan kebudayana adalah proses pemindahan, penelusuran, pemilikan,
dan pemakaian kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan.
Pewarisan budaya bersifat vertical artinya budaya diwariskan dari generasi
terdahulu kepada generasi berikutnya untuk digunakan dan selanjutnya diteruskan
kepada generasi yang akan dating.
Pewarisan kebudayaan dapat dilakukan melalui enkulturasi dan sosialisasi.
Enkulturasi atau pembudayaan adalah proses mempelajari dan menyesuaikan
pikiran dan sikap individu dengan system norma, adat dan peraturan hidup dalam
Pertama, aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan,
melainkan individual. Kebudayaan barat yang masuk kedunia timur pada abad ke 19
tidak masuk secara keseluruhan. Dunia timur tidak menganbil budaya barat secara
keseluruhan, tetapi unsure tertentu, yaitu teknologi. Teknologi merupakan unsure
yang paling mudah diserap. Industrialisasi di Negara-negara timur merupakan
pengaruh dari kebudayaan barat.
Kedua, kekuatan menembus suatu budaya berbanding terbalik dengan
nilainya. Makin tinggi dan dalam aspek budayanya, makin sulit untuk diterima.
Contoh religis adalah lapisan dalam dari budaya. Religi orang barat (Kristen)sulit
diterima oleh orang timur disbanding teknologinya. Alasanya, religi merupakan
budaya yang paling dalam dan tinggi, sedangkan teknologi merupakan lapisan luar
dari budaya.
Ketiga, jika satu unsure budaya masuk makan akan menarik unsure budaya
lain. Unsur teknologi asing yang diadopsi akan membawa masuk pula nilai budaya
asing melalui orang-orang asing yang bekerja di industry teknologi tersebut.
Keempat, aspek atau unsur budaya yang di tanah asalnya tidak berbahaya,
bisa menjadi bahaya bagi masyarakat yang didatangi. Dalam hal ini, Toynbee
memberikan contoh nasionalisme. Nasionalisme sebagai hasil evolusi social budaya
dan menjadi sebab tunbuhnya Negara-negara nasional di Eropa abad ke-19 justru
memecah belah system kenegaraan di dunia Timut, seperti kesultanan dan
kekhalifahan di Timur Tengah.
Penyebaran kebudayaaan (difusi) bias menimbulkan masalah. Masyarakat
penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya
asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan
barat pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat
member dampak negative bagi perilaku sebagai masyarakt Indonesia. Misalnya,
pola hidup konsumtif, hedonism, prasmatis, dan individualistic. Akibatnya, nilai
budaya bangsa seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bias hilang
dari masyarakat Indonesia.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa manusia dan budaya tidak dapat
dipisahkan. Budaya merupakan perwujudan dari ide dan gagasan manusia. Sedangkan
kebudayaan adalah kristalisasi dari berbagai pemikiran manusia. Sehingga tingkat
kebudayaan suatu bangsa akan berbanding lurus dengan tingkat pemikiran dan
peradaban bangsa tersebut. Manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan yaitu
manusia yang telah dilengkapi Tuhan dengan akal