You are on page 1of 14

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

(KTSP)

MAKALAH

Disusun Oleh:
Eka L. Koncara, S.Pd.I.

SD NEGERI 2 CIBOGOGIRANG
UPTD PEMBINAAN TK-SD DAN PLS KEC. PLERED
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN PURWAKARTA

2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah
ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk sekedar memperkaya pustaka di lingkungan SD
Negeri 2 Cibogogirang, dengan judul “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)”.
Terima kasih banyak kami haturkan kepada semua pihak yang telah
mendukung hingga rampungnya makalah ini. Mohon maaf atas segala
kekurangannya.
Demikianlah, semoga bermanfaat.

Purwakarta, Maret 2010


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
A. Kurikulum ...................................................................................... 2
B. Pengembangan Kurikulum ............................................................ 3
C. Keunggulan dan Kelemahan KTSP ............................................... 8
BAB III PENUTUP............................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian
dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi
yang ada di daerah.
Guru merupakan salah satu unsur yang mengimplementasikan kurikulum
dalam profesinya sebagai tenaga pendidik, di mana ia harus menguasai betul
tentang kurikulum dan bagaimana pengembangan serta pelaksanaannya di
lapangan. Dalam hal ini, guru dituntut untuk seprofesional mungkin dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga dapat menghasilkan output yang maksimal.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk
mengangkat sebuah judul makalah, yaitu ”Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)”.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis akan membahas beberapa masalah yang
berkaitan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yaitu:
1. Apa pengertian kurikulum dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan?
2. Bagaimana proses pengembangan kurikulum?
3. Apa saja keunggulan dan kelemahan KTSP?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian
dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua
jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran
itu maka dikembangkanlah apa yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan
di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 bahwa Kurikulum Satuan Pendidikan
pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada standar isi dan
standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada paduan dari Badan Standar
Nasional Pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/ pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

2
B. Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah suatu proses di mana berbagai unsur
pelaksana kurikulum harus mampu mengembangkan dan mengimplementasikan
suatu kurikulum dalam dunia pendidikan, dalam hal ini adalah sekolah.
Kurikulum yang semula hanya berupa rumusan dan rencana, harus dapat
direalisasikan dalam proses pendidikan yang akan dilaksanakan setelah melalui
proses pengembangan kurikulum.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengembangan
kurikulum antara lain:
1. Relevansi pengembangan kurikulum
a. Relevansi ke luar, di mana komponen-komponen kurikulum
disesuaikan dengan tuntutan, kebutuhan, perkembangan masyarakat.
b. Relevansi ke dalam, yaitu adanya konsistensi antar komponen-
komponen kurikulum dengan keterpaduan internal.
2. Fleksibilitas, maksudnya keadaan kurikulum solid, tetapi pada
pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian dengan kebutuhan
di lapangan.
3. Kontinuitas, yaitu adanya kesinambungan antara item satu dengan yang
lainnya, sehingga proses belajar siswa menjadi lebih terarah.
4. Praktis, atau disebut efisien, yaitu pelaksanaan proses pengembangan
dilakukan dengan biaya yang murah dan dapat dilaksanakan dengan
mudah.
5. Efektivitas, proses pengembangan yang menuntut keberhasilan yang tinggi
baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Beberapa prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum:
1. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
 Ketentuan/kebijakan pemerintah
 Survey persepsi orang tua
 Survey pandangan para ahli
 Pengalaman negara lain
 Penelitian

3
2. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
 Penjabaran tujuan ke dalam bentuk pengalaman belajar yang
diharapkan
 Isi meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan
 Disusun berdasarkan urutan logis dan sistematis
3. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
 Keselarasan pemilihan metode
 Memperhatikan perbedaan individual
 Pencapaian aspek kognitif, afektif, skills
4. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media
 Ketersediaan alat yang sesuai dengan situasi
 Pengorganisasian alat dan bahan
 Pengintegrasian ke dalam proses
5. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
 Kesesuaian dengan isi dan tingkat perkembangan siswa
 Waktu
 Administrasi penilaian
Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh pada pengembangan
kurikulum, antara lain:
1. Perguruan tinggi, sebagai pengembang dan penjelajah ilmu pengetahuan.
2. Masyarakat, di mana sekolah harus melayani aspirasi masyarakat
(terutama dunia usaha sangat berpengaruh).
3. Sistem nilai, yaitu nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat harus
terintegrasi dalam kurikulum karena nilai-nilai tersebut bersifat heterogen
dan multifaset.
Beberapa hambatan dalam pengembangan kurikulum antara lain:
1. Faktor guru
2. Masyarakat
3. Biaya
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan nasional.Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi,

4
proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar
nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003)
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional
Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan
menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI dan SKL
serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti
ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005,
antara lain:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur
KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32
ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37
ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang
mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1),
(2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal
8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3),
(4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat
(1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal
20.
3. Standar Isi, yang mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum,
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata
pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan

5
dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun
2006.
4. Standar Kompetensi Lulusan, merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang
ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.
KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok
atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau
kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi
untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL
dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP,
serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP
untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan
provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum
yang disusun oleh BSNP .
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada
peserta didik.
2. Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis
pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan

6
lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders)
untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia
kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan
berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup
keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses
pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara
unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang
serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah
harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).

7
C. Keunggulan dan Kelemahan KTSP
KTSP yang juga merupakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
memiliki berbagai keunggulan dan kelemahan. Keunggulan konsep ini, meski
bukan format satu-satunya untuk mengantisipasi permasalahan pendidikan, namun
secara umum, KTSP bisa ‘diandalkan’ menjadi patokan menghadapi tantangan
masa depan dengan pembekalan keterampilan pada peserta didik. Keunggulan
lain, KTSP memiliki kemampuan beradaptasi dengan daerah, setempat, karena
keterampilan yang diajarkan berdasarkan pada lingkungan dan kemampuan
peserta didik. Di samping itu juga adanya penghargaan bagi pribadi peserta didik.
Peserta didik yang mampu menyerap materi dengan cepat akan diberi tambahan
materi sebagai pengayaan, dan peserta didik yang kurang akan ditangani oleh guru
dengan penuh kesabaran dengan mengulang materinya atau memberi remedial.
Peserta didik juga diajak bicara, diskusi, wawancara dan membahas masalah-
masalah yang kontekstual, yang dalam kenyataannya memang diperlukan
sehingga peserta didik menjadi lebih mengerti dan menjiwai permasalahannya
karena sesuai dengan keadaan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Peserta
didik tidak hanya dituntut untuk menghafal namun yang lebih penting adalah
belajar proses sehingga mendorong peserta didik untuk meneliti dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, kesulitan yang mungkin saja timbul dari pelaksanaan KTSP ini
adalah diperlukannya waktu yang cukup oleh pendidik dalam membina
perkembangan peserta didiknya, terutama peserta didik yang berkemampuan di
bawah rata-rata. Kenyataan membuktikan, kondisi sosial dan ekonomi yang
menghimpit kesejahteraan hidup para guru, menyebabkan mereka kurang
berkonsentrasi dalam proses pembelajaran. Belum lagi mengingat kualitas guru
yang kurang merata di setiap daerah. Ini artinya, KTSP menghadapi kendala daya
kreativitas dan beragamnya kapasitas guru untuk membuat kurikulum sendiri.
Kendala lain, KTSP menuntut kemampuan guru dalam menjalankan pembelajaran
berbasis kompetensi dengan merencanakan sendiri bagaimana strategi yang tepat
diterapkan sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah setempat. Di samping
masalah fasilitas pendidikan di sekolah yang masih sangat minim. Padahal konsep
ini lebih menitikberatkan pada praktek di lapangan sesuai dengan kompetensi

8
yang dimiliki dibanding teori semata. Kendala lain yang dialami guru adalah
ketidakpahaman mengenai apa dan bagaimana melakukan evaluasi dengan
portofolio. Karena ketidakpahaman ini mereka kembali kepada pola assessment
lama dengan tes-tes dan ulangan-ulangan yang cognitive-based semata. Tidak
adanya model sekolah yang bisa dijadikan sebagai rujukan membuat para guru
tidak mampu melakukan perubahan, apalagi lompatan, dalam proses peningkatan
kegiatan belajar mengajarnya.
Berkenaan dengan tidak adanya target materi dalam KTSP, di satu pihak
KTSP menekankan kompetensi peserta didik yang berarti proses belajar harus
diperhatikan oleh guru, di pihak lain materi meskipun tidak diprioritaskan tetapi
akhirnya harus diselesaikan juga. Dengan demikian guru harus berpacu dengan
waktu, sementara proses belajar tidak dapat dipastikan keberhasilannya. Hal ini
berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta didik yang dibinanya, yang
berujung pada penolakan kebijakan pemerintah tentang Ujian Nasional (UN)
sebagai dasar penentuan kelulusan peserta didiknya.

9
BAB III
PENUTUP

Dengan demikian, dari pembahasan di atas dapat kita tarik kesimpulan


sebagai berikut:

1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi


dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
2. Pengembangan kurikulum adalah suatu proses di mana berbagai unsur
pelaksana kurikulum harus mampu mengembangkan dan
mengimplementasikan suatu kurikulum dalam dunia pendidikan, dalam hal ini
adalah sekolah. Kurikulum yang semula hanya berupa rumusan dan rencana,
harus dapat direalisasikan dalam proses pendidikan yang akan dilaksanakan
setelah melalui proses pengembangan kurikulum.
3. Guru profesional adalah guru yang: memiliki bakat, minat, panggilan jiwa,
dan idealisme; memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; memiliki kualifikasi akademik dan
latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; serta memiliki
kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
4. Salah satu kemampuan pokok yang wajib dikuasai oleh seorang guru
profesional adalah merencanakan, mengembangkan dan melaksanakan
kurikulum dalam setiap proses pengajarannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. http://id.wikipedia.org/wiki/ Januari 2010

PP Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan, Jakarta

UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


Jakarta

11

You might also like