Professional Documents
Culture Documents
Kendra Hartaya
Pusat Teknologi Dirgantara Terapan
LAPAN Rumpin Bogor 021-75790037, 02170895998
kendra19838@yahoo.co.id
Abstrak
Telah dilakukan penelitian pembuatan nitroselulos dari bahan baku selulose (Kapas)
teknis yang diperoleh secara bebas di pasaran. Pembuatan dilakukan dengan reaksi nitrasi
sederhana menggunakan HNO3 dalam media H2SO4. Nitroselulos yang dihasilkan digunakan
sebagai komponen utama bahan bakar roket senjata FFAR (Fin Folded Aerial Rocket). Reaksi
nitrasi yang dilakukan dengan mempertimbangkan banyaknya selulos yang bisa dicelupkan
kedalam campuran asam, dan melihat perbandingan optimal dari literatur. Hal ini dilakukan
karena reaktan selulos berfasa padat yang berbeda fasa reaktan asam.
Dari komposisi literatur, dihasilkan nitroselulos 115 gram memerlukan HNO3 30 cc,
H2SO4 40 cc dan reaksi selama 1 jam. Uji bakar terhadap hasil nitroselulos menunjukkan nyala
yang menjilat yang khas bagi bahan eksplosif. Uji dengan Fourier Transform Infrared (FTIR)
terdapat puncak-puncak yang menunjukkan gugus fungsi nitrat (-NO2).
Abstract
The Nitrocellulose has bee prepared with nitration to cellulos. The nitration is conducted
by using nitric acid in sulphuric acid media. The raw material, used to nitration process here, is
technical grade with easy to be achieved in market. The nitrocellulose resulted can be used as
main component for militer rocket. The strategy for preparing a nitrocellulose is in which by
considering how much cellulose can be under mixing of both acid. In the literature, each 115 gr
cellulose requires HNO3 30 cc and H2SO4 40 cc.
As a result, the nitrocellulose is resulted from nitration process as long as 1 hours at
temperature below 15oC. From burnig test, it shows that flame of nitrocellulose is flatter,
characteristics for explosive material, especially propellant. The chemical test, FTIR shows peak
of 1390-1260 cm-1 for group –NO2 in nitrocellulose.
PENDAHULUAN
Penelitian teknologi dirgantara adalah adalah bagian tugas fungsi negara yang
dibebankan kepada Lapan. Penelitian dan pengembangan peroketan adalah salah satu
bagian itu. Selama ini Lapan mengembangkan roket berbahan bakar padat komposit
dengan binder HTPB dan oksidator amonium perklorat, dan sedikit bahan aditif bubuk
aluminium. Komponen bahan bakar tersebut diadakan secara mengimpor dari luar.
Kemandirian penguasaan pembuatan komponen bahan bakar adalah mutlak dilakukan
oleh suatu negara. Hal ini mengingat pengadaan bahan-bahan tersebut bersifat strategis.
Roket FFAR (Fin Folded Aerial Rocket) adalah roket senjata yang digunakan
oleh angkatan perang kita. Roket ini menggunakan bahan bakar double base yang
komponen utamanya adalah nitrogliserin dan nitroselulosa. Penguasaan roket senjata ini
juga tidak lepas dari kemandirian dalam hal penguasaan pembuatan bahan bakar tersebut.
Pada tahap awal pembuatan bahan bakar untuk roket ini relatif lebih mudah karena
bahan-bahan baku utama tersedia di pasaran baik yang murni atau yang teknis.
Dalam makalah ini disajikan pembuatan nitroselulosa berikut pengujiannya.
Nitroselulosa dibuat dengan menggunakan bahan teknis yaitu asam nitrat, asam sulfat,
selulosa (kapas). Pengujian dilakukan dengan uji bakar untuk menunjukkan keberhasilan
percobaan dengan membandingkan uji bakar selulosa sebelum dan sesudah reaksi. Uji
kimia dilakukan dengan uji FTIR untuk menunjukkan keberhasilan reaksi substitusi
gugus hidroksil (-OH) dalam selulosa oleh gugus nitro (-NO2) membentuk nitroselulos.
TINJAUAN PUSTAKA
Double base adalah bahan bakar roket FFAR yang komponen utamanya
nitrogliserin dan nitroselulos. Jika komponen utama hanya nitroselulosa maka disebut
single base. Jika kedalam double base ditambah nnitroguanidin maka dihasilkan triple
base. Dikatakan single base karena bahan bakar (fuel) dan oksidan sudah menyatu di
dalam senyawa kimia tersebut. Jadi di dalam nitrogliserin, nitroselulosa, atau
nitroguanidin masing-masing senyawa tersebut terdapat fuel dan oksidator. Penambahan
oksidator dari luar kedalamnya akan dihasilkan propelan double base dengan modifikasi
komposit (CMDB, Composite Modified Double Base). Keistimewaan roket double base
adalah tidak berasap sehingga tidak menimbulkan jejak, dengan laju awal sangat cepat
sehingga cocok untuk roket senjata.
Nitrocellulosa (gambar 1) dibuat dengan nitrasi terhadap selulosa (Gambar 2 di
bawah) menggunakan campuran asam nitrat dan asam sulfat.dengan air dengan atau
tanpa pengadukan. Komposisi reaktan diatur agar dihasilkan nitroselulose dengan kadar
N 12,2%. Nitroselulose yg dihasilkan distabilkan dengan memanaskan dalam asam panas
diikuti dengan larutan natrium karbonat encer panas. Kemudian dibuat bubur halus agar
bisa melarut cepat dalam nitrogliserin.
+ 6+NO2 +6H2O
HASIL PERCOBAAN
Pembahasan
Dari gambar nyala bakar selulosa sebelum dan sesudah dibuat menjadi
nitroselulosa ada perbedaan kualitas nyalanya, yaitu nyala biasa dan nyala yang menjilat
yang khas bagi nyala bahan eksplosiv. Maka dari sini bisa dinyatakan bahwa pembuatan
nitroselulosa sudah berhasil. Dengan kata lain, kapas hasil reaksi mengandung gugus
nitro (-NO2). Pernyataan ini diperkuat oleh uji kimia Fourier Transform Infrared (FTIR),
yaitu bahwa gugus –NO2 terdapat dalam sampel pada puncak antara 1390-1260 cm-1.
namun begitu reaksi nitrasi bisa dikatakan belum selesai mengingat masih adanya puncak
gugus hidroksil (-OH) pada puncak 3600-3200 cm-1. Puncak ini bisa disebabkan
kemungkinan oleh reaksi balik atau selulosa sisa reaksi.
Dalam nitroselulosa (berat molekul 162) terdapat 3 gugus OH untuk diganti
dengan 3 gugus –NO2 melalui proses nitrasi. Sehingga, bisa berlangsung monosubstitusi
(penggantian 1 gugus), disubstitusi, trisubstitusi. Oleh karena itu bisa ditabelkan
perubahan berat molekul yang terjadi, yaitu :
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diuraikan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
Nitroselulosa dapat dibuat dengan reaksi nitrasi terhadap selulosa menggunakan
asam nitrat dalam media asam sulfat.
Reaksi nitrasi adalah reaksi substitusi (penggantian) gugus –OH dalam selulosa
dengan gugus –NO2 dari asam nitrat dan dihasilkan nitroselulosa atau selulosa
nitrat.
Tingkat keberhasilan pembuatan diukur dengan nyala bakar selulosa sebelum dan
sesudah reaksi nitrasi. Hasil bakar menunjukkan nyala yang menjilat yang khas
bagi bahan eksplosiv (bahan bakar roket)
Uji kimia dilakukan FTIR terhadap sampel nitroselulosa hasil percobaan.
Keberhasilan pembuatan ditunjukkan adanya puncak gugus –NO2 pada 1390-
1260 cm-1. adanya puncak 3600-3200 cm-1 menunjukkan adanya selulosa yang
tidak bereaksi.
DAFTAR PUSTAKA
FORDHAM, S., 1980, Heigh Explosives and Propellants, edisi II, Pergamonpress, New
York
Selwitz, Charles., 1988, Cellulose Nitrate in Conservation,
Urbanski, Tadeusz, 1963, Chemistry and Technology of Explosive, Jilid II, Pergamon
Akhavane, Jacqueline, The Chemistry of Explosive, RSC Paperback
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih penulis sampaikan kepada Prof Sukandi Nasir Rohili sebagai kepala
kelompok penelitian pembuatan Propelan Double Base. Dengan kegiatan itu berhasil
diwujudkan tulisan ini. Tak lupa penulis sampaikan kepada peneliti lainnya seperti Prof.
Loekman Staibi, Bpk. HM Chawari, Ibu Geni Rosita, Dr. Heri BW, dan para teknisi yang
telah membantu dalam melaksanakan penelitian. Semoga jerih payah mereka menjadikan
mereka lebih baik di masa mendatang. Amien
DISKUSI
Jawab
Pada prinsipnya semua bahan bisa digunakan untuk membuat nitroselulosa asal
mengandung selulosa, misalnya kayu.
Sulistyo atmadi
Pertanyaan
Kalau begitu bisa digunakan juga sisa-sisa pakaian kita untuk membuat nitroselulosa ?
Jawab
Sekali lagi saya tegaskan bahan apa saja bisa digunakan untuk membuat nitroselulosa
asal memiliki kandungan selulosa.
Jawab
Pada prinsipnya pengenceran asam itu kan asam ditambah aquades. Jadi dalam hal ini
asam yang lebih pekat dimasukkan dulu kedalam reaktor baru ditambahkan asam yang
lebih encer. Dalam percobaan ini asam sulfat lebih pekat sehingga masukkan dulu asam
sulfat lalu masukkan lagi asam nitrat. Baru masukkan selulosa kedalam reaktor.