You are on page 1of 15

INTERAKSI SOSIAL

A. PENDAHULUAN

Agar dapat berkembang dengan baik, manusia memerlukan interaksi dengan

sesamanya. Keterlambatan dalam proses interaksi sosial, akan membuat seseorang

tidak mampu berkembang sebagaimana layaknya manusia.

B. INTERAKSI SOSIAL

Dalam hidup bermasyarakat, kita selalu berinteraksi dengan orang lain, baik

secara sadar maupun tidak. Salah satu contoh interaksi sederhana yang sering sekali

terjadi antara anggota masyarakat adalah berpapasan ketika sedang berjalan di trotoar

atau jalan.

Soerjono Soekanto (1990 : 67) walaupun orang-orag yang bertemu di jalan

tidak saling berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah

terjadi. Karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan

perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan,

yang disebabkan oleh misalnya bau keringat, minyak wangi, suara berjalan dan

sebagainya.

Erving Goffman (sebagaimana dikutip Giddens (1994 : 89) berpendapat

bahwa dalam kejadian di atas telah terjadi “civil inattention” (ketidakpedulian damai

atau ketidakpedulian yang sopan), yang sebenarnya berbeda dengan mengabaikan

sama sekali orang lain karena masing-masing individu sadar akan kehadiran orang

lain, tetapi menghindari gerakan atau bahasa tubuh yang mungkin dianggap

mengganggu.
1. Pengertian Interaksi Sosial

Macionis (1997 : 149) mendefinisikan interaksi sosial sebagai proses

bertindak (aksi) dan memblas tindakan (reaksi) yang dilakukan seseorang dalam

hubungannya dengan orang lain.

Broom & Selznic (1961 : 11) menyebut interaksi sosial sebagai proses

bertindak yang dilandasi oleh kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan

respon (tindakan balasan) sesuai dengan tindakan orang lain.

2. Proses Terjadinya Interaksi Sosial

Interaksi sosial terjadi karena adanya dua pihak yang saling kontak dan

melakukan komunikasi. Secara harfiah, kontak berarti “bersama-sama menyentuh”.

Dalam sosiologi, istilah kontak diartikan sebagai “hubungan dengan orang lain”.

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang

lain melalui berbagai sarana komunikasi. Sarana utama dalam komunikasi

antarmanusia adalah bahasa. Komunikasi menggunakan bahasa disebut komunikasi

verbal.

Selain menggunakan bahasa komunikasi juga dapat dilakukan dengan

menggunakan ekspresi wajah (tertawa, menangis, tersenyum, cemberut, mengerenyit,

mengerling) dan gerakan tubuh (menggelengkan kepala, mengangguk, membungkuk,

mengangkat bahu, menarik napas panjang, melambaikan tangan, menggerakkan ibu

jari atau telunjuk).


3. Faktor-faktor Pendorong Terjadi Interaksi Sosial

Faktor dari dalam diri seseorang

a. Dorongan kodrati sebagai makhluk sosial

Pada hakekatnya, manusia adalah makhluk pribadi dan sekaligus makhluk

sosial. Menurut Howard Gardner, setiap manusia memiliki potensi kecerdasan

antarpribadi, yaitu kecerdasan dalam mengelola hubungan dengan orang lain.

b. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan

Kebutuhan akan rasa aman, kasih sayang, diterima, dihargai dan lain

sebagainya jelas memerlukan orang lain sebagai sumber pemenuhannya.

c. Dorongan untuk mengembangkan diri dan mempengaruhi orang lain

Manusia juga memiliki potensi dan kehendak untuk mengembangkan diri

sendiri dan sesamanya. Upaya pengembangan pribadi tersebut antara lain dilakukan

dengan melakukan imitasi dan identifikasi. Dalam rangka imitasi dan identifikasi

itulah seseorang didorong untuk melakukan interaksi sosial.

• Imitasi adalah tindakan seseorang meniru sikap, penampilan, gaya hidup dan

bahkan segala sesuatu yang dimiliki orang lain. Misalnya, imitasi seorang remaja

terhadap artis idolanya. Imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi

kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Hal itu ditentukan oleh figur yang

diimitasi oleh seseorang. Imitasi juga dapat melemahkan atau bahkan mematikan

pengembangan daya kreasi seseorang.

• Identifikasi adalah usaha seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain.

Dalam identifikasi terjadi proses pembentukan kepribadian. Identifikasi

mengakibatkan terjadinya pengaruh-pengaruh yang lebih mendalam ketimbang

proses imitasi.
Selain mengembangkan diri sendiri, masnusia juga mempunyai kepedulian

terhadap orang lain. Oleh karena itu, seseorang mungkin memberikan sugesti,

motivasi dan simpati kepada orang lain.

• Sugesti adalah pandangan atau pengaruh yang diberikan oleh seseorang kepada

orang lain sehingga orang lain itu menuruti isi pandangan atau pengaruh tersebut.

Sugesti lazimnya berkonotasi negatif karena mampu mendorong orang untuk

bertindak secara emosional dan tak rasional.

• Motivasi adalah pandangan atau pengaruh yang diberikan oleh seseorang kepada

orang lain sehingga orang itu menuruti isi pandangan atau pengaruh tersebut

secara kritis dan bertanggung jawab. Dengan demikian, motivasi lebih

berkonotasi positif.

• Simpati adalah perasaan tertarik kepada pihak lain yang mendorong keinginan

untuk memahami dan bekerja dengan pihak lain.

Faktor dari individu

Interaksi sosial selalu terjadi karena ada aksi dan reaksi diantara pihak-pihak

yang terlibat didalamnya.

4. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Proses sosial adalah perilaku berulang yang dipergunakan oleh seseorang

dalam berinteraksi dengan orang lain (interaksi sosial). Horton (1983 : 74)

menyebutkan ada 5 (lima) kemungkinan bentuk proses sosial :


Kerja Sama (Cooperation)

Kerjasama adalah usaha bersama antar manusia untuk mencapai tujuan

bersama. Suatu bentuk interaksi sosial individu-individu atau kelompok-kelompok

berusaha saling menolong untuk mencapai tujuan bersama atau mengoordinasikan

kegiatan mereka guna mencapai tujuan bersama.

Persaingan/Kompetensi (Competition)

Persaingan adalah usaha untuk melakukan sesuatu secara lebih baik

dibandingkan orang atau kelompok lain dalam mencapai tujuan.

a. Terjadinya persaingan

Apabila pemenuhan kebutuhan dan keinginan orang/kelompok tidak cocok

dengan kebutuhan atau keinginan orang/kelompok lain. Persaingan hanya akan

muncul apabila :

• Sesuatu dibutuhkan dan diinginkan oleh dua atau lebih pihak

• Tersedia dalam jumlah yang terbatas sehingga tak semua kebutuhan dan

keinginan dapat dipenuhi.

b. Mengurangi atau menghilangkan persaingan

Diferensiasi adalah proses menciptakan hal-hal yang berlainan sehingga

mendorong orang atau kelompok untuk menginginkan hal yang berbeda daripada hal

yang sama.

c. Akibat suatu persaingan

Pribadi yang dihasilkan dari persaingan adalah pribadi yang “tegaan”, rakus,

tidak sensitif pada orang lain, cemas, dan ketakutan. Secara sosial, persaingan
berfungsi sebagai sarana mengalokasikan hal-hal yang langka. Persaingan juga dapat

mendorong inovasi dan perubahan sosial.

Konflik/Pertentangan (Conflict)

Konflik adalah proses dimana orang atau kelompok berusaha memperoleh

sesuatu (imbalan tertentu) dengan cara melemahkan atu menghilangkan pesaing atau

kompetitor lain, bukan hanya mencoba tampil lebih baik seperti dalam kompetisi.

a. Terjadinya konflik

Konflik antarpribadi bersifat personal, sedang konflik antarkelompok bersifat

impersonal. Artinya, dalam konflik antarkelompok, sasaran konflik bukan masing-

masing individu anggota kelompok melainkan kelompok sebagai keseluruhan.

b. Akibat konflik

Akibat negatif akan melahirkan kepribadian yang membenci musuh, kejam,

“tegaan”, dan sulit memahami. Sementara akibat positif misalnya bersedia berkorban

demi kelompok dan meningkatkan kesatuan atau solidaritas kelompok.

c. Fungsi konflik

Secara sosial, konflik dapat berfungsi :

• Merumuskan dan menyelesaikan persoalan

• Meningkatkan kesatuan, solidaritas dan kehendak untuk berkorban bagi kelompok

(bagi masing-masing kelompok yang berkonflik)

• Mempercepat perubahan sosial.


Akomodasi (Accommodation)

Akomodasi adalah proses mencapai persetujuan sementara di antara pihak-

pihak yang sedang atau mempunyai potensi untuk berkonflik.

a. Pengalihan sasaran (Displacement)

Displacement adalah penyelesaian konflik dengan cara menggantikannya

dengan konflik lain. Displacement tidak memecahkan konflik lama, hanya

memindahkan kemarahan seseorang kedalam konflik baru sehngga konflik lama tak

muncul lagi.

b. Subordinasi

Subordinasi adalah bentuk akomodasi dimana pihak yang lemah menerima

kehendak pihak yang kuat.

c. Kompromi

Kompromi adalah proses penyelesaian masalah dimana kedua belah pihak

saling memberikan konsesi (persetujuan tertentu atau saling memberi dan saling

menerima) sehingga masing-masing pihak berada dalam kedudukan yang seimbang.

Kompromi diupayakan melalui mediasi, konsiliasi dan arbitrase (perantara).

Mediasi dan konsiliasi bermakna sama, yaitu upaya pihak ketiga untuk menolong

para pihak (yang berkonflik) mencapai suatu persetujuan. Sedang dalam arbitrase,

pihak penengah membuat keputusan yang disetujui oleh para pihak yang berkonflik.

d. Toleransi

Toleransi adalah bentuk akomodasi dimana para pihak setuju untuk

berinteraksi secara damai tanpa penyelesaian persoalan atau perbedaan diantara

mereka.
e. Prosedur penyelesaian konflik yang melembaga

Dalam masyarakat modern, sistem peradilan berfungsi sebagai wahana

penyelesaian konflik secara melembaga.

Asimilasi (Assimilation)

Asimilasi adalah proses peleburan beberapa kebudayaan menjadi satu,

sehingga akar konflik yang bersumber pada perbedaan kebudayaan terhapus.

C. INTERAKSI SOSIAL DAN POLA KETERATURAN SOSIAL

1. Intitusi atau Lembaga Sosial

Pengertian

Institusi sosial istilah bahasa Inggris “social institution”. (a) Serangkaian nilai

dan norma sosial, serta (b) Bentuk dan susunan sosial.

Soerjono Soekanto, lebih suka menerjemahkan istilah social institution

sebagai lembaga kemasyarakatan atau lembaga sosial. Alasannya karena “pengertian

lembaga lebih menunjuk pada sesuatu bentuk, sekaligus juga mengandung pengertian

yang abstrak perihal adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu yang

menjadi ciri lembaga tersebut.

Koentjaraningrat, dilain pihak, lebih mengutamakan aspek sistem norma dari

institusi sosial. Ia menejemahkan kata institusi sebagai pranata. Suatu sistem tata

kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi

kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.

Horton & Hunt (1983 : 41) juga mendefinisikan institusi sosial sebagai sistem

terorganisir dari norma-norma sosial dan hubungan-hubungan yang menyatukan


nilai-nilai dan prosedur-prosedur tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar

masyarakat.

Proses terbentuknya institusi sosial

Melalui proses pemecahan masalah bersama, secara bertahap muncul pola

perilaku baku dan berkembang pula nilai dan norma dari perilaku tersebut. Proses

berkembangnya pola-pola kelakuan yang dibakukan dan yang dipersatukan dengan

struktur normatif masyarakat disebut sebagai proses pelembagaan atau

institusionalisasi.

Fungsi institusi sosial

Fungsi manifes adalah fungsi yang jelas, tampak, disengaja dan diakui.

Sedangan fungsi laten adalah fungsi yang tidak tampak, tidak disengaja dan mungkin

tidak diakui.

2. Kelompok Sosial

Pengertian

Kerumunan adalah kumpulan orang yang bersifat sementara yang mungkin

saling berinteraksi atau tidak sama sekali.

Kelompok adalah sejumlah orang yang memiliki norma, nilai dan harapan

yang sama, yang secara sengaja dan teratur saling berinteraksi. Anggota kelompok

adalah orang yang memiliki kepentingan yang sama dan memiliki beberapa landasan

interaksi yang sama.


Kelompok dapat terdiri atas dua orang (dyad/duo), tiga orang (tryad/trio),

empat orang (kwartet) dan seterusnya sampai puluhan atau bahkan ribuan orang.

Jenis-jenis Kelompok

Berdasarkan jumlah anggota, sifat hubungan antaranggota, dan tujuannya,

kelompok yang ada dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi :

a. Kelompok primer

Kelompok primer adalah kelompok yang jumlah aggotanya sedikit, walaupun

tidak setiap kelompok yang anggotanya sedikit adalah kelompok primer. Hubungan

antaranggota bersifat personal (saling kenal secara pribadi) dan mendalam, diwarnai

oleh kerjasama, sering bertatap muka dalam waktu lama, sehingga terbangun

keterlibatan perasaan yang dalam.

Tujuan berkelompok adalah membangun hubungan personal itu sendiri.

Contoh kelompok primer adalah keluarga dan kelompok teman sepermainan.

b. Kelompok sekunder

Kelompok sekunder adalah kelompok yang jumlah anggotanya banyak,

bersifat impersonal (tidak saling kenal secara pribadi), lebih diwarnai oleh kompetisi,

jarang bertatap muka dalam waktu lama, sehingga tidak terbangun hubungan yang

emosional.

Tujuan kelompok adalah untuk mencapai tujuan tertentu. Hubungan dalam

kelompok sekunder bersifat formal, impersonal, parsial dan dilandaskan pada

kemanfaatan kelompok semata. Contoh kelompok sekunder adalah organisasi buruh,

universitas, sekolah dan lain-lain.


Sementara itu, berdasarkan cara pandang seseorang terhadap berbagai

kelompok yang melingkupi hidupnya, kelompok dibedakan menjadi :

a. In-group

Semua kelompok dimana seseorang merasa menjadi anggotanya dan

mengharapkan pengakuan, kesetiaan dan pertolongan.

b. Out-group

Semua kelompok dimana seseorang merasa bukan sebagai anggotanya dan

mungkin akan menunjukkan permusuhan, kompetensi damai atau sekedar merasa

berbeda.

In-group dan out-group terpisahkan dalam hubungan permusuhan.

Proses Terbentuknya Kelompok

Kelompok akan terbentuk apabila ada motivasi atau keinginan untuk

membentuk kelompok dan ada kemampuan dari para anggotanya untuk mewujudkan

kehendak membentuk kelompok itu.

Kelompok dapat juga terbentuk melalui proses transformasi suatu kategori

sosial menjadi kelompok sosial.

Fungsi Kelompok

Kelompok primer berfungsi sebagai sarana pembentukan kepribadian.

Kelompok primer adalah sumber utama bagi keamanan emosi dan psikologis

seseorang, sekaligus merupakan tempat belajar tentang cara berinteraksi, saling

memberi dan menerima dalam bekerja dan bermain bersama.


Kelompok sekunder juga berperan bagi perkembangan kepribadian seseorang.

Kelompok sekunder lebih menonjol fungsinya sebagai sarana efektif pencapaian

tujuan seseorang.

3. Organisasi Sosial

Pengertian

Organisasi (sering disebut juga sebagai organisasi formal atau resmi) adalah

kelompok yang dibentuk dengan tujuan khusus dan ditata sedemikian rupa untuk

mencapai suatu bentuk yang lebih efisien.

Jenis-jenis Organisasi Sosial

a. Organisasi utilitarian

Organisasi utilitarian adalah organisasi yang menyediakan imbalan materi

pada para anggotanya.

b. Organisasi normatif

Organisasi normatif adalah organisasi yang dibentuk untuk mewujudkan

tujuan-tujuan yang secara normatif dianggap baik oleh para anggotanya.

c. Organisasi pemaksa

Organisasi pemaksa adalah organisasi yang berfungsi untuk melaksanakan

wewenang pemaksaan pada para anggotanya.

Pentingnya Organisasi Sosial

Salah satu organisasi yang penting dalam kehidupan masyarakat modern

adalah birokrasi. Birokrasi adalah model organisasi yang dirancang secara rasional
untuk mengerjakan tugas-tugas yang kompleks secara efisien. Organisasi birokrasi

ditandai oleh hal-hal berikut ini :

a. Spesialisasi. Setiap tugas dalam birokrasi dilaukan oleh petugas yang

dipersiapkan dan diberi tugas untuk itu.

b. Hierarki jabatan. Dalam birokrasi, jabtan-jabatan ditata dalam satu jenjang

hierarki tertentu. Setiap orang berda dalam pengawasan atasannya dan sekaligus

juga melakukan pengawasan terhadap bawahannya.

c. Peraturan dan ketentuan. Kinerja birokrasi diatur melalui serangkaian aturan dan

ketentuan yang dirancang secara rasional.

d. Kompetensi teknis. Organisasi birokrasi mensyaratkan agar setiap pegawai atau

pejabatnya memiliki kompetensi teknis sehingga mampu melaksanakan tugas-

tugasnya secara optimal dan efisien.

e. Impersonal. Organisasi birokrasi menegakkan aturan tanpa pandang bulu,

sehingga mendorong perlakuan yang sama kepada semua orang yang ada

didalamnya maupun yang dilayaninya.

f. Komunikasi resmi dan tertulis. Birokrasi tidak mengandalkan pada komunikasi

lisan dan informal, melainkan lebih mengandalkan komunikasi resmi dan tertulis

melalui memo dan laporan.

D. INTERAKSI SOSIAL DAN DINAMIKA KEHIDUPAN SOSIAL

1. Perubahan Sosial Akibat Interaksi Sosial

Perubahan sosial adalah perubahan pada struktur dan hubungan sosial. Proses

perubahan sosial mempunyai empat karakteristik atau ciri-ciri, antara lain sebagai

berikut :
a. Perubahan sosial terjadi dmana-mana, meskipun tingkat perubahan bervariasi dari

satu tempat dengan tempat lainnya.

b. Perubahan sosial kadang dilakukan dengan sengaja, namun lebih sering terjadi

secara tak terencana.

c. Perubahan sosial sering munculkan kontroversi.

d. Beberapa perubahan sosial lebih berdampak dibanding yang lain.

Macionis (1997 : 639) menyebut lima faktor penyebab perubahan sosial, yaitu

kebudayaan, konflik, ide-ide/gagasan, lingkungan alam dan demografi

(kependudukan). Sementara itu Horton & Hunt (1987 : 518-524) menyebutkan tujuh

fktor yang mempengaruhi tingkat perubahan sosial, yaitu lingkungan alam, perubahan

penduduk, kontak dan isolasi, struktur sosial, nilai dan sikap, kebutuhan masyarakat

dan basis kebudayaan.

2. Kerjasama dan Perubahan Sosial

Kerjasama adalah interaksi sosial ketika orang atau kelompok berusaha saling

menolong untuk mencapai tujuan bersama atau mengkoordinasikan kegiatan mereka

guna mencapai tujuan bersama.

Kerjasama antarindividu yang terarah pada tejadinya perubahan sosial,

misalnya tampak jelas dari berbagai kerjasama yang dilakukan oleh para perintis atau

antarpara ahli.

3. Kompetisi dan Perubahan Sosial

Perubahan sosial juga bisa terjadi melalui interaksi sosial dalam bentuk

kompetisi (Lauer, 2001 : 284). Kompetisi adalah usaha-usaha untuk mencapai suatu
tujuan dengan menggunakan cara yang lebih baik dibandingkan orang atau kelompok

lain.

4. Konflik dan Perubahan Sosial

Konflik juga bisa menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Konflik

berpengaruh efektif terhadap terjadinya perubahan sosial (Lauer, 2001 : 287).

Menurut Karl Marx, konflik antarkelas merupakan mesin penggerak kemajuan

masyarakat.

Hubungan antara konflik dan perubahan sosial bersifat timbal balik. Dalam

arti umumnya konflik akan menimbulkan perubahan sosial. Konflik merupakan alat

untuk mencapai tujuan/kepentingan tertentu (Coser, 1956).

You might also like