Professional Documents
Culture Documents
Angsa adalah burung air berukuran besar dari genus Cygnus famili Anatidae. Bebek dan Angsa
berleher
pendek
juga
terdapat
di
famili
Anatidae.
Tak seperti elang, angsa hidup berkawan. Mandi bersama, tidur bersama, dan mencari makan
bersama. Dalam dunia sosiologis mereka lebih mencirikan diri sebagai masyarakat kolektif. Tetapi
mereka tidak menyebut diri seperti itu. Apapun istilah yang ingin dilekatkan oleh para ilmuwan,
silahkan saja, yang penting kami selalu bersama. Kira-kira begitulah sikap politik mereka.
Ini adalah isyarat alam yang dasyat. Kita tidak pernah menyadari keberadaannya karena semua
berlalu secara alami. Padahal angsa mengajarkan kita banyak hal tentang arti tata tertib, kekompakan
dan pertemanan.
Pelajaran pertama, di musim dingin, mereka bermigrasi ke Selatan, dan dimusim panas mereka
kembali ke asalnya di Utara. Lalu lihatlah formasi yang mereka bentuk disaat terbang bermigrasi itu.
Mereka membentuk formasi huruf V. Bukan tanpaalasan, karena para fisikawan mencatat bahwa
tingkat resistensi terhadap angin akan lebih rendah, dalam formasi seperti itu, dibandingkan dengan
terbang sendiri. Ini jauh lebih bermanfaat bagi mereka guna memacu kecepatan.
Pelajaran kedua, bila ada anggota yang sakit, atau sayapnya kelelahan, lalu terlempar dari formasi,
maka akan ada angsa yang lain yang datang mengapit untuk tetap terbang dalam formasi huruf V
kecil yang baru. Dukungan sosial ini begitu penting, dalam menjaga kekompakan dan
keberlangsungan hidup, agar yang lemah bisa tetap terbang dan tidak terjatuh sendirian. Berangkat
bersama, terbang bersama, hingga sampai ditujuan juga bersama-sama. Seakan begitu filosofi
mereka. Terbang sendirian bukan hanya soal keamanan, tetapi juga soal efektivitas kecepatan dan
kepakan sayap.
Pelajaran ketiga, dan terpenting, setiap angsa saling bergantian mengambil alih komando. Bila si A
kelelahan, maka si B dengan spontan menggantikannya. Tidak ada ketamakan untuk terus menjadi
komandan, Juga tidak ada keinginan untuk mengkudeta kekuasaan. Semua bertindak menjadi imam
yang baik dan makmum yang juga baik. Beginilah harusnya kerja sebuah tim dalam membawa misi
kesuksesan. Apapun itu.
Jauh lebih penting, alih komando itu tidak hanya diantara angsa-angsa jantan saja, tetapi angsa
betina juga mendapat tempat dan kesempatan. Tak ada istilah angsa jantan mesti di depan, dan
angsa betina mengawal di belakang. Tetapi mereka terbang bersama, berbagi tugas, berbagi ruang
serta peluang sama rata untuk menuju danau-danau bercuaca hangat. Luar biasa!
..`..`..`
` Alangkah indahnya bila hidup kita -- orang-orang kolektivistik-- bisa mencontoh kehidupan
angsa
--
yang
juga
kolektivistik.
` Sayangnya, kita lebih senang menerapkan gaya hidup individualistik. Seperti kepiting, hidup
penuh persaingan dan saling menjatuhkan. Padahal semua memiliki kesamaan cita-cita yaitu kabur
dari keranjang. Si empunya tidak pernah khawatirakan kaburnya kepiting itu satu demi satu karena
mentalitasnya memang mentalitas individualistik. Kepiting tidak punya kecerdasan sosial yang
mumpuni, mereka tidak mampu bekerjasama. Maksud hati mau kabur dari keranjang tapi terjebak
pada
egoisme
individual
dimana
lebih
senang
menguasai
dan
menginjak
orang
lain.
` Egoisme dan saling injak ini berakibat buruk pada kinerja kolektif, karena pada akhirnya tidak
seorangpun
bisa
keluar
secara
selamat
dari
keranjang. (Sumber:
http://ide-inspirasi-
nasihat.blogspot.com)
Makna
Filosofi
Formasi
Huruf
Saat
Angsa
Terbang:
Kita akan melihat beberapa fakta ilmiah tentang mengapa rombongan burung angsa tersebut terbang
dengan
formasi
"V"
dan
pelajaran
yang
bisa
diambil
dari
peristiwa
tersebut.
Fakta:
Saat setiap burung mengepakkan sayapnya, hal itu memberikan "daya dukung" bagi burung yang
terbang tepat di belakangnya. Ini terjadi karena burung yang terbang di belakang tidak perlu bersusah
payah untuk menembus dinding udara di depannya. Dengan terbang dalam formasi "V", seluruh
kawanan dapat menempuh jarak terbang 71% lebih jauh daripada kalau setiap burung terbang
sendirian.
Pelajaran:
Orang-orang yang bergerak dalam arah dan tujuan yang sama serta saling membagi dalam
komunitas mereka dapat mencapai tujuan mereka dengan lebih cepat dan lebih mudah. Ini terjadi
karena mereka menjalaninya dengan saling mendorong dan mendukung satu dengan yang lain.
Fakta:
Kalau seekor burung angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit
untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil
keuntungan
dari
daya
dukung
yang
diberikan
burung
di
depannya.
Pelajaran:
Kalau kita memiliki cukup logika umum seperti seekor burung angsa, kita akan tinggal dalam formasi
dengan mereka yang berjalan di depan. Kita akan mau menerima bantuan dan memberikan bantuan
kepada yang lainnya. Lebih sulit untuk melakukan sesuatu seorang diri daripada melakukannya
bersama-sama.
Fakta:
Ketika burung angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang
formasi,
dan
burung
angsa
lain
akan
terbang
menggantikan
posisinya.
Pelajaran:
Adalah masuk akal untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan secara bergantian
dan memimpin secara bersama. Seperti halnya burung angsa, manusia saling bergantung satu
dengan lainnya dalam hal kemampuan, kapasitas dan memiliki keunikan dalam karunia, talenta atau
sumber
daya
lainnya.
Fakta:
Burung-burung angsa yang terbang dalam formasi ini mengeluarkan suara riuh rendah dari belakang
untuk memberikan semangat kepada burung angsa yang terbang di depan sehingga kecepatan
terbang
dapat
dijaga.
Pelajaran:
Kita harus memastikan bahwa suara kita akan memberikan kekuatan. Dalam kelompok yang saling
menguatkan, hasil yang dicapai menjadi lebih besar. Kekuatan yang mendukung (berdiri dalam satu
hati atau nilai-nilai utama dan saling menguatkan) adalah kualitas suara yang kita cari. Kita harus
memastikan
bahwa
suara
kita
akan
menguatkan
dan
bukan
melemahkan.
Fakta:
Ketika seekor burung angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua burung angsa yang lain
akan ikut keluar dari formasi bersama burung angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk
membantu dan melindungi. Mereka akan tinggal dengan burung angsa yang jatuh itu sampai ia mati
atau dapat terbang lagi. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau
dengan
membentuk
formasi
lain
untuk
mengejar
rombongan
mereka.
Pelajaran:
Kalau kita punya perasaan, setidaknya seperti seekor burung angsa, kita akan tinggal bersama
sahabat dan sesama kita dalam saat-saat sulit mereka, sama seperti ketika segalanya baik.
Jadi apa keuntungan yang kita dapat dari perdebatan tak berujung karena perbedaan? Bukankah
lebih baik kita bahu membahu saling mengisi kekurangan kita? Mencari solusi terbaik bersama-sama
disaat kita berbeda pandangan? Ingatlah kawan, bangsa ini bukan hanya milik kita tapi milik penerus
& keturunan kita juga. Akankah kita mewariskan bangsa ini pada penerus kita bangsa yang carut
marut
"Burung
tanpa
angsa
arti?
pun
bisa
http://carakata.blogspot.com)
Jawabannya
melakukannya,
ada
bagaimana
pada
dengan
sahabat
kita,
sekalian.
sahabat?" (Sumber: