You are on page 1of 31

PENGANTAR

Maksud dan Tujuan


Modul ini dibuat dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkaji dan memahami tujuan
pembahasan materi
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-
masing
3. memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara dan kebiasaan
belajar masing-masing
4. Memberikan feedback yang banyak dan segera sehingga siswa dapat memperbaiki
kelemahan dalam menguasai materi bahasan
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguasai materi bahasan secara
tuntas dan menyeluruh

Dengan demikian, manfaatkanlah modul ini sebaik-baiknya


Petunjuk Penggunaan Modul
1. Bacalah, fahamilah dan dalamilah materi modul ini
2. Lakukan kegiatan pembelajaran modul ini sesuai dengan masing-masing petunjuk
3. Tidak diperkenankan mengerjakan modul berikutnya sebelum modul ini dianggap
memenuhi dan/atau melampaui standar ketuntasan belajar minimal (KKM)

Standar Kompetensi
Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku
dalam masyarakat dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai
kecakapan hidup dengan akhlak mulia yang berdampak Rahmatan Lil’alamin

Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan proses interaksi sosial sebagai dasar pengembangan pola keteraturan
dan dinamika kehidupan sosial dengan dilandasi nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa

Indikator
• Siswa mampu mendefinisikan interaksi sosial dan dinamika sosial
• Siswa mampu menjelaskan faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial dan
dinamika sosial
• Siswa mampu mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi yang mendorong terciptanya
lembaga,kelompok, dan organisasi sosial.
• Siswa mampu mendeskripsikan proses pembentukan lembaga, kelompok, dan
organisasi sosial
• Siswa mampu mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dan
dinamika sosial budaya.
• Siswa mampu menghubungkan antara interaksi sosial dan keteraturan sosial
• Siswa mampu memahami bagaimana interaksi sosial harus dilakukan dalam rangka
menghasilkan keteraturan sosial yang berdasarkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan YME

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 1


INTERAKSI SOSIAL DALAM PANDANGAN AGAMA

Di dalam Al Qur’an disebutkan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dengan keragaman bangsa
serta suku adalah dalam rangka saling kenal mengenal satu sama lain. Seorang alim pernah berkata
dalam salah satu tausiyahnya bahwa kesempurnaan fitrah seseorang bisa dilihat dari mampunya ia
berinteraksi dengan sesama manusia. Manusia merupakan makhluk sosial yang tak akan lepas dari
sebuah keadaan yang bernama interaksi sosial.

Begitu luasnya daratan serta lautan yang membentang dari timur hingga barat yang sebagiannya
dihuni oleh manusia dengan ragam peradaban serta adat istiadat. Bermulanya peradaban suatu
masyarakat tentu tidak terlepas dari adanya interaksi sosial yang terjadi diantara manusia, baik diantara
anggota masyarakat dalam satu komunitas maupun interaksi yang terjadi dengan anggota masyarakat
lain diluar komunitasnya.

Keunikan suatu peradaban masyarakat yang satu dengan yang lainnya telah menghasilkan begitu
banyaknya ragam kekayaan dalam budaya, seperti banyaknya jenis bahasa yang digunakan sebagai salah
satu syarat interaksi. Interaksi yang terjadi antar sesama manusia dengan latar belakang yang berbeda,
baik budaya maupun karakter pribadi yang melekat pada diri masing-masing sudah pasti suatu ketika
akan menimbulkan gesekan-gesekan, bisa berupa kesalah pahaman dalam memandang suatu keadaan
ataupun perbedaan sudut pandang. Namun dalam islam, kenyataan seperti ini tidaklah menjadikan
seorang surut dan urung niat serta lebih memilih menyendiri daripada berinteraksi

Jika manusia bisa melihat bahwa gesekan-gesekan yang terjadi dalam berinteraksi sosial merupakan
sebagai bahan pelajaran dan ujian kesabaran serta memandangnya sebagai sebuah tantangan dalam
kehidupan yang majemuk, maka hal ini merupakan sebuah keutamaan sebagaimana yang disabdakan
Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya bahwa seorang mukmin yang bergaul dan bersabar
terhadap gangguan manusia, lebih besar pahalanya daripada yang tidak bergaul dengan
manusia dan tidak bersabar dalam menghadapi gangguan mereka (HR. Ahmad dan At
tirmidzi).

Siapapun yang mengerti makna kemanfaatan tentu tidak akan menjadikan segala sesuatunya menjadi
sia-sia. Mereka selalu berharap bahwa dalam setiap interaksi sosial yang terjadi terdapat nilai ibadah
serta berharap akan menyebarnya nilai-nilai positif dalam tiap diri yang terlibat didalamnya. Dan Pada
akhirnya, apa yang dihasilkan dari sebuah interaksi dapat membangun semangat keimanan dalam
mengajak manusia menuju ke jalan yang diridhoi Allah SWT serta munculnya rasa kasih sayang,
tolong menolong dalam hal kebaikan dan perbaikan serta persaudaraan sehingga semakin meningkatkan
kualitas penghambaan kepada Allah SWT dari waktu ke waktu.

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 2


PENDAHULUAN
Manusia itu unik satu sama lain. Perilaku masing-masing individu memiliki ciri tersendiri.
Namun, sebagai makhluk sosial, tindakan manusia seunik apapun-tidak terlepas dari
pengaruh lingkungan sosialnya.Tindakan apapun yang kita lakukan bisa jadi memengaruhi
atau dipengaruhi orang-orang disekitar kita. Pengaruh itu bisa berasal mulai dari keluarga,
sampai dengan masyarakat luas.Itulah sebabnya tindakan yang dilakukan manusia
merupakan tindakan sosial.
Pada dasarnya tindakan sosial dapat dibedakan menjadi empat tipe tindakan berikut ini.
1. Tindakan Sosial Instrumental
Tindakan ini bersifat rasional (masuk Akal).Artinya,tujuan tindakan dipertimbangkan
dengan matang dan cara mencapai tujuan juga telah diperhitungkan
2. Tindakan Sosial Berorientasi Nilai
Orang melakukan tindakan sebab hal itu dinilai baik dan benar oleh masyarakat.Tujuan
tindakan tidak terlalu diperhitungkan.
Contoh:
Kita tidak mempersoalkan mengapa kita harus menerima atau memberi sesuatu pada orang
lain dengan tangan kanan. Tindakan itu kita lakukan karena masyarakat memandang bahwa
tangan kanan lebih sopan daripada tangan kiri.
3. Tindakan Sosial Tradisional
Tindakan sosial ini dilakukan tanpa perhitungan matang, melainkan lebih karena
kebiasaan yang berlaku selama ini dalam masyarakat. Tindakan ini cenderung dilakukan
tanpa suatu rencana baik tujuan maupun caranya, karena pada dasarnyta mengulang dari
yang sudah dilakukan sebelumnya.
Contoh:
Berbagai upacara adat yang dilakukan mengikuti kebiasaan turun temurun.
4. Tindakan Afektif
Tindakan afektif tergolong tindakan irasional sebab sebagian besar tindakan didorong
oleh persaan (afeksi) ataupun emosi tanpa perhitungn matang. Perasaan entah marah,cinta,
gembira atau sedih muncul begitu saja sebagai ungkapan langsung terhadap keadaan tertentu.
Itulah sebabbya, tindakan sosial ini lebih berupa reaksi spontan.
Contoh:
Seorang ibu yang langsung memeluk anaknya yang sedang menangis yang merupakan
ungkapan langsung kasih saying tanpa perlu terlebih dahulu menimbang-nimbang alasan
maupun tujuannya.

A. INTERAKSI SOSIAL
Setiap orang bergaul dengan orang lain hari demi hari.kita berbicara dengan orang lain ,
bersalaman, atau bahkan bermusuhan.Semua tindakan itu berciri resiprokal(timbal balik).
Tindakan seperti ini dinamakan interaksi sosial.
Interaksi sosial merupakan intsari kehidupan sosial. Artinya, kehiddupan sosial tampak
secara konkret dalam berbagai bentuk pergaulan seseorang dengan orang lain. Kegiatan
belajar dalam kelas, hingar bingar pabrik mobil, mahasiswa brerdemonstrasi, sampai suasana
ramai kampanye pemilu,tiada lain merupakan contoh interaksi sosial.
Selanjutnya ,interaksi sosial merupakan bentuk pelaksanaan kedudukan manusia sebagai
mahluk sosial. Artinya, berbagai bentuk pergaulan sosial menjadi bukti betapa manusia
membutuhkan kebersamaan dengan orang lain. Kita baru menyadari bahwa kita adalah
makhluk sosial saat berdiskusi dengan teman, ditegur orang tua, bertengkar dengan tetangga,
dan bentuk interaksi sosial lainnya.

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 3


Sejak kapan manusia berinteraksi sosial? Jawabnya: Sejak seseorang berhubungan
dengan orang lain. Berarti, sejak manusia hadir kedunia, manusia meakukan interaksi dengan
sesamanya. Interaksi sosial erat kaitannya dengan naluri manusia untuk selalu hidup bersama
denagn orang lain, dan ingin bersatu dengan lingkungan sosialnya. Naluri ini dinamakan
gregariousness.
Karena berciri resiprokal,interaksi sosial terwujud dalam aksi dan reaksi. Interaksi ini
berawal tindakan seseorang.Tindakan itu mengundang orang lain untuk menganggapi.
Misalnya, ditengah kemacetan, pengndara motor menyerempet mobil angkot(aksi). Akibatnya
sopir angkot marah (reaksi), lalu terjadi adu mulut diantara keduanya (interaksi sosial).
Ciri-ciri interaksi sosial
Apabila kita perhatikan bahasan di depan dapat kita simpulkan bahwa interaksi sosial
mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
1. Pelakunya lebih dari satu orang
2. Ada komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
3. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut
dengan yang diperkirakan oleh pelaku.
4. Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa mendatang) yang akan
menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung.
Wujud dari perubahan itu dinamakan perubahan sosial (social change) atau proses
sosial. Proses sosial adalah interaksi antar pelbagai segi kehidupan manusia, apabila orang
perorangan dan kelompok manusia saling bertemu dan menentukan system serta bentuk
hubungan tersebut. Pembahasan tentang proses sosial itu dibatasi pada bentuk interkasi
sosial yang tampak, apabila orang perorangan atau kelompok manusia itu saling
mengadakan hubungan. Pengertian ini juga menunjukan adanya hubungan sosial yang
dinamis. Berlangsungnya proses interkasi di dasarkan pada pelbagai factor. antara lain factor
imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati.

1. Faktor Interaksi sosial


Interaksi sosial sebagai aksi dan reaksi yang timbal balik,digerakan ole faktor-faktor dari
luar individu. Menurut Soerjono Soekanto, terdapat empat faktor yang menjadi dasar proses
interaksi sosial.
a. Imitasi
Imitasi adalah tindakan sosial meniru sikap,tindakan, tingkah laku, atau penampilan
fisik seseorang secara berlebihan. Sebagai suatu proses, imitasi berdampak positif jika
yang ditiru individu yang baik dimata masyarakat. Sebaliknya, imitasi menjadi negatif
bila yang ditiru adalah hal negatif pula. Imitasi dapat mendorong seseorang untuk
mematuhi kaidah dan nilai yang berlaku. Akan tetapi, imitasi yang berlebihan dapat
pula melemahkan daya nalar dan daya kreasi seseorang.

Contoh:
• Seorang siswa meniru penampilan penyanyi terkenal yang berambut gondrong,
memakai perhiasan berlebihan, dan suka minum-minuman keras. Lingkungan sosial
akan bereaksi menilai penampilan itu tidak sopan dan mengganggu.
• Seorang pemuda dengan tekun mengamati pola interaksi antarpenduduk disuatu desa
terpencil karena ingin meniru upaya keras dan tekun seorang ilmuan terkenal. Tindakan
ini akandipuji oleh lingkunag sosialnya.

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 4


b. Sugesti
Sugesti adalah pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain.
Akibatnya, pihak yang dpengaruhi akan tergerak mengikuti pengaruh/pandangan itu
dan menerimanya secara sadar atau tidak sadar tanpa pikir panjang. Sugesri biasanya
dilakukan oleh orang-orang yang berwibawa, dan bberpengaruh besar dilingkungan
sosialny, dari kelompok besar (mayoritas) terhadap kelompok kecil (minoritas), ataupun
orang dewasa terhadap anak-anak. Cepat atau lambatnya proses sugesti tergantung pada
usia, kepribadian, kemampuan intelektual, dan keadaan fisik seseorang.
Contoh:
• Seorang kakak akan lebih mudah menganjurkan adiknya untuk menabung atau
sebaliknya.
• Pimpinan partai politik berkampanye. Tindakan itu dilakukan untuk meyakinkan dan
mempengaruhi orang banyak agar mengikuti partainya.

c. Identifikasi
Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan
orang lain. Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan dola (kata idol berarti
soosok yang dipuja). Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan sugesti
yang pengaruhnya telah amat kuat. Misalnya, seorang remaja mengidentifikasi dirinya dengan
seorang penyanyi terkenal yang ia kagumi. Lalu, ia akan berusaha mengubah penampiolan
dirinya agar sama dengan penampilan penyanyi idolanya, mulai dari model rambut, pakaian,
gaya bicara, bahkan sampai makanan kesukaan.
Pada umumnya, proses identifikasi berlangsung secara kurang disadari oleh seseorang.
Namun yang pasti, sang idola yang menjadi sasaran identifikasi benar-benar dikenal entah
langsung maupun tak langsung.

d. Simpati
Simpati adalah suatu proses seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Rasa tertarik
ini didasari oleh keinginan untuk mengerti pihak lain demi memahami perasaannya atau
bekerja sama dengannya. Dibandingkan ketiga faktor interaksi sosial sebelumnya, proses
simpati relatif lebih lambat, tapi pengaruhnya lebih mendalam dan tahan lama.
Agar simpati dapat berlangsung, kedua pihak perlu saling mengerti. Pihak yang satu
terbuka mengungkapkan pikiran ataupun isi hatinya, pihak yang lain mau menerimanya.
Itulah sebabnya simpati menjadi bahan dasar hubungan persahabatan.

Selain itu terdapat pula:


 Empati
Empati mirip perasaan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja,
Empati dibarengi perasaan organism tubuh yang sangat dalam. Contohnya kalau kita
melihat orang celaka sampai luka berat dan orang itu kerabat atu teman dekat kita, maka
perasaan empati menempatkan kita seolah-olah ikut celaka. Kita tidak hanya merasa
kasihan terhadap yang terkena musibah itu, tetapi ikut merasakan penderitaannya.
Demikian juga kalau seorang teman dekat kita yang orang tuanya meninggal dunia. Kita
sama-sama merasakan kehilangan, seolah-olah orang tua kita sendiri yang meninggal dunia
itu.

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 5


 Motivasi
Bila dibandingkan dengan sugesti yang lebih bersifat negative karena mampu
mendorong orang berperilaku atau bertindak irasional, maka motivasi lebih bersifat
positif. Hal ini bisa dilihat dari pengertian berikut :

Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulus yang


diberikan seorang individu lainnya sedemikan rupa, sehingga orang yang diberi
motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis,
rasional, dan penuh tanggungjawab.

Motivasi bisa juga diberikan dari seorang individu kepada kelompok, kelompok
kepada kelompok atau kelompok kedapa individu. Wujud motivasi dapat dilihat dari
berbagai contoh sikap atau perilaku, pendapat, saran, pertanyaan, dan lain sebagainya.
Pemberian tugas dari seorang guru kepada murid-muridnya merupakan salah satu
bentuk motivasi supaya mereka mau belajar dengan rajin dan penuh tanggung jawab.

Motivasi diberikan pula oleh orang –orang yang kedudukan atau statusnya lebih
tinggi dan berwibawa. Mereka memiliki unsure-unsur keteladanan dan panutan
masyarakat.

Contoh-contoh lain :

a. Seorang ayah yang baik dan bijak, adalah tokoh panutan yang disegani bagi seluruh
anggota keluarganya. Apa yang dilakukan sang ayah akan menjadi motivasi bagi
keluarganya untuk berbuat dan berperilaku sebaik ayahnya.
b. Tokoh guru yang “digugu” (dipercaya/dituruti) dan “ditiru” akan memotivasi
murid-muridnya, bahkan menjadi tokoh panutan dalam masyarakat sekitarnya.
c. Seorang kepala desa yang berwibawa dan penuh karisma, mengegerakan pola
pemerintahan desanya melalui serangkaian proses sosial untuk memotivasi warga
desanya berperan aktif dalam pembangunan desanya.

2. Syarat-syarat interaksi sosial


a. Kontak
Dalam sosiologi, kata kontak tidak hanya berarti saling menyentuh secara fisik atau
berhadapan langsung. Kontak dapat terjadi lewat perantara. Perantara ini bisa berupa peralata
seperti telepo, telegram, radio, surat dan internet. Yng penting kontak hanya mungkin hanya
bisa berlangsung bila kedua belah pihak sadar akan kedudukan atau keadaan masing-masing.

Dilihat dari wujudnya , kontak sosial dibedakan menjadi berikut ini.


1) Kontak antar individu
Contoh:Kontak antara anak dan orang tuanya,kontak antara seorang siswa dengan siswa
yang lainnya.
2) Kontak antar kelompok
Contoh:Kontak antara dua perusahaan dalam hubungan bisnis , kontah antara dua
kesebelasan dilapangan untuk memperebutkann kejuaraan tertentu.
3) Kontak antar individu dan suatu kelompok
Contoh:Kontak antara seorang calon anggota dan para anggota oraganisasi yang akan
dimasukinya. Kontak antara seorang pembicara dan peserta suatu seminar.

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 6


Dilihat dari langsung tidaknya, ada kontak primer (langsung), misalnya bersalaman, dan
kontak sekunder (ada pihak ketiga), misalnya menitipkan pesan lewat teman.

b. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan (ide, gagasan) dari
satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi diantara keduanya. Komunikasi
dapat dilakukan dengan bahasa atau kata-kata yang dapat dimengerti kedua
pihak(komunikasi verbal). Komunikasi juga dapat dilakukan dengan gerak-gerik badan atau
kode-kode tertentu(komunikasi non verbal).Misalnya tersenyum, menggeleng-gelengkan
kepala, mengangkat bahu, atau menyembunyikan kentongan.
Agar komunikasi bisa berlangsung dengan bak, sedikitnya dibutuhkan komponen-
komponen sebagai berikut.
1) Pengirim atau komunikator (sender), adalah pihak yang mengirim kepada pihak lain.
2) Penerima atau komunikan (receiver), adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
3) Pesan (message), adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada
pihak lain.
4) Umpan balik (feedback), adalah tanggapan dari penerima pesan atas isi pesan yang
disampaikannya.

Dalam proses komunikasi , pesan harus disampaikan lewat bahasa atau symbol yang
dimengerti oleh kedua belah pihak. Komunikasi baru berjalan efektif bila pesan yang
disampaikan ditafsirkan sama oleh pengirim dan penerima. Jika tidak, dapat terjadi salah
paham.

pesan

Pengirim penerima

Umpan balik

Bagan Proses Komunikasi

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 7


UJI KOMPETENSI

A. Jawablah pertanyaan dengan tepat!


1. Jelaskan tolok ukur sebuah nilai dalam masyarakat!
2. Jelaskan apa yang terjadi jika norma sosial tidak disertaisanksi!
3. Berikan dua contoh penanaman nilai lewat teman sebaya!
4. Berakit-berakit kehulu, berenang-renang kemudian….Dari peribahasa di samping, adakah
kandungan nilai dan norma?Jelaskan!
5. Sebut dan jelaskan fungsi nilai dan norma dalam masyarakat!
6. Jelaskan mengapa setiap masyarakat memiliki nilai dan norma!
7. Sebutkan ciri-ciri nilai sosial!
8. Sebutkan nilai-nilai sosial menurut Prof. Notonegoro!
9. Sebutkan tiga contoh norma hukum!
10. pilihlah salah satu dari kasus yang terjadi di bawah ini!

B. Belajar dari masalah!


1. RRC salah satu negara dengan jumlah penduduk yang relative besar. Walaupun dengan
jumlah penduduk yang luar biasa, RRC memiliki banyak sekali keunikan-keunikan. Salah satu
keunikan terletak pada kondisi jalan kota metropolitan di RRC. Pada jam sibuk, saat berangkat
dan pulang kerja, orangorang begitu sibuk lalu lalang, khususnya di Nangkhing Rood. Mereka
berjalan dengan cepat seakan mengejar waktu, tetapi anehnya tidak pernah saling bertabrakan.
Rupanya, pejalan kaki di sana patuh pada suatu pola, yaitu berjalan dengan kecepatan yang
sama dengan orang yang berjalan di depannya, tidak mencoba mendahului apabila tidak
terpaksa, dan waktu berjalan pandangan di arahkan ke depan. Sumber: The Small Stuff of
Wisdom
Kaji dan analisislah kasus di atas! Adakah nilai-nilai sosial yang terkandung di dalamnya?
Temukan nilai yang menjadi pedoman mereka bertingkah laku sehingga membentuk suatu
kondisi yang teratur.

2.
Tidak dapat dimungkiri bahwa peristiwa ini dapat ditemui di kota-kota
besar. Banyak pengendara motor yang melewati batas penyeberangan.
Cobalah menganalisis peristiwa di atas berdasarkan materi yang telah
kita dapatkan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
a. Adakah unsur nilai dan norma dalam peristiwa tersebut?
b. Nilai dan norma apakah yang telah dilanggar pada peristiwa tersebut?
c. Menurutmu, bagaimanakah seharusnya tindakan mereka?

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 8


B. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL

1. Proses Asosiatif (Associatif Processes)


Interaksi sosial dengan proses asosiatif bersifat positif. Maksudnya, mendukung
seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.
a. Kerja sama (Cooperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorang atau kelompok untuk
mencapai tujuan bersama. Kerja sama dilakukan sejak manusia berinteraksi dengan
sesamanya. Kebiasaan dan sikap mau bekerja sama dimulai sejak kanak-kanak, mulai dalam
kehidupan keluarga, lalu meningkat dalam kelompok sosial yang lebih luas. Kerja sama
berawal dari kesamaan orientasi. Misalnya warga rela bekerja bakti membersihkan lingkungan
karena sama-sama menyadari manfaat lingkungan yang bersih. Kerja sama akan bertambah
erat apabila ada bahaya dari luar yang mengancam, misalnya, warga semakin giat bekerja
bakti membersihkan lingkungan untuk mencegah wabah demam berdarah.
Kerja sama dapat bersifat agresif apabila suatu kelompok mengalami kekecewaan dalam
jangka waktu yang lama akibat rintanga-rintangan dari luar kelompok itu.Keadaan tersebut
dapat menjadi lebih tajam apabila kelompok tersebut merasa tersinggung atau dirugikan oleh
system kepercayaan atau dalam salah satu bidan sensitive kebudayaan yang dimilikinya. Kerja
sama ini cenderung bersifat destruktif.
Kerja sama dibedakan menjadi beberapa bentuk berikut
1) Kerja sama spontan, yaitu kerja sama yang terjadi secara serta-merta.
2) Kerja sama langsung, yaitu kerja sama sebagai hasil dari perintah atasan kepada
bawahannya atau penguasa terhadap rakyatnya.
3) Kerja sama kontrak, yaitu kerja sama atas dasar syarat-syarat atau ketetapan tertentu, yang
disepakati bersama.
4) Kerja sama tradisional, yaitu kerja sama sebagian atau unsure-unsur tertentu dari system
sosial.
Sejumlah ahli berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama
justru cenderung kurang mempunyai insiatif ataupun daya kreasi. Warga dalam masyarakat
seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dari rekan-rekannya. Orang cenderung
mempersilakan orang lain tampil lebih dahulu, atau menunggu sejumlah orang untuk
memulai. Meskipun demikian, harus diakui bahwa kerja sama merupakan salah satu bentuk
interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun.

b. Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri individu atau kelompok manusia yang
semula saling bertentangan sebagai upaya untuk mengatasi ketegangan. Akomodasi berarti
adanya keseimbangan interaksi sosial dalam kaitannya dengan norma dan nilai yang ada di
dalam masyarakat. Seringkali akomodasi terjadi dalam situasi konflik sosial (pertentangan).
Akomodasi merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan pertentangan, entah dengan cara
menghargai kepribadian yang berkonflik atau dengan cara paksaan atau tekanan.
Bentuk-bentuk akomodasi antara lain sebagai berikut :
1) Koersi
Koersi adalah suatu bentuk akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak suatu
pihak kepada pihak lain yang lebih lemah. Terjadi dominasi suatu kelompok atau
kelompok ,ain.
Contoh : Sistem pemerintahan totalitarian.

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 9


2) Kompromi
Kompromi adalah salah satu bentuk akomodasi ketika pihak-pihak yang terlibat
perselisihan saling mengurangi tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian. Sikap dasar
kompromi adalah semua pihak bersedia merasakan dan memahami keadaan pihak lain.
Contoh : Perjanjian gencatan senjata antara dua negara.
3) Arbitrasi
Arbitrasi terjadi apabila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi
sendiri. Untuk itu, diundang pihak ketiga yang netral untuk mengusahakan penyelesaian.
Pihak ketiga dapat ditunjuk atau dilaksanakan oleh badan berwenang.
Contoh:
penyelesaian pertentangan antara karyawan dan pengusaha dengan serikat buruh, serta
Departemen Tenaga Kerja sebagai pihak ketiga.
4) Mediasi
Hampir sama dengan arbitrasi, tapi pihak ketiga hanya penengah atau juru damai.
Keputusan berdamai tergantung pihak yang bertikai.
Contoh:
Mediasi pemerintah RI untuk mendamaikan faksi-faksi yang berselisih di Kamboja.
5) Konsiliasi
Upaya mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi
tercapainya suatu persetujuan bersama. Konsiliasi bersifat lebih lunak dan membuka
kesempatan untuk mengadakan asimilasi.
Contoh:Panitia tetap penyelesaian masalah ketenagakerjaan mengundang perusahaan dan
wakil karyawan untuk menyelesaikan pemogokan.
6) Toleransi
Toleransi adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan resmi. Bisa terjadi secara tidak sadar
dan tanpa direncanakan, karena adanya keinginan untuk menghindarkan diri dari
perselisihan yang saling merugikan.
7) Stalemate
Stalemate terjadi ketika kelompok yang terlibat pertentangan mempunyai kekuatan
seimbang. Lalu, keduanya sadar bahwa tidak mungkin lagi maju atau mundur, sehingga
pertentangan akan berhenti dengan sendirinya.
Contoh:Persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur Eropa berhenti dengan sendirinya
tanpa ada pihak yang kalah atau menang.
8) Ajudikasi
Ajudikasi adalah penyelesaian masalah atau sengketa melalui pengadilan atau jalur
hokum.
Contoh:Persengketaan tanah warisan keluarga yang diselesaikan di pengadilan.

c. Asimilasi
Asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerja sama dan akomodasi. Asimilasi pada
dasarnya merupakan perubahan yang dilakukan secara sukarela, yang umum dimulai dari
penggunaan bahasa. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara
orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, aasimilasi meliputi usaha-usaha
mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan
serta tujuan bersama.
Hasil dari proses asimilasi adalah semakin tipisnya batas perbedaan antara individu
dalam suatu kelompok atau batas antarkelompok. Selanutnya, individu menyesuaikan

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 10


kemauannya dengan kemauan kelompok. Demikian pula antara satu kelompk dengan
kelompok lain.
Asimilasi dapat terbentuk dengan tiga syarat berikut :
1) Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda.
2) Terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang
relatif lama.
3) Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri.
Adapun faktor-faktor pendorong asimilasi adalah sebagai berikut :
1) Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan.
2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
3) Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang dibawanya.
4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal.
6) Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya.
7) Mempunyai musuh yang sama dan meyakini kekuatan-kekuatan masing-masing untuk
mengahadapi musuh tersebut.
Sedangkan faktor umum penghalang asimilasi anatara lain sebagai berikut :
1) Kelompok yang terisolasi atau terasing (biasanya kelompok minoritas).
2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi.
3) Prsangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru. Kekhawatiran ini dapat diatasi
dengan meningkatkan fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan.
4) Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan
kelompok lain. Kebanggaan berlebihan ini mengakibatkan kelompok yang satu tidak mau
mengakui keberadaan kebudayaan kelompok lainnya.
5) Perbedaan cirri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit, atau rambut.
6) Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompk yang bersangkutan.
7) Golongan minoritas mengalami gangguan oleh kelompk penguasa.
Contoh:
Pembanataian suku minoritas (ethnic cleansing) yang terjadi di bekas negara Yugoslavia dan
Rwanda. Atau, pembantaian secara sistematis (genocide) orang Yahudi semasa Nazi Jerman
berkuasa.

d. Akulturasi
Akulturasi adalah proses penerimaan dan pengolahan unsure-unsur kebudayaan asing
menjadi bagian dari kebudayaan suatu kelompok, tanpa menghilangkan kepribadian
kebudayaan yang asli. Akulturasi merupakan hasil perpaduan dua kebudayaan dalam waktu
lama. Dalam akulturasi, unsure-unsur kebudayaan asing sama-sama diterima oleh kelompok
yang berinteraksi untuk selanjutnya diolah tetapi dengan tidak menghilangkan kepribadian
asli kebudayaan yang menerima.
Contoh:
• Kebudayaan Hindu di Indonesia bertemu dengan kebudayaan Islam menghasilkan
kebudayaan Islam yang bercorak Hindu.
• Musik Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong.

2. Proses Disosiatif (Opposition Processes)


Proses disosiatif disebut pula proses oposisi. Oposisi dapat diartikan cara yang
bertentangan dengan seseorang ataupun kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Proses
disosiatif dapat dibedakan menjadi tiga bentuk sebagai berikut :

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 11


a. Persaingan (competition)
Persaingan merupakan suatu proses social ketika ada dua pihak atau lebih saling
berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Persaingan terjadi
apabila beberapa pihak menginginkan sesuatu yang jumlah terbatas atau menajdi pusat
perhatian umum. Misalnya, ribuan remaja bersaing untuk masuk dalam 12 besar penyanyi
idola.
Persaingan dilakukan dengan norma dan nilai yang diakui bersama dan berlaku pada
masyarakat tertentu. Kecil kemungkinan, persaingan menggunakan kekerasan atau ancaman.
Dengan kata lain, persaingan dilakukan secara sehat atau sportif. Misalnya, dalam sepak bola
dikenal istilah fair play.
Persaingan yang disertai dengan kekerasan, ancaman, atau keinginan untuk merugikan
pihak lain dinamakan persaingan tidak sehat. Tindakan seperti itu bukan lagi persaingan, tetapi
sudah menjurus pada permusuhan atau persengketaan.
Apa pun hasil dari suatu persaingan akan diterima dengan kepala dingin tanpa ada rasa
dendam sedikitpun. Sejak awal, masing-masing pihak yang bersaing menyadari akan ada
yang menang dan kalah.
Contoh:
• Dalam bidang ekonomi : persaingan antara produsen barang sejenis dalam merebut
pasar yang terbatas.
• Dalam hal kedudukan : persaingan untuk menduduki jabatan strategis.
• Dalam kebudayaan : persaingan dalam penyebaran ideologi, pendidikan, dan unsure-
unsur kebudayaan lainnya.
Persaingan memiliki beberapa fungsi berikut ini :
1) Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang sama-sama menuntut dipenuhi,
padahal sulit dipenuhi semunya secara serentak.
2) Menyalurkan kepentingan serta nilai-nilai dalam masyarakat, terutama kepentingan dan
nilai yang menimbulkan konflik.
3) Menyeleksi individu yang pantas memperoleh kedudukan serta peran yang sesuai dengan
kemampuannya.

b. Kontravensi
Kontravensi merupakan proses social yang ditandai oleh adanya ketidakpastian,
keraguan, penolakan, dan penyangkalan yang tidak diungkap secara terbuka. Kontravensi
adalah sikap menentang secara tersembunyi, agar tidak sampai terjadi perselisihan atau
konflik secara terbuka. Penyebab kontravensi antara lain adalah perbedaan pendirian antara
kalangan tertentu dengan pendirian kalangan lainnya dalam masyarakat, atau bisa juga
dengan pendirian keseluruhan masyarakat.
Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker, terdapat lima bentuk kontravensi
sebagai berikut :
1) Kontravensi umum.
Misalnya : penolakan, keengganan, perlawanan, proses, gangguan, mengancam pihak
lawan.
2) Kontravensi sedrhana.
Misalnya : menyangkal pernyataan orang di depan umum.
3) Kontravensi intensif.
Misalnya : penghasutan, penyebaran desas-desus.
4) Kontravensi rahasia.
Misalnya : pembocoran rahasia, khianat.

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 12


5) Kontravensi taktis.
Misalnya : mengejutkan pihak lawan, provokasi, dan intimidasi.

c. Pertikaian
Pertikaian merupakan proses social bentuk lanjut dari kontravensi. Dalam pertikaian,
perselisihan sudah bersifat terbuka. Pertikaian terjadi karena semakin tajamnya perbedaan
antara kalangan tertentu dalam masyarakat.
Kondisi semakin tajamnya perbedaan mengakibatkan amarah, rasa benci yang
mendorong tindakan untuk melukai, menghancurkan, atau menyerang pihak lain. Jadi,
pertikaian muncul apabila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau
tujuannya dengan jalan menentang pihak lain lewat ancaman atau kekerasan.

d. Konflik
Pengertian konflik yang paling sederhana adalah saling memukul (configere). Namun,
konflik tidak hanya berwujud pertentangan fisik semata. Dalam definisi yang lebih luas,
konflik diartikan sebagai suatu proses social antara dua pihak atau lebih ketika pihak yang
satu berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak
berdaya.
Sebagai proses social, konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan yang agaknya sulit
didamaikan atau ditemukan kesamaannya. Perbedaan tersebut antara lain menyangkut ciri
fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, dan keyakinan.
Konflik merupakan situasi wajar dalam setiap masyarakat. Bahkan, tidak ada satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik. Tiap masyarakat pasti pernah
mengalami konflik, baik itu konflik dalam cakupan kecil ataupun konflik berskala besar.
Konflik dalam cakupan kecil misalnya konflik dalam keluarga, konflik dengan teman, konflik
dengan atasan, dan sebagainya. Sedangkan, konflik dalam cakupan besar misalnya konflik
antargolongan atau antakampung.
Factor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat adalah sebagai
berikut :
1) Perbedaan individu, berupa perbedaan pendirian dan perasaan.
2) Perbedaan latar belakang kebudayaan, sehingga membentuk pribadi-pribadi yang
berbeda-beda pula. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola
pemikiran dan pendirian kelompoknya.
3) Perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok, bisa menyangkut bidang ekonomi,
politik dan social.
4) Perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Menurut de Moer, konflik dalam masyarakat terjadi jika para anggotanya secara besar-
besaran membiarkan diri dibimbing oleh tujuan-tujuan (nilai-nilai) yang bertentangan.
Menurut Dahrendorf, pembagian konflik adalah sebagai berikut :
1) Konflik antara atau dalam peran social, misalnya antara peran dalam keluarga dan profesi.
2) Konflik antara kelompok-kelompok social.
3) Konflik antara kelompok yang terorganisasi dengan kelompok yang tidak terorganisasi.
4) Konflik antara satuan nasional.
5) Konflik antarnegara atau antara negara dengan organisasi internasional.
Konflik bisa membawa akibat positif asalkan masalah yang dipertentangkan dan
kalangan yang bertentangan memang konstruktif. Artinya, konflik itu sama-sama dilandasi
kepentingan menjadikan masyarakat lebih baik.

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 13


Contoh: Konflik mengenai kebebasan informasi. Kalangan yang satu menghendaki bebasnya
informasi, dengan alasan melatih masyarakat untuk menyaring informasi secara mandiri.
Kalangan yang lain menghendaki adanya lembaga sensor karena khawatir adanya informasi
yang tidak mendidik. Kedua kalangan sama-sama menginginkan masyarakat yang semakin
berkualitas.

Hasil dan akibat suatu konflik adalah sebagai berikut :


1) Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik dengan
kelompok lain.
2) Keretakan hubungan antara anggota kelompok, misalnya akibat konflik antarsuku.
3) Perubahan kepribadian pada individu, misalnya adanya rasa benci dan saling curiga
akibat perang.
4) Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.
5) Dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.

Kegiatan Kompetensi Siswa


1. Jelaskan OSIS yang ada di sekolah anda,termasuk dalam jenis interaksi apa,berikan uraian
anda!
2. Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari mengenai proses disosiatif!

Uji Kompetensi

I. Berilah tanda silan (X) huruf a,b,c,d atau e pada jawaban yang paling benar !
1. Pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau
lebih disebut ………
a. Akomodasi c. bargaining e. cooptation
b. Joint venture d. coalition

2. Kerjasama karena dorongan yang bersifat alamiah disebut jenis kerja sama…..
a. Tuntutan alam c. formal e. informal
b. Bebas d. informasi

3. Proses social yang mencakup persaingan dan pertentangan atau pertiakain disebut…
a. Akomodasi c. oposisi e. disosiasi
b. Diferensial d. akulturasi

4. Akomodasi merupakan suatu proses artinya…….


a. Sebagai suatu kenyataan adanya keseimbangan
b. Sebagai bentuk kestabilan
c. Sebagai wujud keinginan
d. Sebagai tuntutan
e. Usaha untuk meredakan suatu pertentangan

5. Proses social yang timbul apabila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang
kebudyaan yang berbeda disebut………
a. Akulturasi c. konversi e. mediasi
b. Toleransi d. asimilasi

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 14


6. Yang dimaksud dengan persaingan adalah…..
a. Proses social yang melibatkan individu atau kelompok dalam mencari keuntungan
b. Keadaan yang membuat salah satu pihak merintangi
c. Perundingan untuk mencapai mufakat
d. Monopoli usaha
e. Kesepakatan pembagian hasil dari teman usaha

7. Konflik akan menimbulkan akibat sebagai berikut, kecuali………


a. Bertambah goyahnya persatuan kelompok
b. Timbul keributan
c. Terganggunya ketertiban
d. Munculnya kerja sama dalam monopoli usaha
e. Timbulnya perubahan nilai budaya

8. Keadaan yang membuat salah satu pihak merintangi dan menjadi penghalang kelompok
lain disebut……..
a. Permusuhan c. organisasi e. konflik
b. Persaingan d.disorganisasi

9. Proses disosiatif sering disebut dengan……..


a. Akulturasi c. disorganisasi e. oposisi
b. Asimilasi d. konflik

10. Di bawah ini contoh kontravensi yang menyangkut generasi muda adalah…..
a. DPR system liberal
b. Muncul golongan mayoritas dan minoritas
c. Perbedan pendapat golongan muda dan tua
d. Perbedaan pendapat antara pria dan wanita
e. Persaingan mencari modal usaha

II. Jawablah Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar !


1. Jelaskan pengertian toleransi !
2. Jelaskan pengertian akulturasi
3. Jelaskan contoh konflik pribadi !
4. Apa arti tingkah laku
5. Sebutkan bentuk disosiatif !

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 15


C. STATUS. PERAN, DAN KELAS SOSIAL

1. Kedudukan Sosial (Status Sosial)


Kedudukan sosial adalah salah satu tempat atau posisis seseorang dalam kelompok
sosial atau masyarakat secara umum sehubungan dengan keberadaan orang lain di
sekitarnya. Kedududkan sosial meliputi lingkungan pergaulan, pretasi, hak, dan kewajiban.
Perlu diketahui, seseorang dapat saja mempunyai beberapa kedududkan sosial di dalam
masyarakat, karena ikut serta dalam berbagai pola kehidupan sekaligus.

Contoh :
Kedudukan seorang pemuda yang bernama Donni Septian dari Desa Berdikari
merupakan kombinasi dari segenapm kedudukannya sebagai Ketua Karang Taruna
“Mekar Lagi”,mahasiswa teladan tingkat propinsi,calon sarjana psikologi,anak Pak
Idham, calon suami gadis bernama Ani dari desa tetangganya,dan sahabat karib Anton.

Putra Pak Idham

Sahabat karib Anton Ketua Karang Taruna


“Mekar Lagi”
Meka
Donni
Calon Sarjana Psikologi
Mahasiswa Teladan

Calon Suami Ani

Dilihat dari proses terjadinya,kedudukan sosial (status) seseorang di bebankan menjadi


tiga.

a. Ascribed status
Ascribed status adalah kedudukan sosisal yang di peroleh secara otomatis melalui
kelahiran atau keturunan. Ascribed status di peroleh tanpa usaha tertentu bagi yang
mendudukinya.
Contoh :
Jenis kelamin, Kasta pada masyarakat Hindu, putra mahkota bagi seorang anak raja, dan
sebagainya.
b. Achieved status
Achieved status adalah suatu kedudukan seseorang melalui usaha – usaha yang
disengaja.
Status sosial ini terbuka bagi semua orang asalkan memenuhi syarat – syarat tertentu.
Contoh :
Guru, dokter, hakim, menteri, dan jenderal
c. Assigned status
Assigned status adalah status sosial yang diberikan kepada seseorang yang berjasa
telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
Kedudukan tersebut diberikan karena seseorang telah lama menduduki sesuatu kepangkatan
yang diakui masyarakat.

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 16


Contoh :
Status “Bapak Koperasi” diberiak kepada Drs. Muh. Hatta yang banyak berjasa dalam
memajukan perkoperasian Indonesia.

2. Peran (Role) Sosial


Peran adalah pelaksanaan hak dan kewajiban sesorang sesuai dengan status sosialnya.
Jadi apabila seorang individu telah melaksanakan kewajiban dan meminta hak – haknya sesuai
dengan status sosial yang disandangnya, maka dia telah menjalankan peran yang tepat.
Peran berasal dari pola pergaulan hidup, oleh sebab itu peran menentukan apa yang
akan diperbuat dan kesempatan apa yang diberikan masyarakat disekitarnya. Peran dianggap
sangat penting karena mengatur perilaku seseorang dalam masyarakat, berdasarkan norma –
norma yang berlaku dimasyarakat.
Dalam masyarakat terdapat individu dengan peran yang beraneka ragam. Beragam
aneka sosial tersebut membawa akibat dinamis berupa konflik, ketegangan, kegagalan dan
kesenjangan.

a. Konflik perang
Konflik perang terjadi apabila seseorang dengan kedudukan tertentu harus
melaksanakan peran yang sesungguhnya tidak dia harapkan. Hal ini terjadi karena seseorang
mempunyai status sosial.
Contoh :
1) Seorang polisi yang baik harus menangkap pelaku kejahatan yang sebenarnya adalah
keponakan dirinya sendiri.
Padahal sebagai seorang paman dia wajib melindungi keponakannya itu.
2) Seorang pelajar mengalami konflik peran antara member contekan kepada teman dan
menjadi pelajar yang baik.

b. Ketegangan
Ketegangan terjadi apabila sesorang mengalami kesulitan untuk melakukan peran sosial
yang dimiliknya karena adanya ketidaksesuaian antara kewajiban – kewajiban yang harus
dijalankan dengan tujuan oeran sosial itu sendiri.
Contoh :
Seorang pimpinan kantor yang harus menerapkan disiplin waktu secara ketat kepada
karyawannya yang sebagian besar adalah kerabat dekatnya.

c . Kegagalan peran
Kegagalan peran terjadi apabila sesorang tidak sanggup menjalankan beberapa peran
sekaligus karena dapat tuntunan – tuntunan yang saling bertentangan.

d. Kesenjangan peran (Role distance)


Kesenjangan peran terjadi karena sesorang harus menjalankan peran yang tidak menjadi
prioritas hidupnya sehingga merasa tertekan atau merasa tidak cocok menjalankan peran
tersebut.

3. Kelas Sosial (Sosial Class)


Kelas sosial merujuk kepada pembedaan hierarki/tingkatan antara individu-individu
dalam masyarakat. Pengertian kelas sosial bisa berbeda-beda dalam tiap zaman dan

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 17


masyarakat. Namun,kelas sosial secara umum sering ditentukan oleh pendapatan,
pendidikan, dan kesejahteraan.
Contohnya:
Kelas menengah, golongan pengusaha,kaum bangsawan.
Menurut Soerjono Soekanto, pengertian kelas sosial hampir sama dengan lapisan sosial
tanpa membedakan apakah berdasarkan faktor uang, tanah, atau kekuasan. Ada juga yang
menggunakan istilah kelas sosial hanya untuk lapisan sosial berdasarkan ekonomi, sedangkan
lapisan sosial berdasarkan kehormatan dinamakan kelompok status (status group).
Kornblum mendefinisikan kelas sosial hamper sama dengan kasta, hanya saja
penentuannya berdasarkan criteria ekonomi seperti pekerjaan, penghasilan, dan kemakmuran.
Biasanya, kelas sosisal bersifat terbuka dan tidak homogen. Artinya, terejadi mobilitas baik ke
atas maupun kebawah diantara kelas-kelas itu.
Max Weber mengadakan pembedaan antara dasar ekonomis dengan dasa kedudukan
sosial, tetapi tetap menggunakan istilah kelas sosial bagi semua lapisan. Kelas sosial yang
bersipat ekonomis ini di bagi lagi kedalam sub kelas yang dipilah berdasarkan kecakapan di
bidang ekonomi.

D. PROSES PEMBENTUKAN KELOMPOK, LEMBAGA, DAN ORGANISASI SOSIAL

Kelompok, lembaga sosial, dan organisasi sosial terbentuk setelah individu bertemu
individu lain. Pertemuan antara individu yang menghasilkan kelompok dan lembaga sosial
haruslah berupa proses interaksi untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengaadakan
persaingan, pertikaian, dan komplik. Interaksi merupakan syarat utama terbentuknya
kelompok dan lembaga sosial.

1. Kelompok dan Asosiasi


Kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan
dan saling berinteraksi. Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan
dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antar kelompok, dan
kesadaran jenis.
Menurut Bierstedt, ada 4 macam kelomok.
a. Kelompok statis yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial
dan kesadaran jenis diantaranya.
Contoh:Kelompok penduduk usia 10 – 15 tahun disubuah kecamatan.
b. Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak
mempunyai organisai dan hubungan sosial diantara anggotanya.
c. Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan
berhubungan satu dengan yang lainnya tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.
Contoh :Kelompok pertemuan, kerabat.
d. Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada
persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para
anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak, dan komunikasi, serta memiliki
organisasi formal.
Contoh :Negara, OSIS, pramuka.

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 18


Bergabung dengan sebuah kelompok bisa merupakan sesuatu yang kebetulan atau
merupakan sebuah kebetulan. Dua factor utama yang tampaknya merupakan pilihan tersebut
adalah kedekatan dan kesamaan.
Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling
melihat, berbicara dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang
interaksi dan bnentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial.
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga
kesamaan di antara anggota-anggotanya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat,
kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelegensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan
yang meupakan factor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok
sosial yang disebut keluarga.
Perilaku kelompok, sebagaimana halanya semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh
norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Setiap kelompok memilikI suatu pandangan
tentang perilaku mana yang di anggap pantas untuk di jalankan para anggotanya. Norma-
norma ini mengarahkan interaksi kelompok.
Norma muncul melalui proses iteraksi yang perlaha-lahan di antara anggota kelompok.
Ppada saat seseorang berprilaku tertentu, pihak lain menilai kepantasan atau ketidak pantasan
prilaku tersesbut, atau menyarankan prilaku alternative (secara langsung atau tidak langsung).
Kumpulan interaksi inilah yang membentuk norma sabagai ‘kesepakatan’ bersama.
Selain itu, nenurut Robert Bierstedt, berdasarkan keteraturan-nya terdapat bermacam-
macamjenis kelompok.
a. Kelompok sosial yang teratur
1) In-group dan out-group
In-group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya dalam
kelompok tersebut. Sifat in-group biasanya didasarkan pada faktor simpati dan
kedekatan dengan anggota kelompok. Misalnya, Putri adalah siswi kelas 1A SMA
Harapan Pertiwi, maka uang menjadi in-group Putri adalah kelas 1 A. Out-group
adalah kelompok yang dia artikan oleh individu sebagai lawan in-groupnya. Dengan
kata lain kelompok yang berada di luar kelompok dirinya. Misalanya, out-group bagi
Putri adalah kelas selain kelas 1A, yaitu kelas 1B dan 1C.

2) Kelompok primer dan sekunder


Menurut Cooley, kelompok primer adalah kelompok kecil yang anggota-anggotanya
memiliki hubungan dekat, personal, dan laanggeng. Contoh paling jelas adalah
kelarga.
Kelompok sekunder adalah kelompok yang lebih besar, bersifat sementara, dibentuk
untuk tujuan tertentu, dan hubungan antar anggota bersifat impersonal sehingga
biasanya tidak langgeng. Misalnya, kesebelasan sepak bola.

3) Paguyuban (Gemeinschaft) dan petembayan (Gesselschaft)


Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya terikat oleh
hubungan batin murni dan besifat alamiah serta kekal. Hubungannya didasari oleh
rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang telah di takdirkan. Bentuk paguyuban bisa
ditemui dalam keluarga, kelopmpok, kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya.
Paguyuban mempunyai cirri-hubungan akrab, bersifat pribadi, dan eksklusif (hanya
orang tertentu).
Menurut Ferndinand Tonnies, di masyarakat selalu dijumpai salah satu dari tiga tipe
paguyuban, yaitu sebagai berikut.

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 19


a) Paguyuban karena ikatan darah, seperti keluarga, kekerabatan, kesukuan, dan lain-
lain.
b) Paguyuban karena tempat, seperti rukun tetangga, rukun warga, dan lain-lain.
c) Paguyuban karena pikiran, seperti pergeakan mahasiswa, partai polotik, dan lain-
lain.

Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya hanya untuk jangka
waktu yang pendek. Hubungannya bersifat untuk semua orang. Patembayan bersifat
sebagai suatu bentuk yang ada dalam pikiran bellaka. Contoh patembayan adalah
interaksi melalui internet.

4) Formal group dan informal group


Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja
diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya.
Contohnya birokrasi, perusahaan, Negara, dan sebagainya.
Informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur yang pasti,
terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang sehingga terjadi pertemuan
kepentingan dan pengalaman. Contohnya klik (ikatan kelompok teman terdekat atau
perkawanan).

5) Membership group dan Reference goup


Membership group adalah suatu kelompok yang di dalamnya setiap orang secara pisik
menjadi anggotanya.
Reference group adalah kelompok-kelompok sosial yang menjadai acuan bagi
seseorang untuk membentuk kepribadian dan prilakunya.

b. Kelompok sosial yang tidak teratur


1) Kerumunan (crowd) adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di
suatu tempat dan pada waktu yang bersamaan.
2) Publik adalah orang-orang yang berkumpul yang mempunyai kesmaan
kepentingannya.

2. Lembaga
Dalam sosiologi, lembaga berarti suatu sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu
yang olaeh masyarakat dianggap penting. Sistem norma tersebut mencakup gagasan, aturan,
tata cara kegiatan, dan ketentuan sanksi (reward and punishment system). Sistem norma itu
merupakan hasil proses berangsur-angsur menjadi suatu sistem yang terorganisasi; di anggap
telah teruji kredibilitasnya dan terpercaya. Misalnya, agama adalah lembaga karena
merupakan suatu sistem gagasan, kepercayaan, tata cara ibadah, danpedoman perilaku yang
dipercaya penganutnya dapat membawa pada kebaikan dunia dan akhirat.
Contoh lainnya: Keluarga, perkawinan, agama, pendidikan, dan ekonomi.

Lembaga sosial mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok


manusia. Lembaga sosial mempuinyai beberapa pungsi sebagai berikut.
a. Sebagai pedoman aanggota masyarakat untuk bertingkah laku dalam menghadapi
masalah masyarakat, terutama yng menyangkut kebutuhan manusia.
b. Menjaga kebutuhan masyarakat.

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 20


c. Menjadi pegangan untuk mengadakan sistem pengadilan sosial terhadap tingkah laku
anggota masyarakat.

Lembaga sosial tebentuk dari nilai, norma, adat istiadat, tata kelakuan, dan unsure-unsur
budaya lainnya yang hidup di masyarakat. Nilai dan norma yang baru setelah dikenal, diakui,
dan dihargai oleh masyarakat akan ditaati dalam kehidupan sehari-hari. Proses ini berlanjut
hingga nilai dan norma sosial tersebut diserap oleh masyarakat dan mendarah daging. Proses
penyerapan ini dinamakan internalisasi (internalization).
Setelah mengalami internalisasi, nilai dan norma itu lama-kelamaan akan berkembang
menjadi (bagian) suatu lembaga. Proses yang dilewati nilai dan norma sosial baru untuk
menjadi bagian dari salah satu lembaga sosial dalam masyarakat disebut proses pelembagaan
(institutionalization).
Menurut Gillin & Gillin, cirri-ciri umum lembaga sosial antara lain sebagai berikut.
a. Pada pemikiran dan perilaku yang terwujud dalam aktivitas masyarakat beserta
hasil-hasilnya.
b. Mempunyai suatu tingkatan kekekalan tertentu. Maksudnya, suatu nilai atau norma
akan menjadi lembaga setelah mengalami proses-proses percobaan dalam waktu
yang relative lama.
c. Mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
d. Memepunyai alat-alat kelengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan lembag
tersebut. Biasanya alat-alat ini antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya
berbeda.
e. Memiliki lambang-lambang yang merupakan simbol untuk menggambarkan tujuan
dan fungsi lambang tersebut.
f. Dalam merumuskan tujuan dan tata tertibnya, lembaga memiliki tradisi yang
tertulis dan tidak tertulis.

Kita akan melihat bahwa pendidikan memiliki cirri-ciri sebagai lembaga. Pendidikan
memili pola pemikiran dan perilaku yang di wujudkan dalam kegiatan seperti belajar-
mengajar di sekolah, membaca buku, berlarih atau mengerjakan tugas. Pendidikan sudah
dibutuhkan manusia sejak zaman dulu, jadi telah memiliki tingkat kekekalan. Pendidikan
tentu saja memiliki tujuan, misalnya unutuk mencerdaskan masyarakat. Alat kelengkapan
pendidikan contohnya adalah sekolah, guru, materi pelajaran, peralatan kerja murid,
peraturan, dan lain-lain. Pendidikan juga memiliki lambang yang menggambarkan tujuan dan
fungsi pendidikan itu, di Indonesia misalnya pena, buku, dan toga. Pendidikan juga memiliki
tradisi tertulis seperti tata tertib sekolah atau tradisi tak tertulis seperti menghormati guru.

3. Organisasi Sosisal
Masyarakat di bentuk oleh bermacam-macam organisasi. Konsep organisasi disini
berbeda dengan yang biasa kita temui sehari-hari. Organisasi sosial dibentuk dari sejumlah
individu dengan beragam kedudukan/status sosial yang berinteraksi dan melakukan peran
sosialnya. Dalam organisasi ada tujuan berama dan tugas-tugas untuk mencapainya sesrta
struktur dalam menjalankan tugasnya itu. Jadi, organisasi sosial bisa dartikan sebagai
sekelompok orang yang memiliki kesamaan dan kesadaran berinteraksi dan bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Contoh yang terdekat denganmu
adalah organisasi kelas. Dalam organisasi kelas terdapat struktur formal/resmi (wali kelas,
ketua kelas, sekretaris, bendahara, kelompok piket, dan lain-lain). Setiap orang menjalankan

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 21


peran sesuai kedudukannya untk mencapai tujuan terciptanya kehidupan kelas yang tertib
dan nyaman.
Berdasarkan sifat resmi tidaknya. Dikenal dua jenis oraganisasi sebagai berikut.
a. Organisasi Formal
Organisasi formal sifatnya lebih teratur, mempunya struktur organisasi yang resmi, serta
terdapat perencanaan dan program yang akan dilaksanakn secara jelas.
Contohnya :
OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia), PWI
(Persatuan Wrtawan Indonesia), LSM dan lain-lain.
Organisasi formal terbentuk secara resmi melalui prosedur dan tahap yang jelas.
Langkah-langkah tersebut biasanya diatur melalui peraturan. Begitu pula dengan perekrutan
anggota-anggotanya.

b. Organisasi Informal
Karena bersifat tidak resmi, struktur organisasi informal tidak begitu jelas atau bahkan
tidak ada. Begitu pula dengan perencanaan dan program yang akan dilaksanakan tidak
dirumuskan secara jelas dan tegas, kadang-kadang terjadi begitu saja secara spontan.
Contohnya :
Karang Taruna, Kelompok, Pecinta Puisi, di sekolah, Fans Club suatu group musik yang
terkenal, dan sebagainya.
Pembentukan organisasi informal tidak perlu melalui proses orang berkumpul dan
proses panjang bahkan bisa terjadi secara sponytan. Ketika sekelompok orang berkumpul dan
sepakat untuk bekerja sama dengan tujuan tertentu maka terbentuklah organisasi tersebut.

E. PERUBAHAN DAN DINAMIKA KEHIDUPAN SOSIAL

1. Pengertian
Setiap masyarakat di mana pun pasti akan mengalami perubahan dandinamika.
Perubahan yang terjadi bisa berupa perubanahan nilai, norma, pola prilaku, lembaga, struktur
sosial, dan masih nbanyak lagi. Perubahan dan dinamika ini merupakan akibat dari adanya
interaksi antar manusia dan antar kelompok. Dengan interaksi, terjadi saling mempengaruhi
yang menyebabkan perubahan dan dinamika sosial. Hal ini tidak bisa dielakan apalagi di
zaman sekarang ketika interaksi tak langsung juga mudah terjadi.
Anggota masyarakat juga sangat beragam. Tidak mungkin mereka semua mengetahui
dan menyetujui semua nilai, norma, peranata sosial, dan peraturan masyarakat. Lalu begitu
saja berperilaku sesuai dengannya. Kenyataan ini menyebabkan ketidak selarasan dan
mendorong terjadinya perubahan dan dinamika sosial pula. Perubahan dan dinamika sosial
ini tidak selalu berate kemajuan, tetapi dapat pula berarti kemunduran dalam bidang
kehidupan tertentu.
William F. Ogburn mengemukakan ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsure-
unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial. Kingsley Davis mengartikan
perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
masyarakat. Mac iver mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan dalam hubungan
sosial (social relationship) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium)
hubungan sosial.
Berikut pengertian perubahan sosial yang lain menurut para sosiolog.
Hans Garth & C. Wright Mills

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 22


Perubahan sosial adalah apapun yang terjadi (kemunculan perkembangannya, dan
kemunduran) dalam kurun waktu tertentu terhadap peran, lembaga, atau tatanan yang
melipiti struktur sosial.
Samuel Koening
Perubahan sosial menunjuk pada modipikasi-modipikasi yang terjadi dalam pola-pola
kehidupan manusia.
Jadi, perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam waktu tertentu
terhadap organisasi sosial masyarakat yang meliputi nilai, norma, kebudayaan, dan sistem
sosial dengan cara memodifikasi pola-pola kehidupan manusia untuk memperoleh
keseimbangan hubungan sosial.
2. Teori Perubahan Sosial
Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli sosiologi untuk menjelaskan
terjadinya perubahan dan dinamika dalam masyarakat.
a. Teori evolusi (evolutionary Theory)

Perubahan karena evolusi manusia (seperti teori Darwin) memengaruhi cara


pengorganisasian masyarakat sederahan yang mempunyai hubngan erat dan kooperatif
berubah menjadi masyarakat besar dengan hubungan yang terspesilalisasi dan impersonal.
Perubahan yang terjadi tidak selamanya membawa kemajuan. Pemikir utama teori adalah
Emile Durkheim dan Ferdinand Tonnies.

b. Tori Konflik (Conflict Theory)

Teori ini berpendapat bahwa konflik selalui ada didalam masyarakat. Peruabahan sosial
disebabkakan oleh konflik kelas oleh para kelompok terindas dan kelompok penguasa.
Pemikiran Karl Mars dan Ralf Dahrendrof paling berpengaruh dalam teori ini.

c. Teori Fungsionalis (Cylicical Teory)

Teori ini membawa cara lembaga sosial memenuhi kebutuhan sosial. Terutama stabilitas
sosial. Salah satunya dikemukakan oleh William Ogburn tentang kejutan budaya (Culture
Shock).

d. Teori siklis (Cyclical Theory)

Dikemukakan oleh Oswald Spengler dan Arnold Toynbee. Menurut teori ini perubahan
sosial merupakan suatu siklus. Jadi ada suatu masa ketika masyarakat masih muda
(peradaban baru mulai) masyarakat yang dewasa (masa jamannya) dan diakhhiri dengan
masa tua (kemunduran masyarakat sampai hilangnya peradaban) perubahan ini
diakibatkan oleh tantangan yang muncul baik dari dalam maupun dari luar jika dapat
mengatasinya suatu masyarakat akan bertahan dan berkembang menjadi maju, jika tidak
maka masyarakat akan mengalami kemunduran dan akhirnya akan punah.

3. Faktor – faktor Penyebab Perubahan Sosial


Dengan melihat teori – teori tentang perubahan sosial yang dikemukakan diatas dapat
diketahui hal - hal yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Soekanto mengelompokan
perubahan - perubahan sosial dalam dua golongan besar yaitu faktor yang berasal dari
masyarakat itu sendiri (faktor internal) dan faktor yang bersumber dari luar masyarakat
(faktor eksternal)
a. Faktor inrternal

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 23


1) Bertambahnya atau berkembangnya penduduk

Pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat dapat menyebabkan perubahan penduduk


dalam masyarakat seperti muncul kelas sosial yang baru dan fropesi yang baru.

Sementara itu berkurangnya jumlah penduduk bisa jadi disebabkan perpindahan


penduduk dari desa kekota atau dari suatu daerah ke daerah lainnya(tranmigrasi,
urbanisasi) perpindahan ini akan mengakibatkan kekosongan dalm pembagian kerja
dan jumlah angkatan kerja. Kondisi akan mengambil lembaga – lembaga masyarakat.

2) Adanya penemuan baru

Tuntutan zaman yang berubah menjadi pemicu individu – individu yang sadar akan
kekurangan budaya masyarakatnya untuk memenuhi cara berbagai kebutuhan selalui
ilmu pengetahuan dan teknologi proses penemuan ini dinamakan inovasi. Penemuan
baru sebagai sebab terjadinya perubahan perubahan menjadi dua yaitu discovary dan
invention.

Contoh : Penemuan telefon teluah mengubah pola cara berkomunikasi masyarakat.


Dulu, masyarakat yang berjauhan tidak dapat berkomunikasi secara langsung dan
membutuhkan waktu cukup lama. Namun dengan adanya telepon masyarakat bisa
berkomunikasi pada saat itu juga bahkan yang jaraknya berjauhan tanpa haru bertatap
muka.

3) Pertentangan/konflik masyarakat

Dalam masyarakat yang heterogen dan dinamis penentangan mungkin saja terjadi
antara individu dengan kelompok atau antara kelompok –kelompok tertentu. Apalagi
dari masyarakat yang sedang berkembang dari tahap tradisional ke modern.
Pertentangan ini misalnya antara golongan muda yang menganut nilai – nilai baru
karena menerima unsur – unsur baru dari kebudayaan lain. Contohnya kebudayaan
barat. Dari golongan tua yang umumnya ingin mempertahankan, nilai – nilai tradfisi
dan kebudayaan tradisionalkonflik ini akan menimbulkan perubahan nilai – nilai pada
perilkau dan interaksi yang baru dimasyarakat tersebut.

Contoh : Westernisasi dikalangan anak – naka muda cenderung menimbulkan konflik


dengan orang tua. Kalangan tua memandang kebudayaan barat itdak cocok tradisi dan
nilai – nilai bangsa Indonesia, tapi lambat laun bisa diterima walaupun terjadi konflik.

4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi

Perubahan yang terjadi secara cepat dan mendasar oleh individu atau kelompok akan
berpengaruh besar pada struktur masyarakat dan lembaga kemasyarakatan mulai dari
lembaga keluarga sampi negara.

Contoh :

Revolusi Prancis yang merupakan pemberontakan kelas bawah Prancis. Mereka


merasa tertindas oleh kekuasaan raja yang pada saat itu bertindak sewenang – wenang.

5) Ideologi

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 24


Ideologi bisa diartikan sebagai seperangkat kepercayaan nilai dan norma yang saling
berhubungan yang dapat mengarahkan masyarakat pada tujuan tertentu. Ideologi
memainkan peran yang cukup besar dalam membentuk arah perubahan sosial
biasanya ideologi ini dituangkan dalam kebijakan – kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah yang menganut salah satu dari ideologi tersebut.

b. Faktor eksternal

1) Lingkunagn alam fisik yang adadisekitar manusia

Penyebab perubahan yang bersumber dari lingkungan alam fisik, kadang kala
disebabkan oleh masyarakat itu sendiri terjadinya bencana alam , seperti banjir,
longsor , gempa bumi dan lain – lainya menyebabkan masyarakat yang semula
mendiami daerah bencana tersebut terpaksa harus pindah dan mencari tempat
tinggal baru. Perpindahan tersebut membuat meraka harus menyesuakan dengan
tempat yang baru. Hal ini menyebabkan perubahan perubahan pada lembaga
lembaga masyarakat.

2) Peperangan

Peperangan dapat menyebabkan perubahan baik pada lembaga masyarakat


maupun pada struktu masyarakatnya. Biasanya negara yang menang akan
memaksakan nilai cara dan negara yang dianut kepada negara yang kalah.

3) Pengaruh kebudayaan masyarakat lain

Dizaman yang semakin terbuka ini ketika teknologi informasi dan komunikasi
semakin meningkat tidak ada masyarakat didunia yang dapat menutup dirinya
dari interaksi dengan bangsa atau masyarakat lain. Interaksi yang dilakukan antara
dua masyarakat dan bangsa mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan
pengaruh timbal balik, memengaruhi dan menerima pengaruh. Dengan demikian
interaksi dapat menimbulkan nilai – nilai budaya yang baru sebagai hasil asimulasi
atau akulturasi keluar budaya.

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 25


RANGKUMAN RANGKUMAN
Interaksi Sosial Kelas, Status dan Peran Sosial
• Ada empat tipe utama tindakan sosial yang Kelas Sosial
dilakukan manusia yaitu : • Kelas sosial menunjuk kepada perbedaan
tingkatan antara individu – individu dan
a. Tindakan sosial instrumental masyarakat.
b. Tindakan sosial berorintasi nilsi • Kelas sosial secara umum ditentukan oleh tingkat
c. Tindakan sosial tradisonal pendapatan, pendidikan dan kesejahteraaan.

d. Tindakan afektif Kedudukan Sosial


• Kedudukan sosial adalh tempat atau posisi
• Interaksi sosial adalah hubungan – hubungan seseorang dalam kelompok sosial atau
yang dinamis menyangkut hubungan perorangan masyarakat secara umum.
anatara kelompok dengan kelompok lain dan
antara kelompok manusia dan individu. • Dilihat dari proses kedudukan sosial dibedakan
menjadi :
• Faktor – faktor dalam interaksi sosial adalah
sebagai berikut : Faktor imitasi; Faktor sugesti; a. Konflik peran
Faktor identifikasi; Faktor simpati b. Ketegangan peran
• Syarat – syarat terjadinya interaksi sosial adalah c. Kegagaln peran
: kontak social dan komunikasi
d. Kesenjangan peran
Bentuk – bentuk Intreraksi Sosial
• Proses asosiatif yang mendorong interaksi sosial Peran (Role)
adalah :
• Peran adalah pelaksanaan hak dan kewajiban
a. Kerjasama(cooperatif) seseorang sesuai dengan kedudukan (status)
sosial.
b. Akomodasi diantaranya koersi , kompromi
abitrasi, konsiliasi, toleransistalemate, dan • Dalam masyarakat banyak individu yang
ajudikasi. memainkan bermacam – macam peran sehingga
mengakibatkan terjadinya :
c. Asimilasi
a. Konflik peran ;
d. Akulturasi
b. Keteganagn peran ;
• Proses- proses disosiatif meliputi :
c. Kegagalan peran;
Persaingan ; Kontroversi;
d. Kesenjangan peran.
Pertikaian; Konflik

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 26


RANGKUMAN RANGKUMAN
Kelompok Kelas, Statu dan Peran Sosial
• Kelompok lembaga sosial, dan organisai sosial Kelas Sosial
terbentuk diawali dengan pertemuan anatara • Kelas sosial menunjuk kepada perbedaan
individu yang diotindak lanjuti dengan proses – tingkatan antara individu – individu dan
proses sosial untuk mencapai tujuan bersama. masyarakat.
• Kelas sosial secara umum ditentukan oleh tingkat
• Kelompok adalh kumpulan orang yang memiliki pendapatan, pendidikan dan kesejahteraaan.
kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling Kedudukan Sosial
berinteraksi. • Kedudukan sosial adalh tempat atau posisi
• Ada dua faktor yang mendorong terbentuknya seseorang dalam kelompok sosial atau
kelompok yaitu :Kedekatan dan Kesamaan. masyarakat secara umum.
• Dilihat dari proses kedudukan sosial dibedakan
Dalam suatu kelompok selalu terdapast norma menjadi :
kelompok yang mengetahui perilaku kelompok itu. e. Konflik peran
Norma klompok terbentuik melalui proses interaksi f. Ketegangan peran
diantara anggota - anggota kelompok itu. g. Kegagaln peran
Lembaga h. Kesenjangan peran
• Lembaga berarti suatu sistem nomra untuk Peran (Role)
mencapi tujuan tertentu yang dioanggap penting • Peran adalah pelaksanaan hak dan kewajiban
oleh masyarakat. seseorang sesuai dengan kedudukan (status)
sosial.
• Lembaga – lembaga sosial terbentuk dair norma • Dalam masyarakat banyak individu yang
– norma yang hidup dimasyarakat lambat laun memainkan bermacam – macam peran sehingga
norma – norma tersebut mengalami proses mengakibatkan terjadinya :
kelembagaan institutionalization dan dilanjutkan e. Konflik peran ;
dengan internalisasi (internalization) sehingga f. Keteganagn peran ;
norma baru itu dikenal, diakui, dihargai, g. Kegagalan peran;
kemudian ditaati masyarakat. h. Kesenjangan peran.
Organisasi Sosial
Ciri – ciri lembaga sosial menurut Gilin dan
Gilin : • Organisasi sosial diartikan sebagai sekelompok
a. Pola pikiran dan perilaku terwujud dalam orang yang memiliki kesamaan dan kesadaran
aktivitas masyarakat. berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai
b. Mempunyai tingkat kekekalan tertentu tujuan yang telah disepakati bersama
c. Mempunyai satu atau beberapa tujuan • Berdasarkan sipat resmi tidaknya, dikenal dua
d. Ada alat kelengkapan untuk mencapai tujuannya. macam organisasi :Organisai formal dan
e. Memiliki lambang yang merupakan simbol untuk Organisasi informal
menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga.
f. Memiliki tradisi yang tertulis dan tidak tertulis.

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 27


Berilah tanda silang (x) huruf a,b,c,d atau e
pada jawaban yang paling benar !
RANGKUMAN
Perubahan dan Dinamika perubahan Sosial 1. Status sosial yang didapatkan tanpa
• Perubahan dan dinamika kehidupan sosial terjadi susah payah dan status itu didapat sejak
sebagai akibat dari adanya interaksi anatara lahir disebut…….
manusia dan kelompok, sehingga terjadi proses a. Ascribed status
saling mempengaruhi dan kerjasama
b. assigned status
• Perubahan sosial perubahan yang terjasi dalam
c. status laten
waktu tertentu terhadap organisasi sosial
masyarakat yang meliputi nilai norma, d. Achieved status
kebudayaan, dan sistem sosial dengan cara e. status symbol
memodifikasi pola - pola kehidupan manusia
untuk memperoleh keseimbangan huibungan 2. Yang dimaksud dengan status laten
sosial. adalah status yang….
• Teori – teori tentang perubahan sosial : a. Pada saat kondisi tertentu
a. Teori Evolusi (evolitionary theory) aktif sedangkan status yang lain tidak aktif
b. Teori konflik (Conflict theory) b. Diperoleh karena perjuangan
c. Teori Fungsional (Functionalist Theory)
c. Ada sejak lahir
d. Teori siklis (Chiclical Theory)
d. Diam pada saat status aktif
• Soekanto mengelompokan faktor – faktor
penyebab perubahan sosial menjadi : kerja
a. Faktor internal e. Status karena jabatan
(1) Bertambahnya atau berkurangnya
penduduk 3. Status tertentu yang dimiliki oleh
(2) Adanya penemuan baru seseorang atau yang melekat pada diri
(3) Pertentangan (konflik) masyarakat seseorang dilihat dari kehidupan sehari-hari
(4) Terjadinya pemberontakan atau disebut…….
revolusi
a. Konflik status
(5) Idiologi
b. rekreasi
b. Faktor eksternal
(1) Lingkungan alam fisik yang ada c. symbol status
disekitar manusia d. Peranan sosial
(2) Peperangan e. status laten
(3) Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Organisasi Sosial
• Organisasi sosial diartikan sebagai sekelompok 4. Orang yang menggunakan pakaian
orang yang memiliki kesamaan dan kesadaran dengan bahan yang mahal, hal ini
berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapaimerupakan symbol status cara…..
tujuan yang telah disepakati bersama
a. Berpakaian
• Berdasarkan sipat resmi tidaknya, dikenal dua b. rekreasi
macam organisasi :Organisai formal dan c. memperbaiki
Organisasi informal d. Bergaul
e. merias
5. Tinggi rendahnya status seseorang yang berdasarkan pada kriteria otoritas adalah
seseorang.
a. Memperoleh perilaku yang baik karena ia memiliki kebijakan
b. Sukses karena kerjanya
c. Memperoleh penilaian dari orang lain
d. Memiliki status yang tinggi karena memiliki otoritas yang tinggi
e. Mendapat status karena dari keluarga tertentu.

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 28


Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1. Jelaskan pengertian peranan sosial !
2. Berilah contoh status pemberian!
3. Apa maksud aspek fungsional dalam status sosial !
4. Apa yang dimaksud symbol status ?
5. Bagaimana pengertian peranan ideal ?

ULANGAN HARIAN
Berilah tanda silang (x) huruf a,b,c,d atau e pada jawaban yang paling benar !
1. Berikut ini bukan merupakan kepribadian yang menyimpang atau tidak selaras dengan
lingkungan sosial budaya adalah ………
a. Kriminalitas d. menghargai waktu
b. rendahnya disiplin
c. Berpikir rasional e. merosotnya kewibawaan

2. Antar manusia dengan lingkungan alam dan lingkungan sosialnya terjadi interkasi..
a. Ekosistem c. budaya e. anorganik
b. Organic d. ekologi

3. Ciri watak seorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas
sebagai individu yang khusus disebut….
a. Kepribadian c. materi e. identitas
b. perasaan d. kesadaran

4. Berikut ini yang bukan merupakan lingkungan alam adalah…


a. Tumbuh-tumbuhan c. tetangga e. batuan
b. Tanah d. binatang

5. Proses belajar berinteraksik dan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya untuk menjadi
anggota masyarakat yang baik adalah pengertian dari….
a. Internalisasi c. sirkulasi e. sosialisasi
b. Akulturasi d. modernisasi

6. Tata kelakuan yang bersifat relative langgeng dan kuat integritasnya dalam pola-pola
perilaku masyarakat disebut…..
a. Cara c. kebiasaan e. tata kelakuan
b. Hokum d. adat istiadat

7. Nilai yang bersifat abstrak sehingga harga dan nilai diukur berdasarkan….
a. Harapan-harapan dan cita-cita
b. Usaha kerja sama dalam mencapai tujuan
c. Perkembangan kebudayaan masyarakat
d. Struktur sosial yang berkembang dalam masyarakat
e. Kebutuhan sosial yang berkembang di masyarakat

8. Norma mode diawali dengan adanya proses……….


a. Sugesti b. c.imitasi e. asimilasi
b. identifikasi d. simpati

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 29


9. Beriktu ini yang tidak termasuk dalam norma hukum adalah….
a. Wajib pajak d. larangan menghina sesam
b. tidak boleh mencuri
c. Menghormati orang tua e. wajib bela Negara

10. Salah satu bentuk interkasi sosial yang termasuk proses sosial yang disosiatif adalah…
a. Kerjasama c. komunikasi e. asimilasi
b. akomodasi d. akulturasi

11. Dalam kehidupannya manusia memerlukan peraturan tata hubungan, sehingga dapat
hidup dalam suasana yang harmonis. Gambaran ini menunjukan..
a. Pentingnya interaksi dalam kelompok
b. Tujuan hidup manusia
c. Proses kehidupan manusia
d. Hubungan manusia tentang norma kehidupan
e. Pentingnya norma-norma dalam hidup manusia

12. Suatu bentuk hubungan antara Mandra dan Mas Karyo yang berbicara dan saling
bekerjasama disebut…..
a. Kontak sosial d. interaksi sosial
b. antipati
c. Komunikasi sosial e. kontak

13. Suatu proses interkasi sosial dapat berlangsung dengan berdasar pada beberapa factor.
Perasaan seseorang yang tertarik kepada pihak lain merupakan factor.
a. Imitasi c. sugesti e. identifikasi
b. simpati d. antipati

14. Interaksi sosial yang asosiatif dapat berbentuk…


a. Akomodasi dan persaingan
b. Akomodasi dan politik
c. kerjasama dan akomodasi
d. kerjasama dan persaingan
e. kerja sama dan konflik

15. Usaha untuk mempertahankan pihak yang berselisih untuk mencapai tujuan bersama
disebut…
a. Koersi c. toleransi e. kompromi
b. Konsiliasi d. arbitrase

Jawablah Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !


1. Jelaskan status sosial kelahiran !
2. Berilah contoh status karena pemberian !
3. Berilah contoh suatu kebiasaan (folkways)
4. Apa yang dimaksud empati !
5. Berilah contoh cara memotivasi !

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 30


SOAL REMEDIAL
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !
1. Cara mencapai kesepakatan denga jalan memilih pihak ketiga sebagai penengah yang
disepakatai kedua belah pihak adalah……..
2. Usaha mempertemukan pihak yang berselisih untuk tujuan bersama disebut……..
3. Bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal disebut……….
4. Bentuk akomodasi di mana pihak yang terlibat dalam perselisihan, mengurangi
tuntutannya agar terjadi kesepakatan disebut…..
5. Bentuk akomodasi yang dilaksanakan dengan paksaan disebut…….
6. Gelar kesarjanaan merupakan status karena……
7. Status yang didapat tanpa susah payah disebut…..
8. Aspek yang berkaitan dengan peranan pada orang yang memiliki status tertentu disebut
aspek…..
9. Tingkah laku yang layak dan diharapkan diperbuat oleh seseorang sesuai statusnya
disebut…..
10. Simbol status dengan cara istirahat didaerah pegunungan atau rumah makan terkenal
merupakan symbol status cara

SOAL PENGAYAAN
1. Bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik
disebut………..
2. Suatu proses yang terjadi apabila individu berusaha mencapai tujuan dengan jalan
menentang pihak lawan disebut dengan ………
3. Pertentangan antar partai karena perbedaan ideology disebut konflik
4. Pertentangan antara dua orang yang bersifat perorangan disebut..
5. Usaha untuk mengakhiri konflik dengan mengalihkan pada objek bersama disebut
dengan…….
6. Peranan yang diharapkan oleh masyarakat terhadap status-status tertentu disebut
peranan…………
7. Peranan yang dilakukan oleh individu sesuai dengan kenyaaan adalah……….
8. Seseorang yang sukses dalam usaha/karier, hal ini merupakan status seseorang dengan
criteria

Interaksi Sosial – Irra Martiana,S.Sos Page 31

You might also like