Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
DOSEN:
RATNA MEGAWANGI
2009
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan pembuatan tulisan ilmiah ini adalah mencari solusi terbaik agar
terciptanya bangsa yang berkarakter untuk terciptanya pondasi Negara
Indonesia yang kuat melalui pendidikan.
BAB II
METODOLOGI PENULISAN
Tahap penulisan tulisan ilmiah ini diawali dengan penentuan tema dan judul
tulisan ilmiah, kemudian data mengenai hal – hal yang terkait dikumpulkan dari
berbagai sumber, baik melalui buku, makalah – makalah, internet juga
dikumpulkan berdasarkan hasil pengamatan dan fakta - fakta dalam kehidupan
sehari – hari. Setelah data – data yang diperlukan yang tetrkait dengan
permasalahan tulisan ilmiah ini terkumpul, sumber literature yang terkait
permasalahan ini juga dikumpulkan dari berbagai sumber baik dari buku,
makalah – makalah, dan internet. Setelah data dan literature terkumpul
kemudian dilakukan pembahasan terhadap data – data yang telah dikumpulkan
kemudian dapat dicari solusi yang terbaik untuk penyelesaian masalah.
Penulisan tulisan ilmiah ini dilakukan hanya dengan studi pustaka sehingga tidak
dilakukan pengamatan secara langsung.
Jenis data yang dikumpulkan adalah data – data seperti contoh – contoh
kejadian yang terjadi di kehidupan sehari – hari yang terjadi di Indonesia dan
fakta – fakta yang mendukung adanya permasalahan ini. Contoh – contoh
tersebut adalah contoh – contoh yang mewakili permasalah yang diangkat dalam
tulisan ilmiah ini. Tulisan ilmiah ini lebih membahas fenomena – fenomena sosial
yang telah terjadi di Indonesia dan dicari solusi terbaik agar keluar dari
permasalahan ini.
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam pendidikan atau mendidik tidak hanya sebatas mentransfer ilmu saja,
namun lebih jauh dan pengertian itu yang lebih utama adalah dapat mengubah
atau membentuk karakter dan watak seseorang agar menjadi lebih baik, lebih
sopan dalam tataran etika maupun estetika maupun perilaku dalam kehidupan
sehari-hari.
Lalu apa yang salah dengan pendidikan kita, sehingga kita belum mampu
mencetak sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dan belum mampu
mengejar ketertinggalan dari negara maju ? Mungkin kita perlu waktu, Amerika
Serikat menjadi negara maju karena sudah lebih dari 300 tahun mereka
merdeka, Indonesia baru 60 tahun merdeka, jadi wajarlah kalau kita belum maju?
Apakah kita harus menunggu 300 tahun untuk sama seperti dengan Amerika?
Kita berharap, bahwa pendidikan di Indonesia mampu mencetak sumber daya
manusia yang berkualitas tinggi, sehingga mampu membawa Indonesia pada
percepatan kemajuan di bidang IPTEK dan menjadikan Indonesia sejajar dengan
negara-negara maju, tapi apakah kita harus menunggu 300 tahun lagi. Sehingga
masih banyak sekali yang harus dibenahi dari system pendidikan bangsa ini.
Fenomena sosial ini adalah tanggung jawab kita semua sebagai warga
Negara Indonesia. Pendidikan bukan hanya semata – mata pendidikan di
sekolah, pendidikan di dalam lingkungan keluarga juga sangat menentukan
terbentuknya karakter seseorang. Oleh karena itu penting sekali bagi orang tua
menanamkan hal – hal yang baik pada anak sejak dini, memberikan pendidikan
berbasis karakter. Karena pada awal seseorang dilahirkan di dunia ini adalah
pada keadaan baik dan suci, tapi yang membuat seseorang tersebut menjadi
buruk adalh lingkungan sekitar orang tersebut.
Pendidikan akademis dan pendidikan karakter adalah dua hal yang tidak bisa
dipisahkan sehingga karakter/nilai yang ditanamkan terintegrasi dalam setiap
pembelajaran yang bersifat akademis. Misalnya sewaktu belajar mengenai
bakteri pembusuk (decomposing bacteria), anak tahu bahwa sampah plastik
tidak akan terurai oleh bakteri ini dan akibatnya sangat buruk bagi tanah. Dari
situ, dia tahu bahwa membuang sampah sembarangan itu tidak baik dan dia
belajar untuk tidak melakukannya.
Pada intinya bentuk karakter apa pun yang dirumuskan tetap harus
berlandaskan pada nilai-nilai universal. Oleh karena itu, pendidikan yang
mengembangkan karakter adalah bentuk pendidikan yang bisa membantu
mengembangkan sikap etika, moral dan tanggung jawab, memberikan kasih
sayang kepada anak didik dengan menunjukkan dan mengajarkan karakter yang
baik. Hal itu merupakan usaha intensional dan proaktif dari sekolah, masyarakat
dan negara untuk mengisi pola pikir dasar anak didik, yaitu nilai-nilai etika seperti
menghargai diri sendiri dan orang lain, sikap bertanggung jawab, integritas, dan
disiplin diri. Hal itu memberikan solusi jangka panjang yang mengarah pada isu-
isu moral, etika dan akademis yang merupakan concern dan sekaligus
kekhawatiran yang terus meningkat di dalam masyarakat. Nilai-nilai yang
dikembangkan dalam pendidikan tersebut seharusnya menjadi dasar dari
kurikulum sekolah yang bertujuan mengembangkan secara berkesinambungan
dan sistematis karakter siswa. Kurikulum yang menekankan pada penyatuan
pengembangan kognitif dengan pengembangan karakter melalui pengambilan
perspektif, pertimbangan moral, pembuatan keputusan yang matang, dan
pengetahuan diri tentang moral.
Pendidikan karakter tidak dapat terjadi dalam waktu yang singkat, dalam
bentuk spot mata ajaran di awal, di tengah ataupun di akhir saja. Namun
pendidikan karakter harus menyeluruh dan berkelanjutan. Selama kurikulum
tersebut diterapkan, kandungan dan muatan pendidikan karakter akan juga tetap
dilaksanakan. Pendidikan karakter yang hanya menekankan pada satu atau dua
mata ajaran tidak akan dapat menjamin tercapainya karakter siswa yang
diinginkan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pendidikan atau mendidik tidak hanya sebatas mentransfer ilmu saja,
namun lebih jauh dan pengertian itu yang lebih utama adalah dapat mengubah
atau membentuk karakter dan watak seseorang agar menjadi lebih baik, lebih
sopan dalam tataran etika maupun estetika maupun perilaku dalam kehidupan
sehari-hari.
B. Saran