You are on page 1of 11

PRAKTIKUM VI.

Topik : Pengukuran Respirasi Kecambah


Tujuan : Untuk mengukur jumlah CO2 yang dibebaskan selama respirasi
dan menghitung respiratory quotient (RQ) nya.
Hari / tanggal : Rabu 16 Desember 2009
Tempat : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Respirometer ganong dan statif
2. Corong gelas
3. Penunjuk waktu
4. Bak parafin
5. Neraca Ohaus
Bahan :
1. Kecambah kacang hijau (segar)
2. Kristal KOH 3 butir
3. Vaselin

174
II. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan, menimbang 10 gram kecambah kacang hijau.
2. Memasukkan aquadest ke dalam pipa respirometer, dan memasukkan
kecambah (no.1) ke dalam tabung respirometer dan memutar sumbatnya
sampai kedua lubang berhadapan.
3. Mengatur permukaan air dalam pipa dengan skala 20 dengan jalan
menaikkan dan menurunkan pipa.
4. Mengoleskan sumbat dengan vaselin, kemudian memutar sehingga udara
di dalam tabung respirometer terpisah dari udara luar. Membiarkannya
selama 30 menit.
5. Mengamati perubahan permukaan air dalam pipa. Jika permukaan airnya
turun maka nilainya positif dan jika permukaan airnya naik maka nilainya
negatif.
6. Mengulangi kegiatan 1 – 5 dengan menggunakan KOH 10 %.

175
III. TEORI DASAR
Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya. Kebanyakan
tumbuhan tetap tinggal (tidak bergerak) dan memproduksi makanannya sendiri,
menggantungkan diri pada apa yang dapat diperoleh dari lingkungannya sampai
batas-batas yang tersedia. Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya tergolong pada
organisme autotrof, yaitu golongan makhluk yang dapat mensintesis sendiri
senyawa-senyawa organik yang dibutuhkannya. Dalam proses ini energi radiasi
diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang
selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa.
Beberapa aktivitas hidup pada tumbuhan adalah fotosintesis, respirasi,
tumbuh (perkecambahan), reproduksi serta gerak dan iribilita yang dapat
dipelajari dari segi biofisika dan biokimia.
Dalam beberapa aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan fisiologi hewan
atau fisiologi sel. Tumbuhan dan hewan pada dasarnya telah berkembang melalui
pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang
sepanjang hidupnya. Kebanyakan tumbuhan tetap tinggal (tidak bergerak) dan
memproduksi makanannya sendiri, menggantungkan diri pada apa yang dapat dia
peroleh dari lingkungannya sampai batas batas yang tersedia. Hewan sebagian
bergerak, harus mencari makanan, ukuran tubuhnya terbatas pada ukuran tertentu
dan harus menjaga integritas mekaniknya untuk hidup dan pertumbuhan.
Respirasi merupakan proses oksidasi bahan organik yang terjadi di dalam
sel, berlangsung secara aerob maupun anaerob. Dalam respirasi aerob diperlukan
oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi
anaerob dimana oksigen tidak/kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain
karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi.
Fase pertama dalam respirasi aerob adalah glikolisis dimana 6 karbon
molekul glukose dipecah menjadi dua molekul, tiga karbon atom asam piruvat.
Dalam reaksi ini terbentuk 2 molekul ATP dan 2 molekul NADH+H+, dan
berlangsung di sitoplasma.
Jika bahan organik yang dioksidasi adalah glukosa ( C6H12O6 ) maka
persamaan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :

176
( C6H12O6 ) + 6O2 6CO2 + 6H2O + energi

Pada reaksi selanjutnya molekul-molekul asam piruvat akan mengalami


dekarboksilasi di dalam mitokondria menjadi asetil grup yang kemudian masuk ke
dalam daur Krebs. Dalam daur Krebs, asetil akan dipecah dalam satu seri reaksi
sehingga dihasilkan CO2. Dekarboksilasi asam piruvat dan daur Krebs
menghasilkan 4 molekul NADH+H+ dan 1 molekul FADH+H+ serta 1 molekul
ATP.
Langkah terakhir respirasi adalah rantai pengangkutan elektron yang
melibatkan sejumlah pembawa elektron dan enzim-enzim yang terdapat di dalam
membran dalam dari mitokondria. Di dalam sistem pengangkutan elektron, NAD
yang mengalami reduksi dalam glokolisa, dan NAD serta FAD yang mengalami
reduksi dalam daur Krebs akan memberikan elektronnya kepada molekul oksigen
disertai dengan pembebasan tenaga yang cukup besar, yang akan disimpan dalam
bentuk ATP. Untuk tiap molekul glukosa reaksi respirasi aerob akan
menghasilkan 36 molekul ATP, 6 molekul karbondioksida, dan 6 molekul air.
Apabila tidak terdapat oksigen, maka asam piruvat akan dioksider dalam
suatu proses anaerob yang dinamakan fermentasi. Dalam reaksi ini, untuk tiap
molekul glukosa hanya dihasilkan 2 molekul ATP dan 1 molekul etanol (alkohol).
Pada sel otot hewan, oksidasi asam piruvat secara anaerob akan menghasilkan
asam laktat dengan adanya enzim laktat dehidrogenase.
Pada respirasi aerob maupun anaerob, asam piruvat hasil hasil proses
glikolisis merupakan substrat.
a. Asam Piruvat dalam respirasi aerob
Pembongkaran secara sempurna terjadi pada oksidasi asam piruvat dalam
respirasi aerob. Dari proses ini, dihasilkan CO2 dan H2O serta energy yang
lebih banyak (yaitu 38 ATP) daripada jika oksidasi terjadi secara anaerob.
Seorang ahli biokimia Inggris telah melakukan penyelidikan proses ini dan
menunjukkan dalam satu ikhtisar yang dikenal sebagai siklus (daur) Krebs atau
siklus asam trikarboksilat.

177
Respirasi aerob:
C6H12O6 6CO2 + 6H2O + 675 Kal + 38 ATP
b. Asam Piruvat dalam Respirasi Anaerob
Asam piruvat dalam respirasi anaerob (intramolekul) dapat mengalami
perubahan menjadi etanol ataupun asam susu (asam laktat).
Enzim dehidrogenasi menjalankan dua fungsi sekalligus, yakni mengambil
hydrogen dari zat satu serta menambahkan hydrogen ke zat lain. Zat yang
memberikan hydrogen disebut donor dan zat yang menerima hydrogen disebut
akseptor.
Respirasi aerob melibatkan oksigen sebagai penerima hidrogen. Hydrogen
yang dibebaskan dalam proses oksidasi harus bergabung dengan oksigen
membentuk H2O. Sedangkan pada respirasi anaerob, hidrogen bergabung
dengan produk antara (asam piruvat atau asetaldehida) membentuk asam susu
(asam laktat) atau alkohol.
Respirasi anaerob:
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 21 Kal + 2ATP

Tergantung pada bahan yang digunakan dalam respirasi, maka jumlah mol
CO2 yang dibebaskan dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama.
Perbandingan antara jumlah CO2 yang dilepaskan dan jumlah O2 yang digunakan
biasanya dikenal dengan Respiratory Ratio atau Respiratory Quotient dan
disingkat dengan RQ. Diketahui nilai RQ untuk karbohidrat = 1, protein <1
(=0,8-0,9), lemak <1 (=0,7), dan asam organic >1 (1,33) ( Dwidjoseputro, 1986 ).
Nilai RQ ini tergantung pada:
1. Bahan/substrat untuk respirasi
2. Sempurna tidaknya proses respirasi dan kondisi lainnya.
Respirasi tidak hanya terjadi atas satu reaksi. Respirasi terdiri atas 50 atau
lebih reaksi, masing-masing dikatalis oleh enzim yang berbeda. Respirasi adalah
suatu oksidasi yang berlangsung dalam medium air, dan pada pH mendekati
netral. Penguraian molekul-molekul besar setahap demi setahap memberikan
suatu cara untuk mengubah energi menjadi ATP. Lagi pula pada waktu

178
penguraian berlangsung, rangka karbon antara tersedia untuk sintesis sejumlah
produk yang penting. Termasuk disini antara lain asam amino untuk protein,
nukleotida untuk asam nukleat, dan precursor karbon untuk pigmen porfirin. Serta
untuk lemak sterol, karatenoid antosianin, dan beberapa senyawa aromatik yang
lain. Energi yang ditangkap selama proses oksidasi dapat digunakan untuk proses
sintesis molekul-molekul besar yang dioerlukan dalam pertumbuhan. Pada waktu
tumbuhan sedang tumbuh, laju respirasi meningkat karena diperlukan
pertumbuhan, tetapi beberapa senyawa yang digunakan dipindahkan ke reaksi
sintesis dan tidak pernah timbul sebagai CO2. atom-atom karbon dalam senyawa
yang direspirasi akan diubah menjadi CO2 atau suatu molekul besar seperti
tersebut di atas bergantung pada macam sel yang terlibat, posisi sel dalam
tumbuhan dan kecepatan pertumbuhan tumbuhan itu.
Reaksi respirasi adalah reaksi enzimatis, dan sebagainya ada reaksi
enzimatis lain intensitasnya sangat dipengaruhi oleh temperatur. Pada temperatur
di atas 5o C, untuk tiap kenaikan 10oC kecepatan respirasi menjadi 2 kali lipat.

179
IV. HASIL PENGAMATAN
 Gambar rangkaian Respirometer ganong

keterangan :
1. kecambah
2. respirometer
ganong
3. klem
4. statif

 Menurut literature :

Sumber : http://id.wiki.detik.com/wiki/Respirometer

180
 Tabel hasil pengamatan
Skala Skala
NO. Medium Waktu Selisih
awal akhir
15’ (pertama) 20 Naik -0,5
1 Aquades (N2O)
15’ (kedua) 20 Naik -0.5
15’ (pertama) 20 Naik -0,5
2 KOH
15’ (kedua) 20 Naik -0,5

V. ANALISIS DATA
Pada percobaan yang telah dilakukan tentang respirasi pada kecambah
dengan menggunakan sebuah alat yaitu respirometer ganong, terdapat perbedaan
nilai skala antara percobaan yang menggunakan medium aquades dan percobaan
yang menggunakan kristal KOH 10 %. Respirometer ganong adalah alat yang
dapat digunakan untuk menentukan angka respirasi (RQ = Respiratory Quotient)
secara kuantitatif dalam suatu peristiwa pernapasan. Tergantung pada substrat
yang digunakan, harga RQ dapat sama dengan 1, lebih dari 1 atau kurang dari 1.
Harga RQ adalah harga perbandingan CO2 yang dihasilkan dalam penapasan
dengan O2 yang digunakan dalam pernapasan tersebut. Menurut teori bahwa nilai
RQ tergantung pada bahan/substrat untuk respirasi serta sempurna tidaknya proses
respirasi dan kondisi lainnya,contohnya jika bahan organik yang dioksidasi berupa
glukosa (C6H12O6) maka perbandingan RQ = 1.
Berdasarkan percobaan dan hasil pengamatan tentang respirasi pada
kecambah,maka dapat diketahui bahwa pada percobaan yang menggunakan
medium aquades diperoleh nilai skala yang menunjukkan penurunan. Pada saat 15
menit pertama, skala awalnya menunjukkan angka 19 dan skala akhirnya
menunjukkkan angka 18,5, berarti selisihnya adalah 0,5. Sedangkan pada saat 15
menit kedua, skala awalnya menunjukkan angka 18,5 dan skala akhirnya
menunjukkan angka 18,3, ini berarti selisihnya adalah 0,2. Penurunan yang terjadi
di dalam respirometer ini menunjukkan bahwa CO2 yang dilepas pada kecambah
tersebut lebih kecil daripada kadar O2 yang dikonsumsi. CO2 yang dikeluarkan
pada tanaman kecambah ini menunjukkan adanya proses respirasi pada tumbuhan.

181
Sedangkan pada percobaan yang menggunakan kristal KOH 10 % dapat
diketahui bahwa nilai skala pada respirometer menunjukkan kenaikan. Kenaikan
tersebut dapat dilihat dari perubahan nilai skalanya. Pada saat 15 menit pertama,
skala awalnya menunjukkan angka 23,8 dan skala akhirnya menunjukkan angka
25, berarti selisihnya adalah 1,2. Sedangkan pada saat 15 menit kedua, skala
awalnya menunjukkan angka 25 dan skala akhirnya menunjukkan angka 27,
selisihnya adalah 2.
Adanya kenaikan yang terjadi di dalam respirometer yang ditambahkan
kristal KOH ini karena CO2 yang dilepas pada kecambah tersebut lebih besar
daripada kadar O2 yang dikonsumsi. Kurangnya kadar O2 yang dikonsumsi oleh
kecambah kacang hijau tersebut dikarenakan adanya penambahan kristal KOH.
Kristal KOH yang dimasukkan kedalam respirometer bersama kecambah tadi
mengikat kadar O2 yang terdapat di dalam tabung respirometer tersebut sehingga
kecambah tidak dapat mengkonsumsi O2 secara maksimal.
Terjadinya proses respirasi berlangsung secara bertahap atau dapat
dikatakan berlangsung secara tidak langsung. Artinya proses respirasi dianggap
sebagai pembakaran yang terkendali atau berjalan lambat. Dan energi yang
dihasilkan akan dilepaskan sedikit demi sedikit. Dimana energi ini sangat
diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan makhluk hidup. Reaksi yang terjadi
pada proses respirasi ini adalah sebagai berikut :

Cx(H2O)y + XO2 xCO2 + yH2O

Dari reaksi di atas, maka dapat diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi
adalah CO2 dan H2O. Hal ini terjadi bila substrat secara sempurna dioksidasi,
namun bila berbagai senyawa di atas terbentuk, substrat awal respirasi tidak
keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan H2O. Hanya beberapa substrat respirasi
yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2 dan H2O, sedangkan sisanya digunakan
dalam proses anabolik, terutama di dalam sel yang sedang tumbuh. Sedangkan
energi yang ditangkap dari proses oksidasi sempurna beberapa senyawa dalam

182
proses respirasi dapat digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan.

VI. KESIMPULAN
1. Respirasi merupakan proses oksidasi bahan organik yang terjadi di dalam
sel yang dapat dilakukan secara aerob maupun anaerob. Dalam respirasi
aerob, respirasinya memerlukan O2 dan membebaskan CO2, air dan energi.
2. Proses respirasi pada tumbuhan dapat dibuktikan dengan mengukur
banyak sedikitnya oksigen yang dilepaskan.
3. Hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O
4. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data yang diperoleh, maka pada
kedua pengamatan diatas dapat diperoleh nilai RQ pada respirasi
kecambah adalah sebesar -2,452 dan -1,225.
5. Adanya kenaikan yang terjadi di dalam respirometer yang ditambahkan
kristal KOH disebabkan oleh CO2 yang dilepas pada kecambah tersebut
lebih besar daripada kadar O2 yang dikonsumsi.
6. Kristal KOH yang dimasukkan kedalam respirometer bersama kecambah
dapat mengikat kadar O2 yang terdapat di dalam tabung respirometer
sehingga kecambah tidak dapat mengkonsumsi O2 secara maksimal.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi adalah :
a. ketersediaan substrat
b. suhu
c. kadar oksigen
d. umur dan tipe jaringan
e. kadar karbondioksida
f. garam-garam
g. luka dan stimulus mekanis

VII. DAFTAR PUSTAKA

183
Arief, A. 1989. Biologi Umum. IKIP Malang: Malang

Arsyad, siti wahidah dan Noorhidayati. 2009. Penuntun Praktikum


BiologiUmum. Jurusan PMIPA FKIP UNLAM: Banjarmasin

Campbell, Neil A. dan Reece, Jane B. 2000. Biologi jilid II edisi lima.
Penerbit Erlangga: Jakarta

http://id.wiki.detik.com/wiki/Respirometer

Nasir, Mochamad. 1993. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Fakultas


BIologi- UGM: Yogyakarta

Pratiwi, D.A, Maryati, Sri, Srikini, Suharno, S, Bambang.2007. Biologi


untuk SMA kelas XII. Penerbit Erlangga: Jakarta

184

You might also like