You are on page 1of 6

PENGARUH KERAPATAN TANAM DAN

KEDALAMAN OLAH TANAH TERHADAP


HASIL UMBI LOBAK (Raphanus sativus L.)

The influence plant spacing and depth of tillage on


growth and yield of radish
1
Djoko Mursito dan Kawiji

ABSTRACT

R esearch to study the influence of exactly plant spacing and depth of tillage
on growth and yield of radish was done conducted field experimental at
Ngargoyoso, Karanganyar (1080 m elevation) in andosol soil type. The
experimental design was randomized completely block with the factor : plant
spacing (30x10, 30x20, 30x30, 30x40) in cm and depth of tillage (0 cm, 15 cm
and 30 cm). All of treatment combination replicated three times. The variables
observed were plant growth and yield and than analysed F-test and DMR-test at 5
% signification level. The research showed that plant spacing factor evaluated
have very significant effect on numbers of leaves, fresh weight of biomass, dried
weight of biomass and weight of radish per plot. But depth of tillage factor and
their interaction have no significant effect on growth and yield of radish. The
widest plant spacing (30x40 cm) increasing the weight of fresh biomass and
weight of dried biomass than the other plant spacing. The highest weight of radish
per plot was obtained by the closer plant spacing (30x10 cm).

Key word : plant spacing, depth of tillage and radish

PENDAHULUAN hari, sehingga kebutuhan gizi dapat


Pembangunan Nasioanl yang terpenuhi. Tanaman lobak memiliki
sesungguhnya mempunyai tujuan kandungan gizi yang banyak
untuk memperbaiki mutu hidup diperlukan oleh tubuh, terutama
manusia seutuhnya baik secara vitamin dan mineral. Kandungan
jasmani maupun rokhani, yang harus gizi yang terdapat dalam tanaman
selaras dan seimbang. Salah satu lobak antara lain adalah kalori,
cara untuk memperbaiki mutu hidup protein, lemak, karbohidrat, serat,
jasmani adalah adanya perbaikan abu, kalsium, fosfor, zat besi,
makanan dalam kehidupan sehari- natrium, kalium, vitamin A, vitamin

1
Fakultas Pertanian UNS.
B1, vitamin B2, vitamin C, niasin, dan perkecambahan di dalam tanah.
dan air. Oleh karena itu lobak Keuntumgam lain dalam pengolahan
dianjurkan untuk dikonsumsi dalam tanah adalah juga dapat menjaga
menu makanan sehari-hari, guna keseimbangan antara air, udara, dan
mencukupi kebutuhan vitamin dan suhu di dalam tanah. Pengolahan
mineral yang essensial bagi tubuh. tanah perlu dilakukan untuk
Salah satu jenis sayuran yang menciptakan lingkungan yang cukup
belum banyak digarap dalam skala baik, sebagai awal kegiatan budidaya
komersial dan intensif adalah lobak. (Anonim, 1989).
Tanaman lobak dapat digunakan Penelitian ini bertujuan untuk
sebagai penawar rasa terhadap mengetahui dan mendapatkan
makanan lainnya terutama makanan informasi dari pengaruh kerapatan
hewani yang mempunyai kandungan tanam dan kedalaman olah tanah
lemak tinggi. Lobak juga mempunyai terhadap hasil umbi lobak (Raphanus
khasiat yang penting bagi tubuh guna sativus L.).
memperbaiki jaringan agar tetap
berfungsi dengan baik. Komponen BAHAN DAN METODE
serat yang terkandung di dalamnya Penelitian ini merupakan
mempunyai efek yang baik dalam percobaan lapang yang dilaksanakan
menekan senyawa kolesterol yang di Desa Selorejo, Kecamatan
dapat menyebabkan serangan Ngargoyoso, Kabupaten Karang-
penyakit jantung koroner (Nur anyar. Lokasi penelitian berada pada
Berlian, 1994). ketinggian kurang lebih 1080 meter
Kerapatan tanam merupakan di atas permukaan laut dengan jenis
faktor yang mempengaruhi tanah andosol. Percobaan lapang
pertumbuhan tanaman, karena dilakukan pada bulan November
penyerapan energi matahari oleh 2000 sampai dengan bulan Januari
permukaan daun yang sangat 2001.
menentukan pertumbuhan tanaman Penelitian ini menggunakan
juga sangat dipengaruhi oleh rancangan faktorial dengan pola
kerapatan tanam ini juga, jika dasar Rancangan Acak Kelompok
kondisi tanaman terlalu rapat maka Lengkap (RAKL). Faktor yang diuji
dapat berpengaruh terhadap adalah kerapatan tanam dan
pertumbuhan tanaman karena dapat kedalaman olah tanah. Faktor I :
perkembangan vegetatif dan hasil kerapatan tanam (K) terdiri atas 4
panen akibat menurunnya laju taraf yaitu K1 berjarak tanam 30 cm
fotosintesis dan perkembangan daun x 10 cm, K2 berjarak tanam 30 cm x
(Gardner et. al. 1991). 20 cm, K3 berjarak tanam 30 cm x
Mengolah tanah yang 30 cm dan K4 berjarak tanam 30 cm
didefinisikan sebagai perlakuan x 40 cm. Faktor II : kedalaman olah
terhadap tanah pertanian dengan tanah (D) terdiri atas 3 taraf, yaitu :
menggunakan suatu alat pertanian D1 : kedalaman olah tanah 0 cm
sedemikian rupa sehingga dapat (tanpa pengolahan tanah), D2 :
diperoleh persiapan tanah sebaik- kedalaman olah tanah 15 cm dan D3
baiknya untuk keperluan budidaya. kedalaman olah tanah 30 cm. Kedua
Pengolahan tanah juga sangat faktor tersebut menghasilkan 12
membantu dalam perbaikkan struktur kombinasi perlakuan yang masing-
tanah dan porositasnya serta masing kombinasi perlakuan diulang
membantu perkembangan perakaran sebanyak 3 kali.
Benih menggunakan lobak umbi per petak, namun tidak
varietas lokal. Pupuk yang menunjukan adanya pengaruh pada
digunakan adalah pupuk kandang panjang umbi, volume umbi per
yang sudah matang dengan dosis 20 tanaman, berat umbi per tanaman
ton/ha dan pupuk anorganik sebesar dan indeks panen. Hal ini
2 ton/ha. Pemeliharaan yang dimungkinkan adanya faktor lain
dilakukan berupa penyiraman, yang sangat menentukan terhadap
penyiangan dan pengguludan serta parameter umbi, yang ternyata tidak
pengendalian hama-penyakitnya. terpengaruh oleh faktor jumlah daun,
Pemanenan dilakukan pada umur berat segar brangkasan dan berat
sembilan minggu setelah tanam (9 kering brangkasan. Sepertinya
MST). dalam percobaan ini
Variabel yang diamati adalah mengindikasikan tidak adanya
jumlah daun, berat segar brangkasan, korelasi antara pertumbuhan
berat kering brangkasan, panjang vegetatif dengan pembentukan
umbi, volume umbi per tanaman, umbinya.
berat umbi per tanaman, berat umbi Adapun Perlakuan kedalaman
per petak dan indeks panen. Data pengolahan tanah maupun interaksi
yang diperoleh dianalisis dengan uji keduanya tidak memberikan
F dan dilanjutkan dengan uji DMRT, pengaruh yang nyata terhadap semua
bila ada pengaruh nyata. komponen yang diamati. Hal ini
memperlihatkan bahwa kedalaman
HASIL DAN PEMBAHASAN pengolahan tanah bukanlah faktor
Analisis sidik ragam dari yang utama dalam berbudidaya
perlakuan terhadap jumlah daun, tanaman lobak. Sehingga percobaan
berat segar brangkasan, berat kering ini mengisyaratkan bahwa dalam
brangkasan, panjang umbi, volume membudidayakan tanaman lobak
umbi per tanaman, berat umbi per akan lebih menguntukngan dengan
tanaman, berat umbi per petak dan “tanpa pengolahan tanah” yang
indeks panen disajikan pada tabel 1. cukup banyak menyita tenaga dan
Hasil analisis menunjukkan biaya.
adanya pengaruh signifian sangat nyata Hasil percobaan terhadap
dari kerapatan tanam terhadap tanaman lobak ternyata juga
jumlah daun, berat segar brangkasan, menunjukkan bahwa kerapatan
berat kering brangkasan dan berat tanam maupun kedalaman olah tanah

Tabel 1 : Hasil Analisis Sidik Ragam


Perla- jumlah berat segar berat Panjan volume berat berat umbi indeks
kuan daun brangkasan kering g umbi umbi per umbi per per petak panen
brangkasan tanaman tanaman
K vs vs vs Ns ns ns Vs ns
D ns ns ns Ns ns ns Ns ns
KxD ns ns ns Ns ns ns Ns ns
Keterangan :

vs : very significant (berpengaruh sangat nyata)


ns : non significant (berpengaruh tidak nyata)
tidak berpengaruh nyata terhadap panen suatu tanaman dipengaruhi
indeks panen tanaman lobak. oleh faktor genetisnya dan juga
Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan tempat dimana tumbuh.
tanaman masih memiliki tanggapan Hasil analisis DMRT dari
yang sama terhadap perlakuan– perlakukan kerapatan tanam terhadap
perlakuan tersebut atau lebih jumlah daun, berat segar brangkasan,
ditentukan oleh sifat genetisnya. Hal berat kering brangkasan dan berat
ini didukung oleh Coursey (1979) umbi per petak disajikan pada tabel
yang menyatakan bahwa indeks 2.

Tabel 2 : Uji DMRT 5% dari perlakuan kerapatan tanam terhadap jumlah daun,
berat segar brangkasan, berat kering brangkasan dan berat umbi per petak.

Perlakuan berat segar berat kering berat umbi per


jumlah daun
(cm) brangkasan brangkasan petak
30 x 10 12.978 a 141.1 a 5.412 a 3.225 b
30 x 20 14.356 bc 148.9 a 7.080 b 2.617 a
30 x 30 14.889 c 161.1 a 6.614 ab 1.845 a
30 x 40 14.044 b 203.3 b 10.060 c 1.409 a

Perbedaan jumlah daun dari Harjadi (1980) menambahkan bahwa


hasil percobaan menunjukkan bahwa ketersediaan unsur hara yang cukup
pada perlakuan jarak tanam tersebut memungkinkan proses fotosintesis
sudah terjadi persaingan antar optimum dan asimilat yang
individu dalam hal cahaya, unsur dihasilkan dapat digunakan sebagai
hara dan air, sehingga pertumbuhan cadangan makanan untuk
perakaran terganggu, mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan
pertumbuhan vegetatif terganggu, tanaman. Karena cadangan makanan
khususnya pembentukan daun. dalam jaringan lebih banyak maka
Pernyataan ini diperkuat oleh akan memungkinkan terbentuknya
pendapat Kramer (1969) yang daun yang lebih banyak pula.
menyatakan bahwa pertumbuhan Berat segar brangkasan pada
bagian tanaman di atas permukaan jarak tanam 30 cm x 40 cm
tanah tergantung oleh pertumbuhan menunjukkan angka yang paling
sistim perakarannya. Lebih lanjut besar dan sekaligus menunjukkan
dapat diterangkan bahwa perbedaan yang nyata dari perlakuan
pembentukan daun ditentukan oleh jarak tanam lainnya. Hal ini
faktor lingkungan antara lain iklim, menunjukkan bahwa pada kerapatan
tanah, saat masuk pada fase tanam 30 x 40 cm memberikan
pembentukan daun, tanaman lebih kondisi lingkungan yang
banyak menyerap unsur hara dari menguntungkan untuk pertumbuhan
dalam tanah dan banyak tanaman, terutama cahaya matahari
membutuhkan cahaya metahari. dan air didalam tanah. Dengan
(Leopold dan Kriedman, 1975). tercukupinya cahaya matahari dan
tersedianya air maka fotosintesis
berjalan dengan baik, sehingga Ternyata tanam yang lebih
pertumbuhan tanaman juga dalam rapat mampu memberikan hasil umbi
keadaan baik. Senada hal tersebut, tiap petak yang tinggi dari pada jarak
Kartasapoetra (1988) menyatakan tanam yang lebih renggang. Hal ini
bahwa persaingan antar tanaman dapat diterangkan bahwa dengan
dalam mendapatkan air ataupun jarat tanam yang rapat berarti
cahaya matahari berpengaruh populasi tanaman tinggi, sementara
terhadap pertumbuhan vegetatif, itu berat umbi per tanaman tidak
sehingga jarak tanam yang lebih berbeda nyata sehingga jumlah
lebar akan lebih memacu populasi tanaman sangat menentukan
pertumbuhan vegetatif tanaman. hasil yang didapat tiap petakan
Jarak tanam yang lebih (luasan tertentu).
longgar dapat menghasilkan berat
kering brangkasan yang lebih besar KESIMPULAN
daripada jarak tanam yang lebih Perlakuan jarak tanam
rapat. Hal tersebut mencerminkan sangat nyata berpengaruh pada
bahwa pada jarak tanam, rapat terjadi jumlah daun, berat segar brangkasan,
kompetisi dalam penggunaan cahaya berat kering brangkasan dan berat
yang mempengaruhi pula umbi per petak, namun tidak
pengambilan unsur hara, air dan berpengaruh nyata pada panjang
udara. Kompetisi cahaya terjadi umbi, volume umbi per tanaman,
apabila suatu tanaman menaungi berat umbi per tanaman dan indeks
tanaman lainnya atau suatu daun panen. Jarak tanam 30 cm x 30 cm
menaungi daun lainnya sehingga mampu menghasikan jumlah daun
berpengaruh pada proses fotosistesis. yang paling banyak, sementara itu
Telah diketahui bahwa berat kering pada jarak tanam 30 cm x 40 cm
brangkasan adalah indikator dapat meningkatkan berat segar
pertumbuhan tanaman karena berat brangkasan dan berat kering
kering tanaman merupakan hasil brangkasan. Sedangkan berat umbi
akumulasi asimilat tanaman yang per petak tertinggi justru dicapai
diperoleh dari total pertumbuhan dan pada jarak tanam yang rapat yaitu 30
perkembangan tanaman selama cm x 10 cm.
hidupnya. Semakin besar berat Adapun Perlakuan
kering brangkasan berarti semakin kedalaman pengolahan tanah
baik pertumbuhan dan ternyata tidak memberikan pengaruh
perkembangan tersebut. Prawiranata yang nyata terhadap semua
et al. (1981) menyatakan bahwa komponen yang diamati. Hal ini
berat kering tanaman mencerminkan memperlihatkan bahwa kedalaman
status nutrisi tanaman yang diikuti pengolahan tanah bukanlah faktor
oleh peningkatan berat kering yang utama dalam berbudidaya
brangkasan. Kerapatan tanam tinggi tanaman lobak. Sehingga dapat
membuat semakin kecilnya hasil dikatakan bahwa dalam berbudidaya
fotosintesis sebagai akibat tanaman lobak akan lebih
berkurangnya penerimaan cahaya menguntungkan dengan “tanpa
matahari, unsur hara dan air, pengolahan tanah”.
sehingga semakin kecil pula hasil
fotosintesis yang ditranslokasikan
dan disimpan dalam batang.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1989. Dasar-dasar Leopold, C.A., and P.E. Kriedman.


Bercocok Tanam. Penerbit 1975. Plant Growth and
Kanisius, Yogyakarta Development. Second
edition. Tata Mc Graw Hill
Coursey.D.G., J.P. Evenson and B.A. Publishing Company Ltd.
Keating. 1979. Root Crops New Delhi.
Training Course Faculty of
Agriculture. Udayana Nur Berlian, V. A., dan E. Rahayu,
Univercsity Australian, Asia 1994. Wortel dan Lobak. PT.
University Cooperation Penebar Swadaya, Jakarta
Scheme. 92p
Prawiranata, said Harran dan Pin
Gardner, F. P., R. B. Pearce, dan R. L. Tjondronegoro 1981. Dasar-
Mitchell, 1991. Fisiologi Dasar Fisiologi Tumbuhan
Tanaman Budidaya. Jilid II Departemen Botani,
Universitas Indonesia (UI ) Fakultas Pertanian IPB Bogor.
Press, Jakarta. 428 hal 224 hal

Harjadi, S. S., 1980. Pengantar


Agronomi . Penerbit Gramedia,
Jakarta. 180 hal

Kartasaputra, A. G., 1988. Teknologi


Benih. PT. Bina Akasara,
Jakarta. 188 hal.

Kramer, P.J. 1969 Plant and Soil


Relation Ship T.M.H. et Tata
Me Graw. Hill Publising
Company ltd. 428p

You might also like