Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Siti Muamalah
NIM 6450402019
Panitia Ujian
Ketua Panitia, Sekretaris,
Dewan Penguji,
1.
MOTO
PERSEMBAHAN
Segala puji penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Difteri Pertusis Tetanus (DPT) dan Campak (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas
Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari dorongan, dan bantuan dari
berbagai pihak secara moril maupun material. Oleh karena itu penulis
2. Ibu dr. Oktia Woro KH, M.Kes. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
3. Ibu Dra. ER. Rustiana, M.Si. pembimbing utama dan Bapak Irwan Budiono,
skripsi ini.
ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dengan sukarela dalam penelitian ini.
Semoga amal baik semua pihak mendapatkan balasan yang berlipat ganda.
Dalam penyusunan skripsi ini masih ada kekurangan dan kelemahannya, oleh
Demikian skripsi ini penulis susun, semoga dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
.......................................................................................................................... xiii
2.1.1.2 Difteri....................................................................... 15
2.1.1.3 Pertusis..................................................................... 16
2.1.1.4 Tetanus..................................................................... 18
2.1.2.1 Imunisasi................................................................. 20
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 94
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Vaksin DPT dan HB dalam Bentuk Terpisah, Bayi lahir di Rumah ..... 24
16. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi DPT dan Campak
dan Campak................................................................................................ 73
dan Campak................................................................................................ 74
14. Hubungan Antara Sikap Ibu Dengan Status Imunisasi DPT Dan
Campak................................................................................................... 72
Gambar
Halaman
1. Kerangka Teori........................................................................................ 48
2. Kerangka Konsep.................................................................................... 50
Campak................................................................................................. 66
6. Sikap Ibu.................................................................................................. 68
Lampiran Halaman
hidup sehat, perilaku sehat dan upaya pencegahan agar tidak terkena
masalah gizi, hal ini dapat ditempatkan sebagai ujung tombak Paradigma
Sehat 2010. Sejalan dengan upaya menurunkan angka kematian bayi dan
1999 : 11).
menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi serta anak balita,
lengkap yang terdiri dari BCG 1 kali, DPT 3 kali, Polio 4 kali, HB 3 kali
dan Campak 1 kali. Untuk menilai kelengkapan imunisasi dasar bagi bayi
menilai angka Drop Out (DO) cakupan imunisasi dasar dilihat dari selisih
91,7%, dan angka DO imunisasi lengkap pada bayi di Propinsi Jawa Tengah
tahun 2003 adalah 5,88%. Adapun target nasional untuk DO adalah kurang
dari 10% sehingga Jawa Tengah masih tergolong baik. Bila ditinjau dari
terdapat beberapa kabupaten atau kota yang belum mencapai UCI desa
desa yang telah mencapai UCI dan pada tahun 2005 mengalami penurunan
Pekalongan, 2004 : 40 ).
mengalami penurunan dari 89% (2004) menjadi 75,4% (2005) dan cakupan
ini, dapat memperburuk kondisi kesehatan ibu dan anak pada khususnya,
dimana anak yang memiliki status gizi buruk seringkali terserang penyakit
dengan status imunisasi DPT dan campak, dengan mengacu pada teori
Lawrence Green (1980). Menurut Lawrence Green perilaku dipengaruhi
UCI dan pada tahun 2005 mengalami penurunan menjadi 2 desa yang
dari 89% (2004) menjadi 75,4% (2005) dan cakupan imunisasi campak juga
Pekalongan ?
Kabupaten Pekalongan?
1.2.2.4 Adakah hubungan antara sikap ibu dengan status imunisasi DPT
Kabupaten Pekalongan?
Pekalongan.
adalah :
campak.
Pekalongan.
1.5 Keaslian Penelitian
Tabel 1
Matrik Keaslian Penelitian
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. Beberapa Sunarti Tahun 2000 Jenis Variabel Ada
Faktor yang di wilayah penelitian Bebas : hubungan
Berhubungan kerja explanatory • Pengetahuan yang sangat
dengan Puskesmas dengan • Tingkat signifikan
Status Platungan pendekatan pendidikan antara
Imunisasi dan cross • Pekerjaan pengetahuan,
Campak Sukorejo 1 sectional ibu tingkat
Anak Usia Kabupaten • Status pendidikan,
9-35 bulan di Kendal. ekonomi pekerjaan
Wilayah • Jarak tempat ibu, status
Kerja pelayanan ekonomi,
Puskesmas • Motivasi jarak tempat
Platungan petugas pelayanan,
dan Sukorejo motivasi
• Kelengkapa
1 Kabupaten n alat
petugas
Kendal. dengan status
• Kecukupan
imunisasi
vaksin
campak dan
Variabel
tidak ada
Terikat :
hubungan
• Status antara
imunisasi kedisiplinan
campak petugas
anak usia dengan status
9-35 bulan imunisasi
campak.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
2. Faktor yang Endah Tahun 2001 Jenis Variabel Terdapat
Berhubungan Widarti Kecamatan penelitian Bebas : hubungan
dengan Uluagung explanatory • Pendidikan yang
Cakupan Kabupaten dengan ibu bermakna
Imunisasi di Magelang pendekatan • Jumlah anak antara
Kecamatan cross • Pengetahuan pendidikan
Uluagung sectional • Pekerjaan ibu, jumlah
Kabupaten ibu anak,
Magelang • Pendapatan pengetahuan
Variabel ibu,
Terikat : pekerjaan ibu
• Cakupan dengan
imunisasi cakupan
imunisasi
bayi dan
tidak terdapat
hubungan
antara
pendapatan
dengan
cakupan
imunisasi
bayi.
Sunarti (2000) dan penelitian Sugiarti (2002) dengan teori Djoko Wijono
kepada standar yang baik (standards of good practice) yang diakui oleh
dan Campak.
BAB II
LANDASAN TEORI
1995 : 36).
36).
1) Penyebab Campak
12
2) Penularan Campak
pada kulit.
sekolah, bermain selama tujuh hari), menutup hidung dan mulut saat
penderita bersin (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2005 :
89).
2.1.1.2 Difteri
2) Penularan Difteri
1997 : 20).
laring atau tonsil, tak mudah lepas dan mudah berdarah, sakit waktu
20).
1) Penyebab Pertusis
2) Penularan Pertusis
7 hari).
gejala demam, pilek, batuk yang makin lama makin keras. Pada
khas berupa batuk lama atau hebat, didahului dengan menarik napas
berlangsung 4-8 minggu. Pada bayi batuk tidak khas, “whoops” tidak
ada tetapi sering disertai penghentian napas sehingga bayi menjadi
2.1.1.4 Tetanus
kurang steril atau seperti yang banyak terjadi di Bali, tali pusat
1) Penyebab Tetanus
yang disebut lisin, menyebabkan sel darah merah pecah, toksin yang
merusak sel darah putih dari suatu toksin yang akan terikat pada
terutama pada usus kuda dalam bentuk spora tersebar luas di tanah.
lingkungan anaerob. Pada bayi yang baru lahir, infeksi terjadi pada
tali pusat yang dipotong dengan alat yang tidak steril atau pusar
Pada tetanus anak, infeksi terjadi melalui luka tusuk atau luka yang
hari).
dibuka sehingga bayi tidak bisa minum susu ibu, tubuh kaku dan
mulut sehingga mulut tidak bisa dibuka, leher dan tubuh kaku,
terjadi pada hari ke-3 atau ke-4 dan berlangsung selama 7-10 hari
2.1.2.1 Imunisasi
1) Kekebalan Aktif
2) Kekebalan Pasif
Antibodi dari darah ibu, melalui plasenta, masuk ke dalam darah bayi.
macam dan jumlah zat anti yang dimiliki ibunya. Macam kekebalan
zat anti ini makin lama makin berkurang sedangkan ia sendiri tidak
antigen tersebut.
adaptif atau innate artinya tidak ditujukan hanya untuk satu macam
lebih cepat dan lebih banyak pada pemberian antigen berikutnya, hal
pertama kali.
penolakan organ transplantasi oleh sel limfosit dan pada gaft versus
tripel).
tiga kali, sejak bayi berumur 2 bulan dengan selang waktu antara
vaksin difteri cukup baik yaitu sebesar 80-90% dan daya proteksi
vaksin pertusis masih rendah yaitu 50-60%. Oleh karena itu jarang
anak yang telah mendapatkan imunisasi pertusis masih terjangkit
Tabel 2.
Jadwal Pemberian Imunisasi pada Bayi Dengan
DPT dan HB dalam Bentuk Terpisah, Bayi Lahir di Rumah
Tabel 3.
Jadwal Pemberian Imunisasi pada Bayi dengan Menggunakan
Vaksin DPT dan HB dalam Bentuk Terpisah, Bayi Lahir
di RS/RB/Bidan Praktek
Keterangan :
# : atau posyandu
Tabel 4.
Jadwal Pemberian Imunisasi pada Bayi dengan Menggunakan
Vaksin DPT dan HB dalam Bentuk Terpisah, Menurut Frekuensi
dan Selang Waktu dan Umur Pemberian.
Selang
Pemberian Waktu
Vaksin Umur Keterangan
Imunisasi Pemberian
Minimal
BCG 1X - 0-11 bulan
DPT 3X 4 minggu 2-11 bulan
(DPT 1,2,3)
Polio 4X 4 Minggu 0-11 bulan
(Polio
1,2,3,4)
Campak 1X - 9-11 bulan
Hepatitis 3X 4 Minggu 0-11 bulan Untuk bayi lahir di
B (Hepatitis RS/Puskesmas/RB/
1,2,3) Rumah oleh Nakes
Pelaksana, HB
segera diberikan
dalam 24 jam
pertama kelahiran,
vaksin BCG, Polio
diberikan sebelum
bayi pulang ke
rumah.
Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah (2005 : 17)
Tabel 5.
Jadwal Pemberian Imunisasi pada Bayi dengan Menggunakan
Vaksin DPT/HB Kombo Bayi Lahir di Rumah.
Keterangan :
# : atau posyandu
Campak
Meliputi :
(2003) adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
responden sudah lebih baik lagi; trial, orang telah mulai mencoba
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain; sintesis adalah
2) Tingkat Pendidikan
mengandung dua aspek yakni sebagai proses dan sebagai hasil atau
juga orang dewasa, yang tidak dapat sepenuhnya atau sama sekali
28).
3) Sikap
obyek tertentu, baik yang berupa orang, peristiwa, situasi dan lain
sikap positif (favourable) dan tidak suka, tidak setuju atau sikap
lingkungan sekitarnya.
ini akan berpengaruh pada sikap yang ada pada diri seseorang.
2001 : 116).
reflek atau dorongan; sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan
campak lengkap.
4) Ibu Bekerja
dipekerjakan yaitu waktu siang 7 jam satu hari dan 40 jam satu
minggu untuk 6 hari kerja dalam satu minggu, atau dengan 8 jam
satu hari dan 40 jam satu minggu untuk 5 hari kerja dalam satu
minggu.
jam satu minggu untuk 6 hari kerja dalam satu minggu (Siswanto
1) Sarana Kesehatan
2) Peralatan Imunisasi
juga vaksin. Untuk sarana rantai vaksin dibuat secara khusus untuk
vaksin.
Tabel 7.
Kebutuhan dan Daya Tahan Sarana Penyimpan dan Pembawa
Keterangan :
a. Lemari Es
program.
b.Vaccine Carrier
c. Thermos
posyandu.
d.Cold Box
waktu lama.
e. Freeze Tag
masyarakat untuk hidup sehat dan aktif berperan serta dalam upaya
pasal 38, ayat 1). Istilah “penyuluhan” sering disejajarkan atau sering
program tersebut. Hal ini akan dapat dicapai dengan lebih berhasil dan
yang baik dan memenuhi standar yang baik (state of the art).
lengkap.
Faktor Predisposisi
• Pengetahuan Ibu
• Tingkat
Pendidikan Ibu
• Pekerjaan Ibu Melakukan
• Sikap Ibu Reaksi untuk Imunisasi
Imunisasi (+)
Kesadaran
Faktor terhadap
Pemungkin/ Program
Enabling Imunisasi Status imunisasi
Factor DPT dan Campak
• Tersedianya
sarana dan
prasarana
imunisasi
Faktor Penguat/
Reinforsing Factor
• Keaktifan Petugas Reaksi untuk Tidak
Imunisasi dalam Imunisasi (-) Imunisasi
Memotivasi
• Kedisiplinan
Petugas
Gambar 1.
Kerangka Teori
Sumber : (Adopsi peneliti dari teori Lawrence Green (1980) dalam Soekidjo
Notoatmodjo, 2003)
BAB III
METODE PENELITIAN
perilaku kesehatan seseorang dapat dipengaruhi oleh tiga faktor, antara lain :
pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan sikap ibu. Dalam penelitian ini
Kabupaten Pekalongan.
diteliti.
Tingkat Pendidikan
Ibu
Status Imunisasi
Pekerjaan Ibu DPT dan Campak
Sikap Ibu
Keaktifan Petugas
Imunisasi dalam
Memotivasi
Kedisiplinan Petugas
Gambar 2.
Kerangka Konsep
3.2 Hipotesis Penelitian
3.2.1 Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT dan
3.2.2 Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status imunisasi
Kabupaten Pekalongan
3.2.3 Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan status imunisasi DPT
Pekalongan
3.2.4 Ada hubungan antara sikap ibu dengan status imunisasi DPT dan
Pekalongan
Tabel 8
Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Cara Ukur Klasifikasi Skala
Pengukuran
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. Pengeta- Pengetahua ibu Dengan Pengetahuan Ordinal
huan ibu adalah menggunakan baik jika >
tentang kemampuan kuesioner. 80% jawaban
imunisasi yang dimiliki Kuesioner benar
DPT dan ibu untuk tersebut diberi Pengetahua
campak menjawab skor atau nilai n cukup jika
sejumlah jawaban masing- 60-80%
pertanyaan masing dengan jawaban benar
tentang sistem penilaian Pengetahua
imunisasi DPT sebagai berikut: n kurang jika
dan campak. 1 untuk < 60%
jawaban (a) jawaban benar.
benar
0 untuk
jawaban (b)
salah
2. Tingkat Tingkat Dengan 1. Tingkat Ordinal
pendidikan pendidikan ibu menggunakan pendidikan
ibu adalah kuesioner. dasar (tidak
pendidikan tamat SD,
formal terakhir tamat SD/
yang diikuti ibu sederajat
yang 2. Tingkat
dinyatakan pendidikan
dengan menengah
pemberian keatas (tamat
ijazah. SMP/
sederajat,
tamat SMA/
sederajat,
tamat
perguruan
tinggi).
1. 2. 3. 4. 5. 6.
3. Pekerjaan Pekerjaan ibu Dengan 1. Ibu rumah Nominal
ibu adalah jenis menggunakan tangga tidak
pekerjaan yang kuesioner kerja
digeluti ibu. 2. Ibu rumah
tangga
bekerja
4. Sikap ibu Sikap ibu Dengan Sikap positif Nominal
adalah kuesioner. jika total nilai
anggapan atau Responden sama dengan
reaksi ibu diminta atau lebih dari
terhadap menanggapi rata-rata.
tatalaksana pertanyaan Sikap
imunisasi tentang sikap. negatif jika
Pertanyaan total nilai
Favourable kurang dari
untuk pertanyaan rata-rata.
II, no. 9, 10, 11,
12, 16, 17.
Dengan penilaian
1. Untuk
tanggapan
Sangat Tidak
Setuju (STS)
2. Untuk
tanggapan
Tidak Setuju
(TS)
3. Untuk
tanggapan
Ragu-ragu (R)
4. Untuk
tanggapan
Setuju (S)
5. Untuk
tanggapan
Sangat Setuju
(SS).
Pertanyaan
Unfavourable
untuk pertanyaan
II, no. 13, 14, 15.
Penilaiannya
kebalikan dari
pertanyaan
favourable
1. 2. 3. 4. 5. 6.
5. Keaktifan Keaktifan Dengan Tidak aktif Ordinal
petugas petugas menggunakan jika skor
imunisasi imunisasi kuesioner. jawaban
dalam dalam Diukur dengan responden
memotivasi memotivasi menggunakan 1-3.
merupakan kuesioner yang Cukup aktif
upaya petugas diberikan pada jika skor
imunisasi untuk responden jawaban
membangkitkan dengan sistem responden
atau mengubah penilaian sebagai 4-6.
motiv ibu-ibu berikut : Aktif jika
dari yang Skor 1 untuk skor jawaban
tadinya tidak pilihan nomor 1 responden
atau kurang Skor nilai 2 7-9
mendukung untuk pilihan
imunisasi nomor 2.
kemudian Skor nilai 3
menjadi mau untuk pilihan
atau bersedia nomor 3.
dan bahkan
mengimunisasi
bayinya.
Keaktifan
petugas
imunisasi yang
dimaksud
adalah
penilaian
responden
terhadap
keaktifan
petugas
imunisasi
dalam
memotivasi
ibu-ibu.
dimana variabel- variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel yang
seluruh ibu yang mempunyai bayi atau balita yang ada di wilayah
yang dapat dijangkau oleh peneliti yang dibatasi oleh tempat dan
Tabel 9.
Jumlah Sampel Dari Tiap-Tiap Desa
3.6.2 Validitas
tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur. Maka perlu
yang ada didalam kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur.
Ν (ΣΧΥ ) − (ΣΧΣΥ )
R=
[ΝΣΧ 2
− (ΣΧ )
2
][(ΝΣΥ 2
− (ΣΥ )
2
)]
Dimana :
X = Item soal
Y = Skor total
mengumpulkan data.
3.6.3 Reliabilitas
Cronbach.
k ⎧⎪ ∑ Si ⎫⎪
2
ri = 1−
(k − 1) ⎨⎪⎩ St 2 ⎬⎪⎭
Dimana :
∑ Si 2
= mean kuadrat kesalahan
St 2 = varians Total
tabel.
adalah reliabel.
3.7.1 Dokumentasi
3.7.2 Wawancara
variabel bebas dan variabel terikat dengan uji statistik yang disesuaikan
dengan skala data yang ada. Uji statistik yang digunakan adalah chi-
kemaknaan 5%.
Χ2
c=
Ν + Χ2
r k ( ΟΡij + Ε ij )2
Χ 2 = ∑∑
i =1 j =1 ΕΡij
4.1.1.1 Geografis
berikut :
Tabel 10
Wilayah Kerja Puskesmas Wonopringgo
Jml
Luas Jml Jml Jml Jml
No Nama Desa Pendu
Wilayah RT RW KK Posyandu
duk
1. Jetak Kidul 262.150 18 3 3.628 891 5
2. Sastrodirjan 146.045 7 3 2.949 711 5
3. Legok Gunung 242.156 12 2 2.959 721 5
4. Galang 196.000 6 2 3.665 877 5
Pengampon
5. Kwagean 84.750 9 3 3.014 690 5
6. Getas 86.000 7 2 2.322 515 6
7. Rowokembu 127.000 11 5 4.867 1.161 10
8. Wonopringgo 150.207 10 5 2.528 596 5
9. Sampih 132.790 5 2 1.445 346 5
10. Gondang 31.267 6 2 2.025 502 5
11. Wonorejo 220.275 13 5 4.334 981 5
12. Jetak Lengkong 45.065 5 2 1.830 420 5
13. Pegaden Tengah 82.000 7 2 2.892 647 7
14. Surabayan 73.800 5 2 2.263 495 5
Sumber : Monografi Kecamatan Wonopringgo (2005)
yaitu desa Jetak Kidul dan desa yang paling sempit luas
desa Rowokembu.
4.1.1.2 Demografi
Disektor Ekonomi
Tabel 11
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tamat
Tidak Tamat
No. Desa SMA Jumlah
tamat SD SD-SMP
Keatas
1. Jetak Kidul 125 693 73 891
2. Sastrodirjan 322 353 30 711
3. Legok Gunung 359 344 18 721
4. Galang Pengampon 229 579 69 877
5. Kwagean 296 350 44 690
6. Getas 198 282 35 515
7. Rowokembu 190 658 313 1161
8. Wonopringgo 217 291 38 596
9. Sampih 93 229 24 346
10. Gondang 80 288 134 502
11. Wonorejo 235 697 49 981
12. Jetak Lengkong 236 154 30 420
13. Pegaden Tengah 211 331 105 647
14. Surabayan 187 278 30 495
Jumlah 2.984 5.527 1.042 9.553
Sumber : Monografi Kecamatan Wonopringgo (2005).
jumlah penduduk terbanyak adalah yang tamat SD- SMP atau sederajat,
sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit adalah yang tamat SMA
keatas.
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten
dibawah ini.
Tabel 12
Jumlah penduduk Menurut Usaha disektor Ekonomi
Perta
Indust Perdag Angk
No Desa Petani mban Jasa Jml
ri angan utan
gan
1. Jetak Kidul 403 0 5 129 23 280 840
2. Sastrodirjan 541 2 4 71 2 89 209
3. Legok Gunung 361 2 7 237 4 27 638
4. Galang 169 3 13 286 5 62 538
Pengampon
5. Kwagean 136 0 5 221 16 284 662
6. Getas 273 0 2 150 11 40 476
7. Rowokembu 38 0 25 973 10 211 257
8. Wonopringgo 62 0 8 118 3 368 559
9. Sampih 265 6 5 20 2 10 308
10. Gondang 10 0 14 362 4 59 449
11. Wonorejo 232 0 139 404 27 103 905
12. Jetak 29 0 38 135 21 198 421
Lengkong
13. Pegaden 114 0 16 432 29 16 607
Tengah
14. Surabayan 127 3 14 282 25 8 464
Jumlah 2.760 16 300 3.820 182 1.755 8.833
Sumber : Statistik Kecamatan Wonopringgo (2005).
Tabel 13
Distribusi Umur Responden
13 responden (9,2%)
Tabel 14
Distribusi Umur Balita
Tabel 15
Distribusi Jenis Kelamin Balita
balita (42,3%).
dianalisis yaitu :
4.2.1.1 Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi DPT Dan Campak
60 52.8
50
Persentase(%)
40
30.3
30
20 16.9
10
0
Kurang Cukup Baik
Pe nge tahuan
Gambar 3
Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi DPT
Dan Campak
80 73.2
70
60
Persentase
50
40
26.8
30
20
10
0
Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah
Atas
Tingkat Pe ndidikan Ibu
Gambar 4
Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu
(26,8%).
90 79.6
80
70
tase
60
ersen
50
40
30
P
20.4
20
10
0
Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga
Tak kerja kerja
Pe ke rjaan Ibu
Gambar 5
Distribusi Pekerjaan ibu
responden (79,6 %), yang paling sedikit adalah ibu rumah tangga
70.0 62.0
60.0
Persentase(%)
50.0
38.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
Negatif Positif
Gambar 6
Distribusi Sikap Ibu
Berdasarkan gambar 6 maka responden yang paling
80 70.4
70
Persentase (%)
60
50
40 29.6
30
20
10
0
Cukup Aktif
Gambar 7
Distribusi Keaktifan Petugas Imunisasi Dalam Memotivasi
80 73.9
70
60
ersentase
50
40
30 26.1
P
20
10
0
Rendah Tinggi
Tingkat Ke disiplinan Pe tugas Imunisasi
Gambar 8
Distribusi Kedisiplinan Petugas Imunisasi
90
78.9
80
Persentase(%)
70
60
50
40
30 21.1
20
10
0
Lengkap Tidak lengkap
Gambar 9
Distribusi Status Imunisasi DPT dan Campak
Berdasarkan gambar 9 maka yang terbanyak adalah
Tabel 16.
Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi DPT dan
Campak dengan Status Imunisasi DPT dan Campak.
lengkap ada 10 responden (7%) dan yang status imunisasi DPT dan
Campak.
Tabel 17.
Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Status Imunisasi DPT dan
Campak
3). Hubungan antara pekerjaan ibu dengan status imunisasi DPT dan
Campak.
Tabel 18
Hubungan antara Pekerjaan Ibu dengan Status Imunisasi DPT dan
Campak
rumah tangga tidak bekerja serta status imunisasi DPT dan campak
yang sebagai ibu rumah tangga tidak kerja yang status imunisasi
(7,04%).
4). Hubungan antara Sikap Ibu dengan Status Imunisasi DPT dan
Campak
Tabel 19
Hubungan antara Sikap Ibu dengan Status Imunisasi DPT dan Campak
variabel sikap ibu dengan variabel status imunisasi DPT dan campak
diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang artinya ada hubungan yang
signifikan antara sikap ibu dengan status imunisasi DPT dan
artinya ada hubungan yang cukup kuat antara sikap ibu dengan
Tabel 20
Hubungan antara Keaktifan Petugas Imunisasi dalam Memotivasi
dengan Status Imunisasi DPT Dan Campak.
(10,6%).
Tabel 21.
Hubungan antara Kedisiplinan Petugas Imunisasi dengan Status
Imunisasi DPT dan Campak
4.3 Pembahasan
4.3.1 Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi DPT dan Campak
status imunisasi DPT dan campak diperoleh p = 0,000 (p < 0,05) yang
landasan atau dasar dari tindakan yang akan dilaksanakan. Ibu yang
121) bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
4.3.2 Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Status Imunisasi DPT dan
Campak
(tidak tamat SD, atau tamat SD/sederajat) tetapi ibu-ibu tersebut aktif
mengikuti pendidikan nonformal yang ada dimasyarakat, sehingga ibu-
juga orang dewasa, yang tidak dapat sepenuhnya atau sama sekali tidak
tindakannya.
4.3.3 Hubungan antara Pekerjaan Ibu dengan Status Imunisasi DPT dan
Campak.
DPT dan campak dikarenakan ibu yang bekeja memiliki waktu kerja
13).
Berdasarkan hasil penelitian responden yang sebagai ibu rumah
responden yang sebagai ibu rumah tangga tidak bekerja sebagian besar
4.3.4 Hubungan antara Sikap Ibu dengan Status Imunisasi DPT dan Campak
sikap ibu dengan variabel status imunisasi DPT dan campak diperoleh
nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang artinya ada hubungan yang signifikan
antara sikap ibu dengan status imunisasi DPT dan campak, serta
hubungan yang cukup kuat antara sikap ibu dengan status imunisasi
objek atau situasi yang relatif tetap, yang disertai perasaan tertentu, dan
objek tertentu, baik yang berupa orang, peristiwa, situasi dan lain
individu. Sebagai suatu reaksi maka sikap berhubungan dengan dua hal
yaitu suka, setuju yang membawa sikap positif (favourable) dan tidak
menduga bagaimana respon atau tindakan yang akan diambil oleh orang
imunisasi DPT dan campak diperoleh nilai p = 0,006 (p < 0,05) yang
program tersebut. Hal ini akan dapat dicapai dengan lebih berhasil dan
2002 : 5).
kesehatan.
dan campak diperoleh p = 0,000 (p < 0,05) yang artinya ada hubungan
(11,27%).
sebagai suatu sistem. Out come adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan
ibu, pekerjaan ibu, sikap ibu, keaktifan petugas dalam memotivasi, dan
kedisiplinan petugas imunisasi. Dari beberapa faktor tersebut maka yang
dan campak.
cukup lama.
5.1 Simpulan
5.1.1 Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT dan
0,431)
5.1.2 Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status imunisasi
5.1.3 Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan status imunisasi DPT dan
5.1.4 Ada hubungan antara sikap ibu dengan status imunisasi DPT dan
88
5.2 Saran
imunisasi.
Departemen Kesehatan RI. 1999. Status Gizi dan Imunisasi Ibu dan Anak di
Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan.
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2005. Prosedur Tetap Penanganan KLB
dan Bencana Propinsi Jawa Tengah. Semarang : Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Tengah.
Indan Entjang. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti.
Kunaryo Hadi Kusuma, dkk. 1996. Pengantar Pendidikan. Semarang : IKIP
Semarang PRESS.
Sarlito Wirawan Sarwono. 2000. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta : PT. Bulan
Bintang.
Sugiarti. 2002. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Status Imunisasi bagi
Bayi di Puskesmas Gunung Jati Kabupaten Magelang. Skripsi S-1.
Universitas Diponegoro Semarang.