You are on page 1of 18

B OLOG

BIO GI UM
U UM
M
(Virus, Bakterio
B ofag, Ric
ckettsia, Bakterii dan Pro
otozoa)

Un
niversittas Pad
djajara
an
Faku
ultas Perikan
P nan dan
n Ilmu
u Kelau
utan
A
Arie Pa
atria Utama
U
2302
210090
0058
200
09 / 20
010
KATA PENGANTAR 

Bismillahirrahmanirrohim

Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan perlindungan kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan, mengingat keterbatasan penulis
dalam hal pengetahuan, kemampuan, pengalaman dan juga waktu.
Namun, inilah yang terbaik yang dapat penulis lakukan dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan bagi penyempurnaan makalah ini.
Dengan selesainya penulisan makalah ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Biologi
Perairan yang telah memberikan pengarahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini, serta kepada seluruh pihak yang telah
mendukung penulisan makalah ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta
membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis dalam
penyusunan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi guru penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh

Bandung, Oktober 2009

Penulis

i | P a g e  
 
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i 
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii 
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1 
BAB II ISI .............................................................................................................................. 2 
VIRUS ............................................................................................................................... 2 
Sejarah Penemuan VIRUS ........................................................................................... 2 
Struktur Tubuh VIRUS ................................................................................................. 3 
Reproduksi VIRUS ....................................................................................................... 5 
Contoh‐Contoh VIRUS ................................................................................................. 7 
BAKTERIOFAGE ................................................................................................................ 7 
RICKETTSIA ...................................................................................................................... 8 
PROTOZOA ...................................................................................................................... 8 
BAKTERI ........................................................................................................................... 9 
Sejarah Penemuan Bakteri ........................................................................................ 10 
Struktur Sel Bakteri ................................................................................................... 10 
Morfologi / Bentuk Bakteri ....................................................................................... 11 
Alat Gerak Bakteri ..................................................................................................... 12 
Contoh‐Contoh BAKTERI ........................................................................................... 12 
Perbedaan Teori Lamarck dan Darwin .......................................................................... 13 
BAB III KESIMPULAN ......................................................................................................... 14 
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15 
 

ii | P a g e  
 
BAB I : Pendahuluan 
Jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut sebagai mikroba
atau mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai
mikroba bukan hanya karena ukurannya yang kecil, sehingga sukar
dilihat dengan mata biasa, tetapi juga pengaturan kehidupannya yang
lebih sederhana dibandingkan dengan jasad tingkat tinggi. Mata biasa
tidak dapat melihat jasad yang ukurannya kurang dari 0,1 mm. Ukuran
mikroba biasanya dinyatakan dalam mikron ( ), 1 mikron adalah 0,001
mm. Sel mikroba umumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar
atau mikroskop, walaupun demikian ada mikroba yang berukuran besar
sehingga dapat dilihat tanpa alat pembesar.

Secara klasik jasad hidup digolongkan menjadi dunia tumbuhan


(plantae) dan dunia binatang (animalia). Jasad hidup yang ukurannya
besar dengan mudah dapat digolongkan ke dalam plantae atau animalia,
tetapi mikroba yang ukurannya sangat kecil ini sulit untuk digolongkan
ke dalam plantae atau animalia. Selain karena ukurannya, sulitnya
penggolongan juga disebabkan adanya mikroba yang mempunyai sifat
antara plantae dan animalia.

Menurut teori evolusi, setiap jasad akan berkembang menuju ke


sifat plantae atau animalia. Hal ini digambarkan sebagai pengelompokan
jasad berturut-turut oleh Haeckel, Whittaker, dan Woese. Berdasarkan
perbedaan organisasi selnya, Haeckel membedakan dunia tumbuhan
(plantae) dan dunia binatang (animalia), dengan protista. Protista untuk
menampung jasad yang tidak dapat dimasukkan pada golongan plantae
dan animalia. Protista terdiri dari algae atau ganggang, protozoa, jamur
atau fungi, dan bakteri yang mempunyai sifat uniseluler, sonositik, atau
multiseluler tanpa diferensiasi jaringan.

Whittaker membagi jasad hidup menjadi tiga tingkat


perkembangan, yaitu: (1)Jasad prokariotik yaitu bakteri dan ganggang
biru (Divisio Monera), (2) Jasad eukariotik uniseluler yaitu algae sel
tunggal, khamir dan protozoa (Divisio Protista), dan (3) Jasad eukariotik
multiseluler dan multinukleat yaitu Divisio Fungi, Divisio Plantae, dan
Divisio Animalia. Sedangkan Woese menggolongkan jasad hidup
terutama berdasarkan susunan kimia makromolekul yang terdapat di
dalam sel. Pembagiannya yaitu terdiri Arkhaebacteria, Eukaryota
(Protozoa, Fungi, Tumbuhan dan Binatang), dan Eubacteria.

1 | P a g e  
 
BAB II : ISI 
VIRUS 

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel


organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material
hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena
virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya
menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam
nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik
protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein
yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang


menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis
organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan
untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan
organisme lain yang tidak berinti sel).

Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup


karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas.
Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan
penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan
HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus
mosaik tembakau/TMV).

Sejarah Penemuan VIRUS 

Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai


penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau
dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada
tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa
penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi
sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak
berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer
menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang
lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.

2 | P a g e  
 
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky
I dari Rusia menemuk kan bahwa
getah daun
g n tembaka au yang su udah disarring dengan n penyarin
ng bakteri
m
masih da
apat men nimbulkan penyakitt mosaik.. Ivanows sky lalu
m
menyimpul lkan dua kemungk kinan, yaittu bahwa bakteri penyebab
p
penyakit te
ersebut berrbentuk san ngat kecil sehingga
s m
masih dapatt melewati
s
saringan, atau bak kteri terseb
but menge eluarkan toksin yan ng dapat
m
menembus s saringan. Kemungkiinan kedua a ini dibuan
ng pada tahhun 1897
s
setelah Maartinus Be eijerinck dari
d Beland da menem mukan bah hwa agen
i
infeksi di dalam
d getahh yang suddah disarinng tersebut dapat bere eproduksi
k
karena kem
mampuann nya menimb bulkan pen nyakit tidakk berkuran
ng setelah
b
beberapa kali ditran
nsfer antaartanaman.. Patogen mosaik tembakau
t
d
disimpulka an sebagai bukan ba akteri, melaainkan me erupakan contagium
c
v
vivum fluid
dum, yaitu sejenis cairran hidup pembawa
p p
penyakit.

Setela
ah itu, pad da tahun 1898, Loe effler dan Frosch me elaporkan
b
bahwa pen
nyebab peny yakit muluut dan kaki sapi dapatt melewati filter
f yang
t
tidak dapaat dilewati bakteri. N
Namun dem mikian, merreka meny yimpulkan
b
bahwa pato
ogennya ad dalah bakte
eri yang san
ngat kecil.

Penda apat Beijerrinck baruu terbuktii pada tahun 1935 5, setelah


Wendell Meredith Sta
W anley dari AAmerika Se
erikat berh
hasil mengk
kristalkan
p
partikel pe
enyebab penyakit
p m
mosaik yan
ng kini dikkenal sebaagai virus
m
mosaik tem
mbakau. Virus
V ini ju
uga merupaakan viruss yang perttama kali
d
divisualisas
sikan dengan mikro oskop elek
ktron pada a tahun 1939 oleh
i
ilmuwan Je
erman G.A. Kausche, E. Pfankuc ch, dan H. Ruska.

S
Struktur T
Tubuh VIRU
US 

V
Virus m
merupakan
organiisme s
subselular
yang karena ukurannya
u
sangaat kecil, hannya dapat
dilihatt dengan
mengg gunakan mikroskop
m
elektroon. U
Ukurannya
lebih kecil daripada
bakterri sehingg ga virus
tidak dapat disaring
dengaan p
penyaring
b
bakteri. Viirus terkec
cil berdiam
meter hanya
a 20 nm (llebih kecil daripada
r
ribosom), sedangkann virus terrbesar sek
kalipun su ukar diliha at dengan
m
mikroskop cahaya.

3 | P a g e
Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA.
Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal,
RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat
genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen
virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa
ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan
manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah
RNA yang beruntai tunggal.

Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.


Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid.
Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik),
heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas
protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak
subunit protein yang disebut kapsomer.

Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut


protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya,
pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam
basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.
Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid.
Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang
didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus
melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam
pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.

Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan


dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks.
Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400
nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk
simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk
kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t
protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh
240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks,
kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun
biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian
sel.

Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis


virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang.
Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran
menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein
dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang
berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga

4 | P a g e  
 
membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula
beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada
"kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk
menempel pada suatu bakteri.

Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat


transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid
bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.

Reproduksi VIRUS 

Reproduksi virus dapat dibedakan menjadi 2 yaitu siklus


reproduksi litik dan lisogenik, namun sebenarnya siklus litik dan
lisogenik merupakan siklus yang dapat berganti-ganti dan bukan
sepenuhnya siklus yang terpisah.

Siklus Litik 
* Waktu relatif singkat

* Menonaktifkan bakteri

* Berproduksi dengan bebas tanpa terikat pada kromosom bakteri

Tahapan Siklus litik 
Tahap adsorbsi & penetrasi

Tahap adsorbsi yaitu penempelan virus pada inang. Virus


mempunyai daerah penerima spesifik untuk menempel pada inang yang
spesifik pula.

Setelah menempel, virus kemudian akan melubangi membran dari


sel inang tersebut dengan melubanginya dengan enzim lisosom. Setelah
berlubang virus akan menyuntikkan DNA virusnya kedalam sitoplasma
sel inang.

Tahap replikasi

Setelah disuntikkan kedalam sel inang, DNA dari virus tersebut


akan menonaktifkan DNA sel inangnya dan kemudian mengambil alih
kerja sel tersebut, lalu menggunakan sel tersebut untuk memperoleh
energi untuk proses reproduksi.

5 | P a g e  
 
DNA dari virus tersebut akan menjadikan sel tersebut sebuah
tempat pembentukan virus baru, DNA tersebut mengarahkan virus
untuk menghasilkan protein dan mereplikasi DNA virus untuk
dimasukkan ke dalam virus baru yang sedang dibuat.

Molekul-molekul protein tersebut kemudian diselubungi oleh


kapsid, kapsid tersebut dibuat dari protein sel inang dan berfungsi
untuk memberi bentuk tubuh virus.

Tahap Lisis

Tahap lisis terjadi ketika virus-virus yang dibuat dalam sel telah
matang. Ratusan virus-virus kemudian akan berkumpul pada membran
sel dan menyuntikkan enzim lisosom yang menghancurkan membran sel
dan menyediakan jalan keluar untuk virus-virus baru. Sel yang
membrannya hancur itu
akhirnya akan mati dan
virus-virus yang bebas akan
menginvasi sel-sel lain dan
siklus akan berulang
kembali.

Siklus Lisogenik 
Reduksi dari siklus litik
ke profag (dimana materi
genetik virus dan sel inang
bergabung), bakteri
mengalami pembelahan
binner dan profag keluar
dari kromosom bakteri.

* Waktu relatif lama

* Mengkombinasikan materi genetic bakteri dengan virus

* Terikat pada kromosom bakteri

6 | P a g e  
 
Contoh ‐ Contoh Virus 

• Lymphocystis
Virus ini pada dasarnya menyerang sel ikan sehingga sel tersebut
akan membesar 50 hingga 100000 kali dari ukuran normalnya.
Virus ini memiliki ukuran 180-200 mikron sehingga cukup sulit
untuk dilihat dengan mikroskop biasa

• Myo Necrosis Virus


Myo Necrosis Virus merupakan virus jenis RNA (Ribo Nucleic
Acid). Virus itu tergolong ganas karena bisa mematikan vannamei
berumur 60-80 hari dalam sekejap.

• Spring Virosis
Spring Virosis biasanya menyerang pada ikan jenis karper (Carp)
dan dapat menular ke seluruh ikan dalam satu kolam. Virus ini
akan aktif pada suhu dibawah 20°C (68°F) dan akan mengkristal
pada suhu di atas itu.

• Carp Pox
Virus ini adalah sejenis virus yang menyebabkan sejenis penyakit
herpes pada ikan yang tidak menular ke manusia.

BAKTERIOFAGE 
Bakteriofage berasal dari kata bacteria dan phagus (bahasa
Yunani). Dari asal kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. Bakteriofage
memiliki 2 macam cara untuk mereplikasikan dirinya, yaitu daur litik
dan daur lisogenik. Replikasi tersebut baru dapat dilakukan ketika virus
ini telah masuk ke dalam sel inangnya (bakteri). Bakteriofage termasuk
ke dalam ordo Caudovirales. Salah satu contoh bakteriofage adalah T4
virus yang menyerang bakteri Eschericia coli. E. coli merupakan bakteri
yang hidup pada saluran pencernaan manusia.

   

7 | P a g e  
 
RICKETTSIA 
Rickettsia adalah genus bakteri gram-negatif. Rickettsia bersifat
parasit intraselular obligat, dan dapat menyebabkan penyakit Rickettsia.
Metode perkembangan Rickettsia dalam embrio ayam ditemukan
oleh Ernest William Goodpasture dan koleganya di Universitas
Vanderbilt pada tahun 1930-an.

Klasifikasi ilmiah dari rickettsia :


Filum: Proteobacteria
Kelas: Alpha Proteobacteria
Ordo: Rickettsiales
Famili: Rickettsiaceae
Genus: Rickettsia
Species: Rickettsia felis, Rickettsia prowazekii, Rickettsia rickettsii,
Rickettsia typhi, Rickettsia conorii, Rickettsia africae,
Rickettsia akari, dll.

Demam Berbintik Rocky Mountain (Demam Berbintik, Demam


Kutu, Tifus Kutu) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Rickettsia ricketsii dan ditularkan kepada manusia melalui gigitan kutu.

PROTOZOA 
Protozoa merupakan pathogen yang paling utama bagi usaha
budidaya laut. Protozoa merupakan jazad renik bersel satu dengan
ukuran yang bervariasi antara 10 - 500 mikron. Parasit protozoa
umumnya mempunyai bulu/cilia di sekeliling tubuhnya.

Ciri – Ciri :
• Uniselular
• Reproduksi
o Vegetatif dengan membelah diri
o Generatif dengan konjugasi
• Jika lingkungan tidak menguntungkan Protozoa membentuk
Kristal

8 | P a g e  
 
Klasifikasi :

• Rhizopoda / Sarcodina (Kaki Semu), contoh : Amoeba proteus,


Amoeba ginggivalis, Foraminifera.
• Flagellata / Mastigophora (bulu cambuk), contoh : Noctiluca,
Trypanosoma, Leishmania
• Ciliata / Infusoria (rambut getar), contoh : Paramaecium,
Balantidium coli, didinum
• Sporozoa (tidak ada alat gerak), contoh : Plasmodium

Parasit pada budidaya ikan laut yang disebabkan oleh protozoa


dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu :

• Cryptocaryoniasis
Penyakit ini paling umum dijumpai pada budidaya laut yang
disebabkan oleh protozoa. Organisme penyebabnya adalah
Cryptocaryon irritans Brown, dijumpai secara luas seperti halnya
Ichthyophthirius multifilis yang terdapat di air tawar.
• Brooklynelliasis
Penyakit ini disebabkan oleh Brooklynela sp, suatu protozoa
berbentuk seperti kacang mirip dengan Chilodonella sp. mudah
dikenal dengan adanya bulu rambut (cilia) yang panjang, sebuah
macronucleus dan kantong berbentuk oval yang terlihat jelas.
• Trychodiniasis
Penyakit Trychodiniasis adalah penyakit yang disebabkan oleh
Trichodina sp suatu protozoa bebenbentuk cakram dengan
diameter sekitar 100 mikron dengan "gigi-gigi" yang terdapat di
bagian tengah dan cilia pada bagian permukaan bawah.

BAKTERI 

Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah


kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil
(mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal). Bakteri
merupakan prokariota, untuk membedakan mereka dengan organisme
yang memiliki sel lebih kompleks, disebut eukariota. Istilah "bakteri"
telah diterapkan untuk semua prokariota atau untuk kelompok besar
mereka, tergantung pada gagasan mengenai hubungan mereka.

9 | P a g e  
 
Bakte
eri adalah organism yang
y paling
g banyak dditemukan di bumi,
jjumlah bakkteri di du
unia diperk
kirakan sek
kitar 5 × 10
030. Mereka
a tersebar
(berada dii mana-ma ana) di taanah, air, dan seba agai simbiiosis dari
o
organisme lain. Banyyak patoge
en merupak kan bakterri. Kebanya
akan dari
m
mereka ke
ecil, biasan
nya hanya berukuran n 0,5-5 μmm, meski ada jenis
d
dapat menjjangkau 0,3 mm dalam diameterr (Thiomarg garita).

S
Sejarah Pe
enemuan B
Bakteri 

Bakte
eri pertamaa ditemuka an oleh An
nthony van Leeuwenh hoek pada
1674 deng gan meng ggunakan mikroskop p buatann nya sendirri. Istilah
b
bacterium diperkenallkan di kem
mudian haari oleh Ehrenberg pa
ada tahun
1828, diammbil dari kata
k Yunaani βακτηριιον yang mmemiliki arti
a "small
s
stick".

S
Struktur Se
el Bakteri 

Struktuur bakteri yang


paaling pentiing adalah h dinding
seel. Bakteri dapat dig golongkan
menjadi
m du
ua kelomp pok yaitu
Grram positiff dan Gram negatif
diidasarkan pada perbedaan
p
sttruktur diinging sel.. Bakteri
Grram positiif memilik ki dinding
seel yang te erdiri atass lapisan
peeptidoglikann yang tebal dan
a
asam teich
hoic. Sementara baktteri Gram negatif me emiliki lapiisan luar,
l
lipopolisak arida - terdiri atas m
membran dan
d lapisan
n peptidogliikan yang
t
tipis terlettak pada periplasma
p (di antaraa lapisan luar dan membran
s
sitoplasmik k).

Banya ak bakteri memiliki struktur di luar sel la


ainnya sepe
erti flagela
dan fimbriia yang dig
d gunakan uuntuk berggerak, mele ekat dan konjugasi.
k
B
Beberapa bakteri ju
uga memiliki kapsu ul atau la apisan len
ndir yang
m
membantu pelekatan
n bakteri pada sua atu permu ukaan dan n biofilm
f
formation. Bakteri juuga memiiliki kromo osom, ribo osom dan beberapa
s
spesies la
ainnya memiliki
m grranula makanan,
m vakuola gas dan
m
magnetoso m.

Beberrapa bakte
eri mampu membentu pora yang membuat
uk endosp
mereka ma
m ampu bertaahan hidup pada lingk
kungan eks
strim.

1
10 | P age
 

M
Morfologi 
i / Bentuk B
Bakteri 

Berdaasarkan be
erntuknya, bakteri dibagi
d men
njadi tiga golongan
besar, yaitu
b u:

• Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berrbentuk bu ulat seperti bola, dan
mempuunyai beberrapa varias si sebagai berikut:
b
o Mikkrococcus, jika kecil dan
d tunggaal
o Dipplococcus, jka
j berganddanya dua--dua
o Tettracoccus, jika berrgandengan n empat dan me embentuk
bujjursangkarr
o Sarrcina, jika bergerombo
b ol memben ntuk kubus
o Staaphylococcu us, jika berrgerombol
o Strreptococcus s, jika bergaandengan membentuk
m k rantai

• Bacillus) ad
Basil (B dalah kelom mpok bakte
eri yang berrbentuk ba
atang atau
silinderr, dan mem
mpunyai varriasi sebagai berikut:
o Dip plobacillus,, jika berga
andengan dua-dua
o Strreptobacilluus, jika berggandengan
n membentu uk rantai

• Spiril (Spirilum) adalah b bakteri yan ng berben ntuk lengk


kung dan
mempu unyai variasi sebagai b
berikut:
o Vib brio, (bentu
uk koma),, jika leng gkung kurrang dari setengah
ling
gkaran
o Spiiral, jika len
ngkung lebbih dari sete
engah lingk
karan

1
11 | P age
A
Alat gerak
k bakteri 

• Atrik
k, tidak meempunyai fllagel.
• Monnotrik, memmpunyai sattu flagel pa
ada
salahh satu ujunngnya.
• Lofotrik, memp umlah flagel pada
punyai seju
salahh satu ujunngnya.
• Amfi
fitrik, memppunyai satu
u flagel pad
da
keduua ujungny ya.
• Perittrik, memp
punyai flage
el pada selu
uruh
perm
mukaan tub buhnya.

Contoh – Contoh
h Bakterri

Aeromonas
A s salmoniciida adalah bakteri ya ang berbenntuk batanng pendek
d
dengan uk
kuran 1,3--2,0 x 0,8 8-1,3 µm, bersifat ggram nega atif, tidak
b
bergerak, t
tidak membentuk spo ora maupu un kapsul, dan bersifat aerob.
B
Bakteri inii tidak dappat hidup lama
l tanpa
a inangnyaa dan suhu u optimal
b
bagi pertuumbuhanny ya antara 22-28 C, sedangkan
° n pada su uhu 35°C
p
pertumbuh hannya terrhambat. D Dapat dijum ngkungan air tawar
mpai di lin
m
maupun aiir laut dan dikenal seb
bagai penye
ebab penyaakit “furuncculosis”.

Renibacteriium salmoninarum y
R yang diken nal sebagaii penyebab b “kidney
d
disease” ad
dalah bakteri yang beerbentuk batang
b pen
ndek denga an ukuran
0
0,3-1,5 x 0,
0 1-1,0 µm, bersifat grram positiff, tidak berg
gerak, tanp
pa kapsul,
s
sering terd
dapat berppasangan dan bersiifat aerob. Bakteri ini i dapat
d
dijumpai d lingkunga
di an air tawaar maupun n air laut dengan suh hu optimal
p
pertumbuh hannya an ntara 15--18°C, sed dangkan pada suh hu 25°C
p
perturnbuh hannya aka
an terhamb bat.

Mycobacterrium sp. yang dik


M kenal seb
bagai pen nyebab pe enyakit ”
t
tuberkulos is ikan” (F
Fish TB), adalah bakkteri yang berbentuk k batang,
d
dengan ukkuran 0,2-00,6 x 1,0-10 µm, bers
sifat gram positif lem
mah, tidak
b
bergerak, tidak memmbentuk s spora atau
u kapsul d dan bersiffat aerob.
B
Bakteri ini banyak dijumpai di perairan tawar
t dan laut mauppun tanah
d
dengan suuhu optimaal pertumb buhannya 25-30
2 ° C. Tidak dapatt tumbuh
p
pada suhu 37°C kecuali M. mariinum, M. foortuitum da an M. chelo
onei.

1
12 | P age
Pasteurella piscicida berbentuk batang pendek, berukuran 0,6-1,2 x 0,8-
2,6 µm, bersifat gram negatif, tidak bergerak, tidak membuat kapsul
maupun spora dan bersifat fakultatif anaerob. Bakteri ini dapat hidup di
lingkungan air laut dengan kisaran suhu untuk pertumbuhannya 10-
39oC. Umumnya yang diisolasi dari ikan dapat tumbuh baik pada suhu
25°C.
Streptoccocus sp. berbentuk bulat atau oval, memanjang seperti rantai,
bersifat gram positif, tidak bergerak, tidak membentuk spora atau
kapsul dan bersifat fakultatif aerob. Diameter bakteri berukuran 0,7-1,4
µm. Bakteri ini dapat hidup di air tawar dan air laut dengan kisaran
suhu bagi pertumbuhannya antara 10-45°C.
Yersinia ruckeri berbentuk batang, dengan ukuran 0,5-0,8 x 1,3 µm,
bersifat gram positif, tidak membentuk spora atau kapsul, bergerak
dengan flagella peritrichous pada suhu di bawah 30°C, sedangkan pada
suhu 37°C tidak membentuk flagella. Bakteri ini dapat dijumpai di air
dengan suhu optimal pertumbuhannya 22-25°C.

Perbedaan Teori Lamarck dan Darwin 
• Darwin : Evolusi terjadi karena SELEKSI ALAM dan ADAPTASI
• Lamarck : Evolusi terjadi karena pengaruh LINGKUNGAN

13 | P a g e  
 
BAB III : Kesimpulan 
• Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. 
• Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya
sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
elektron. 
• Reproduksi virus dapat dibedakan menjadi 2 yaitu siklus
reproduksi litik dan lisogenik. 
• Contoh Virus yang menyerang ikan : Lymphocystis, Myo Necrosis
Virus, Spring Virosis dan Carp Pox
• Bakteriofage berasal dari kata bacteria dan phagus (bahasa
Yunani). Dari asal kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. 
• Rickettsia adalah genus bakteri gram-negatif. Rickettsia bersifat
parasit intraselular obligat, dan dapat menyebabkan penyakit
Rickettsia. 
• Protozoa merupakan pathogen yang paling utama bagi usaha
budidaya laut. Protozoa merupakan jazad renik bersel satu
dengan ukuran yang bervariasi antara 10 - 500 mikron. Parasit
protozoa umumnya mempunyai bulu/cilia di sekeliling tubuhnya.
• Parasit pada budidaya ikan laut yang disebabkan oleh protozoa
dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu : Cryptocaryoniasis,
Brooklynelliasis dan Trichadiniasis.
• Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah
kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil
(mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal).
• Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan
besar, yaitu: Coccus, Bacillus, Spirilum.
• Alat Gerak Bakteri : Atrik, Monotrik, Lofotrik, Amfitrik, dan
Peritrik.
• Contoh – Cotoh Bakteri : Aeromonas salmonicida, Renibacterium
salmoninarum, Mycobacterium sp., Pasteurella piscicida,
Streptoccocus sp. Yersinia ruckeri dll. 
• Perbedaan Teori Lamarck dan Darwin :
o Darwin : Evolusi terjadi karena SELEKSI ALAM dan ADAPTASI
o Lamarck : Evolusi terjadi karena pengaruh LINGKUNGAN

14 | P a g e  
 
DAFTAR PUSTAKA 
http://id.wikipedia.com/

http://www.jelambaraquaticlife.com/fish_diseases.htm

http://o-fish.com/limfosistis.php.htm

http://hobiikan.blogspot.com/2009/02/penyakit-udang-virus-myo.html 

http://ikanmania.wordpress.com/Penyakit Ikan Karantina Golongan


Bakteri « kliping dunia ikan dan mancing.html

Daniel M.Sc. Ir.2007.”Buku Ringkasan Persiapan SNMPTN dan Ujian


Akhir”.Bandung

15 | P a g e  
 

You might also like