You are on page 1of 12

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, saya telah berhasil menyusun
sebuah makalah tentang PERTANIAN yang saya beri judul “TANAMAN
TEBU”

Makalah ini saya susun berdasarkan observasi saya mengenai pertanian


yang saya lakukan.makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas OSFAK.

Semoga dengan tugas ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa lain


khususnya dan masyarakat luas pada umumnya dan semoga makalah ini dapat
diterima.

Sebelumnya saya mengucapkan beribu maaf kalau seandainya makalah


ini kurang sempurna. Oleh sebab itu kritik dan saran tetap saya nantikan agar
saya dapat memperbaiki untuk selanjutnya.
PENDAHULUAN

Industri gula di Indonesia pada akhir-akhir ini mengalami beberapa masalah.


Masalah yang cukup menonjol adalah tingkat produktivitas rendah, tenaga kerja
langka, dan sebagian besar petani tidak bergairah menanam tebu. Luas areal tebu di
lahan sawah beririgasi di Jawa semakin berkurang. Kini areal tebu di lahan sawah
tinggal sekitar 40 %, selebihnya telah beralih ke lahan kering (Anonim, 2003).
Umumnya lahan kering merupakan lahan tanaman pangan bagi petani. Kegairahan
petani menanam tebu dapat dirangsang dengan memadukan tebu dengan beberapa
jenis tanaman semusim lain termasuk tanaman pangan dalam pola pertanaman
tumpangsari (Darmodjo, 1992). Dalam bertanam tebu dan tanaman semusim lain
secara tumpangsari ada 2 kepentingan. Kepentingan pertama bila pihak pabrik gula
menyewa tanah petani, yang penting tanaman sela tidak menurunkan hasil tebu
karena jarak antarbaris tetap, walaupun hasilnya rendah tetap menguntungkan,
disebut additive series. Kepentingan kedua bila petani menanam tebu di lahannya
sendiri, maka hasil tebu boleh turun karena jumlah baris berkurang, asal hasil
tanaman sela cukup tinggi, yang penting hasil total tanaman penyusun tinggi, disebut
replacement series (Palaniappan, 1984; Soemartono, 1985). Pada pertanaman
monokultur peningkatan produktivitas tebu dapat dilakukan dengan intensifikasi dan
ekstensifikasi. Peningkatan produktivitas secara komersial dimaksudkan untuk
meningkatkan produksi per satuan luas lahan.melalui peningkatan populasi dengan
mempersempit jarak antarbaris tebu. Dengan peningkatan populasi ini ketersediaan
lahan, lengas tanah, unsur hara, dan cahaya matahari dapat dimanfaatkan tebu
semaksimal mungkin sehingga hasil hablur meningkat.
BUDIDAYA TANAMAN TEBU

PENDAHULUAN
Saat ini pemerintah sedang menggalakkan penanaman tebu untuk mengatasi
rendahnya produksi gula di Indonesia. Usaha pemerintah sangatlah wajar dan tidak
berlebihan mengingat dulu Indonesia pernah mengalami masa kejayaan sebagai
pengekspor gula sebelum perang. Bisakah masa keemasan ini terulang kembali?
Untuk itu PT. Natural Nusantara berusaha ikut serta mengembalikan masa kejayaan
melalui peningkatan produksi tebu baik secara kuantitas, kualitas dan kelestarian
(aspek K-3).

SYARAT TUMBUH
Tanah yang cocok adalah bersifat kering-kering basah, yaitu curah hujan kurang dari
2000 mm per tahun. Tanah tidak terlalu masam, pH diatas 6,4. Ketinggian kurang
dari 500 m dpl.

JENIS – JENIS TEBU


Jenis tebu yang sering ditanam POY 3016, P.S. 30, P.S. 41, P.S. 38, P.S. 36, P.S. 8,
B.Z. 132, B.Z. 62, dll.

PEMBUKAAN KEBUN
Sebaiknya pembukaan dan penanaman dimulai dari petak yang paling jauh dari jalan
utama atau lori pabrik
Ukuran got standar ; Got keliling/mujur lebar 60 cm; dalam 70 cm, Got
malang/palang lebar 50 cm; dalam 60 cm. Buangan tanah got diletakkan di sebelah
kiri got. Apabila got diperdalam lagi setelah tanam, maka tanah buangannya
diletakkan di sebelah kanan got supaya masih ada jalan mengontrol tanaman.
Juringan/cemplongan (lubang tanam) baru dapat dibuat setelah got – got malang
mencapai kedalaman 60 cm dan tanah galian got sudah diratakan. Ukuran standar
juringan adalah lebar 50 cm dan dalam 30 cm untuk tanah basah, 25 cm untuk tanah
kering. Pembuatan juringan harus dilakukan dua kali, yaitu stek pertama dan stek
kedua serta rapi.
Jalan kontrol dibuat sepanjang got mujur dengan lebar + 1 m. Setiap 5 bak dibuat
jalan kontrol sepanjang got malang dengan lebar + 80 cm. Pada juring nomor 28,
guludan diratakan untuk jalan kontrol (jalan tikus)

TURUN TANAH/KEBRUK
Yaitu mengembalikan tanah stek kedua ke dalam juringan untuk membuat
kasuran/bantalan/dasar tanah. Tebalnya tergantung keadaan, bila tanahnya masih
basah + 10 cm. di musim kemarau terik tebal + 15 – 20 cm.

PERSIAPAN TANAM
- Lakukan seleksi bibit di luar kebun
- Bibit stek harus ditanam berhimpitan agar mendapatkan jumlah anakan semaksimal
mungkin. Bibit stek + 70.000 per ha.
- Sebelum ditanam, permukaan potongan direndam dahulu dengan POC NASA dosis
2 tutup + Natural GLIO dosis 5 gr per 10 liter air.
- Sebelum tanam, juringan harus diari untuk membasahi kasuran, sehingga kasuran
hancur dan halus.
CARA TANAM
1. Bibit Bagal/debbeltop/generasi
Tanah kasuran harus diratakan dahulu, kemudian tanah digaris dengan alat yang
runcing dengan kedalaman + 5-10 cm. Bibit dimasukkan ke dalam bekas garisan
dengan mata bibit menghadap ke samping. Selanjutnya bibit ditimbun dengan tanah.

2. Bibit Rayungan (bibit yang telah tumbuh di kebun bibit), jika bermata (tunas)
satu: batang bibit terpendam dan tunasnya menghadap ke samping dan sedikit miring,
+ 45 derajat. Jika bibit rayungan bermata dua; batang bibit terpendam dan tunas
menghadap ke samping dengan kedalaman + 1 cm.

3. Sebaiknya, bibit bagal (stek) dan rayungan ditanam secara terpisah di dalam petak-
petak tersendiri supaya pertumbuhan tanaman merata.

WAKTU TANAM
Berkaitan dengan masaknya tebu dengan rendemen tinggi tepat dengan timing masa
giling di pabrik gula. Waktu yang tepat pada bulan Mei, Juni dan Juli.

PENYIRAMAN
Penyiraman tidak boleh berlebihan supaya tidak merusak struktur tanah. Setelah satu
hari tidak ada hujan, harus segera dilakukan penyiraman.

PENYULAMAN
1. Sulam sisipan, dikerjakan 5 – 7 hari setelah tanam, yaitu untuk tanaman rayungan
bermata satu.
2. Sulaman ke – 1, dikerjakan pada umur 3 minggu dan berdaun 3 – 4 helai. Bibit dari
rayungan bermata dua atau pembibitan.
3. Penyulaman yang berasal dari ros/pucukan tebu dilakukan ketika tanaman berumur
+ 1 bulan
4. Penyulaman ke-2 harus selesai sebelum pembubunan, bersama sama dengan
pemberian air ke – 2 atau rabuk ke-2 yaitu umur 1,5 bulan
5. Penyulaman ekstra bila perlu, yaitu sebelum bumbun ke -2

PEMBUMBUNAN TANAH
> Pembumbunan ke-1 dilakukan pada umur 3-4 minggu, yaitu berdaun 3 – 4 helai.
Pembumbunan dilakukan dengan cara membersihkan rumput-rumputan, membalik
guludan dan menghancurkan tanah (jugar) lalu tambahkan tanah ke tanaman sehingga
tertimbun tanah.
> Pembumbunan ke – 2 dilakukan jika anakan tebu sudah lengkap dan cukup besar +
20 cm, sehingga tidak dikuatirkan rusak atau patah sewaktu ditimbun tanah atau + 2
bulan.
> Pembumbunan ke-3 atau bacar dilakukan pada umur 3 bulan, semua got harus
diperdalam ; got mujur sedalam 70 cm dan got malang 60 cm.

GARPU MUKA GULUD


Penggarpuan harus dikerjakan sampai ke pinggir got, sehingga air dapat mengalir.
Biasanya dikerjakan pada bulan Oktober/November ketika tebu mengalami
kekeringan.

KLENTEK
Yaitu melepaskan daun kering, harus dilakukan 3 kali, yaitu sebelum gulud akhir,
umur 7 bulan dan 4 minggu sebelum tebang.

TEBU ROBOH
Batang tebu yang roboh atau miring perlu diikat, baik silang dua maupun silang
empat. Ros – ros tebu, yang terdiri dari satu deretan tanaman, disatukan dengan
rumpun – rumpun dari deretan tanaman di sisinya, sehingga berbentuk menyilang.

PEMUPUKAN
1. Sebelum tanam diberi TSP 1 kuintal/ha
2. Siramkan pupuk SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas
juringan dosis ± 1 – 2 botol/1000 m² dengan cara :
Alternatif 1 : 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan
induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram
juringan.
Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPERNASA
untuk menyiram 5 – 10 meter juringan.
3. Saat umur 25 hari setelah tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5-1 kw/ha.
Pemupukan ditaburkan di samping kanan rumpun tebu
4. Umur 1,5 bulan setelah tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5 – 1 kw/ha dan KCl
sebanyak 1-2 kw/ha. Pemupukan ditaburkan di sebelah kiri rumpun tebu.
5. Untuk mendapatkan rendemen dan produksi tebu tinggi, semprot POC NASA
dosis 4 – 6 tutup dicampur HORMONIK 1 – 2 tutup per-tangki pada umur 1 dan 3
bulan

HAMA DAN PENYAKIT


1. Hama Penggerek Pucuk dan batang
Biasanya menyerang mulai umur 3 – 5 bulan. Kendalikan dengan musuh alami
Tricogramma sp dan lalat Jatiroto, semprot PESTONA / Natural BVR

2. Hama Tikus
Kendalikan dengan gropyokan, musuh alami yaitu : ular, anjing atau burung hantu

3. Penyakit Fusarium Pokkahbung


Penyebab jamur Gibbrella moniliformis. Tandanya daun klorosis, pelepah daun tidak
sempurna dan pertumbuhan terhambat, ruas-ruas bengkok dan sedikit gepeng serta
terjadi pembusukan dari daun ke batang. Penyemprotan dengan 2 sendok makan
Natural GLIO + 2 sendok makan gula pasir dalam tangki semprot 14 atau 17 liter
pada daun-daun muda setiap minggu, pengembusan tepung kapur tembaga ( 1 : 4 : 5 )

4. Penyakit Dongkelan
Penyebab jamur Marasnius sacchari, yang bias mempengaruhi berat dan rendemen
tebu. Gejala, tanaman tua sakit tiba-tiba, daun mengering dari luar ke dalam.
Pengendalian dengan cara penjemuran dan pengeringan tanah, harus dijaga, sebarkan
Natural GLIO sejak awal.
5. Penyakit Nanas
Disebabkan jamur Ceratocytis paradoxa. Menyerang bibit yang telah dipotong. Pada
tapak (potongan) pangkas, terdapat warna merah yang bercampur dengan warna
hitam dan menyebarkan bau seperti nanas. Bibit tebu direndam dengan POC NASA
dan Natural GLIO.

6. Penyakit Blendok
Disebabkan oleh Bakteri Xanthomonas albilincans Mula-mula muncul pada umur 1,5
– 2 bulan setelah tanam. Daun-daun klorotis akan mengering, biasanya pada pucuk
daun dan umumnya daun-daun akan melipat sepanjang garis-garis tadi. Jika daun
terserang hebat, seluruh daun bergaris-garis hijau dan putih. Rendam bibit dengan air
panas dan POC NASA selama 50 menit kemudian dijemur sinar matahari. Gunakan
Natural GLIO sejak awal sebelum tanam untuk melokalisir serangan.

RENDEMEN TEBU
Proses kemasakan tebu merupakan proses yang berjalan dari ruas ke ruas yang
tingkat kemasakannya tergantung pada ruas yang yang bersangkutan. Tebu yang
sudah mencapai umur masak, keadaan kadar gula di sepanjang batang seragam,
kecuali beberapa ruas di bagian pucuk dan pangkal batang.
Usahakan agar tebu ditebang saat rendemen pada posisi optimal yaitu sekitar bulan
Agustus atau tergantung jenis tebu. Tebu yang berumur 10 bulan akan mengandung
saccharose 10 %, sedang yang berumur 12 bulan bisa mencapai 13 %.

TEBU KEPRASAN
- Yaitu menumbuhkan kembali bekas tebu yang telah ditebang, baik bekas tebu giling
atau tebu bibitan (KBD).
- Kebun yang akan dikepras harus dibersihkan dari kotoran bekas tebangan yang lalu.
Sebelum mengepras , sebaiknya tanah yang terlalu kering di airi dulu. Kepras petak –
petak tebu secara berurutan. Setelah dikepras siramkan SUPER NASA (dosis sama
seperti di atas). Lima hari atau seminggu setelah dikepras, tanaman diairi dan
dilakukan penggarapan (jugaran) sebagai bumbun ke-1 dan pembersihan rumput –
rumput.
- Lakukan penyemprotan POC NASA dan HORMONIK pada umur 1,2 dan 3 bulan
dengan dosis seperti di atas.Pemeliharaan selanjutnya sama dengan tanam tebu
pertam

DAUR KEHIDUPAN
Daur kehidupan tanaman tebu melalui 5 fase :

1.  Fase Perkecambahan

Dimulai dengan pembentukan taji pendek dan akar stek pada umur 1 minggu dan
diakhiri pada fase kecambah pada umur 5 minggu.

2.  Fase Pertunasan

Dimulai dari umur 5 minggu sampai umur 3,5 bulan.

3.   Fase Pemanjangan Batang

Dimulai pada umur 3,5 bulan sampai 9 bulan.

4.  Fase Kemasakan

Merupakan fase yang terjadi setelah pertumbuhan vegetatif menurun dan sebelum
batang tebu mati.Pada fase ini gula didalam batang tebu  mulai terbentuk hingga
titik optimal,kurang lebih terjadi pada bulan Agustus,dan setelah itu
remdemennya berangsur-angsur menurun.Tahap pemasakan inilah yang disebut
dengan tahap penimbunan rendemen gula.

5. Fase Kematian

VARIETAS TEBU
 Varietas tebu pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi 3,yaitu:

  1. Varietas Genjah (masak awal),mencapai masak optimal < 12 bulan.

  2. Varietas Sedang (masak tengahan),mencapai masak optimal pada umur 12-14


bulan.

  3. Varietas Dalam (masak akhir),mencapai masak optimal pada umur lebih dari 14
bulan.

Jenis Tebu Masak Awal Masak Tengah Masak Akhir


(<12 bulan) (12-14 bulan) (>14 bulan)
BZ 132              XXX             XXX  
XXX
PS 57 XXX  

PS 59 XXX XXX

PS 58 XXX  

PS 56 XXX  

BZ 148 XXX

POJ 3016

PS 41

BL

POJ 2878

PS-86-2

PS-86-10029

PS-88-19432

PS-86-1

     

Varietas yang diunggulkan saat ini adalah BL,yang mirip dengan varietas
POJ-2878.Kedua varietas ini tahan terhadap penyakit mosaic dan tahan
blendok,namun BL agak peka pohkabung dan serangan hama penggerek pucuk.
Potensi  produktivitas varietas BL ini bias mencapai rata-rat 121,4 kuintal gula per
hektar dan hasil hablur tertinggi yang bisa dicapai adalah 169,2 kuintal per hektar.

        Dengan varietas BL ini,potensi pada lahan sawah dengan ekologi
unggulan,produksi tebu rata-rata 1.504 kuintal per hektar (tertinggi 2.093
kuintal),rendemen rata-rata 8,07 persen (tertinggi 8,86 persen) dan produksi hablur
rata-rata 121,4 kuintal per hektar (tertinggi 169,2 kuintal).
        Ujicoba pada lahan tegal pun menunjukkan hasil tebu rata-rata 1.250 kuintal per
hektar (tertinggi 2.112 kuintal),rendemen rata-rata 7,58 persen (tertinggi 8,25
persen),dan hasil hablur rata-rata 97,3 kuintal per hektar (tertinggi 172,3 kuintal).

        Bahkan pada pola keprasan,varietas BL juga menunjukkan hasil yang cukup
menjanjikan.Dari uji coba dihasilkan tebu rata-rata 1.222 kuintal per hektar (tertinggi
2.012 kuintal),rendemen rata-rata 7,81 persen (tertinggi 8,74 persen),dan hasil hablur
rata-rata 94,5 kuintal per hektar (tertinggi 152,1 kuintal).

Jenis Lahan Produksi tebu rata2 Rendemen rata2 Hasil Hablur rata2
(kuintal per hektar)   (kuintal per hektar)

Sawah 1.504 (max. 2.093) 8,07 % (max. 8,86 %) 121,4 (max. 169,2)

Tegal 1.250 (max. 2.112) 7,58 % (max. 8,25 %)   97,3 (max.   97,3)

Pola Keprasan 1.222 (max. 2.012) 7,81 % (max. 8,74 %)   94,5 (max. 152,1)

METODE PEMUPUKAN TANAMAN TEBU

PEMUPUKAN SAAT PENGOLAHAN LAHAN

 Setelah panen dan tanah antar tanaman di olah, lakukan penyemprotan 10


botol SOZOFM – 1, secara merata.
Tujuan aplikasi ini adalah untuk mempercepat pertumbuhan tunas baru,
perakaran yang baik dan membantu dekomposisi bahan organic dilahan tebu.

PEMUPUKAN SAAT UMUR TANAMAN 3 BULAN


 Dosis aplikasi 10 botol SOZOFM -1 / hektar.
Tujuannya agar pertumbuhan tanaman optimal.

PENINGKATAN RENDEMEN KADAR GULA TEBU


 Umur 8 bulan pucuk tanaman di semprot dengan herbisida kontak ( Parakuat )
agar pertumbuhan tunas terhenti, sehingga pengisian rendemen kadar gula
meningkat.

Pada penanaman tanaman tebu yang baru, aplikasi SOZOFM -1 dengan dosis 5 tetes
perliter air akan sangat membantu mempercepat pertumbuhan perakaran yang kuat
dan anakan yang banyak, juga mengatasi stress sehingga pertumbuhan tanaman
relative lebih cepat.

RENDEMAN TEBU

  Rendemen tebu adalah kadar kandungan gula didalam batang tebu yang
dinyatakan dengan persen. Bila dikatakan rendemen tebu 10 %,artinya ialah bahwa
dari 100 kg  tebu yang digilingkan di Pabrik Gula akan diperoleh gula sebanyak 10
kg.

Ada 3 macam rendemen,yaitu: rendemen contoh,rendemen sementara, dan


rendemen efektif.

1.   Rendemen Contoh

       Rendemen ini merupakan contah yang dipakai untuk mengetahui apakah
suatu kebun tebu sudah mencapai masak optimal atau belum. Dengan kata lain
rendemen contah adalah untuk mengetahui gambaran suatu kebun tebu berapa
tingkat rendemen yang sudah ada sehingga dapat diketahui kapan kapan saat
tebang yang tepat dan kapan tanaman tebu mencapai tingkat rendemen yang
memadai.

Rumus : Nilai nira x Faktor rendemen = Rendemen      .

2. Rendemen Sementara

       Perhitungan ini dilaksanakan untuk menentukan bagi hasil gula,namun


sifatnya masih sementara.Hal ini untuk memenuhi ketentuan yang
menginstruksikan agar penentuan bagi hasil gula dilakukan secepatnya setelah
tebu petani digiling sehingga petani tidak menunggu terlalu lama sampai
selesai giling namun diberitahu lewat perhitungan rendemen sementara.

       Cara mendapatkan rendemen sementara ini adalah dengan mengambil nira
perahan pertama tebu yang digiling untuk dianalisis di laboratorium untuk
mengetahui berapa besar rendemen sementara tersebut.

Rumus : Rendemen Sementara = Faktor Rendemen x Nilai Nira.

3. Rendemen Efektif

       Rendemen efektif disebut juga rendemen nyata atau rendemen terkoreksi.
Rendemen efektif adalah rendemen hasil perhitungan setelah tebu digiling
habis dalam jangka waktu tertentu.Perhitungan rendemen efektif ini dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu 15 hari atau disebut 1 periode giling
sehingga apabila pabrik gula mempunyai hari giling 170 hari,maka jumlah
periode giling adalah 170/15 = 12 periode.Hal ini berarti terdapat 12 kali
rendemen nyata/efektif yang bisa diperhitungkan dan diberitahukan kepada
petani tebu.

      

Tebu yang digiling di suatu pabrik gula   jelas hanya


sebagian kecil saja yang akan menjadi gula.Kalau 1 Bhn Kering kuintal
tebu mempunyai rendemen 10 % maka hanya 10 kg 20—25 % gula
yang didapat dari 1 kuintal tebu tersebut.Hal ini dapat Nira
dijelaskan sbb : + 87,5 %
Tak Larut
:  2 – 5 %
Larut
18 – 20 %
Air
75 – 80 %
Tebu
100 %
Sabut
+ 12,5 %
MANFAAT TEBU

Penyakit Yang Dapat Diobati :


Meredakan Jantung berdebar, Sakit panas, Batuk;

Pemanfaatan :
1. Meredakan Jantung Berdebar
Bahan: 3 genggam akar tebu hitam;
Cara membuat: dicuci dan direbus dengan 2 gelas air sampai
mendidih hingga tinggal 1 gelas;
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari.

2. Sakit Panas
Bahan: tebu hitam secukupnya;
Cara membuat: diperas untuk diambil airnya
Cara menggunakan: diminum.

3. Batuk
Bahan: 3-5 ruas tebu hitarn;
Cara membuat: disesap dan diminum aimya.
Cara menggunakan: dibakar, kemudian dikupas dan diperas untuk
diambil aimya;

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Batang tebu (Sacharum officinarum) mengandung air
gula yang berkadar sampai 20%.

You might also like