You are on page 1of 5

Atlantis Kota yang Hilang

Saat ini aku sedang tertarik dengan cerita yang berhubungan dengan sejarah Dunia
terutama misteri-misteri Dunia yang belum terpecahkan dan kebenarannya masih
dicari, salah satunya adalah Atlantis, Kota yang Hilang. Dari semua tempat yang
paling dicari oleh orang-orang diseluruh dunia, misteri Atlantis menduduki urutan
pertama dibanding misteri “Segitiga Bermuda”. Berikut ini cuplikan yang mendasari
pencarian Misteri tersebut.

Atlantis (Yunani kuno: Ἀτλαντὶς νῆσος, "Pulau Atlas") adalah nama pulau lagenda
yang pertama kali disebut dan digambarkan oleh ahli falsafah Yunani kuno Plato
dalam dialognya Timaeus dan Critias (427-347 SM) yakni: buku Critias dan Timaeus.

Banyak yang percaya bahwa dahulu kala ada kerajaan maritim yang luas yang
terletak di salah satu samudera terluas di dunia. Pengaruhnya demikian besar,
sehingga sisa kebudayaan dan warisannya bisa ditemukan diseluruh dunia hingga
saat ini. Tafsiran arkeologis menyebutkan bahwa kerajaan maritim yang disebut
Atlantis itu terletak di laut Mediterania Barat, ada pula yang berbeda pendapat
dengan menyebut pusatnya di Costa Rika dan Antartika. Namun bagi orang yang
skpetic, atlantis hanya ada di pikiran penulis dan pemikir kreatif, menurut mereka
kerajaan itu hanyalah imajinasi belaka.

Apakah Atlantis hanyalah sebuah Mitos? ataukah seperti kota kuno Troy yang saat
ini telah ditemukan setelah berabad-abad hanya dianggap sebagai Kerajaan khayalan
dari Filsuf Hommer?

Atlantis merupakan kota hilang yang paling terkenal dan paling dicari sepanjang
sejarah. Kepopulerannya bahkan melebihi kota-kota hilang yang lainnya seperti
Sodom dan Gomora yang juga sampai saat ini masih dicari sisa-sisa reruntuhannya.
Tak dipungkiri lagi, selama 3 millenium manusia terpesona terhadap cerita Atlantis.
Pada abad 4 SM, Filsuf Yunani Plato yang dianggap pemikir paling hebat pada
masanya, menulis sejarah benua hilang yang legendaris ini. Namun sayang, asal-usul
pasti legenda Atlantis boleh dikatakan tidak jelas. Menurut suatu kisah, cerita
mengenai Atlantis diceritakan ke Plato oleh Sokrates dan seorang penyair bernama
Solon yang mendengar tentang budaya hilang itu dari seorang pendeta Mesir.
Di dalam Timeus dan Critias, Plato menuliskan kedua dialog yang ia curahkan tentang
Atlantis dengan gambaran yang detil dan komprehensif. Kata-katanya yang fasih
berfungsi sebagai peta yang digunakan sebagai petunjuk oleh para penjelajah
tangguh yang bertekad mencari sisa-sisa kerajaan ini. Berikut cuplikan terjemahan
catatan Plato mengenai Atlantis dalam Timeus dan Critias:

"Pulau Atlantis ada di laut. Berhadapan dengan pilar Herkules. Dan


wilayahnya lebih besar dari Libya dan Asia yang disatukan. Di tengah
bagian terpanjangnya, disebelah laut ada daratan persegi panjang
luas. Dikelilingi oleh pegunungan, dan lebih tinggi dari permukaan
laut. Mengandung gunung berapi, dan sering terkena gempa dan banjir.
Gunungnya menganung emas, perak, tembaga, dan timah. Dan gabungan
alami dari emas dan tembaga yang disebut orichalcum.

Daratan itu memiliki sistem kanal yang besar dan kecil, juga mata
air dingin dan panas alami. Tanahnya subur dan hasil panennya
melimpah. Di dataran itu ada ibukota yang dikelilingi oleh bidang
konsentris. Kota itu diliputi tembok batu merah, putih, dan hitam."

Dari cuplikan catatan Plato mengenai Atlantis diatas, digambarkan bahwa kerajaan
besar itu sebagai sebuah pulau yang besar, terletak diluar Selat Gibraltar yang
disebut orang Yunani sebagai Pilar Herkules. Sebuah pulau yang lebih besar dari
Libya dan Asia bila disatukan. Pada abad 4 SM masih belum diketahui bagaimana
tatanan dunia. Karenanya sulit bagi kita untuk mengerti dengan pasti apa yang
dimaksudkan Plato dengan Asia dan Libya bila disatukan. Sekarang, bisa dikatakan
Libya yang dimaksud mungkin sama dengan bagian Afrika Utara. Sedangkan Asia
mungkin bisa diwakilkan dengan wilayah Turki dan Timur Tengah. Dari Sudut
pandang Plato di Yunani, Atlantis terletak di laut Atlantik, akibatnya mayoritas
pencarian benua hilang tersebut di fokuskan di dasar laut.

Pada buku Timaeus, Plato berkisah: Di hadapan "Selat Mainstay Haigelisi, ada
sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di
depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu
adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar
dengan Athena, namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan
banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut. negara
besar yang mempunyai peradaban tinggi itupun lenyap dalam semalam."

Critias adalah murid dari ahli filsafat Socrates , tiga kali ia menekankan keberadaan
Atlantis dalam dialog.Kisahnya berasal dari cerita lisan Joepe yaitu moyang lelaki
Critias, sedangkan Joepe juga mendengarnya dari seorang penyair Yunani bernama
Solon ( 639-559 SM). Solon adalah yang paling bijaksana di antara 7 mahabijak
Yunani kuno, suatu kali ketika Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam
leluhur mengetahui legenda Atlantis. Di negeri Mesir tersebut Solon menemukan,
para pendeta Mesir kuno di Sais pernah menulis catatan tentang keberadaan
''sebuah pulau benua di bawah Pilar-pilar Hercules'' --nama purba untuk Gibraltar.
Catatan dalam dialog, secara garis besar seperti berikut ini:

"Ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah
yang sangat jauh, yang bangga dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia
menghasilkan emas dan perak yang tak terhitung banyaknya: istana dikelilingi oleh
tembok emas dan dipagari oleh dinding perak. Dinding tembok dalam istana
bertakhtakan emas,cemerlang dan megah. Di sana, tingkat perkembangan
peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan
yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya
tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah dilanda
gempa dahsyat,tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang
dalam ingatan orang-orang."

Percakapan kedua tokoh tersebut menyebutkan tentang adanya kota yang hilang
bernama Atlantis. Sebagian orang menganggap cerita tersebut hanyalah fiksi
belaka, sedangkan sebagian beranggapan bahwa hal tersebut adalah benar mengacu
pada peristiwa catastrophic tentang kehancuran peradaban Minoan di Creta dan
Thera. Artikel di bawah ini akan mengajak anda untuk ikut berfikir dan masuk pada
kontroversi ini. Dialog antara Timaeus dan Critias ada dalam literatur karya Plato.
Perdebatan mengenai literatur tersebut di sebabkan karena Plato menggunakan
tokoh fiksi dan tokoh nyata dalam ceritanya, sehingga ada perdebatan apakah
cerita dan isinya fiksi atau nyata.
BAGI sebagian besar orang, Atlantis adalah sebuah benua yang hilang, rumah
pertama peradaban, tanah terang dan keemasan yang diterbangkan oleh serangkaian
puncak kekuatan ledakan. Ia kemudian terbaring lelap di dasar samudra, dengan
pucuk-pucuk pegunungannya menjulang dari alas laut. Bagi sebagian orang lagi,
Atlantis lebih dipandang sebagai legenda ketimbang fakta. Tapi, ada juga yang
menganggap Atlantis sebagai tonggak yang nyata dari awal peradaban. Ia
didokumentasikan di lokasi yang berbeda-beda, namun tetap di sekitar Samudra
Atlantik. Namun, di dalam hampir semua ensiklopedia, Atlantis tak lebih dari sebuah
dongeng. Ia tak pernah dirujukkan ke dalam catatan sejarah mana pun. Tapi,
''Betapapun, para geolog dan oseanografer seolah bersetuju bahwa 'sesuatu' yang
menyerupai benua pernah hadir di sekitar Atlantik,'' tulis Charles Berlitz di dalam
bukunya, The Mystery of Atlantis, yang terbit pada 1976.Misalkan pun Atlantis
hanya dongeng, ia adalah dongeng yang hidup sampai masa kini. Lebih dari 5.000
buku telah ditulis tentang benua yang raib ini. ''Atlantis, sepertinya, tetap
merupakan bagian dari kebudayaan kita --terserah kita percaya atau tidak,'' tulis
Berlitz. ''Ia menginspirasi karya klasik, mempengaruhi sejarah, bahkan menyumbang
bagi penemuan dunia baru.''

MENURUT Plato, Atlantis tenggelam 9.000 tahun sebelum masanya. Jadi, sekitar
11.600 tahun yang silam. Di dalam Critias dinarasikan, gempa dan banjir yang kejam
telah menenggelamkan benua itu hanya dalam sehari semalam. Tetapi, sejak awal
''tesis'' Plato sudah mengutubkan dua kelompok: yang percaya dan yang tidak
percaya terhadap ''penemuan'' itu. Aristoteles, bekas murid Plato yang hidup pada
384-322 SM, tercatat sebagai salah seorang pertama yang tidak percaya pada sang
guru. Anehnya, dia sendiri menulis tentang sebuah pulau besar di Samudra Atlantik,
yang oleh orang-orang Cathaginia disebut ''Antilia''. Pada abad ke-4 SM, Krantor,
murid Plato yang lain, malah mengaku menyaksikan sisa tiang peninggalan Atlantis.
Herodotus, ahli sejarah berkebangsaan Yunani yang hidup pada abad ke-5 SM, juga
meninggalkan beberapa naskah rujukan yang menyebut keberadaan kota misterius di
Samudra Atlantik. Walau tidak secara eksplisit menyebut Atlantis, Herodotus
menyebut nama bangsa yang memiliki kesamaan bunyi dengan Atlantis, semisal
''Atarantes'' dan ''Atalantes''.
Jika semua yang diutarakan Plato memang benar-benarnyata, maka sejak 12.000
tahun silam, manusia sudah menciptakan peradaban. Namun di manakah kerajaan
Atlantis itu? Sejak ribuan tahun silam orang-orang menaruh minat yang sangat
besar terhadap hal ini. Hingga abad ke-20 sejak tahun 1960-an, laut Bermuda yang
terletak di bagian barat Samudera Atlantik, di kepulauan Bahama, dan laut di
sekitar kepulauan Florida pernah berturut-turut diketemukan keajaiban yang
menggemparkan dunia.

Mystery is never end, the end of mystery is the beginning of mystery.

You might also like