Professional Documents
Culture Documents
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari kita selalu berhadapan dengan benda hidup dan
benda mati. Suatu saat kita kadang-kadang mengkonsumsi suatu objek. Seandainya
objek yang kita komunikasikan kurang lengkap maka orang yang menerima informasi
sangat dimungkinkan bertanya lebih jauh. Misal mengkomunikasikan besar sebuah
batu, cepatnya lari seseorang, jauh perjalanan dan sebagainya. Orang yang menerima
informasi tersebut tentu akan bertanya lebih jauh lagi. Pertanyaan ini muncul karena
informasi objek yang dikomunikasikan tidak lengkap dengan objek pelengkap.
Objek pelengkap biasanya digunakan dalam bentuk dan ukuran sehingga
objek yang diinformasikan mempunyai arti lebih luas. Misalnya batu tersebut
massanya satu kilogram, kecepatan larinya, satu kilometer per jam dan sebagainya.
Dengan demikian peranan objek pelengkap sebagai penambah keterangan dari objek
yang akan diinformasikan memang penting.
Kini kita berada dimassa yang serba otomatis. Kemajuan dan perkembangan
teknologi menghasilkan produk yang bagus bentuknya, canggih konstruksinya, dan
presisi ukurannya. Salah satu dari hasil kemajuan teknologi misalnya alat pengukuran.
Dengan alat pengukur yang canggih kita bisa mengukur semua hasil produksi secara
mudah dan tepat.
1.2
Pengukuran
Fungsi Pengukuran
Berikut ini adalah fungsi fungsi dari pengukuran :
1. Untuk mengetahui dan mengamati dimensi suatu bahan yang telah diproduksi
atau di standarkan
2. Untuk keperluan analisis dan interprestasi
3. Proses menyebutkan dengan pasti angka-angka tertentu untuk mendeskripsikan
suatu produk
4. Merupakan proses untuk mendapatkan informasi besaran fisik tertentu dari suatu
alat ukur
5. Untuk menentukan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu
standar atau satuan pengukuran
1.2.3 Klasifikasi Pengukuran
Untuk itu perlu diketahui klasifikasi pengukuran yaitu sebagai berikut :
1. Pengukuran langsung
Proses pengukuran yang hasil pengukurnya dapat langsung dibaca dari alat
ukur yang digunakan pada pengukuran. Misalnya mengukur diameter poros dengan
jangka sorong atau mikrometer.
2. Pengukuran tidak kangsung
Bila dalam proses pengukuran tidak bisa digunakan suatu alat ukur dan
tidak bisa dibaca langsung hasil pengukurannya maka pengukuran yang demikian
disebut pengukuran tidak langsung. Untuk mengukur sebuah benda ukur diperlukan
2 atau 3 alat ukur berupa alat ukur standar, alat ukur pembanding, dan alat ukur
pembantu. Misalnya mengukur ketirusan poros dengan menggunakan sine center
yang dibantu dengan jam ukur (dial indicator).
3. Pengukuran dengan kaliber batas
Dalam proses pengukuran terkadang tidak bisa menggunakan satu alat
saja. Kita perlu melihat ukuran benda ukur yang dibuat dan melihat benda tersebut
dengan toleransi tertentu. Misalnya mengukur lubang dengan menggunakan alat
ukur dengan jenis kaliber batas dapat dikategorikan menjadi diterima (Go) atau
tidak (Not Go). Keputusan yang diambil adalah dimensi objek ukur yang masih
dalam batas toleransi.
4. Pengukuran dengan bentuk standar
Instrumentasi
2. Ketepatan
Harga terdekat dengan mana suatu pembacaan instrumen mendekati
sebenarnya dari variabel yang diukur (true value/correct result). Contoh: seseorang
mengukur spesimen yang panjang sebenarnya 5 cm, setelah diukur dengan jangka
sorong didapati nilai pengukuran 5,05cm. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
pengukuran memiliki ketepatan yang tinggi karena selisih panjang hasil pengukuran
dengan panjang sebenarnya kecil.
3. Ukuran dasar
Ukuran dasar merupakan dimensi nominal suatu objek ukur yang secara
teoritis dianggap tidak mempunyai harga batas atau toleransi.
4. Toleransi
Toleransi merupakan perbedaan ukuran dari kedua harga batas yang
diizinkan sehingga perbedaan ukuran dapat diketahui ukuran dari komponenkomponen yang dibuat. Besarnya toleransi selisih ukuran maksimum dan minimum.
Macam-macam toleransi antara lain:
a. Toleransi umum
Toleransi umum diberikan untuk ukuran yang tidak memerlukan ketelitian
atau bukan merupakan bagian dari benda berpasangan (suaian). Nilai toleransi
umum selalu memilki batas penyimpangan atas dan batas penyimpangan
bawah yang sama. Besarnya toleransi ini ditentukan oleh tingkat kualitas
(kekasaran permukaan) dan ukuran dasar.
b. Toleransi khusus
Toleransi khusus merupakan suatu toleransi yang nilainya di luar toleransi
umum dan suaian. Nilai toleransinya lebih kecil daripada nilai toleransi umum,
namun lebih besar daripada nilai toleransi suaian.
c. Toleransi geometri
Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015
5. Harga batas
Harga batas adalah ukuran atau dimensi maksimum dan minimum yang
diizinkan dari suatu komponen, diatas, dan dibawah ukuran dasar. Harga batas
dibagi menjadi dua yaitu harga batas atas dan harga batas bawah.
6. Kelonggaran
Perbedaan ukuran antara pasangan komponen dengan komponen lain
dimana ukuran terbesar salah satu komponen lebih kecil dari ukuran toleransi
komponen lain.
1.6 Konstruksi Umum Alat Ukur
1. Sensor
Sensor merupakan bagian dari alat ukur yang menghubungkan alat ukur
dengan benda atau objek ukur. Atau bisa di katakan juga sensor adalah perubah dari
alat ukur yang mengalami kontak langsung dengan benda kerja contoh dari sensor
ini antara lain kedua ujung mikrometer.
a. Sensor Mekanik
Merupakan sensor atau transduser yang digunakan untuk mengetahui,
mengukur atau mendeteksi nilai perubahan atau gerakan mekanis dari suatu
objek.
Gambar 1.5
Sumber
: Dial Indicator
: Anonymous 2, 2015
Pada bagian penunjuk terdapat skala pengykuran. Pada bagian inilah hasil
Gambar 1.3
Sumber
/
rantai kalibrasi:
Kalibrasi alat ukur kerja dengan alat ukur standar kerja
Kalibrasi alat ukur standar kerja dengan alat ukur standar
Kalibrasi alat ukur standar dengan alat ukur standar nasional
Kalibrasi alat ukur standar nasional dengan alat ukur standar Internasional
2. Kepekaan
Kepekaan adalah kemampuan alat ukur untuk merasakan suatu perbedaan
yang relatif kecil dari harga yang diukur. Misalnya ada dua alat A dan B digunakan
untuk memeriksa perbedaan pada skala penunjuk A lebih jelas dari alat B. Maka
alat ukur A memiliki kepekaan melebihi alat ukur B.
3. Kemudahan baca
Kemampuan alat ukur untuk memberikan sistem yang jelas pada
skalanya disebut kemudahan baca. Dengan membuat skala nonius dan atau
membuat skala yang tipis dengan jarak yang kecil serta jarum penunjuk yang tipis
memungkinkan kemudahan baca dari alat ukur.
4. Histeristis
Histeristis adalah penyimpangan yang dilakukan ketika mengukur secara
Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015
1. Sistem Metrik
Sistem matrik telah dikembangkan oleh para ilmuwan prancis sejak tahun
1970-an. Sistem ini mendasarkan pada meter untuk pengukuran panjang dan
kilogram untuk pengukuran berat. Dari satuan meter dan kilogram ini kemudian
diturunkan unit satuan lain untuk mengukur luas,volume, kapasitas, dan tekanan.
Sistem matrik adalah sebuah sistem satuan pengukuran internasional yang
baku. Biasa dikenal dengan satuan mks.
2. Sistem British
Sistem British secara garis besar berlandaskan pada satuan inchi, pound,
dan detik sebagai dasar satuan panjang, massa, dan waktu. Kemudain berkembang
pula satuan-satuan lain misalnya yard, mil, ounce, gallon, feet, barrel, dan
sebagainya. Pada umumnya sistem british yang digunakan di Inggris (british
standart) dan di Amerika (National Bareau of standarts) adalah tidak jauh berbeda.
Hanya pada hal-hal tertentu ada sedikit perbedaan. Sistem British/inchi/non metrik
adalah sistem yang secara garis besar berlandaskan pada satuan inchi, pound, dan
detik sebagai dasar satuan panjang, massa, dan waktu.
3. Konversi Metrik British
1.10
Suaian