You are on page 1of 19

Laboratorium Metrologi Industri

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari kita selalu berhadapan dengan benda hidup dan
benda mati. Suatu saat kita kadang-kadang mengkonsumsi suatu objek. Seandainya
objek yang kita komunikasikan kurang lengkap maka orang yang menerima informasi
sangat dimungkinkan bertanya lebih jauh. Misal mengkomunikasikan besar sebuah
batu, cepatnya lari seseorang, jauh perjalanan dan sebagainya. Orang yang menerima
informasi tersebut tentu akan bertanya lebih jauh lagi. Pertanyaan ini muncul karena
informasi objek yang dikomunikasikan tidak lengkap dengan objek pelengkap.
Objek pelengkap biasanya digunakan dalam bentuk dan ukuran sehingga
objek yang diinformasikan mempunyai arti lebih luas. Misalnya batu tersebut
massanya satu kilogram, kecepatan larinya, satu kilometer per jam dan sebagainya.
Dengan demikian peranan objek pelengkap sebagai penambah keterangan dari objek
yang akan diinformasikan memang penting.
Kini kita berada dimassa yang serba otomatis. Kemajuan dan perkembangan
teknologi menghasilkan produk yang bagus bentuknya, canggih konstruksinya, dan
presisi ukurannya. Salah satu dari hasil kemajuan teknologi misalnya alat pengukuran.
Dengan alat pengukur yang canggih kita bisa mengukur semua hasil produksi secara
mudah dan tepat.
1.2

Pengukuran

1.2.1 Definisi Pengukuran


Pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan
nilai suatu besaran dalam bentuk angka (kuantitatif).
Dapat disimpulkan juga bahwa pengukuran adalah proses dalam menentukan
besaran, dimensi, atau kapasitas yang telah ditentukan dan disepakati dengan ukuran
standar untuk menghasilkan nilai yang diinginkan menggunakan alat ukur yang telah
distandarkan atau dikalibrasi.

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


1.2.2

Fungsi Pengukuran
Berikut ini adalah fungsi fungsi dari pengukuran :

1. Untuk mengetahui dan mengamati dimensi suatu bahan yang telah diproduksi
atau di standarkan
2. Untuk keperluan analisis dan interprestasi
3. Proses menyebutkan dengan pasti angka-angka tertentu untuk mendeskripsikan
suatu produk
4. Merupakan proses untuk mendapatkan informasi besaran fisik tertentu dari suatu
alat ukur
5. Untuk menentukan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu
standar atau satuan pengukuran
1.2.3 Klasifikasi Pengukuran
Untuk itu perlu diketahui klasifikasi pengukuran yaitu sebagai berikut :
1. Pengukuran langsung
Proses pengukuran yang hasil pengukurnya dapat langsung dibaca dari alat
ukur yang digunakan pada pengukuran. Misalnya mengukur diameter poros dengan
jangka sorong atau mikrometer.
2. Pengukuran tidak kangsung
Bila dalam proses pengukuran tidak bisa digunakan suatu alat ukur dan
tidak bisa dibaca langsung hasil pengukurannya maka pengukuran yang demikian
disebut pengukuran tidak langsung. Untuk mengukur sebuah benda ukur diperlukan
2 atau 3 alat ukur berupa alat ukur standar, alat ukur pembanding, dan alat ukur
pembantu. Misalnya mengukur ketirusan poros dengan menggunakan sine center
yang dibantu dengan jam ukur (dial indicator).
3. Pengukuran dengan kaliber batas
Dalam proses pengukuran terkadang tidak bisa menggunakan satu alat
saja. Kita perlu melihat ukuran benda ukur yang dibuat dan melihat benda tersebut
dengan toleransi tertentu. Misalnya mengukur lubang dengan menggunakan alat
ukur dengan jenis kaliber batas dapat dikategorikan menjadi diterima (Go) atau
tidak (Not Go). Keputusan yang diambil adalah dimensi objek ukur yang masih
dalam batas toleransi.
4. Pengukuran dengan bentuk standar

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


Pengukuran yang sifatnya membandingkan bentuk benda yang dibuat
dengan bentuk yang standar. Misalnya akan mengukur sudut ulir atau roda gigi,
mengecek sudut tirus dari poros, mengecek radius dan sebagainya. Pengukuran
dilakukan dengan alat ukur proyeksi.
1.2.4 Jenis Jenis Pengukuran
Menurut jenis benda yang akan diukur maka alat ukur dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Pengukuran linear
a. Pengukuran Linear Langsung
Alat ukur yang hasil pengukurannya dapat langsung dibaca contohnya
adalah mengukur diameter poros menggunakan jangka sorong atau mikrometer.
b. Pengukuran Linear Tidak Langsung
Alat ukur yang hasil pengukurannya tidak bisa dibaca langsung atau
pengukurannya membutuhkan lebih dari 1 kali proses pengukuran (alat ukur
standar, pembanding dan pembantu) misalnya mengukur ketirusan poros
menggunakan sine gauge, jam ukur, dan blok ukur.
2. Pengukuran sudut
Pengukuran sudut adalah pengukuran yang dimana objek bendanya itu
memiliki dimensi sudut. Ketepatan sudut benda sangat diperlukan misalnya sudut
blok v, sudut ketirusan poros.
3. Pengukuran ulir
Proses pengukuran untuk menentukan nilai kualitas geometri ulir.
Pengukuran geometris ulir digunakan untuk memastikan kekuatan dan daya tahan
kelelahan ulir untuk melawan ketelitian pengubahan gerak rotasi menjadi translasi.
4. Pengukuran roda gigi
Pengukuran roda gigi untuk membuat roda gigi dari kualitas rendah sampai
pada roda gigi yang berkualitas tinggi sudah tentu tidak bisa lepas dari salah satu
faktor dalam pembuatannya yaitu proses pengukuran. Dalam kaitan ini akan
disinggung alat ukur roda gigi, bagian-bagian roda gigi yang perlu diukur dan
bagaimana cara mengukurnya dengan perhitungan trigonometri.

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


5. Pengukuran kelurusan, kedataran dan kerataan
Kedataran adalah datar air atau horisontal, gaya tarik bumi dianggap
tegak lurus terhadap bidang datar air. Contoh alat ukur kedataran adalah waterpass
6. Pengukuran kekasaran permukaan.
Proses pengukuran dengan menggunakan suatu alat untuk mengetahui
suatu bentuk geometri kekasaran dari suatu permukaan.
1.3

Instrumentasi

1.3.1 Definisi Instrumentasi


Instrumentasi adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan alat untuk
mengukur dan mengatur suatu besaran baik kondisi fisis maupun kimia. Instrumentasi
adalah alat-alat dan piranti yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam
suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks.
1.3.2 Fungsi Instrumentasi
1. Sebagai Alat Ukur
Instrumentasi mendeteksi dan memberikan informasi tentang besarnya
nilai proses variabel yang diukur dari suatu proses industri misalnya tekanan, suhu,
dan sebagainya. Sehingga dapat dipahami oleh pengamat.
2. Sebagai Alat Pengendalian
Instrumentasi berfungsi untuk mengendalikan jalannya proses agar
variabel proses yang sedang diukur dapat diatur dan dikendalikan tetap pada nilai
yang ditentukan.
3. Sebagai Alat Pengaman
Instrumentasi sebagai alat ukur untuk memberikan tanda bahaya atau
tanda gangguan apabila terjadi masalah atau kondisi yang tidak normal yang
diakibatkan oleh tidak berfungsinya suatu peralatan pada suatu proses.
4. Sebagai Alat Analisa (Analyzer)
Instrumentasi yang berfungsi sebagai alat untuk menganalisa produk
yang dikelola, apakah sudah memenuhi spesifikasi seperti yang diinginkan sesuai
dengan standar.
1.4 Metrologi dan Kontrol Kualitas
1.4.1 Definisi Metrologi dan Kontrol Kualitas
Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


Metrologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang pengukuran karakteristik
geometrik produk atau komponen mesin dengan alat dan cara yang tepat sehingga hasi
pengukuran dianggap hasil yang paling dekat dengan geometri sesungguhnya.
Kontrol kualitas (quality control) adalah aktivitas untuk menjaga standar
kualitas produk mulai dari proses persiapan penyimpanan, produksi sampai pemakaian
oleh konsumen.
Manfaat keduanya pada bidang teknik mesin adalah menentukan geometris
suatu produk yang baik dengan memastikan hasilnya presisi pada proses permesinan.
1.4.2 Fungsi Metrologi dan Kontrol Kualitas
Fungsi metrologi antara lain adalah sebagai berikut :
1. Penetapan definisi satuan ukuran yang diterima Internasional
2. Perwujudan satuan satuan ukuran berdasar metode ilmiah
3. Penetapan rantai ketertelusuran dengan menentukan nilai dan akurasi suatu
pengukuran dan menyebarluaskan pengetahuan
4. Membuat gambaran melalui karakteristik suatu objek
5. Menganalisa karakteristik geometri ideal
Sedangkan fungsi kontrol kualitas antara lain :
1. Teknik mencapai kualitas
2. Sebagai pengambil keputusan
3. Sebagai konsep (batas statistik yang dapat membuat keseragaman kualitas)
4. Pengendalian mutu produk
5. Untuk memperoleh produk yang efisien dan tahan lama
Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri

1.4.3 Jenis Jenis Metrologi


Jenis-jenis Metrologi antara lain :
1. Metrologi Legal:
Metrologi legal adalah cabang metrologi yang berkaitan dengan
pelaksanaan pengukuran yang dipersyaratkan oleh aturan hukum. Pengukuran
semacam itu harus dilakukan oleh lembaga atau instansi yang diberi wewenang
secara hukum.
2. Metrologi ilmiah:
Metrologi ilmiah berkaitan dengan penelitian dan studi tentang fenomenafenomena alam yang mendasari proses pengukuran. Buah dari metrologi ilmiah
adalah pengetahuan tentang metode-metode pengukuran yang benar dan bagaimana
cara menganalisis hasil pengukuran.
3. Metrologi Industri:
Metrologi industri berkaitan dengan hal-hal yang menunjang presisi
pengukuran di industri. Tujuan akhirnya adalah untuk memastikan bahwa produk
yang dihasilkan (termasuk limbahnya) mempunyai karakteristik yang sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan.
1.5 Parameter Pengukuran
1. Ketelitian
Suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang
sama. Dengan memberikan suatu harga tertentu untuk sebuah variabel, ketelitian
merupakan suatu ukuran tingkatan yang menunjukkan perbedaan hasil pengukuran
pada pengukuran-pengukuran yang dilakukan secara berurutan atau berulang-ulang.
Contoh: seseorang mengukur spesimen yang panjang sebenarnya 5cm, setelah
diukur secara berulang dengan jangka sorong didapati nilai, yaitu pada percobaan
pertama 4,91cm, percobaan kedua 4,98 cm dan percobaan ketiga 4,95 cm. Dari data
tersebut didapat deviasi (selisih dengan percobaan sebelumnya) yang tidak terlalu
besar, sehingga hal tersebut menunjukkan pengukuran dengan ketelitian yang
tinggi.
Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri

2. Ketepatan
Harga terdekat dengan mana suatu pembacaan instrumen mendekati
sebenarnya dari variabel yang diukur (true value/correct result). Contoh: seseorang
mengukur spesimen yang panjang sebenarnya 5 cm, setelah diukur dengan jangka
sorong didapati nilai pengukuran 5,05cm. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
pengukuran memiliki ketepatan yang tinggi karena selisih panjang hasil pengukuran
dengan panjang sebenarnya kecil.
3. Ukuran dasar
Ukuran dasar merupakan dimensi nominal suatu objek ukur yang secara
teoritis dianggap tidak mempunyai harga batas atau toleransi.
4. Toleransi
Toleransi merupakan perbedaan ukuran dari kedua harga batas yang
diizinkan sehingga perbedaan ukuran dapat diketahui ukuran dari komponenkomponen yang dibuat. Besarnya toleransi selisih ukuran maksimum dan minimum.
Macam-macam toleransi antara lain:
a. Toleransi umum
Toleransi umum diberikan untuk ukuran yang tidak memerlukan ketelitian
atau bukan merupakan bagian dari benda berpasangan (suaian). Nilai toleransi
umum selalu memilki batas penyimpangan atas dan batas penyimpangan
bawah yang sama. Besarnya toleransi ini ditentukan oleh tingkat kualitas
(kekasaran permukaan) dan ukuran dasar.
b. Toleransi khusus
Toleransi khusus merupakan suatu toleransi yang nilainya di luar toleransi
umum dan suaian. Nilai toleransinya lebih kecil daripada nilai toleransi umum,
namun lebih besar daripada nilai toleransi suaian.
c. Toleransi geometri
Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


Toleransi geometrik adalah toleransi yang membatasi penyimpangan
bentuk, posisi tempat, dan penyimpangan putar terhadap suatu elemen
geometris.

5. Harga batas
Harga batas adalah ukuran atau dimensi maksimum dan minimum yang
diizinkan dari suatu komponen, diatas, dan dibawah ukuran dasar. Harga batas
dibagi menjadi dua yaitu harga batas atas dan harga batas bawah.
6. Kelonggaran
Perbedaan ukuran antara pasangan komponen dengan komponen lain
dimana ukuran terbesar salah satu komponen lebih kecil dari ukuran toleransi
komponen lain.
1.6 Konstruksi Umum Alat Ukur
1. Sensor
Sensor merupakan bagian dari alat ukur yang menghubungkan alat ukur
dengan benda atau objek ukur. Atau bisa di katakan juga sensor adalah perubah dari
alat ukur yang mengalami kontak langsung dengan benda kerja contoh dari sensor
ini antara lain kedua ujung mikrometer.

Gambar 1.1 Sensor


Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


Sumber : Anonymous 1, 2015

a. Sensor Mekanik
Merupakan sensor atau transduser yang digunakan untuk mengetahui,
mengukur atau mendeteksi nilai perubahan atau gerakan mekanis dari suatu
objek.

Gambar 1.2 Sensor Mekanik


Sumber: Anonymous 2, 2015
b. Sensor Optik (Cahaya)
Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang dapat atau berfungsi
mengubah suatu besaran optik (cahaya) menjadi besaran elektrik sensor cahaya
perubahan elektrik dibagi atas photovoltaic dan photoconductive.

Gambar 1.3 Sensor Optik


Sumber: Anonymous 3, 2015
c. Sensor Thermal
Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala
perubahan panas, temperatur pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang
tertentu.

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri

Gambar 1.4 Sensor Optik


Sumber: Anonymous 4, 2015
2. Pengubah
Pengubah berfungsi sebagai penerus atau pengolah semua isyarat yang di
terima oleh sensor. Ada beberapa jenis pengubah yaitu:
a. Mekanis
Cara pengubah dari pengubah mekanis ini berdasarkan pada prinsip
kinetis yang melakukan pengubahan gerak lurus (translasi) menjadi gerak
berputar (rotasi). Contohnya adalah dial indicator.
b. Elektris
Peranan Kelistrikan yang digunakan dalam pengubah elektris
mempunyai fungsi untuk mengubah semua isyarat yang diterima menjadi
besaran yang bersifat elektris. Prinsip inilah yang digunakan alat ukur sistem
elektris.
c. Optis
Pengubah optis berfungsi untuk membelokkan cahaya yang dari objek
ukur sehingga terjadi bayangan yang maya atau nyata yang ukurannya bisa
lebih besar dari pada objek ukurnya, contohnya kaca pembesar mikroskop.
d. Pneumatik
Kondisi aliran udara yang tertentu akan berubah bila area dimana udara
itu mengalir juga berubah (lebih sempit atau lebih luas) prinsip inilah yang
digunakan dalam alat ukur yang memulai pengubah sistem pneumatik. Jadi
pada sistem pneumatik kondisi aliran udara akan berubah bila aliran antara
objek dengan sensor mengalami perubahan.
3. Penunjuk
Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri

Gambar 1.5
Sumber

: Dial Indicator
: Anonymous 2, 2015
Pada bagian penunjuk terdapat skala pengykuran. Pada bagian inilah hasil

pengukuran dapat dibaca dan diketahui besarnya. Secara umum pencatat


dikelompokkan menjadi 2 yaitu penunjuk yang memiliki skala dan penunjuk
berangka (digital), yaitu:
a. Penunjuk yang mempunyai skala
Susunan garis-garis yang dibuat secara teratur dengan jarak garis yang tetap
serta tiap garis mempunyai arti tertentu disebut skala. Skala alat ukur satu
dengan lainnya akan berbeda sesuai dengan ketelitian yang dimiliki oleh alat
tersebut. Kadang kadang posisi garis indeks tidak selalu tepat dengan garis
skala alat ukur sehingga sering menimbulkan perkiraan pada pembacaan. Untuk
itulah dibuat skala nonius untuk mempermudah pembacaan. contoh seperti dial
indicator pada gambar 1.2 diatas.
b. Penunjuk berangka / sistem digital
Untuk penunjuk berangka tidak terlalu sulit untuk menggunakannya. Karena
hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada penunjuknya yang secara otomatis
menunjukkan besarnya dimensi obyek ukur. Penunjuk berangka dibedakan
menjadi 2 yaitu mekanis dan elektronik. Penunjuk berangka mekanis contohnya
jangka sorong dan mikrometer yang dilengkapi dengan penunjuk berangka.
Sedangkan penunjuk angka secara elektris banyak dijumpai pada alat ukur yang
mempunyai penunjuk dengan sistem digital, contoh vernier caliper dengan
sistem digital.

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri

Gambar 1.3
Sumber
/

: Vernier Caliper dengan Sistem Digital


: Anonymous 3, 2015

1.7 Sifat Umum Alat Ukur


1. Rantai Kalibrasi
Kalibrasi adalah mencocokkan harga-harga yang tercantum pada skala alat
ukur dengan harga harga standar. Untuk menjamin hubungan dengan satuan
standar maka alat ukur yang akan digunakan oleh operator dapat diperiksa melalui

rantai kalibrasi:
Kalibrasi alat ukur kerja dengan alat ukur standar kerja
Kalibrasi alat ukur standar kerja dengan alat ukur standar
Kalibrasi alat ukur standar dengan alat ukur standar nasional
Kalibrasi alat ukur standar nasional dengan alat ukur standar Internasional

2. Kepekaan
Kepekaan adalah kemampuan alat ukur untuk merasakan suatu perbedaan
yang relatif kecil dari harga yang diukur. Misalnya ada dua alat A dan B digunakan
untuk memeriksa perbedaan pada skala penunjuk A lebih jelas dari alat B. Maka
alat ukur A memiliki kepekaan melebihi alat ukur B.
3. Kemudahan baca
Kemampuan alat ukur untuk memberikan sistem yang jelas pada
skalanya disebut kemudahan baca. Dengan membuat skala nonius dan atau
membuat skala yang tipis dengan jarak yang kecil serta jarum penunjuk yang tipis
memungkinkan kemudahan baca dari alat ukur.
4. Histeristis
Histeristis adalah penyimpangan yang dilakukan ketika mengukur secara
Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


kontinyu dari dua arah berlawanan. Semisal kita mengukur suatu kedataran benda
dari kanan ke kiri ternyata hasilnya beda dengan kita mengukur dari kiri ke kanan.
5. Kepasifan
Kepasifan adalah perbedaan kecil yang terjadi dari harga yang diukur
tidak menimbulkan suatu perubahan apapun pada jarum penunjuk. Kepasifan alat
ukur mekanik disebabkan oleh adanya pengaruh kelembaman (misal pegas alat ukur
tidak elastis sempurna).
6. Pergeseran
Pergeseran merupakan terjadinya perubahan posisi dari penunjuk alat
ukur, sementara sensor tidak memberikan/merasakan sinyal atau perbedaan.
Penyimpangan yang terjadi dari harga-harga yang ditunjukkan pada skala atau
tercatat pada kertas grafik padahal sensor tidak melakukan perubahan apa-apa.
7. Kestabilan nol
Kestabilan nol merupakan kemampuan dari alat ukur untuk kembali ke
posisi nol apabila sensor tidak lagi bekerja. Misalnya pada waktu pengukuran
dengan jam ukur, kemudian secara tiba-tiba diambil benda ukurnya, maka
seharusnya jarum penunjuk kembali pada posisi nol semula. Akan tetapi, sering
terjadi bahwa ajrum penunjuknya tidak kembali ke posisi nol, keadaan ini disebut
dengan kestabilan nol yang tidak baik. Salah satu penyebab tidak kembali ke posisi
nol adalah adanya keusan pada sistem penggerak jarum penunjuk.
1.8

Karakteristik Geometri dan Kualitas

1.8.1 Karakteristik Geometri


Pengertian karakteristik geometrik yaitu menggambarkan spesifikasi produk
berdasarkan ukuran atau dimensi, bentuk, dan kehalusan permukaan serta apakah
produk tersebut sesuai dengan karakteristik geometrik fungsional.

1.8.2 Karakteristik Kualitas


Karakteristik kualitas yaitu karakteristik yang menggambarkan tingkat

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


kualitas produk atau jasa. Setelah produksi (telah diproses) pemeriksaan kualitas
karakteristik geometrik dilaksanakan dalam rancangan awal produk sebagai
karakteristik geometrik yang sempurna sebagai pembanding. Jadi, perbandingan antara
rancangan awal dengan produk adalah karakteristik kualitas produk tersebut.
1.9

Sistem dan Standar Pengukuran

1. Sistem Metrik
Sistem matrik telah dikembangkan oleh para ilmuwan prancis sejak tahun
1970-an. Sistem ini mendasarkan pada meter untuk pengukuran panjang dan
kilogram untuk pengukuran berat. Dari satuan meter dan kilogram ini kemudian
diturunkan unit satuan lain untuk mengukur luas,volume, kapasitas, dan tekanan.
Sistem matrik adalah sebuah sistem satuan pengukuran internasional yang
baku. Biasa dikenal dengan satuan mks.

Sistem matrik untuk satuan panjang = meter

Sistem matrik untuk satuan massa = kilogram

Sistem matrik untuk satuan waktu = detik/sekon

2. Sistem British
Sistem British secara garis besar berlandaskan pada satuan inchi, pound,
dan detik sebagai dasar satuan panjang, massa, dan waktu. Kemudain berkembang
pula satuan-satuan lain misalnya yard, mil, ounce, gallon, feet, barrel, dan
sebagainya. Pada umumnya sistem british yang digunakan di Inggris (british
standart) dan di Amerika (National Bareau of standarts) adalah tidak jauh berbeda.
Hanya pada hal-hal tertentu ada sedikit perbedaan. Sistem British/inchi/non metrik
adalah sistem yang secara garis besar berlandaskan pada satuan inchi, pound, dan
detik sebagai dasar satuan panjang, massa, dan waktu.
3. Konversi Metrik British

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


Adalah sifat memudahkan hubungan perubahan antara sistem matrik dan
sistem british. Ada tiga jenis konversi antara matrik dan british, yaitu :
a. Konversi secara matematika
Konversi inchi/british ke matrik secara matematika diperlukan faktor
konversi, caranya :
1 yard = 3600/3937 meter = 0,914440
1 yard = 36 inchi, berarti ;
1 inchi = 1/36 x 0,91440 meter = 0,025400
Kita tahu bahwa 1 meter = 1000 milimeter
Maka : 1 inchi = 0, 025400 x 1000 meter = 2540000 mm (faktor konversi)
b. Konversi dengan tabel
Konversi ini berupa tabel yang ada angka-angka konversinya, sehingga
mudah untuk menggunakannya karena tinggal melihat tabel saja.

Tabel 1.1 Konversi Matrik ke Inchi

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri

Sumber : Anonymous 4, 2015

Tabel 1.2 Lanjutan Tabel 1.1

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri

Sumber : Anonymous 4, 2015


c. Konversi Dial Mesin
Konversi ini dilakukan pada dial yang terdapat pada mesin-mesin
produksi, misalnya mesin bubut, frais, dan sebagainya. Dengan demikian satu
unit mesin dapat digunakan untuk membuat komponen-komponen baik yang
ukurannya dalam matrik maupun inchi.

1.10

Suaian

1.10.1 Definisi Suaian


Suaian adalah keadaan atau hubungan yang terjadi pada dua komponen yang
disatukan (dirakit) yang disebabkan karena adanya perbedaan ukuran antara kedua
komponen sebelum kedua komponen tersebut disatukan

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


1.10.2 Macam-Macam Suaian
1. Suaian longgar (clearance fit)
Suaian yang selalu akan menghasilkan kelonggaran (clearance) atau dapat
dikatakan daerah toleransi lubang selalu terletak di atas daerah toleransi poros.
2. Suaian sesak (interference fit)
Suaian yang selalu menghasilkan kesesakan, dengan daerah toleransi
lubang selalu terletak di bawah daerah toleransi poros.
3. Suaian pas (transition fit)
Suaian yang dapat menghasilkan kelonggaran ataupun kerapatan. Atau
dapat dikatakan daerah toleransi lubang dan daerah toleransi poros saling
berpotongan (sebagian saling menutupi).
1.11 Kesalahan Dalam Pengukuran
1.11.1 Definisi Kesalahan Dalam Pengukuran
Perbedaan nilai antara nilai sesungguhnya dari ukuran benda yang diukur
dengan hasil yang dilakukan oleh seseorang. Kesalahan dalam pengukuran ini dapat
dihindari dengan mengetahui macam macam kesalahan dalam pengukuran dan
melakukan pengukura
n dengan prosedur pengukuran.
1.11.2 Jenis Kesalahan Dalam Pengukuran
1. Kesalahan pengukuran karena alat ukur
Kesalahan alat ukur yaitu jenis kesalahan yang tidak dapat dihindari dari alat
itu sendiri karena akibat struktur mekanisnya.
2. Kesalahan pengukuran karena benda ukur
Kesalahan ini biasanya terjadi karena benda ukur yang memiliki sifat elastis.
Benda ukur tersebut akan mudah mengalami deformasi (perubahan bentuk) jika ada
kontak beban yang bereaksi pada benda tersebut.
3. Kesalahan pengukuran karena pengukur
Hal ini sering terjadi jika pengukur selalu menentukan kepresisian alat ukur
karena biasanya skala cukup kecil. Faktor faktor yang mempengaruhi antara lain :
a. Kesalahan kondisi manusia
Contoh ketika badan kita sedang sakit dan akan mengukur diameter
poros yang kecil, memungkinkan kita akan sedikit bergetar menyebabkan
pengukuran tidak presisi.
Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


b. Kesalahan karena metode pengukuran
Hal ini disebabkan karena kesalahan metode pengukuran kurang tepat.
Kekurangtepatan metode yang digunakan berkaitan dengan cara menggunakan
dan memegang alat ukur.
c. Kesalahan karena pembacaan skala ukur
Kurang terampilnya seseorang dalam membaca skala ukur dan alat ukur
yang sedang digunakan akan mengakibatkan banyak terjadi penyimpangan
hasil pengukuran dikarenakan salah pembacaan skala ukur.
4. Kesalahan pengukuran karena faktor lingkungan
Ruangan laboratorium atau ruangan lainnya yang digunakan untuk
pengukuran harus bersih, terang, dan tertata rapi. Jika banyak debu atau kotoran
sudah tentu mengganggu jalannya proses pengukuran.

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

You might also like