You are on page 1of 25

Fungsi Karbohidrat

Ada banyak fungsi dari karbohidrat dalam penerapannya di industri pangan,


farmasi maupun dalam kehidupan manusia sehari-hari. Diantara fungsi dan
kegunaan itu ialah :

a. Sebagai sumber kalori atau energi

b. Sebagai bahan pemanis dan pengawet

c. Sebagai bahan pengisi dan pembentuk

d. Sebagai bahan penstabil

e. Sebagai sumber flavor (karamel)

f. Sebagai sumber serat

Klasifikasi Karbohidrat

karbohidrat sederhana dengan karbohidrat komplek atau dapat pula menjadi tiga
(3) macam, yaitu :

a. Monosakarida (karbohidrat tunggal)


Tujuan

Pembahasan

Pada uji molisch, hasil uji menunjukkan bahwa semua bahan yang diuji adalah
karbohidrat. Pereaksi molisch membentuk cincin yaitu pada larutan glukosa, fruktosa,
sukrosa, laktosa, maltosa, dan pati menghasilkan cincin berwarna ungu hal ini
menunjukkan bahwa uji molish sangat spesifik untuk membuktikan adanya golongan
monosakarida, disakarida dan polisakaida pada larutan karbohidrat.

Pada uji benedict, hasil uji positif ditunjukkan oleh fruktosa, glukosa, maltosa, dan
laktosa, sedangkan untuk karbohidrat jenis sukrosa dan pati menunjukkan hasil
negatif. Sekalipun aldosa atau ketosa berada dalam bentuk sikliknya, namun bentuk
ini berada dalam kesetimbangannya dengan sejumlah kecil aldehida atau keton rantai
terbuka, sehingga gugus aldehida atau keton ini dapat mereduksi berbagai macam
reduktor, oleh karena itu, karbohidrat yang menunjukkan hasil reaksi positif
dinamakan gula pereduksi. Pada sukrosa, walaupun tersusun oleh glukosa dan
fruktosa, namun atom karbon anomerik keduanya saling terikat, sehingga pada setiap
unit monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton yang dapat
bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini menyebabkan sukrosa tak dapat
mereduksi pereaksi benedict. Pada pati, sekalipun terdapat glukosa rantai terbuka
pada ujung rantai polimer, namun konsentrasinya sangatlah kecil, sehingga warna
hasil reaksi tidak tampak oleh penglihatan.

Dalam asam, polisakarida atau disakarida akan terhidrolisis parsial menjadi sebagian
kecil monomernya. Hal inilah yang menjadi dasar untuk membedakan antara
polisakarida, disakarida, dan monosakarida. Monomer gula dalam hal ini bereaksi
dengan fosfomolibdat membentuk senyawa berwarna biru. Dibanding dengan
monosakarida, polisakarida yang terhidrolisis oleh asam mempunyai kadar
monosakarida yang lebih kecil, sehingga intensitas warna biru yang dihasilkan lebih
kecil dibandingkan dengan larutan monosakarida. Pada tabel 3. terlihat bahwa
monosakarida menunjukkan kereaktifan yang lebih besar daripada disakarida maupun
polisakarida. Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa uji barfoed digunakan untuk
membedakan reaktifita antara monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

Pada uji fermentasi, gas CO2 yang dihasilkan ragi lebih cepat terjadi pada
monosakarida, khususnya glukosa. Hal ini menunjukkan bahwa monosakarida lebih
reaktif dari disakarida ataupun polisakarida. Selain itu, Pati dan disakarida lainnya
merupakan molekul yang relatif lebih besar dibandingkan dengan monosakarida
sehingga kemampuan ragi untuk mencerna , mengubah pati tersebut menjadi etil
alkohol dan karbon dioksida lebih banyak memerlukan energi dan waktu yang lebih
lama.

Pembentukan 4-hidroksimetil furfural ini terjadi pada reaksi antara fruktosa, sukrosa,
laktosa dan pati yang mendasari uji selliwanof ini. Fruktosa merupakan ketosa, dan
sukrosa terbentuk atas glukosa dan fruktosa, sehingga reaksi dengan pereaksi
selliwanof menghasilkan senyawa berwarna jingga. Reaksi ini mestinya tidak terjadi
pada pati dan laktosa, karena pati tersusun dari unit-unit glukosa yang dihubungkan
oleh ikatan 1,4-a-glikosida, sedangkan laktosa tersusun darigalaktosa dan glukosa
yang keduanya merupakan aldosa. Salah satu alasan yang menyebabkan terjadinya
reaksi antara pereaksi selliwanof dengan pati dan laktosa adalah terkontaminasinya
kedua karbohidrat ini oleh ketosa.

Pembentukkan osazon pada uji osazon terlihat dengan adanya endapan yang terjadi.
Endapan ini spesifik bagi setiap jenis karbohidrat, baik monosakarida, oligosakarida,
maupun polisakarida. Gambar 1. (data hilang) menunjukkan bentuk endapan yang
spesifik bagi berbagai macam karbohidrat. Dari hasil pecobaan, dapat dinyatakan
bahwa uji osazon digunakan untuk mengidentifikasi monosakarida, disakarida, dan
sebagian polisakarida. Dari hasil pengamatan dibawah mikroskop, didapatkan gambar
penampang yang berbeda-beda, hal ini karena masing-masing bahan memiliki rantai
hidrokarbon yang berbeda-beda pula, ada yang rantai hidrokarbonya lurus dan ada
pula yang bercabang.

Pada uji iod, terlihat pada tabel.7 hanya pati lah yang menunjukkan reaksi positif bila
direaksikan dengan iodium. Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati, terdapat
unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan
konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat
membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya,
sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut.

Kesimpulan
Uji molisch digunakan untuk menentukan karbohidrat secara umum, uji benedict
digunakan untuk menentukan gula pereduksi dalam karbohidrat. Uji barfoed
digunakan untuk mengidentifikasi antara monoskarida, disakarida, dan polisakarida.
Uji selliwanof digunakan untuk menentukan karbohidrat jenis ketosa. Uji fermentasi
yang menggunakan ragi dapat mencerna dan merubah karbohidrat menjadi etil
alkohol dan gas karbondioksida. Uji osazon digunakan untuk mengamati perbedaan
yang spesifik bagi tiap karbohidrat melalui penampang endapan yang dihasilkannya.
Pada uji iod, hanya pati lah yang dapat membentuk senyawa kompleks berwarna biru
dengan iodium.

Dafta pustaka

======================================================

Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan kimia karbohidrat,
mengtahui jenis-jenis karbohidrat, reaksi-reaksi identifikasi dan sifat-sifat karbohidrat
dan membuktikan kandungan karbohidrat pada suatu zat berdasarkan reaksi-reaksi
tertentu.

ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT


Posted by PUPUT at 1:51 PM

Terdapat tiga golongan utama karbohidrat, yaitu :

 Monosakarida, atau disebut gula sederhana, terdiri dari satu


unit polihidroksi aldehid atau keton.

 Oligosakarida, terdiri dari rantai pendek unit monosakarida


yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen.
 Polisakarida, terdiri dari rantai panjang yang mempunyai
ratusan atau ribuan unit monosakarida.

Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut


dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar
cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam glukosa
terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam
alam glukosa dihasilkan dari reaksi antara
karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari
dan klorofil dalam daun.
Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai
sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan
karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai
rasa lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa.
Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan
pereaksi seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3
dhidroksi-benzena) dalam asam clorida.
Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk
laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu.
Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya
terpolarisasi ke kanan. Pada proses oksidasi oleh asam
nitrat pekat dan dalam keadaan panas galaktosa
menghasilkan asam musat yang kurang larut dalam air
bila dibandingkan dengan asam sakarat yang
dihasilkan oleh oksidasi glukosa.
Laktosa memiliki gugus karbonil
yang berpotensi bebas pda residu
glukosa. Laktosa adalah disakarida
pereduksi. Selama proses
pencernaan, laktosa mengalami
proses hidrolisis enzimatik oleh
laktase dari sel-sel mukosa usus.
Sukrosa atau gula tebu adalah
disakarida dari glukosa dan fruktosa.
Sukrosa dibentuk oleh banyak
tanaman tetapi tidak terdapat pada
hewan tingkat tinggi. Sukrosa
mempunyai sifat memutar cahaya
terpolarisasi ke kanan. Hasil yang
diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah
glukosa dan fruktosa dalam jumlah
yang ekuimolekular.

Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam


sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisi dapat juga dibantu
dengan bantuan enzim amilase.

Karbohidrat secara kualitatif dapat dikenali dengan melakukan


beberapa uji. Karbohidrat memberikan reaksi positif dengan uji
molish. Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh
asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa
hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan
senyawa fulfural. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang
merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural

dengan -naftol dalam pereaksi molish.

Uji benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki


gugus aldehid atau keton bebas, seperti yang terdapat pada laktosa
dan maltosa. Uji benedict berdasarkan reduksi Cu 2+ menjadi Cu+
oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis,
biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat
untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3. uji positif ditandai
dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah bata
serta adanya endapan.

Uji seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang


mengandung gugus keton atau disebut juga ketosa. Pada pereaksi
seliwanoff, terjadi perubahan oleh HCl panas menjadi asm levulinat
dan hidroksilmetil furfural. Jika dipanaskan karbohidrat yang
mengandung gugus keton akan menghasikan warna merah pada
larutannya.

Pada uji iodine, kondensasi iodine dengan karbohidrat, selain


monosakarida dapat menghasilkan warna yang khas. Amilum
dengan iodine dapat membentuk kompleks biru, sedangkan dengan
glikogen akan membentuk warna merah.

Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas
beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi
lunak menjado karbohidrat lain. Monosakarida yang oaling sederhana adalah gliseraldehida
dan dihidroksiaseton. (McGilvery&Goldstein, 1996)
Gliseraldehida disebut aldotriosa karena terdiri atas tiga atom karbon dan mempunyai
gugus aldehida. Dihidroksiaseton dinamakan ketotriosa karena terdiri atas tiga atom karbon
dan mempunyai gugus keton. Monosakarida yang terdiri atas empat atom karbon disebut
tetrosa dengan rumus C4H8O4. Eritrosa adalah contoh aldotetrosa dan eritrulosa adalah
suatu ketotetrosa. Pentosa adalah monosakarida yang mempunyai lima atom karbon.
Contoh pentosa adalah ribosa dan ribulosa. Dari rumusnya kita dapat mengetahui bahwa
suatu ketopentosa. Pentosa dan heksosa (C6H12O6) merupakan monosakarida yang penting
dalam kehidupan. (McGilvery&Goldstein, 1996)
1. Glukosa
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat
dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-
buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau
konsentrasi yang tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat
bertambah setelah kita makan makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam sesudah
itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Pada orang yang menderita
diabetes mellitus, jumlah glukosa darah lebih dari 130 mg per 100 ml darah
(McGilvery&Goldstein, 1996). D-glukosa memiliki sifat mereduksi reagen Benedict, Haynes,
Barfoed, gula pereduksi, memberi osazon dengan fenilhidrazina, difermentasikan oleh ragi
dan dengan HNO3 membentuk asan sakarat yang larut (Harper et al, 1979).
2. Fruktosa
Madu lebah selain mengandung glukosa juga mengandung fruktosa. Fruktosa adalah suatu
ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya
disebut juga levulosa. Pada umumnya monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis.
(McGilvery&Goldstein, 1996)
Fruktosa mempunyai rasa lebih manis daripada glukosa, juga lebih manis daripada gula tebu
atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff, yaitu
larutan resorsinol (1,3 dihidroksi benzene) dalam asam HCl. Dengan pereaksi ini, mula-mula
fruktosa diubah menjadi hidroksimetilfurfural yang selanjutnya bereaksi dengan resorsinol
membentuk senyawa yang berwarna merah. pereaksi Seliwanoff ini khas untuk
menunjukkan adanya ketosa. Fruktosa berikatan dengan glukosa membentuk sukrosa, yaitu
gula yang biasa digunakan sehari-hari sebagai pemanis, dan berasal dari tebu atau bit
(McGilvery&Goldstein, 1996). D-fruktosa mempunyai sifat mereduksi reagen Benedict,
Haynes, Barfoed (gula pereduksi), membentuk osazon dengan fenilhidrazina yang identik
dengan osazon glukosa, difermentasi oleh ragi dan berwarna merah ceri dengan reagen
Seliwanoff resorsinol-HCl (Harper et al, 1979).
3. Galaktosa
Monosakarida ini jarang terdapat bebas dalam alam. Umumnya berikatan dengan glukosa
dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa
kurang manis daripada glukosa dan kurang larut dalam air. Galaktosa mempunyai sifat
memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan (McGilvery&Goldstein, 1996). D-galaktosa
mempunyai sifat mereduksi reagen Benedict, Haynes dan Barfoed, membentuk osazon yang
berbeda dengan dua monosakarida sebelumnya (glukosa dan fruktosa), dengan reagen
floroglusinol memberi warna merah, dan dengan HNO3 membentuk asam musat (Harper et
al, 1979).
Pada proses oksidasi oleh asam nitrat pekat dan dalam keadaan panas, galaktosa
menghasilkan asam musat yang kurang larut dalam air bila dibandingkan dengan asam
sakarat yang dihasilkan oleh oksidasi glukosa. Pembentukan asam musat ini dapat dijadikan
cara identifikasi galaktosa, karena kristal asam musat mudah dimurnikan dan diketahui
bentuk kristal maupun titik leburnya. (McGilvery&Goldstein, 1996)

4. Pentosa
Beberapa pentosa yang penting diantaranya adalah arabinosa, xilosa, ribosa dan 2-
deoksiribosa. Keempat pentosa ini adalah aldopentosa dan tidak terdapat dalam keadaan
bebas di alam. Arabinosa diperoleh dari gum arab dengan jalan hidrolisis, sedangkan xilosa
diperoleh dari proses hidrolisis terhadap jerami atau kayu. Xilosa terdapat pada urine
seseorang yang disebabkan oleh suatu kelainan pada metabolisme karbohidrat. Kondisi
seseorang sedemikian itu disebut pentosuria. Ribosa dan deoksiribosa merupakan
komponen dari asam nukleat dan dapat diperoleh dengan cara hidrolisis. Dari rumusnya
tampak bahwa deoksiribosa kekurangan satu atom oksigen dibanding dengan ribosa.
(McGilvery&Goldstein, 1996

Oligosakarida
Senyawa yang termasukoligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa
molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berikatan satu dengan yang lain,
membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang lain adalah trisakarida yaitu yang
terdiri atas tiga molekul monosakarida dan tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul
monosakarida. Oligosakarida yang paling banyak terdapat di alam adalah disakarida.
(McGilvery&Goldstein, 1996)
1. Sukrosa
Sukrosa adalah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu meupun dari bit.
Selain dari tebu dan bit, sukrosa terdapat pada tumbuhan lain, misalnya dalam buah nanas
dan dalamwortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan
fruktosa. (McGilvery&Goldstein, 1996)
Pada molekul sukrosa terdapat ikatan antara molekul glukosa dan fruktosa, yaitu antara
atom karbon nomor 1 pada glukosa dengan atom karbon nomor 2 pada fruktosa melalui
atom oksigen. Kedua atom karbon tersebut adalah atom karbon yang mempunyai gugus –
OH glikosidik atau atom karbon yang merupakan gugus aldehida pada glukosa dan gugus
keton pada fruktosa. . Oleh karena itu molekul sukrosa tidak mempunyai sifat dapat
mereduksi ion-ion Cu 2+ atau Ag+ dan juga tidak membentuk osazon.
(McGilvery&Goldstein, 1996)
Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil yang diperoleh dari
reaksi hidrolisis adalah glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang ekuimolekuler. Glukosa
memutar cahaya terpolarisasi ke kanan, sedangkan fruktosa ke kira. Oleh karena fruktosa
memiliki rotasi spesifik lebih besar dari glukosa, maka campuran glukosa dan fruktosa
sebagai hasil hidrolisis itu memutar ke kiri. Proses ini disebut inverse. hasil hidrolisis sukrosa
yaitu campuran glukosa dan fruktosa disebut gula invert. Madu lebah sebagian besar terdiri
atas gula invert dan dengan demikian madu mempunyai rasa lebih manis daripada gula.
Apabila kita makan makanan yang mengandung gula, maka dalam usus halus, sukrosa akan
diubaha menjadi glukosa dan fruktosa oleh enzim sukrase atau invertase.
(McGilvery&Goldstein, 1996)
2. Laktosa
Dengan menghidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-gluokosa, karena itu
laktosa adalah suatu disakarida. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon
nomor 1 pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada glukosa. Oleh karenanya molekul
laktosa mempunyai sifat mereduksi gugus –OH glikosidik. Dengan demikian laktosa memiliki
sifat mereduksi dan mutarotasi. Biasanya laktosa . Dalam susu terdapat laktosa yang
seringmengkristal dalam bentuk disebut gula susu. Pada wanita yang seadng dalam masa
laktasi atau masa menyusui, laktosa kadang-kadang terdapat dalam urine dengan
konsentrasi yang sangat rendah. Dibandingkan dengan glukosa, laktosa memiliki rasa yang
kurang manis. Apabila laktosa dihidrolisis kemudian dipanaskan dengan asam nitrat akan
terbetuk asam musat. (McGilvery&Goldstein, 1996)
3. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. ikatan yang
terjadi ialah antara atom karbon nomor 1 dan atom karbon nomor 4, oleh karenanya
maltosa masih mempunyai gugus –OH glikosidik dan dengan demikian masih mempunyai
sifat mereduksi. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses hidrolisis amilum dengan
asam maupun dengan enzim. (McGilvery&Goldstein, 1996)
Telah diketahui bahwa hidrolisis amilum akan memberikan hasil akhir glukosa. Dalam tubuh
kita amilum mengalami hidrolisis menjadi maltosa oleh enzim amylase. maltosa ini
kemudian diuraikan oleh enzim maltase menjadi glukosa yang digunakan oleh tubuh.
(McGilvery&Goldstein, 1996)
Maltosa mudah larut dalam air dan mempunyai rasa yang lebih manis daripada laktosa,
tetapi kurang manis daripada sukrosa. (McGilvery&Goldstein, 1996)

4. Rafinosa
Rafinosa adalah suatu trisakarida yang penting, terdiri atas tiga molekul monosakarida yang
berikatan, yaitu galaktosa-glukosa-fruktosa. Atom karbon 1 pada galaktosa berikatan
dengan atom karbon 6 pada glukosa, selanjutnya atom karbon 1 pada glukosa berikatan
dengan atom karbon 2 pada fruktosa. (McGilvery&Goldstein, 1996)
Apabila dihidrolisis sempurna, rafinosa akan menghasilkan galaktosa, glukosa dan fruktosa.
Pada kondisi tertentu hidrolisis rafinosa akan memberikan hasil-hasil tertentu pula.
Hidrolisis dengan asam lemah atau pada konsentrasi H+ rendah, akan menghasilkan
melibiosa dan fruktosa. Hasil yang sama seperti ini juga dapat diperoleh melalui hidrolisis
dengan bantuan enzin sukrase. Di samping itu, hidrolisis dengan bantuan enzim maltase
akan memberikan hasil galaktosa dan sukrosa. Hasil hidrolisis sempurna juga dapat
diperoleh apabila dalam reaksi ini digunakan dua jenis enzim, yaitu sukrase dan melibiase.
Melibiase akan menguraikan melibiosa menjadi galaktosa dan glukosa.
(McGilvery&Goldstein, 1996)
Pada kenyataanya, rafinosa tidak memiliki sifat mereduksi. Hal ini disebabkan karena dalam
molekul rafinosa tidak terdapat gugus –OH glikosidik. Rafinosa terdapat dalam bit dan
tepung biji kapas mengandung kira-kira 8%. Trisakarida ini tidak digunakan manusia sebagai
sumber karbohidrat. (McGilvery&Goldstein, 1996)

5. Stakiosa
Stakiosa adalah suatu tetrasakarida. Dengan jalan hidrolisis sempurna, stakiosa
menghasilkan 2 molekul galaktosa, 1 molekul glukosa dan 1 molekul fruktosa. Pada hidrolisis
parsial dapat dihasilkan fruktosa dan manotriosa suatu trisakarida. Stakiosa tidak memiliki
sifat mereduksi. (McGilvery&Goldstein, 1996)

Polisakarida
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono
dan oligosakarida, Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida.
Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida,
sedangkan yang menagdung senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya
polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk kristal, tidak memiliki rasa
manis dan tidak memiliki sifat mereduksi. Berat molekut polisakarida bervariasi dari
beberapa ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan
membentuk larutan koloid. beberapa polisakarida yang penting diantaranya adalah amilim,
glikogen, dekstrin dan selulosa. (McGilvery&Goldstein, 1996)
1. Amilum
Polisakarida ini terdapat banyak di alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Amilum atau
dalam bahasa sehari-hari disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang dan biji-bijian.
(McGilvery&Goldstein, 1996)
Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari
glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin. Amilosa terdiri atas 250-
300 unit D-glukosa yang terikat 1,4-glikosidik, jadi molekulnya merupakan rantaidengan
ikatan terbuka. Amilopektin juga terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar
mempunyai ikatan 1,4-glikosidik dan sebagian lagi ikatan 1,6-glikosidik. Adanya ikatan 1,6-
glikosidik ini menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk
rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar daripada molekul amilosa
karena terdiri atas lebih dari 1.000 unit glukosa. Butir-butir pati tidak larut dalam air dingin
tetapi apabila suspensi dalam air dipanaskan, akan terbentuk suatu larutan koloid yang
kental. larutan koloid ini apabila diberi larutan iodium akan berwarna biru. Warna biru
tersebut disebabkan oleh molekul amilosa yang membentuk senyawa. Amilopektin dengan
iodium akan memberikan warna ungu atau merah lembayung. (McGilvery&Goldstein, 1996)
Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan
glukosa. hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amylase. Dalam ludah dan
dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amylase yang bekerja terhadap
amilum yang terdapat dalam makanan kita. Oleh enzim amylase, amilum diubah menjadi
maltosa dalam bentuk maltosa. (McGilvery&Goldstein, 1996)
2. Glikogen
Seperti amilum, glikogen juga menghasilkan D-glukosa pada proses hidrolisis. Pada tubuh
kita glikogen terdapat dalam hati dan otot. hati berfungsi sebagai tempat pembentukan
glikogen dari glukosa. Apabila kadar glukosa dalam darah bertambah, sebagian diubah
menjadi glikogen sehingga kadar glukosa dalam darah normal kembali. Sebaliknya apabila
kadar glukosa dalam darah menurun, glikogen dalam hati diuraikan menjadi glukosa
kembalu, sehingga kadar glukosa darah normal kembali. Glikogen yang ada di dalam otot
digunakan sebagai sumber energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Dari alam glikogen
terdapat pada kerang dan pada alga rumput laut. (McGilvery&Goldstein, 1996)
Glikogen yang terlarut dalam air dapat diendapkan dengan jalan menambahkan etanol.
Endapan yang terbentuk apabila dikeringkan berbentuk serbuk putih. Glikogen dapat
memutar cahaya terpolarisasi ke kanan dan mempunyai rotasi ]D20=196o. Dengan iodium,
glikogen menghasilkan warna merah.spesifik [ Struktur glikogen serupa dengan struktur
amilopektin yaitu merupakan rantai glukosa yang mempunyai cabang.
(McGilvery&Goldstein, 1996)
3. Dekstrin
Pada reaksi hidrolisis parsial, amilum terpecah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil
yang dikenal dengan nama dekstrin. jadi dekstrin adalah hasil antara proses hidrolisis
amilum sebelum terbentuk maltosa.

Selulosa
Selulosa terdapat dalam tumbuhan sebagai bahan penbentuk dinding sel. Serat kapas boleh
dikatakan seluruhnya adalah selulosa. Dalam tubuh kita selulosa tidak dapat dicernakan
karena kita tidak mempunyai enzin yang dapat menguraikan selulosa. Dengan asam encer
tidak dapat terhidrolisis, tetapi oleh asam dengan konsentrasi tinggi dapat terhidrolisis
menjadi selobiosa dan D-glukosa. Selobiosa adalah suatu disakarida yang terdiri atas dua
molekul glukosa yang berikatan glikosidik antara atom karbon 1 dengan atom karbon 4.
(McGilvery&Goldstein, 1996)
Mukopolisakarida
Mukopolisakarida adalah suatu heteropolisakarida, yaitu polisakarida yang terdiri atas dua
jenis derivate monosakarida. Derivat monosakarida yang membentuk mukopolisakarida
tersebut ialah gula amino dan asam uronat. Debagai contoh asam hialuronat yang
merupakan komponen jaringan ikat yang terdapat pada otot, terbentuk dari kumpulan unit
N-asetilglukosamina yang berikatan dengan asam glukuronat. Heparin, suatu senyawa yang
berfungsi sebagai antikoagulan darah, adalah suatu mukopolisakarida.
(McGilvery&Goldstein, 1996)

Beberapa sifat kimia


berbeda dengan sifat fisika yang telah diuraikan, yaitu aktivitas optik, sifat kimia karbohidrat
berhubungan erat dengan gugus fingsi yang terdapat pada molekulnya, yaitu gugus –OH
aldehida dan gugus keton. (McGilvery&Goldstein, 1996)

Sifat mereduksi
Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi terutama dalam
suasan basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan identifikasi
karbohidrat maupun analisis kuantitatif. Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus
aldehida atau keton bebas dalam molekul karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi reduksi
ion-ion logam misalnya ion Cu 2+ dan ion Ag+ yang terdapat pada pereaksi-pereaksi
tertentu. Beberapa contoh diberikan sebagai berikut:
Pereaksi Fehling
Pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi, juga
dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri atas 2 laruten, yaitu larutan
Fehling A dan B. Larutan Fehling A adalah larutan CuSO4 dalam air, sedangkan larutan
Fehling B adalah larutan garam K Natartat dan NaOH dalam air. Dalam pereaksi ini ion Cu2+
direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O.
Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata,
sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%,
endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan. (McGilvery&Goldstein, 1996)
Pereaksi Benedict
Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan
natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang
kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat
peraksi benedict bersifat basa lemah. Endapat yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning
atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang
diperiksa. Pereaksi Benedict lebih banyak digunakan pada pemeriksaan glukosa dalam urine
daripada pereaksi Fehling karena beberapa alasan. Apabila dalam urine terdapat asam urat
atau kreatinin, kedua senyaea ini dapat mereduksi pereaksi Fehling, tetapi tidak dapat
mereduksi pereaksi Benedict. Di samping itu pereaksi Benedict lebih peka daripada pereaksi
Fehling. Penggunaan pereaksi Benedict juga lebih mudah karena hanya terdiri atas satu
macam larutan, sedangkan pereaksi Fehling terdiri atas dua macam larutan.
(McGilvery&Goldstein, 1996)

Pereaksi Barfoed
Pereaksi ini terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air, dan digunakan untuk
membedakan antara monosakarida dengan disakarida. Monosakarida dapat mereduksi
lebih cepat daripada disakarida. Jadi Cu2O terbentuk lebih cepat oleh monosakarida
daripada oleh disakarida, dengan anggapan bahwa konsentrasi mopnosakarida dan
disakarida dalam larutan tidak berbeda banyak. Tauber dan Kleiner membuat modifikasi
atas pereaksi ini, yaitu dengan jalan mengganti asam asetat dengan asam laktat dan ion Cu+
yang dihasilkan direaksikan dengan pereaksi warna fosfomolibdat hingga menghasilkan
warna biru adanya monosakarida. Disakarida dengan konsentrasi rendah tidak memberikan
hasil positif. Perbedaan antara pereaksi Barfoed dengan pereaksi Fehling atau Benedict ialah
bahwa pereaksi Barfoed digunakan pada suasana asam. (McGilvery&Goldstein, 1996)
Apabila karbohidrat mereduksi suatu ion logam, karbohidrat ini akan teroksidasi menjadi
gugus karboksilat dan terbentuklah asam monokarboksilat. Sebagai contoh galaktosa akan
teroksidasi menjadi asam galaktonat, sedangkan glukosa akan menjadi asam glukonat.
(McGilvery&Goldstein, 1996)

Pembentukan furfural
Dalam larutan asam yang encer, walaupun dipanaskan, monosakarida umumnya stabil.
Tetapi apabila dipanaskan dengan kuat yang pekat, monosakarida menghasilkan furfural
atau derivatnya. Reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan
molekul air dari seatu senyawa. (McGilvery&Goldstein, 1996)
Pentosa-pentosa hampir secara kuantitatif semua terdrhidrasi menjadi furfural. Dengan
dehidrasi heksosa-heksosa menghasilkan hidroksimetilfurfural. Oleh karena furfural dan
derivatnya dapat membentuk senyawa yang berwarna apabila naftol atau timol, reaksi ini
dapat digunakandireaksikan dengan sebagai reaksi pengenal karbohidrat.
(McGilvery&Goldstein, 1996)
naftol dalam alkohol. ApabilaPereaksi Molisch terdiri atas larutan pereaksi ini
ditambahkan pada larutan glukosa misalnya, kemudian secara hati-hati ditambahkan asam
sulfat pekat, akan terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas antara kedua lapisan itu akan
terjadi warna ungu naftol.karena terjadi reaksi kondensasi antara furfural dengan
Walaupun reaksi ini tidak spesifik untuk karbohidrat, namun dapat digunakan sebagai reaksi
pendahuluan dalam analisis kualitatif karbohidrat. Hasil negatif merupakan suatu bukti
bahwa tidak ada karbohidrat. (McGilvery&Goldstein, 1996). Tes ini berguna untuk
mengetahui pengaruh asam terhadap sakarida. Satu cincin merah-ungu menunjukkan
adanya karbohidrat (Harper et al, 1979).

Pembentukan Osazon
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk
osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazina berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai
bentuk kristal dan titik lebur yang khas bagi masing-masing karbohidrat. Hal ini sangat
penting karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat dan merupakan salah
satu cara untuk membedakan beberapa monosakarida, misalnya antara glukosa dan
galaktosa yang terdapat dalam urine wanita dalam masa menyusui. (McGilvery&Goldstein,
1996)
Pada reaksi antara flukosa dengan fenilhirazina, mula-mula terbentuk D-
glukosafenilhidrazon, kemudian reaksi berlanjut hingga terbentuk D-glukosazon. Glukosa,
fruktosa dan amanosa dengan fenilhidrazon menghasilkan osazon yang sama. Dari struktur
ketiga monosakarida tersebut tampak bahwa posisi gugus –OH dan atom H pada atom
karbon nomor 3,4, dan 5 sama. Dengan demikian osazon yang terbentuk memiliki struktur
yang sama. (McGilvery&Goldstein, 1996).

ari hasil praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak cara untuk
mengidentifikasi karbohidrat yang dapat dilakukan selain dengan sifat fisik juga melalui sifat
kimianya. Pereaksi-peraksi yang digunakan pada identifikasi karbohidrat antara lain:
pereaksi Benedict, Fehling, Berfoed, Seliwanoff. Beberapa karbohidrat memiliki gugus fungsi
yang berbeda sehingga hal ini sangat berguna pada identifikasi karbohidrat yang berbeda.
Glukosa dan galaktosa memiliki gugus aldhida yang mengakibatkan kedua monosakarida
tersebut dapat mereduksi larutan Benedict, yang ditandai dengan adanya endapan merah
bata. Hai ini tidak dijumpai pada fruktosa yang memiliki gugus keton. Daya meredusksi
terhadap Benedict ternyata mempunyai pengaruh dengan konsentrasi sakarida yang
digunakan.
Karbohidrat dapat mengalami dehidrasi menjadi furfural. Uji Molish digunakan untuk
membuktikan sifat ini. Monosakarida memiliki sifat fisik yang khas, yaitu melalui
pembentukan osazon yang jika dilihat melalui mikroskop akan menunjukkan bentuk-bentuk
kristal.
Karbohidrat kompleks mengalami hidrolisis menjadi oligosakarida, disakarida dan kemudian
monosakarida. Hal ini dapat diuji dengan menggunakan uji Yod dan uji Benedict.

Laporan Praktek Hari : Rabu


Mk: Kimia Makanan Tanggal : 24 Maret 2010

ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT

Oleh :

Shally Hemelda
P07131 309 278

Penanggung Jawab Praktikum:

Linda Margaretha, SSi, Mkes

Sri Mulyani,STP

DEPARTEMEN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES RIAU

JURUSAN GIZI

2010

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara sederhana dapat diartikan bahwa karbohidrat ialah suatu senyawa


yang terdiri dari molekul-molekul karbon (C), hydrogen (H) dan oksigen (O) atau
karbon dan hidrat (H2O) sehingga dinamaka karbo-hidrat. Dalam tumbuhan senyawa
ini dibentuk melaui proses fotosintesis antara air (H2O) dengan karbondioksida
(CO2) dengan bantuan sinra matahari (UV) menghasilkan senyawa sakarida dengan
rumus (CH2O)n.Karbohidrat mempunyai rumus umumCn(H2O)n.

Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehida atau keton, atau senyawa


yang menghasilkan senyawa ini bila dihidrolisa. Secara umum terdapat tiga macam
karbohidrat berdasarkan hasil hidrolisisnya, yaitu monosakarida, oligosakarida, dan
polisakarida. Oligosakarida adalah rantai pendek unit monosakarida yang terdiri dari
2 sampai 10 unit monosakarida yang digabung bersama-sama oleh ikatan kovalen dan
biasanya bersifat larut dalam air. Polisakarida adalah polimer monosakarida yang
terdiri dari ratusan atau ribuan monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan 1,4-a-
glikosida (a=alfa).

Didalam dunia hayati, kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat,


baik yang berfunsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan funsional
dalam proses metabolisme. Berbagai uji telah dikembangkan untuk analisis kualitatif
maupun kuantitatif terhadap keberadaan karbohidrat, mulai dari yang membedakan
jenis-jenis karbohidrat dari yang lain sampai pada yang mampu membedakan jenis-
jenis karbohidrat secara spesifik. Uji reaksi tersebut meliputi uji Molisch, Barfoed,
Benedict, Selliwanof dan uji Iod.

Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan


tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai
fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat
rendah, ragi misalnya, mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan karbon
dioksida untuk menghasilkan energi.

1.2 Tujuan
Tujuan Instruksional Umum
Pada akhir pratikum mahasiswa dapat melakukan dan mengetahui uji
karbohidrat secara kualitatif.

Tujuan Istruksional Khusus


1. Mahasiswa dapat mereaksikan amilum, maltosa, glukosa, sukrosa dan
glikogen dengan uji molish, moore, benedicd, seliwanoff dan yodium
2. Dapat membedakan sampel yang digunakan
3. Dapat mengetahui prinsip dan cara kerja dari berbagai test kualitatif
karbohidrat tersebut.
4. Menentukan adanya karbohidrat secara umum
5. Mereaksikan beberapa jenis karbohidrat dengan larutan yodium dan reagent
benedict sesuai dengan prosedur
6. Mengamati perubahan warna yang terjad

.3 Prinsip
1. Test Molish
Asam pekat akan menghidrolisa karbohidrat akan membentuk fulfural.
Dengan adanya resorsinol fulfural akan membentuk warna violet berbentuk
cincin.
2. Test Moore
Gula dengan adanya basa kuat akan membentuk warna coklat karena
proses karamelisasi.

3. Test Benedict
Larutan CuSO4 dalam suasana alkali akan direduksi oleh gula yang
mempunyai gugus aldehid, sehingga cupri ( CuO ) tereduksi menjadi Cu 2O
yang berwarna merah bata.
4. Test Seliwanoff
Fruktosa dengan asam kuat akan membentuk 4 hidroksi methy
fulfural, bila di tambahkan resorsinol akan membentuk warna coklat.
5. Test Yodium
Amilum dengan iodium akan membentuk kompleks iod-
amilum pada permukaan yang memberikan warna biru,glikogen
menghasilkan warna coklat,sedangkan monosakarida dan disakarida tidak
berwarna.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat berasal dari kata karbon dan hidrat sehingga disebut hidrat dari
karbon. Karbohidrat memiliki rumus umum Cn(H2O)m yang pada umumnya harga n =
harga m. Karbohidrat merupakan kelompok besar senyawa polihidroksialde-hida dan
polihidroksiketon atau senyawa-senyawa yang dapat dihidrolisis menjadi
polihidroksialdehida atau polihidroksiketon.
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang
menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisa. Molekul karbohidrat terdiri atas
atmo-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Pada senyawa yang termasuk karbohidrat
terdapat gugus –OH, gugus aldehid atau gugus keton. (Wahyu,dkk,2003).
Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul
yang berbeda – beda ukurannya, yaitu dari senyawa yang sederhana yang mempunyai
berat molekul 90 hingga senyawa yang mempunyai berat molekul 500.000 bahkan
lebih.
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis
karbohidrat terdiri atas karbohiodrat sederhana; karbohidrat kompleks mempunyai
lebih dari dua unit gula sederhana didalam satu molekul.(Sunita Almatsier:2001).
Karbohidrat berfungsi sebagai penyedia energi yang utama. Protein dan lemak
berperan juga sebagai sumber energi bagi tubuh kita, tetapi karena sebagian besar
makanan terdiri atas karbohidrat, maka karbohidratlah yang terutama merupakan
sumber energi utama bagi tubuh. Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau
sukrosa dan glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam
kehidupan manusia. Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen,
dan oksigen. Jumlah atom hidrogen dan oksigen merupakan perbandingan 2:1 seperti
pada molekul air. Dahulu orang berkesimpulan adanya air dalam karbohidrat. Karena
hal ini maka dipakai kata karbohidrat, yang berasal dari kata “karbon” dan “hidrat”
atau air. Walaupun pada kenyataannya senyawa karbohidrat tidak mengandung
molekul air, kata karbohidrat tetap digunakan. Senyawa karbohidrat tidak hanya
ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting ialah rumus strukturnya.
Pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus fungsi yaitu gugus –
OH, gugus aldehida atau gugus keton. Struktur karbohidrat selain mempunyai
hubungan dengan sifat kimia yang ditentukan dengan sifat fisika, dalam hal ini juga
aktivitas optik.
Jika kristal glukosa murni dilarutkan dalam air, maka larutannya akan
memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Namun bila larutan itu dibiarkan
beberapa waktu dan diamati putarannya, terlihat bahwa sudut putaran berubah
menjadi semakin kecil, hingga lama-kelamaan menjadi tetap. Peristiwa ini disebut
mutarotasi, yang berarti perubahan rotasi atau perputaran.
Sir Walter Norman Haworth (1883-1950) seorang ahli kimia Inggris yang
pada tahun 1937 memperoleh hadiah nobel untuk ilmu kimia, berpendapat bahwa
pada molekul glukosa kelima atom karbon yang pertama dengan atom oksigen dapat
membentuk cincin segi enam. Oleh karena itu, ia mengusulkan penulisan rumus
struktur karbohidrat sebagai bentuk cincin furan atau piran. Berbagai senyawa yang
termasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-beda ukurannya,
yaitu dari senyawa yang sederhana yang mempunyai berat molekul 90 hingga
senyawa yang memiliki berat molekul 500.000 bahkan lebih. Berbagai senyawa
tersebut dibagi dalam tiga golongan, yaitu monosakarida, oligosakarida dan
polisakarida.(McGilvery&Goldstein,1996).
1. Monosakarida
Monosakarida ialah karbohidrat yangn sederhana, dalam arti molekulnya
hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara
hidrolsis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain.
Monosakarida merupakan karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis dan tidak
kehilangan sifat gulanya. yang terdiri atas jumlah atom C yang sama dengan molekul
air, yaitu {C6(H2O6) dan {C5(H2O)6} dan {C5(H2O)5}.
Kelompok monosakarida dibedakan menjadi dua (2) macam, yaitu pentosa
yang tersusun dari lima (5) atom karbon (arabinosa, ribose, xylosa) dan heksosa yang
tersusun dari enam (6) atom karbon (fruktosa/levulosa, glukosa, dan galaktosa).
Struktu glukosa dan fruktosa digunakan sebagai dasar untuk membedakan
antara gula reduksi dan gula non-reduksi. Penamaan gula reduksi ialah didasarkan
pada adanya gugus aldehid (–CHO pada glukosa dan galaktosa) yang dapat
mereduksi larutan Cu2SO4 membentuk endapan merah bata. Adapun gula non-
reduksi ialah gula yang tidak dapat mereduksi akibat tidak adanya gugus aldehid
seperti pada fruktosa dan sukrosa/dektrosa yang memiliki gugus keton (C=O).
Sifat fisik monosakarida,Kebanyakan tidak berwarna, padat kristalin, manis,
dan larut air.Monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon yang
dikandungnya (triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, dan heptosa) dan gugus aktifnya,
yang bisa berupa aldehida atau keton. Ini kemudian bergabung, menjadi misalnya
aldoheksosa dan ketotriosa.
Monosakarida yang paling sederhana ialah gliseraldehida dan
dihidroksiaseton.Gliseraldehida dapat disebut aldotriosa karena terdiri atas tiga atom
karbon dan mempunyai gugus aldehida. Dihidroksiaseton dinamakan ketotriosa
karena terdiri atas tiga atom karbon dan mempunyai gugus keton. Monosakarida yang
terdiri atas empat atom karbon disebut tetrosa dengan rumus C4H8O4. Eritrosa
adalah contoh aldotetrosa dan eritrulosa adalah suatu ketotetrosa.
Pentosan ialah monosakarida yang mempnyai lima atom karbon. Contoh
pentosa ialah ribosa dan ribulosa. Dari rumusnya kita dapat mengetahui bahwa ribosa
adalah suatu aldopentosa, sedangkan ribulosa adalah suatu ketopentosa. Pentosa dan
heksosa ( C6H12O6 ) merupakan monosakarida yang penting dalam kehidupan.
Monosakarida yang mengandung 1 gugus aldehid disebut aldosa, sedangakan
ketosa mempunyai 1 gugus keton. Monosakarida dengan 5 atom Carbon disebut
pentosa, misalnya arabinosa, ribosa, dan xilosa. Monosakarida dengan atom C disebut
dengan Heksosa, misalnya glukosa (dextrosa atau gula anggur), fruktosa (levulosa
atau gula buah), galaktosa, dan manosa.
Selanjutnya, tiap atom karbon yang mengikat gugus hidroksil (kecuali pada
kedua ujungnya) bersifat optik aktif, sehingga menghasilkan beberapa karbohidrat
yang berlainan meskipun struktur dasarnya sama. Sebagai contoh, galaktosa adalah
aldoheksosa, namun memiliki sifat yang berbeda dari glukosa karena atom-atomnya
disusun berlainan.Dengan beberapa pengecualian (misalnya deoksiribosa atau gula
amino), monosakarida memiliki rumus kimia umum: (CH2O)n
2.Disakarida
Disakarida adalah karbohidrat yang mengandung dua molekul gula-gula
sederhana. Terdiri atas ikatan 2 monosakarida dimana untuk tiap 12 atom C ada
11 molekul air. Disakharida yang sangat penting adalah sukrosa, maltosa dan
laktosa.
Sukrosa (gula tebu), maltosa (gula gandum) dan laktosa (gula susu)
merupakan anggota penting dari grup disakarida, C12H22O11. Seperti dinyatakan
oleh namanya, tiap molekul gula ini terdiri dari dua satuan monosakarida Dapat
dibanyangkan bahwa satuan-satuan ini dihubungkan satu sama lain oleh ikatan-
ikatan yang dihasilkan dari eliminasi (pembuangan) sebuah molekul air
(Pudjaatmaka, 1992:409-412).
Sukrosa ditemukan dalam ubi manis atau gula tebu dan tiap molekul
mengandung satu molekul glukosa (dekstrosa) dan satu molekul fruktosa
(levulosa). Sukrosa rasanya sangat manis dan lazimnya digunakan untuk
membuat manis bahan makanan, jadi merupakan gula yang digunakan sehari-hari
dan digunakan untuk masak. Sukrosa terdapat pula dalam buah-buahan masak,
dan getah pohon serta tersebar luas di alam.
Maltosa ditemukan dalam biji yang sedang tumbuh dan mengandung dua
molekul glikosa. Gula tersebut manisnya kurang lebih sepertiga manisnya
sukrosa.
Laktosa adalah gula susu dan hanya terdapat dalam susu (atau hasil-hasil
dari susu). Zat tersebut terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul
galaktosa. Laktosa tidak dapat digunakan oleh ayam karena sekresi pencernaan
ayam yang tidak mengandung enzim laktosa yang diperlukan untuk mencerna
laktosa.

DAFTAR PUSTAKA
Hart, Harold. 1983. Kimia Organik. Jakarta. Erlangga
Lehninger.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Penerjemah : Maggy Thenawijaya. Jakarta,
Erlangga

You might also like