Professional Documents
Culture Documents
alat reproduksi tengah kembali kepada kondisi normal. ( Barbara F. weller 2012 )
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat
- alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
(Abdul Bari Saifuddin,2009 )
C.
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
1. Perubahan Sistem Reproduksi
a. Perubahan uterus
Terjadi kondisi uterus yang meningkat setelah bayi keluar, hal ini menyebabkan
iskemia pada perlekatan plasenta sehingga jaringan perlekatan antara plasenta dan
dinding uterus mengalami nekrosis dan lepas. Ukuran uterus mengecil kembali
(setelah 2 hari pasca persalinan, setinggi sekitar umbilikus, setelah 2 minggu masuk
panggul, setelah 4 minggu kembali pada ukuran sebelum hamil). Uteru akan
mengalami involusi secara berangsur-angsur sehingga akhirnya kembali seperti
sebelum hamil. Mengenai tinggi fundus utetus dan berat menurut masa involusi
sebagai berikut:
Involusi
TFU
Bayi lahir
Setinggi pusat
Uri lepas
Dua jari bawah pusat
Satu minggu
Pertengahan pusat-sympisis
Dua minggu
Tak teraba diatas simpisis
Enam minggu
Bertambah kecil
Delapan minggu
Sebesar normal
Ada bbeberapa jenis lochea, taitu:
Berat uterus
1000 gram
750 gram
500 gram
350 gram
50 gram
30 gram
Lochea rubra (cruenta) : ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, selsel desidua (selaput lendir rahim dalam keadaan hamil), vernik caseosa (palit
bayi, zat seperti salep terdiri atas palit atau semacam noda dan sel-sel epitel yang
menyelimuti kulit janin), lanugo (bulu halus pada bayi yang baru lahir) dan
mekonium (isi usus berwarna hijau kehitaman) selama 2 hari pasca persalinan
Lochea sangulnolenta : warnnya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi
14 pasca persalinan
Lechea alba : cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu
Lochea purulenta : ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
busuk
Lochiotosis : lochea tidak lancar keluarnya
b. Perubahan vagina dan perineum
Vagina : pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae (lipatan
spekulum
Perubahan pada perineum : terjadi perobekan pada hampir semua persalinan
pertama dan jarang juga pada persalinan berikutnya. Perobekan perineum
umumnya terjadi di garistengah dan isa menjadi luas apabila kepala janin lahir
terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin
melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar darpiada
sirkumferensia suboksipito bregmatika. Bila ada iaserasi jalan lahir atau luka
bekas episiotomi (penyayatan mulut serambi kemaluan untuk mempermudah
kelahiran bayi) lakukan penjahitan dan perawatan dengan baik
2. Perubahan sistem pencernaan
Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Hal ini umumnya disebabkan
karena makanan padat dan kurangnya berserat selama persalinanan. Disamping itu
rasa takut untuk buang air besar, sehubunga dengan jahitan pada perineum, jangan
samapai dan jangan takut akan rasa nyeri. Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari
setelah persalinan. Jika masih terjadi konstipasi dan beraknya keras dapat diberikan
obat laksan peroral atau perrektal
3. Perubahaan perkemihan
Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 samapi 8 minggu, Distensi berlebh
pada vesikula urinari adalahyang umum terjadi karena peningkatan kapasitas vasikula
urinaria, pembegkakan memar jaringan disekitar uretra dan hilang sensasi terhadap
tekanan yang meninggi
4. Perubahan Tanda Tanda vita pada masa nifas
Suhu badan
Sekitar hari ke 4 seetelah persalinan suhu ibu mungkin naik sedikit, antara 37,2
37,5Kemungkinan disebabkan karena ikutan dari aktivitas payudara. Bila
kenaikan mencapai 38 C pada hari kedua sampai hari hari berikutnya, harus
Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal. Hal ini tidak lain karena ibu
dalam keadaan pemulihana atau dalam kondisi istirahat. Bila ada respirasi cepat
post partum > 30 x/menit mungkin karena adanya ikutan tanda-tanda syok
D. FASE-FASE PENYESUAIAN FISIOLOGI PADA MASA NIFAS
a.
Fase Taking In
Fase ini merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai hari
kedua setelah melahirkan. Pada saat ini fokus perhatian ibu terutama pada bayinya
sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya.
Kelelahannya membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur,
seperti mudah tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap
lingkungannya. Oleh karena itu kondisi ini perlu dipahami dengan menjaga komunikasi
yang baik. Pada fase ini, perlu diperhatikan pemberian ekstra makanan untuk proses
pemulihannya, disamping nafsu makan ibu yang memang sedang meningkat.
b. Fase Taking hold
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase taking hold, ibu
merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat
bayi. Selain itu perasaan yang sangat sensitive sehingga mudah tersinggung jika
komunikasinya kurang hati-hati. Oleh karena itu ibu memerlukan dukungan karena sat
ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam
merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa percaya diri
c. Fase Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan
ketergantungan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada
fase ini. Banyak ketakutan dan kekhawatiran pada ibu yang baru melahirkan terjadi
akibat persoalan yang sederhana dan dapat diatasi dengan mudah atau sebenarnya
dapat dicegah oleh staf keperawatan, pengunjung dan suami, bidan dapat
mengantisipasi hal-hal yang bias menimbulkan stress psikologis. Dengan bertemu dan
mengenal suami serta keluarga ibu, bidan akan memiliki pandangan yang lebih
mendalam
terhadap
setiap
permasalahan
yang
mendasarinya.
Fase-fase adaptasi ibu nifas yaitu taking in, taking hold dan letting go yang
merupakan perubahan perasaan sebagai respon alami terhadap rasa lelah yang
dirasakan dan akan kembali secara perlahan setelah ibu dapat menyesuaikan diri
dengan
peran
barunya
dan
tumbuh
kembali
pada
keadaan
normal.
lemak omega 3 yang banyak terdapat di ikan kakap, tongkol, dan lemuru. Asam
ini akan diubah menjadi DHA yang akan keluar sebagai ASI. Selain itu ibu
dianjurkan makan makanan yang mengandung kalsium , zat besi, vitamin C,
B1, B2, B12, dan D. Selain nutrisi, ibu juga membutuhkan banyak cairan seperti air
minum. Dimana kebutuhan minum ibu 3 liter sehari ( 1 liter setiap 8 jam)
Beberapa anjuran yng berhubungan dngan pemenuhan gizi ibu menyusui antara
lain :
a)
b)
c)
d)
e)
b. Ambulasi Dini
Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing pasien
keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan. Ambulasi dini ini
tidak dibenarkan pada pasien dengan penyakit anemia, jantung, paru-paru, demam
dan keadaan lain yang membutuhkan istirahat. Keuntungannya yaitu :
a. Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat
b. Faal usus dan kandung kemih menjadi lebih baik.
c. Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan kepada ibu mengenai cara
merawat bayinya.
d. Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia.
Ambulasi dini dilakukan secara perlahan namun meningkat secara berangsurangsur, mulai dari jalan-jalan ringan dari jam ke jam sampai hitungan hari hingga
pasien dapat melakukannya sendiri tanpa pendamping sehingga tujuan
memandirikan pasien dapat terpenuhi.
c. Eliminasi : Buang Air Kecil dan Besar
Biasanya dalam 6 jam pertama post partum, pasien sudah dapat buang air kecil.
Semakin lama urine ditahan, maka dapat mengakibatkan infeksi. Maka dari itu bidan
harus dapat meyakinkan ibu supaya segera buang air kecil, karena biasany ibu malas
buang air kecing karena takut akan merasa sakit. Segera buang air kecil setelah
melahirkan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi post partum.
Dalam 24 jam pertama , pasien juga sudah harus dapat buang air besar. Buang air
besar tidak akan memperparah luka jalan lahir, maka dari itu buang air besar tidak
boleh ditahan-tahan. Untuk memperlancar buang air besar, anjurkan ibu untuk
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan minum air putih.
d. Kebersihan Diri
Bidan/perawat harusbijaksana dalam memberikan motivasi ibu untuk melakukan
personal hygiene secara mandiri dan bantuan dari keluarga. Ada beberapa langkah
dalam perawatan diri ibu post partum, antara lain :
a) Jaga kebersihan seluruh tubuh ibu untuk mencegah infeksi dan alergi kulit pada
bayi.
b) Membersihakan daerah kelamin dengan sabun dan air, yaitu dari daerah depan ke
belakang, baru setelah itu anus.
c) Mengganti pembalut minimal 2 kali dalam sehari.
d) Mencuci tangan denag sabun dan air setiap kali selesai membersihkan daerah
kemaluan
e) Jika mempunyai luka episiotomy, hindari untuk menyentuh daerah luka agar
terhindar dari infeksi sekunder.
e. Istirahat
Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang cukup untuk memulihkan
kembali kekeadaan fisik. Kurang istirahat pada ibu post partum akan mengakibatkan
beberapa kerugian, misalnya :
a) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
b) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
c) Menyebabkan depresi dan ketidaknyamanan untuk merawat bayi dan diri sendiri.
Bidan/perawat harus menyampaikan kepada pasien dan keluarga agar ibu kembali
melakukan kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan dan bertahap. Namun
harus tetap melakukan istirahat minimal 8 jam sehari siang dan malam.
f. Seksual
Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah berhenti
dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
Tetapi banyak budaya dan agama yang melarang sampai masa waktu tertentu
misalnya 40 hari atau 6 mingggu setelah melahirkan. Namun kepiutusan itu
etrgantung pada pasangan yang bersangkutan.
g. Latihan / Senam Nifas
Agar pemulihan organ-organ ibu cepat dan maksimal, hendaknya ibu melakukan
senam nifas sejak awal (ibu yang menjalani persalinan normal). Berikut ini ada
beberapa contoh gerakan yang dapat dilakukan saat senam nifas :
a) Tidur telentang, tangan disamping badan. Tekuk salah satu kaki, kemudian
gerakkan ke atas mendekati perut. Lakukan gerakan ini sebanyak 15 kali secara
bergantian untuk kaki kanan dan kkiri. Setelah itu, rileks selama 10 hitungan.
b) Berbaring telentang, tangan di atas perut, kedua kaki ditekuk. Kerutkan otot
bokong dan perut bersamaan dengan mengangkat kepala, mata memandang ke
perut selama 5 kali hitungan. Lakukan gerakan ini senbanyak 15 kali. Roleks
selama 10 hitungan.
c) Tidur telentang, tangan
di
samping
badan,
angkat
bokong
sambil
mengerutkan otot anus selama 5 hitungan. Lakukan gerakan ini sebanyak 15 kali.
Rileks selama 10 hitungan.
d) Tidur telentang, tangan di samping badan. Angkat kaki kiir lurus keatas sambil
menahan
otot
perut.
Lakukan gerakan
sebanyak 15
kali
hitungan,
Perdarahan Pervaginam.
Sakit kepala yang hebat
Pembengkakan di wajah,tangan dan kaki
Payudara yang berubah merah, panas, dan terasa sakit
Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia mudah mengalami infeksi.
Infeksi Bakteri
Demam, muntah dan nyeri berkemih.
Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
Kram perut
Merasa sangat letih atau napas terengah engah
perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
keadaan stabil 2.
b. Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan), tujuannya untuk:
- Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah
-
penyulit.
Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga
kesehatan bayinya.
6. Laktasi
Disamping ASI merupakan makanan utama bayi yang tidak ada badingannya,
menyusun bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih sayang antara ibu dan
anak.
Normal
(Kala I, tindakan episiotomi / tidak)
Respon psikologis
Terputusnya komunitas
Respon Fisiologis
Kurangnya pengalaman
Trauma mekanis
Nyeri Akut
anggota keluarga
trauma kandung
ketakutan bergerak
Perdarahan
kemih
kurang pengetahuan
perubahan peran
Resiko tinggi
(kebutuhan belajar
kekurangan
gerak dan
volume cairan
aktivitas
mengenai perawatan
Retensi urine
Keterbatasan
Ketidakefektifan
Resiko tinggi
Perubahan
Perubahan
Resiko
menyusui
cedera
K. Pemeriksaan Penunjang
a) Darah lengkap : Hb , WBC , PLT
b) Elektrolit sesuai indikasi
eliminasi urine
eliminasi urine
konstipasi
II.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis , edema / pembesaran jaringan
atau distensi efek efk hormonal
2) Ketdakefektifan menyusui berhubungan
dengan
tingkat
pengetahuan
3.
PERENCANAAN
1) Dx 1
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri ibu berkurang
dengan criteria evaluasi : skala nyeri 0-1 , ibu mengatakan nyerinya berkurang
sampai hilang , tidak merasa nyeri saat mobilisasi , tanda vital dalam batas normal
. S = 37 C . N = 80 x/menit , TD = 120/80 mmHG , R = 18 20 x / menit
Intervensi :
a. Kaji ulang skala nyeri
Rasional : mengidentifikasi kebutuhan dan intervensi yang tepat
b. Anjurkan ibu agar menggunakan teknik relaksasi dan distraksi rasa nyeri
Rasional : untuk mengalihkan perhatian ibu dan rasa nyeri yang dirasakan
c. Motivasi : untuk mobilisasi sesuai indikasi
Rasional : memperlancar pengeluaran lochea, mempercepat involusi dan
mengurangi
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan cedera pada ibu tidak
terjadi dengan criteria evaluasi : ibu
cairan dengan KE : cairan masuk dan keluar seimbang, Hb/Ht dalam batas normal
(12,0-16,0 gr/dL)
Intervensi
:
a. Ajarkan ibu agar massage sendiri fundus uteri.
Rasional : memberi rangsangan pada uterus agar berkontraksi kuat dan
mengontrol perdarahan.
b. Pertahankan cairan peroral 1,5-2 Liter/hari.
Rasional : mencegah terjadinya dehidrasi.
pasien
untuk
melakukan
ambulasi
sesuai
toleransi
dan
DAFTAR PUSTAKA
Arief. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III Jilid I. Jakarta : Media Sudi Amus (08095)
Diposkan oleh Diary of Effata Zebaoth di 00.45
Cardenito, L.J. 2012. Buku Saku Doagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doenges, M.E. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal Edisi 3. Jakarta : EGC
Helen Farrer, 2011. Perawatan Maternitas. Jkarta : EGC
Ida Bagus Gde Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan
Bidan : Jakarta EGC
Judi Januadi Endjun.2002. Persalinan Sehat. Puspa Swara Mansjoer,
Arief. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III Jilid I. Jakarta : Media Sudi Amus (08095)
Diposkan oleh Diary of Effata Zebaoth di 00.45