Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses organogenesis merupakan suatu proses pembentukan macammacam organ yang berasal dari tiga lapisan germ layer yang telah terbentuk
terlebih dahulu pada tahap gastrulasi. Masing-masing lapisan yaitu ektoderm,
mesoderm dan endoderm akan membentuk suatu bumbung yang nantinya akan
berkembang menjadi jaringan atau sistem organ tertentu yang berbeda namun
berkaitan satu dengan yang lain. Pada organogenesis juga terjadi tahap
pertumbuhan akhir embrio yaitu penyelesaian secara halus bentuk definitif
menjadi ciri suatu individu.
Pada makalah ini, penulis berusaha menjelaskan tentang organogenesis,
tepatnya organogenesis turunen ektoderm beserta kelainan perkembangannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan induksi embrionik?
2. Bagaimana mekanisme pembentukan organ-organ derivate ektoderm?
3. Apa saja jenis kelainan pada perkembangan embrionik?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian induksi embrionik
2. Untuk mengetahui mekanisme pembentukan organ-organ derivat ektoderm
3. Untuk mengetahui jenis-jenis kelainan perkembangan embrionik
BAB II
1
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Induksi Embrionik
Organogenesis adalah proses pembentukan organ-organ tubuh eksternal
dan internal. Organogenesis merupakan suatu tahap embrio yang memerlukan
waktu paling lama, dan merupakan tahap paling sensitif selama
perkembangan embrio. Organogenesis berasal dari lapisan-lapisan germinal
ektoderm, mesoderm dan endoderm yang berkembang menjadi organ-organ
internal (Wiati, 2001). Sudarwati & Sutasurya (1990), menjelaskan bahwa
pada hewan vertebrata, gastrulasi menghasilkan suatu embrio yang
mempunyai tiga lapisan lembaga, yaitu lapisan endoderm di sebelah dalam,
mesoderm di tengah, dan ektoderm di sebelah luar. Dari mesoderm terbentuk
notochord
yang
terletak
dibawah
ektoderm
bagian
dorsal.
Dalam
Gambar 2.2.1.2 Sayatan Embryo katak 1.Oral sucker of adhesive gland 3. Optic
cup 4.Lens placode 5.Epidermis 6.Otic vesicle 7.Somites 8.Endodermal yolk mass
13
Gambar 2.2.2.1.1: Intergumen burung area berbulu dan tidak berbulu (dari : Chuong et
al. 2000)
Gambar 2.2.2.1.2: Penampang melalui kulit burung atau mamalia (dari Lilly white 2006).
Gambar 2.2.2.1.3: Mikrograf lintas-bagian kulit dari Crested Caracara , spesies dengan
daerah tidak berbulu di kepala. (A) Daerah tidak berbulu pada wajah, dan (B)
bulu yang tertutup area pada kepala. Skala : 25 pm . e , epidermis ; c , kolagen ;
er , eritrosit ; bv , pembuluh darah. (dari: Negro et al. 2006).
diketahui bahwa inti sel tersebut berada pada posisi yang berbeda-beda
selam hidupnya. Sintesis DNA terjadi pada inti yang teletak dekat
membran kemudian inti bergerak ke lumen bumbung neural dan sel
melnjutkan pembelahan mitosis (Lestari dkk, 2013).
Sebelum bumbung neural menutup, inti dan sel anakan kembali
bergerak ke arah membrane dan mulai mensintesis DNA dan mengulangi
siklus germinatif dengan menutupnya bumbung neural, sel-sel neuroepitel
berimigrasi dari lumen menuju membrane dan akan membuat juluranjuluran hungga terbentuk akson dan dendrit (Lestari dkk, 2013).
2.2.2.3 Organ Indra
Pembentukan organ indra dimulai dengan penebalan dinding plakoda
ektodermal, sehingga hasil induksi sekunder dari wilayah sistem saraf
pusat yang sedang berkembang. Mata berasal dari ektoderm dan
mesoderm, dibagian sefalik embrio. Perkembangan awal dari berbagai
komponen mata tergantung pada interaksi induktif antar komponen dengan
6
akan
membentuk
hemispher
serebrum,
sedangkan
menjadi
otak
kecil,
yang
mengkoordinasi
gerakan
Gambar 2.2.3.1: Diagram memperlihatkan peristiwa seluler pada bumbung neural. Ketika
mula-mula terbentuk, bumbung neural merupakan epithelium berlapis banyak
semu dengan membrane luar sebgai basal dan puncak sel disaluran tengah
sebagai apeks. Nukleus sel-sel neuroepitel mulai mensintesis DNA di area
basal. (a) kemudian berimigrasi di dalam sitoplasma menuju bagian apikal dari
sel. (b) Nukleus sel anak kembali ke membran luar, di mana sel mulai
berdiferensiasi sebagai meuroblas. (c) atau kembali ke kumpulan sel-sel
neuroepitelium yang berpoliferasi. (dikutip dari buku Perkembangan Hewan
oleh Dr.Tien Wiati S. 2001: hal 7.3).
Gambar 2.2.2.3.2: Diagram menggambarkan jalur utama diferensiasi sel pada bumbung
neural. (dikutip dari buku Perkembangan Hewan oleh Dr.Tien Wiati S. 2001:
hal 7.3)
8
Gambar 2.2.3.2.1: Tahap-tahap histogenesis kulit manusia. (a) 1 bulan (b) mendekati 2
bulan (c) 2,5 bulan (d) 4 bulan (e) 6 bulan (f) kulit dewasa. (dikutip dari buku
Perkembangan Hewan oleh Dr.Tien Wiati S. 2001: hal 7.5).
Gambar 2.2.3.2.2: Lapisan epidermis kulit manusia. Sel bagian basal aktif bermitosis,
sedangkan bagian permukaan sel-selnya mati dengan banyak mengandung
keratin. Pigmen yang terdapat pada keratinosit berasal teransport melanosom
dari melanosit yang terdapat dibagian basal .
Beberapa
faktor
yang
mempengaruhi
pada
perkembanngan
menjadi tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
Primordium labirin membran, atau telinga dalam adalah bagian pertama
telinga yang dibentuk. pembentukan vesikula otik distimulasi oleh induksi
otak belakang pada ektoderm diatasnya (Wiati, 2001).
dengan
pembentukan
kulit
terutama
bagian
epidermis.
12
kelainan
dari
ringan
sampai berat,
tidak terbentuk
daun telinga
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Amfibia
Kelainan perkembangan
Kulit albino terdapat melanosit dengan jumlah yang normal tetapi
16
Kelainan pada mata saat diferensiasi, sel kerucut dan sel batang
tidak berkembang. Pada telinga luar terdapat kelainan yang disebut
mikrotia
DAFTAR RUJUKAN
Djuhanda, Tatang. 1981. Embriologi Perbandingan. Bandung: Armico
Lestari, Umie; Tenzer, Amy; Handayani, Nursasi; Gofur, Abdul. 2013. Struktur
Perkembangan Hewan II. Malang: UM Press.
Sudarwati, Sri dan Sutasurya, Lien, A. 1990. Dasar-Dasar Perkembangan Hewan.
Bandung: FMIPA ITB.
Wiati, Tien, Surjono. 2001. Perkembangan Hewan. Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka
Yatim, Wildan. 1990. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito
Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito
17