Professional Documents
Culture Documents
Oeh:
I Made Bayu Wirawan, dkk.
FAKULTAS TEKNIK
UNUVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
MAKALAH
Oeh:
I Made Bayu Wirawan (1415031062)
Eko Wenang Nurcahyo (1415031050)
M. Dimas Nogroho (1415031075)
M. Mas Ruri Yusuf (1415031078)
FAKULTAS TEKNIK
UNUVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul................................................................................................i, ii
Kata Pengantar................................................................................................iii
Daftar Isi.........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................3
C. Tujuan.................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Berkembangnya Konflik atau Friksi Sosial........................................4
B. Meningkatnya Jumlah Pengangguran.................................................8
C. Meningkatnya Angka Kemiskinan......................................................15
D. Kesenjangan Sosial Ekonomi.............................................................23
E. Meningkatnya Gaya Hidup.................................................................25
F. Banyaknya Anak Putus Sekolah.........................................................30
G. Penyalahgunaan Narkotika.................................................................33
H. Kenakalan Remaja..............................................................................36
I. Masalah Kesehatan.............................................................................40
J. MDGs dan SDGs................................................................................43
K. Kebangkitan Nasional.........................................................................46
L. Masyarakat ASEAN (Rohingya dan MEA)........................................48
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................54
B. Saran...................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai makluk sosial, manusia tidak pernah bisa hidup seorang diri. Di mana
pun manusia memerlukan kerja sama dngan orang lain. Manusia membentuk
pengelompokan sosial diantara sesama dalam upaya mempertahankan
kehidupannya. Dalam kehidupan bersamanya itu manusia juga memerlukan
adanya organisasi, yaitu suatu jaringan informasi sosial antara sesama untuk
menciptakan ketertiban sosial. Interaksi-interaksi sosial itulah yang kemudian
melahirkan suatu yang dinamakan lingkungan sosial. Lingkungan sosial tersebut
sebagai tempat berlangsungnya bermacam-macam interaksi sosial antara anggota
atau kelompok masyarakat, yaitu suatu himpunan masyarakat yang memiliki
kesadaran, sedikit hiburan dan memiliki latar belakang yang sama
diantara anggota-anggotanya.
Ditinjau dari paradigma ilmu-ilmu sosial-sosiologi, pengertian lingkunngan
sosial ialah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan
perkembangan perilaku individu, yang meliputi orang-orang atau manusiamanusia lain yang dapat memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi, baik
pengaruh internal maupun eksternal.
Seiring dengan perubahan zaman, sangat mempengaruhi terjadinya perubahan
sosial di lingkungan sosial, yaitu gejala umum yang terjadi sepanjang masa pada
setiap masyarakat karena adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur yang
berbeda dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan pola kehidupan baru.
Setiap masyarakat mengalami perubahan, perubahan itu terjadi sesuai hakekat
dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Dengan
demikian lingkungan sosial yang serasi sangat dibutuhkan oleh manusia untuk
kelangsungan hidupnya. Lingkungan sosial yang serasi dibutuhkan oleh selurh
anggota di dalam kelompoknya. Untuk mewujudkan lingkungan sosial yang serasi
diperlukan kerjasama diantara sesama anggota kelompok. Kerjasama itu
dimaksudkan untuk membuat dan melaksanakan aturan-aturan yang disepakati
bersama oleh warga sebagai mekanisme pengendalian perilaku sosial. Aturanaturan itu terwujud dalam bentuk norma-norma yang harus dipatuhi (norma
hukum).
Suatu pemerintahan dalam proses perkembangannya dari Negara berkembang
menuju Negara maju berorientasi pada Economic Development, kecenderungan
2
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Dapat memahani akibat konflik atau friksi sosial yang terjadi dalam
Masyarakat.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Berkembangnya Konflik atau Friksi Sosial
Berkembangnya konflik atau friksi sosial dengan atau tanpa kekerasan yang
disebabkan oleh persainagn, perbedaan Individu, perbedaan kebudayaan dan
konflik kepentingan serta premanisme dan tanpa atau menggunakan simbolsimbol suku, agama, ras dan golongan. Konflik sangat erat terjalin dengan
berbagai proses yang mrmpersatukan dalam kehidupan sosial dan bukan hanya
lawan dari persatuan.
1.
Konflik sosial adalah suatu proses sosial dimana orang perorangan atau
kelompok manusia berusaha untuk memenuhi apa yang menjadi tujuannya
dengan jalan menentang pihak lain disertai dengan ancaman dan/atau
kekerasan. (Leopold von Wiese)
Menurut Loepold von Wiese dan Howard Becker, secara umum ada empat faktor
utama yang menjadi penyebab terjadinya konflik, yaitu:
a.
b.
c.
d.
Perbedaan individual
Perbedaan kebudayaan
Perbedaan kepentingan
Perubahan sosial
Sementara itu, menurut teori konflik, penyebab utama terjadinya konflik sosial
adalah adanya perbedaan atau ketimpangan hubungan-hubungan kekuasaan dalam
masyarakat yang memunculkan diferensiasi kepentingan. Secara lebih rinci,
faktor-faktor penyebab konflik menurut teori ini adalah sebagai berikut:
masyarakat.
Ditariknya kembali legitimasi penguasa politik oleh masyarakat kelas bawah.
Adanya pandangan bahwa konflik merupakan cara untuk mewujudkan
kepentingan.
Sedikitnya saluran untuk menampung keluhan-keluhan masyarakat kelas
terlebih dahulu apa yang disebut dengan tenaga kerja, angkatan kerja dan usia
pekerja yang ditetapkan di Indonesia. Tenaga kerja yaitu penduduk dalam usia
kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja,
mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka
yang mengurus rumah tangga.
Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang
bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab (petani
yang menunggu panen,karyawan yang sedang sakit,dsb).
Sedangkan yang dimaksud dengan usia pekerja adalah tingkat umur seseorang
yang diharapkan dapat bekerja dan memperoleh pendapatan. Di Indonesia kisaran
usia kerja adalah antara 10-64 tahun.
Kemudian yang disebut sebagai pengangguran atau tuna karya adalah istilah
untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang
dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan.
A. JENIS PENGANGGURAN DAN PENYEBABNYA
Secara garis besar, pengangguran dapat dibedakan menjadi dua golongan,
menurut lama waktu kerja dan menurut penyebabnya.
I.
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau
tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran
dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1. Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. Contoh : suatu
kantor mempekerjakan 10 orang karyawan padahal pekerjaan dalam kantor
itu dapat dikerjakan dengan baik walau hanya dengan 8 orang karyawan
saja,sehingga terdapat kelebihan 2 orang tenaga kerja. Orang-orang semacam
ini yang disebut dengan pengangguran terselubung.
2. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya
tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja
kurang dari 35 jam selama seminggu. Contoh : seorang buruh bangunan yang
telah menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek untuk sementara menganggur
sambil menunggu proyek berikutnya.
Setengah pengangguran dibagi menjadi dua kelompok :
Setengah Penganggur Terpaksa, yaitu mereka yang bekerja dibawah jam
kerja normal dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima
pekerjaan lain.
9
10
11
12
sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi
akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan
masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar
dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana
untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan
pembangunan pun akan terus menurun.
Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya
13
14
15
a. Kehidupan fisik dasar (basic fisical needs), yang meliputi gizi/ nutrisi,
perlindungan/ perumahan (shelter/ housing) dan kesehatan.
b. Kebutuhan budaya dasar (basic cultural needs), yang meliputi pendidikan,
penggunaan waktu luang dan rekreasi dan jaminan sosial (social security).
c. High income, yang meliputi pendapatan yang surplus atau melebihi
takarannya.
B. Menurut Oscar Lewis (1983)
Orang-orang miskin adalah kelompok yang mempunyai budaya Kemiskinan
sendiri yang mencakup karakteristik psikologis sosial, dan ekonomi.Kaum liberal
memandang bahwa manusia sebagai makhluk yang baik tetapi sangat dipengaruhi
oleh lingkungan.Budaya kemiskinan hanyalah semacam realistic and situational
adaptation pada linkungan yang penuh diskriminasi dan peluang yang
sempit.Kaum radikal mengabaikan budaya kemiskinan, mereka menekankan
peranan struktur ekonomi, politik dan sosial, dan memandang bahwa manusia
adalah makhluk yang kooperatif, produktif dan kreatif.
C. Menurut Amartya Sen
Seseorang dikatakan miskin bila mengalami "capability deprivation" dimana
seseorang tersebut mengalami kekurangan kebebasan yang substantive.
D. Menurut Soerjono Soekanto
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup
memlihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga
tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok
tersebut.
E. Menurut Sajugyo
Kemiskinan merupakan kondisi dimana seseorang hidup di bawah standar
minimum yang telah ditetapkan berdasarkan kebutuhan pokok pangan yang
membuat seseorang cukup untuk bekerja dan hidup sehat berdasarkan kebutuhan
beras dan gizi.
F. Menurut Nugroho & Dahuri
16
Karakteristik Kemiskinan
17
18
C.
Karakteristik Kultural
19
a.
sosial politik, seperti sebagai pengurus atau anggota perangkat desa ataupun partai
politik.
b.
itu, anggota keluarga mereka sangat besar. Seringkali ditemukan adanya keluarga
luas, artinya satu keluarga dihuni oleh orangtua mereka, anak yang sudah
berkeluarga, dan seorang kakek dan nenek.
c.
selama ini ( antara lain Lewis, 1959) yaitu bahwasannya keluarga miskin
cenderung malas bekerja.
d.
ke Jakarta ikut membantu orang untuk berjualan bakso. Sedangkan ibu rumah
tangga berjualan jamu. Mereka memanfaatkan jaringan di luar daerah, seperti di
Jakarta yang sudah ada sebelumnya.
e.
pedesaan Sanggang, yang belum dikaji oleh Lewis (1959), yaitu menjadikan
prioritas utama memperbaiki rumah, jika mendapatkan uang cukup banyak. Skala
priotitas ini barangkali akan berbeda jika dibandingkan dengan masyarakat kaya,
dimana masyarakat kaya jika mempunyai uang cukup banyak prioritas utamanya
adalah ditabung atau untuk investasi. Masyarakat kaya inilah kalu dalam kajian
Harorld dan Domar (dalam Kanto, 2006) dipandang sebagai cirri-ciri masyarakat
modern.
20
f.
Karakteristik Struktural
Pada umumnya jenis pekerjaan sebagai petani.
Jenis pekerjaan keluarga miskin pedesaan adalah rata-rata petani atau buruh
mahal. Mahalnya dunia pendidikan ini sering kali membuat anak-anak mereka
harus keluar dari sekolah (terutama ketika sudah memasuki sekolah menengah
pertama).
c.
taman desa yang fungsinya sangat penting sebagai paru-paru desa. Paru-paru desa
sebagai penyedia oksigen yang sangat penting untuk kesehatan. Disamping itu
taman desa sangat bermanfaat untuk menikmati waktu luang ataupun olah raga.
Kebiasaan tidak adanya taman desa seperti ini hampir ditemukan di seluruh desadesa yang ada di Indonesia.
d.
21
Dari sisi kemiskina struktural, keluarga miskin pedesaan tidak dapat melihat
adanya terlalu murah bayaran upah yang mereka terima. Keluarga miskin sudah
sangat senang apabila ada pekerjaan yang mereka dapatkan dari orang-orang kaya.
Oleh karena itu mereka tidak setuju untuk menerima pernyataan bahwa mereka
menjadi miskin karena melakukan hubungan kerja dengan orang-orang kaya. Ini
bertentangan dengan teori konflik (Mosca, 1896, Dharendorf, 1959) bahwa
struktur kekuasaan merupakan sumber konflik, dan teori ketergantungan (Andre
Gunder Frank, 1968), bahwa orang, keluarga, atau negara menjadi miskin karena
mereka melakukan hubungan dengan orang atau negara kaya. Masyarakat miskin
pedesaan lebih menekankan pada keseimbangan (teori struktural fungsional,
Moore dan Davis, Robert K. Merton, 1945) untuk berlangsungnya sebuah system
kemasyarakatan.
e.
tidak memiliki yang tinggi berkaitan dengan pekerjaan di sektor formal. Keluarga
miskin pedesaan ketika masih muda cenderung mencita-citakan jenis pekerjaan
informal, seperti tukan batu bata, pedagang bakso, dan juga berdagang mi ayam.
Jenis pekerjaan informal tersebut tidak memerlukan kualifikasi pendidikan formal
yang cukup tinggi. Berdasarkan temuan di masyarakat pedesaan bahwa jenis-jenis
pekerjaan informal di atas sangat rentan sekali. Artinya kalaupun ada yang
dibilang cukup berhasil jumlahnya relative sedikit dan biasanya tidak tahan
sampai di usia tua.
5.
22
23
2009 menjadi 6.442,9 triliun rupiah, hal ini sangat jelas bahwa orang yang sangat
kaya memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.
2.
Tingginya pengangguran
Putus sekolah
Menomorsatukan pendidikan
24
konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan
terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama
mereka menjalani siklus kehidupan.
Psikografi adalah variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur gaya
hidup. Bahkan sering kali istilah psikografi dan gaya hidup digunakan secara
bergantian. Beberapa variabel psikografi adalah sikap, nilai, aktivitas, minat,
opini, dan demografi.
Teori sosio-psikologis melihat dari variabel sosial yang merupakan
determinan yang paling penting dalam pembentukan kepribadian. Teori faktor ciri,
yang mengemukakan bahwa kepribadian individu terdiri dari atribut predisposisi
yang pasti yang disebut ciri (trait).
Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup
terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan
bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan
konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik
pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu.
a.
25
3) Pendapat atau pemikiran yaitu jawaban sebagai respon dari stimulus dimana
semacam pertanyaan yang diajukan.
Contoh nyata pada kehidupan sehari-hari :
Di Amerika Serikat kelas sosial ini seperti yang diklasifikasikan oleh Coleman
menjadi 7 kelas sosial masing-masing kelas Atas-Atas, Atas Bawah, Menengah
Atas, kelas Menengah, kelas Pekerja, Bawah Atas, Bawah-bawah
Sementara di Kota Jakarta, hasil penelitian Sosiologi UI yang tertuang dalam
Rencana Umum Pembangunan Sosial Budaya DKI Jakarta 1994-1995, dapat
distratifikasikan dalam lima strata, yaitu lapisan elite, lapisan menengah, lapisan
peralihan, lapisan bawah, dan lapisan terendah.
Dalam perilaku konsumen secara samar orang membedakan pengertian kelas
sosial dengan pengertian status sosial. Jika kelas sosial mengacu kepada
pendapatan atau daya beli, status sosial lebih mengarah pada prinsip-prinsip
konsumsi yang berkaitan dengan gaya hidup.
b. Pengukuran Ganda Perilaku Individu
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu terhadap pengambilan
keputusan konsumen :
1.
2.
Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need recognition)-
Pencarian Informasi
26
Konsumen yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak mencari
informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi
kebutuhan berada dalam jangkauannya, ia cenderung akan membelinya.
3.
Pengevaluasian Alternatif
Cara konsumen memulai usaha mengevaluasi alternatif pembelian tergantung
pada konsumen individual dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus,
konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pikiran yang logis.
4.
Keputusan Pembeli
Tahap pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek dan
membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan akan masuk ke
perilaku setelah pembelian yang penting diperhatikan oleh pemasar.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup
Menurut pendapat Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang
dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan
untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk
didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan
tersebut.Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor
yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar
(eksternal). Faktor internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan,
kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi (Nugraheni, 2003) dengan
penjelasannya sebagai berikut :
a.
Sikap
27
Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk
memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui
pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa
tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan
sosialnya.
b. Pengalaman dan pengamatan
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku,
pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat
dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari
pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.
c.
Kepribadian
Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku
Motif
Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman
dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika
motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan
membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.
f.
Persepsi
28
Kelompok referensi
Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung
atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang
memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebut
menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberi
pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota
didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan
individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.
b.
Keluarga
Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap
dan perilaku individu.Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk
kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.
c.
Kelas social
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan
lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan
para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang
sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam
masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan. Kedudukan sosial artinya
tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak-haknya serta
kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha
yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang
dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan.
d.
Kebudayaan
29
30
Pendidikan merupakan hak yang sangat fundamental bagi anak. Hak wajib
dipenuhi dengan kerjasama paling tidak dari orang tua siswa, lembaga pendidikan
dan pemerintah. Pendidikan akan mampu terealisasi jika semua komponen yaitu
orang tua, lembaga masyarakat, pendidikan dan pemerintah bersedia menunjang
jalannya pendidikan.
Pendidikan itu tanggung jawab semua masyarakat, bukan hanya tanggung jawab
sekolah. Konsekuensinya semua warga negara memiliki kewajiban moral untuk
menyelamatkan pendidikan. Sehingga ketika ada anggota masyarakat yang tidak
bisa sekolah hanya karena tidak punya uang, maka masyarakat yang kaya atau
tergolong sejahtera memiliki kewajiban moral untuk menjadi orang tua asuh bagi
kelangsungan sekolah anak yang putus sekolah pada tahun ini mencapai puluhan
juta anak di seluruh Indonesia.
Pendidikan itu dimulai dari keluarga. Paradigma ini penting untuk dimiliki oleh
seluruh orang tua untuk membentuk karakter manusia masa depan bangsa ini.
Keluarga adalah lingkungan yang paling pertama dan utama dirasakan oleh
seorang anak, bahkan sejak masih dalam kandungan. Karena itu pendidikan di
keluarga yang mencerahkan dan mampu membentuk karakter anak yang soleh dan
kreatif adalah modal penting bagi kesuksesan anak di masa masa selanjutnya.
A).
1)
Faktor Internal .
a)
Dari dalam diri anak putus sekolah disebabkan malas untuk pergi sekolah
karena merasa minder, tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan
sekolahnya,
sering
dicemoohkan
karena
tidak
mampu
membayar
31
c)
Anak yang kena sanksi karena mangkir sekolah sehingga kena Droup Out.
2)
Faktor Eksternal.
a)
dengan pembiayaan hidup anak, sehingga anak sering dilibatkan untuk membantu
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga sehingga merasa terbebani dengan
masalah ekonomi ini sehingga mengganggu kegiatan belajar dan kesulitan
mengikuti pelajaran.
b)
masalah. Makin besar anak perhatian orang tua makin diperlukan , dengan cara
dan variasi dan sesuai kemampuan. Kenakalan anak adalah salah satu
penyebabnya adalah kurangnya perhatian orang tua.
c)
hubungan antar keluarga tidak saling peduli, keadaan ini merupakan dasar anak
mengalami permasalahan uyang serius dan hambatan dalam pendidikannya
sehingga mengakibatkan anak mengalami putus sekolah.
Beberapa faktor yang menyebabkan anak putus sekolah yaitu :
a.
b.
32
c.
Sering membolos
d.
G.
1.
Narkotika
Sebenarnya narkotika adalah zat ataupun obat yang berasal dari sejenis
tanaman atau bukan tanaman, baik berbentuk semi sintetis maupun sintetis.
Misalnya : mariyuana yang lebih terkenal dengan nama ganja, bunga koka,
kokain, opium yang digolongkan narkotika menurut UU.R.I No 22 tahun 1976,
antara lain :
a.
Ganja yang dikenal juga dengan nama cannabis sativa pada mulanya
banyak digunakan sebagai obat relaksan untuk mengatasi intoksikasi
(keracunan ringan). Bahan yang digunakan dapat berupa daun, batang dan
biji, namun kemudian disalahgunakan pemakaiannya.
33
Aktif berkomunikasi
Sensitive
b. Morfin
Morfin
merupakan
turuna
opium
yang
dibuat
dari
hasil
Heroin
Heroin ini merupakan turunan morfin yang sudah mengalami proses
d.
Mengganggu kerja organ tubuh seperti jantung, lever, paru, ginjal dan usus.
Kokain
34
B.
faktor, yaitu :
1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti
kepribadian,
kecemasan,
dan
depresi
serta
kurangya
selalu
sama
besar
perannya
dalam menyebabkan
seseorang
menyalahgunakan narkoba. Karena faktor pergaulan, bisa saja seorang anak yang
berasal
dari
keluarga
yang
harmonis
dan
cukup
kominikatif
35
Faktor Intern
a)
Faktor Kepribadian
Kepribadian
adalah
suatu
organisasi
yang
dinamis
pada
system psikosomatis dalam individu yang turut menentukan caranya yang unik
dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (biasanya disebut karakter
psikisnya). Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya. Pada
periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa dewasa.
Masa ini di rasakan sebagai suatu Krisis identitas karena belum adanya pegangan,
sementara kepribadian mental untuk menghindari timbulnya kenakalan remaja
atau perilaku menyimpang.
b)
jenis kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh
dengan tindakan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam
kenyataan hidup). Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat
36
berlaku, setelah selesai menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara),
sering kali pada saat kembali ke masyarakat status atau sebutan eks narapidana
yang diberikan oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali
melakukan tindakan penyimpangan hukum karena meresa tertolak dan
terasingkan.
2.
Faktor Ekstern
a.
Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap
pola perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan
memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku.
Misalnya, mudah menoleransi tindakan anak muda yang menyimpang dari
hukum atau norma yang berlaku, seperti mabuk-mabukan yang dianggap hal yang
wajar, tindakan perkelahian antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap
kurang tegas dalam menangani tindakan penyimpangan perilaku ini akan
semankin meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan
anak muda.
37
c.
terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih
apabila individunya bermental negative. Misalnya, melakukan tindakan pencurian
dan mengganggu ketertiban umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan
kepentingan ekonomi.
d.
komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan
banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih
anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau wawasan agamanya masih
rendah sehingga mudah berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai
dan norma yang berlaku
B). Gejala atau tanda-tanda seorang remaja mengalami kenakalan remaja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang
berbeda dengan ketakutan anak-anak normal.
38
7.
pengertian
kenakalan
remaja
diatas
kami
mengadakan
39
2.
3.
4.
5.
6.
Mengadakan
kelompok
diskusi
dengan
memberikan
kesempatan
I.
1.
Masalah Kesehatan
Urbanisasi penduduk
Di Indonesia, terjadi perpindahan penduduk dalam jumlah besar dari desa ke kota.
Lahan pertanian yang semakin berkurang terutama di pulau Jawa dan terbatasnya
lapangan pekerjaan mengakibatkan penduduk desa berbondong-bondong datang
ke kota besar mencari pekerjaan sebagai pekerja kasar seperti pembantu rumah
tangga, kuli bangunan dan pelabuhan, pemulung bahkan menjadi pengemis dan
pengamen jalanan yang secara tidak langsung membawa dampak sosial dan
dampak kesehatan lingkungan, seperti munculnya permukiman kumuh dimanamana.
2.
40
udara,
tanah,
dan
air
selain
lahannya
juga
dapat
menjadi
tempat
Pencemaran udara
Tingkat pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi nilai ambang batas normal
terutama di kota-kota besar akibat gas buangan kendaraan bermotor. Selain itu,
hampir setiap tahun asap tebal meliputi wilayah nusantara bahkan sampai ke
negara tetangga akibat pembakaran hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan.
5.
Hampir semua limbah cair baik yang berasal dari rumah tangga dan industri
dibuang langsung dan bercampur menjadi satu ke badan sungai atau laut,
ditambah lagi dengan kebiasaan penduduk melakukan kegiatan MCK di bantaran
sungai. Akibatnya, kualitas air sungai menurun dan apabila di-gunakan untuk air
baku memerlukan biaya yang tinggi.
6.
Bencana alam/pengungsian
Gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, atau banjir yang sering terjadi di
Indonesia mengakibatkan penduduk mengungsi yang tentunya menambah banyak
permasalahan kesehatan lingkungan.
7.
41
B.
1.
Faktor lingkungan
a)
b)
2.
a)
Masih banyak insiden atau kebiasaan masyarakat yang selalu merugikan dan
membahayakan kesehatan mereka.
b)
3.
a)
b)
d) Tingkat social ekonomi dalam hal ini penghasilan juga masih rendah dan
memprihatinkan.
42
4.
a)
b)
c)
J.
43
Goals (SDGs). Berikut ini Gambar 3.2. mengenai konsep SDGs sebagai program
International pengganti MDGs pada akhir tahun 2015.
44
Konsep pembangunan yang berkelanjutan yang telah disepakati pada tahun 1987
oleh The Brundtland Comission of The United Nations. Berikut ini definisi dari
pembangunan yang berkelanjutan.
Sustainable Development is development thats meets the needs of the present
without compromising the ability of future generations to meet their own needs
Dalam pengertian di atas memaparkan bahwa pembangunan yang berasaskan
kelestarian dimana memenuhi kebutuhan saat ini tanpa berdampak terhadap
kebutuhan dimasa akan datang. Pada tahun 2005 dalam pertemuan The World
Summit menyepakati terhadap 3 pilar yang utama, berikut ini Gambar 2.1.
mengenai tiga pilar tersebut.
45
46
dari
kita
pasti
mengetahui
bagaimana
bunyi
Sumpah
47
politik
bangsa
yang
menuntut
haknya
yaitu
hak
untuk
merdeka.Setidaknya ada tiga hal yang dapat kita ambil pelajarannya dari peristiwa
yang terjadi delapan puluh tahun silam tersebut.Pertama adalah meneguhkan
kemerdekaan hakiki.Kedua adalah meneguhkan kembali semangat pemuda dalam
mempersatukan bangsa.Ketiga,menghilangkan perlakuan yang tidak mengenal
perikemanusiaan
dan
peri
keadilan
dari
penjajah
kepada
penduduk
48
49
Baru-baru ini sekitar 8.000 orang Rohingya meminta izin tinggal di Indonesia,
Malaysia, dan Thailand. Thailand, menolak untuk memberikan suaka kepada
Rohingya. Bagaimana pemerintah bisa menangani jika mereka melanggar
peraturan dan hukum di Thailand? Darimana anggaran untuk menanggung orangorang ini? Tentu dari pajak yang dibayarkan oleh orang-orang Thailand, tutur
Perdana Menteri Thailand dalam menyatakan keberatannya.
Sementara itu, alasan Indonesia untuk menolak memberikan suaka adalah karena
alasan wilayah territorial. Jika pemerintah bersikap lunak dan membuka gerbang
territorial, akan terjadi eksodus besar-besaran.
Baru-baru ini pemberitaan tentang pengungsi Rohingya kembali muncul setelah
beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Malaysia menolak
suaka kelompok yang sering disebut manusia perahu ini. Indonesia, sebelumnya
memberi suaka untuk pengungsi Rohingya dengan membolehkannya mendarat di
pesisir Aceh, Jumat lalu. Tetapi kemudian Indonesia menolak untuk memberi
suaka kepada pengungsi Rohingya.
Pemerintah Malaysia, di sisi lain mengungkapkan akan memperlakukan orang-orang
yang melintasi wilayah teritorial secara kemanusiaan, tetapi pencari suaka tetap saja tidak
boleh memenuhi wilayah teritorial lautnya seperti sekarang ini
50
Pada KTT Bali pada bulan Oktober 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan
bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi
ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community dan Komunitas
Sosial-Budaya ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN.
Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun
Komunitas ASEAN pada tahun 2020.
Selanjutnya, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang diselenggarakan pada
bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, sepakat untuk memajukan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target yang jelas dan jadwal untuk
pelaksanaan.
Pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para Pemimpin menegaskan
komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas
ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN
Concord II, dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan
Komunitas ASEAN pada tahun 2015 Secara khusus, para pemimpin sepakat untuk
mempercepat pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan
untuk mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang, jasa,
investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.
Karakteristik Dan Unsur Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah realisasi tujuan akhir dari integrasi
ekonomi yang dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada konvergensi
kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas
integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas waktu yang
jelas. dalam mendirikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ASEAN harus
bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan
berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan multilateral serta
kepatuhan terhadap sistem untuk kepatuhan dan pelaksanaan komitmen ekonomi
yang efektif berbasis aturan.
51
52
53
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara garis besar dari makalah yang telah kami buat dapat ditarik kesimpulan
bahwa lingkungan sosial sangatlah mempengaruhi kehidupan masyarakat disuatu
negara karena didalam aspek lingkungan sosial terdapat norma-norma yang harus
dipatuhi oleh setiap warga negara. Perlunya peranan dari semua kalangan agar
tercipta lingkungan yang baik di masyarakat. Sehingga tercipta masyarakat dan
negara yang MDGs dan SDGs dimasa depan.
B. Saran
Untuk menciptakan lingkungan sosial, MDGs dan SDGs yang baik bagi seluruh
warga negara diperlukan adanya faktor-faktor pendukung dari setiap bagian isu
yang telah dibahas dalam makalah ini.
54
DAFTAR PUSTAKA
55
ayomerdeka.wordpress.com/.../12-juta-anak-indonesia-putussekolah/edukasi.kompas.com/.../.banyak.anak.putus.sekolah.karena.bekerja
ayomerdeka.wordpress.com/.../12-juta-anak-indonesia-putussekolah/edukasi.kompas.com/.../.banyak.anak.putus.sekolah.karena.bekerja
http://ras-eko.blogspot.com/2012/12/pengertian-anak.html( My
Campus,pendidikan)
http://www.andragogi.com/document/psikologi_pendidikan.htm
http://skripsigratis83.blogspot.com/2012/09/strategi-penanggulangan-anakputus.html
Roesminingsih, MV dan Lamijan Hadi Susarno. 2011. Teori dan Praktek
Pendidikan. FIP UNESA
http://jasapembuatanweb.co.id/artikel-ilmiah/usaha-usaha-mengatasi-terjadinyaanak-putus-sekolah
Tanjung, Ain.2004.Pahami Kejahatan Narkoba. Jakarta: Lembaga Terpadu
Pemasyarakatan Anti Narkoba
Wikipedia. 2010. Narkoba (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba )
BNK Samarinda. 2007. Faktor dan Akibat NArkoba
(http://bnk.samarinda.go.id/index.php?q=faktor-akibat-narkoba.
(online)
https://sustainabledevelopment.un.org/topics/sustainabledevelopmentgoals
http://www.un.org/millenniumgoals/global.shtml
56