You are on page 1of 60

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN)


LINGKUNGAN SOSIAL

Oeh:
I Made Bayu Wirawan, dkk.

FAKULTAS TEKNIK
UNUVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN)


LINGKUNGAN SOSIAL

Oeh:
I Made Bayu Wirawan (1415031062)
Eko Wenang Nurcahyo (1415031050)
M. Dimas Nogroho (1415031075)
M. Mas Ruri Yusuf (1415031078)

FAKULTAS TEKNIK
UNUVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang


Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah yang berjudul Lingkuangan Sosial dapat terselesaikan dengan
baik.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada kepada pihak yang
membantu kami dalm menyelesaikan makalah terkait lingkungan sosial dari
kelompok kami.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang secara langsung dan tidak langsung yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang
berlipat ganda atas segala bantuan yang telah diberikan.
Makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan
pengetahuan baru mengenai lingkungan sosial serta dampak-dampak yang timbul
akibat lingkunngan sosial. Akhir kata penulis mengharapkap kritik dan saran guna
untuk memperbaiki makalah ini agar menjadi lebih baik. Mudah-mudahan dapat
memberikan manfaat yang besar dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan seharihari.

Bandar Lampung, 15 Juni 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul................................................................................................i, ii
Kata Pengantar................................................................................................iii
Daftar Isi.........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................3
C. Tujuan.................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Berkembangnya Konflik atau Friksi Sosial........................................4
B. Meningkatnya Jumlah Pengangguran.................................................8
C. Meningkatnya Angka Kemiskinan......................................................15
D. Kesenjangan Sosial Ekonomi.............................................................23
E. Meningkatnya Gaya Hidup.................................................................25
F. Banyaknya Anak Putus Sekolah.........................................................30
G. Penyalahgunaan Narkotika.................................................................33
H. Kenakalan Remaja..............................................................................36
I. Masalah Kesehatan.............................................................................40
J. MDGs dan SDGs................................................................................43
K. Kebangkitan Nasional.........................................................................46
L. Masyarakat ASEAN (Rohingya dan MEA)........................................48
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................54
B. Saran...................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai makluk sosial, manusia tidak pernah bisa hidup seorang diri. Di mana
pun manusia memerlukan kerja sama dngan orang lain. Manusia membentuk
pengelompokan sosial diantara sesama dalam upaya mempertahankan
kehidupannya. Dalam kehidupan bersamanya itu manusia juga memerlukan
adanya organisasi, yaitu suatu jaringan informasi sosial antara sesama untuk
menciptakan ketertiban sosial. Interaksi-interaksi sosial itulah yang kemudian
melahirkan suatu yang dinamakan lingkungan sosial. Lingkungan sosial tersebut
sebagai tempat berlangsungnya bermacam-macam interaksi sosial antara anggota
atau kelompok masyarakat, yaitu suatu himpunan masyarakat yang memiliki
kesadaran, sedikit hiburan dan memiliki latar belakang yang sama
diantara anggota-anggotanya.
Ditinjau dari paradigma ilmu-ilmu sosial-sosiologi, pengertian lingkunngan
sosial ialah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan
perkembangan perilaku individu, yang meliputi orang-orang atau manusiamanusia lain yang dapat memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi, baik
pengaruh internal maupun eksternal.
Seiring dengan perubahan zaman, sangat mempengaruhi terjadinya perubahan
sosial di lingkungan sosial, yaitu gejala umum yang terjadi sepanjang masa pada
setiap masyarakat karena adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur yang
berbeda dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan pola kehidupan baru.
Setiap masyarakat mengalami perubahan, perubahan itu terjadi sesuai hakekat
dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Dengan
demikian lingkungan sosial yang serasi sangat dibutuhkan oleh manusia untuk
kelangsungan hidupnya. Lingkungan sosial yang serasi dibutuhkan oleh selurh
anggota di dalam kelompoknya. Untuk mewujudkan lingkungan sosial yang serasi
diperlukan kerjasama diantara sesama anggota kelompok. Kerjasama itu
dimaksudkan untuk membuat dan melaksanakan aturan-aturan yang disepakati
bersama oleh warga sebagai mekanisme pengendalian perilaku sosial. Aturanaturan itu terwujud dalam bentuk norma-norma yang harus dipatuhi (norma
hukum).
Suatu pemerintahan dalam proses perkembangannya dari Negara berkembang
menuju Negara maju berorientasi pada Economic Development, kecenderungan
2

perkembangan ini terhadap explotitative models sehingga permasalahan yang


muncul adalah penurunan kualitas lingkungan (Sustainable Environment).
Perkembangan ini akan diikuti oleh Population Development, pada tahun 2000
Persatuan Bangsa-Bangsa (United Nations) berinisiasi untuk melindungi dan
mengatur mengenai Population Development dengan sebuah program ideologi
yang disebut The Millennium Development Goals (MDGs). Tujuan program ini
untuk mengurangi ketimpangan di negara berkembang dari berbagai aspek seperti
pendidikan, pendapatan, kemiskinan, kesehatan, dll).
Kebangkitan nasional merupakan suatu masa dimana rakyat Indonesia sadar
untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Kebangkitan Nasional ditandai
dengan munculnya peristiwa sumpah pemuda dan lahirnya Budi Utomo sebagai
organisasi pemuda. Peristiwa sumpah pemuda sendiri terjadi pada 28 oktober
1928, dimana pemuda Indonesia mengikrarkan kalimat-kalimat yang berisi janji
untuk bersatu memajukan Indonesia. Lain sumpah pemuda, lain pula Budi Utomo.
Budi Utomo merupakan sebuah organisasi yang dicetuskan Sutomo dan siswasiswa STOVIA.
Di bawah kependudukan Burma yang dimulai pada tahun 1784, dua
kelompok pribumi yang ada di Arakan yaitu Muslim Rohingya dan Budha
Rakhine menghadapi banyak penindasan dan penganiayaan. Ribuan penduduk
Arakan kemudian melarikan diri dari tanah air mereka dan dari penganiayaan
Burma dan berlindung di India Selatan. Kolonial Inggris kemudian mengakhiri
kependudukan Burma di Arakan pada tahun 1826 dan mengambil alih kekuasaan
(menjajah) selama lebih dari 120 tahun.

B.

RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.

Bagaimana menangani konflik atau friksi sosial yang terjadi dalam


masyarakat?

2.

Bagaimana cara menangani masalah Pengangguran di Indonesia?

3.

Bagaimana cara mengurangi angka kemiskinan di Indonesia?

4.

Bagaimana cara menangani masalah kesenjangan ekonomi di masyarakat?

5.

Bagaimana cara meminimalisir gaya hidup di masyarakat?

6.

Bagaimana cara menangani masalah anak putus sekolah di Indonesia?

7.

Bagaimana cara menghentikan masalah penyalahgunaan narkotika?

8.

Bagaimana cara mengurangi kenakalan remaja di Indonesia?

9.

Bagaimana menangani masalah kesehatan di Indonesia?

10. Bagaimana mencapai MDGs dan SDGs?


11. Bagaimana mendeskipsikan kebangkitan nasional?
12. Bagaimana manghadapi masyarakat ASEAN?
C. TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.

Dapat memahani akibat konflik atau friksi sosial yang terjadi dalam
Masyarakat.

2.

Dapat memahami masalah Pengangguran di Indonesia.

3.

Dapat memahami masalah kemiskinan di Indonesia.

4.

Dapat memahami masalah kesenjangan ekonomi di masyarakat.

5.

Dapat memahami perubahan gaya hidup di masyarakat.

6.

Dapat memahami masalah anak putus sekolah di Indonesia.

7.

Dapat memahami masalah narkotika di Indonesia.

8.

Dapat memahami masalah kenakalan remaja di Indonesia.

9.

Dapat mamahami masalah kesehatan di Indonesia.

10. Dapat mengerti dan memahami MDGS dan SDGs.


11. Dapat memahami pengertian kebangkitan nasional.
12. Dapat mengerti dan memahami terkait masalah masyarakat ASEAn

BAB II
PEMBAHASAN
A. Berkembangnya Konflik atau Friksi Sosial

Berkembangnya konflik atau friksi sosial dengan atau tanpa kekerasan yang
disebabkan oleh persainagn, perbedaan Individu, perbedaan kebudayaan dan
konflik kepentingan serta premanisme dan tanpa atau menggunakan simbolsimbol suku, agama, ras dan golongan. Konflik sangat erat terjalin dengan
berbagai proses yang mrmpersatukan dalam kehidupan sosial dan bukan hanya
lawan dari persatuan.
1.

Definisi Konflik Sosial


Istilah konflik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti

percekcokan, perselisihan, pertentangan. Menurut asal katanya, istilah konflik


berasal dari bahasa Latin confligo, yang berarti bertabrakan, bertubrukan,
terbentur, bentrokan, bertanding, berjuang, berselisih, atau berperang.
Dalam pustaka Sosiologi, ada banyak definisi mengenai konflik sosial. Berikut
adalah beberapa di antaranya:
a. Konflik sosial adalah perselisihan mengenai nilai-nilai atau tuntutan-tuntutan
berkenaan dengan status, kuasa, dan sumber-sumber kekayaan yang
persediaannya terbatas. Pihak-pihak yang sedang berselisih tidak hanya
bermaksud untuk memperoleh sumber-sumber yang diinginkan, tetapi juga
memojokkan, merugikan atau menghancurkan lawan mereka. (Lewis A.
Coser).
b.

Konflik sosial adalah suatu proses sosial dimana orang perorangan atau
kelompok manusia berusaha untuk memenuhi apa yang menjadi tujuannya
dengan jalan menentang pihak lain disertai dengan ancaman dan/atau
kekerasan. (Leopold von Wiese)

c. Konflik sosial adalah konfrontasi kekuasaan/kekuatan sosial. (R.J. Rummel).


d. Konflik sosial adalah kondisi yang terjadi ketika dua pihak atau lebih
menganggap ada perbedaan posisi yang tidak selaras, tidak cukup sumber,
dan/atau tindakan salah satu pihak menghalangi, mencampuri atau dalam
beberapa hal membuat tujuan pihak lain kurang berhasil. (Duane RuthHeffelbower).
2.

Pemahaman Teoretik Mengenai Konflik Sosial


Ada dua sudut pandang yang umumnya digunakan untuk memahami

kenyataan konflik dalam masyarakat, yaitu pendekatan konsensus (teori

fungsional-struktural) dan pendekatan konflik (teori konflik). Secara ringkas,


perbandingan antara pendekatan konsensus dan pendekatan konflik dapat
dirangkum seperti pada penjelasan dibawah ini:

Dimensi Teori Fungsional-struktural Teori Konflik


Pandangan mengenai masyarakat Stabil, terintegrasi secara baik Ditandai
oleh adanya ketegangan dan konflik antarkelompok
Tingkat analisis yang ditekankan Makrososial, analisis pada skala besar
Makrososial, analisis pada skala besar. Pandangan mengenai individu Individu
terjadi di setiap waktu dan mungkin memiliki dampak positif. anggota
masyarakat disosialisasi untuk menunjukkan fungsi sosialnya Individu anggota
masyarakat diatur melalui kekuasaan, paksaan, dan kewenangan. Pandangan
mengenai tata sosial Tertib sosial terpelihara melalui kerjasama dan konsensus
Tertib sosial terpelihara melalui kekuasaan/kekuatan dan paksaan. Pandangan
mengenai perubahan sosial Dapat diperkirakan Perubahan dapat
Konsep-konsep kunci Sistem, keseimbangan, stabilitas, pembagian kerja,

fungsi manifes, fungsi laten, disfungsi sosial Kekuasaan, eksploitasi, persaingan


kepentingan, ketidaksamaan sosial, penaklukan kelompok, alienasi. Tokoh perintis
Auguste Comte, Emile Durkheim, Herbert Spencer Karl Marx, Max Weber,
George Simmel. Tokoh penerus Talcott Parsons, Robert K. Merton, Jeffrey C.
Alexander, Niklas Luhmann Ralf Dahrendorf, Lewis Coser, Joseph Hims,
Jonathan Turner, Barrington Moore, Jeffrey Paige, Theda Sockpol.

3. Konflik dan Kekerasan


1. Kekerasan
Istilah kekerasan (violence) berasal dari bahasa Latin vis (kekuatan,
kehebatan, kedahsyatan, kekerasan) dan latus (membawa). Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, istilah kekerasan diartikan sebagai perbuatan orang atau
sekelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau
menyebabkan kerusakan fisik atau barang.
Ada dua macam pengertian mengenai kekerasan, yaitu:
5

a. Pengertian sempit, kekerasan menunjuk pada tindakan berupa serangan,


perusakan, penghancuran terhadap diri (fisik) seseorang maupun milik atau
sesuatu yang secara potensial menjadi milik seseorang. Dengan demikian
menunjuk pada kekerasan fisik yang sifatnya personal (mengarah pada orang
atau kelompok tertentu) yang dilakukan secara sengaja, langsung, dan aktual.
b. Pengertian luas, kekerasan menunjuk pada kekerasan fisik maupun kekerasan
psikologis, baik dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja, langsung atau
tidak langsung, personal atau struktural. Yang dimaksud kekerasan struktural
adalah kekerasan yang disebabkan oleh struktur sosial yang tidak adil.
Jadi, konflik sosial bernuansa kekerasan adalah konflik sosial yang di
dalamnya terdapat serangan, perusakan, penghancuran terhadap diri (fisik dan
psikis) seseorang maupun sesuatu yang secara potensial menjadi milik
seseorang, yang dilakukan sengaja, langsung, dan aktual.
2. Konflik bernuansa kekerasan
Dalam hal ini, Coser membedakan konflik dalam dua kategori sebagai berikut.
a. Konflik realistik, yaitu pertentangan yang bersumber pada rasa frustasi
mengenai hal-hal yang spesifik dalam sebuah hubungan, juga dari dugaan
mengenai keuntungan yang diperoleh pihak lain. Contoh, konflik
antarkelompok pendukung dan penentang kenaikan BBM. Bagi para
penentang kenaikan BBM, konflik tersebut merupakan alat untuk membuat
agar kebijakan kenaikan BBM dibatalkan.
b. Konflik nonrealistik, yaitu pertentangan yang timbul bukan karena adanya
persaingan untuk mencapai tujuan spesifik tertentu, melainkan lebih
disebabkan oleh keinginan untuk melepaskan ketegangan terhadap kelompok
lain dalam masyarakat.
A).

Faktor penyebab, fungsi, akibat, dan cara mengatasi konflik

Menurut Loepold von Wiese dan Howard Becker, secara umum ada empat faktor
utama yang menjadi penyebab terjadinya konflik, yaitu:
a.
b.
c.
d.

Perbedaan individual
Perbedaan kebudayaan
Perbedaan kepentingan
Perubahan sosial

Sementara itu, menurut teori konflik, penyebab utama terjadinya konflik sosial
adalah adanya perbedaan atau ketimpangan hubungan-hubungan kekuasaan dalam
masyarakat yang memunculkan diferensiasi kepentingan. Secara lebih rinci,
faktor-faktor penyebab konflik menurut teori ini adalah sebagai berikut:

Ketidakmerataan distribusi sumber-sumber daya yang terbatas dalam

masyarakat.
Ditariknya kembali legitimasi penguasa politik oleh masyarakat kelas bawah.
Adanya pandangan bahwa konflik merupakan cara untuk mewujudkan

kepentingan.
Sedikitnya saluran untuk menampung keluhan-keluhan masyarakat kelas

bawah serta lambatnya mobilitas sosial ke atas.


Melemahnya kekuasaan negara yang disertai dengan mobilisasi masyarakat

bawah dan/atau elit.


Kelompok masyarakat kelas bawah menerima ideologi radikal.

2. Fungsi dan Akibat Konflik


George Simmel menyatakan bahwa masyarakat yang sehat tidak hanya
membutuhkan hubungan sosial yang sifatnya integratif dan harmonis, tetapi juga
membutuhkan adanya konflik (Veeger, 1990). Berdasarkan pandangan Simmel
tersebut, Lewis Coser dan Joseph Himes melakukan studi lebih lanjut mengenai
fungsi positif konflik bagi kelangsungan masyarakat. Menurut Coser (1956),
konflik memiliki fungsi positif, yaitu:
a. Konflik akan meningkatkan solidaritas sebuah kelompok yang kurang
kompak.
b. Konflik dengan kelompok tertentu akan melahirkan kohesi dengan kelompok
lainnya dalam bentuk aliansi. Misalnya, konflik antara Perancis dengan
Amerika Serikat tentang serangan ke Irak memunculkan kohesi yang lebih
solid antara Perancis dan Jerman.
c. Konflik di dalam masyarakat biasanya akan menggugah warga yang semula
pasif untuk kemudian memainkan peran tertentu secara lebih aktif.Konflik
juga memiliki fungsi komunikasi.
Sementara itu, menurut Himes (Schaefer & Lamm, 1998), konflik memiliki fungsi
sebagai berikut:

Secara struktural, konflik dapat mengubah keseimbangan kekuasaan antara


kelompok dominan dan kelompok minoritas.
a. Dari sisi komunikasi, konflik meningkatkan perhatian masyarakat terhadap
hal yang dipersengketakan dalam konflik, meningkatkan kesediaan media
massa untuk memberitakannya, memungkinkan masyarakat memperoleh
informasi baru, dan mengubah pola komunikasi berkenaan dengan hal
tersebut.
b. Dari sisi solidaritas, konflik akan meningkatkan dan memantapkan
solidaritas di antara kelompok minoritas.
c. Dari sisi identitas, konflik akan menumbuhkan kesadaran mengenai siapa
mereka dan mempertegas batas-batas kelompok.
Meskipun memberikan fungsi positif, namun dalam kenyataannya konflik
sering kali menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat. Adanya konflik sosial
mengakibatkan terhentinya kerja sama yang sebelumnya terjalin di antara para
pihak yang terlibat konflik. Lebih buruk lagi, konflik yang disertai dengan
kekerasan sering kali mengakibatkan hancurnya harta benda dan jatuhnya korban
manusia. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ada dua
macam konflik, yaitu konflik fungsional dan konflik destruktif. Konflik
fungsional adalah konflik yang berdampak positif bagi perkembangan
masyarakat. Konflik ini biasanya terjadi tanpa diwarnai kekerasan. Sedangkan
konflik destruktif adalah konflik yang merusak kehidupan sosial. Konflik ini
umumnya disertai dengan kekerasan sehingga sering disebut sebagai kekerasan
sosial.
B.

Meningkatnya Jumlah Pengangguran


Sebelum berbicara tentang pengangguran, ada baiknya kita mengetahui

terlebih dahulu apa yang disebut dengan tenaga kerja, angkatan kerja dan usia
pekerja yang ditetapkan di Indonesia. Tenaga kerja yaitu penduduk dalam usia
kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja,
mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka
yang mengurus rumah tangga.
Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang

bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab (petani
yang menunggu panen,karyawan yang sedang sakit,dsb).
Sedangkan yang dimaksud dengan usia pekerja adalah tingkat umur seseorang
yang diharapkan dapat bekerja dan memperoleh pendapatan. Di Indonesia kisaran
usia kerja adalah antara 10-64 tahun.
Kemudian yang disebut sebagai pengangguran atau tuna karya adalah istilah
untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang
dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan.
A. JENIS PENGANGGURAN DAN PENYEBABNYA
Secara garis besar, pengangguran dapat dibedakan menjadi dua golongan,
menurut lama waktu kerja dan menurut penyebabnya.
I.

Jenis pengangguran menurut waktu kerja

Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau
tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran
dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1. Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. Contoh : suatu
kantor mempekerjakan 10 orang karyawan padahal pekerjaan dalam kantor
itu dapat dikerjakan dengan baik walau hanya dengan 8 orang karyawan
saja,sehingga terdapat kelebihan 2 orang tenaga kerja. Orang-orang semacam
ini yang disebut dengan pengangguran terselubung.
2. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya
tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja
kurang dari 35 jam selama seminggu. Contoh : seorang buruh bangunan yang
telah menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek untuk sementara menganggur
sambil menunggu proyek berikutnya.
Setengah pengangguran dibagi menjadi dua kelompok :
Setengah Penganggur Terpaksa, yaitu mereka yang bekerja dibawah jam
kerja normal dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima
pekerjaan lain.
9

Setengah Penganggur Sukarela, yaitu mereka yang bekerja di bawah jam


kerja normal tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima
pekerjaan lain, misalnya tenaga ahli yang gajinya sangat besar.
3. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup
banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha
secara maksimal.
II.

Jenis Pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya :

Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan


menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran
yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan
perekonomian/siklus ekonomi.
2. Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh ketidakcocokan antara keterampilan
(kualifikasi) tenaga kerja yang dibutuhkan dan keterampilan tenaga kerja
yang tersedia.Perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam
jangka panjang merupakan latar belakang ketidakcocokan itu.
Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan,
seperti
a) Akibat permintaan berkurang.
b) Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi.
c) Akibat kebijakan pemerintah.
3. Pengangguran friksional (Frictional Unemployment) adalah
pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi
kerja dan pencari kerja (pergantian pekerjaan atau pergeseran tenaga
kerja). Pengangguran ini muncul dari kemauan tenaga kerja yang
bersangkutan. Ia menganggur untuk sementara waktu dalam rangka
mencari pekerjaan yang lebih baik, menantang dan menunjang karirnya.
Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
4. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat
pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.

10

5. Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat


perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin
6. Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi).
Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat
demand). Contoh : suatu saat perekonomian suatu negara mengalami masa
pertumbuhan (menaik).Di saat lain, mengalami resesi (menurun) atau
bahkan depresi.Pada saat krisis ekonomi, daya beli masyarakat menurun sehingga
tingkat permintaan terhadap barang dan jasa juga menurun.Turunnya permintaan
masyarakat terhadap barang dan jasa memaksa produsen untuk menurunkan
kegiatan produksi.Produsen melakukan ini antara lain dengan cara mengurangi
pemakaian faktor produksi, termasuk tenaga kerja.Inilah mengapa pada saat krisis
ekonomi kita menyaksikan banyaknya pegawai atau buruh terkena PHK sehingga
menganggur.
B. SEBAB-SEBAB TERJADINYA PENGGANGURAN
Masalah pengangguran tentulah tidak muncul begitu saja tanpa suatu sebab.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran secara global adalah
sebagai berikut :
1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar
daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang
terjadi.
2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik
tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar
daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya,
belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan
yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga
kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari
kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan

11

sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja


dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
5. Budaya pilih-pilih pekerjaan
Pada dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar belakang
pendidikan. Dan lagi ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran
kebanyakan yang ditemukan di Indonesia bukan pengangguran terselubung,
melainkan pengangguran terbuka yang didominasi oleh kaum intelektual
(berpendidikan tinggi).
6. Pemalas
Selain budaya memilih-milih pekerjaan,budaya (negatif) lain yang menjamur
di Indonesia adalah budaya malas. Malas mencari pekerjaan sehingga jalan
keluar lain yang ditempuh adalah dengan menyogok untuk mendapatkan
pekerjaan.
7. Tidak mau ambil resiko
Saya bersedia tidak digaji selama 3 bulan pertama jika diterima bekerja di
kantor bapak. Dengan demikian bapak tidak akan rugi. Jika bapak tidak puas
dengan hasil kerja saya selama 3 bulan tersebut, bapak bisa pecat saya.
Adakah yang berani mengambil resiko seperti itu? Kami yakin sedikit sekali.
Padahal kalau dipikir-pikir itu justru menguntungkan si pencari kerja selama
3 bulan tersebut ia bisa menimba pengalaman sebanyak-banyaknya.
Meskipun akhirnya dipecat juga, toh dia sudah mendapat pengalaman kerja 3
bulan.
C. DAMPAK-DAMPAK PENGANGGURAN
Untuk mengetahui dampak pengganguran kita perlu mengelompokkan pengaruh
pengganguran tersebut, yaitu:
a. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah
meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar
stabil dan dalam keadaan naik terus.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan
menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicitacitakan.

12

Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan


perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat

memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi


karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata)
yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial
(pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai
oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari

sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi
akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan
masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar
dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana
untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan
pembangunan pun akan terus menurun.
Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya

pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang


sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang.
Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk
melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat
investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
b. Dampak pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya dan
Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang
mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
Pengangguran dapat meningkatkan angka kriminalitas
Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.
Pengangguran dapat meningkatkan angka kemiskinan.

13

KEBIJAKAN KEBIJAKAN PENGANGGURAN


Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya
yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :
Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah:
1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang
kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan
(lowongan) kerja yang kosong, dan
4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami
pengangguran.
Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan
cara-cara sbb:
1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru,
terutama yang bersifat padat karya.
2. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk
merangsang timbulnya investasi baru.
3. Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home indiustri
4. Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sector
agraris dan sector formal lainnya
5. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan
jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap
tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari
kalangan swasta.
Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sector lain,
dan
2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan
waktu ketika menunggu musim tertentu.
Cara mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :
1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
2. Meningkatkan daya beli Masyarakat.
Cara mengatasi Penngangguran menurut kelompok kami yaitu :

14

1. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja


Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak
terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah
memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat
relevan di negara kita mengingat sejumlah penganggur adalah orang yang
belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Untuk mengatasi
masalah tersebut, perlu digalakan lembaga yang mendidik tenaga kerja
menjadi siap pakai. Yang paling penting dalam pendidikan dan pelatihan
kerja itu adalah kesesuaian program dengan kualifikasi yang dituntut oleh
kebanyakan perusahaan.
2. Wiraswasta
Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan
tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah
menjadi agak terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan
lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta. Fakta memperlihatkan cukup
banyak wiraswasta yang berhasil. Meskipun demikian, wiraswasta pun
bukanlah hal yang mudah.
C. Meningkatnya Angka Kemiskinan
1.

Definisi Kemiskinan Dilihat dari Pendapat Para Ahli


Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain

rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan,


terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya
mutu layanan pendidikan. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk
mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan
dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan sebagainya.
A. Menurut Drewnowski
Menggunakan indikator-indiktor sosial untuk mengukur tingkat-tingkat
kehidupan (the level of living index). Menurutnya terdapat tiga tingkatan
kebutuhan untuk menentukan tingkat kehidupan seseorang :

15

a. Kehidupan fisik dasar (basic fisical needs), yang meliputi gizi/ nutrisi,
perlindungan/ perumahan (shelter/ housing) dan kesehatan.
b. Kebutuhan budaya dasar (basic cultural needs), yang meliputi pendidikan,
penggunaan waktu luang dan rekreasi dan jaminan sosial (social security).
c. High income, yang meliputi pendapatan yang surplus atau melebihi
takarannya.
B. Menurut Oscar Lewis (1983)
Orang-orang miskin adalah kelompok yang mempunyai budaya Kemiskinan
sendiri yang mencakup karakteristik psikologis sosial, dan ekonomi.Kaum liberal
memandang bahwa manusia sebagai makhluk yang baik tetapi sangat dipengaruhi
oleh lingkungan.Budaya kemiskinan hanyalah semacam realistic and situational
adaptation pada linkungan yang penuh diskriminasi dan peluang yang
sempit.Kaum radikal mengabaikan budaya kemiskinan, mereka menekankan
peranan struktur ekonomi, politik dan sosial, dan memandang bahwa manusia
adalah makhluk yang kooperatif, produktif dan kreatif.
C. Menurut Amartya Sen
Seseorang dikatakan miskin bila mengalami "capability deprivation" dimana
seseorang tersebut mengalami kekurangan kebebasan yang substantive.
D. Menurut Soerjono Soekanto
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup
memlihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga
tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok
tersebut.
E. Menurut Sajugyo
Kemiskinan merupakan kondisi dimana seseorang hidup di bawah standar
minimum yang telah ditetapkan berdasarkan kebutuhan pokok pangan yang
membuat seseorang cukup untuk bekerja dan hidup sehat berdasarkan kebutuhan
beras dan gizi.
F. Menurut Nugroho & Dahuri

16

Kemiskinan merupakan kondisi absolut dan relative yang menyebabkan


seseorang atau kelompok masyarakat dalam suatu wilayah tidak mempunyai
kemampuan untuk mencukupi kebutuhan dasarnya sesuai dengan tata nilai atau
norma tertentu yang berlaku di dalam masyarakat karena penyebab natural,
kultural, dan struktural.
2.

Karakteristik Kemiskinan

A. Menurut Biro Pusat Stastistik (BPS)


Biro Pusat Statistik (BPS)menggunakan batas garis kemiskinan berdasarkan
data konsumsi dan pengeluaran komoditas pangan dan non pangan. Komoditas
pangan terpilih terdiri dari 52 macam, sedangkan komoditas non pangan terdiri
dari 27 jenis untuk kota dan 26 jenis untuk desa. Garis kemiskinan yang telah
ditetapkan BPS dari tahun ketahun mengalami perubahan.
Menteri sosial menyebutkan berdasarkan indikator BPS garis kemiskinan yang
diterapkannya adalah keluarga yang memilki penghasilan di bawah Rp 150.000
perbulan. Bahkan Bappenas yang sama mendasarkan pada indikator BPS tahun
2005 batas kemiskinan keluarga adalah yang memiliki penghasilan di bawah Rp
180.000 perbulan.
Dalam penanggulangan masalah kemiskinan melalui program bantuan
langsung tunai (BLT) BPS telah menetapkan 14 (empat belas) kriteria keluarga
miskin, seperti yang telah disosialisasikan oleh Departemen Komunikasi dan
Informatika (2005), rumah tangga yang memiliki ciri rumah tangga miskin, yaitu :
1. Hidup dalam rumah dengan ukuran lebih kecil dari 8 M2 per orang.
2. Hidup dalam rumah dengan lantai tanah atau lantai kayu berkualitas
rendah/bambu.
3. Hidup dalam rumah dengan dinding terbuat dari kayu berkualitas
rendah/bambu/rumbia/tembok tanpa diplester.
4. Hidup dalam rumah yang tidak dilengkapi dengan WC/bersama-sama dengan
rumah tangga lain.
5. Hidup dalam rumah tanpa listrik.
6. Tidak mendapatkan fasilitas air bersih/sumur/mata air tidak
terlindung/sungai/air hujan.

17

7. Menggunakan kayu bakar, arang atau minyak tanah untuk memasak.


8. Mengkonsumsi daging atau susu seminggu sekali.
9. Belanja satu set pakaian baru setahun sekali.
10. Makan hanya sekali atau dua kali sehari.
11. Tidak mampu membayar biaya kesehatan pada Puskesmas terdekat.
12. Pendapatan keluarga kurang dari Rp. 600.000,- per bulan.
13. Pendidikan Kepala Keluarga hanya setingkat Sekolah Dasar.
14. Tidak memilik tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp. 500.000
(kendaraan, emas,ternak dll)
15. Mempekerjakan anak di bawah umur.
16. Tidak mampu membiayai anak untuk sekolah.
B.

Menurut Bank Dunia


Ada dua jenis kemiskinan. Pertama, kemiskinan absolut,yaitu apabila

seseorang atau sekelompok masyarakat hidup di bawah nilai batas kemiskinan


tertentu. Kedua,kemiskinan relatif. Kemiskinan jenis ini hanya membandingkan
posisi kesejahteraan seseorang atau sekelompok masyarakat dengan masyarakat
lain di lingkungannya.
Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dengan
pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan
dibawah $2 per hari. Kriteria miskin disini patokannya ialah indeks kebutuhan
minimum energi 2.100 kalori per kapita/hari (kira kira 2000-2500 kalori per hari
untuk laki laki dewasa).
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
1. Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat
dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
2. Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan
keluarga;
3. Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan
dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan
sekitar;
4. Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang
lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
5. Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan
hasil dari struktur sosial.

18

C.

Menurut Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)


Garis kemiskinan dinyatakan dalam satuan pendapatan per kapita per

bulan.Menurut laporan PBB, terdapat 12 komponen kebutuhan dasar, yaitu:


1. Kesehatan;
2. Makanan dan gizi;
3. Pendidikan;
4. Kondisi pekerjaan;
5. Situasi kesempatan kerja;
6. Konsumsi dan tabungan;
7. Pengangkutan;
8. Perumahan;
9. Sandang;
10. Rekreasi dan hiburan;
11. Jaminan sosial; serta
12. Kebebasan
Kriteria rumah tangga miskin yang ditetapkan BPS didasarkan pada besarnya
rupiah yang dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan minimum pangan dan
nonpangan per kapita per bulan.
D. KARAKTERISTIK MASYARAKAT MISKIN PEDESAAN
1.

Karakteristik Umum Masyarakat Miskin Pedesaan


Karakteristik utama masyarakat miskin pedesaan itu adalah tingkat

pendapatannya tidak menentu dan jumlah pendapatannya tidak cukup untuk


memenuhi 8 kebutuhan dasar sebagaimana dikemukakan oleh Radwan dan
Alfthan (dalam Sumardi dan Evers, 1985), yang meliputi 1) makanan, 2) pakaian,
3) perumahan, 4) kesehatan, 5) pendidikan, 6) air dan sanitasi, 7) transportasi, 8)
partisipasi.
Ketidaktentuan jumlah pendapatan tiap bulannya bahkan dalam jumlah yang
sangat kecil menjadikan seseorang atau keluarga miskin sangat kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.
2.

Karakteristik Kultural

19

a.

Tidak adanya keterlibatan dalam organisasi sosial politik.


Pada umumnya keluarga miskin di pedesaan tidak ikut aktif dalam organisasi

sosial politik, seperti sebagai pengurus atau anggota perangkat desa ataupun partai
politik.
b.

Kebiasaan mempunyai banyak anak dan dalam keluarga luas.


Keluarga miskin pedesaan umumnya mempunyai banyak anak. Di samping

itu, anggota keluarga mereka sangat besar. Seringkali ditemukan adanya keluarga
luas, artinya satu keluarga dihuni oleh orangtua mereka, anak yang sudah
berkeluarga, dan seorang kakek dan nenek.
c.

Keluarga miskin pedesaan lahan kering pekerja keras.


Keadaan yang cukup bertolak belakangdengan tori-teori yang sudah ada

selama ini ( antara lain Lewis, 1959) yaitu bahwasannya keluarga miskin
cenderung malas bekerja.
d.

Anak dan istri mengembangkan budaya merantau.


Keadaan menonjol anak-anak mereka yang laki-laki pergi merantau terutama

ke Jakarta ikut membantu orang untuk berjualan bakso. Sedangkan ibu rumah
tangga berjualan jamu. Mereka memanfaatkan jaringan di luar daerah, seperti di
Jakarta yang sudah ada sebelumnya.
e.

Keinginan yang tinggi untuk memperbaiki rumah, jika ada uang.


Satu karakteristik yang sangat menonjol dari keluarga miskin yang hidup di

pedesaan Sanggang, yang belum dikaji oleh Lewis (1959), yaitu menjadikan
prioritas utama memperbaiki rumah, jika mendapatkan uang cukup banyak. Skala
priotitas ini barangkali akan berbeda jika dibandingkan dengan masyarakat kaya,
dimana masyarakat kaya jika mempunyai uang cukup banyak prioritas utamanya
adalah ditabung atau untuk investasi. Masyarakat kaya inilah kalu dalam kajian
Harorld dan Domar (dalam Kanto, 2006) dipandang sebagai cirri-ciri masyarakat
modern.

20

f.

Keadaan rumah keluarga miskin di pedesaan sangat sederhana.

Keadaan rumah keluarga miskin pedesaan umumnya sangat sederhana. Rumah


berukuran 10 m kali 10 m (100m2) dengan dinding terbuat dari bambu, dan isi
perabut rumah yang masih sangat sederhana.
3.
a.

Karakteristik Struktural
Pada umumnya jenis pekerjaan sebagai petani.
Jenis pekerjaan keluarga miskin pedesaan adalah rata-rata petani atau buruh

tani yang lebih menitikberatkan pada keseimbangan hidup dalam bermasyarakat.


Sebagai petani seringkali mengalami kerugian dari hasil panen yang diperolehnya.
Biaya yang dikeluarkan untuk mengolah lahan, bibit dan pemeliharaan tanaman
seringkali tidak sepadan dengan hasil yang didapatkan
b.

Kebijakan pendidikan dirasa sangat mahal.


Keluarga miskin pedesaan Sanggang merasa bahwa pendidikan dirasa sangat

mahal. Mahalnya dunia pendidikan ini sering kali membuat anak-anak mereka
harus keluar dari sekolah (terutama ketika sudah memasuki sekolah menengah
pertama).
c.

Tidak adanya taman desa.


Di lingkungan tempat tinggal masyarakat miskin pedesaan jarang ditemukan

taman desa yang fungsinya sangat penting sebagai paru-paru desa. Paru-paru desa
sebagai penyedia oksigen yang sangat penting untuk kesehatan. Disamping itu
taman desa sangat bermanfaat untuk menikmati waktu luang ataupun olah raga.
Kebiasaan tidak adanya taman desa seperti ini hampir ditemukan di seluruh desadesa yang ada di Indonesia.

d.

Tidak merasa dibayar murah oleh majikan.

21

Dari sisi kemiskina struktural, keluarga miskin pedesaan tidak dapat melihat
adanya terlalu murah bayaran upah yang mereka terima. Keluarga miskin sudah
sangat senang apabila ada pekerjaan yang mereka dapatkan dari orang-orang kaya.
Oleh karena itu mereka tidak setuju untuk menerima pernyataan bahwa mereka
menjadi miskin karena melakukan hubungan kerja dengan orang-orang kaya. Ini
bertentangan dengan teori konflik (Mosca, 1896, Dharendorf, 1959) bahwa
struktur kekuasaan merupakan sumber konflik, dan teori ketergantungan (Andre
Gunder Frank, 1968), bahwa orang, keluarga, atau negara menjadi miskin karena
mereka melakukan hubungan dengan orang atau negara kaya. Masyarakat miskin
pedesaan lebih menekankan pada keseimbangan (teori struktural fungsional,
Moore dan Davis, Robert K. Merton, 1945) untuk berlangsungnya sebuah system
kemasyarakatan.
e.

Kaum perempuan terpinggirkan dalam proses pembuatan keputusan politik.


Aspek struktural yang lain, terlihat bahwa kaum perempuan masyarakat

pedesaan Sanggang masih sangat terpinggirkan dalam proses pembuatan


keputusan baik di tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten. Namun di sisi lain
kaum perempuan memeberikan sumbangan yang sangat besar dalam kehidupan
keluarga miskin dalam menangani ketidak-cukupan kebutuhan rumah tangga
sehari-hari.
4.

Karakteristik Kemiskinan Konjungtural Masyarakat Miskin Pedesaan.


Dari sisi kemiskinan konjungtural, pada umumnya keluarga miskin pedesaan

tidak memiliki yang tinggi berkaitan dengan pekerjaan di sektor formal. Keluarga
miskin pedesaan ketika masih muda cenderung mencita-citakan jenis pekerjaan
informal, seperti tukan batu bata, pedagang bakso, dan juga berdagang mi ayam.
Jenis pekerjaan informal tersebut tidak memerlukan kualifikasi pendidikan formal
yang cukup tinggi. Berdasarkan temuan di masyarakat pedesaan bahwa jenis-jenis
pekerjaan informal di atas sangat rentan sekali. Artinya kalaupun ada yang
dibilang cukup berhasil jumlahnya relative sedikit dan biasanya tidak tahan
sampai di usia tua.
5.

Karakteristik Kemiskinan Natural Masyarakat Miskin Pedesaan.

22

Kemiskinan natural yang dialami oleh masyarakat miskin pedesaan dapat


dilihat dari ketidakmampuan sumber daya alam untuk mendukung kehidupan
normal keluarga miskin. Di samping itu faktor usia yang tua menjadikan keluarga
miskin yang bersangkutan tidak mampu bekerja.
D. Kesenjangan Sosial Ekonomi
1. Definisi kesenjangan sosial ekonomi
Kesenjangan sosial adalah keadaan yang tidak seimbang yang ada di
masyarakat yang mengakibatkan perbedaan yang mencolok. Sedangkan
kesenjangan ekonomi adalah sebuah keadaan di mana terjadinya ketimpangan
penghasilan antara masyarakat kelas atas dan kelas bawah sangat tinggi.
Kesenjangan ekonomi dan kesenjangan sosial adalah masalah besar bagi negara
Indonesia. Dari setiap periode pemerintahan belum bisa mengatasi akar masalah
dari kesenjangan ini. Akar permasalahan dari kesenjangan ini adalah tidak
meratanya pendapatan dari setiap warga negara Indonesia di setiap daerah,
kemudian pembangunan yang tidak merata di setiap wilayah Indonesia.
Pendidikan masyarakat yang masih rendah, dengan tingkat pendidikan yang
rendah akan sangat sulit bagi negara Indonesia untuk
mengurangi permasalahan kesenjangan sosial maupun kesenjangan ekonomi.
Perbedaan status sosial dalam masyarakat, status sosial ini muncul karena adanya
stratifikasi dalam masyarakat, seperti halnya lulusan SMA dan lulusan sarjana
tentu akan memiliki status yang berbeda. Kemiskinan yang melanda negara
sebagian warga negara Indonesia, beberapa faktor yang mempengaruhi lahirnya
kemiskinan itu sendiri adalah sebagai berikut ; fatalisme, rendahnya tingkat
aspirasi, rendahnya kemauan mengejar sasaran, kurang melihat kemajuan pribadi,
perasaan ketidakmampuan, dan perasaan untuk selalu gagal.
Pembangunan di Indonesia kebanyakan berpusat di pulau Jawa terutama Jawa
Barat, dengan alasan di Jawa sudah tersedianya infrastruktur, dengan harapan
hasil-hasil pembangunan tersebut dapat menetes ke daerah lain di Indonesia. Akan
tetapi bukti sejarah menunjukkan sejak pelita 1 (1969) ternyata efek tersebut
tidaklah tepat. Perekonomian Indonesia tahun 2010 tumbuh 6,1% yang
melampaui target 5,8%. Nilai produk domestik bruto naik dari 5.603,9 triliun pada

23

2009 menjadi 6.442,9 triliun rupiah, hal ini sangat jelas bahwa orang yang sangat
kaya memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.
2.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESENJANGAN SOSIAL EKONOMI ;

Menurunnya pendapatan per kapita

Ketidakmerataan pembangunan antar daerah

Rendahnya mobilitas sosial

Pencemaran lingkungan alam

Biaya pendidikan mahal

Tingginya pengangguran

Lahirnya ideologi kapitalis

Hilangnya asas gotong royong

3. DAMPAK KESENJANGAN SOSIAL DAN EKONOMI

Angka kriminalitas tinggi

Kemiskinan semakin menyebar

Putus sekolah

Kualitas kesehatan menurun

Tidak terjalinnya silaturahmi

4. UPAYA-UPAYA MENGURANGI KESENJANGAN SOSIAL DAN


EKONOMI

Mengajarkan nilai-nilai pancasila

Menomorsatukan pendidikan

Menciptakan lapangan kerja dan meminimalis kemiskinan

Meminimalis KKN dan memberantas korupsi

Meningkatkan system keadilan di Indonesia serta melakukan pengawasan


yang ketat terhadap mafia hukum

Membuat pertumbuhan ekonomi bermanfaat bagi rakyat miskin

24

E. Meningkatnya Gaya Hidup


1. Defini Gaya Hidup
Gaya hidup menurut Plummer (1983) gaya hidup adalah cara hidup individu
yang di identifikasikan oleh bagaimana orangmenghabiskan waktu mereka
(aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya(ketertarikan) dan
apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitar.
1.

Konsep Gaya Hidup dan Pengukurannya


Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi

konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan
terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama
mereka menjalani siklus kehidupan.
Psikografi adalah variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur gaya
hidup. Bahkan sering kali istilah psikografi dan gaya hidup digunakan secara
bergantian. Beberapa variabel psikografi adalah sikap, nilai, aktivitas, minat,
opini, dan demografi.
Teori sosio-psikologis melihat dari variabel sosial yang merupakan
determinan yang paling penting dalam pembentukan kepribadian. Teori faktor ciri,
yang mengemukakan bahwa kepribadian individu terdiri dari atribut predisposisi
yang pasti yang disebut ciri (trait).
Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup
terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan
bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan
konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik
pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu.
a.

Ada 3 Faktor yang mempengaruhi Gaya Hidup Konsumen :

1) Kegiatan yaitu bagaimana konsumen menghabiskan waktunya.


2) Minat yaitu tingkat keinginan atau perhatian atas pilihan yang dimiliki
konsumen.

25

3) Pendapat atau pemikiran yaitu jawaban sebagai respon dari stimulus dimana
semacam pertanyaan yang diajukan.
Contoh nyata pada kehidupan sehari-hari :
Di Amerika Serikat kelas sosial ini seperti yang diklasifikasikan oleh Coleman
menjadi 7 kelas sosial masing-masing kelas Atas-Atas, Atas Bawah, Menengah
Atas, kelas Menengah, kelas Pekerja, Bawah Atas, Bawah-bawah
Sementara di Kota Jakarta, hasil penelitian Sosiologi UI yang tertuang dalam
Rencana Umum Pembangunan Sosial Budaya DKI Jakarta 1994-1995, dapat
distratifikasikan dalam lima strata, yaitu lapisan elite, lapisan menengah, lapisan
peralihan, lapisan bawah, dan lapisan terendah.
Dalam perilaku konsumen secara samar orang membedakan pengertian kelas
sosial dengan pengertian status sosial. Jika kelas sosial mengacu kepada
pendapatan atau daya beli, status sosial lebih mengarah pada prinsip-prinsip
konsumsi yang berkaitan dengan gaya hidup.
b. Pengukuran Ganda Perilaku Individu
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu terhadap pengambilan
keputusan konsumen :
1.
2.

Sikap orang lain


Faktor situasi tak terduga
Konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada

pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.


Ada 5 tahap proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari :
1.

Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need recognition)-

pembelian mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya


perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan.
2.

Pencarian Informasi

26

Konsumen yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak mencari
informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi
kebutuhan berada dalam jangkauannya, ia cenderung akan membelinya.
3.

Pengevaluasian Alternatif
Cara konsumen memulai usaha mengevaluasi alternatif pembelian tergantung

pada konsumen individual dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus,
konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pikiran yang logis.
4.

Keputusan Pembeli
Tahap pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek dan

membentuk kecenderuangan (niat) pembelian. Secara umum, keputusan


pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua
faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian.
5.

Perilaku Setelah Pembelian


Pekerjaan pemasar tidak hanya berhenti pada saat produk dibeli. Setelah

membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan akan masuk ke
perilaku setelah pembelian yang penting diperhatikan oleh pemasar.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup
Menurut pendapat Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang
dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan
untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk
didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan
tersebut.Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor
yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar
(eksternal). Faktor internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan,
kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi (Nugraheni, 2003) dengan
penjelasannya sebagai berikut :
a.

Sikap

27

Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk
memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui
pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa
tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan
sosialnya.
b. Pengalaman dan pengamatan
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku,
pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat
dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari
pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.
c.

Kepribadian
Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku

yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.


d. Konsep diri
Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep
diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan
hubungan antara konsep diri konsumen dengan image merek. Bagaimana individu
memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri
sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam
menghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of
reference yang menjadi awal perilaku.
e.

Motif
Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman

dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika
motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan
membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.
f.

Persepsi

28

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan


menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti
mengenai dunia.
Adapun faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni (2003) sebagai berikut :
a.

Kelompok referensi
Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung

atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang
memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebut
menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberi
pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota
didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan
individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.
b.

Keluarga
Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap

dan perilaku individu.Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk
kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.
c.

Kelas social
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan

lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan
para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang
sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam
masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan. Kedudukan sosial artinya
tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak-haknya serta
kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha
yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang
dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan.
d.

Kebudayaan

29

Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,


hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai
anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari
pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan
bertindak.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya hidup berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal).
Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep
diri, motif , dan persepsi. Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi,
keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan. Orang-orang yang berasal dari subbudaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang
berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan
dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan
diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Pemasar mencari
hubungan antara produknya dengan kelompok gaya hidup konsumen. Contohnya,
perusahaan penghasil komputer mungkin menemukan bahwa sebagian besar
pembeli komputer berorientasi pada pencapaian prestasi. Dengan demikian,
pemasar dapat dengan lebih jelas mengarahkan mereknya ke gaya hidup orang
yang berprestasi.
Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup
sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang lain,
berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image
inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, yang sangat berperan dalam
mempengaruhi perilaku konsumsinya.
F. Banyaknya Anak Putus Sekolah
Anak putus sekolah adalah keadaan dimana anak mengalami keterlantaran
karena sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang
layak terhadap proses tumbuh kembang anak tanpa memperhatikan hak hak
anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

30

Pendidikan merupakan hak yang sangat fundamental bagi anak. Hak wajib
dipenuhi dengan kerjasama paling tidak dari orang tua siswa, lembaga pendidikan
dan pemerintah. Pendidikan akan mampu terealisasi jika semua komponen yaitu
orang tua, lembaga masyarakat, pendidikan dan pemerintah bersedia menunjang
jalannya pendidikan.
Pendidikan itu tanggung jawab semua masyarakat, bukan hanya tanggung jawab
sekolah. Konsekuensinya semua warga negara memiliki kewajiban moral untuk
menyelamatkan pendidikan. Sehingga ketika ada anggota masyarakat yang tidak
bisa sekolah hanya karena tidak punya uang, maka masyarakat yang kaya atau
tergolong sejahtera memiliki kewajiban moral untuk menjadi orang tua asuh bagi
kelangsungan sekolah anak yang putus sekolah pada tahun ini mencapai puluhan
juta anak di seluruh Indonesia.
Pendidikan itu dimulai dari keluarga. Paradigma ini penting untuk dimiliki oleh
seluruh orang tua untuk membentuk karakter manusia masa depan bangsa ini.
Keluarga adalah lingkungan yang paling pertama dan utama dirasakan oleh
seorang anak, bahkan sejak masih dalam kandungan. Karena itu pendidikan di
keluarga yang mencerahkan dan mampu membentuk karakter anak yang soleh dan
kreatif adalah modal penting bagi kesuksesan anak di masa masa selanjutnya.
A).

Akibat Anak Putus Sekolah


Akibat yang disebabkan anak putus sekolah adalah kenakalan remaja,

tawuran , kebut-kebutan di jalan raya , minum minuman dan perkelahian,


akibat lainnya juga adalah perasaan minder dan rendah diri.
B).

Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah.

1)

Faktor Internal .

a)

Dari dalam diri anak putus sekolah disebabkan malas untuk pergi sekolah
karena merasa minder, tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan
sekolahnya,

sering

dicemoohkan

karena

tidak

mampu

membayar

kewajiban biaya sekola.ak dipengaruhi oleh berbagai faktor .Ketidak

31

mampuan ekonomi keluarga dalam menopang biaya pendidikan yang


berdampak terhadap masalah psikologi anak sehingga anak tidak bisa
bersosialisasi dengan baik dalam pergaulan dengan teman sekolahnya selain
itu adalah peranan lingkungan .
b)

Karena pengaruh teman sehingga ikut-ikutan diajak bermain seperti play


stasion sampai akhirnya sering membolos dan tidak naik kelas , prestasi di
sekolah menurun dan malu pergi kembali ke sekolah.

c)

Anak yang kena sanksi karena mangkir sekolah sehingga kena Droup Out.

2)

Faktor Eksternal.

a)

Keadaan status ekonomi keluarga.


Dalam keluarga miskin cenderung timbul berbagai masalah yang berkaitan

dengan pembiayaan hidup anak, sehingga anak sering dilibatkan untuk membantu
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga sehingga merasa terbebani dengan
masalah ekonomi ini sehingga mengganggu kegiatan belajar dan kesulitan
mengikuti pelajaran.
b)

Perhatian orang tua


Kurangnya perhatian orang tua cenderung akan menimbulkan berbagai

masalah. Makin besar anak perhatian orang tua makin diperlukan , dengan cara
dan variasi dan sesuai kemampuan. Kenakalan anak adalah salah satu
penyebabnya adalah kurangnya perhatian orang tua.
c)

Hubungan orang tua kurang harmonis


Hubungan keluarga tidak harmonis dapat berupa perceraian orang tua,

hubungan antar keluarga tidak saling peduli, keadaan ini merupakan dasar anak
mengalami permasalahan uyang serius dan hambatan dalam pendidikannya
sehingga mengakibatkan anak mengalami putus sekolah.
Beberapa faktor yang menyebabkan anak putus sekolah yaitu :
a.

Kondisi ekonomi keluarga

b.

Pengaruh teman yang sudah tidak sekolah

32

c.

Sering membolos

d.

Kurangnya minat untuk meraih pendidikan/ mengenyam pendidikan dari

anak didik itu sendiri.

G.

Penyalahgunaan Narkotika/Psikotropika di Kalangan Remaja

1.

Narkotika
Sebenarnya narkotika adalah zat ataupun obat yang berasal dari sejenis

tanaman atau bukan tanaman, baik berbentuk semi sintetis maupun sintetis.
Misalnya : mariyuana yang lebih terkenal dengan nama ganja, bunga koka,
kokain, opium yang digolongkan narkotika menurut UU.R.I No 22 tahun 1976,
antara lain :
a.

Ganja/Mariyuana/Kanabis Sativa ( Halusinogen)

Ganja yang dikenal juga dengan nama cannabis sativa pada mulanya
banyak digunakan sebagai obat relaksan untuk mengatasi intoksikasi
(keracunan ringan). Bahan yang digunakan dapat berupa daun, batang dan
biji, namun kemudian disalahgunakan pemakaiannya.

Banyak orang mengkonsumsi ganja dengan cara menghisap seperti orang


menghisap rokok. Ada juga dengan cara memasukkan ke dalam makanan
guna mendapatkan rasa nikmat.

Membuat ketagihan secara mental dan berfikir menjadi lamban dan


pecandunya nampak bodohkarena zat tersebut dapat mempengaruhi
konsentrasi dan ingatan serta kemampuan berfikir menjadi menurun.

Mengandung bahan kimia Delta-9tetrahydrocanabinol (THC) yang dapat


mempengaruhi pemakai dalam cara melihat dan mendengar.

Bahwa pemakai ganja dalam waktu panjang dapat menyebabkan


schizophrenia atau kegilaan.

Efek yang di timbulkan oleh pecandu ganja ;


-

Pemakai cenderung lebih santai

Rasa gembira yang berlebihan

Sering berfantasy atau mengkhayal

33

Aktif berkomunikasi

Nafsu makan bertambah besar

Sensitive

Kering pada mulut dan tenggorokan

b. Morfin
Morfin

merupakan

turuna

opium

yang

dibuat

dari

hasil

pencampurangetah poppy (papaver sormary ferum) dengan bahan kimia lain,


sifatnya jadi semi sintetik. Morfin merupakan zat aktif dari opium. Di dalam dunia
kedokteran zt ini digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada waktu
dilakukannya pembedahan/operasi. Ketika pecah perang saudara di amerika
serikat tahun 1856 zat ini digunakan untuk serdadu yang luka, mengurangi rasa
sakit. Akan tetapi efeknya yang negative maka penggunya diganti dengan obatobatan sintetik lainnya.
c.

Heroin
Heroin ini merupakan turunan morfin yang sudah mengalami proses

kimiawi. Pada mulanya heroin ini di gunakan untuk pengobatan ketergantungan


morfin, tetapi kemudian terbukti bahwa kecanduan heroin justru lebih hebat.
Morfin atau heroin disebut juga putaw. Bentuknya seperti serbuk putih tidak
berbau.
Efek penggunaaan morfin, heroin (putaw) :
-

Dapat menekan kegiatan system syaraf

Memerlambat pernapasan dan detak jantung

Memperbesar pembuluh darah

Mengecilnya bola mata

Adanya perasaan mual-mual dan muntah-muntah bagi korban pemula. Bila


overdosis dapat merenggit nyawa

d.

Mengganggu kerja organ tubuh seperti jantung, lever, paru, ginjal dan usus.
Kokain

34

Efek dari penggunaan kokain dapat menyebabkan paranoid, halusinasi


serta berkurang rasa percaya diri. Pemakaian obat ini akan merusak saraf di otak.
Selain memperburuk system pernafasan, penggunaan yang berlebihan sangat
membahayakan dan bisa membawa kematian. Kokain yang turunannya putaw
sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

B.

Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika


Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua

faktor, yaitu :
1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti
kepribadian,

kecemasan,

dan

depresi

serta

kurangya

religiusitas. Kebanyakan penyalahgunaan narkotika dimulai atau terdapat


pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan
biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang
rentan untuk menyalahgunakan obat-obat terlarang ini. Anak atau remaja
dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi
penyalahguna narkoba.
2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau
lingkungan seperti keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum
serta pengaruh lingkungan.
Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang
kelak menjadi penyalahgunaan obat terlarang. Akan tetapi makin banyak faktorfaktor diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan
narkoba. Hal ini harus dipelajari Kasus demi kasus.
Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan
tidak

selalu

sama

besar

perannya

dalam menyebabkan

seseorang

menyalahgunakan narkoba. Karena faktor pergaulan, bisa saja seorang anak yang
berasal

dari

keluarga

yang

harmonis

dan

cukup

kominikatif

menjadi penyalahgunaan narkoba.

35

H. Penyebab Kenakalan Remaja


Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali
mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu
ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan
waktunya hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan
obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan
dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan
remaja. Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor
internal dan faktor eksternal. Berikut ini penjelasannya secara ringkas :
A). Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
Faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja secara umum dapat
dikelompokan ke dalam dua faktor, yaitu sebagai berikut:
1.

Faktor Intern

a)

Faktor Kepribadian
Kepribadian

adalah

suatu

organisasi

yang

dinamis

pada

system psikosomatis dalam individu yang turut menentukan caranya yang unik
dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (biasanya disebut karakter
psikisnya). Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya. Pada
periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa dewasa.
Masa ini di rasakan sebagai suatu Krisis identitas karena belum adanya pegangan,
sementara kepribadian mental untuk menghindari timbulnya kenakalan remaja
atau perilaku menyimpang.
b)

Faktor Kondisi Fisik


Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi

jenis kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh
dengan tindakan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam
kenyataan hidup). Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat

36

fisik cenderung mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan


tersebut apabila tidak disertai dengan pemberian bimbingan akan menyebabkan si
penderita cenderung berbuat melanggar tatanan hidup bersama sebagai
perwujudan kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
c)

Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat


Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang

berlaku, setelah selesai menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara),
sering kali pada saat kembali ke masyarakat status atau sebutan eks narapidana
yang diberikan oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali
melakukan tindakan penyimpangan hukum karena meresa tertolak dan
terasingkan.
2.

Faktor Ekstern

a.

Kondisi Lingkungan Keluarga


Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang

tuanya disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan batin


karena bimbingan dan kasih sayang langsung dari orang tuanya sangat kurang.
Kondisi orang tua yang lebih mementingkan karier daripada perhatian kepada
anaknya akan menyebabkan munculnya perilaku menyimpang terhadap anaknya.
Kasus kenakalan remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan karena
kurangnya kebutuhan materi melainkan karena kurangnya perhatian dan kasih
sayang orang tua kepada anaknya.
b.

Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap

pola perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan
memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku.
Misalnya, mudah menoleransi tindakan anak muda yang menyimpang dari
hukum atau norma yang berlaku, seperti mabuk-mabukan yang dianggap hal yang
wajar, tindakan perkelahian antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap
kurang tegas dalam menangani tindakan penyimpangan perilaku ini akan
semankin meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan
anak muda.

37

c.

Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam


Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga menyebabkan

terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih
apabila individunya bermental negative. Misalnya, melakukan tindakan pencurian
dan mengganggu ketertiban umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan
kepentingan ekonomi.
d.

Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik


Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan mudah

memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa


mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik
(antara lain terjadinya konflik antar partai politik atau terjadinya peperangan antar
kelompok dan perang saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian
bisa menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.
e.

Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)


Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam teknologi

komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan
banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih
anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau wawasan agamanya masih
rendah sehingga mudah berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai
dan norma yang berlaku
B). Gejala atau tanda-tanda seorang remaja mengalami kenakalan remaja
1.

anak-anak tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut


menyendiri.

2.

Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah


atau sekolah.

3.

Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami


masalah yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya.

4.

Anak-anak yang suka berbohong.

5.

Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.

6.

Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang
berbeda dengan ketakutan anak-anak normal.

38

7.

Anak-anak yang suka menyakiti / mengganggu teman-temannya disekolah


atau dirumah.

C). Perilaku-perilaku yang merupakan kenakalan remaja


Berdasarkan

pengertian

kenakalan

remaja

diatas

kami

mengadakan

pengamatan tentang beberapa perilaku remaja yang termasuk kenalan remaja di


lingkungan sekitar, berikut beberapa contoh kenakalan remaja yang ada di
lingkungan sekitar kami :
a) perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;
b) perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
c) mengganggu teman;
d) memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak
hormat pada orang tua dan saudara;
e) Merokok;
f) menonton video atau media cetak yang tidak layak
g) Corat-coret tembok sekolah
h) Membolos dan
i) Mengendarai kendaraan di bawah umur tanpa helm
j) Selalu melanggar tata tertib.

D). Upaya mengatasi kenakalan remaja


Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan
perubahan dan rentan munculnya masalah (kenakalan remaja). Untuk itu perlu
adanya perhatian khusus serta pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat
terhadap remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan
selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan.
Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru
dan pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan
dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.
Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:
1.

Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan


yang dihadapinya.

39

2.

Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan


dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran
agama, budi pekerti dan etiket.

3.

Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi


perkembangan pribadi yang wajar.

4.

Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.

5.

Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan


merangsang hubungan sosial yang baik.

6.

Mengadakan

kelompok

diskusi

dengan

memberikan

kesempatan

mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan


pengarahan yang positif.
7.

Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun


masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.

I.
1.

Masalah Kesehatan
Urbanisasi penduduk

Di Indonesia, terjadi perpindahan penduduk dalam jumlah besar dari desa ke kota.
Lahan pertanian yang semakin berkurang terutama di pulau Jawa dan terbatasnya
lapangan pekerjaan mengakibatkan penduduk desa berbondong-bondong datang
ke kota besar mencari pekerjaan sebagai pekerja kasar seperti pembantu rumah
tangga, kuli bangunan dan pelabuhan, pemulung bahkan menjadi pengemis dan
pengamen jalanan yang secara tidak langsung membawa dampak sosial dan
dampak kesehatan lingkungan, seperti munculnya permukiman kumuh dimanamana.
2.

Tempat pembuangan sampah

Di hampir setiap tempat di Indonesia, sistem pembuangan sampah dilakukan


secara dumping tanpa ada pengelolaan lebih lanjut. Sistem pembuangan semacam
itu selain memerlukan lahan yang cukup luas juga menyebabkan pencemaran pada

40

udara,

tanah,

dan

air

selain

lahannya

juga

dapat

menjadi

tempat

berkembangbiaknya agens dan vektor penyakit menular.


3.

Penyediaan sarana air bersih

Berdasarkan survei yang pernah dilakukan, hanya sekitar 60% penduduk


Indonesia mendapatkan air bersih dari PDAM, terutama untuk penduduk
perkotaan, selebihnya mempergunakan sumur atau sumber air lain. Bila datang
musim kemarau, krisis air dapat terjadi dan penyakit gastroenteritis mulai muncul
di mana-mana.
4.

Pencemaran udara

Tingkat pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi nilai ambang batas normal
terutama di kota-kota besar akibat gas buangan kendaraan bermotor. Selain itu,
hampir setiap tahun asap tebal meliputi wilayah nusantara bahkan sampai ke
negara tetangga akibat pembakaran hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan.
5.

Pembuangan limbah industri dan rumah tangga

Hampir semua limbah cair baik yang berasal dari rumah tangga dan industri
dibuang langsung dan bercampur menjadi satu ke badan sungai atau laut,
ditambah lagi dengan kebiasaan penduduk melakukan kegiatan MCK di bantaran
sungai. Akibatnya, kualitas air sungai menurun dan apabila di-gunakan untuk air
baku memerlukan biaya yang tinggi.
6.

Bencana alam/pengungsian

Gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, atau banjir yang sering terjadi di
Indonesia mengakibatkan penduduk mengungsi yang tentunya menambah banyak
permasalahan kesehatan lingkungan.
7.

Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah

Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah seringkali menimbulkan masalah


baru bagi kesehatan lingkungan. Contoh, pemberian izin tempat permukinan,
gedung atau tempat industri baru tanpa didahului dengan studi kelayakan yang

41

berwawasan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya banjir, pencemaran udara,


air, dan tanah serta masalah sosial lain.

B.

Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Kesehatan

1.

Faktor lingkungan

a)

Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengatasi kesehatan (masalahmasalah kesehatan.

b)

Kurangnya sebagian besar rasa tanggung jawab masyarakat dalam bidang


kesehatan.

2.

Faktor perilaku dan Gaya Hidup masyarakat Indonesia

a)

Masih banyak insiden atau kebiasaan masyarakat yang selalu merugikan dan
membahayakan kesehatan mereka.

b)

Adat istiadat yang kurang atau bahkan tidak menunjang kesehatan.

3.

Factor social ekonomi

a)

Tingkat pendidikan masyarakat di Indonesia sebagian besar masih rendah.

b)

Kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan kesehatan. Budaya sadar sehat


belum merata ke sebagian penduduk Indonesia.

d) Tingkat social ekonomi dalam hal ini penghasilan juga masih rendah dan
memprihatinkan.

42

4.

Factor pelayanan kesehatan

a)

Cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh dimana ada sebagian


propinsi di indonsia yang belum mendapat pelayanan kesehatan maksimal
dan belum merata.

b)

Upaya pelayanan kesehatan sebagian masih beriorientasi pada upaya kuratif.

c)

Sarana dan prasarana belum dapat menunjang pelayanan kesehatan.

J.

MDGs (Millennium Development Goals) dan SDGs (Sustainable


Development Goals)

The Millennium Development Goals (MDGs) merupakan agenda program


International yang telah berjalan selama 15 tahun yang telah disepakati oleh
negara-negara anggota PBB (United Nations) dan akan berakhir pada tahun 2015.
Berikut ini Gambar 3.1. mengenai fokus materi/kajian MDGs sebagai program
International yang dimulai sejak tahun 2000 sampai pada tahun 2015 .

Gambar 3.1. Fokus materi/kajian MDGs sebagai program International.


Pada tahun 1992 dalam pertemuan The Earth Summit di Rio de Janeiro Brazil dan
dilanjutkan pada tahun 2012 pada pertemuan The Rio+20 yang membahas dan
mengevaluasi perkembangan MDGs sehingga terfokuskan terhadap permasalahan
isu lingkungan global sehingga terbentuk konsep The Sustainable Development

43

Goals (SDGs). Berikut ini Gambar 3.2. mengenai konsep SDGs sebagai program
International pengganti MDGs pada akhir tahun 2015.

Gambar 3.2. Concept of Sustainable Development.


Berdasarkan hasil dari pertemuan The Rio+20, negara anggota United Nations.
Total 30 anggota OWP (Open Working Group) telah diberikan mandat dalam
pertemuan the Rio+20 Outcome Document untuk menyiapkan proposal dalam
rangka pengembangan program SDGs yang pengembangnya berdasarkan tiga
komponen dimensi dalam pembangunan berkelanjutan (social, environmental,
economic) dalam keseimbangan arah perkembangnya.
Laporan hasil kajian dari anggota OWP (Open Working Group) akan dibahas pada
pertemuan yang ke 68 (the 68th session of the Assembly) pada Bulan September
2013 sampai September 2014 untuk pertimbangan dan keputusannya. The OWG
uses a constituency based system of representation, which means that most of the
seats in the working group are shared by several Countries. Berikut ini Gambar
3.3. mengenai agenda/isu yang akan dibahas dalam menyusun konsep SDGs
sebagai program International pengganti MDGs pada akhir tahun 2015.

44

Konsep pembangunan yang berkelanjutan yang telah disepakati pada tahun 1987
oleh The Brundtland Comission of The United Nations. Berikut ini definisi dari
pembangunan yang berkelanjutan.
Sustainable Development is development thats meets the needs of the present
without compromising the ability of future generations to meet their own needs
Dalam pengertian di atas memaparkan bahwa pembangunan yang berasaskan
kelestarian dimana memenuhi kebutuhan saat ini tanpa berdampak terhadap
kebutuhan dimasa akan datang. Pada tahun 2005 dalam pertemuan The World
Summit menyepakati terhadap 3 pilar yang utama, berikut ini Gambar 2.1.
mengenai tiga pilar tersebut.

Gambar 2.1. Konsep Sustainable Development. Sumber : (United Nations 2008)


Rockstrom (2009) dalam Griggs (2012) menyatakan bahwa pembangunan yang
berkelanjutan memiliki 6 aspek yang perlu dicapai dalam dunia global antara lain:
thriving lives and livehoods (kehidupan yang sehat dan layak), sustainable food
security (keamanan dan ketahanan pangan), secure sustainable water (sumber air
bersih), universal clean energy (energi yang aman), healthty and productive
ecosystems (ekosistem yang produktif dan sehat), governance for sustainable
Societies (kebijakan yang berpihak terhadap komunitas). Berikut ini disajikan

45

pada Gambar 2.2. ilustrasinya mengenai pembangunan yang berkelanjutan


terhadap aspek economy, society, and Earths Life support System.

Gambar 2.2. Output pembangunan yang berkelanjutan. Sumber: (Rockstrom et al


2009)
K. KEBANGKITAN NASIONAL
1.

Pengertian Kebangkitan Nasional


Kebangkitan nasional merupakan upaya sadar dan terencana masyarakat

Indonesia untuk melakukan perlawanan terhadap kolonialisme bangsa barat pada


saat itu.Kebangkitan nasional juga bisa diartikan sebagai suatu fase permulaan
rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan tanpa adu senjata, yang dimotori
oleh organisasi Budi Utomo.Organisasi bergerak dalam bidang pendidikan,yaitu
dengan memberikan beasiswa kepada anak-anak yang tidak mampu membayar
biaya sekolah,yang kemudian berujung menjadi motor politik pergerakan orangorang pribumi dalam rangka merebut kemerdekaan.

46

Selain berdirinya organisasi Budi Utomo sebagai tanda munculnya kebangkitan


nasional Indonesia,kita juga tidak akan lupa dengan sumpah yang dilakukan oleh
pemuda-pemuda hebat negeri ini pada masa itu.Sumpah yang dilakukan pada
tanggal 28 oktober 1928,tujuh belas tahun sebelum Indonesia menyatakan
Proklamasi kemerdekaan.Hingga kini,28 oktober terus bergema mewarnai
kehidupan masyarakat Indonesia,dengan semangat yang diharapkan tidak pernah
luntur untuk tidak hanya sekedar melafalkan kalimat-kalimat sumpah pemuda.
Sebagai pemuda Indonesia yang hidup pada zaman reformasi,zaman yang penuh
dengan kebebasan berbicara dan mengritik kebijakan-kebijakan pemerintah yang
tidak memihak rakyat.Seharusnya kita menjadi pemuda yang lebih tangguh
daripada pemuda yang hidup saat kolonialisme masih bercokol di negeri seindah
Indonesia ini.Agar bumi Indonesia terbebas dari apapun yang berbau monopoli
dan kolonialisme bangsa asing yang semakin tak terlihat.Indonesia bisa menjadi
negara maju jika kita,pemuda Indonesia bisa meneladani api semangat yang
terkobar pada pemuda zaman itu,zaman yang kita sebut sebagai awal kebangkitan
nasional.Tidak usahlah kita terlalu jauh membahas tentang peristiwa-peristiwa
yang terjadi pada masa kebangkitan nasional.Yang terpenting adalah bagaimana
kita memaknai arti kebangkitan nasional itu sendiri.Ini berarti bahwa
kebangkitan nasional bukan hanya terjadi pada zaman sebelum kemerdekaan dan
kini kita hanya memperingati saja.Tetapi,saat ini Indonesia membutuhkan
kebangkitan nasional yang kedua.Dimana kebangkitan nasional tidak lagi
diwujudkan dengan pergerakan untuk mengusir penjajah.Kebangkitan nasional
harus diwujudkan saat ini di Indonesia untuk memperbaiki segala lini
kehidupan.Mulai dari masalah ekonomi,sosial maupun politik.
Sumpah Pemuda Sebagai Manifestasi Kebangkitan Nasional
Setiap

dari

kita

pasti

mengetahui

bagaimana

bunyi

Sumpah

Pemuda.Namun,tidak semua dari kita mengetahui proses sehingga terjadi sumpah


itu.Pada mulanya,Sumpah Pemuda timbul karena adanya keresahan dikalangan
pemuda-pemuda Indonesia yang merasa tersekat dengan perbedaan-perbedaan
sempit masalah kedaerahan.Mereka kemudian menggagas untuk mengadakan

47

pertemuan dengan tujuan menciptakan persatuan dan kesatuan seluruh bangsa


Indonesia.Akhirnya terjadilah pertemuan pertama untuk merealisasikan semangat
nasionalisme tersebut.Yaitu dengan mengadakan Kongres Pemuda I pada bulan
mei tahun 1926.Kongres Pemuda ini tetap berlanjut hingga terjadi Kongres
Pemuda untuk yang kedua kalinya.Yaitu pada tanggal 26 sampai 28 oktober
1928.Kongres ini dihadiri oleh sejumlah tokoh politik,seperti Sukarno dan di
kongres ini pulalah terjadi ikrar bersama dengan semangat nasionalisme dan
persatuan.Peristiwa itu kemudian kita kenal sebagai Sumpah Pemuda.
Substansi dari Sumpah Pemuda sebenarnya masih sangat relevan untuk saat
ini.Mengingat peristiwa tersebut mewariskan bagaimana cara pemuda untuk
berpikir,berperilaku dan bertindak.Sumpah Pemuda juga merupakan bentuk
aspirasi

politik

bangsa

yang

menuntut

haknya

yaitu

hak

untuk

merdeka.Setidaknya ada tiga hal yang dapat kita ambil pelajarannya dari peristiwa
yang terjadi delapan puluh tahun silam tersebut.Pertama adalah meneguhkan
kemerdekaan hakiki.Kedua adalah meneguhkan kembali semangat pemuda dalam
mempersatukan bangsa.Ketiga,menghilangkan perlakuan yang tidak mengenal
perikemanusiaan

dan

peri

keadilan

dari

penjajah

kepada

penduduk

pribumi.Keempat,munculnya kesadaran politik para pemuda bahwa setiap


pemberontakan yang bersifat kedaerahan selalu gagal.

L. Masyarakat ASEAN (ROHINGYA DAN MEA)


1. KASUS ROHINGYA
Baru-baru ini pemberitaan tentang pengungsi Rohingya kembali muncul setelah
beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Malaysia menolak
suaka kelompok yang sering disebut manusia perahu ini. Indonesia, sebelumnya
memberi suaka untuk pengungsi Rohingya dengan membolehkannya mendarat di
pesisir Aceh, Jumat lalu. Tetapi kemudian Indonesia menolak untuk memberi
suaka kepada pengungsi Rohingya.
Hal apa yang membuat harus mengulurkan tangan kepada pengungsi
Rohingya?

48

Mengapa negara-negara di Asia Tenggara justru menolaknya?


Rohingya adalah sekelompok minoritas muslim yang tinggal di Myanmar bagian
barat. Terdapat sekitar 800.000 orang di kelompok ini, dan meskipun tinggal di
Myanmar selama bergenerasi-generasi, orang-orang Rohingya dianggap sebagai
orang-orang yang tidak berdokumen (illegal). Alasan pemerintah Myanmar untuk
mengecap Rohingya tidak berhak untuk tinggal di negara tersebut karena
Rohingya adalah sekelompok imigran ilegal yang datang dari Bangladesh untuk
mencaplok tanah di Myanmar.
Selain itu, bermunculan isu-isu yang berbau sentimen etnis, seperti Rohingya
yang dicurigai untuk melakukan islamisasi di Myanmar atau orang dari etnis
Rohingya yang memperkosa perempuan Budha di Myanmar.
Di sisi lain, menurut orang Rohingya mereka bukanlah orang Bengali. Mereka
datang ke Myanmar bersama pedagang Arab dan Persia berabad lampau. Sejak
1982, orang-orang Rohingya dikeluarkan dari daftar warga negara Myanmar.
Dengan selalu mendapat tekanan dari pemerintah Myanmar, orang-orang
Rohingya mempunyai pilihan yang dilematis tetap tinggal di Myanmar atau
bermigrasi ke tempat lain.
Menurut laporan Human Rights Watch terdapat usaha-usaha pemerintah
Myanmar untuk membersihkan Myanmar dari etnis Rohingya. Pemerintah
menghancurkan mesjid-mesjid, melakukan kekerasan massal untuk warga
Rohingya dan menolak memberikan bantuan sosial. Pada tahun 2012 lalu ratusan
orang Rohingya terbunuh dan desa-desa tempat mereka tinggal dibakar habis oleh
sekelompok penganut Budha radikal.
Tahun 2013 dan 2014 adalah puncak dari orang-orang Rohingya untuk
meninggalkan Myanmar dan mencari suaka ke tempat lain. PBB menyebutnya
sebagai irregular maritime movements, sekitar 25.000 orang Rohingya mulai
mengungsi. 300 orang meninggal dalam pelayaran tersebut karena kelaparan dan
dehidrasi. Rohingya, orang-orang yang tidak berkewarganegaraan ini, terombangambing di atas laut dan tidak memiliki tanah untuk tinggal.

49

Baru-baru ini sekitar 8.000 orang Rohingya meminta izin tinggal di Indonesia,
Malaysia, dan Thailand. Thailand, menolak untuk memberikan suaka kepada
Rohingya. Bagaimana pemerintah bisa menangani jika mereka melanggar
peraturan dan hukum di Thailand? Darimana anggaran untuk menanggung orangorang ini? Tentu dari pajak yang dibayarkan oleh orang-orang Thailand, tutur
Perdana Menteri Thailand dalam menyatakan keberatannya.
Sementara itu, alasan Indonesia untuk menolak memberikan suaka adalah karena
alasan wilayah territorial. Jika pemerintah bersikap lunak dan membuka gerbang
territorial, akan terjadi eksodus besar-besaran.
Baru-baru ini pemberitaan tentang pengungsi Rohingya kembali muncul setelah
beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Malaysia menolak
suaka kelompok yang sering disebut manusia perahu ini. Indonesia, sebelumnya
memberi suaka untuk pengungsi Rohingya dengan membolehkannya mendarat di
pesisir Aceh, Jumat lalu. Tetapi kemudian Indonesia menolak untuk memberi
suaka kepada pengungsi Rohingya.
Pemerintah Malaysia, di sisi lain mengungkapkan akan memperlakukan orang-orang
yang melintasi wilayah teritorial secara kemanusiaan, tetapi pencari suaka tetap saja tidak
boleh memenuhi wilayah teritorial lautnya seperti sekarang ini

2. Masyarakat Ekonomi Asia (MEA)


Pengertian Dan Karakteristik Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system
perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Indonesia dan sembilan negara
anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).
Pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN
memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur,
dan sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi
kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi (ASEAN Vision 2020).

50

Pada KTT Bali pada bulan Oktober 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan
bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi
ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community dan Komunitas
Sosial-Budaya ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN.
Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun
Komunitas ASEAN pada tahun 2020.
Selanjutnya, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang diselenggarakan pada
bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, sepakat untuk memajukan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target yang jelas dan jadwal untuk
pelaksanaan.
Pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para Pemimpin menegaskan
komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas
ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN
Concord II, dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan
Komunitas ASEAN pada tahun 2015 Secara khusus, para pemimpin sepakat untuk
mempercepat pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan
untuk mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang, jasa,
investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.
Karakteristik Dan Unsur Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah realisasi tujuan akhir dari integrasi
ekonomi yang dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada konvergensi
kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas
integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas waktu yang
jelas. dalam mendirikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ASEAN harus
bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan
berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan multilateral serta
kepatuhan terhadap sistem untuk kepatuhan dan pelaksanaan komitmen ekonomi
yang efektif berbasis aturan.

51

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai pasar


dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif
dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru
yang ada inisiatif ekonomi; mempercepat integrasi regional di sektor-sektor
prioritas; memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat; dan
memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. Sebagai langkah awal untuk
mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN,
Pada saat yang sama, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan mengatasi
kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi terhadap Negara Kamboja,
Laos, Myanmar dan VietNam melalui Initiative for ASEAN Integration dan
inisiatif regional lainnya.
Bentuk Kerjasamanya adalah :
1. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas;
2. Pengakuan kualifikasi profesional;
3. Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan;
4. Langkah-langkah pembiayaan perdagangan;
5. Meningkatkan infrastruktur
6. Pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN;
7. Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan
sumber daerah;
8. Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA).

52

Pentingnya perdagangan eksternal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk


Komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap melihat ke depan,
karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA):
1. Pasar dan basis produksi tunggal,
2. Kawasan ekonomi yang kompetitif,
3. Wilayah pembangunan ekonomi yang merata
4. Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global.
Karakteristik ini saling berkaitan kuat. Dengan Memasukkan unsur-unsur yang
dibutuhkan dari masing-masing karakteristik dan harus memastikan konsistensi
dan keterpaduan dari unsur-unsur serta pelaksanaannya yang tepat dan saling
mengkoordinasi di antara para pemangku kepentingan yang relevan.

53

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara garis besar dari makalah yang telah kami buat dapat ditarik kesimpulan
bahwa lingkungan sosial sangatlah mempengaruhi kehidupan masyarakat disuatu
negara karena didalam aspek lingkungan sosial terdapat norma-norma yang harus
dipatuhi oleh setiap warga negara. Perlunya peranan dari semua kalangan agar
tercipta lingkungan yang baik di masyarakat. Sehingga tercipta masyarakat dan
negara yang MDGs dan SDGs dimasa depan.
B. Saran
Untuk menciptakan lingkungan sosial, MDGs dan SDGs yang baik bagi seluruh
warga negara diperlukan adanya faktor-faktor pendukung dari setiap bagian isu
yang telah dibahas dalam makalah ini.

54

DAFTAR PUSTAKA

Jabar, BNP. 2010.Mengatasi dan Mencegah Kenakalan Remaja.


Internet:http://www.bnpjabar.or.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=433:mengatasi-dan- mencegahkenakalan-remaja&catid=48:artikel&Itemid=185
Muaz, Muhammad. 2011.Kriminologi .
Internet: http://catatanhukumaaz.wordpress.com/kriminologi/
Hamda, Hanung Hisbullah. 2011.Menilik Akar Permasalahan Tawuran
Di Kalangan Pelajar .
Internet:http://hanunghisbullahhamda.blogspot.com/2011/04/menilikakar-permasalahan-tawuran-di.html
Wiyatputera, Dwiasi. 2011.Analisa Psikologi Terhadap Tawuran Di
Jakarta Pusat .
Internet:http://edukasi.kompasiana.com/2011/07/19/analisa-psikologiterhadap-tawuran-di-jakarta-pusat/
News, Gatra. 2011.Tawuran Pelajar: Warisan Budaya yang Memalukan.
Internet:http://www.gatra.com/nasional-cp/1-nasional/2810-tawuranpelajar-warisan-budaya-yang-memalukan
Zob, Izeng. 2009.Penyebab dan Dampak Tawuran .
Internet: http://santri-cool.blogspot.com/2009/05/perkelahian-atauyang-sering-disebut.html
Abadi, Daim. 2010.Tawuran Pelajar .
Internet: http://daimabadi.blogdetik.com/2010/04/27/tawuranpelajar/comment-page-1/
News, Tribun. 2011.Siswa SMA 6 Pelaku Pengeroyokan Pati Dijeraat UU
Pers.Internet:http://www.tribunnews.com/2011/09/19/siswa-sma-6pelaku-pengeroyokan-pasti-dijerat-uu-pers

55

Sarwono, S.W. 2002.Psikologi Sosial (Individu dan Teori - t eori


Psikologi Sosial) . Jakarta : Balai Pustaka.
Masbow. 2008.Tawuran Pelajar Ditinjau dengan perspektif perilaku
Agresi . Internet:http://www.masbow.com/2008/05/tawuran-pelajarditinjau-dengan.html

ayomerdeka.wordpress.com/.../12-juta-anak-indonesia-putussekolah/edukasi.kompas.com/.../.banyak.anak.putus.sekolah.karena.bekerja
ayomerdeka.wordpress.com/.../12-juta-anak-indonesia-putussekolah/edukasi.kompas.com/.../.banyak.anak.putus.sekolah.karena.bekerja
http://ras-eko.blogspot.com/2012/12/pengertian-anak.html( My
Campus,pendidikan)
http://www.andragogi.com/document/psikologi_pendidikan.htm
http://skripsigratis83.blogspot.com/2012/09/strategi-penanggulangan-anakputus.html
Roesminingsih, MV dan Lamijan Hadi Susarno. 2011. Teori dan Praktek
Pendidikan. FIP UNESA
http://jasapembuatanweb.co.id/artikel-ilmiah/usaha-usaha-mengatasi-terjadinyaanak-putus-sekolah
Tanjung, Ain.2004.Pahami Kejahatan Narkoba. Jakarta: Lembaga Terpadu
Pemasyarakatan Anti Narkoba
Wikipedia. 2010. Narkoba (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba )
BNK Samarinda. 2007. Faktor dan Akibat NArkoba
(http://bnk.samarinda.go.id/index.php?q=faktor-akibat-narkoba.

(online)

https://sustainabledevelopment.un.org/topics/sustainabledevelopmentgoals
http://www.un.org/millenniumgoals/global.shtml

56

You might also like