You are on page 1of 55

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

“PABRIK PLASTIK KALIBAGOR”

BLOK CHEM 1 (COMMUNITY HEALTH AND ENVIRONMENTAL MEDICINE 1)

Nama Pembimbing:dr.Ika

Disusun oleh:

1. Fickry Adiansyah G1AOO9008


2. Diah Rizky Faradila G1A009014
3. Octi Guchiani G1A009026
4. Tessa Septian A G1A009038
5. Purindri Maharani S G1A009050
6. Yanuary Tejo Buntolo G1A009062
7. Andromeda G1A009074
8. Rizka Oktaviana P G1A009086
9. Fawzia Merdhiana G1A009098
10. Egi Dwi Satria G1A0090122
11. Firman Pranoto G1A0090134

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER
PURWOKERTO
2009
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Lingkungan kerja yang sehat sangat menentukan kenyamanan, produktivitas dan prestasi kerja. Selain itu,
pada kegiatan industri yang meproduksi produk tertentu seperti makanan, minuman, jamu, obat, dan
kosmetik menuntut kualitas sanitasi yang baik pada lingkungan kerja, area produksi dan proses produksi.

Maka dari itu Penerapan sanitasi dan hygiene dalam lingkungan kerja industri dalam mencegah terjadinya
kontaminasi dan menerapkan konsep sanitasi alat, bahan, pekerja, dan lingkungan diindustri. Untuk
menguasai sub kompetensi tersebut dianjurkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
kontaminan dan mencegah terjadinya kontaminasi secara cermat dan teliti dengan sanitasi dan hygiene
sesuai standar operasional prosedur pada industri perikanan. Selain itu dianjurkan dapat melakukan
sanitasi lingkungan, peralatan,hygiene pekerja di lingkungan kerja industri.(Sumakmur, 1988)

Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam pembangunan
nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan
pendapatan dan pemerataan pembangunan. Disisi lain kegiatan industri dalam proses
produksinya selalu disertai faktor-faktor yang mengandung resiko bahaya dengan terjadinya
kecelakaan maupun penyakit akibat kerja.

Setiap ancaman terhadap keselamatan dan kesehatan kerja harus dicegah. Karena ancaman
seperti itu akan membawa kerugian baik material, moril maupun waktu terutama terhadap
kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya. Lebih-lebih perlu disadari bahwa pencegahan
terhadap bahaya tersebut jauh lebih baik daripada menunggu sampai kecelakaan terjadi yang
biasanya memerlukan biaya yang lebih besar untuk penanganan dan pemberian kompensasinya.
Mengingat kegiatan sektor industri tidak terlepas dengan penggunaan teknologi maju yang dapat
berdampak terhadap keselamatan dan kesehatan kerja terutama masalah penyakit akibat kerja.
Selain itu masih banyak perusahaan yang belum melaksanakan ketentuan-ketentuan yang
mengarah kepencegahan penyakit akibat kerja, hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian,

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 1


waktu dan memerlukan biaya yang tinggi. Dari pihak pekerja sendiri disamping pengertian dan
pengetahuan masih terbatas, ada sebagian dari mereka masih segan menggunakan alat pelindung
atau mematuhi aturan yang sebenarnya. Oleh karena itu masalah keselamatan dan kesehatan
kerja tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri tetapi harus dilakukan secara terpadu yang melibatkan
berbagai pihak baik pemerintah, perusahaan, tenaga kerja serta organisasi lainnya. (B.N.B
Silalahi, 1991)

PT. Setia Kawan Purwokerto merupakan perusahaan daur ulang plastik yang tentunya
mempunyai masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
Tujuan menerapkan keselamatan kerja ini, diantaranya untuk :

• Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan pekerja.


• Melindungi dan mencegah pekerja dari semua gangguan kesehatan akibat lingkungan
kerja atau pekerjaannya.
• Menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan fisik, mental, pendidikan dan
ketrampilan.
• Meningkatkan efisiensi dan produktifitas
• Mengidentifikasi potensi bahaya yang diakibatkan lingkungan kerjanya
• Menganalisa resiko yang dapat ditimbulkan akibat potensi bahaya tersebut, sehingga
dilakukanya dapat diberlakukanya upaya pencegahan.

Di Indonesia, upaya Kesehatan lingkungan kerja dikembangkan selaras dengan aspek ergonomi,
kesehatan dan keselamatan kerja, baik dari segi keilmuan maupun penerapannya.

Dalam penerapan Kesehatan lingkungan kerja dikenal tiga aspek utama yakni pengenalan, penilaian dan
pengendalian lingkungan kerja. Teknik identifikasi/pengenalan lingkungan kerja dapat dilakukan melalui
suatu “ walk through survey “ atau survey pendahuluan berupa pencatatan data dan observasi secara
umum seperti nama bagian, jumlah pekerja, proses produksi/ lay out proses, bagan perusahaan dan
dilanjutkan dengan pengamatan tentang potensi bahaya, jenis mesin/ peralatan, tanda peringatan, tata
rumah tangga, tanggap darurat, tehnologi pengendalian yang ada dan sebagainya.
Pengenalan lingkungan bermanfaat guna mengetahui secara kualitatif bahaya potensial di tempat kerja,
menentukan lokasi, jenis dan metode pengujian yang perlu dilakukan.( Soemirat S Juli, 1994)

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 2


Pada tahap penilaian / evaluasi lingkungan, dilakukan pengukuran. Melalui penilaian lingkungan dapat
ditentukan kondisi lingkungan kerja secara kuantitatif dan terinci, serta membandingkan hasil pengukuran
dan standar yang berlaku, sehingga dapat ditentukan perlu atau tidaknya teknologi pengendalian, ada atau
tidaknya korelasi kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan lingkungannya.

Penerapan pengendalian merupakan metode teknik untuk menurunkan tingkat factor bahaya lingkungan
sampai batas yang masih dapat ditolerir dan sekaligus melindungi pekerja.

Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi (sumakmur, 1993):

 Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian


 Peralatan dan bahan yang dipergunakan
 Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
 Proses produksi
 Karakteristik dan sifat pekerjaan
 Teknologi dan metodologi kerja

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 3


B. Tujuan

Untukmengenal/mengetahui masalah tersebut di atas, maka Praktek Lapangan yang dilakukan


bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi potensi bahaya yang diakibatkan lingkungan kerjanya.


2. Mengidentifikasi setiap faktor lingkungan yang memungkinkan terjadinya suatu penyakit
sebagai salah satu upaya sanitasi.
3. Mendapatkan data obyektif dari kondisi lingkungan kerja yaitu faktor fisik (suhu,
penerangan dan kebisingan) dan faktor kimia (debu , dan gas gas pencemar lainya ).
4. Menganalisa resiko yang dapat ditimbulkan akibat potensi bahaya tersebut, sehingga
dilakukanya dapat diberlakukanya upaya pencegahan.
5. Mengetahui upaya sanitasi lingkungan kerja yang dilakukan untuk mengurangifaktor
resiko/ bahaya yang ada di lingkungan kerja .
6. Memberikan masukan terhadap perusahaan dalam upaya pencegahan/penanggulangan
masalah yang timbul.

C. Manfaat

Praktek lapangan yang di laksanakan ini, dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa
mengenai dasar-dasar sanitasi lingkungan kerja industri dan dampaknya baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap masyarakat sekitar dan upaya pencegahannya.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 4


BAB II

GAMBARAN UMUM

Pabrik plastik Setia Kawan ini terletak di Desa Kalibogor Kecamatan Purwokerto Barat. Jenis
usaha adalah perseorangan. Pemilik sekaligus direkturnya adalah Bapak Agus Nindyanto. Pabrik in
berdiri pada tahun 1970-an. Pabrik ini benar-benar dimulai dari nol. Dipelopori oleh kegigihan Bapak
Agus yang dapat mengantarkan pabrik plastic ini berkembang hingga sekarang. Diawali hanya dengan
memotong lalu mengolah plastic bekas hingga akhirnya Pak Agus dapat membeli mesin produksi dan
pada tahun 1985 dapat pindah menempati gedung pabrik yang sekarang.

Saat ini jumlah karyawan yang bekerja adalah 700 orang dan sebagian besar terdiri dari wanita.
Persentasenya adalah 75%. Dari sisi mesin, pabrik ini memiliki 9 buah mesin daur ulang, 34 buah mesin
produksi roll HDPE, 32 buah mesin produksi PT, 40 buah mesin potong, dan sebagainya. Pabrik ini
merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang produksi plastic kantong. Secara teknis proses
pembuatannya disebut dengan blow. Jadi, produksinya itu berupa plastic kantong. Ada beberapa
perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama tetapi berbeda produksinya. Salah satu produksinya
adalah ember.

Bahan baku plastic ada dua macam, yaitu PP (polipropilen) dan PE (poli etilen). Poli propilen/PP
dalam bentuk plastic adalah kantong plastic bening yang biasa digunakan untuk bungkus roti, bungkus
obat, dan tempat baju. PP sendiri ada berbagai macam, salah satunya yaitu OPP (oriented poli propilen)
yang biasa digunakan untuk bungkus baju, sandal, yang apabila dipegang sedikit kaku. Tetapi perusahaan
ini tidak bergerak di bidang OPP, melainkan bidang PP saja. Bahan baku plastic yang kedua adalah PE
(Poli etilen). Berdasarkan bahan bakunya, PE dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :

1. HDPE (Highdentify Poli Etilen)


Merupakan bahan baku untuk membuat tas kresek.

2. LDPE (Lowdentify Poli Etilen)


Merupakan bahan untuk membuat polibag.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 5


Secara prinsip, proses pendinginan PP dan PE sama saja. Yang berbeda adalah jika PP proses
pendinginan setelah barang itu menjadi plastic adalah menggunakan air. Sedangkan jika PE, proses
pendinginan setelah menjadi plastic adalah menggunakan udara.

Cara membuat plastic

Plastik adalah senyawa polimer yang terbentuk dari polimerisasi molekul- molekul kecil
(monomer) hidrokarbon yang membentuk rantai yang panjang dengan struktur yang kaku. Plastik
merupakan senyawa sintesis dari minyak bumi (terutama hidrokarbon rantai pendek) yang dibuat dengan
reaksi polimerisasi molekul- molekul kecil (monomer) yang sama , sehingga membentuk rantai panjang
dan kaku dan akan menjadi padat setelah temperatur pembentukannya. Plastik memiliki titik didih dan
titik beku yang beragam , tergantung dari monomer pembentuknya. Monomer yang sering digunakan
adalah etena (C2H4), propena(C3H6), styrene(C8H8), vinil klorida, nylon dan karbonat(CO3). Plastik
merupakan senyawa polimer yang penamaannya sesuai dengan nama monomer nya dan diberi awalan
poli-. Contohnya, plastik yang terbentuk dari monomer- monomer propena, namanya adalah polipropilena
. Hampir semua plastik sulit untuk diuraikan. Plastik yang memiliki ikatan karbon rantai panjang dan
memiliki tingkat kestabilan yang tinggi, sama sekali tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme.

Secara kimiawi, plastic adalah polimer yang memiliki tingkat kestabilan yang cukup tinggi,
sehingga tidak mudah rusak. Maka dari itu jika plastic tertimbun di dalam tanah dalam jangka waktu yang
lama, plastic tidak akan rusak. Berbeda jika plastic berada pada daerah yang terbuka dan terkena sinar
matahari secara langsung dan terkena hujan, maka lama-kelamaan plastic akan menjadi lapuk, sehingga
plastic dapat terurai. Oleh karena itu, dalam perusahaan ini tidak ada istilah pembuatan, melainkan
pengolahan. Karena secara struktur kimiawi tidak terdapat perubahan, yang terjadi hanya perubahan
bentuk saja.

Pabrik ini memproduksi plastic thermosetting (plastic yang dapat mengalami perubahan bentuk
karena adanya perbedaan temperature). Pada saat plastic mencapai temperature biasa, yaitu sekitar 120-
130 derajat celcius, plastic akan meleleh. Tetapi jika setelah leleh kemudian didinginkan, maka bentuknya
akan sesuai pada saat dingin. Setelah dingin, bentuknya akan tetap dan tidak mengalami perubahan lagi.

Dalam proses pembuatan plastic, plastic yang semula berupa biji atau potongan-potongan kecil
dilelehkan, kemudian keluar dari mesin sudah berbentuk lingkaran. Lingkaran yang kontinyu (terus
menerus) akan membentuk suatu silinder. Silinder inilah yang akhirnya menjadi plastic, dengan cara
ditambahkan angin dan ditarik agar memiliki ukuran dan ketebalan sesuai dengan yang diinginkan.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 6


Secara teknis keluar dalam bentuk lingkaran lalu di dalamnya ditambah angin supaya posisi bentuk
balonnya tetap. Jika tidak ada angin di dalamnya, otomatis balon mudah goyang dan dapat terjadii ukuran
yang berbeda karena tidak ada yang menstabilkan. Maka dari itu untuk menstabilkan balon, di dalamnya
harus ditambah angin, sehingga ukuran sudah pasti tetap, kecuali jika terjadi kebocoran.

Warna dasar plastic adalah bening. Jika ada plastic yang berwarna-warni (merah, kuning, hijau,
biru) itu disebabkan karena ada pewarna di dalamnya. Pewarna khusus untuk plastic berbentuk seperti
biji. Secara balancing, 1 kg bahan baku akan menjadi 1 kg plastic. Hanya , dalam proses produksi tidak
mungkin 100% menjadi barang jadi. Pasti akan ada barang yang rusak atau tercecer. Dalam proses
produksi tidak ada pencampuran zat kimiawi. Oleh karena itu perusahaan ini tidak memiliki laboratorium
untuk pengembangannya. Perusahaan ini memakai metode uji coba langsung pada mesin.

Proses daur ulang

Tahapan proses daur ulang digolongkan menjadi 2 bagian besar, yaitu:

• Bagian proses sortir bahan baku yang menggunakan tenaga manusia.


• Bagian proses yang menggunakan mesin.

Proses daur ulang merupakan kebalikan dari proses produksi. Tetapi secara prinsip prosesnya
sama, yaitu dengan cara dipanaskan lalu dicetak. Di bawah ini merupakan proses daur ulang plastic :

1. Sortir
Merupakan proses pemisahan yang pertama kali dilakukan. Pada proses ini dilakukan
pekerjaan untuk memisahkan bahan baku yang datang dan membuang material / benda asing
yang tidak diharapkan masuk ke dalam proses.

2. Pemotongan
Proses ini dilakukan untuk mengurangi ukuran material dan mempermudah proses
selanjutnya, dengan cara memotong atau merajang plastik dalam bentuk asalnya (kantong
atau lembaran plastik)

3. Pencucian
Tujuan dari pencucian adalah agar tidak mengganggu proses penggilingan. Terdiri dari 2
tahap, yaitu:

 Prewashing

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 7


Untuk memisahkan material-material asing terutama agar tidak ikut dalam proses
selanjutnya dengan menggunakan media cair sebagai sarana untuk mencuci material
dan membawa material asing keluar dari proses.

 Pencucian Tahap 2

Pada bagian ini dilakukan pencucian menggunakan mesin friction water. Materi
dicuci kembali oleh ulir menanjak yang berputar pada putaran tinggi sehingga hasil
dari friksi dapat melepaskan material asing yang masih terdapat pada bahan, dimna
bagian ini masih menggunakan media air untuk membawa material asing keluar dari
proses.

4. Pengeringan
Dilakukan secara mekanik yaitu dengan memeras material dengan gerakan memutar sehingga
air dapat keluar. Dengan menguapkan air pada suhu tertentu agar bahan benar-benar terbebas
dari suhu yang melekat.

5. Pemanasan
Material yang telah bersih dari pengotor dilelehkan dengan proses pemanasan material pada
suhu 2000 derajat celcius, dimana suhu panas dihasilkan oleh heater. Selanjutnya lelehan
dialirkan untuk menuju proses penyaringan.

6. Penyaringan
Dilakukan dengan lembaran besi yang dilobangi sebesar kira-kira 4mm di seluruh
permukaannya. Diharapkan lelehan plastik akan melewati saringan ini untuk menghasilkan
lelehan plastik berbentuk silinder panjang yang nantinya akan dipotong-potong.

7. Pendinginan
Setelan berbentuk silinder, material dilewatkan pada air dingin sebagai media pendingin.

8. Pencetakan/penggilingan
Pencetakan bijih plastik dilakukan dengan membentuk lelehan plastik menjadi berbentuk mie
dengan diameter 4 mm.

9. Pembungkusan dan Pemeriksaan


Dilakukan pembungkusan terhadap material kering dalam karung plastik. Pemeriksaan untuk
mengetahui apakah proses produksi berjalan baik.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 8


Hasil produksi perusahaan ini antara lain tas kresek, polibag, sedotan, tali raffia, dan tali
kemasan(tali yang digunakan untuk mengikat kardus). Daerah pemasarannya meliputi Karesidenan
Banyumas, dan sebagian memasuki Cilacap. Potensi terbesar berada pada daerah Jawa Tengah bagian
barat dan Jawa Barat bagian timur. Dari Brebes, Pemalang, Indramayu dan Tasik.

Hiperkes

Untuk kesehatan kerja karyawan, sementara ini perusahaan hanya menyediakan obat-obatan
ringan saja. Jika ada karyawan sakit, maka berobat sendiri, karena perusahaan tidak menyediakan
poliklinik atau dokter perusahaan. Perusahaan juga mengikutkan seluruh karyawannya untuk mengikuti 3
program Jamsostek. Program itu antara lain jaminan keselamatan kerja, jaminan kematian, dan jaminan
hari tua.

Untuk keselamatan kerja karyawan, perusahaan mencoba memberi fasilitas-fasilitas supaya tidak
terjadi hal yang tidak diinginkan. Contohnya adalah penggunaan masker, sapu tangan, sepatu boots,
kacamata, dan lain-lain.

Untuk konstruksi ruangan, dibuat ventilasi yang sedemikian lebar, sehingga sirkulasi udara
diharapkan lancar. Perusahaan mempertimbangkan, jika sampai terlalu banyak angin, akan berpengaruh
pada proses produksi. Selain ventilasi ada pula jelagar , turbo ventilator dan juga blower penghisap.
Limbah yang dihasilkan oleh pabrik adalah limbah padat yang berupa pasir dan limbah cair yang berasal
dari sisa proses pencucian. Limbah padat tadi akan dibuang ke TPA. Sedangkan limbah cairnya dibuang
ke sungai pada saat aktivitas orang di sungai telah habis. Biasanya pabrik akan membuang limbah pada
pukul 22.00 wib. Pengujian ph limbah air menunjukkan bahwa air mengandung asam, karena ph-nya di
bawah 7. Selain itu diadakan pula pengujian COD, BOD, dan TSS. TSS merupakan material padat yang
tersuspensi di dalam air. Semakin besar TSS maka air akan semakin keruh.

Kelembapan udara tidak diketahui secara pasti, karena perusahaan jarang melakukan pengukuran.
Untuk penerangannya, perusahaan memakai lampu TL dan beberapa memakai lampu penerangan jalan.
Rata-rata pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan yang monoton. Kebanyakan aktivitas bergerak
terjadi pada bagian produksi, karena 60% bergerak dan 40% aktivitas menunggu. Jam kerja perusahaan
ini normalnya adalah 7 jam. Jika di bagian produksi waktu bekerja adalah 24 jam dibagi menjadi 3 shift.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 9


Shift pertama dari pukul 07.00-15.00 wib. Shift kedua pukul 15.00-23.00 wib. Shift ketiga pukul 23.00-
07.00 wib.

Rata-rata kecelakaan yang terjadi di perusahaan diakibatkan oleh kecerobohan dan


missunderstanding karyawan. Salah satu contohnya adalah kejatuhan roll dan terjepit roll.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 10


BAB III
HASIL ANALISIS

Pengamatan dilakukan pada hari kamis 7 januari 2010 tepat pada jam 09.30, hasil analisis
yang kami dapatkan setelah melakukan praktek lapangan di Pabrik Plastik, PT. Setia
Kawan Purwokerto adalah sebagai berikut :

Indikator yang digunakan :

1. Faktor Fisik
Faktor fisik yang merupakan hazard kesehatan kerja dapat berupa kebisingan, getaran, radiasi,
dan tempratur ekstrem. Faktor-faktor ini penting diperhatikan didalam tempat kerja, karena
pengaruhnya terhadap kesehatan pekerja dapat berlangsung dengan segera maupun secara
komulatif.
a. Suhu dan Kelembaban

Tekanan panas di suatu lingkungan kerja merupakan perpaduan antara faktor


iklim: suhu udara, kelembaban, radiasi dan kecepatan angin dan faktor non-iklim :panas
metabolisme tubuh, pakaian kerja dan tingkat aklimatisasi (Widarto, 1991). Pencegahan terhadap
tekanan panas (Phoon, 1988 ), antara lain:
Aklimatisasi.
Di negara tropis tidak menjadi kesulitan dalam menghadap heat stress, bukan
berarti tenaga kerjanya kebal terhadap paparan panas. Aklimatisasi dapat dilakukan dengan
menanggalkan pakaian kerja yang terbuat dari bahan tidak berpori,melonggarkan pakaian agar
udara banyak masuk.
a. Ventilisasi yang cukup sehingga terjadi sirkulasi udara dalam ruang kerja.
b. Cukup mengkonsumsi air dan garam.
c. Isolasi antara sumber panas dan tenaga kerja.

Syarat Kesehatan :

i. Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2.5 meter


ii. Bila suhu udara >30 perlu menggunakan alat penata udara seperti AC, kipan angin, dll
iii. Bila Suhu udara luar < 18 ºC perlu menggunakan pemanas ruangan

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 11


iv. Bila kelembaban udara ruang kerja > 95% perlu menggunakan alat dehumidifier
v. Bila kelembaban udara ruang kerja < 65% perlu menggunakan alat humidifier
(misalnya : mesin pembentuk aerosol)

Nilai Ambang Batas :

Suhu dan kelembaban


- Suhu : 18 – 30ºC
- Kelembababan : 65% -95%

Keadaan di pabrik :
i. Tinggi dinding pabrik, 6 m , dengan kemiringan atap 3,5 m, maka tinggi langit-
langit dari lantai 9,5m (memenuhi syarat kesehatan). Hal ini mengindikasikan
kondisi ruangan dapat lebih meminimalisir kelembaban dan suhu yang tinggi di
dalam ruangan.
ii. Suhu udara tidak dapat diukur dengan pasti, karena kami tidak memiliki alat
pengukur temperatur ruanganya. Akan tetapi dalam ruangan kerja, terdapat pemanas
heater yang berfungsi memanaskan,
suhu minimalnya = 150oC
untuk daur ulang = 200-250oC
Maka dari itu, sekitar ruangan akan terkena radiasi panas yang tinggi. Terlebih lagi
tidak dipasangnya alat pengatur suhu ruangan, dikarenakan jika dipasang alat
tersebut akan mempengaruhi kerja heater yang harus bekerja denga energi lebih
besar, hal ini nantinya mempengaruhi hasil produksi. Paparan panas sedikit banyak
akan mempengaruhi kesehatan pekerja.
iii. Gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat paparan suhu yang tinggi,
antara lain (H.J.Mukono, 2005):
- Heat stress dan heat hyperpyresis
Kulit kering terasa panas, kulit merah sampai cyanotik, suhu tubuh > 40,5oC,
kesadaran menurun, lalu kejang, dan pada paparan terus menerus bisa koma.
Penderita harus segera dipindahkan ke ruangan dingin sampai keadaan pulih
kembali. Selimuti dengan selimut basah dan obati rasa shocknya.
- Heat syncope

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 12


Tidak bisa berdiri tegap, mobilitas rendah, dikarenakan darah terkumpul pada
pembuluh yang melintas di permukaan kulit dan ekstrimitas bawah.
Penderita harus segera dipindahkan ke ruangan dingin sampai keadaan pulih
kembali.
- Heat exhaustion (kekurangan cairan/garam)
Lemah, mual, sakit kepala, pucat, tekanan darah menurun, dehidrasi.
Pengobatan yang dengan dilakukan bisa dengan cairan oral dan pemindahan
ke ruangan yang lebih dingin. Pencegahanya bisa dilakukan dengan sering
minum air selama bekerja.
- Heat cramps
Rasa nyeri saat bekerja diakibatkan dehidrasi pada tubuh, sirkulasi darah
terganggu, memunculkan ketegangan. Pengobatan yang dengan dilakukan
bisa dengan cairan oral dan pemindahan ke ruangan yang lebih dingin.
- Heat Rash (miliaria rubra)
Timbul kulit memerah, dan bintik pada kulit akibat tersumbatnya kelenjar
keringat. Pengobatan yang dapat dilakukan bisa dengan mengoleskan lotion
pada kulit, dan hindarkan kulit terkena infeksi.
- Anhidrotic Heat Exhaustion
Adanya trauma kulit (kulit merah) menyebabkan tertahanya keringat pada
lapisan kulit,sehingga kulit tidak berkeringat walaupun pada suhu tinggi,
disertai pula dengan bintik merah kecil pada kulit. Obati kulit yang memerah
dan usahakan kulit berkeringat secara bertahap.
- Heat Fatigue Transient
Kelelahan membuat keadaan fisiologisnya tegang dalam bekerja, pencegahan
dapat dilakukan dengan aklimatisasi, dan training sebelum bekerja perihal
suhu tinggi.
- Heat Fatigue chronic
Kelelahan berat menyebabkan perilaku sosial kurang baik, pengobatan dapat
dilakuakan dengan menghilangkan keluhan yang dirasakan.
iv. Kelembaban udara tidak dapat diukur dengan pasti, karena kami tidak memiliki alat
pengukur kelembaban ruanganya. Dilihat dari keadaan ruanganya diperkirakan
kelembaban tinggi. Kelembaban ruangan yang tinggi menjadi faktor mudahnya
jamur dan bakteri untuk tinggal dan berkembang biak. Karena dapat terlihat dari
kondisi dinding dan lantainya banyak jamur yang dapat ditemukan, memungkinkan

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 13


adanya jamur sporothrix schenceki melalui inhalasi dan kontak dermal
menyebabkan gangguan kesehatan, seperti : mikosis, asma, dan alergi kulit.
v. Zat biologis yang dapat hidup dalam tanah yang lembab

Bakteri anthacis, penyebab penyakit antrax


Jamur kapsulatum, penyebab penyakit histoplasmosis
Jamur fumigatus, penyebab penyakit aspergillosis
Cacing vermicolasis, penyebab penyakit oxyuriasis
Cacing duddenale, penyebab penyakit Ancylostomiasis

vi. Kelembaban udara juga menyebabkan banyaknya perlatan/mesin yang berkarat, dari
logam korosif memungkinkanya terjadinya infeksi clostridium tetani. Gangguan
kesehatan yang diakibatkan : tetanus, mual, muntah, iritasi lambung.
vii. Tidak adanya alat humidifier sebagai alat stabilitator kelembaban udara dalam
ruangan.

b. Kebisingan di Ruangan

Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki yang menimbulkan


berbagai macam gangguan, yaitu: gangguan pendengaran, fisiologis, komunikasi,
performance, gangguan tidur dan psikologis (Pramudianto, 1991).
Pemerintah telah menetapkan Nilai Ambang Kebisingan sebesar 85 dB(A)
untuk lingkungan kerja yaitu suatu iklim kerja yang oleh tenaga kerja masih dapat
dihadapi dalam pekerjaannya sehari-hari tidak mengakibatkan penyakit atau gangguan
kesehatan untuk waktu kerja terus menerus tidaklebih dari 8 jam sehari dan 40 jam
seminggu. Waldron (1989) menyatakan bahwa kebisingan dapat dikontrol melalui :
a. Pengendalian pada sumber kebisingan.
b. Meningkatkan jarak antara sumber dan penerima kebisingan.
c. Mengurangi waktu paparan kebisingan.
d. Menempatkan barrier antara sumber dan pekerja yang terpapar.
e. Pemakaian alat pelindung telinga (ear muff, ear plug).

Syarat Kesehatan :

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 14


i. Tingkat kebisingan dalam ruang kerja sesuai persyaratan yang ditetapkan.
ii. Pengaturan tata letak ruang harus sedemikian rupa agar tidak menimbulkan
kebisingan
iii. Sumber bising dapat dikendalikan dengan beberapa cara antara lain : meredam,
menyekat, pemindahan, pemeliharaan, penanaman pohon, peninggian tembok,
pembuatan bukit buatan dan lain-lain, maupun rekayasa peralatan (engineering
control)

Nilai Ambang Batas :

NO TINGKAT KEBISINGAN (dBA) PEMAPARAN


HARIAN
1 85 8 JAM
2 88 4 JAM
3 91 2 JAM
4 94 1 JAM
5 97 30 MENIT
6 100 15 MENIT

Keadaan di pabrik :

i. Kami kembali tidak membawa audiometer, alat pengukur kebisingan


sehingga tidak mengetahui berapa tingkat kebisingan di pabrik plastik
tersebut. Akan tetapi, data yang ada tahun-tahun sebelumnya
mengindikasikan tingkat kebisingan dibawah 80dB. Berarti masih di bawah
nilai ambang batas, walaupun kevalidan data tersebut masih dipertanyakan
karena merupakan hasil pengukuran tahun-tahun sebelumnya.
ii. Sumber kebisingan di industri, dapat dihasilkan oleh heater, mesin produksi
dan segala sistemnya, mesin daur ulang, suara mesin, alat/mesin bertekanan
tinggi, pengelolaan material. Di pabrik plastik, sumber kebisingan yang
paling mendominasi berasal dari ruang daur ulang. Paparan dalam jangka
waktu panjang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
iii. Efek kebisingan terhadap kesehatan terbagi menjadi 2, yaitu :
• Efek terhadap pendengaran:

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 15


- Pergeseran nilai ambang batas sementara (Temporary
Treshold Shift), bersifat sementara dan non patologis
- Pergeseran nilai ambang batas menetap (Permanent
Treshold Shift), bersifat patologis dan menetap, terjadi di
tempat kerja karena trauma akustik dan kebisingan.
• Efekterhadap bukan pendengaran:
- Penyakit akibat stress
- Kelelahan
- Perubahan penampilan
- Gangguan komunikasi
iv. Tidak adanya upaya untuk meminimalisir sumber bising, yang dapat
dikendalikan dengan beberapa cara antara lain : meredam, menyekat,
pemindahan, pemeliharaan, penanaman pohon, peninggian tembok,
pembuatan bukit buatan dan lain-lain, maupun rekayasa peralatan
(engineering control)

2. Faktor Kimia
Dalam program kesehatan lingkungan kerja, masalah hazard kimia mempunyai permasalahn
yang sangat kompleks dan memerlukan perhatian khusus. Hal ini karena hazard kimia disamping
jumlahnya yang beredar di sektor industri sangat banyak, maka pengaruhnya terhadap
kesehatanpun sangat bervariasi. Mulai dari yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, luka,
alergi, smapai menimbulkan penyakit, malah dalam konsentarsi tertentu bahan kimia yang masuk
ke dalam tubuh dapat langsung menimbulkan kematian.
a. Debu
Debu yaitu partikel zat padat yang timbul pada proses industri sepeti pengolahan,
penghancuran dan peledakan, baik berasal dari bahan organik maupun dad anorganik.
Debu, karena ringan, akan melayang di udara dan turun karena gaya tarik bumi.
Debu yang mempunyai ukuran 5 – 10 µm akan tertahan pada sluran pernapasan bagian
atas. Partikel atau debu berukuran 3 – 5 µm akan tertahan pada saluran pernapasan bagian
tengah, sedangkan debu yang berukuran 1 – 3 µm akan tertinggal pada pemukaan alveoli
paru – paru.. Debu yang berukuran kurang dari 0, 1 µm akan bergerak keluar masuk
alveoli. Contoh debu silica, semen, kapur, dan asbes.
Menyebabkan gangguan saluran pernafasan .

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 16


Syarat Kesehatan :

i. Pada sumber penghasil debu digunakan alat penangkap debu (dust enclosure)
ii. Untuk menangkap debu yang timbul akibat proses produksi, perlu dipasang ventilasi
lokal (lokal exhauser) yang dihubungkan dengan cerobong dan dilengkapi dengan
penyaring debu (filter)
iii. Ruang proses produksi dipasang dilusi ventilasi (memasukkan udara segar)

Nilai Ambang Batas :

Debu Kandungan debu maksimal didalam udara ruangan dalam pengukuran rata-rata 8
jam adalah sbb :

No Jenis Debu Konsentrasi Maksimal


1 Debu total 10 mg/m³
2 Asbes bebas 5 serat/ml udara dengan panjang serat 5 u (mikron)

Keadaan di Pabrik :

i. Sumber debu pada pabrik plastik di sekitar : Pada proses pembakaran, proses
peleburan, proses pengolahan, proses pemanasan, dan pada pembuangan limbah
padat.
ii. Jumlah debu yang dihasilkan sebagian besar merupakan limbah padat industri
plastik.
iii. Tidak adanya alat penangkap debu (dust enclosure) pada lingkungan kerja industri.
iv. Ventilasi bawah tidak lebar dan tidak dibuka karena akan mengganggu proses
produksi. Akan tetapi konstruksi bagian atas pabrik tersebut, antar sekat ruang
produksinya memiliki ventilasi besar, diharapkan sirkulasi udara pun lebih lancar.
Ventilasi bawah hanya sesekali dibuka, dan tidak dilengkapi filter debu.
v. Ruang proses produksi dipasang turbin ventilator
vi. Partikulat debu yang berkeliaran di udara dapat menyebabkan gangguan pernapasan
pada pekerja.
vii. Serat asbes dikhawatirkan ikut mencemari lingkungan kerja industri, karena
konstruksi bangunan yang sudah semakin tua.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 17


b. Gas Pencemar
Gas adalah bentuk zat yang tidak mempunyai bangun tersendiri, melainkan mengisi
ruangan tertutup pada kondisi suhu dan tekanan normal. Bentuknya dapat berubah
menjadi cair pada kondisi suhu dan tekanan yang tinggi. Gas pencemar itu sendiri berarti
gas yang mencemari udara, dan menyebabkan beberapa gangguan kesehatan pada
manusia.
Syarat Kesehatan :

i. Pada sumber dipasang hood (penangkap gas) yang dihubungkan dengan local
exhauser dan dilengkapi dengan filter penangkap gas
ii. Melengkapi ruang proses produksi dengan alat penangkap gas
iii. Dilengkapi dengan suplai udara segar

Nilai Ambang Batas :

Keadaan di Pabrik :

i. Sumber gas-gas pencemar pada pabrik plastik terdapat pada : proses pembakaran (gas
CO, NO, HC), proses peleburan, proses pembuangan limbah (gas methan dan H2S) .
ii. Pada sumber tidak dipasangya hood (penangkap gas) yang dihubungkan dengan local
exhauser dan dilengkapi dengan filter penangkap gas
iii. Pabrik menyediakan turbin ventilator sebagai suplai udara segar dalam ruangan.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 18


iv. Pabrik juga menyediakan fasilitas blower penghisap, yang nantinya menyerap semua
gas pencemar dalam ruangan dan langsung dibuang ke lingkungan tanpa dilakukan
pengolahan terlebih dahulu.
v. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran udara bagi masyarakat sekitar yaitu
gangguan kesehatan , tergantung dampak dan konsentrasi paparan pada tubuh
manusianya, dan dampak terhadap globalnya yaitu kerusakan lapisan ozon yang
menyebabkan pemanasan global.
Gas Pencemar yang mungkin terkandung :
• Sumber Pembakaran
a) Hidrokarbon (HC)

Pembakaran hidrokarbon menghasilkan panas. Panas yang tinggi menimbulkan peristiwa pemecahan
(Cracking) menghasilkan rantai hidrokarbon pendek atau partikel karbon. Gas hidrokarbon dapat
bercampur dengan gas buangan lainnya. Cairan hidrokarbon membentuk kabut minyak (droplet).
Padatan hidrokarbon akan membentuk asap pekat dan menggumpal menjadi debu/partikel. Hidrokarbon
bereaksi dengan NO2 dan O2 mengahsilkan PAN (Peroxy Acetyl Nitrates). Campuran PAN dengan gas
CO dan O3 disebut kabut foto kimia (Photo ChemistrySmog) yang dapat merusak tanaman. Daun
menjadi pucat karena selnya mati. Jika hidrokarbon bercampur bahan lain toksitasnya akan meningkat.
Berikut ini adalah toksitas benzena dan toluena:

Karakteristik Fisik : gas, cairan, maupun padat.

Sumber Pencemaran :

Pencemaran berasal dari sumber alami seperti: Sumber terbesar senyawa hidrokarbon adalah tumbuh-
tumbuhan. Tanaman coniferae memproduksi hidrokarbon, yaitu terpene minyak essensial pada
tumbuhan.
Sumber CH lainnya berasal dari sumber antropogenik yaitu Pencemar udara berupa hidrokarbon
dihasilkan proses di industry plastic, resin, zat warna, karet, perindustrian penguapan pelarut organik,
dan pembakaran sampah, kendaraan bermotor.

Efek pada kesehatan :

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 19


Gas Hidrokarbon di dalam udara mengalami reaksi fotokimia, dapat berubah menjadi zat yang lebih
berbahaya daripada asalnya, misalnya terbentuknya peroxiasetil nitrat (PAN), keton, aldehid, polycyclic
aromatic hidrokarbon bersifat karsinogen.

Baku mutu ambient udara : 0,24 ppm dalam 3 jam, metoda analisis-Flame ionization, alat-Gas
chromatography
b) Karbonmonoksida (CO)

Karakteristik Fisik : Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai
rasa, titik didih -192º C, tidak larut dalam air dan beratnya 96,5% dari berat udara. Sering disebut silent
killer.

Sumber Pencemaran :

Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksida adalah, pembakaran tidak sempurna dari bahan
bakar atau senyawa senyawa karbon.
Pencemaran karbon monoksida berasal dari sumber alami seperti: hydrozoa (siphonopores) makhluk laut,
kebakaran hutan, oksidasi dari terpene yang diemisikan hutan ke atmosfer, produksi CO oleh vegetasi dan
kehidupan di laut.
Sumber CO lainnya berasal dari sumber antropogenik yaitu hasil pembakaran bahan bakar fosil yang
memberikan sumbangan 78,5% dari emisi total. Pencemaran dari sumber antropogenik 55,3% berasal dari
pembakaran bensin pada otomotif. Asap rokok juga dapat menghasilkan gas CO. selain itu dari kebakaran
hutan, insinerasi, dan industri-industri.

Efek pada kesehatan :

Gas CO digolongkan sebagai asphyxiant (penyebab sesak napas ). Gas karbon monoksida memasuki
tubuh melalui pernafasan dan diabsorpsi di dalam peredaran darah. Karbon monoksida akan berikatan
dengan haemoglobin (yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh) menjadi
carboxyhaemoglobin. Gas CO mempunyai kemampuan afinitas 210 kali lipat lebih besar daripada O2
terhadap Hb. Secara langsung kompetisi ini akan menyebabkan pasokan O2 ke seluruh tubuh menurun
tajam, sehingga melemahkan kontraksi jantung dan menurunkan volume darah yang didistribusikan.
Paparan menahun menimbulkan kerusakan otot jantung dan susunan syaraf pusat, dengan gejala
gangguan syaraf otak, infark jantung, infark otak, dan kematian bayi dalam kandungan.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 20


Gas CO dapat pula merupakan gas yang menyebabkan Building Associated Illnesses, dengan keluhan
mual, nyeri kepala, dan muntah.

Baku mutu ambient udara : 20 ppm dalam 8 jam, metoda analisis- NIDR, alat-NIDR analyzer

• Konsentrasi rendah (10 ppm) dapat menyebabkan pusing-pusing, keletihan, dan kurang
memperhatikan sekitarnya.
• Konsentrasi pada 250 ppm, terjadi kelainan fungsi susunan syaraf pusat, perubahan fungsi paru-
paru dan jantung, rasa sesak napas, pingsan.
• Konsentrasi tinggi (pada 750ppm) dapat menyebabkan kematian.

Jenis fungi seperti Penicillium dan Aspergillus dapat menghilangkan CO dari udara.

c) Nitrofen Oksida (NOx)

NO, NO2, N2O .

Karakteristik fisik: Gas Nitrogen monoksida tidak berwarna, tidak berbau, tetapi gas nitrogen dioksida
berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam, bersifat oksidator dan menyebabkan orang menjadi lemas.

Sumber Pencemaran :

Oksida nitrogen diproduksi terutama dari proses pembakaran bahan bakar fosil, seperti bensin, batubara
dan gas alam. 50% dihasilkan dari kendaraan bermotor.

Efek pada kesehatan :

Nitrogen oksida bereaksi dengan senyawa organic volatile membentuk ozon dan oksidan lainnya seperti
peroksiasetilnitrat (PAN) di dalam smog fotokimia dan dengan air hujan menghasilkan asam nitrat dan
menyebabkan hujan asam. Smog fotokimia berbahaya bagi kesehatan manusia karena menyebabkan
kesulitan bernafas pada penderita asma, batuk-batuk pada anak-anak dan orang tua, dan berbagai
gangguan sistem pernafasan, serta menurunkan visibilitas.
Iritasi pada mata dan kulit berupa luka bakar dapat terjadi jika NO2 bereaksi dengan uap air.

Baku mutu ambient udara : 0,05 ppm dalam 24 jam, metoda analisis-Saltzman, alat-Spektrophotometer

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 21


• Konsentrasi rendah (50-100 ppm) dapat menyebabkan peradangan paru-paru, pada fase ini orang
masih bisa sembuh 6-8minggu.
• Konsentrasi pada 150-200 ppm, terjadi pemampetan bronchioli, disebut bronchiolitis fibrosis
obliterans, meninggal dalm waktu 305 minggu.
• Konsentrasi tinggi (pada 500ppm) dapat menyebabkan kematian dalam waktu 2-10 hari.

• Sumber Pembuangan limbah


a) Hidrogen Sulfida (H2S)
hydrogen sulfida adalah gas yang berbau telur busuk. Sekalipun gas ini bersifat iritan bagi paru-paru,
tetapi ia digalongkan kedalam asphyxiant karena efek utamanya adalah melumpuhkan pusat pernafasan,
sehingga kematian disebabkan oleh terhentinya pernapasan. Hidrogen sulfida juga bersifat korosif
terhadap metal, dan menghitamkan berbagai material. Karena H2S lebih berat daripada udara, maka H2S
ini sering didapat disumur-sumur, saluran air buangan, dan biasanya ditemukan bersama-sama gas
beracun lainnya seperti metan, dan karbon dioxida. H2S didapat secara alamiah pada gunung-gunung
berapi, dan dekomposisi zat organik. Emisi hydrogen sulfida didapat pada industri kimia, industri minyak
bumi, kilamg minyak, dan terutama pada industri yang memproduksi gas sebagai bahan bakar.
Hidrokarbon berasalkan proses alamiah dan buatan manusia. Secara alamiah hidrokarbon diproduksi oleh
tanaman, dekomposisi zat organik. Sumber alamiah bagi hidrokarbon adalah sumur-sumur minyak dan
gas bumi. Tanaman terutama pohon, seperti genus citrus dan famili coniferae memproduksi hidrokarbon.
Sumber buatan utama hidrokarbon adalah asap kendaraan bermotor.

b) Methana (CH3)

Metana merupakan cemaran gas yang bersama-sama dengan CO2, CFC, dan N2O menyebabkan efek
rumah kaca sehingga menyebabkan pemanasan global.
Karakter fisik : Metana murni tidak berbau, tapi jika digunakan untuk keperluan komersial, biasanya
ditambahkan sedikit bau belerang untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi. mudah terbakar

Sumber :

Sampah adalah salah satu kontributor besar bagi ter-bentuknya gas metan (CH4), karena aktivitas
manusia sehari-hari. Gas metana CH4 adalah senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan dari
penguraian senyawa organik oleh bakteri anaerob yang terjadi dalam air, dalam tanah dan dalam sedimen
yang masuk ke dalam lapisan atmosfer.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 22


Sumber cemaran CH4 adalah sawah (11%), rawa (34%), hutan tropis (36%), pertambangan dll (5%). Ia
dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya
dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain
dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan
akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan.

Gas-gas CH4, CFC, N2O, CO2 yang berada di atmosfer mengakibatkan radiasi inframerah yang tertahan
akan meningkat yang pada gilirannya akan mengakibatkan pemanasan global.

c. Pertukaran Udara
Syarat Kesehatan :

i. Memasukkan udara segar untuk mencapai persyaratan NAB dengan menggunakan


ventilasi / AC
ii. Kebutuhan suplai udara segar 10lt/org/dtk
iii. Membersihkan saringan/filter udara AC secara periodik sesuai ketentuan pabrik

Nilai Ambang Batas :

Pertukaran udara : 0.283 M³/menit/orang dengan laju ventilasi : 0.15 – 0.25 m/detik.

Keadaan di Pabrik :

i. Tiidak membawa spirometri, sehingga tidak bisa menghitung laju pertukaran udara.
ii. Ventilasi bawah tidak lebar dan tidak dibuka karena akan mengganggu proses
produksi. Maka konstruksi bangunan pun dibuat atap bertingkat, konstruksi bagian
atas pabrik tersebut, antar sekat ruang produksinya memiliki ventilasi besar,
diharapkan sirkulasi udara pun lebih lancar. Ventilasi bawah hanya sesekali dibuka.
iii. Dilengkapi turbin ventilator
iv. Tidak memiliki saringan/filter udara AC

d. Uap
Vaspor (uap) adalah bentuk penguapan dari benda yang dalam keadaan normal
(temperatur dan tekanan kamar) dalam bentuk padat atau cair. Penguapan adalah proses
dari suatu bentuk cair berubah menjadi bentuk uap bercampur dengan udara sekitarnya.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 23


Pelarut-pelarut organic seperti asethon, kloroform, benzene, dapat membentuk uap dalam
suhu kamar dan berdifusi ke segala arah sering dinamakan volatile substance, zat yang
mudah menguap.
Volatile Substance :

Kimia organik
• Benzene atau bensole (C6H6) digunakan dalam industri sebagai pelarut lemak.
• Cloroform (CHCl3) merupakan Hidrokarbon terchlorinasi suatu, anestatik.
Keadaan di Pabrik :
i. Uap bersumber dari proses peleburan, proses pemanasan dan pengolahan.
ii. Uap yang masuk lewat inhalasi dalam konsentrasi tertentu dapat menyebabkan
gangguan kesehatan tergantung jenis zat pencemar yang masuknya.

e. Fumes
Asap adalah partikel logam halus berdiameter kurang dari 1milimikron dari zat karbon
yang keluar dari cerobong asap industri karena pembakaran tidak sempurna dari bahan-
bahan yang mengandung karbon, misalnya membentuk zat Pb dan Zn. Pengelasan
(welding), penyolderan yang tidak cukup panas, dan pekerjaan lainya akan menghasilkan
fumes.
Sifat-sifat “fume” adalah berflokulasi; kadang-kadang bergumpal; umumnya
ukuran partikel-partikel dibawah 1 mikron yaitu antara 0,1-1 mikron.
Keadaan di Pabrik :
i. Fumes yang berasal dari proses pembakaran, dan banyak cerobong asap tidak diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan.
ii. Pabrik hanya menyediakan fasilitas blower penghisap, yang nantinya menyerap semua
gas pencemar dalam ruangan dan langsung dibuang ke lingkungan tanpa dilakukan
pengolahan terlebih dahulu.
iii. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran udara bagi masyarakat sekitar yaitu gangguan
kesehatan , tergantung dampak dan konsentrasi paparan pada tubuh manusianya, dan
dampak terhadap globalnya yaitu kerusakan lapisan ozon yang menyebabkan
pemanasan global.
iv.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 24


Fumes yang mungkin terkandung :

i. Timbal (Pb)

Karakteristik fisik : padat dan hitam

Sumber Pencemar:

Bahan bakar kendaraan bermotor, industry besi dan baja, peleburan tembaga, pembakaran batu
bara, pipa air yang mengandung Pb, cat rumah,pabrik-pabrik, penyemprotan pestisida,
pembakaran sampah, dan pembakaran bensin.
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan
bermotor, dengan meningkatkan bilangan oktan menjadi 8,14. Penaikan bilangan oktan ini, untuk
mencegah terjadinya pembakaran spontan yang menyebabkan terjadinya knocking, knocking
adalah ketukan yang terjadi dalam mesin. Knocking inilah yang akhirnya mempercepat kerusakan
pada mesin. Oktana ini berbeda dengan Heptana, yang walaupun dikompresi atau ditekan tidak
menimbulkan pembakaran spontan. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang
berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.
Penggunaan timbale bias dikurangi dengan menggantinya dengan MTBE metyl tertiary butyl eter,
selain meningkatkan bilangan oktan juga dapat menambahkan oksigen, sehingga meminimalisir
terjadinya pembakaran tidak sempurna.

Efek Kesehatan :

Timbal dan senyawanya mempengaruhi sistem pusat syaraf. Akut , sakit perut, muntah, diare
akut. Kronik , nafsu makan hilang, konstipasi, lelah, sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota
badan, kejang, gangguan penglihatan.

baku mutu udara ambient : 0,06 mg/m3 dalam 24 jam, metode-Gravimetrik, alat-Hi vol AAS.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 25


ii. Chlorine
Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada perang dunia ke-1.
Meliputi asam hipokhlorit(HOCl) dan garam hipokhlorit(OCl) .

Karakteristik fisik : Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat.
Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida yang toksik.
Sangat bersifat iritan, reaktif dan toksik.

Sumber : industry plastic, insektisida, herbisida, pemuti, pemrosesan sellulosa, industry kertas,
pabrik pencuci tekstile, pemutih, dan desinfektan untuk air minum dan kolam renang.

Efek Kesehatan :

Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran pernafasan.
Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan
dapat membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif .
Pada kadar 30ppm dapat menimbulkan batuk, nnyeri dada, dan kesukaran bernapas.
Pada paparan kronis dapat berakibat terhadap hidung (anosmia), dan pada saluran pernapasan
menyebabkan iritasi dan peradangan, Edema paru , emphysema, radang paru.

baku mutu udara ambient : 150 mg/Nm3 dalam 24 jam, metode-Ion electrode, alat-
impinge/continous analysis.

iii. Hg/merkuri

Hg merupakan racun sistemik dan diakumulasi dihati, ginjal, limpa, dan tulang. Industri yang
menggunakan Hg misalnya untuk proses produksi pada pabrik plastik, campuran bahan antiseptik
pada sabun dan kosmetik, amalgam pada penambal gigi, dan fungisida. Gejala keracunan ion Hg
adalah: sakit kepala, sukar menelan, penglihatan jadi kabur, daya dengar menurun, bagian kaki
dan tangan terasa tebal, mulut terasa tersumbat logam, gusi membengkak disertai diare, kondisi
tubuh melemah dan kematian, ibu mengandung melahirkan bayi cacat. Kasus keracunan Hg
pernah terjadi di Minamata, penduduk banyak yang menjadi cacat, meninggal, dan bayi lahir
cacat. Penyebabnya ikan laut yang dimakan mengandung Hg sekitar 27 - 102 ppm, karena
tercemari limbah pabrik plastik. Kasus lain di Niigata, banyak yang cacat dan meninggal karena
mengkonsumsi ikan yang mengandung Hg sekitar 5 - 20 ppm.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 26


3. Faktor Biologi
a. Vektor Penyakit
Keadaan di Pabrik yang memungkinkan menjadi sumber penularan
Vektor:
i. Penumpukan Sampah :
• Lalat

Jenis lalat yang merugikan bagi manusia dianataranya lalat hijau (Lucila seritica), lalat
biru (Calliphora varnituria) dan lalat latrine (Fannia canicularis).Serangga kecil ini sangat
mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup, mata majemuknya terdiri atas ribuan lensa dan
sangat peka terhadap gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat.
Saat ini, ditemukan tidak kurang dari 60.000 – 100.000 spesies lalat di dunia.
Lalat merupakan pembawa penyakit yang sangat efisien karena tubuhnya mudah
ditempali bakteri, spora dan cacing pada bagian mulut dan ke 6 kakinya sehingga mudah
menyebarkan agen penyakit. Lalat inijuga suka hinggap pada makanan, berjalan pada
peralatan makanan seperti sendok, piring, garpu dan perkakas lainnya. Selain
meninggalkan bakteriyang menempel ditubuhnya lalat juga mengeluarkan kotoran pada
setiap tempat yang dihinggapinya (Anonimus, 2005).
Lalat dapat berperan sebagai vektor mekanis dan biologis (Siswono, 2005). Menurut
Anonimus (2005), penularan secara mekanis terjadi melalui kulit tubuh dan kaki-kaki
lalatyang kotor dan merupakan tempat menempelnya mikroorganisme yang kemudian
hinggap pada makanan. Penularan secara bilogis yaitu dengan hinggap pada makanan dan
mengeluarkan air liurnya yang mengandung bakteri pathogen. Bakteri patogen yang
disebarkan oleh lalat adalah antara lain Salmonella typii, Shigella disentry, Clostridium
pefringens Vibrio cholera (Sharinggon, 1994).
Penyakit-penyakit yang ditularkan oleh lalat adalah penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan saluran pencernaan misalnya, tifus abdominalis, kolera, tifoid, diare, desentri dan
lain-lain. Disamping penyakit perut, lalat juga dapat menularkan penyakit lain seperti
scarlatina, difteri, dan penyakit gatal-gatal pada kulit (Sinaga, 2004). Lalat rumah (Musca
domestica) berkembangbiak dengan cepat pada kondisi sanitasi linkungan yang buruk
seperti pada tempat- tempat dimana terjadi peristiwa pembusukan organik antara lain

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 27


gundukan sampah basah, kotoran hewan, sisa makanan, buah-buahanyang berada
dirumah atau dipasar serta genangan air kotor serta lingkungan rumah sakit.
• Kecoa
Kecoa tinggal di tempat gelap yang kotor, lembab dan bau. Baunya yang tidak sedap, kotoran dan
kuman yang ia tinggalkan di setiap tempat yang ia hinggapi, membuat kecoa dianggap sebagai
indikator sanitasi yang buruk. Berbagai kuman penyakit yang berasal dari tempat-tempat kotor
menempel pada tubuh kecoa dan akan menempel di setiap tempat yang dia hinggapi. Oleh karena
itulah kecoa dapat menjadi penyebab berbagi jenis penyakit mulai hari tipus, toksoplasma, hingga
penyakit SARS yang mematikan, sehingga perlu dikendalikan populasinya.
• Tikus
Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling
dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus)
ii. Sanitasi toilet yang kotor, dapat menjadikan tempat perindukan kecoa, tikus, nyamuk
iii. Air kotor yang tergenang, di sekitar pabrik.
Jentik nyamuk anopheles sp., agent yang dibawanya plasmodium vivax media transmisi melalui
gigitan nyamuk tersebut, ke intravena (pembuluh darah manusia), menyebabkan penyakit
malaria.

iv. Terkandung dalam air : termasuk protozoa, cacing dan tungau.

PROTOZOA :
Entamoeba histolytica Dysentriae amuba
Balantidium coli Balantidiasis
Giardia Lamblia Giardiasis

METAZOA :
Ascaris lumbricoides Ascaris
Clonorchis sinensis Clonorchiasis
Diphyllobothrium latum Diphylobothriasis
Taenia saginata/solium Taeniasis
Schistosoma Schistosomiasis

v. Sarang laba-laba pada atap pabrik


Laba-laba, melalui skin contact, lalu laba-laba tersebut mengigit bisa terkena penyakit
anaphiliaxis

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 28


vi. Terkandung dalam air
Schistosoma sp.

Penularan schistosomiasis terjadi apabila larva serkaria yang berada dalam air
menemukan inang definitive, dengan kata lain transmisi penyakit schistosomiasis pada
manusia terjadi apabila manusia berada pada lingkungan perairan yang sudah
mengandung larva serkaria dari S. japonicum. Schistosomiasis adalah penyakit zoonotik dan
merupakan masalah kesehatan
masyarakat. Infeksi shistosoma dapat menimbulkan gejala-gejala yang bersifat umum
seperti gejala keracunan, disentri , penurunan berat badan , penurunan nafsu makan,
kekurusan dan lambatnya pertumbuhan pada anak-anak. Sedang pada penderita yang
sudah kronis dapat menimbulkan pembengkakan hati yang umumnya berakhir dengan
kematian.
vii. Terkandung dalam tanah yang lembab

• Cacing vermicolasis, penyebab penyakit oxyuriasis


• Cacing duddenale, penyebab penyakit Ancylostomiasis
viii. Terkandung dalam Udara
a) Kontak melalui inhalasi , factor predisporsingnya : pekerja yang tidak memakai masker
• Enterobius vermicularis - Oxyyuriasis
Larva masuk lewat inhalasi dan menyebabkan ganguan padagasterointestinal.
b) Tidak memakai tutup kepala
• Kutu menyebabkan lesi pada kulit kepala.
• Ketombe menyebabkan kulit kepala gatal-gatal.

b. Virus
Keadaan di pabrik yang memungkinkan terjadinya sumber penularan
oleh virus :
i. Terkandung dalam air

• Rotavirus

Rotavirus adalah virus yang umum dan menular yang menyebabkan muntah dan diare.
Rotavirus adalah kuman diare pembawa maut yang berbahaya. Jadi, jangan anggap

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 29


sepele penyakit diare, karena nyatanya, 18% penyebab kematian pada bayi dan balita di
Indonesia disebabkan oleh virus yang membawa penyakit ini.

Penularan rotavirus yang utama melalui feses penderita yang masuk secara oral. Tangan
atau air yang terkontaminasi setelah BAB adalah sumber penularan utama. Selain itu
muntahan penderita juga menjadi sumber penularan bagi anggota keluarga. Juga bahan
atau alat yang tercemar muntahan penderita perlu dicermati sebagai sumber penularan,
maka harus dicuci bersih.

• virus hepatitis A,

Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada
orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut,
mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu.
Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan
hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik.
Masa inkubasi 30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi
feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang
yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.

• virus poliomyelitis a.c,

Poliomyelitis atau Polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh
virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk
ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah
dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang
kelumpuhan.

Virus Polio dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai
berkilo-kilometer dari sumber penularannya. Penularan terutama terjadi akibat
tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari penderita yang telah terinfeksi, namun virus
ini hidup di lingkungan terbatas.

• virus DHF dan

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 30


Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia,
kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.

Penyakit DBD sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti flu atau tipus. Hal ini
disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD bisa bersifat
asimtomatik atau tidak jelas gejalanya.

• virus trachoma.

Mata merah atau belekan infeksinya oleh trachoma yang komplikasinya bisa
mengakibatkan kebutaan. Penderita yang terkena penyakit ini akan merasakan pedih pada
matanya, mata menjadi merah dan bengkak, bahkan ketika bangun tidur, si penderita
akan kesulitan untuk membuka matanya, karena terdapat banyak kotoran di seputar
kelopak matanya. Sehingga pandangan menjadi kabur dan terasa ada ganjalan pada bola
mata.

Yang sebagian besar menyerang sistem gasterointestinal, seperti diare, mual, dll.

ii. Terkandung dalam udara

Kontak melalui inhalasi , factor predisporsingnya : pekerja yang tidak memakai masker
• Parotitis epidemica virus - Parotitis epidemica
Penyakit ini disebut juga gondong, Mudah menular melalui kontak langsung & droplet
dari air liur atau sekresi lain pada nasofaring.
Masa tunas/inkubasi:
12-26 hari (rata-rata: 18 hari)
Masa tular/infektiviti:
2-4 hari sebelum pembengkakan parotis & sampai 9 hari sesudah pembengkakannya
mulai.
• Virus varicella –Varicella
Virus varicella termasuk golongan herpes virus yang disebut varicella herpes virus
(VZV). Kontak pertama dengan virus varicella akan menyebabkan penyakit varicella,
kontak berikutnya yang muncul adalah herpes zoozter. Virus yang masuk ke dalam tubuh

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 31


umumnya melalui saluran pernapasan, kemudian masuk ke sirkulasi darah dan kelenjar
getah bening dan akan berahir dengan manifestasi dengan kulit.
Mula-mula akan membentuk peradangan pada folikel kult dan glandula sebasea, kemudian
membentuk makula (bentuknya hampir rata dengan sekitarnya) yang berkembang cepat
menjadi papula (bentuknya lebih menonjol) dan berubah lagi menjadi vesikula (papula
yang berisi cairan) dan ahirnya mengering menjadi krusta.
Pada anak dengan daya tahan tubuh cukup, penyakit ini bersifat ringan dan jarang
menimbulkan komplikasi, tetapi pada anak dengan immunodefisiensi, maka penyakit
inidapat menimbulkan komplikasi bahkan kematian.
• Virus morbilli – Morbilli
Penyakit infeksi virus akut menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu :
a. Stadium Kataral
b. Stadium Erupsi, dan
c. Stadium Konvalesensi
Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah sealma
masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus ini berupa virus RNA
yang termasuk famili Paramiksoviridae, genus Morbilivirus.
• Virus influenza- Influenza
Terjadi melalui penyebaran partikel kecil [< 5 um] ke udara, baik secara langsung atau
melalui partikel debu yang mengandung mikroorganisme infeksius. Partikel ini dapat
tersebar dengan cara batuk, bersin, berbicaradan tindakan seperti bronkoskopi atau
pengisapan lendir. Partikel infeksius dapat menetap di udara selama beberapa jam dan
dapat disebarkan secara luas dalam suatu ruangan atau dalam jarak yang lebih jauh.
Pengelolaan udara secara khusus dan ventilasi diperlukan untuk mencegah transmisi
melalui udara.

c. Bakteri
Keadaan di pabrik yang memungkinkan terjadinya sumber penularan
oleh bakteri :
i. Mesin yang berkarat,

Kelembaban udara juga menyebabkan banyaknya perlatan/mesin yang berkarat, dari logam
korosif memungkinkanya terjadinya infeksi clostridium tetani. Gangguan kesehatan yang
diakibatkan : tetanus, mual, muntah, iritasi lambung.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 32


ii. Air hasil pencucian sampah plastik,

Bakteri penyebab penyakit bawaan air terbanyak adalah :

• salmonella typhi/paratyphi,

Demam Tifoid juga dikenali dengan nama lain yaitu Typhus Abdominalis,Typhoid fever
atau Enteric fever. Demam tifoid adalah penyakit sistemik yang akut yang mempunyai
karakteritik demam, sakit kepala dan ketidakenakan abdomen berlangsung lebih kurang 3
minggu yang juga disertai gejala-gejala perut pembesaran limpa dan erupsi kulit. Demam
tifoid (termasuk para-tifoid) disebabkan oleh kuman Salmonella typhi, S paratyphi A, S
paratyphi B dan S paratyphi C. Jika penyebabnya adalah S paratyphi, gejalanya lebih
ringan dibanding dengan yang disebabkan oleh S typhi.

demam tifoid sering ditemui di tempat-tempat di mana penduduknya kurang


mengamalkan membasuh tangan manakala airnya mungkin tercemar dengan sisa
kumbahan.

• Shigella dan

Shigella, penyebab disentri yang terpenting dan tersering (± 60% kasus disentri yang
dirujuk serta hampir semua kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan
oleh Shigella. Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron
(=usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir
bercampur darah .

Transmisi : fecal-oral, melalui : makanan / air yang terkontaminasi, person-to-person


contact.

• Vibrio cholera.

Gejala-gejala kolera Asiatik dapat bervariasi dari diare cair yang ringan, sampai diare
akut yang ditandai dengan kotoran yang berwujud seperti air cucian beras. Gejala awal
penyakit ini umumnya terjadi dengan tiba-tiba, dengan masa inkubasi antara 6 jam
sampai 5 hari. Kram perut, mual, muntah, dehidrasi, dan shock (turunnya laju aliran darah
secara tiba-tiba). Kematian dapat terjadi apabila korban kehilangan cairan dan elektrolit

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 33


dalam jumlah besar. Penyakit ini disebabkan karena korban mengkonsumsi bakteri hidup,
yang kemudian melekat pada usus halus dan menghasilkan racun kolera. Produksi racun
kolera oleh bakteri yang melekat ini menyebabkan diare berair yang merupakan gejala
penyakit ini. Air dapat menjadi sumber penularan vibrio cholera.

• Entamoeba coli.

Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14

hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat

disebabkan infeksi maupun non infeksi.

Yang sebagian besar menyerang sistem gasterointestinal, seperti diare, mual, dll.

iii. Tanah yang lembab

Bakteri anthacis, penyebab penyakit antrax

iv. Udara

Kontak melalui inhalasi , factor predisporsingnya : pekerja yang tidak memakai masker

• Corynebakterium diphtheria- Diphtheriae

Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri penghasil toksin (racun)
Corynebacterium diphtheriae. Biasanya penyakit ini menyerang saluran pernafasan (terutama
laring, amandel dan tenggorokan); tetapi bisa juga menyerang kulit dan toksin yang dihasilkan
bisa menyebabkan kerusakan pada saraf dan jantung.
Bakteri ini ditularkan melalui percikan ludah yang berasal dari batuk penderita atau benda
maupun makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri.Biasanya bakteri berkembangbiak pada
atau di sekitar permukaan selaput lendir mulut atau tenggorokan dan menyebabkan
peradangan.Beberapa jenis bakteri ini menghasilkan toksin yang sangat kuat, yang dapat
menyebabkan kerusakan pada jantung dan otak.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 34


• Mycobakterum tuberculosis- Tuberculosa

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.


Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit.
Penularan terjadi karena kuman dibatukan atau dibersinkan keluar menjadi droflet nuklei dalam
udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1 – 2 jam, tergantung ada atau
tidaknya sinar ultra violet. dan ventilasi yang baik dan kelembaban. Dalam suasana yang gelap
dan lembab kuman dapat bertahan sampai berhari – hari bahkan berbulan, bila partikel infeksi ini
terhisap oleh orang yang sehat akan menempel pada alveoli kemudian partikel ini akan
berkembang bisa sampai puncak apeks paru sebelah kanan atau kiri dan dapat pula keduanya
dengan melewati pembuluh linfe, basil berpindah kebagian paru – paru yang lain atau jaringan
tubuh yang lain.

• Bordetella pertussis- pertussis

Pertusis (Batuk Rejan, Whooping Cough) adalah infeksi bakteri pada saluran pernafasan yang
sangat menular dan menyebabkan batuk yang biasanya diakhiri dengan suara pernafasan dalam
bernada tinggi (melengking). Bakteri ini ditularkan melalui percikan ludah penderita.

• Diplococus pneumonia- Pneumoniae

Pneumonia adalah suatu radang pada parenkim paru. Proses peradangan tersebut terbanyak
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, dan jamur), selain itu dapat juga disebabkan oleh
faktor-faktor lain (inhalasi bahan kimia atau makanan, radiasi, dll).

d. Jamur

Keadaan di pabrik yang memungkinkan tumbuhnya jamur :

a. Kelembaban ruangan yang tinggi, menyebabkan dinding dan lantai berjamur. Kondisi
dinding dan lantainya yang banyak jamur ini dapat ditemukan, memungkinkan adanya jamur
sporothrix schenceki melalui inhalasi dan kontak dermal menyebabkan gangguan kesehatan,
seperti : mikosis, asma, dan alergi kulit.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 35


b. Terdapat pada air,
Dermatofitosis- Tinea pedis (kutu air) menyerang diantara jari-jari kaki kulit kemerah-
merahan terkelupas dan mengeluarkan air.

c. Tanah yang lembab

Jamur kapsulatum, penyebab penyakit histoplasmosis


Infeksi terjadi dengan inhalasi spora, terutama mikrokonidia, spora yang cukup kecil
untuk mencapai alveoli pada inhalasi, yang kemudian berlanjut dengan bentuk budding.
Dengan berlanjutnya waktu, reaksi granuloma terjadi.
Jamur fumigatus, penyebab penyakit aspergillosis
Penyakit jamur yang muncul dengan berbagai sindroma klinis yang disebabkan oleh
spesies Aspergillus. Penderita dengan penyakit paru kronis (terutama asthma, juga
penyakit gangguan paru kronis atau “cystic fibrosis”) dan penderita yang alergi terhadap
jamur ini dapat menyebabkan kerusakan bronchus dan penyumbatan bronchus
intermiten. Keadaan ini disebut sebagai allergic bronchopulmonary aspergillosis
(ABPA).
Cara Penularan : Melalui inhalasi konidia yang ada di udara.

Masa Inkubasi: Hitungan hari hingga minggu.

Masa Penularan : Tidak disebarkan dari satu orang ke orang lain.

4. Faktor Ergonomi
Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat, cara, proses dan
lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia untuk terwujudnya
kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-
tingginya. Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan kuratif, secara popular kedua pendekatan
tersebut dikenal sebagai To fit the Job to the Man and to fit the Man to the Job. Sebagian besar
pekerja di perkantoran atau Pelayanan Kesehatan pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang
ergonomis, misalnya tenaga operator peralatan, hal ini disebabkan peralatan yang digunakan pada
umumnya barang impor yang disainnya tidak sesuai dengan ukuran pekerja Indonesia. Posisi
kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang
efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan gangguan fisik dan psikologis (stress)

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 36


dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back pain).
Workstation design adalah bagaimana kita mendesign atau membuat suatu tempat kerja menjadi
nyaman dan tidak menimbulkan kelelahan, termasuk disini adalah bagaimana mengatur atau
meletakkan peralatan kerja yang digunakan.
Workplace design adalah menyangkut masalah berapa kebutuhan minimal ruangan yang
diperlukan sehingga seseorang dapat melakukan pekerjaannya dengan cukup leluasa.( Yuliani
Setyaningsih, 2002)
a. Pencahayaan

Tenaga kerja harus dengan jelas dapat melihat objek-objek yang sedang
dikerjakan, juga harus dapat melihat dengan jelas pula mesin-mesin/peralatan
selama proses produksi agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Untuk itu diperlukan
penerangan di tempat kerja yang memadai. Suma’mur (1993) menyatakan bahwa
untuk setiap jenis pekerjaan diperlukan intensitas penerangan yang tertentu pula.
Hal ini telah diatur dalam P.M.P. No.7 tahun 1964 tentang syarat-syarat
kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja.

Syarat Kesehatan :

i. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan kesilauan dan
memiliki intensitas sesuai dengan peruntukannya
ii. Kontras sesuai kebutuhan, hindarkan terjadinya kesilauan atau bayangan
iii. Untuk ruang kerja yang menggunakan peralatan berputar dianjurkan untuk tidak
menggunakan lampu neon
iv. Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum dan bola
lampu sering dibersihkan
v. Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera diganti.

Nilai ambang batas :

TINGKAT
JENIS
PENCAHAYAAN KETERANGAN
KEGIATAN
MINIMAL (LUX)
Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 37
Pekerjaan kasar 100 Ruang penyimpanan & ruang
dan tidak terus peralatan/instalasi yang
– menerus memerlukan pekerjaan yang
kontinyu
Pekerjaan kasar 200 Pekerjaan dengan mesin dan
dan terus – perakitan kasar
menerus
Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang
kontrol, pekerjaan mesin &
perakitan/penyusun
Pekerjaan agak 500 Pembuatan gambar atau bekerja
halus dengan mesin kantor, pekerjaan
pemeriksaan atau pekerjaan
dengan mesin
Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan
teksti, pekerjaan mesin halus &
perakitan halus
Pekerjaan amat 1500 Mengukir dengan tangan,
halus pemeriksaan pekerjaan mesin
Tidak menimbulkan
dan perakitan yang sangat halus
bayangan
Pekerjaan 3000 Pemeriksaan pekerjaan,
terinci perakitan sangat halus
Tidak menimbulkan
bayangan

Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja

Sumber: KEPMENKES RI. No. 1405/MENKES/SK/XI/02

United Nations Environment Programme (UNEP) dalam Pedoman Efisiensi Energi untuk
Industri di Asia mengklasifikasikan kebutuhan tingkat pencahayaan ruang tergantung area
kegiatannya, seperti berikut:

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 38


Kebutuhan Pencahayaan Menurut Area Kegiatan

Pencahayaan
Keperluan Contoh Area Kegiatan
(LUX)
Pencahayaan 20 Layanan penerangan yang minimum
Umum untuk dalam area sirkulasi luar ruangan,
ruangan dan area pertokoan didaerah terbuka, halaman
tempat penyimpanan
yang jarang
50 Tempat pejalan kaki & panggung
digunakan
70 Ruang boiler

dan/atau tugas- 100 Halaman Trafo, ruangan tungku, dll.

tugas atau 150 Area sirkulasi di industri, pertokoan dan


ruang penyimpan.
visual sederhana
Pencahayaan 200 Layanan penerangan yang minimum
umum untuk dalam tugas
interior 300 Meja & mesin kerja ukuran sedang,
proses umum dalam industri kimia dan
makanan, kegiatan membaca dan
membuat arsip.
450 Gantungan baju, pemeriksaan, kantor
untuk menggambar, perakitan mesin
dan bagian yang halus, pekerjaan warna,
tugas menggambar kritis.
1500 Pekerjaan mesin dan diatas meja yang
sangat halus, perakitan mesin presisi
kecil dan instrumen; komponen
elektronik, pengukuran & pemeriksaan
bagian kecil yang rumit (sebagian
mungkin diberikan oleh tugas
pencahayaan setempat)

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 39


Pencahayaan
Keperluan Contoh Area Kegiatan
(LUX)
Pencahayaan 3000 Pekerjaan berpresisi dan rinci sekali,
tambahan misal instrumen yang sangat kecil,
setempat untuk pembuatan jam tangan, pengukiran
tugas visual yang
tepat

Sumber : www.energyefficiencyasia.org

Keadaan di Pabrik :
i. Perusahaan ini dalam penerangannya memakai lampu TL (40 watt) dan lampu
penerangan jalan (150 watt).
ii. Selain itu terdapat ventilasi dan juga jendela yang cukup besar, sehingga
memudahkan cahaya untuk masuk.

iii. Bola lampu terlihat jarang dibersihkan


iv. Akibat dari penerangan yang buruk :

(a) Kelelahan mata dengan berkurangnya daya efisiensi kerja,


(b) Kelelahan mental,
(c) Keluhan pegal didaerah mata dan sakit kepada sekitar mata,
(d) Kerusakan alat penglihatan,
(e) Meningkatnya kecelakaan.
(f) Getaran Mekanik
Getaran mekanik dapat diartikan sebagai getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-
alat mekanis. Getaran mekanis pada umumnya sangat mengganggu tubuh, karena
ketidakaturan intensitas maupun frekuensinya.

b. Sikap Kerja (duduk/berdiri)

Pekerja disana sebagian besar sikap kerjanya adalah berdiri dan duduk. Pada bagian produksi
terutama yang paling banyak berdiri pekerjanya. Mereka berdiri di samping mesin produksi. Ada
pula yang duduk, misalnya pada bagian packaging. Kursi yang digunakan rata-rata kursi yang

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 40


tidak ada sandarannya, sehingga dapat menimbulkan efek yang kurang baik untuk tubuh. Apalagi
mereka bekerja 7 jam dalam sehari. Efek yang dapat terjadi misalnya kelelahan, kesemutan,
kram, pegal, linu, nyeri pinggang bahkan cedera otot. Posisi duduk yang salah juga dapat
menimbulkan efek yang buruk pada tulang, misalnya kebungkukan. Posisi duduk yang benar
adalah :

1. Posisi kepala dan leher tegak, tidak membungkuk


2. Duduk dengan punggung lurus dan bahu berada dibelakang serta pantat
menyentuh belakang kursi. Caranya, duduk diujung kursi dan bungkukkan badan
seolah terbentuk huruf C. Setelah itu tegakkan badan buatlah lengkungan tubuh sebisa
mungkin. Tahan untuk beberapa detik kemudian lepaskan posisi tersebut secara
ringan (sekitar 10 derajat).
3. Duduklah dengan lutut tetap setinggi atau sedikit lebih tinggi panggul (gunakan
penyangga kaki) dan sebaiknya kedua tungkai tidak saling menyilang.
4. Sesekali lakukan disguised pauses, istirahat sekedar untuk mengurangi konsentrasi
pada pekerjaan misalnya merubah posisi duduk, berdiri sebentar dari kursi atau
berjalan-jalan sebentar
5. Hindari duduk dengan mencondongkan kepala ke depan, karena dapat menyebabkan
gangguan pada leher. Dan juga hindari duduk tanpa sokongan lengan bawah, karena
dapat menyebebabkan nyeri pada bahu dan pinggang.
6. Jaga agar kedua kaki tidak menggantung.
7. Hindari duduk dengan posisi yang sama lebih dari 20-30 menit.
Cormick mengemukakan bahwa dalam perancangan kursi yang ergonomis, perlu
diperhatikan hal-hal di bawah ini :

1. Sandaran kursi sebaiknya mengikuti bentuk lumbar


2. Sandaran kursi seharusnya bersudut 10-30 derajat dari daerah vertikal
3. Sudut antara kursi dengan sandaran antara 95 derajat dan 120 derajat. Alas duduk
harus sedemikian rupa sehingga memberikan kemudahan bagi pekerja untuk
menentukan pemilihan gerakan dan posisi. Alas duduk hendaknya dibuat horisontal.
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak memerlukan sikap sedikit membungkuk ke
depan, alas duduk dapat dibuat ke belakang (3-5 derajat). Bila keadaan
memungkinkan, dianjurkan penyediaan tempat duduk yang dapat diatur.
4. Permukaan kursi tidak boleh lebih tinggi dari popliteal. Tinggi alas duduk diukur dari
lantai sampai pada permukaan atas dari bagian depan alas duduk. Ukuran yang

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 41


dianjurkan 38-48 cm. Tinggi alas duduk harus sedikit lebih pendek dari jarak antara
lekuk lutut dan telapak kaki.
5. Lebar kursi sesuai dengan ukuran tubuh.
Diukur pada garis tengah alas duduk melintang. Lebar alas duduk harus
lebih besar dari lebar pinggul. Ukuran yang diusulkan adalah 44-48 cm.
6. Tinggi meja tidak boleh lebih rendah atau lebih tinggi dari siku duduk
7. Sandaran kursi tingginya 480-520 mm vertikal di atas permukaan kursi. Panjang
sandaran tangan adalah sepanjang lengan bawah. Ukuran yang dianjurkan adalah
jarak tepi dalam kedua sandaran tangan adalah 46-48 cm. Tinggi san daran tangan
adalah 20 cm dari alas duduk. Panjang sandaran tangan adalah 21 cm.
8. Bagian atas dari sandaran pinggang tidak melebihi tepi bawah ujung tulang belikat,
dan bagian bawahnya setinggi garis pinggul.
9. Posisi berdiri yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
a) Hindari membungkuk atau postur yang tidak wajar
b) Bekerja dengan duduk sebanyak mungkin
c) Gerakan tangan menyilang atau simetris
d) Alat-alat dan bahan harus diatur di sekeliling tempat bekerja. Letak terbaik
adalah 25-30 cm dari mata dengan menurunkan siku dan membungkuk pada
sudut yang tepat.
e) Letak meja dan tangan jangan jauh-jauh
f) Jarak meja dengan mata harus jarak yang terbaik
g) Tempat kerja dapat ditingkatkan dengan penggunaan untuk siku, kaki, dan
tangan.
Keuntungan kerja sambil duduk adalah ;
(1) Mengurangi tingkat kelelahan
(2) Membutuhkan energi yang tidak terlalu banyak
Namun ada pula kerugian-kerugian bekerja sambil duduk, antara lain :
(1) Melembekkan otot-otot perut,
(2) Melengkungkan punggung,
(3) Tidak baik bagi alat tubuh bagian dalam (organ pencernaan)
c. Gerakan Repetitif

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 42


Gerakan berulang yang dilakukan oleh karyawan adalah gerakan memutar roll dan packaging.
Dalam sehari mereka dapat melakukan gerakan tersebut dalam waktu 8 jam. Gerakan yang
dilakukan berulang-ulang disebut juga monoton. Hal ini dapat menyebabkan cumulative trauma
disorders. Merupakan kerusakan jaringan halus yang disebabkan pemakaian berulang-ulang.
Penyebab CTD antara lain :

1. Kedudukan sendi-sendi yang tidak wajar


2. Penggunaan tenaga yang berlebihan
3. Aktivitas yang berulang-ulang
4. Faktor-faktor individual

Selain menimbulkan CTD, gerakan yang dilakukan berulang-ulang juga dapat menimbulkan
kelelahan/fatique. Beberapa ahli membagi kelelahan menjadi 3, yaitu :

1. Kelelahan Fisik
Disebabkan oleh kerja yang berlebihan. Jika tidak terlau berat, kelelahan
ini dapat hilang setelah beristirahat yang cukup.

2. Kelelahan yang Patologis


Biasanya muncul tiba-tiba dan berat gejalanya

3. Kelelahan Psikologis dan Emosi

Merupakan mekanisme melarikan diri dari kenyataan.

Sasaran ergonomi adalah seluruh tenaga kerja baik sektor modern maupun pada
sektor tradisional dan informal. Pada sektor modern penerapan ergonomi dalam
bentuk pengaturan sikap, tata cara kerja dan perencanaan kerja yang tepat adalah
persyaratan bagi efisiensi dan produktivitas yang tinggi. Dengan menerapkan
pronsip ergonomic, maka dapat mengurangi potensi kecelakaan, mengurangi
potensi terjadinya luka dan kesakitan, serta dapat meningkatkan produktivitas
kerja.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 43


5. Limbah hasil industri
a. Limbah Padat
Syarat Kesehatan :

i. Limbah padat yang dapat dimanfaatkan kembali dengan pengolahan daur ulang dan
pemanfaatan sebagian (re-use, recycling, recovery) agar dipisahkan dengan limbah
padat yang non B3
ii. Limbah B3 dikelola ke tempat pengolahan limbah B3 sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku
iii. Limbah radio aktif dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Keadaan di Pabrik :

i. Limbah padat yang dihasilkan berupa debu dan asap, langsung dibuang ke
lingkungan tanpa dilakukan pengolahan.
ii. Debu dan ampas limbah cair dikumpulkan dalam karung , ditumpuk sementara, lalu
dibuang ke TPA. Tapi sekarang dimanfaatkan kembali oleh pihak perusahaan
sebagai pupuk tanaman, dan anehnya tanaman menjadi subur.
iii. Sedangkan asap, langsung dihisap melalui blower penghisap dan dibuang ke
lingkungan. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran udara bagi masyarakat sekitar
yaitu gangguan kesehatan yang disebabkan zat pengotor udara umunya banyak
menyerang saluran pernapasan, dan dampak terhadap globalnya yaitu kerusakan
lapisan ozon yang menyebabkan pemanasan global.
iv. Hasil barang jadi plastic yang rusak dapat dimanfaatkan kembali dengan pengolahan
daur ulang.
v. Limbah tidak melalui proses pengolahan dulu, langsung dibuang.
vi. Adapula ceceran sampah yang berserakan di sekitar lingkungan kerja industri, hal
ini memungkinkan berkembang biaknya vector penyakit, seperti anopheles, lalat,
dll.

b. Limbah Cair
Syarat Kesehatan :

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 44


i. Saluran limbah cair harus kedap air, tertutup, limbah cair dapat mengalir dengan
lancar dan tidak menimbulkan bau
ii. Semua limbah cair harus dilakukan pengolahan fisik, kimia, atau biologis sesuai
kebutuhan

Keadaan di Pabrik :

i. Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan


yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik
(berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa
polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air
menjadi panas).
ii. Air hasil pencucian sampah bekas yang mau di daur ulang, ditampung dulusampai
sebagian material mengendap, dilakukan penyaringan material material padat secara
manual, tanpa pengolahan, langsung dibuang ke sungai sekitar limbah. Hal ini akan
sangat berdampak terhadap kesehatan masyarakat sekitar limbah. Karena air bekas
pencucian itu banyak terkandung zat-zat berbahaya, kandungan dari plastik sisa yang
sudah pernah dipakai dan tidak diketauhi asal usulnya.
iii. limbah ini menimbulkan bau yang tidak enak.
iv. Saluran limbah cair harus kedap air, tertutup, limbah cair dapat mengalir dengan
lancar dan tidak menimbulkan bau
v. Tidak dilakukanya pengolahan fisik, kimia, atau biologis, sehingga sangat berpotensi
mencemari air di lingkungan masyarakat sekitar, walaupun, pabrik plastic ini biasa
membuang limbah di malam hari, yang tidak ada aktivitas manusianya.
vi. Setahun yang lalu dilakukan 5 pengukuran pada limbah cair :
- TSS (Total Suspended Solid) adalah materi padat seperti pasir,
lumpur, tanah maupun logam berat yang tersuspensi di dalam fluida.
Hasil yang didapat cukup tinggi sekitar 1000mg/l.
- BOD, adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme dalam lingkungan air untuk memecah (mendegradasi)
bahan buangan organik yang ada dalam air menjadi karbondioksida
dan air. Hasil yang didapat 500mg/L.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 45


Bahan pencemar organik (daun, bangkai, karbohidrat, protein) dapat
diuraikan oleh bakteri air. Bakteri memerlukan oksigen untuk
mengoksidasikan zat-zat organik tersebut. akibatnya, kadar oksigen 12
terlarut di air semakin berkurang. Semakin banyak bahan pencemar organik
yang ada di perairan, semakin banyak oksigen yang digunakan, sehingga
mengakibatkan semakin kecil kadar oksigen terlarut.
Banyaknya oksigen terlerut yang diperlukan bakteri untuk mengoksidasikan
bahan organik disebut sebagai Konsumsi Oksigen Biologis (KOB) atau
Biological Oksigen Demand, yang biasa disingkat BOD. Angka BOD
ditetapkan dengan menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dan
oksigen terlarut setelah air cuplikan (sampel) disimpan selama 5 hari pada
suhu 20oC. Karenanya BOD ditulis secara lengkap BOD205 atau BOD5
saja. Oksigen terlarut awal diibaratkan kadar oksigen maksimal yang dapat
larut di dalam air. Biasanya, kadar oksigen dalam air diperkaya terlebih
dahulu dengan oksigen. Setelah disimpan selama 5 hari, diperkirakan bakteri
telah berbiak dan menggunakan oksigen terlarut untuk oksidasi. Sisa oksigen
terlarut yang ada diukur kembali. Akhirnya, konsumsi oksigen dapat
diketahui dengan mengurangi kadar oksigen awal dengan oksigen akhir
(setelah 5 hari).

- COD, jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada
dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat
didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi.
- PH, didapat PH < 7 , air menunjukan tingkat keasaman, pihak pabrik
sendiri bingung, padahal dalam pencucian mereka menggunakan
sabun, yang harusnya membuat air menjadi basa.
- Temperatur, didapat hasil yang cukup tinggi. Temperatur tinggi dapat
mencemari badan air. Limbah air panas sering berasal dari industri
yang memerlukan proses pendinginan. Air yang digunakan untuk
mendinginkan bijih plastik panas yang baru diencerkan dari daur
ulang, dapat membuang air yang relatif lebih panas daripada suhu
perairan sekitarnya. Telah diketahui, bahwa biota air itu sensitif
terhadap perubahan temperatur. Perubahan satu derajat saja dapat

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 46


mengubah jenis spesies yang ada di dalam perairan, dari yang suka
dingin beralih kepada yang suka air hangat.
Komponen Pencemar air :

1) Bahan buangan padat/butiran.

· Pelarutan bahan buangan padat menyebabkan perubahan warna. Larutan pekat


dan berwarna gelap mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air,
fotosintesis dalam air terganggu sehingga jumlah oksigen terlarut berkurang dan
akan berpengaruh terhadap kehidupan organisme dalam air.
· Pengendapan bahan buangan padat akan menutupi permukaan dasar air,
menghalangi fotosintesis, menutupi sumber makanan dan telur ikan di dasar air,
sehingga jumlah ikan berkurang.
· Pembentukan koloidal yang melayang dalam air menyebabkan keruh dan
menghalangi sinar matahari, fotosintesis terganggu dan jumlah oksigen terlarut
berkurang sehingga mempengaruhi kehidupan dalam air.

2) Bahan buangan organik.


Berupa limbah yang dapat membusuk/terdegradasi oleh mikroorganisme.
Menyebabkan jumlah mikroorganisme bertambah dan tumbuh bakteri patogen yang
merugikan. Limbah ini dapat diproses menjadi pupuk/kompos.

3) Bahan buangan anorganik.


Berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh
mikroorganisme sehingga dapat meningkatkan jumlah ion logam dalam air. Limbah
ini berasal dari industry yang melibatkan unsur logam Pb, As, Cd, Hg, Cr, Ni, Ca,
Mg, Co, misalnya pada industry kimia, elektronika, elektroplating.
Ion logam Ca dan Mg menyebabkan air sadah yang mengakibatkan korosi pada alat
besi,menimbulkan kerak/endapan pada peralatan proses seperti tangki/bejana air,
ketel uap, dan pipa penyalur.
Ion logam Pb, As, Hg bersifat racun sehingga air tidak dapat untuk minum.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 47


Dalam industry plastic, bahan yang memungkinkan mencemari air adalah Hg, yang
biasanya digunakan sebagai stabilitator.

Keracunan ion logam Hg.

Hg merupakan racun sistemik dan diakumulasi dihati, ginjal, limpa, dan tulang. Industri yang
menggunakan Hg misalnya untuk proses produksi pada pabrik plastik, campuran bahan
antiseptik pada sabun dan kosmetik, amalgam pada penambal gigi, dan fungisida. Gejala
keracunan ion Hg adalah: sakit kepala, sukar menelan, penglihatan jadi kabur, daya dengar
menurun, bagian kaki dan tangan terasa tebal, mulut terasa tersumbat logam, gusi
membengkak disertai diare, kondisi tubuh melemah dan kematian, ibu mengandung
melahirkan bayi cacat. Kasus keracunan Hg pernah terjadi di Minamata, penduduk banyak
yang menjadi cacat, meninggal, dan bayi lahir cacat. Penyebabnya ikan laut yang dimakan
mengandung Hg sekitar 27 - 102 ppm, karena tercemari limbah pabrik plastik. Kasus lain di
Niigata, banyak yang cacat dan meninggal karena mengkonsumsi ikan yang mengandung Hg
sekitar 5 - 20 ppm.

4) Bahan buangan zat kimia, misalnya:

a) Sabun, deterjen, shampoo, dan bahan pembersih lainnya. Bahan ini mengganggu
lingkungan karena:
· Menaikkan pH air. Jika memakai bahan non-pospat menaikkan pH menjadi 10,5
- 11.
· Bahan antiseptik yang ditambahkan akan dapat membunuh/mengganggu
mikroorganisme.
· Sebagian jenis sabun/deterjen tak dapat terdegradasi.
b) Zat pewarna. Bersifat racun dan cocarcinogenik (merangsang/penyebab
tumbuhnya kangker) dan dapat mempengaruhi kandungan oksigen dan pH dalam air.
Zat warna mengandung senyawa kimia berbahaya chromogen dan auxsochrome.

5) Zat biologis pengotor/pencemar air

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 48


a) Kuman-kuman parasitik, Didalam kelompok termasuk protozoa, cacing dan
tungau.
b) Bakteri dan virus, Bakteri penyebab penyakit bawaan air terbanyak adalah
salmonella typhi/paratyphi, Shigella dan Vibrio cholera. Sedangkan yang
tergolong penyakit virus adalah rotavirus, virus hepatitis A, virus
poliomyelitis a.c, virus DHF dan virus trachoma. Yang sebagian besar
menyerang sistem gasterointestinal, seperti diare, mual, dll.

6. Toilet
Syarat Kesehatan :

i. Toilet karyawan wanita terpisah dengan toilet untuk karyawan pria


ii. Memiliki toilet dengan jumlah wastafel, jamban dan peturasan dengan jumlah sesuai
standard
iii. Toilet harus dibersihkan minimal 2 kali sehari
iv. Tidak menjadi tempat berkembang biaknya serangga dan tikus
v. Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan fisika, kimia,
mikrobiologi dan radio aktif sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PERSYARATAN TOILET
1. Karyawan pria

NO JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH


KARYAWAN KAMAR MANDI JAMBAN PETURASAN WASTAFEL
1 s/d 25 1 1 2 2
2 26 s/d 50 2 2 3 3
3 51 s/d 100 3 3 5 5
Setiap penambahan 40 – 100 karyawan harus ditambah 1 kamar mandi, 1 jamban, dan 1 peturasan

2. Karyawan wanita

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 49


NO JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
KARYAWAN KAMAR MANDI JAMBAN WASTAFEL
1 s/d 20 1 1 2
2 21 s/d 40 2 2 3
3 41 s/d 70 3 3 5
4 71 s/d 100 4 4 6
5 101 s/d 140 5 5 7
6 141 s/d 180 6 6 8
Setiap penambahan 40 – 100 karyawan harus ditambah 1 kamar mandi, 1
jamban, dan 1 peturasan

Keadaan di Pabrik :

i. Toilet karyawan wanita tidak terpisah dengan toilet untuk karyawan pria
ii. Memiliki toilet dengan jumlah sangat minim, di bagian produksi saja hanya terlihat 5 toilet
dengan sanitasi yang sangat buruk, tidak adanya wastafel.
iii. Tampaknya memungkinkan berkembang biaknya vector, serangga dan tikus, yang nantinya
menyebabkan penyakit.
iv. Kualitas air bersih belum diketahui, karena tidak dilakukan pengukuran, akan tetapi kualitas
fisiknya masih terpenuhi, tidak berubah bentuk, warna, rasa, dan suhu ± 3o dibawah suhu
ruangan.
v. Dengan kualitas sanitasi yang buruk pada toiletnya memungkinkan menjadi factor resiko
penyebab penyakit, misalnya karena penerangan kurang toilet menjadi lembab, tembok pun
berjamur memungkinkan adanya jamur sporothrix schenceki melalui inhalasi dan kontak
dermal menyebabkan gangguan kesehatan, seperti : mikosis, asma, dan alergi kulit.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 50


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lingkungan kerja yang sehat sangat menentukan kenyamanan, produktivitas dan


prestasi kerja. Maka dari itu Penerapan sanitasi dan hygiene dalam lingkungan kerja
industri dalam mencegah terjadinya kontaminasi dan menerapkan konsep sanitasi
alat, bahan, pekerja, dan lingkungan diindustri.
Kesehatan lingkungan kerja membicarakan hal – hal yang menyangkut faktor – faktor
yang terdapat atau muncul di lingkungan kerja yang merupakan bahaya kesehatan
yaitu ditinjau dari beberapa faktor fisik, kimia, biologi, psikososial dan ergonomik.

Dari hasil praktek lapangan di PT Setia Kawan Plastik mengenai sanitasi lingkungan
kerja industri dapat disimpulkan bahwa :
1. Suhu lingkungan kerja melebihi ambang batas kenyamanan kerja, dikarenakan
radiasi panas dari tingginya suhu mesin yang digunakan untuk produksi maupun
daur ulang.
2. Kelembaban ruangan masih dalam ambang batas. Karena memiliki ventilasi untuk
sirkulasi udara.
3. Kebisingan di dalam ruangan cukup tinggi, terutama di ruang produk daur ulang,
dalam paparan waktu jangka panjang sangat berpotensi terkena gangguan
kesehatan.
4. Banyaknya potensi paparan debu, uap, gas, dan fumes akibat proses peleburan,
produksi, dll yang menjadi factor risiko gangguan kesehatan, terutama pada
gangguan pernapasan. Pembakaran sampah plastik juga menyebabkan zat-zat
beracun dari sampah terlepas ke udara yang kita hirup. Polusi udara seperti
ini punya dampak serius karena melemahkan kekebalan tubuh dan memicu
kanker.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 51


5. HidroKarbon yang merupakan zat penyusun plastik bisa berikatan dengan zat
pencemar lainya membentuk polyclic aromatic hidrokarbon yang sifatnya
karsinogenik.
6. Adanya sumber-sumber penularan, yang bisa ditempati virus, bakteri, dan jamur.
7. Penerangan di ruang kerja masih kurang dari yang disyaratkan terutama untuk
pekerjaan yang memerlukan penglihatan objek yang jelas.
8. Dari faktor ergonomi, sikap kerja antara duduk da berdiri seimbang, pada bagian
produksi 60% berdiri, 40% duduk. Sedangkan pada bagian packaging, 40%
berdiri 60% duduk.
9. Adanya gerakan repetitive yang menyebabkan monotoni. Terutama pada bagian
roll yang kerjanya memutar roll berulang-ulang. Dan pada proses pengepackan.
10. Proses daur ulang yang tidak jelas asal usulnya berasal dari mana, dalam proses
daur ulang tersebut, riwayat penggunaan sebelumnya tidak diketahui, apakah
bekas wadah pestisida, limbah rumah sakit, kotoran hewan atau manusia, limbah
logam berat, dan lain-lain makanya diindikasikan karsinogenik apabila terurai
oleh panas. Maka dari itu untuk makanan siap saji jangan langsung menggunakan
kantong plastik hitam.
11. Zat pewarnanya juga bisa meresap ke dalam makanan yang dibungkusnya dan
menjadi racun.
12. Kejadian kecelakaan, beberapa kali pernah terjadi dan tidak disediakanya
poliklinik atau dokter perusahaan.
13. Industri bekerja terus selama 24jam, dengan pergantian shift3x. Tidak ada hari
libur, sabtu maupun minggu.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 52


B. Saran

1. Perlu penegakan disiplin karyawan terhadap pemakaian alat pelindung diri


terutama masker dan sumbat telinga.
2. Suhu lingkungan kerja perlu diatur sehingga berada di ambang batas normal,
seperti menggunakan alat penata udara seperti AC, kipan angin.
3. Kebisingan di dalam ruangan cukup tinggi, perusahaan disarankan melakukan
usaha meredam kebisingan seperti menyekat, pemindahan, pemeliharaan,
penanaman pohon, peninggian tembok, pembuatan bukit buatan dan lain-lain.
4. Adanya ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara, dipasangnya hood, dan dust
enclosure, dan sebelum asap/ gas pencemar dibuang keluar harus diolah dulu ,
sehingga pada saat dikembalikan ke lingkungan kadarnya sudah tidak
membahayakan lingkungan sekitar.
5. Dilakukan pembersihan setiap sebulan sekali.
6. Limbah cair harus diolah terlebih dahulu sebelum dikembalikan ke lingkungan.
7. Adanya dokter perusahaan, disertai dengan perealisasian jamsostek bagi para
pekerja.Kejadian kecelakaan, beberapa kali pernah terjadi dan tidak disediakanya
poliklinik atau dokter perusahaan.
8. Industri harus memiliki waktu istirahat, karena penyakit itu bukan Cuma dari segi
fisik, tapi juga kualitas psikologis, perusahaan belum sepenuhnya menyadari ini
akan berdampak terhadap hasil produksi.
9. Perlunya pemahaman antara kesehatan pekerja dengan produktivitas, sehingga
perusahaan benar-benar mengayomi dan menjunjung tinggi derajat kesehatan para
pekerjanya.

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 53


BAB V

DAFTAR PUSTAKA

1. Slamet, Juki Soemirat. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press, April 1994.
2. Mukono, H.J. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan -Ed.2-. Surabaya: Airlangga
University Press, 2005.
3. Soemirat S Juli. 1994. “ Kesehatan Lingkungan “ cetakan pertama. Gajah mada
university press.
4. Sumakmur, 1988, Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta : Haji Masagung.
5. Sumakmur, 1993. Keselamatan dan pencegahan kecelakaan. Jakarta : Haji Masagung.
6. Setyaningsih, Yuliani, 2002. Pengantar ergonomi dalam Kumpulan Materi Kuliah
7. Silalahi, B. N. B. 1991. Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. PT Pustaka
8. Binaman Presindo. Jakarta. Suma’mur PK. 1993. Hygiene Perusahaan Dan
Kesehatan Kerja. Cetakan ke-9. CV Haji Hasagung. Jakarta.
8. Program Matrikulasi. Semarang : FKM UNDIP
9. Karakteristik Bahan Kimia.Semarang : MIL UNDIP
10. http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2009/01/inspeksi-sanitasi-lingkungan-kerja.html
11. http://romdhoni.staff.gunadarma.ac.id
12. http://putraprabu.wordpress.com/2008/12/12/pencemaran-udara/
13. http://workshopsanitasi.wordpress.com/2007/12/13/halo-dunia/
14. www.gatra.com
15. www.kompas.co.id
16. http://asramamedicafkunhas.blogspot.com/2009/03/industrial-hygiene.html
17. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-
industri/karakteristik-limbah-gas-dan-partikel/
18. www.depkes.go.id
19. www.petra.ac.id
20. http://plastics.turkavkaz.ru/processes/thermoforming
21. www.balihesg.org-balihesg
22. www.pom.go.id

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 54

You might also like