Professional Documents
Culture Documents
Bradikardia takikardia
Vasokontriksi perifer
d. Makanan / cairan
DS:
- Hilang nafsu makan, anoreksia
- Tidak toleran terhadap makanan (karena adanya obat)
- Mual/muntah
- Perubahan berat badan
DO:
- Perubahan berat badan
- Edema
- Perubahan pada kelembaban kulit / turgor.
- Pernafasan krekles.
e. Neurosensori
DS: Pusing. Berdenyut, sakit kepala
DO:
- Status sensori berubah, contoh: disorientasi, bingung, perubahan pola bicara /
kesadaran, pingsan, koma.
- Perubahan perilaku
- Perubahan pupil (reaksi terhadap sinar).
f. Nyeri / Ketidaknyamanan
DS: Nyeri dada ringan sampai akhirnya berat, di mana dapat atau tidak bisa hilang
dengan obat antiangina.
DO: Perilaku distraksi. Contoh: gelisah.
g. Pernafasan
DS:
- Penyakit paru kronis
- Penyakit atau penggunaan tembakau berulang.
- Nafas pendek
- Batuk (dengan atau tidak dengan produksi sputum)
DO:
- Perubahan kecepatan atau kedalaman pernafasan selama episode aritmia.
- Bunyi nafas: bunyi tambahan (krekles, ronchi, mengi) mungkin ada,
menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri.
- Hemoptisis.
2.2 Temuan Fisik
EKG: Menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber
aritmia dan efek ketidak seimbangan elektrolit dan obat jantung.
Foto dada: Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi
ventrikel atau katub.
2.3 Rencana Keperawatan
2.3.1 Gangguan perfusi jaringan
Tujuan: supaya suplay oksigen ke jaringan dapat terpenuhi.
Kriteria – Strandart:
- Nadi normal
- Tidak pucat
- Akral hangat
Intervensi:
- Observasi TTV
Rasional: mengetahui keadaan umum pasien.
- Catat pengisian kapiler dan adanya clubbing finger
Rasional: menunjukkan proses kronis.
- Motivasi dalam pemenuhan nutrisi dan vitamin yang tepat
Rasional: keseimbangan diet yang baik meliputi protein dan karbohidrat
adekuat, perlu untuk penyembuhan dan regenerasi jaringan.
- Lihat pucat, sianosis, belang, kulit dingin / lembab. Catat keluaran nadi
perifer.
Rasional: vasokontriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung
mungkin dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit dan penurunan nadi.
2.3.2 Resiko tinggi penurunan curah jantung
Tujuan: Mempertahankan atau menaikkan curah jantung adekuat.
Criteria – standart:
- TD / nadi dalam rentang normal.
- Nadi teraba sama
- Status mental biasa
Intervensi:
- Raba nadi, catat frekuensinya, keteraturan, amplitude (penuh / kuat) dan
simetris.
Rasional: pembedaan frekuensi, kesamaan dan keteraturan nadi menunjukkan
efek gangguan curah jantung pada sirkulasi sistemik / perifer.
- Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama
Rasional: membantu mengidentifikasi aritmia pada pasien tak terpantau.
- Observasi TTV dan kaji keadekuatan curah jantung / perfusi jaringan.
Rasional: aritmia khusus lebih jelas terdeteksi dengan pendengaran dari pada
pada palpasi. Pendengaran terhdap bunyi jantung akstra atau penurunan nadi
membantu mengidentifikasi aritmia pada tak terpantau.
- Auskultasi bunyi nafas.
Rasional: Krekles menunukkan kongesti paru mungkin terjadi karena
penurunan fungsi miokardia.
2.3.3 Resti terhadap perubahan perfusi jaringan.
Tujuan: Mempertahankan perfusi jaringan adekuat secara individual.
Kriteria standart:
- TTV stabil
- Kulit hangat dan kering
- Nadi perifer ada / kuat
- Masukan haluaran seimbang
- Tak ada edema
- Bebas nyeri / ketidaknyamanan
Intervensi:
- Selidiki perubahan tiba-tiba atau gangguan mental kontinu, contoh: cemas,
singgung, letargi, pingsan.
Rasional: perfusi serebral secara langsung sehubungan dengan curah jantung
dan juga dipengaruhi oleh elektrolit / fariasi asam – basa, hipoksia dan
emboli sistemik.
- Lihat pucat, sianosis, belang kulit dingin / lembab, catat kekuatan nadi
perifer.
Rasional: vasokontriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan jumlah curah
jantung, mungkin dibuktikan oelh penurunan nadi.
- Jika tanda nyeri betis pada posisi dorsofleksi, eritmea edema.
Rasional: indicator trombosit vena dalam
- Kaji / pantau pernafasan, catat kerja pernafasan.
Rasional: pompa jantung gagal adapat mencetuskan distress pernafasan.
Namun dispnea tiba-tiba berlanjut menunjukkan komplikasi tromboemboli
paru.
3. LITERATUR
Junadi Purnawan, Soemasto S Akek, Amelz Husna. 1982. Kepita Selekta Kedokteran
Edisi Kedua. Jakarta: Media Aesculapius FKUI.
DR, Dr, Soeparman. 1987. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Kedua. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Thorn, Adams, Braunwald. Issel Bacher. Petersdorf. 1981. Principles of Internal
Medicine Edisi 9: Gangguan – gangguan jatnung bagian 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Marylin Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Price, Sylvia A. 1994. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit edisi 4.
Jakarta: EGC.