You are on page 1of 3

PERAN STRATEGIS MSDM

DALAM MENGHADAPI
RISIS GLOBAL

TUGAS
MK. MSDM

Oleh :

Ervina Irawati NRP. 32408123

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

SURABAYA

2009
Krisis financial global saat ini menyebabkan perusahaan harus ekstra
berhemat dengan keterbatasan dana yang mereka miliki. Untuk itu, peran strategis
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah sebagai mitra strategis dan agen
perubahan. MSDM mengintensifkan program pelatihan dan pengembangan serta
mengelola talenta serta mencetak pemimpin bisnis, serta menyesuaikan kompetensi
dengan tuntutan tugas dan budaya perusahaan. Sehingga perusahaan dapat mencetak
tenaga kerja yang terampil dan handal.
Dalam perusahaan, budaya perusahaan juga menjadi isu strategis karena
dalam situasi krisis dan situasi ekonomi global, perusahaan yang tidak memiliki
budaya perusahaan yang kuat bisa rawan,goyah, serta tercerai berai. Secara moral,
karyawan bisa kehilangan spirit.jika tidak diikat dengan nilai, visi dan budaya yang
kuat.
MSDM juga harus mendukung perusahaan untuk melaksanakan operational
excellence diantaranya terdapat 3 hal penting yang harus dilaksanakan oleh MSDM
yaitu :
1. Membangun organisasi yang efktif
2. membangun SDM yang produktif
3. Bersama-sama dengan unit lain melakukan cost efficiency

MSDM berperan untuk membangun kemampuan untuk menganalisis


bagaimana tingkat produktivitas tenaga kerja dan efisiensi organisasi, selanjutnya
memberi saran unit operasional untuk bertindak yang diperlukan. Misalnya
menganalisis biaya tenaga kerja, jumlah tenaga kerja, mengadakan pelatihan,
menciptakan program intensif yang memotivasi, dsb. Di dalam perusahaan-
perusahaan maju saat ini, departemen SDM sudah ditempatkan sebagai mitra strategis
dalam organisasi dan bukan hanya administration role semata.
Di tengah situasi krisis global saat ini, peran MSDM semakin diperlukan dan
dituntut untuk melakoni tiga peran strategis untuk menciptakan nilai perusahaan.
Pertama adalah menyadarkan karyawan bahwa perusahaan menghadapi krisis,
walaupun perusahaan masih punya performa bagus. Kedua adalah melihat berbagai
peluang untuk bisa keluar dari krisis sambil menyiapkan organisasi dan manusianya
untuk siap berlari cepat mendahului competitor begitu keluar dari krisis. Untuk itu,
karyawan harus diarahkan agar lebih dekat dengan konsumen sehingga dapat terus
memahami dan mendapat simpati dan perhatian dari mereka. Serta memberikan
award kepada karyawan agar karyawan terus inovatif dan kreatif dalam menciptakan
peluang-peluan baru di seputar bidang kerja mereka. Dan yang ketiga adalah
menciptakan kultur dengan tema khusus agar seluruh organisasi tetap focus untuk
menghasilkan performa puncak
Pertumbuhan perusahaan tidak lagi bisa dipisahkan dari peran tim MSDM
yang handal, yang mengerti bisnis, proaktif, berkontribusi pada bisnis, tidak hanya
melaksanakan apa yang bisa dikerjakan namun deliverable menghasilkan sesuatu bagi
bisnis. Sehingga untuk menjadi perusahaan yang besar, maka harus dimulai dari
MSDM yang mampu berpikir besar, berjiwa besar melihat kekurangannya, dan
mampu membesarkan bisnis. Tanpa kemampuan dan peran strategis tersebut, fungsi
MSDM hanya sebagai pelengkap penderita. Apalai ditambah jika SDM nya tidak
berkualitas, maka hanya akan menjadi cost centre yang besar saja bagi perusahaan
tanpa memberi kontribusi yang besar.
Menurut saya fakta yang harus dicermati adalah peran strategis MSDM
untuk mengatasi krisis global yang saat ini tengah terjadi dengan merekrut serta
mengelola SDM yang berkualitas sehingga mampu menghasilkan SDM yang
bertalenta yang mampu memberi kontribusi besar bagi perusahaan dalam menangani
krisis global saat ini
Tidak dapat dihindari, krisis merupakan salah satu peluang untuk memicu
tumbuhnya ketidakmapanan di benak karyawan, dan kebingungan terhadap arah
kebijakan perusahaan.
Kenyataan ini akan membuka peluang konflik lebih lebar, demikian juga dengan
adanya kemungkinan penurunan koordinasi. Hal ini akan menjadi semakin parah jika
perusahaan tidak bersifat terbuka, menyembunyikan informasi penting dan bahkan
memberikan janji-janji yang tidak dapat ditepati. Dalam kondisi krisis, perusahaan
justru harus menerapkan :

1. Sistem komunikasi yang lebih terbuka dan berkala tetapi tetap selektif sifatnya.
2. Sense of crisis dari manajement dengan perubahan-perubahan perbaikan system
dan strategi dalam situasi krisis.
3. Setiap kebijakan yang diambil sebaiknya tidak melupakan kepentingan bagi setiap
karyawan dan keluarganya, Jika perusahaan memiliki komitmen untuk menyelesaikan
krisis secara manusiawi untuk usahanya dan memperhatikan kepentingan karyawan
untuk kelanjutan usahanya, bagaimanapun krisis berdampak pada ketahanan
produktifitas secara psikologis bagi setiap karyawan.
4. Karyawan sebenarnya juga memiliki tugas dan tanggung jawab secara seimbang,
untuk memberikan dedikasi, loyalitas, dan produktifitas terbaik secara penuh saat
krisis. Bukan hanya sekedar menuntut saja, namun dapat menunjukkan jaminan
kualitas dan dukungannya secara penuh atas upaya ketahanan krisis demi
keberlangsungan hidup perusahaan .

Sumber Daya Manusia sebagai brainpower dalam perusahaan memiliki


peran yang amat strategis dalam mewujudkan upaya-upaya untuk mengatasi krisis.
Yang terutama perlu dibina adalah pembentukan pola pikir yang baru dan up to date ,
yang tidak dikuasai oleh definisi bahwa krisis adalah destruksi/kehancuran/
keterpurukan.
Konotasi krisis lebih banyak dikaitkan dengan kegagalan dan konsekuensi negatifnya.
Menurut hemat kami, bahwa krisis sebaiknya tidak dianggap sebagai halangan,
melainkan sebagai sarana pembaharuan. Memang di dalam krisis akan selalu terdapat
adanya ancaman kegagalan dan keterpurukan, tetapi yang harus digali adalah
peluang-peluang yang sebenarnya terbuka justru karena adanya krisis.

You might also like