Professional Documents
Culture Documents
Aceh
* Gop nyan dipakai untuk orang yang lebih tua juga kepada seseorang yang dihormati.
* Droëneu(h) nyan (beliau) dipakai untuk Tuhan, para nabi, raja, ulama (teungku) dan orang yang
sangat dihormati. Penghormatan bentuk ini melebihi bentuk gop nyan (beliau).
* Ureuëng nyan (mereka) dipakai untuk orang yang lebih tua atau seseorang yang dihormati. Juga
bisa dipakai untuk orang ketiga tunggal.
Ingat !!! Di sebagian besar Aceh Besar, bunyi /ë/ bisa dikatakan tidak dibunyikan. Bunyi
/ë/ sangat jelas diucapkan di Pidië. Jadi, bagi Anda yang baru belajar bahasa Aceh, tidak perlu
khawatir apabila belum bisa melafalkannya.
Contoh:
Untuk kata ganti orang kedua jamak, selain bentuk yang di atas juga terdapat bentuk lainnya.
Perbedaan bentuk ini merupakan perbedaan karena dialek.
* Yang sering saya pakai. Kemungkinan karena saya lahir dan besar di Banda Aceh.
** Yang sering dipakai oleh keluarga besar saya dari pihak ibu (kampung
Seulimeung/Seulimeum/Seulimuëm)
*** Saya kutip dari tulisan Dr. Abdul Gani Asyik,
Orang Pertama
Tunggal
Jamak
Orang Kedua
Tunggal
Orang Ketiga
Tunggal
: Gop nyan (artinya dia, baik itu laki-laki maupun perempuan, ungkapan
sopan)
: Jih (artinya juga dia, bisa digunakan untuk teman atau pun orang yang lebih muda)
Jamak
Droeneueh nyan mandum (bisa juga awak nyan mandum atau ureueng nyan, sebagai ungkapan
sopan)
Sekarang kita sudah mengenal subjek-subjek dalam bahasa Aceh, jadi kita lanjutkan dengan
membuat kalimat menggunakan subjek-subjek tersebut. Contoh kalimat sederhana:
- Lon (saya) - lonpajoh --> lon + pajoh (makan) - timphan (kue tradisional Aceh)
Perhatikan kata lon pajoh, yang terdiri dari awalan lon dan kata kerja pajoh. Dalam bahasa Aceh,
setiap subjek memiliki awalan yang dikombinasikan dengan kata dasar(kerja) yang sesuai dengan
respek terhadap subjek tersebut. Pasangan subjek dan awalan tersebut adalah:
- Lon : lon - Ku : ku - Kamoe : meu - Geutanyoe : ta - Droeneueh : neu - Gata : ta - Kah : ka -
Droeneuh mandum : neu - Gata mandum : ta - Kah mandum : ka - Gop nyan : geu - Jih : di -
Droeneuh nyan mandum : geu - Awak nyan mandum : di
- Kamoe (kami) - meujak --> meu + jak(pergi) - u (ke) -> blang (sawah)
- Gop nyan (dia) - ka (sudah) - geuwoe --> geu + woe (pulang) - Jih (dia) - ka (sudah) - diwoe -->
di + woe (pulang)
Bunyi dalam bahasa Aceh terbagi dua, yaitu bunyi hidup (vokal) dan bunyi mati (konsonan).
Masing-masing bunyi ini terbagi lagi menjadi bunyi tunggal dan bunyi rangkap.
I. Bunyi hidup (vokal)
I.1 Bunyi hidup – tunggal bahasa Aceh memiliki bunyi hidup yang dihasilkan melalui mulut (vokal
oral) dan hidung (vokal nasal). (a) vokal oral
- i : iku (ekor) ija (kain) bit (benar) sit (juga) - e : dilafalkan seperti huruf e dalam kata lebih atau
berani le (banyak) let (cabut) tahe (pandang) beuhe (berani)
- é : dilafalkan seperti huruf e dalam kata sate ék (mau, sanggup, naik) éh (tidur) tabék (hormat) lé
(oleh)
- è : dilafalkan seperti huruf e dalam kata petak èk (tinja) bèk (jangan) salèh (shaleh) mugè
(tengkulak, sales)
- o : dilafalkan seperti huruf o dalam kata bosan lob (membalik) boh (buah) ok (bohong) po
(empunya)
- ô : dilafalkan seperti huruf o dalam kata foto ôk (rambut) ôn (daun) lôn (saya) bôh (mengisi)
- ö : dilafalkan antara bunyi o dan e böh (buang) gadöh (hilang) beu-ö (malas) deungö (dengar)
- u : uram (pangkal) bu (nasi) karu (ribut) turi (kenal) (b) vokal nasal- 'a : 'ab (suap) s'ah (bisik)
meuh'ai (mahal) nadeu'a (sakit parah)
- 'i : 'i-'i (suara tangis) 'ibadah (ibadah) t'ing (tiruan bunyi) sa'i (mengurung diri, bersemedi) - 'è : 'èt
(pendek) la'èh (lemah) pa'è (tokek) 'èktikeuet (niat)
- 'o : 'oh (hingga, cara, ketika) sy'o (sengau) kh'ob (bau busuk) ch'ob (tusuk)
- 'u : 'u-'u (tiruan bunyi) meu'u (membajak) I.2 Bunyi hidup – rangkap
Bunyi hidup - rangkap dalam bahasa Aceh dapat dipilah dalam dua cara. Pertama, vokal rangkap
yang dihasilkan melalui mulut (vokal oral) dan vokal rangkap yang dihasilkan melalui hidung (vokal
nasal). Kedua, bunyi hidup - rangkap dapat pula dipilah menjadi vokal berakhiran e dan vokal
berakhiran i. (a) vokal rangkap berakhiran e.
- ie : dilafalkan seperti huruf i yang diakhiri dengan huruf y ie (air) mie (kucing) sie (daging/potong)
lieh (jilat)
- èë : dilafalkan seperti huruf è yang diakhiri dengan huruf y teubèë (tebu) kayèë (kayu) batèë
(batu) bajèë (baju)
- oe : dilafalkan seperti huruf o yang diakhiri dengan huruf w baroe (kemarin) sagoe (sudut) duroe
(duri) putroe (putri)
- öe : lagöe
- ue : dilafalkan seperti huruf u yang diakhiri dengan huruf w yue (suruh) sue (ampas) bue (kera)
kue (ikat)
- 'ie : dilafalkan seperti huruf 'i yang diakhiri dengan huruf y p'ieb (hisap) reuh'ieb (rusak) reung'ieb
(sejenis serangga) kh'ieng (bau busuk)
- 'èe : dilafalkan seperti huruf 'è yang diakhiri dengan huruf y 'èerat (aurat) peuna'èe (berulah)
- 'eue : dilafalkan seperti huruf 'eu yang diakhiri dengan huruf y 'eue (merangkak) s'euet (menampi)
- 'ue : dilafalkan seperti huruf 'u yang diakhiri dengan huruf w 'uet (telan) meu-'ue (membajak)
neuk'uet (menir) s'ueb (limpa)
- ai : dilafalkan seperti rangkaian huruf ai pada kata pakai sagai (saja) kapai (kapal) akai (akal)
gatai (gatal)
- 'ai : dilafalkan seperti huruf 'a yang diakhiri dengan huruf y meuh'ai (mahal) - ei : hei (panggil)
- oi : boinah (kekayaan, harta benda) - ôi : dilafalkan seperti huruf ô yang diakhiri dengan huruf y
bhôi (kue bolu) cangkôi (cangkul) tumpôi (tumpul) dôdôi (dodol)
- ui : dilafalkan seperti huruf u yang diakhiri dengan huruf y bui (babi) phui (ringan) cui (cungkil)
apui (api)
II.1 Bunyi mati - tunggalBahasa Aceh terdiri atas 24 buah bunyi mati - tunggal, yaitu:
- ny : nyan (itu) nyoe (ini) siny'ok (hempas) pany'ot (lampu) - ng : ngeut (bodoh) ngui (pakai)
teungeut (kantuk, tidur) teugageueng (terpelanting)
- mb : mbôn (embun) mbông (sombong) - nd : kandét ganda tandéng- nj : panjoe meunjéng
(cincin sumur) anjông kanji
- l : leumah (tampak) langai (bajak, garu) geuluyung (telinga) paleuet (telapak tangan)
- w : wa (peluk) wie (kiri) weueh (sedih) geulawa (lempar)- y : yôh (ketika) yö (takut) payah
(payah, sukar) piyôh (istirahat)
Bunyi mati - rangkap, yang disebut juga gugus konsonan, dalam bahasa Aceh terbagi menjadi bunyi
mati - rangkap yang berakhiran h, l, dan r.(a) konsonan rangkap berakhiran h
- ph : pha (paha) phôn (pertama) timphan (jenis penganan khas Aceh) phô (jenis tarian Aceh)
- th : thô (kering) that (sangat) lathuk (berlumur - kotoran) thôn (tahun)
- bh : bhôi (kue) bhah (masalah) bhan (ban) bhoe (rapuh, renyah)
- lh : lham (tenggalam) lhat (tambat, sangkut) lhôh (terangi) lhôn (telanjang)
- cl : cl'am-clum (tiruan bunyi gerak kaki dalam air) clab-club (tiruan bunyi)
- bl : bloe (beli) blang (sawah) blie (pelotot) publa (melerai) - gl : gla (licin)
- tr : trieng (bambu) trueng (terong) trang (terang) trôh (simpan, tiba)
- jr : jroh (baik/bagus) jra (jera) jruek (awet, pekasan) keujruen (pengawas)
Dalam mempelajari bahasa Aceh, perlu juga diperhatian beberapa bunyi yang berbeda antara
bahasa Aceh dengan bahasa Melayu. Perbedaan-perbedaan tersebut adalah:
- Bahasa Aceh memiliki konsonan rangkap baik pada suku pertama maupun suku kedua, misalnya:
Pada suku pertama; pada suku kedua; dhoe (dahi); atra (harta); kha (berani); jakhab (terkam);
brôh (sampah); geundrang (genderang); glang (cacing); ablak (sejenis hiasan); pha (paha); subra
(riuh rendah); cheue (teduh); ganchéb (kuncikan); dan lain-lain dan lain-lain
- Bunyi d dan t disuarakan dengan menggerakkan ujung lidah pada langit-langit dekat akar gigi
atas.
- bunyi d yang terdapat pada akhir kata bahasa Melayu menjadi bunyi t dalam bahasa Aceh,
misalnya: Ahad menjadi Aleuhat (hari Minggu) dalam bahasa Aceh.
- bunyi rangkap èë dalam bahasa Aceh, kadang-kadang menggantikan bunyi u dalam bahasa
Melayu, misalnya:
kayu -> kayèë; asu -> asèë; kutu -> gutèë; batu -> batèë; bulu ->
bulèë; pangku -> pangkèë; baju -> bajèë; tamu -> jamèë; guru ->
gurèë; malu -> malèë; ribu -> ribèë; tentu -> teuntèë; palu -> palèë;
dan lain-lain
- bunyi oe (ow) bahasa Aceh kadang-kadang menggantikan bunyi i bahasa Melayu, misalnya:
puteri -> putroe; kami -> kamoe; tuli -> tuloe; mandi -> manoe; jari
-> jaroe; laki -> lakoe; kemudi -> keumudoe; puji -> pujoe; ganti ->
gantoe; negeri -> nanggroe; adik
- bunyi eue bahasa Aceh kadang-kadang menggantikan bunyi a pada suku kedua yang mendahului
konsonan penutup bahasa Melayu, misalnya: bulan -> buleuen; salam -> saleuem; udang ->
udeueng; hutan -> uteuen; atas -> ateueh; lintang -> linteueng; layar -> layeue; orang ->
ureueng; pinang -> pineueng; papan -> papeuen; ular -> uleue; dan lain-lain
- bunyi r pada akhir kata bahasa Melayu, biasanya menjadi hilang dalam bahasa Aceh, misalnya:
ular -> uleuë; ukur -> ukô; alur -> alue; kapur -> gapu; layar ->
layeue; dengar -> deungö; sekadar -> sekada; sabar -> saba; dan lain-
lain
- bunyi s pada akhir kata bahasa Melayu, biasanya berubah menjadi bunyi h dalam bahasa Aceh,
misalnya:
habis -> abéh; kipas -> kipah; balas -> balah hangus -> angoh; mas
-> meuh; halus -> halôh tipis -> lipéh; beras -> breueh; keras ->
kreueh gelas -> glah; putus -> putôh; harus -> harôh kapas ->
gapeueh; tikus -> tikôh; Kamis -> Hamèh ramas -> ramah; peras -> prah;
tawas -> tawah ibus -> ibôh; nafas -> nafah;
Sumber
sajadah yang lusuh. debu, bekas alkohol
dalam mimpinya:
pembalut."
II