Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
menulis tidak efektif dan efisien dikarenakan jumlah mahasiswa di dalam kelas
yang begitu besar, sekitar 50 – 60 orang. Masalah ini penulis hadapai terutama
ketika mengajar pada mata kuliah Writing III.
Dalam mata kuliah Writing III, mahasiswa diharapkan mampu membuat
tulisan eksposisi. Sebagai stimulus, mahasiswa disodori dengan sebilangan
esai/tulisan/artikel yang diambil dari koran, majalah, atau bahkan buku untuk
kemudian direspon. Topik atau isu yang diangkat dalam tulisan tadi akan
dijadikan topik respon mereka. Dengan proses ini, selain dapat mempelajari
gaya/pola retorika dalam tulisan, mereka pun diharapkan bisa mendapat inspirasi
atau ide untuk ditulis. Akan tetapi, dalam praktiknya, mereka mendapati kesulitan
dalam membuat respons. Kendatipun mereka memiliki ide, mereka masih
kebingungan untuk mengungkapkannya ke dalam tulisan. Apalagi mereka harus
menuangkan ide tersebut dalam bahasa Inggris dengan tata bahasa yang benar.
Dengan menulis kolaboratif (Collaborative Writing), mereka diharuskan
belajar dalam kelompok kecil dimana mereka akan bersama-sama membahas
tulisan yang harus direspon. Selanjutnya, setelah proses diskusi selesai, mereka
harus membuat respon secara individu. Kemudian, dalam kelompok kecil, mereka
diharuskan saling meminta temannya untuk membaca (proofread) dan
memberikan masukan terhadap respon yang dibuatnya. Setelah beberapa kali
proses koreksi, maka barulah tulisan itu diserahkan kepada dosen untuk dinilai.
Inilah substansi dari menulis kolaboratif.
Penerapan teknik menulis kolaboratif dalam pengajaran keterampilan
menulis—teristimewa dalam mata kuliah Writing III—amat mendesak. Karena
dengan teknik ini mahasiswa akan saling membantu memperbaiki tulisan masing-
masing dengan adanya koreksi antar teman (peer correction). Pun, dengan teknik
ini, mereka bisa saling mengoreksi tata bahasa tulisan mereka terutama
pengembangan dan pengorganisasian idenya.
Teknik menulis kolaboratif ini pun mudah diterapkan (feasible) dalam
pengajaran keterampilan menulis karena tidak menuntut adanya media
pembelajaran yang rumit. Sebaliknya, dosen hanya dituntut untuk mempersiapkan
tulisan yang akan dibahas dan direspon serta mengkondisikan dan memfasilitasi
2
berjalannya proses diskusi. Evaluasi hasil tulisan mahasiswa dilakukan pada tahap
akhir proses kolaboratif setelah satu sama lain mengoreksi tulisan yang dibuat.
Jadi, dosen hanya memberikan umpan balik dan melakukan evaluasi pada draf
terakhir tulisan mahasiswa yang telah melalui proses koreksi silang.
3
c. memberikan alternatif penanganan pengajaran keterampilan menulis dalam
kelas besar.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
awal. Thesis statement ini merupakan sebuah kalimat yang menjadi ide utama si
penulis. Umumnya thesis statement ini memuat argument inti yang ingin dibahas.
Ciri lain adalah adanya sejumlah gaya pengembangan paragraph yang terdiri atas
Comparison and Contrast essay (esei perbandingan), Classification essay (esei
klasisfikasi), Process Analysis essay (esei analisis proses), and Cause and Effect
essay (esei sebab akibat). Kelima gaya ini digunakan dalam rangka
mengembangkan thesis statement yang sudah dijabarkan di paragraph awal.
6
suasana kerja yang akan mereka alami dalam dunia professional di masa
mendatang (Allen, 1986);
d. membiasakan koreksi diri dan menulis draf secara berulang, dimana siswa
sebagai penulis menjadi pembacanya yang paling setia (Brookes dan Grundy,
1990);
e. kesimpulannya adalah bahwa menulis kolaboratif secara hakiki adalah sebuah
proses sosial dimana para penulis saling mencari pemahaman bersama. Untuk
memperoleh pemahaman tersebut, setiap anggota berperan sesuai dengan
sejumlah aturan interaksi dan aturan sosial. Anggota-anggota ini membangun
tujuan yang sama; mereka memiliki pengetahuan yang berlainan; mereka
berinteraksi dalam satu kesatuan; dan mereka mengambil jarak dengan teks
(Murray, 1992).
Dari studi terdahulu (Alwasilah, 1999b) yang melibatkan 30 mahasiswa
PPS UPI Bandung ihwal menulis kolaboratif terungkap bahwa menulis
kolaboratif itu:
a. menyadarkan mahasiswa akan kompleksitas menulis dan akan kelemahan diri;
b. sebagai strategi dalam mengajarkan menulis pada berbagai tingkat pendidikan
dari SD sampai PT; dan
c. memotivasi mahasiswa untuk menulis, mempelajari cara orang lain menulis
dan membaca referensi lebih banyak.
Di samping kelebihan-kelebihan di atas, ada beberapa kekurangan, dan
yang terutama adalah:
1. sulitnya mendapatkan sejawat yang dapat bekerja sama;
2. dalam kerja kelompok seringkali didapat terlalu banyak alternatif atau saran
perbaikan yang membingungkan; dan
3. menyita banyak waktu dosen dan mahasiswa (Alwasilah, 2000).
7
BAB III
METODE PENELITIAN
8
yang telah melalui proses kolaboratif. Artinya, selama proses pembuatan kedua
draf tersebut, mahasiswa mendapatkan koreksi atau masukan dari teman
sejawatnya.
Tulisan (paragraf pembuka) yang harus mahasiswa buat didasarkan pada
sebuah topik yang sudah diatur oleh peneliti yakni The Potential Advantage(s)
dan Disadvantage(s) of Studying at Universities (Keuntungan dan Kerugian
Kuliah di Universitas).
9
3.5 Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
a. Ide Awal
Ide awal penelitian ini berasal dari pengalaman peneliti ketika mengajar mata
kuliah Writing III. Peneliti mendeteksi adanya kesulitan mahasiswa dalam
membuat tulisan eksposisi yang bersifat sangat mendasar yakni membuat thesis
statement. Setelah membaca berbagai sumber metode pengajaran menulis, peneliti
tertarik untuk memilih teknik menulis kolaboratif sebagai alternatif solusi untuk
mengatasi kesulitan mahasiswa tersebut.
2. Prasurvei
Prasurvei ini dimaksudkan untuk mengetahui secara detail kondisi yang terdapat
di suatu kelas yang akan diteliti. Langkah ini dilakukan mengingat adanya
perubahan kurikulum yang berdampak pada berubahnya nama dan substansi mata
kuliah. Mata kuliah yang relevan dengan mata kuliah Writing III adalah Writing
for Academic Purposes. Mata kuliah ini diajar oleh dosen yang lain sehingga
peneliti perlu melakukan prasurvei untuk mengetahui kondisi kelas sebenarnya.
3. Diagnosis
Diagnosis atau dugaan–dugaan sementara ini dibuat karena peneliti tidak
mengajar mata kuliah tersebut pada semester ini. Dugaan ini sebenarnya
didasarkan pada permasalahan yang terjadi pada mata kuliah Writing III yang
ditawarkan pada semester sebelumnya (semester genap 2006). Dengan
diperolehnya hasil diagnosis, peneliti dapat menentukan strategi pengajaran yang
dapat menangani masalah yang dihadapi mahasiswa.
4. Perencanaan
Perencanaan penelitian ini dibagi ke dalam dua tahap: perencanaan umum dan
perencanaan khusus. Perencanaan umum dilakukan untuk menyusun rancangan
yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait PTK. Sementara itu, perencanaan
khusus dilakukan untuk menyusun rancangan siklus. Hal – hal yang peneliti
10
rencanakan terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik
atau strategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran, dan sebagainya.
Teknik menulis kolaboratif kemudian diputuskan untuk dijadikan alternatif
teknik pengajaran menulis eksposisi karena dipandang efektif untuk menangani
pengajaran menulis kelas besar seperti yang diungkap dalam hasil-hasil penelitian
Alwasilah (1999).
Peneliti pun mencari sejumlah topik yang akrab dengan latar belakang
pengetahuan dan pengalaman mahasiswa sehingga mereka tidak perlu melakukan
kajian terlebih dahulu sebelum membuat tulisan. Topik yang dipilih untuk draf
kesatu adalah The Potential Use(s) of Computers for Teaching Writing in Second-
Grade Class (at English Department). Sementara topik yang dipilih untuk darf
kedua dan ketiga adalah The Potential Advantage(s) and Disadvantage(s) of
Studying at Universities. Peneliti yang bertugas mengajar mempersiapkan lesson
plan (rencana pengajaran) untuk menerapkan teknik menulis kolaboratif di dalam
kelas.
5. Implementasi Tindakan
Implementasi ini merupakan realisasi dari tindakan yang sudah direncanakan
sebelumnya. Dilakukan pembagian tugas yakni ada yang bertugas mengajar
(menerapkan teknik pengajaran di dalam kelas), ada yang bertugas membantu
pengajaran (sebagai asisten) dan ada yang mengamati/mengobservasi.
Pada tahap awal, mahasiswa ditugaskan untuk menulis paragraf pembuka
dengan topik yang sudah ditentukan yakni The Potential Use(s) of Computers for
Teaching Writing in Second-Grade Class (at English Department). Mahasiswa
tidak diberitahu jenis tulisan apa yang harus mereka buat karena pada prinsipnya
jenis tulisan (genre) bisa dilihat dari topik yang diberikan. Ini sengaja dilakukan
untuk mengukur sejauh mana mereka mengetahui dan memahami konsep tulisan
eksposisi.
Setelah tahap awal selesai, selanjutnya dilakukan proses pemberian materi
tentang thesis statement dan penjelasan umum mengenai tulisan eksposisi. Pada
tahap ini, peneliti lebih banyak memfokuskan pada definisi, karakteristik serta
11
cara-cara pembuatan thesis statement pada tulisan eksposisi.
Setelah itu, mahasiswa kembali ditugaskan untuk membuat paragraf
pembuka dengan topik The Potential Advantage(s) and Disadvantage(s) of
Studying at Universities dalam tenggat waktu yang ditentukan oleh pengajar.
Setelah selesai, secara kolaboratif, mereka melakukan peer correction
terhadap thesis statement yang mereka buat dalam kelompok kecil yang terdiri
atas empat orang. Mereka diminta untuk mengidentifikasi apakah pernyataan
umum dan thesis statement sudah ada dalam paragraf awal yang dibuat temannya.
Dalam tahap ini, pengajar menekankan kepada mahasiswa untuk tidak terlalu
berfokus pada kesalahan mekanik dan tata bahasa karena dikhawatirkan akan
membagi konsentrasi mereka dalam mengidentifikasi thesis statement. Mereka
baru diperbolehkan mengoreksi kesalahan mekanik dan tata bahasa manakala
proses identifikasi thesis statement selesai.
Anggota peneliti lain membantu proses kolaborasi ini dengan berkeliling
ke setiap kelompok. Dalam proses kolaborasi ini juga, mereka bisa melakukan
tanya jawab untuk mengkonfirmasi hal-hal yang dipandang masih kurang/tidak
jelas. Setelah proses ini usai, mereka (kolaborator) diminta untuk mengembalikan
tulisan yang sudah mereka koreksi.
Tahap selanjutnya, mereka ditugaskan kembali memperbaiki atau merevisi
tulisan yang telah dikoreksi teman sejawatnya. Mereka bisa mengkonfirmasi
kepada kolaborator jika ada koreksi atau masukan yang kurang/tidak jelas.
Mereka diharuskan untuk memperhatikan dan mempertimbangkan masukan
teman sejawatnya, utamanya yang bertalian dengan thesis statement. Proses ini
pun dilanjutkan dengan kolaborasi. Dalam hal ini, mereka harus meminta
mahasiswa (kolaborator) lain yang berbeda dengan kolaborator pertama agar
masukan atau koreksinya bisa beragam.
Proses di atas diakhiri dengan penyerahan semua draf tulisan beserta
koreksinya. Selain keterbatasan waktu, hal ini pun dimaksudkan untuk
memberikan kesempatan kepada peneliti mengukur keberhasilan treatment atau
penerapan teknik pengajaran yang diberikan.
6. Pengamatan
12
Pengamatan, observasi atau monitoring dilakukan sendiri anggota peneliti yang
lain. Pada saat memonitoring pengamat memperhatikan jalannya proses penerapan
teknik pengajaran yakni teknik menulis kolaboratif sambil mencatat semua
peristiwa atau hal yang terjadi di dalam kelas. Yang menjadi catatan pengamat di
antaranya adalah kinerja pengajar, situasi kelas, perilaku dan sikap siswa,
penyajian atau pembahasan materi, penyerapan siswa terhadap materi yang
diajarkan, dan sebagainya.
7. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi keberhasilan penerapan teknik
pengajaran. Pengajar, asisten dan pengamat berdiskusi seputar proses
implementasi teknik menulis kolaboratif dan situasi kelas selama proses belajar
mengajar berlangsung. Tim peneliti kemudian memeriksa semua draf tulisan yang
dibuat oleh setiap mahasiswa dengan menggunakan kriteria yang merupakan
modifikasi konsep yang ditawarkan oleh Erin Karper (2002) untuk menilai thesis
statement dalam tulisan eksposisi yakni dengan kriteria what dan how. What
digunakan untuk melihat apa yang ingin mereka tulis atau bisa disebut sebagai
pokok pembicaraannya (beserta sub pokoknya) sementara how digunakan untuk
melihat bagaimana strategi mereka dalam menjelaskan sub pokok-sub pokok
pembicaraan.
Hasil penilaian kemudian dikelompokkan ke dalam dua kriteria tadi what
dan how. Penilaian dibatasi dalam kerangka ‘bisa’ dan ‘tidak’ dengan
mengabaikan kualitas thesis statement-nya. Ini dilakukan mengingat perlunya
kajian yang lebih komprehensif untuk mengukur kualitas thesis statement yang
mahasiswa buat dengan melihat semua aspek yang terkait dalam sebuah tulisan.
Pada mulanya, berdasarkan refleksi ini, tim peneliti akan melakukan perbaikan
tindakan (replanning) selanjutnya dengan melakukan siklus kedua tapi setelah
dianalisis ternyata tingkat penguasaan mahasiswa dalam hal pembuatan thesis
statement sudah mencapai lebih dari 60%. Artinya, mayoritas mahasiswa sudah
mampu memahami konsep thesis statement dalam tulisan eksposisi.
13
BAB IV
PRESENTASI DATA DAN PEMBAHASAN
14
8 Yuniarti û û û û ü û
10 Dyah Rahmawati û û ü ü ü ü
11 Rina Nurmala Dewi û û û û ü û
12 Mega Cita Lestari û û û û û û
13 Ratna Budiarti û û ü û ü ü
14 Riany Puspaningrum û û û û û û
15 Nery Eka P û û û û ü û
16 Nur K û û ü ü ü ü
17 Wanda Firmansyah ü û û û ü û
18 Nurhalimah ü û û û ü û
18 Devi Ariani û û ü ü ü ü
20 Dilla Pastry Nentika û û ü û ü ü
21 Astri Rachmawati û û ü û ü û
22 Rd. Ari Wahono N ü û ü ü ü ü
23 Dita Aditya Putri ü û ü û ü û
24 Yati Rachmawati ü û ü û ü ü
25 Dian Andayani û û ü ü ü ü
26 Devian Try Gustary ü û û û ü ü
27 Meiritha Anggitasari û û ü û ü û
28 Ricca Heriyantini û û û û û û
29 Erdita Prasanti Riantini û û û û û û
30 Muh Ryanzika û û ü ü ü ü
31 Moh Edwar K ü û ü ü ü ü
32 Ahmad Gumilar û û û û û û
33 Nina Novianawati ü û û û û û
34 Khusnul Khotimah ü û ü ü ü ü
35 Fahrur Rozi û û ü ü ü ü
36 Putri Retnoningsih û û û û û û
37 Primasari Nurul M û û ü ü ü ü
38 Iin Isrokha û û ü û ü û
39 Zwesti Ade Cahyani û û ü ü ü ü
40 Fithry Fathiyyaturrizqi û û ü û ü ü
41 Iim R Kahfiyyah ü û ü û û û
42 Irwan Gunadi û û û û ü û
43 Ricky Firmansyah û û û û ü û
44 Vici Sofari ü û ü û ü ü
45 Defta A Oktafiga û û ü û ü ü
46 Nita Wahyuningtyas û û ü ü ü ü
47 Kiki Tri Setyawati û û û û û û
48 Ika Septianti û û ü ü ü ü
49 Lidya Cristina û û ü ü ü ü
50 Junur Lana ü û ü ü ü ü
51 Elroy û û ü ü ü ü
15
52 Windi Matsuko û û ü ü ü ü
53 Devie Juliasty Dens û û û û û û
54 Wida Rosyana û û û û û û
55 Sandra Yulia û û û û ü ü
56 Puri Ratna Sari û û ü û ü ü
57 Rizqa FA û û û û ü û
58 Riana Herlinda û û û û û û
59 Damayanti û û û û ü û
Tabel 4.2
Bagan 4.2
16
Bagan Persentase Peningkatan Kemampuan Membuat
Thesis Statement dalam Tulisan Eksposisi dengan
Teknik Menulis Kolaboratif
100%
80%
60%
Persentase
40%
20%
What
0%
Tidak
Tidak
Tidak
How
Bisa
Bisa
Bisa
Tabel 4.3
Kriteria Draf 1 Draf 2 Draf 3
Bisa Tidak Bisa Tidak Bisa Tidak
What 20% 80% 54% 46% 75% 25%
How 0% 100% 29% 71% 46% 54%
4.2 Pembahasan
Dari tabel 4.2 dan 4.3, terlihat bahwa pada draf kesatu mahasiswa belum
memahami konsep tulisan eksposisi termasuk di dalamnya membuat thesis
statement pada paragraf pembuka. Ini terlihat jelas dari banyaknya mahasiswa
yang tidak bisa membuat thesis statement dengan jumlah 47 orang atau 80% pada
kriteria what dan bahkan 59 orang atau 100% pada kriteria how. Artinya, sebelum
diberikan treatment atau diterapkan teknik kolaboratif, mahasiswa belum
memahami apa itu thesis statement, utamanya thesis statement dalam tulisan
eksposisi. Sekalipun ada 12 orang atau 20% yang sudah menuliskan pokok
pembicaraan pada paragraf pembuka tapi tidak ada satupun atau 0% yang mampu
menuliskan langkah-langkah pembahasan sub pokok-sub pokok pembicaraan
pada paragraf pembuka tersebut. Mereka nampaknya memiliki anggapan atau
pemahaman bahwa thesis statement itu hanya memuat pokok pembicaraan saja,
17
tanpa harus menyebutkan langkah pembahasan sub pokok pembicaraannya. Hal
ini bisa dipahami karena sebelumnya mereka belum mendapatkan materi terkait
dengan tulisan eksposisi pada mata kuliah Writing I dan II.
Setelah dilakukan implementasi teknik menulis kolaboratif dengan
diberikan materi atau penjelasan singkat mengenai gambaran umum tulisan
eksposisi serta thesis statement, terdapat peningkatan yang cukup signifikan. Hal
ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah mahasiswa yang bisa membuat thesis
statement pada draf kedua dengan dari jumlah 12 orang (pada draf kesatu)
menjadi 32 orang atau 54% pada kriteria what (pada draf kedua) dan dari tidak
ada seorang pun (pada draf kesatu) menjadi 17 orang atau 29% para kriteria how
(pada draf kedua). Di sini, nampak jelas adanya dampak implementasi teknik
terhadap pemahaman dan kemampuan mahasiswa dalam membuat thesis
statement tersebut. Koreksi atau masukan dari teman sejawat (peer correction)
sudah bisa membantu peningkatan kemampuan mahasiswa ini. Adapun jumlah
mahasiswa yang belum bisa yang masih cukup besar (27 atau 46% pada kriteria
what dan 42 atau 71% pada kriteria how) dimungkinkan terjadi karena belum
efektifnya proses kolaborasi. Ini disebabkan mahasiswa belum terbiasa melakukan
proses koreksi antar teman sehingga mereka masih merasa sungkan.
Setelah proses kolaborasi pada draf kedua selesai, peneliti mencoba
mengingatkan kembali kepada mahasiswa akan konsep dasar pembuatan thesis
statement pada tulisan eksposisi. Ini dilakukan karena ada sejumlah koreksi yang
terlalu banyak bertumpu pada perbaikan mekanik dan tata bahasa tulisan.
Sementara, identifikasi thesis statement terabaikan. Tindakan ini cukup
membuahkan hasil dengan adanya peningkatan jumlah mahasiswa yang bisa
membuat thesis statement pada draf ketiga dengan jumlah 44 orang atau 75%
pada kriteria what dan 27 orang atau 46% pada kriteria how. Inilah yang dijadikan
alasan peneliti menghentikan siklus penelitian karena permasalahan sudah bisa
teratasi dengan bukti 75% mahasiswa sudah bisa membuat thesis statement pada
tulisan eksposisi.
Adapun mengenai masih banyaknya jumlah mahasiswa yang belum bisa
membuat thesis statement pada kriteria how dengan angka 32 orang atau 54%
18
pada draf ketiga, peneliti melihat bahwa permasalahan ini harus ditangani khusus
dengan treatment khusus dengan menggunakan pendekatan pengajaran
keterampilan berpikir kritis. Ini dikarenakan penentuan sub pokok pembicaraan
dengan cara pengorganisasian pembahasannya memerlukan keterampilan berpikir
khusus yang harus dilatih secara lebih ekstensif.
Namun demikian, angka-angka di atas sudah bisa meyakinkan peneliti
bahwa implementasi teknik menulis kolaboratif terbukti efektif untuk mengatasi
kesulitan mahasiswa dalam membuat thesis statement pada tulisan eksposisi,
terutama pada kriteria what. Artinya, mayoritas mahasiswa sudah bisa menuliskan
apa yang menjadi pokok pembicaraan tulisan mereka pada paragraf pembuka
tulisan eksposisi yang menjadi salah satu inti thesis statement.
Berdasarkan proses implementasi teknik menulis kolaboratif dalam mata
kuliah menulis ini juga terungkap bahwa teknik ini cukup efektif untuk
pengejaran menulis dalam kelas besar. Jumlah mahasiswa yang mencapai 60
orang akan sulit ditangani dengan metode konvensional yang hanya
mengandalkan materi atau ceramah dari dosen dan feedback atau balikan searah
dari dosen terhadap setiap tulisan mahasiswa. Dengan pendekatan konvensional,
dosen harus meluangkan waktu yang lama untuk memberikan balikan untuk setiap
tulisan. Lebih banyak tulisan yang dibuat oleh mahasiswa, harus lebih banyak
pula waktu dan energi yang harus disiapkan dosen untuk memeriksanya. Apalagi
kalau harus mempertimbangkan dan memasukkan semua aspek atau elemen
tulsian ke dalam penilaian.
Sementara dengan teknik menulis kolaboratif, tulisan mahasiswa dikoreksi
beberapa kali oleh teman sejawatnya sehingga dosen tinggal melihat secara
sekilas hasil akhir tulisan mahasiswa untuk mengukur sejauh mana peningkatan
atau perkembangan kemampuan menulis mahasiswa. Dosen lebih terbantu karena
‘dosa-dosa kecil’ (Alwasilah, 2005) atau kesalahan-kesalahan kecil yang berkaitan
dengan mekanik dan tata bahasa serta kesalahan lainnya sudah terlebihd ahulu
dikoreksi oleh mahasiswa melalui proses kolaborasi.
19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang singkat ini, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Pengajaran mata kuliah Writing III pada kurikulum lama atau mata kuliah
Writing for Academic Purposes pada kurikulum baru dengan menggunakan
teknik menulis kolaboratif terbukti efektif untuk mengatasi kesulitan
mahasiswa dalam membuat thesis statement pada tulisan eksposisi, terutama
pada kriteria what (apa yang ingin penulis coba sampaikan).
b. Teknik menulis kolaboratif terbukti efektif untuk pengajaran mata kuliah
menulis (writing) kelas besar karena mahasiswa dituntut untuk bekerja
secara kelompok untuk saling mengoreksi tulisan yang dibuatnya. Hal ini
memudahkan tugas pengajar karena paling tidak kesalahan kecil seperti
mekanik dan tata bahasa sudah bisa ditangani melalui proses kolaborasi
antar teman sejawat (peer correction) ini.
c. Teknik menulis kolaboratif mempu meningkatkan suasana belajar
bekerjasama (cooperative learning) karena setiap mahasiswa diharuskan
untuk bekerja dalam tim dan saling membantu mengoreksi atau memberikan
masukan terhadap tulisan anggota tim.
d. Dengan implementasi teknik menulis kolaboratif dalam pengajaran mata
kuliah menulis, dosen bisa memantau atau memonitor perkembangan atau
peningkatan kemampuan mahasiswa dalam menulis.
5.2 Saran
Berdasarkan implementasi teknik menulis kolaboratif di kelas untuk menangani
kesulitan mahasiswa dalam membuat thesis statement pada tulisan eksposisi,
diperoleh beberapa saran sebagai berikut:
a. Teknik menulis kolaboratif sebaiknya dijadikan salah satu teknik atau
strategi pengajaran mata kuliah menulis untuk setiap jenjang di Jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris mengingat berbagai kelebihan yang bisa
20
diperoleh dosen dalam proses penerapannya.
b. Teknik kolaboratif juga nampaknya bisa dietrapkan untuk pengajaran
keterampilan bahasa lainnya seperti menyimak, berbicara dan membaca
karena teknik ini cukup fleksibel untuk mengajarkan materi apapun dalam
lingkup keterampilan berbahasa.
c. Teknik menulis kolaboratif menuntut adanya team teaching yang solid
karena hal itu akan lebih memudahkan proses implementasi dan
perkembangan kemampuan setiap mahasiswa bisa lebih termonitor. Di
samping itu, team teaching bisa membantu mempercepat proses pemberian
balikan atau feedback terhadap tulisan mahasiswa. Lambat laun, tulisan
mahasiswa pun akan berangsur lebih baik karena terus dikoreksi oleh
temannya dan diberikan balikan oleh dosennya.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
Lampiran-Lampiran
1. Curriculum Vitae Ketua Peneliti
2. Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Mata Kuliah Writing III
3. Curriculum Vitae Anggota Penelitian
4. Instrumen Penelitian
5. Tulisan Mahasiswa
23
CURRICULUM VITAE KETUA PENELITI
24
SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Course Description:
This course introduces students to essay writing with various modes of
development. Students will be introduced to the essence and structure of essay
(thesis statement, introductory, developmental, and concluding paragraphs). Also,
students will be introduced to different kinds of introductory paragraphs. This
course will lay emphasis on academic expository essays by introducing different
types of essay developments such as Comparison and Contrast essay,
Classification essay, Process Analysis essay, and Cause and Effect essay. Students
are expected to be able to write a short essay (4-6 paragraphs of approximately
500 words). Outlining and peer correction are encouraged in this course.
Besides, students will be also equipped with special skills of writing, such
as preparing a summary, writing a report, writing a resume and job application
letter, using a library, and writing a research paper. Those skills are deemed
important because they are the basic knowledge necessary to develop their
abilities in writing a research paper.
Course Objective:
Upon completion of this course, students are hoped to be able to
1. identify the essence and structure of essay
2. identify kinds of introductory paragraphs
3. employ different techniques of essay development
4. write short essays
Course Requirements:
1. Class attendance and participation 10 points
2. Home assignments 20 points
3. Midterm test 25 points
4. Final test 45 points
Total 100 points
25
Attendance Policy:
Students are required to attend at least 12 out of 16 sessions. They are required to
submit 5 compositions. Those who miss the class frequently will lose
opportunities to practice their skills and submit the works, and therefore they will
get the score lowered. Those who miss up to 3 essays will automatically have their
score lowered by 50%. Those with more than 4 absences will not be eligible for
the final examination.
Tentative Schedule:
Session Subject Matter Techniques
1 Welcoming Remarks: Lecture
- Assessment and Attendance Policy
- Course Overview
2 Generating ideas for an essay, introductory paragraph, - Lecture
- Discussio
n
3 Techniques of support: facts, examples, personal - Lecture
experience, and physical description - Discussio
n
4 Strategies of generating thesis statement - Lecture
- Discussio
n
5 Generating a thesis statement and peer correction Discussion
6 Collaborative work and Conferencing Discussion
7 Paragraph development: Comparison and Contrast - Lecture
Essay - Discussion
8 Writing draft, peer correction and conferencing Discussion
9 Paragraph development: Comparison and Contrast - Lectu
Essay re
- Discu
ssion
10 Writing draft, peer correction and conferencing Discussion
11 Paragraph development: Comparison and Contrast - Lecture
Essay - Discussio
n
12 Writing draft, peer correction and conferencing Discussion
13 Paragraph development: Comparison and Contrast - Lecture
Essay - Discussion
14 Writing draft, peer correction and conferencing Discussion
15 Paragraph development: Comparison and Contrast - Lecture
Essay - Discussio
n
16 Writing draft, peer correction and conferencing Discussion
Recommended Readings:
26
1. Langan, John. 1987. College Writing Skills. McGraw-Hill: Singapore.
2. Legget, Glenn H. 1985. Handbook for Writers. Prentice Hall Inc.: USA.
3. Reid, Joy M. 1982. The Process of Composition. Prentice Hall Inc.: USA.
4. Smalley, Regina L. & Ruetten, Mary K. 1990. Refining Composition
Skills: Thetoric and Grammar for ESL Students. Heinle & Heinle: USA.
NAME : _________________________________
CLASS : _____________________
FIRST DRAFT
CHECKED BY ______________________________
SIGN __________________________
SECOND DRAFT
27
CHECKED BY ______________________________
SIGN __________________________
28