You are on page 1of 16

MAKALAH

PEMENUHAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL


MELALUI LEMBAGA PENDIDIKAN
Tugas ini disusun untuk memenuhi nilai tugas
Mata kuliah Lembaga Sosial
Dosen pengampu:
Thriwarty Arsal

Di susun oleh:
Sudi Didi Wahyono
3401413067

Jurusan Sosiologi dan Antropologi


Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang
2014
30 Mei 2014

KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan yang
Maha Pengasih dan Penyayang. Kasih-Nya tiada batas dan sayang-Nya melimpah
kepada hamba-Nya. Atas rahmat dan pertolongan Allah, penulis mampu
menyelesaikan penyusunan makalah tentang Pemenuhan Fungsi Lembaga
Sosial Melalui Lembaga Pendidikan .
Makalah tersebut kami susun dengan maksud untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Lembaga Sosial, dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus
pemahaman terhadap fungsi lembaga sosial dalam systwm sosial..
Harapan kami, semoga setelah penyusunan makalah ini selesai kami
semakin memahami tentang Pemenuhan fungsi Lembaga sosial melalui lembaga
pendidikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran,
kritik, serta bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang
akan datang, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Akhirnya
penulis mohon maaf atas segala kekurangan.

30 Mei 2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Kegiatan pendidikan

selalu ada di dalam suatu lingkungan. Dalam

konteks pendidikan, lingkungan menuparakan salah satu faktor keberhasilan dari


suatu proses pendidikan. Anak, dalam hal ini manusia tidaak bisa dipisahkan
dengan lingkungannya sehingga terkadang, lingkungan pun akan berpengaruh
pada sifat dan kepribadian anak serta salah satu factor yang membentuk karakter
anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang,
keadaan, politik, kepercayaan dan upaya lain yang di lakukan manusia, termasuk
didalamnya adalah pendidikan.
Melalui kegiatan pendidikan, gambaran tentang masyarakat yang ideal itu
dituangkan dalam alam fikiran peserta didik sehingga terjadi proses pembentukan
dan perpindahan budaya. Pemikiran ini mengandung makna bahwa lembaga
pendidikan sebagai tempat manusia memiliki fungsi social )agen perubahan
masyarakat).
Lembaga pendidikan diindonesia saat ini tumbuh bagaikan jamur dimusim
hujan sebagai buti sudah banyak lembaga-lembaga pendiidikan dari mulai yang
formal sampai non-formal.Hal ini cukup mendapat apresiasi karena masyarakat
saat ini mula sadar akan pentingnya pendidikan.
Makalah ini dibuat untuk mengetahui sejauh mana fungsi lembaga
pendidikan memenuh fungsi lembaga.

B.Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan lembaga sosial ?
2. Apa yang disebut lembaga pendidikan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang disebut lembaga sosial.
2. Untuk mengetahui apa yang disebut lembaga pendidikan.

30 Mei 2014

BAB II
Pembahasan
Pemenuhan Fungsi Lembaga Sosial melalui Lembaga Pendidikan
1.1 Lembaga Sosial
Pengertian istilah lembaga sosial dalam bahasa Inggris adalah social
institution, namun social institution juga diterjemahkan sebagai pranata sosial.
Hal ini dikarenakan social institution merujuk pada perlakuan mengatur perilaku
para anggota masyarakat.Ada pendapat lain mengemukakan bahwa pranata sosial
merupakan sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitasaktivitas untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan khusus dalam kehidupan
masyarakat. Sedangkan menurut Koentjaraningrat Lembaga sosial merupakan
satuan norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk
keperluan khusus manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Istilah lain yang digunakan adalah bangunan sosial yang diambil dari
bahasa Jerman sozialegebilde dimana menggambarkan dan susunan institusi
tersebut.
Perkembangan Lembaga Sosial bermula dari kebutuhan masyarakat akan
keteraturan kehidupan bersama. Sebagaimana diungkapkan oleh Soerjono
Soekanto lembaga sosial tumbuh karena manusia dalam hidupnya memerlukan
keteraturan. Untuk mendapatkan keteraturan hidup bersama dirumuskan normanorma dalam masyarakat sebagai paduan bertingkah laku.
Mula-mula sejumlah norma tersebut terbentuk secara tidak disengaja.
Namun, lama-kelamaan norma tersebut dibuat secara sadar. Contoh:
Dahulu di dalam jual beli, seorang perantara tidak harus diberi bagian dari
keuntungan. Akan tetapi, lama-kelamaan terjadi kebiasaan bahwa perantara
tersebut harus mendapat bagiannya, di mana sekaligus ditetapkan siapa yang
menanggung itu, yaitu pembeli ataukah penjual.
Sejumlah norma-norma ini kemudian disebut sebagai lembaga
sosial.Namun, tidak semua norma-norma yang ada dalam masyarakat merupakan

30 Mei 2014

lembaga sosial karena untuk menjadi sebuah lembaga sosial sekumpulan norma
mengalami proses yang panjang.
Menurut Robert M.Z. Lawang proses tersebut dinamakan pelembagaan
atau institutionalized, yaitu proses bagaimana suatu perilaku menjadi berpola atau
bagaimana suatu pola perilaku yang mapan itu terjadi. Dengan kata lain,
pelembagaan adalah suatu proses berjalan dan terujinya sebuah kebiasaan dalam
masyarakat menjadi institusi/ lembaga yang akhirnya harus menjadi paduan dalam
kehidupan bersama.
Menurut H.M. Johnson suatu norma terlembaga (institutionalized) apabila
memenuhi tiga syarat sebagai berikut:
1. Sebagian besar anggota masyarakat atau sistem sosial menerima norma
tersebut.
2. Norma tersebut menjiwai seluruh warga dalam sistem sosial tersebut.
3. Norma tersebut mempunyai sanksi yang mengikat setiap anggota
masyarakat.
Dikenal empat tingkatan norma dalam proses pelembagaan, pertama cara
(usage) yang menunjuk pada suatu perbuatan. Kedua, kemudian cara bertingkah
laku berlanjut dilakukan sehingga menjadi suatu kebiasaan (folkways), yaitu
perbuatan yang selalu diulang dalam setiap usaha mencapai tujuan tertentu.
Ketiga, apabila kebiasaan itu kemudian diterima sebagai patokan atau norma
pengatur kelakuan bertindak, maka di dalamnya sudah terdapat unsur pengawasan
dan jika terjadi penyimpangan, pelakunya akan dikenakan sanksi. Keempat, tata
kelakuan yang semakin kuat mencerminkan kekuatan pola kelakuan masyarakat
yang mengikat para anggotanya. Tata kelakuan semacam ini disebut adat istiadat
(custom). Bagi anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat, maka ia akan
mendapat sanksi yang lebih keras. Contoh, di Lampung suatu keaiban atau
pantangan, apabila seorang gadis sengaja mendatangi pria idamannya karena
rindu yang tidak tertahan, akibatnya ia dapat dikucilkan dari hubungan bujanggadis karena dianggap tidak suci.
Keberhasilan proses institusinalisasi dalam masyarakat dilihat jika normanorma kemasyarakatan tidak hanya menjadi terlembaga dalam masyarakat, akan
tetapi menjadi terpatri dalam diri secara sukarela (internalized) dimana
masyarakat dengan sendirinya ingin berkelakuan sejalan dengan pemenuhan
kebutuhan masyarakat.
Lembaga sosial umumnya didirikan berdasarkan nilai dan norma dalam
masyarakat, untuk mewujudkan nilai sosial, masyarakat menciptakan aturanaturan yang isebut norma sosial yang membatasi perilaku manusia dalam
kehidupan bersama. Sekumpulan norma akan membentuk suatu sistem norma.
30 Mei 2014

Inilah awalnya lembaga sosial terbentuk. Sekumpulan nilai dan norma yang telah
mengalami proses penerapan ke dalam institusi atau institutionalization
menghasilkan lembaga sosial.
Meskipun lembaga sosial merupakan suatu konsep yang abstrak, ia
memiliki sejumlah ciri dan karakter yang dapat dikenali.
Menurut J.P Gillin di dalam karyanya yang berjudul "Ciri-ciri Umum Lembaga
Sosial" (General Features of Social Institution) menguraikan sebagai berikut:
1. Lembaga sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang
terwujud melalui aktivitas-aktivitas masyarakat dan hasil-hasilnya. Ia
terdiri atas kebiasaan-kebiasaan, tata kelakukan, dan unsur-unsur
kebudayaan lain yang tergabung dalam suatu unit yang fungsional.
2. Lembaga sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan tertentu. Oleh
karena lembaga sosial merupakan himpunan norma-norma yang berkisar
pada kebutuhan pokok, maka sudah sewajarnya apabila terus dipelihara
dan dibakukan.
3. Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga
pendidikan sudah pasti memiliki beberapa tujuan, demikian juga lembaga
perkawinan, perbankan, agama, dan lain- lain.
4. Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
lembaga sosial. Misalnya, rumah untuk lembaga keluarga serta masjid,
gereja, pura, dan wihara untuk lembaga agama.
5. Lembaga sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang atau
simbol-simbol tertentu. Lambang-lambang tersebut secara simbolis
menggambar tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Misalnya,
cincin kawin untuk lembaga perkawinan, bendera dan lagu kebangsaan
untuk negara, serta seragam sekolah dan badge (lencana) untuk sekolah.
6. Lembaga sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis yang
merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain. Sebagai contoh, izin kawin
dan hukum perkawinan untuk lembaga perkawinan.
Sedangkan seorang ahli sosial yang bernama John Conen ikut pula
mengemukakan karakteristik dari lembaga sosial.Menurutnya terdapat sembilan
ciri khas (karakteristik) lembaga sosial sebagai berikut.
1. Setiap lembaga sosial bertujuan memenuhi kebutuhan khusus masyarakat.
2. Setiap lembaga sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber dari
anggotanya.
30 Mei 2014

3. Dalam lembaga sosial ada pola-pola perilaku permanen menjadi bagian


tradisi kebudayaan yang ada dan ini disadari anggotanya.
4. Ada saling ketergantungan antarlembaga sosial di masyarakat, perubahan
lembaga sosial satu berakibat pada perubahan lembaga sosial yang lain.
5. Meskipun antarlembaga sosial saling bergantung, masing-masing lembaga
sosial disusun dan di- organisasi secara sempurna di sekitar rangkaian
pola, norma, nilai, dan perilaku yang diharapkan.
6. Ide-ide lembaga sosial pada umumnya diterima oleh mayoritas anggota
masyarakat, terlepas dari turut tidaknya mereka berpartisipasi.
7. Suatu lembaga sosial mempunyai bentuk tata krama perilaku.
8. Setiap lembaga sosial mempunyai simbol-simbol kebudayaan tertentu.
9. Suatu lembaga sosial mempunyai ideologi sebagai dasar atau orientasi
kelompoknya.
Fungsi lembaga sosial menurut Soerjono Soekanto, lembaga
sosial memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana
mereka harus bersikap atau bertingkah laku dalam menghadapi masalahmasalah yang muncul atau berkembang di lingkungan masyarakat,
termasuk yang menyangkut hubungan pemenuhan kebutuhan.
2. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan
3. Memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem
pengendalian sosial, yaitu sistem pengawasan masyarakat terhadap
anggota-anggotanya.
Menurut Horton dan Hunt, fungsi lembaga sosial adalah:
1. Fungsi Manifes atau fungsi nyata yaitu fungsi lembaga yang disadari dan
di akui oleh seluruh masyarakat
2. Fungsi Laten atau fungsi terselubung yaitu fungsi lembaga sosial yang
tidak disadari atau bahkan tidak dikehendaki atau jika di ikuti dianggap
sebagai hasil sampingan dan biasanya tidak dapat diramalkan.

1.2.Lembaga Pendidikan
30 Mei 2014

Lembaga Pendidikan adalah tempat transfer ilmu pengetahuan dan budaya


(peradaban). Melalui praktik pendidikan, peserta didik diajak untuk memahami
bagaimana sejarah atau pengalaman budaya dapat ditransformasi dalam zaman
kehidupan yang akan mereka alami serta mempersiapkan mereka dalam
menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada di dalamnya. Dengan demikian,
makna pengetahuan dan kebudayaan sering kali dipaksakan untuk dikombinasikan
karena adanya pengaruh zaman terhadap pengetahuan jika ditransformasikan.
Oleh karena itu pendidikan bertujuan mempersiapkan masyarakat baru
yang lebih ideal, yaitu masyarakat yang mengerti hak dan kewajiban dan berperan
aktif dalam proses pembangunan bangsa. Esensi dari tujuan pendidikan nasional
adalah proses menumbuhkan bentuk budaya keilmuan, sosial, ekonomi, dan
politik yang lebih baik dalam perspektif tertentu harus mengacu pada masa depan
yang jelas. Melalui kegiatan pendidikan, gambaran tentang masyarakat yang ideal
itu dituangkan dalam alam pikiran peserta didik sehingga terjadi proses
pembentukan dan perpindahan budaya. Pemikiran ini mengandung makna bahwa
lembaga pendidikan sebagai tempat pembelajaran manusia memiliki fungsi sosial
(agen perubahan di masyarakat)
Lembaga Pendidikan merupakan sebuah institusi pendidikan yang
menawarkan pendidikan formal mulai dari jenjang pra-sekolah sampai ke jenjang
pendidikan tinggi, baik yang bersifat umum maupun khusus (misalnya sekolah
agama atau sekolah luar biasa). Lembaga pendidikan juga merupakan sebuah
institusi sosial yang menjadi agen sosialisasi lanjutan setelah lembaga keluarga.
Dalam lembaga pendidikan, seorang anak akan dikenalkan mengenai kehidupan
bermasyarakat yang lebih luas. Lembaga pendidikan atau yang kerap disebut
sekolah juga merupakan sebuah institusi yang akan mengenalkan berbagai nilai
dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Sekolah atau institusi pendidikan memiliki peranan penting dalam
kehidupan bermasyarakat. Sekolah dapat membantu seorang anak untuk dapat
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

30 Mei 2014

a.

Pendidikan Formal
Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa

rangkaian jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya SD, SMP, SMA, dan PT.
Pendidikan nonformal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna
terjun ke masyarakat.
Mengenyam
diakui

oleh

pendidikan

lembaga

pada

pendidikan

institusi

Negara

pendidikan

adalah

sesuatu

formal yang
yang

wajib

dilakukan di Indonesia Mulai dari anak tukang sapu jalan, anak tukang
dagang martabak mesir, anak tukang jamret, anak pak tani, anak bisnismen,
anak pejabat tinggi Negara, dan sebagainya harus bersekolah, minimal 9
tahun lamanya hingga lulus SMP.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang
secara efektif dan efisien dari pemerintah untuk masyarakat merupakan perangkat
yang berkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam
menjadi warga Negara.
Ada beberapa Krateristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah
yaitu;
1.

Pendidikan diselengarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang

memiliki hubungan hierarki


2.

Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relative homogen.

3.

Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang

harus diselesaikan.
4.

Materi atauisi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.

5.

Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban kebutuhan

dimasa yang akan datang.

30 Mei 2014

Sebagai pendidikan yang bersifat formal, sekolah mencari fungsi


pendidikan berdasarkan asas-asas tanggung jawab;
1.

Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang

ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku. Tanggung jawab keilmuan


berdasarkan bentuk, isi, tujuan and tingkat pendidikan kepadanya masyarakat oleh
masyarakat dan bangsa.
2.

Tanggungjawab fungsional ialah: Tanggung jawab profesional pengelola dan

pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuanketentuan jabatannya. tanggung jawab ini merupakan pelimpahan tanggung jawab
dan kepercayaan orang tua (masyarakat) kepada sekolah dari para guru..
b.

Pendidikan Non Formal


Pendidikan

non

formal

merupakan

pendidikan

alternatif

setelah

pendidikan formal. Kursus sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan


pada jalur pendidikan non formal mempunyai kaitan yang sangat erat dengan jalur
pendidikan formal. Selain memberikan kesempatan bagi peserta didik yang ingin
mengembangkan keterampilannya pada jenis pendidikan tertentu yang telah ada di
jalur pendidikan formal juga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang ingin
mengembangkan pendidikan keterampilannya yang tidak dapat ditempuh dan
tidak terpenuhi pada jalur pendidikan formal.
Pendidikan non formal tidak bisa di pandang sebelah mata. Karena
pendidikan non formal sangat penting terutama dalam hal penguasaan dan
pengembangan ketrampilan fungsional. Selain itu pendidikan non formal lebih
berorientasi pada pendidikan yang efektif dan efisien agar peserta didik dapat
belajar dengan mudah dan mencapai tujuan melalui proses yang hemat waktu dan
biaya.
Pendidikan non formal merupakan usaha masyarakat dalam mencari jalan
keluar terhadap persoalan pendidikan formal yang tidak terjangkau oleh
masyarakat. Perhatian pendidikan non formal lebih terpusat pada usaha-usaha
30 Mei 2014

untuk membantu terwujudnya proses pembelajaran di masyarakat. Hal ini sesuai


dengan Pasal 55, UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 butir pertama yaitu, Masyarakat
berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan
formal dan non formal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan
budaya untuk kepentingan masyarakat.
Pendidikan non formal mempunyai fungsi membelajarkan individu atau
kelompok agar mampu memberdayakan dan mengembangkan dirinya sehingga
mampu beradaptasi terhadap perubahan atau perkembangan zaman. Berdasarkan
fungsi tersebut pendidikan non formal dapat melayani kebutuhan pendidikan
suplemen, pendidikan komplemen, pendidikan kompensasi, pendidikan substitusi,
pendidikan

alternatif,

(updating),

pendidikan

pendidikan
/

pengayaan,

pelatihan

pendidikan

keterampilan

dan

pemutakhiran
pendidikan

penyesuaian/penyetaraan.
Untuk mengoptimalkan kualitas pendidikan non formal terus mengalami
perkembangan sehingga menghasilkan pendidikan berbasis kompetensi yang lebih
menekankan pada kemampuan yang di miliki oleh setiap peserta didik. Dalam
pelaksanaan proses belajar pendidikan berbasis kompetensi menggunakan prinsipprinsip pengembangan yang mencakup pemilihan materi, Strategi, media,
penilaian dan sumber atau bahan pembelajaran sehingga hasil belajar tercapai
sesuai dengan standar kompetensi. Dengan memilih pendidikan berbasis
kompetensi, diharapkan mampu untuk bersaing di era globalisasi saat ini.
1.3 Fungsi dan Peranan Lembaga Pendidikan
Secara umum fungsi dan perananlingkungan pendidikan adalah membantu peserta
didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya.
1. Lembaga Pendidikan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama,
karena dari keluarga anak pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan bahkan
sebagian besar kehidupan anak banyak di habiskan di dalam keluarga. Keluarga
peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup. Sifat dan tabiat anak
30 Mei 2014

sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang
lain.
Dengan demikian pendidikan keluarga memiliki fungsi dan peranan yang sangat
penting terhadap pendidikan anak, antara lain:

2.

Memberi warna pada masa kanak-kanak

Menjamin Kehidupan Emosional Anak

Menanamkan Dasar Pendidikan Moral

Memberikan Dasar Pendidikan Sosial

Peletakkan Dasar-dasar Keagamaan

Lembaga Pendidikan Sekolah

Pendidikan sekolah pada dasarnya merupakan lanjutan dari pendidikan keluarga


hanya saja pendidikan di sekolah diperoleh secara teratur, sistematis, bertingkat,
dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.Sehingga pendidikan
sekolah sangat penting sekali fungsi dan peranannya terhadap keberhasilan
pendidikan anak.
Fungsi dan peranan itu antara lain :

Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak


didik

Spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran

Efisiensi. Pendidikan dilakukan dalam program yang tertentu dan


sistematis, juga jumlah anak didik dalam jumlah besar akan memberikan
efisiensi bagi pendidikan anak dan juga bagi orang tua.

Sosialisasi, yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk sosial


yang mampu beradaptasi dengan masyarakat.

Konservasi dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya.


Dapat dilakukan dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak
didik selaku generasi muda.

30 Mei 2014

3.

Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk


melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk
terjun ke masyarakat.
Lembaga Pendidikan Masyarakat

Masyarakat merupakan lembaga ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan


dalam masyarakat dampaknya lebih luas. Corak dan ragam pendidikan yang
dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, meliputi segala bidang, baik
pembentukan
kebiasaan-kebiasaan,
pembentukan
pengertian-pengertian
(pengetahuan) sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Masyarakat memiliki peranan yang besar dalam pelaksanaan pendidikan nasional.
Peranan masyarakat itu antara lain menciptakan suasana yang dapat menunjang
pelaksanaan pendidikan nasional, ikut menyelengglarakan pendidikan non
pemerintah (swasta) dan yang lainnya. Membantu pengadaan sarana dan
prasarana serta menyediakan lapangan kerja.
Secara kongkrit peran dan fungsi pendidikan kemasyarakatan dapat dikemukakan
sebagai berikut :

Memberikan kemampuan profesional untuk mengembangkan karir melalui


kursus penyegaran, penataran, lokakarya, seminar, konperensi ilmiah dan
sebagainya.

Memberikan kemampuan teknis akademik dalam suatu system pendidikan


nasional seperti sekolah terbuka, kursus tertulis, pendidikan melalui radio,
dan televisi dan sebagainya.

Ikut serta mengembangkan kemampuan kehidupan beragama melalui


pesantren, pengajian, pendidikan agama di surau/langgar, biara, sekolah
minggu dan sebagainya.

Mengembangkan kemampuan kehidupan sosial budaya melalui bengkel


seni, teater, olahraga, seni bela diri, lembaga pendidikan spiritual dan
sebagainya.

Mengembangkan keahlian dan keterampilan melalui sistem magang untuk


menjadi ahli bangunan, muntir, dan sebagainya.

30 Mei 2014

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lembaga pendidikan secara tidak langsung dapat menunda
perkawinan,menjaga keutuhan masyarakat sebagai contoh melalui
pendidikan Pancasila dan Pkn,kita dapat menjaga keutuhan bangsa

30 Mei 2014

Indonesia.Lembaga Penddikan juga memberikan suatu pengikat dalam


setiap aktivitas masyarakat.
Dari beberapa penjelasan diatas menurut saya yang didasarkan
pada pemaparan pada bab sebelumnya,lembaga pendidikan memenuhi
fungsi-fungsi lembaga sosial.Sebagai contoh,saya mengutip dari pendapat
Soerjono Soekanto dimana ketiga fungsi itu dapat dipenuhi melalui
lembaga pendidikan.

Daftar Pustaka

http://kangmahfudz.blog.com/2013/11/21/fungsi-dan-peran-lembagapendidikan/
http://ulilabror.blogspot.com/2012/04/artikel-lembaga-pendidikan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_sosial

30 Mei 2014

30 Mei 2014

You might also like