Professional Documents
Culture Documents
Di susun oleh:
Sudi Didi Wahyono
3401413067
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan yang
Maha Pengasih dan Penyayang. Kasih-Nya tiada batas dan sayang-Nya melimpah
kepada hamba-Nya. Atas rahmat dan pertolongan Allah, penulis mampu
menyelesaikan penyusunan makalah tentang Pemenuhan Fungsi Lembaga
Sosial Melalui Lembaga Pendidikan .
Makalah tersebut kami susun dengan maksud untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Lembaga Sosial, dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus
pemahaman terhadap fungsi lembaga sosial dalam systwm sosial..
Harapan kami, semoga setelah penyusunan makalah ini selesai kami
semakin memahami tentang Pemenuhan fungsi Lembaga sosial melalui lembaga
pendidikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran,
kritik, serta bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang
akan datang, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Akhirnya
penulis mohon maaf atas segala kekurangan.
30 Mei 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Kegiatan pendidikan
B.Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan lembaga sosial ?
2. Apa yang disebut lembaga pendidikan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang disebut lembaga sosial.
2. Untuk mengetahui apa yang disebut lembaga pendidikan.
30 Mei 2014
BAB II
Pembahasan
Pemenuhan Fungsi Lembaga Sosial melalui Lembaga Pendidikan
1.1 Lembaga Sosial
Pengertian istilah lembaga sosial dalam bahasa Inggris adalah social
institution, namun social institution juga diterjemahkan sebagai pranata sosial.
Hal ini dikarenakan social institution merujuk pada perlakuan mengatur perilaku
para anggota masyarakat.Ada pendapat lain mengemukakan bahwa pranata sosial
merupakan sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitasaktivitas untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan khusus dalam kehidupan
masyarakat. Sedangkan menurut Koentjaraningrat Lembaga sosial merupakan
satuan norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk
keperluan khusus manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Istilah lain yang digunakan adalah bangunan sosial yang diambil dari
bahasa Jerman sozialegebilde dimana menggambarkan dan susunan institusi
tersebut.
Perkembangan Lembaga Sosial bermula dari kebutuhan masyarakat akan
keteraturan kehidupan bersama. Sebagaimana diungkapkan oleh Soerjono
Soekanto lembaga sosial tumbuh karena manusia dalam hidupnya memerlukan
keteraturan. Untuk mendapatkan keteraturan hidup bersama dirumuskan normanorma dalam masyarakat sebagai paduan bertingkah laku.
Mula-mula sejumlah norma tersebut terbentuk secara tidak disengaja.
Namun, lama-kelamaan norma tersebut dibuat secara sadar. Contoh:
Dahulu di dalam jual beli, seorang perantara tidak harus diberi bagian dari
keuntungan. Akan tetapi, lama-kelamaan terjadi kebiasaan bahwa perantara
tersebut harus mendapat bagiannya, di mana sekaligus ditetapkan siapa yang
menanggung itu, yaitu pembeli ataukah penjual.
Sejumlah norma-norma ini kemudian disebut sebagai lembaga
sosial.Namun, tidak semua norma-norma yang ada dalam masyarakat merupakan
30 Mei 2014
lembaga sosial karena untuk menjadi sebuah lembaga sosial sekumpulan norma
mengalami proses yang panjang.
Menurut Robert M.Z. Lawang proses tersebut dinamakan pelembagaan
atau institutionalized, yaitu proses bagaimana suatu perilaku menjadi berpola atau
bagaimana suatu pola perilaku yang mapan itu terjadi. Dengan kata lain,
pelembagaan adalah suatu proses berjalan dan terujinya sebuah kebiasaan dalam
masyarakat menjadi institusi/ lembaga yang akhirnya harus menjadi paduan dalam
kehidupan bersama.
Menurut H.M. Johnson suatu norma terlembaga (institutionalized) apabila
memenuhi tiga syarat sebagai berikut:
1. Sebagian besar anggota masyarakat atau sistem sosial menerima norma
tersebut.
2. Norma tersebut menjiwai seluruh warga dalam sistem sosial tersebut.
3. Norma tersebut mempunyai sanksi yang mengikat setiap anggota
masyarakat.
Dikenal empat tingkatan norma dalam proses pelembagaan, pertama cara
(usage) yang menunjuk pada suatu perbuatan. Kedua, kemudian cara bertingkah
laku berlanjut dilakukan sehingga menjadi suatu kebiasaan (folkways), yaitu
perbuatan yang selalu diulang dalam setiap usaha mencapai tujuan tertentu.
Ketiga, apabila kebiasaan itu kemudian diterima sebagai patokan atau norma
pengatur kelakuan bertindak, maka di dalamnya sudah terdapat unsur pengawasan
dan jika terjadi penyimpangan, pelakunya akan dikenakan sanksi. Keempat, tata
kelakuan yang semakin kuat mencerminkan kekuatan pola kelakuan masyarakat
yang mengikat para anggotanya. Tata kelakuan semacam ini disebut adat istiadat
(custom). Bagi anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat, maka ia akan
mendapat sanksi yang lebih keras. Contoh, di Lampung suatu keaiban atau
pantangan, apabila seorang gadis sengaja mendatangi pria idamannya karena
rindu yang tidak tertahan, akibatnya ia dapat dikucilkan dari hubungan bujanggadis karena dianggap tidak suci.
Keberhasilan proses institusinalisasi dalam masyarakat dilihat jika normanorma kemasyarakatan tidak hanya menjadi terlembaga dalam masyarakat, akan
tetapi menjadi terpatri dalam diri secara sukarela (internalized) dimana
masyarakat dengan sendirinya ingin berkelakuan sejalan dengan pemenuhan
kebutuhan masyarakat.
Lembaga sosial umumnya didirikan berdasarkan nilai dan norma dalam
masyarakat, untuk mewujudkan nilai sosial, masyarakat menciptakan aturanaturan yang isebut norma sosial yang membatasi perilaku manusia dalam
kehidupan bersama. Sekumpulan norma akan membentuk suatu sistem norma.
30 Mei 2014
Inilah awalnya lembaga sosial terbentuk. Sekumpulan nilai dan norma yang telah
mengalami proses penerapan ke dalam institusi atau institutionalization
menghasilkan lembaga sosial.
Meskipun lembaga sosial merupakan suatu konsep yang abstrak, ia
memiliki sejumlah ciri dan karakter yang dapat dikenali.
Menurut J.P Gillin di dalam karyanya yang berjudul "Ciri-ciri Umum Lembaga
Sosial" (General Features of Social Institution) menguraikan sebagai berikut:
1. Lembaga sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang
terwujud melalui aktivitas-aktivitas masyarakat dan hasil-hasilnya. Ia
terdiri atas kebiasaan-kebiasaan, tata kelakukan, dan unsur-unsur
kebudayaan lain yang tergabung dalam suatu unit yang fungsional.
2. Lembaga sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan tertentu. Oleh
karena lembaga sosial merupakan himpunan norma-norma yang berkisar
pada kebutuhan pokok, maka sudah sewajarnya apabila terus dipelihara
dan dibakukan.
3. Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga
pendidikan sudah pasti memiliki beberapa tujuan, demikian juga lembaga
perkawinan, perbankan, agama, dan lain- lain.
4. Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
lembaga sosial. Misalnya, rumah untuk lembaga keluarga serta masjid,
gereja, pura, dan wihara untuk lembaga agama.
5. Lembaga sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang atau
simbol-simbol tertentu. Lambang-lambang tersebut secara simbolis
menggambar tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Misalnya,
cincin kawin untuk lembaga perkawinan, bendera dan lagu kebangsaan
untuk negara, serta seragam sekolah dan badge (lencana) untuk sekolah.
6. Lembaga sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis yang
merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain. Sebagai contoh, izin kawin
dan hukum perkawinan untuk lembaga perkawinan.
Sedangkan seorang ahli sosial yang bernama John Conen ikut pula
mengemukakan karakteristik dari lembaga sosial.Menurutnya terdapat sembilan
ciri khas (karakteristik) lembaga sosial sebagai berikut.
1. Setiap lembaga sosial bertujuan memenuhi kebutuhan khusus masyarakat.
2. Setiap lembaga sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber dari
anggotanya.
30 Mei 2014
1.2.Lembaga Pendidikan
30 Mei 2014
30 Mei 2014
a.
Pendidikan Formal
Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa
rangkaian jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya SD, SMP, SMA, dan PT.
Pendidikan nonformal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna
terjun ke masyarakat.
Mengenyam
diakui
oleh
pendidikan
lembaga
pada
pendidikan
institusi
Negara
pendidikan
adalah
sesuatu
formal yang
yang
wajib
dilakukan di Indonesia Mulai dari anak tukang sapu jalan, anak tukang
dagang martabak mesir, anak tukang jamret, anak pak tani, anak bisnismen,
anak pejabat tinggi Negara, dan sebagainya harus bersekolah, minimal 9
tahun lamanya hingga lulus SMP.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang
secara efektif dan efisien dari pemerintah untuk masyarakat merupakan perangkat
yang berkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam
menjadi warga Negara.
Ada beberapa Krateristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah
yaitu;
1.
3.
harus diselesaikan.
4.
5.
30 Mei 2014
Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang
pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuanketentuan jabatannya. tanggung jawab ini merupakan pelimpahan tanggung jawab
dan kepercayaan orang tua (masyarakat) kepada sekolah dari para guru..
b.
non
formal
merupakan
pendidikan
alternatif
setelah
alternatif,
(updating),
pendidikan
pendidikan
/
pengayaan,
pelatihan
pendidikan
keterampilan
dan
pemutakhiran
pendidikan
penyesuaian/penyetaraan.
Untuk mengoptimalkan kualitas pendidikan non formal terus mengalami
perkembangan sehingga menghasilkan pendidikan berbasis kompetensi yang lebih
menekankan pada kemampuan yang di miliki oleh setiap peserta didik. Dalam
pelaksanaan proses belajar pendidikan berbasis kompetensi menggunakan prinsipprinsip pengembangan yang mencakup pemilihan materi, Strategi, media,
penilaian dan sumber atau bahan pembelajaran sehingga hasil belajar tercapai
sesuai dengan standar kompetensi. Dengan memilih pendidikan berbasis
kompetensi, diharapkan mampu untuk bersaing di era globalisasi saat ini.
1.3 Fungsi dan Peranan Lembaga Pendidikan
Secara umum fungsi dan perananlingkungan pendidikan adalah membantu peserta
didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya.
1. Lembaga Pendidikan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama,
karena dari keluarga anak pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan bahkan
sebagian besar kehidupan anak banyak di habiskan di dalam keluarga. Keluarga
peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup. Sifat dan tabiat anak
30 Mei 2014
sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang
lain.
Dengan demikian pendidikan keluarga memiliki fungsi dan peranan yang sangat
penting terhadap pendidikan anak, antara lain:
2.
30 Mei 2014
3.
30 Mei 2014
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lembaga pendidikan secara tidak langsung dapat menunda
perkawinan,menjaga keutuhan masyarakat sebagai contoh melalui
pendidikan Pancasila dan Pkn,kita dapat menjaga keutuhan bangsa
30 Mei 2014
Daftar Pustaka
http://kangmahfudz.blog.com/2013/11/21/fungsi-dan-peran-lembagapendidikan/
http://ulilabror.blogspot.com/2012/04/artikel-lembaga-pendidikan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_sosial
30 Mei 2014
30 Mei 2014