You are on page 1of 2

1.

sebutkan dan terangkan metode yang digunakan Jepang untuk mengurangi kel
emahan pada mesin dan meningkatkan produksi sehingga negara Jepang sampai saat i
ni mampu untuk bertahan/unggul dalam bidang industri!
Penyelesaian:
Adapun metode yang digunakan oleh negara Jepang adalah:
A. "just-in-time"
Orang Jepang memiliki "just-in-time" tujuan produksi. Mereka menggunakan teknik
untuk secara drastis mengurangi waktu setup mesin sehingga ekonomis untuk menjal
ankan batch sangat kecil. Pada satu titik waktu, kualitas barang-barang ekspor
Jepang telah semakin turun di antara negara-negara berkembang. Jepang berteka
d untuk melakukan sesuatu tentang hal itu pada masa pasca Perang Dunia II memban
gun kembali era industri. Menjadi sadar, semakin terorganisir, dan menerapkan t
eknik-teknik pengawasan mutu Barat (terutama statistik sampling) merupakan tekan
an dari lima belas tahun pertama penekanan pengawasan mutu di Jepang. Praktek pe
ngawasan mutu Jepang secara luas dihormati. quality Control Jepang menekankan:
â ¢ Tujuan dari peningkatan kualitas terus-menerus.
â ¢ Tanggung jawab kualitas dengan fungsi garis.
â ¢ Kontrol kualitas dari setiap proses, tidak bergantung pada pemeriksaan
hanya banyak proses yang dipilih.
â ¢ Ukuran kualitas yang terlihat, visual, sederhana, dan dapat dimengerti,
bahkan untuk orang awam.
â ¢ Otomatis pengukuran kualitas perangkat.
Just In Time adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang
dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya mempro
duksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dib
utuhkan oleh konsumen (Monden, 2000).
Konsep dasar JIT adalah sistem produksi Toyota, yaitu suatu metode untuk menyesu
aikan diri terhadap perubahan akibat adanya gangguan dan perubahan permintaan, d
engan cara membuat semua proses dapat menghasilkan produk yang diperlukan, pada
waktu yang diperlukan dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.
Terdapat empat konsep pokok yang harus dipenuhi dalam melaksanakan Just In Time
(JIT):
1. Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pad
a saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.
2. Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak
memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.
3. Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai
dengan fluktuasi permintaan.
4. Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan
Guna mencapai empat konsep ini maka diterapkan sistem dan metode sebagai berikut
:
1. Sistem kanban untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT).
2. Metode pelancaran produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan perm
intaan.
3. Penyingkatan waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.
4. Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yan
g fleksibel.
5. Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil dan sistem saran untuk meningka
tkan moril tenaga kerja.
Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh bag
ian perusahaan.
Elemen-elemen dalam JIT meliputi:
1. Pengurangan waktu set up
2. Aliran produksi lancar (layout)
3. Produksi tanpa kerusakan mesin
a. Preventive Maintenance
Agar dapat hidup dan bertahan dalam suasana persaingan yang sangat sengit, kegia
tan preventive maintenance harus dilakukan demi keunggulan perusahaan. Untuk men
jadi perusahaan yang siap bersaing, kerusakan mesin dan segala gangguan harus di
lenyapkan. Mesin harus dipertahankan untuk mencapai 100 persen pemanfaatan permi
ntaan yaitu dapat segera memenuhi kebutuhan proses produksi.
1) Pendekatan untuk mencegah kerusakan dan gangguan mesin
2) Faktor penyebab gangguan mesin.
3) Gangguan mesin dan penanggulangannya
b. Total Productive Maintenance
Total Productive Maintenance (TPM) adalah konsep pemeliharaan yang melibatkan se
mua karyawan. Tujuanya adalah mencapai efektifitas pada keseluruhan sistem produ
ksi melalui partisipasi dan kegiatan pemeliharaan yang produktif. Dalam TPM meli
batkan para operator untuk: menjaga kondisi operasi yang wajar dari mesin, menge
nali kondisi tak wajar sedini mungkin, dan mengembangkan usaha untuk mendapatkan
kembali, menjaga, atau bahkan meningkatkan kemampuan kerja mesin. Hal ini perlu
jaminan kerja yang erat antara para operator, teknisi pemeliharaan, dan jajaran
karyawan pendukung lainnya. Pengembangan kemampuan dan latihan dalam rangka men
ingkatkan kemampuan mereka juga menjadi penting dalam hal ini, karena tingkat ke
terlibatan mereka dapat makin efektif bila mereka mempunyai bekal kemampuan yang
memadai. Operator produksi harus dilatih untuk membantu mencapai kondisi tanpa
gangguan mesin, antara lain dengan:
a. Belajar bagaimana melakukan pemeliharaan rutin mesin, misalnya: pelumasan, pe
ngencangan baut, dan sebagainya. Guna mencegah penurunan daya kerja mesin.
b. Melaksanakan petunjuk penggunaan mesin secara wajar.
c. Mengembangkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap tanda-tanda awal penurunan
kemampuan mesin, dengan melakukan perawatan yang mudah, pembersihan, penyetelan,
dan lain-lain.
Sementara karyawan bagian pemeliharaan, bisa melakukan antara lain:
A. Membantu operator produksi mempelajari kegiatan perawatan yang dapat dilakuka
n sendiri.
B. Memperbaiki penurunan kemampuan peralatan melalui inspeksi berkala, bongkar
pasang, dan penyesuaian atau penyetelan kembali.
C. Menentukan kelemahan dalam rancang bangun mesin, merencanakan dan melakukan t
indakan perbaikan, menentukan kondisi wajar operasi mesin.
D. Membantu operator menaikan kemampuan perawatan, dan lain-lain.
4. Produksi tanpa cacat
5. Peranan operator
6. Hubungan yang harmonis dengan pemasok
7. Penjadwalan produksi stabil dan terkendali
8. Sistem Kanban
B. Sistem KANBAN
Dalam sistem produksi JIT, sistem Kanban didukung oleh hal-hal berikut (Monden,
2000): a. Pelancaran produksi, b. Pembakuan pekerja, c. Pengurangan waktu penyia
pan, d. Aktivitas perbaikan, e. Rancangan tata ruang mesin,f. Autonomasi
Kanban dalam sistem produksi Just In Time (JIT) mempunyai fungsi-fungsi sebagai
berikut :
a. Memberikan informasi pengambilan dan pengangkatan
b. Memberikan informasi produksi
c. Berlaku sebagai perintah kerja yang ditempelkan langsung pada barang
d. Mencegah produk cacat dengan mengenali proses yang membuat cacat.
e. Mengungkap masalah yang ada dan mempertahankan pengendalian persediaan.

You might also like