Professional Documents
Culture Documents
PRAKTIKUM SEKOLAH 1
KONDUKSI
Disusun Oleh
Konduksi adalah perpindahan panas antara dua sustansi dari sustansi yang
bersuhu tinggi, panas berpindah ke sustansi yang bersuhu rendah dengan adanya
kontak kedua sustansi secara langsung. ketika tangan kamu memegang gelas
panas, maka telapak tangan kamu akan menerima panas dari gelas tersebut.
http://3gplus.wordpress.com/2008/05/20/radiasikonveksi-dan-konduksi/
Energi termis ditransfer dari satu tempat ke tempat lain lewat tiga proses
yaitu: konduksi, konveksi, dan radiasi. Pada konduksi, energi termis ditransfer
lewat interaksi antara atom-atom atau molekul, walaupun atom-atom molekulnya
sendiri tidak berpindah. Pada konveksi, panas dipindahkan langsung lewat
perpindahan massa. Contohnya yaitu bila udara dekat lantai dipanaskan, udara
memuai dan naik karena kerapatannya yang lebih rendah. Jadi energi termis di
udara panas ini dipindahkan dari lantai lantai kelangit-langit bersama dengan
massa udara panas. Pada radiasi, energi dipancarkan dan diserap oleh benda-
benda dalam bentuk radiasi elektromagnetik. Radiasi ini bergerak lewt ruang
dengan kelajuan cahaya. Radiasi termis, gelombang cahaya, gelombang radio,
gelombang televisi, dan sinar-X semuanya adalah bentuk radiasi elektromagnetik
yang saling berbeda hanya dalam panjang gelombang dan frekuensinya. Semua
benda memancarkan dan menyerap radiasi elektromagnetik. Bila benda ada dalam
kesetimbangan termis dengan sekitarnya, benda memancarkan dan menyerap
energi pada laju yang sama.
Namun, jika benda dipanaskan sampai temperatur yang lebih tinggi
daripada sekitarnya, maka benda meradiasi keluar lebih banyak energi daripada
yang diserapnya, dengan demikian benda menjadi lebih dingin sementara
sekitarnya menjadi lebih panas.
(Tipler, Paul. A. 1998: 606)
Ada suatu perbedaan antara kalor (heat) dan energi dalam dari suatu
bahan. Kalor hanya digunakan bila menjelaskan perpindahan energi dari satu
tempat ke yang lain. Kalor adalah energi yang dipindahkan akibat adanya
perbedaan temperatur.. Sedangkan energi dalam (termis) adalah energi karena
temperaturnya
Kalor merupakan bentuk energi yang berasal dari perubahan energi bentuk
lain, seperti :
1) Energi listrik berubah menjadi energi kalor, contonya pada setrika listrik
2) Energi gerak berubah menjadi energi kalor, contohnya saat orang
menggergaji logam.
Bila dua benda atau lebih terjadi kontak termal maka akan terjadi aliran
kalor dari benda yang bertemperatur lebih tinggi ke benda yang bertemperatur
lebih rendah, hingga tercapainya kesetimbangan termal. Proses perpindahan panas
ini berlangsung dalam 3 mekanisme, yaitu : konduksi, konveksi dan radiasi.
(Munandar, Aris dkk. 2003 ; Hal 16)
Ketika salah satu bagian logam bersentuhan dengan nyala lilin atau nyala
api, secara otomatis kalor mengalir dari nyala lilin (suhu tinggi) menuju bagian
logam tersebut (suhu rendah). Walaupun hanya salah satu bagian logam yang
bersentuhan dengan nyala api, semua bagian logam tersebut akan kepanasan juga.
Tanganmu bisa terasa panas, karena kalor mengalir dari logam (suhu tinggi)
menuju tanganmu (suhu rendah). Kalor tuh energi yang berpindah. Kita bisa
mengatakan bahwa ketika salah satu bagian benda yang bersuhu tinggi
bersentuhan dengan benda yang bersuhu rendah, energi berpindah dari benda yang
bersuhu tinggi menuju bagian benda yang bersuhu rendah.
Q/t = Laju aliran kalor (satuannya kilokalori per sekon (kkal/s) atau Joule/sekon
(J/s). 1 J/s = 1 watt )
T1 = Suhu alias Temperatur tinggi (Satuannya Kelvin (K) atau derajat celcius
(oC) )
T2 = Suhu alias Temperatur rendah (Satuannya Kelvin (K) atau derajat celcius
(oC) )
T1 - T2 / l = Gradien suhu (satuannya Kelvin per meter (K/m) atau derajat celcius
per meter (oC/m) )
Kita oprek persamaan laju aliran kalor di atas untuk memperoleh persamaan
konduktivitas termal…
Satuan konduktivitas
termal
http://www.gurumuda.com/konduksi/
V. LANGKAH PERCOBAAN
V.1. Langkah-Langkah percobaan
1. Dipasang pipa alumunium dan pipa tembaga pada masing-masing klem
universal dengan jarak ± 25 cm dari ujung batang dan kedua ujung
logam didekatkan. Posisi kedua ujung logam berada 3 cm di atas
pembakar spritus (dilihat pada gambar).
2. Lilin diteteskan pada jarak 5 cm dari ujung masing-masing pipa.
3. Pembakar spritus dinyalakan. Dinyalakan sampai stabil (± 20 detik)
diletakkan tepat di bawah ujung kedua batang pipa.
4. Dicatat waktu yang diperlukan sampai masing-masing tetesan lilin
meleleh dan hasilnya diisikan pada tabel.
5. Setelah semua tetesan lilin meleleh, api pembakar spritus dimatikan.
6. Dilap kedua ujung pipa dengan kain basah sampai suhu kedua batang
kembali seperti semula. Dari kedua jenis logam di atas, logam mana
yang mempunyai daya hantar lebih besar?
7. Diulangi langkah percobaan di atas dengan menggunakan batang pipa
tembaga dan pipa baja.
8. Dari percobaan kedua, dibandingkan logam mana yang mempunyai daya
hantar kalor lebih besar?
Bastang satatif
Dasar statif
Klem universal
Pipa tembaga
lilin
Pipa aluminium
Dasar statif
Batang statif
Klem universal
Pipa tembaga
Pipa baja
lilin
VI.2. Pembahasan
Pada percobaan ini ( konduksi) bahan yang digunakan adalah logam yang
berbeda yang dijadikan disebut juga sebagai konduktor, yaitu piapa tembaga, pipa
baja, dan pipa aluminium. Dalam logam diketahui dalam landasan teori bahwa
kalor dipindahkan melalui elektron-elektron bebasnya. Elektron bebas adalah
elektron yang dengan mudah dapat berpindah dari satu atom ke atom vang lain. Di
tempat yang dipanaskan, energi elektron bertambah besar dan dapat diberikan
dengan tumbukan elektron disekitarnya dengan panas lebih cepat.
Konduksi panas hanya dapat terjadi dalam suatu benda apabila ada bagian-
bagian benda itu berada pada suhu yang tidak sama, dan arah alirannya dari titik
yang suhunya lebih tinggi ke titik yang suhunya lebih rendah.
Pada percobaan konduksi ini bertujuan untuk membandingkan daya hantar
kalor berbagai zat, dimana alat yang digunakan yaitu (tercantum dalam tabel alat
dan bahan). Setelah semua rangkaian alat dirangkai sesuai dengan langkah kerja.
Seperti pada kambar pada buku penuntun yang digunakan. Sebelum mengamati
perpidahan panasa pada logam lilin terlebih dahulu diteteskan pada ujung pipa
yang dekat dengan lilin dengan tiga titik tetesan masing-masing dengan jarak
3cm, 6 cm, dan 9 cm. kemudian liln yang dibakar sebagai sumber pasan
diletakkan antara kedua ujung pipa yang membentuk sudut kira-kira 450.
Percobaan pertama dilakukan yaiut membandingkan daya hantar
kalor untuk pipa tembaga dan p[ipa aluminium.dengan menggunakan
stopwat sehingga didapatkan datanya sebagai berikut :
Nama Waktu lilin meleleh
No Jarak 3 cm Jarak 6 cm Jarak 9 cm
Bahan
.
Kebenaran hasil percobaan pada baja dan tenmbaga ini bisa dikatakan
praktikan berhasil melakukan percobaan dengan baik, tetapi hasil hitungan waktu
yang diperoleh dari hasil percobaan kedua ini yaitu baja dan tembaga belum tentu
benar dengan waktu hitungan yang sebenarnya benar yang dilakukan para ahli,
karena baja yang digunakan untuk percobaan ini adalah baja yang sudah berkarat.
Walaupun demikian dapat disipulkan juga bahwa daya hantar kalor pada tembaga
lebih cepat dibandingkan dengan daya hantar kalor pada baja
Dari dua percobaan tembaga dengan aluminium dan tembaga dengan baja
dengan menggunakan tembaga yang sama dapat kita bandingkankan waktu
meleleh lilin pada aluminum dan baja seperti pada tabel berikut :
Sehingga dapat disipulkan juga bahwa daya hantar kalor pada aluminium
lebih cepat dibandingkan dengan daya hantar kalor pada baja. Dengan melakukan
kedua-dua percobaan ini. Sehingga dapat diurutkan daya hantar kalor dari paling
yang cepat adalah:
1. jenis tembaga
2. jenis aluminium
3. jenis baja
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
VII.1. Kesimpul
VII.2. Saran
http://3gplus.wordpress.com/2008/05/20/radiasikonveksi-dan-konduksi/
http://soal.yavenu.info/?p=14
http://www.gurumuda.com/konduksi/
Tipler, Paul A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta : Erlangga